Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENDIDIKAN IPS
MODUL 3

KELOMPOK 2
1. Eka P.
2. Neli
3. Novri
4. Rena
5. Sri
6. Mukti
7. Eka Atika
8. Dwi Apriani
9. Sheli
10. Tika
11. Asih
12. Indra
13. Astri
14. Desvi
15. Jenny
16. Salvalia
17. Yoni

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum IPS di SD kini masih mengedepankan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, khususnya di kelas tinggi, yaitu kelas 5 dan 6.
Guru diharapkan dapat memahami dan mampu mengembangkan lebih jauh
terkait dengan peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, kemampuan
analisis dan keterampilan intelektual, personal dan sosial. Kemampuan tersebut
tentu sangat penting dimiliki oleh guru, agar dapat menyajikan pembelajaran IPS
dengan lebih baik dan guru tampil lebih siap dengan wawasan yang lebih luas.
Hal ini menjadikan suasana belajar kondusif dan interaksi dalam pembelajaran
lebih hidup.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana identifikasiperistiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu-ilmu sosial
dalam Kurikulum IPS SD 2006 di kelas kelas tinggi (kelas 5 dan 6)?
1.2.2 Bagaimana identifikasi nilai dan sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 di
kelas tinggi ( kelas 5 dan 6)?
1.2.3 Bagaimana identifikasi keterampilan (intelektual/analisis, personal, dan
sosial) dalam kurikulum IPS 2006 di kelas tinggi (kelas 5 dan 6)?
1.2.4 Materi apa yang dapat menunjukkan keterikatan antara peristiwa,
fakta,konsep, generalisasi, nilai, sikap, kemampuan analisis/keterampilan
(intelektual, personal, dan sosial) dalam konteks pendidikan IPS SD dalam
KTSP 2006 di kelas tinggi (kelas 5 dan 6)?

1.3 Tujuan
Dengan mempelajari modul 3 diharapkan guru dapat:
1.3.1 Mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam
Kurikulum IPS SD 2006 di kelas kelas tinggi (kelas 5 dan 6).
1.3.2 Mengidentifikasi nilai dan sikap dalam KurikulumIPS SD 2006 di kelas
tinggi ( kelas 5 dan 6).
1.3.3 Mengidentifikasi keterampilan (intelektual/analisis, personal, dan sosial)
dalam kurikulum IPS 2006 di kelas tinggi(kelas 5 dan 6).
1.3.4 Memberi contoh keterikatan antara peristiwa, fakta,konsep, generalisasi, nilai,
sikap dan kemampuan analisis/keterampilan (intelektual, personal, dan sosial)

2
dalam konteks pendidikan IPS SD dalam KTSP 2006 di kelas tinggi (5 dan
6).

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum


IPS SD (KTSP) 2006 Di Kelas Kelas Tinggi (Kelas 5 dan 6)
Telah kita pahami betapa pentingnya peristiwa dan fakta dalam konteks
pembelajaran IPS walaupun peristiwa dan fakta bukan tujuan akhir
pembelajaran IPS. Di dalam pembelajaran IPS, tidak mungkin guru
mengabaikan peristiwa dan fakta. Peristiwa dan fakta itu sangat esensial dalam
proses berpikir. Peristiwa dan fakta itulah yang memberikan raw material
kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Di dalam kegiatan
pembelajaran peristiwa dan fakta harus dipetakan dalam hubungan fungsional
dengan konsep, generalisasi dengan cara yang sistematik. Dengan pandangan
seperti itu maka peserta didik akan mampu melihat hubungan Siantar fenomena
intelektual dan penggunaanya ke dalam upaya meraih pengetahuan yang
bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa dan fakta itu merupakan
fondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Permasalahan tentang pendekatan, strategi dan metode pembelajaran
sangat berkaitan dengan bagaimana proses pembelajaran diselenggarakan.
Menurut Kosasih 2005, Hal ini berkenaan dengan tugas guru yang utama yaitu
membelajarkan peserta didik ke arah yang diharapkan secara manusiawi, efektif,
efisien dan optimal. Pendekatan pembelajarannya yaitu PAIKEM (Pembelajaran
Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
Pentingnya peristiwa dan fakta dalam konteks pembelajaran IPS
 Peristiwa dan fakta sangat esensial dalam proses berfikir.
 Peristiwa dan fakta merupakan fondasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
 Peristiwa dan fakta digunakan guru dan peserta didik sebagai dasar
pembentukan konsep dan generalisasi.
 Serangkaian Peristiwa dan fakta akam Menyusun suatu konsep.
 Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukan
konsep dan generalisasi.
Di dalam kegiatan pembelajaran sesungguhnya, peserta didik harus dilibatkan
dalam proses pengembangan sebuah peristiwa menjadi fakta, menjadi konsep,
kemudian bermuara pada generalisasi, berdasarkan pendekatan PAIKEM.
Konsep dapat diartikan sebagai abstraksasi dari hal-hal yang konkrit yang
mengandung pengertian.
Tahap-tahap konsep :
 Klasifikasi : Mengelompokkan , operasi formal/konkret,

4
 Asimilasi : Menangkap makna
 Akomodasi : Persepsi yang dikembangkan menjadi produk baru.

A. GENERALISASI
Dalam hubungan antar peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dapat
disimpulkan, bahwa, konsep menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi
menghubungkan beberapa konsep. Dengan hubungan itu terbentuklah pola
hubungan yang mempunyai makna, yang menggambarkan hasil pemikiran
yang tinggi.
Kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang generalisasi jika
diperbandingkan dengan konsep, yaitu berikut ini:
1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan
dalam kalimat sempurna.
2. Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak.
3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif
dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya).
4. Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada
orang tertentu.
Tugas guru adalah mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi,
bersamaan dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal
konsep-konsep esensial dan konsep-konsep lainnya dan juga untuk
mengembangkan kemampuan untuk merumuskan generalisasi sesuai dengan
kemampuan berpikir peserta didik.

2.2 Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal


dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

2.2.1 Nilai dan Sikap


Mubarok (2007) menjelaskan, bahwa satu hal yang sangat penting yang
harus dipertimbangkan dalam pendidikan IPS adalah segala tingkatan dan
jenjang pendidikan adalah pendidikan nilai atau pendidikan moral.

Menurut pendapat Jhonson (dalam Gross 1978:215) belajar nilai dapat


dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Cara yang efektif adalah dengan
melalui “action learning model”, dengan menekankan pembelajaran skill agar
dapat berpartisipasi di dalam masyarakat. Proses belajar model ini berjalan

5
sirkuter, tidak linier, artinya seseorang dapat saja menempati tahapan tertentu,
tetapi di dalam lingkaran penahapan yang berulang.

Strategi Perencanaan

Langkah-langkah pelaksanaan

Memutuskan untuk berbuat Strategiimplementasi dan


atau tidak melakukan tindakan sesuai
dengan nilai yang dianutnya

Memahami problema atau isi


berkenaan dengan nilai.
Menempatkan diri dalam Merefleksikan perbuatan yang
menentukan nilai. telah dilakukan dan
Memaham problema atau isi mempertimbangkan tindak
berkenaan dengan nilai . selanjutnya
Menempatkan diri dalam
menentukan nilai

Menyadari adanya problema


atau isu tentang nilai

Penjelasan dari Kohlberg (1972:125-127) tentang tumbuhnya kesadaran nilai


1. Tingkat Prekonvensional (antara 4 – 10 tahun). Tingkatan ini terdiri atas
dua tahap
a. Tahap 1 : tahap kepatuhan bukan atas dasar hormat kepada
peraturan norma yang mendasarinya, melainkan
karena takut hukuman.
b. Tahap 2 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa
tindakan yang benar adalah tindakan yang memenuhi
kebutuhan sendiri, yaitu “jika Anda baik kepadaku
maka aku juga baik kepadamu”
2. Tingkat Konvensional (menginjak usia remaja). Tingkat ini terdiri dari
dua tahap
a. Tahap 3 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa
tingkah laku yang baik adalah yang menyenangkan
atau membantu orang-orang lain dan mendapat
persetujuan dari mereka. Agar menjadi anak yang
manis”
b. Tahap 4 : tahap orientasi hukum dan ketertiban. Bertindak

6
moral berdasarkan rasa hormat kepada pemegang
otoritas (pemerintah, atasan, penguasa) serta
peraturan-peraturan yang sudah pasti, dan berusaha
memelihara ketertiban masyarakat.
3. Tingkat pasca-konvensional, otonomi, berprinsip (menjelang dewasa).
Tingkat ini terdiri dari dua tahap
a. Tahap 5 : tahap orientasi kontak social yang berdasarkan
hukum. Telah tumbuh pandangan rasional, legalistic,
serta menghargai kemaslahatan untuk kepentingan
umum.
b. Tahap 6 : tahap orientasi etika universal. Berbuat baik karena
mengikuti suara hati nurani sesuai dengan prinsip-
prinsip etika yang dilihatnya. Berdasarkan
pertimbangan logis, universal dan konsisten.

Tatanan sistem nilai yang harus menjadi acuan pendidikan IPS, yakni
Pancasila. Sementara dalam proses pendidikan kita kembangkan kemampuan
peserta didik agar dapat mengembangkan dan menemukan sendiri ukuran-
ukuran nilai yang dihayati dengan sungguh-sungguh.
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56) nilai terbagi atas 3 bagaian:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Mengevaluasi nilai juga bisa menggunakan teknik menilai diri, misalnya


dengan perisai kepribadian. Cara ini sangat bersifat pribadi. Oleh karena itu,
apabila akan digunakan dikelas dan dijadikan bahan dialog tentang nilai antara
guru dan peserta didik sebaiknya tanpa nama. Peserta didik mengisi beberapa
pertanyaan tentang nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai yang menjadi
pilihan peserta didik, kekurangan diri sendiri, kebaikan yang dimilikinya,
kebiasaan dan lain-lain.
Sikap dapat dibentuk dengan dua cara utama sebagai berikut:
a. Melalui proses belajar (mendapatkan informasi yang benar).
b. Melalui keteladanan dari orang-orang yang dijadikan contoh.

7
Sedangkan untuk mengevaluasi sikap, biasanya digunakan skala Sikap.
Skala sikap ada beberapa macam, seperti Skala Likert, Skala Thurstone, dan
Skala Guttman. Selain itu ada juga Semantic Different dari Osgood.

Manusia mengadakan penilaian terhadap sesuatu menggunakan budi


nuraninya dibantu oleh indranya, akalnya, perasaannya, kehendaknya, dan
keyakinanya.

Sikap dapat dibentuk dengan du acara utama sebagai beriku.


a. Melalui proses belajar (mendapatkan informasi yang benar)
b. Melalui keteladanan dari orang-orang yang dijadikan contoh.

Mari kita ungkapkan nilai dan sikap yang terdapat pada metri pelajaran IPS
berdasarkan kurikulum 2006. Berikut ini kita ambil beberapa contohnya.

Kelas 5
Topik 1. Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah
waktu indonesia
Nilai yang dapat kita petik dari bahan pengajaran ini, antara lain berikut ini:
1. Nilai Material
Peserta didik merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang
sedang dan terus diutamakan. Antara lain karena dukungan sumber daya
alam tanah dan air kita yang melimpah.

2. Nilai Vital
Peserta didik diharapkan memiliki sifat –sifat, seperti berikut:
a. cermat
b. tekun
c. aktif

3. Nilai Kerohanian
Peserta didk memiliki rasa, berikut :
a. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi disampaikan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d. Rasa bertanggung jawab atas kelestarian alam ini.

8
Topik 2. Perjuangan Para Tooh Pejuang Pada Masa Penjajahan Belanda Dan
Jepang
Dengan mengambil contoh kepada topik sebelumnya, kita tidak dapat
mengungkapkan nilai yang terkandung dalam bahan pengajaran topic 2 ini,
antara lain berikut ini:
1. Nilai material
Peserta didik merasa telah dapat menikmati kemerdekaan yang pada
hakikatnya merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan ridho-Nya
terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa kita.
2. Nilai vital
Peserta didik diharapkan memiliki sifat-sifat seperti :
a. cermat dalam meneliti ulasan sejarah tentang perkembangan
perjuangan kemerdekaan.
b. Objektif dalam menilai informasi
c. Kreatif
3. Nilai kerohanian
Peserta didik memiliki rasa/menjunjung tinggi
a. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat nikmat
kemerdekaan sebagai rahmat-Nya.
b. Rasional dalam mengemukakan argumentasi.
c. Memiliki rasa simpati terhadap pengorbanan para pejuang
kemerdekaan kita.
d. Rasa bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan negara
sesuai kemampuan berpikirnya.

Kelas 6
Topik 1. Perkembangan Sistem Administrasi Wilayah Indonesia/Pemerintahan
Nilai yang dapat kita-kita ungkapkan dalam proses belajar mengajar antara lain
berikut ini:
1. Nilai Material
Peserta didik merasakan manfaat persatuan dan kesatuan bangsa bagi
kehidupan masyarakat.
2. Nilai Vital
a. kedisiplinan
b. semangat persatuan bangsa
c. taat dan patuh kepada peraturan.

9
3. Nilai Kerohanian
Sikap yang dapat dikembangkan :
a. Sikap bersyukur kepada Tuhan.
b. Menghormati kekuasaan dan wewenang pemerintah yang berlaku
atas dirinya, keluarga dan masyarakat.
c. Sikap menaati peraturan dan hukum.

Topik 2. Penampakan Alam Dan Keadaan Sosial Negara-Negara Tetangga


Nilai-nilai yang dapat kita kemukakan, antara lain berikut ini:
1. Nilai Material
Peserta didik dapat menyaksikan betapa luas wilayah kerja sama ini dan
dapat mengetahui manfaat dari kerja sama ini bagi negeri. Khususnya
bidang industri dan perdagangan.
2. Nilai Vial
a. kerjasama antar bangsa merupakan dorongan bagi peningkatan
hubungan tetapi juga menumbuhkan saling pengertian. Hal ini
dampak bagi aktivitas dibidang ekonomi.
b. Kemampuan yang dimiliki bangsa merupakan dorongan kuat untuk
lebih meningkatkan kualitas kerja sama.
3. Nilai Kerohanian
a. Nilai keagamaan dalam bentuk do’a.
b. Memahami dan mengerti kenapa kerja sama ini dibentuk serta apaa
tujuan khususnya bagi bangsa indonesia.
c. Tanggap terhadap berbagai perkembangan ASEAN masa kini, yang
bisa diwujudkan dengan perbuatan nyata. Ini merupakan wujud
keperdulian siswa terhadap materi pelajaran ini.

Sikap yang dapat kita kembangkan, misalnya berikut ini:


a.       Sikap keagamaan sesuai dengan nilai diatas
b.      Tanggap terhadap berbagai perkembangan yang terjadi
disekitarnya
c.       Rasional dalam menerima informasi dari berbagai pihak
d.      Sikap “ingin mengetahui” persoalan – persoalan yang terjadi
disekitarnya, hal ini penting untuk membiasakans emangat
belajar mandiri.
Itulah sekedar contoh bagaimana kaitannya nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD
2006.
2.2.2 Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal dan Sosial

10
Aspek keterampilan kemampuan analisis dalam pengajaran IPS itu hanya
dapat dicapai jika guru mengintegrasikan aktivitas peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar. Artinya guru harus memprogram kegiatan belajarnya dengan
pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM).
Pengalaman berharga yang diperoleh peserta didik itu akan memberikan
manfaat, misalnya sebagai berikut.
a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian materi
pelajaran juga mampu mengembangkan sikap dan keterampilannya.
b. Mendorong siswa berpikir kritis dan realistis.
c. Pengalaman menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang sebenarnya.
d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman yang lebih
mendalam lagi.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar.
a. Pengalaman ini sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan.

Keterampilan terdiri atas 3 bagian berikut ini.


a. Keterampilan intelektual/kemampuan analisis, keterampilan berpikir.
Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis adalah 2 hal yang tidak
dapat dipisahkan. Kemampuan analisis adalah merupakan bagian dari
keterampilan intelektual. Keterampilan intelektuan adalah keterampilan
dalam menganalisis, yaitu kemahiran seseorang dalam mencari dan
mengelolah informasi. Keterampilan intelektual/kemampuan analisis yaitu
berupa:
- Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi konseptualisasi
generalisasi dan membuat keputusan.
- Membuat Kesimpulan: memahami dan menerangkan berdasrkan
pengamatan. Mereka harus menyadari bahwa ada di antara kesimpulan
yang dibuatnya benar ada yang harus dibuktikan kebenarannya.
- Menganalisis Informasi: kemampuan untuk mengamati secara hati-hati
dan merumuskan kesimpulan. Siswa mencoba memecah-mecah dan
menghubungkan secara logika. Gunakan bacaan, media visual. Mereka
harus dapat membedakan mana fakta dan mana kesimpulan. Tanyakan
kepadanya kesimpulan isi bacaan mengenai sesuatu hal.

11
- Konseptualisasi: membuat konsep melalui proses pembentukan
konsep, seperti telah dibahas dimuka, antara lain klsaifikasi, asimilasi
dan asosiasi.
- Membuat generalisasi: ketika membuta generalissai, mereka
merumuskan pernyataan yang menunjukkan bagaimana konsep itu
berkaitan. Jadi mereka harus mampu membuta konsep dulu, juga harus
bias mendeskripsikan, menyimpulkan, menganalisis, membedakan, dan
membandingkan serta mempertentangkan sebelum mereka membuat
generalisasi. Keterampilan ini sangat perlu dimiliki dalam IPS, tentu
saja keterampilan ini diajarkan secara bertahap.
Contoh keteramplan intelektual yaitu:
- Keterampilan dalam mengunakan media, misalnya komputer.
- Keterampilan dalam memperoleh informasi atau ilmu pengetahuan dari
sumbernya misalnya buku.
- Keterampilan dalam mengambil keputusan secara professional
- Keterampilan dalam memecahkan sebuah masalah
- Keterampilan dalam mengkritik suatu informasi, dapat membedakan
fakta dan opini dengan baik.

b. Keterampilan Personal
Keterampilan personal adalah keterampilan dalam kepribadian atau individu.
Berkenaan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh tiap siswa khususnya
dalam mempelajari IPS dalam prosesnya, antara lain berikut ini:
- Membaca peta untuk mengenal pembagian permukaan bumi
- Membuat denah rumahnya
- Peta di RT dan RW dan seterusnnya
- Mengenal waktu dan kronologi

Contohnya Keterampilan Personal yaitu:


- Keterampilan dalam berkomunikasi secara efektif
- Mempunyai percaya diri yang tinggi
- Keterampilan motorik atau fisik
- Memiliki kreativitas yang tinggi
- Keterampilan dalam memotivasi diri dan lingkungan.

c. Keterampiln Sosial.

12
Keterampilan sosial adalah keterampilan yang mencakup kehidupan atau
lingkungan dan kerja sama. Contoh keterampilan sosial yaitu:
- Keterampilan dalam berdiskusi
- Keterampilan dalam menjawab pertanyaan orang lain
- Keteramipilan dalam bertanya
- Keterampilan dalam menjelaskan sesuatu kepada orang lain
- Keterampilan dalam membuat laporan

2.2.3. Kebutuhan akan Pengembangan Keterampilan Berkelompok


Masyarakat manusia pada dasarnya adalah masyarakat demokratis yang
harus berperan dengan baik dalam masyarakat. Warga negara yang efektif
adalah warga negara yang dapat menggunakan pengaruhnya dalam masalah
umum. Dan IPS memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan ini. Guru
sebagai pembimbing harus meyakinkan bahwa setiap orang
dalamkelompoknya memiliki kesempatan untuk berperan serta dan berlatih
kepemimpinan.

2.2.4 Peningkatan Keterampilan Kelompok (sosial)


Peserta didik membutuhkan pengembangan leterampilan kelompok untuk
menjadi warga negara yang efektif di masyarakat, belajar bagaimana menjadi
pemimpin yang sukses, pengikut yang efektif, bagaimana melakukan
kontribusi secara produktif dalamkelompok, mampumenjadi pendengar yang
baik, menyatakan fikirannya sehingga difahami masyarakat.
Untuk mengembangkan keterampilan intelektual, personal dan sosial ini,
peserta didik perlu diberi tugas disesuaikan dengan topik yang terdapat dalam
kurikulum. Keterampilan adalah proses, sehingga dalam pelaksanaannya
sebaiknya guru mengamati prosesnya.

13
Berikut hasil observasi yang bisa diamati untuk memperoleh kesan bagi
pengembangan keterampilan.

Keterampilan Intelektual
Kelas : ……………….
Nama keterampilan yang Tanggal : ……………….
diobservasi jarang Kadang-kadang sering
Keterampilan memperoleh
informasi
Keterampilan berfikir,
membentuk konsep,
generalisasi, mengkritik
informasi, berfikir kritis
Mengambil keputusan
Memecahkan masalah
Menggunakan media dalam
menafsirkan fakta menytusun
laporan
komentar

Keterampilan Personal
Kelas : ……………….
Nama keterampilan yang Tanggal : ……………….
diobservasi jarang Kadang-kadang sering
Keterampilan praktis membuat
peta, model dan seterusnya
Keterampilan studi dan
kebiasaan kerja, belajar bekerja
mandiri
Keterampilan bekerja dalam
kelompok merencanakan
memimpin diskusi
Keterampilan belajar
(Conditioning Learning Skill)
Keterampilan lain, fisik,
mengendalikan emosi
komentar

Guru membuat semacam tabel sebagai feedback bagi peserta didik

14
Keterampilan Sosial
Siswa : Nama Kelas : ……………….
Keterampilan sosial yang diamati Tanggal : ……………….
jarang Kadang- sering
dalam KBM
kadang
Berkontrobusi memberikan
gagasan kepada
kelompok/membuat laporan.
Menjadi pendengar yang baik
Bersedia melakukan kompromi
dan memecahkan konflik
Mampu menjelaskan
pendapatnyadengan
jelas/menjawab pertanyaan
Mampu mengadakan
wawancara
Melakukan peran dengan baik
Mampu bertanya dengan baik
Komentar lainnya:

2.3 Contoh Keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai,


Sikap, dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial,
dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi

Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang
tidak mungkin dipisahkan. Keempatannya terpadu didalam struktur IPS. Melalui
proses pembelajaran IPS yang demikian itu, juga dikembangkan kemampuan
siswa ke dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (keterampilan).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa kita hanya dapat
memahami keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan
keterampilan (intelektual, personal dan social) secara nyata hanya dengan melalui
proses pengamatan terhadaap kegiatan pembelajaran yang di kelola guru dengan
tepat. Dalam proses KBM secara jelas kemampuan guru sebagai pengembangan
kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara faktual.
Proses KBM yang dapat menunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa,
fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Contoh
Topik 1 : Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan

15
Belanda dan jepang (Materi pelajaran, yaitu zaman
Pergerakan Nasional).
KD : Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : Siswa mengenal arti Pergerakan Nasional dan arti Sumpah
Pemuda bagi Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.

A. Ranah Kognitif
Setelah mempelajari topik ini siswa diharapkan dapat:
a. Menceritakan latar belakang timbulnya Penrgerakan National, serta
tokoh-tokohnya.
b. Menerangkan peristiwa Sumpah Pemuda.
c. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam Sumpah Pemuda.
d. Menunjukan arti Pergerakkan Nasional dan Sumpah Pemuda bagi
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
B. Ranah Afektif
a. Menghayati jasa para pelopor Pergerakkan Nasional.
b. Mengapresiasi jiwa Sumpah Pemuda.

C. Ranah psikomotor
a. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman
Pergerakkan Nasional dan tokoh-tokoh tertentu
b. Memahami makna Sumpah Pemuda melalui proses diskusi kelas.

Peristiwa sebagai bahan kajian:


Peringatan hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda

Fakta-fakta sebagai bahan kajian:


1. Gambar-gambar dari tokoh-tokoh bersejarah
2. Naskah Sumpah Pemuda
3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi Pergerakkan Nasional
4. Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman Penjajahan.

Konsep:
1. Nasionalisme, Imperialism, dan Konolialisme
2. Kaum Pergerakan, Persatuan Bangsa, Kemerdekaan, Dominasi Asing,
Patriotisme, Organisasi Politik, HAM, dan seterusnya.
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan

16
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.

Nilai:
Nilai material :
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi

Nilai Kerohanian:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya

Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya dan
seterusnya

Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:


1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,
generalisasi dan membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorganisasikan
informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan, menafsirkan fakta,
menyusun laporan.

Keterampilan personal: Keterampilan personal:


1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan
kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok
2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri, memimpin
dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain

17
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dll.

Jenis kegiatan perseorangan, kelompok kecil, dan klasikal.


Persiapan :
1. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan langkah-
langkah apa yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
2. Menyadiakan media berupa kertass-kertas, spidol warna, gambar-gambar dll

Pendekatan metode :
Multimetode yang mencakup ceramah yang divariasikan dengan pendekatan konsep,
diskusi serta tugas

Penugasan kepada siswa:


Membuat kliping tentang uraian-uaraian sekitar peringatan Hari Kebangkitan
Nasional dan Sumpah pemuda.

Rancangan pengembangan materi pelajaran oleh Guru:


Guru merumuskan pokok-pokok materi sebagai bahan pengajaran dalam kegiatan
belajar-mengajar merujuk berbagai sumber (disebutkan sumbernya). Guru berperan
sebagai pengembang kurikulum.

2.3. Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta,Konsep, Generalisasi, Nilai,


Sikap Dan Kemampuan Analisis/Keterampilan (Intelektual, Personal, Dan
Sosial) Dalam Konteks Pendidikan IPS SD Dalam KTSP 2006 Di Kelas
Tinggi
Kita hanya dapat memahami keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi dan keterampilan (intelektual, personal, dan sosial) secara nyata
hanya dengan melalui proses pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang
dikelola guru dengan tepat. Pembelajaran konsep sebaiknya menempuh alur
induktif-deduktif, dari yang konkret ke yang abstrak, dari fakta menuju
pembentukan konsep.
Selanjutnya di bawah ini adalah contoh materi dan proses pembelajaran
yang menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi, nilai, sikap, dan keterampilan peserta didik.

18
Contoh:
Materi : Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang (Materi Pelajaran, yaitu Zaman Pergerakan Nasional).
Kompetensi Dasar:
Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang.
Indikator:
Peserta didik mengenal arti Pergerakan Nasional dan arti Sumpah Pemuda
bagi Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
A. Ranah kognitif, setelah mempelajari ini peserta didik diharapkan dapat:
1. Menceritakan latar belakang timbulnya pergerakan nasional, serta
tokoh-tokohnya,
2. Menerangkan peristiwa Sumpah Pemuda,
3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam Sumpah Pemuda.
4. Menunjukkan arti Pergerakan Nasional dan Sumpah Pemuda bagi
Persatuan dan Kesatuan bangsa Indonesia

B. Ranah Afektif
1. Menghayati jasa para pelopor Pergerakan Nasional.
2. Mengapresiasi jiwa Sumpah Pemuda.

C. Ranah Psikomotor
1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman
Pergerakan Nasional dengan tokoh-tokoh tertentu.
2. Memahami makna Sumpah Pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian:
Peringatan hari kebangkitan nasional atau sumpah pemuda.
Fakta-fakta sebagai bahan kajian:
1. Gambar-gambar dari tokoh-tokoh bersejarah..
2. Naskah sumpah pemuda.
3. Gambar gedung-gedung bersejarahbagi pergerakan nasional.
4. Gambar suasana Jakarta pada zaman penjajahan.
Konsep:
1. Nasionalisme, Imperialisme, dan Kolonialisme.
2. Kaum pergerakan, Persatuan bangsa, Kemerdekaan, dominasi asing,
Patriotisme, organisasi politik, hak asasi manusia, dan seterusnya.
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan.
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
3. Perwujudan nasionalisme disesuaikan dengan tantangan zamannya.

19
Nilai:
Nilai Material:
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdakaan.
Nilai Vital:
1. Cermat, dalam meneliti nilai sejarah.
2. Objektif, dalam menilai informasi.
3. Kreatif dalam memprediksi.
Nilai Kerohanian:
1) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya, dan
seterusnya.
2) Rasional dalam berargumentasi.
3) Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan.
4) Rasa bertanggungjawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa disertai rasa tanggung jawab;
2) Tanggap terhadap perkembangan zaman;
3) Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat orang lain;
4) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya
dan seterusnya.
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1) Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi konseptualisasi
generalisasi dan membuat keputusan.
2) Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,
mengorganisasikan informasi, mengritik informasi, mengambil
keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan Personal:
1) Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu dan
kronologis, menerjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok.
2) Keterampilan praktis ( membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri,
memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain.
Keterampilan Sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
dan lain-lain.
Jenis kegiatan perseorangan, kelompok kecil dan klasikal.
Persiapan:
1) Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru telah mempersiapkan
langkah-langkah apa yang akan dilaksakan dalam kegiatn pembelajaran.
2) Menyediakan media berupa kertas-kertas, spidol berwarna, gambar-
gambar, dan lain-lain.
Pendekatan Metode:

20
Multimetode yang mencakup ceramah yang divariasikan dengan pendekatan
konsep, diskusi disertai tugas.
Penugasan Kepada Siswa:
Mebuat kliping tentang uraian-uraian sekitar peringatan Hari Kebangkitan
Nasional dan Sumpah Pemuda.
Rancangan pengembangan master Pelajaran oleh Guru:
Guru merumuskan pokok-pokok materi sebagai bahan penganan dalam
kegiatan belajar mengajar merujuk kepada berbagai sumber (disebutkan
sumbernya). Guru berperan sebagai pengembang kurikulum.
Proses pembelajaran:
1. Pertemuan pertama : penjelasan poko-pokok pelajaran dari guru disertai cara
belajarnya, memperagakan, menanya, membuat kesimpulan, menyampaikan
ceramah singkat, dan pemberian tugas.
2. Tahap penugasan: inkuiri sederhana, inkuiri dokumen lain, dan kerja
kelompok.
3. Tahap kelas minggu berikutnya: diskusi kelas dan tes formatif.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Peristiwa merupakan hal-hal yang pernah terjadi di muka bumi yang
menyangkut kehidupan manusia. Fakta merupakan suatu yang telah terjadi
benar adanya dan kenyataan. Konsep merupakan pengungkapan abstrak
yang bertujuan untuk mengklasifikasikan / mengkategorikan suatu
kelompok dari suatu benda / gagasan / peristiwa. Generalisasi yaitu
menunjukkan adanya hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang
bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus.
2. Nilai merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang /
kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang / kelompok memilih
cara, tujuan dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Sedangkan sikap
merupakan seluruh kecenderungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa
takut, perasaan terancam dan keyakian-keyakinan tentang sesuatu hal.
3. Keterampilan intelektual / kemampuan analisis berkaitan dengan
kemampuan / kecakapan untuk mewujudkan pengetahuan dan pengertian ke
dalam perbuatan untuk menyelidiki suatu pristiwa / masalah. Keterampilan
personal tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual, namun dalam
pemahamannya ditekankan pada keterampilan yang bersifat mandiri.
Keterampilan sosial ini meliputi kehidupan dan kerja sama, memberi dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain dan membina
kesadaran sosial.
4. Pada bagian akhir dikemukakan contoh pengembangan materi pembelajaran
yang menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan yaitu contoh pada topik :
Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
(Materi pelajaran, yaitu Zaman Pergerakan Nasional). Tentu kita sebagai
guru boleh saja mempunyai kreativitas sendiri dalam mengembangkan
materinya, untuk disesuaikan dengan kondisi / tempat mengajar agar
pendidikan IPS yang guru kelola mengacu kepada kurikulum yang berlaku
dan sesuai dengan kondisi lingkungan siswa dimana proses belajar
mengajar ini dilakukan.

22
23

Anda mungkin juga menyukai