DISUSUN OLEH :
Strategi
Pendekatan
Metode Tujuan
Teknik
1. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh
sebab itu, pendekatan bersifat aksiomatis artinya tidak perlu dibuktikan lagi
kebenarannya. Didalam pengajaran bahasa, pendekatan merupakan pandangan
filsafat atau kepercayaan tentang hakikat bahasa dan pengajaran bahasa yang
diyakini oleh guru bahasa.
Pada dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi dua
aliran yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis. Aliran empiris mempunyai
beberapa nama yaitu behavioris aliran mekanis dan aliran bloomfield. Dalam dunia
pengajaran bahasa dewasa ini aliran bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli
ilmu bahasa struktural dan ilmu bahasa deskriptif. Adapun prinsip-prinsip pokok
aliran ini adalah:
d. “Bahasa adalah apa apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan
apa yang oleh seseorang seharusnya dikatakan demikian itu”;
Seperti yang kita ketahui di dalam bahasa Indonesia ada awalan “men” yang
bermakna aktif dan ada awalan “di” yang bermakna pasif. Kedua awalan ini
berlawanan maknanya sehingga tidak mungkin ada bentukan kata
“dimemukul” yang ada adalah bentuk “dipukul” yang menggunakan makna
pasif dan “memukul” yang bermakna aktif berdasarkan data ini maka paham
yang normatif akan menolak bentukan kata “dimengerti” karena bentukan kata
ini merupakan gabungan dari dua awalan yang berlawanan maknanya.
Seharusnya bentukan kata “dimengerti” tidak ada yang ada untuk
menggantikan bentukan kata ini adalah “dipahami” padahal menurut
kenyataannya dalam bahasa Indonesia kita jumpai bentukan kata “dimengerti
dan dipahami” yang memang maknanya berbeda. Jadi yang benar adalah
bahasa yang menentukan kaidah bahasa bukan kaidah bahasa menentukan
bahasa.
e. Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.
Kalau mau diperinci lebih lanjut yang membuktikan bahwa setiap bahasa itu
tidak sama bisa kita lihat dari kosakata bahasa bahasa yang kita bandingkan.
Kata yang pada hakekatnya merupakan lambang lingual terjadi dari aspek
fonis, yaitu yang berupa deretan huruf/fonem dan aspek sematik, yaitu makna
dari sederetan huruf/fonem tersebut. Misal seekor binatang yang hidup dalam
tiga negara yaitu Indonesia, Inggris, dan Arab. Orang Indonesia yang
menamakan “gajah” untuk binatang yang badannya besar berkaki empat dan
mempunyai belalai tetapi untuk binatang yang sama oleh orang Inggris
dinamakan “Elephant” dan berbeda pula bagi orang Arab untuk untuk binatang
yang sama dinamakan “Al-Fiil”.
Aliran kedua yaitu rasionalis, yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis atau
aliran noam chomsky aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah
perbuatan mental.
(2) Aturan aturan tata bahasa yang nyata bertalian dengan tingkah laku
kejiwaan
Aturan aturan tata bahasa yang bertalian dengan tingkah laku kejiwaan seperti
yang diterangkan oleh kuasa di hikayat 1990 yaitu bila anak belajar berbicara.
Hal pertama yang mereka lakukan adalah menceraikan kata-kata setelah itu
barulah kemudian mereka tambahkan perubahan-perubahan bentuk kata-kata
kata bantu dan sebagainya.
(4) Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.
Berpikir mencakup banyak kreatif banyak aktivitas mental. kita berpikir saat kita
mencoba memecahkan soal yang diberikan di kelas, kita berpikir saat kita
melamun menunggu pelajaran dimulai, kita berpikir saat memutuskan barang
apa yang akan dibeli di toko, merencanakan liburan, menulis surat, atau
mengkuatirkan suatu persahabatan yang terganggu. Dari ilustrasi di atas dapat
diketahui bahwa walaupun kita kenyataannya diam seperti pada waktu kita
sedang melamun tetapi sesungguhnya ada keaktifan mental dalam diri kita yaitu
kita menggunakan bahasa dalam diri kita sendiri atau kita berkomunikasi dengan
diri kita sendiri. Begitu juga ketika kita memecahkan suatu masalah maka terjadi
dialog antara diri kita dengan menggunakan bahasa yang sudah kita kuasai.
Itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa bahasa yang hidup adalah bahasa
yang dapat dipakai dalam berpikir.
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai “cara mengajar” sebenarnya pengertian
yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan metode yang
hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut:
a. Pemilihan bahan
Pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Pemilihan bahan didasarkan kriteria berikut:
1. Bagian-bagian yang paling sering digunakan
2. Paling berguna
3. Paling mudah mengerjakannya
4. Gabungan ketiganya
b. Urutan bahan
Penentuan bahan dan pengelompokannya akan mempermudah serta
memperlancar proses belajar-mengajar. Berikut kriterianya:
1. Bagian-bagian yang lebih sederhan didahulukan dari bagian-bagian yang
kompleks
2. Bagian-bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan dari
baian-bagian yang kurang berguna dan jarang digunakan
3. Diperhatikan tingkat kesukarannya, mendahulukan bahan yang lebih mudah
daripada yang sukar
4. Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran itu sendiri
c. Penyajian bahan
Peyajian bahan didasarkan pada kriteria-kriteria berikut ini:
1. Apakah bahasa lisan disajikan lebih dahulu dari bahasa tulis, atau keduanya
disajikan sekaligus
2. Cara penyajian bahasa lisan dan bahasa tulis jangan disamakan begitu saja
3. Kapan sebaiknya kosakata disajikan dan kapan sebaiknya kalimat disajikan,
serta bagaimana contoh-contohnya yang memadai
4. Penggunaan alat bantu yang relevan perlu diperhatikan
5. Menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang dipelajari
6. Cara-cara pemberian tugas kepada siswa (mandiri/kelompok)
7. Adanya evaluasi utnuk mengetahui bahan yang akan kita ajarkan itu sudah
dapat diserap oleh siswa atau belum
d. Pengulangan bahan
Pengulangan bahan (repetisi) merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk
menumbuhkan kebiasaan berbahasa melalui bahan yang telah diberikan itu.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu masalah pengulangan. Ada dua cara
untuk mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan di kepala, atau dengan cara
substitusi (penggantian). Menghafalkan nyanyi-nyayian atau dialog dapat
membantu siswa pada waktu latihan bercakap atau mengarang. Suatu contoh
substansi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan katakan.
a. Direct Method
Direct Method atau Metode Langsung ialah metode pengajaran bahasa yang di
dalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa
yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa
pertamanya selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap permulaan tidak banyak diajarkan tata bahasa. Kata-kata diajarkan
dengan cara langsung menghubungkan dengan benda-benda, situasi-situasi, dan
gerak yang digambarkan oleh kata-kata itu. Misalnya, kata "mengendap-endap"
supaya siswa paham akan maknanya perlu didemonstrasikan dengan gerakan,
begitu untuk kata "menengadah", dan sebagainya. Sejak awal pembelajaran, siswa
dibiasakan mendengarkan pola-pola nama, dan intonasi bahasa yang dipelajari dan
didorong untuk menggunakannya sebanyak mungkin.
Tujuan Metode Langsung di SD ialah penggunaan bahasa sasaran dalam hal ini
bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa kedua, secara lisan agar siswa mampu
berkomunikasi dalam bahasa kedua tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
bahasa Indonesia bagi sebagian besar penduduk Indonesia merupakan bahasa kedua
karena dipelajari setelah menguasai bahasa pertamanya, yaitu bahasa ibu yang
berupa bahasa daerah, tetapi ada juga sebagian penduduk Indonesia bahasa ibunya
adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa pertama penduduk tersebut
adalah bahasa Indonesia, sedangkan bahasa keduanya mungkin bahasa Inggris atau
bahasa lainnya yang dipelajari di bangku sekolah setelah dia menguasai bahasa
pertamanya, yaitu bahasa Indonesia.
Adapun fungsi Metode Langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa
dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa
(lisan) dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong
siswa untuk belajar bahasa, sedangkan bagi guru metode ini memudahkan guru
untuk mengajar berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain
bahasa sasaran. Kegiatan dalam proses belajar mengajar apabila menggunakan
Metode Langsung, melibatkan kegiatan guru dan siswa.
Kegiatan guru adalah berikut ini:
l) Guru memulai pelajaran dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa
sasaran (BI), dan ragam bahasa yang digunakan ialah ragam bahasa formal dan
informal
2) Guru, kemudian mulai menyajikan materi secara lisan dengan gerakan-
gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau gambar-gambar.
3) Guru mengadakan tanya jawab dalam bahasa sasaran (BI) berdasarkan dialog
atau humor yang telah disampaikan pada butir (l).
4) Guru mengaj arkan tata bahasa secara induktif dengan memberikan contoh-
contoh yang merangsang siswa untuk menyimpulkan sendiri.
5) Guru memberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan, tetapi
tidak sampai menganalisis secara struktural.
6) Guru mengajarkan budaya yang relevan pada aspek-aspek bahasa secara
induktif.
d. Eclectic method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satu pun
metode pengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di
samping ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/
kejelekannya. Itulah sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana yang
paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajar.
Eclectic artinya 'memilih secara bebas'. Dalam hubungannya dengan metode
pengajaran bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap
cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Itulah sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia
Metode Campuran.
3. Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih
ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-
alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru,
usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan
langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik
ini bersifat implementasional. Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa
(yang dapat juga kita jumpai dalam pembelajaran mata pelajaran lain), seperti
berikut ini (Saliwangi, 1989: 56-63).
a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses
belajarmengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerangkan dengan 'berbicara/berceramah”. Itulah sebabnya mengapa salah
satu fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informator, yaitu pemberi
informasi pada siswa-siswanya.
b. Teknik tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti teknik ceramah yang telah
kita lakukan. Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang baru diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru
untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka
baca. Jika teknik Tanya-jawab ini kita laksanakan pada waktu membuka
pelajaran, secara tidak langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk
menjajaki sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita
berikan. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru biasanya untuk:
I) mengetahui hal-hal yang dirasa belumjelas, sekalipun sudah diterangkan
guru;
2) memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dihadapinya;
3) memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan pendapat siswa
sendiri.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu
menetapkan peran peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan
simulasi, misalnya ada yang berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa,
sebagai ketua RW, sebagai ketua RT, sebagai warga RT yang sedang
bersengketa soal saluran air, dan sebagainya.
Guru memberi pengarahan tentang apa yang akan diperankan Oleh masing.
masing siswa yang telah ditunjuk. Siswa yang kebetulan belum mendapat
giliran ditunjuk untuk memainkan suatu peran, ditugaskan sebagai penonton
yang mencatat kemungkinan adanya kesalahan bahasa yang dilakukan oleh
temannya ketika bermain peran. Kesalahan-kesalahan itu nantinya
didiskusikan setelah permainan memainkan peran telah selesai. Oleh karena
siswa harus memerankan seorang tokoh tertentu dalam permainan tersebut
maka Teknik Simulasi ini disebut juga Teknik Bermain Peran.
Pada hakikatnya tugas guru adalah mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh
siswa. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kompetensi ini, salah satunya
adalah Pendekatan Keterampilan proses. Adapun langkah-langkah dalam PKP
adalah berikut ini.
l. Mengamati:
a. Melihat. e. Mencicipi/Mengecap.
b. Mendengar. f. Mengukur.
c. Merasa/Meraba. g. Mengumpulkan data/informasi
d. Mencium/Membau.
2. Mengklasifikasi:
a. Mencari persamaan. d. Mengontraskan.
b. Mencari perbedaan. e. Menggolong-golongkan
c. Membandingkan.
3. Menafsirkan:
a. Menaksir. e. Menggeneralisasi.
b. Memberi arti. f. Mencari hubungan antara 2 hal.
c. Menarik kesimpulan. g. Menemukan pola
d. Membuat inferensi.
4. Meramalkan
5. Menerapkan:
a. Penggunaan (informasi, c. Menghubungkan konsep.
kesimpulan, konsep, d. Menyusun hipotesis.
hukum, teori, sikap, nilai). e. Membuat model.
b. Menghitung.
6. Merencanakan penelitian:
a. Menentukan masalah.
b. Menentukan tujuan penelitian.
c. Menentukan ruang lingkup penelitian.
d. Menentukan sumber data atau informasi.
e. Menentukan cara menganalisis.
f. Menentukan langkah-langkah untuk memperoleh data.
g. Menentukan cara melakukan penelitian.
7. Mengkomunikasikan:
a. Berdiskusi.
b. Mendeklamasikan.
c. Mendramakan.
d. Mengarang, memperagakan.
e. Melaporkan dalam bentuk lisan, tulis, gambar atau penampilan.
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD
Artinya materi pembelajaran dalam satu pelajaran dipadukan menjadi satu. Misalnya,
materi sastra dalam pelajaran Bahasa Indonesia dipadukan dengan keterampilan
berbahasa, dapat dengan mendengarkan, membaca, atau menulis.
Berbicara:
Membaca:
Mendiskusikan isi teks
- Membaca teks bacaan
bacaan
- Mendeklamasikan puisi
Tema
Lingkungan
Mendengarkan: Menulis:
Mendengarkan pembacaan Menulis karangan
kerangan Memeriksa pemakaian
tanda baca dalam karangan
Dalam bagan diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI
atau di jenjang SMP, atau SMA dimulai dengan pemilihan tema, misalnya lingkungan.
Jadi, belajar bahasa tidak mungkin tanpa tema. Tema ini merupakan wadah untuk
belajar bahasa.
Adapun salah satu alternatif model pembelajaran bahasa Indonesia terpadu lintas materi
di SD kelas III, seperti berikut ini.
Pada hakikatnya belajar apapun modal utama yang harus dimiliki siswa adalah
keterampilan baca-tulis. Kemampuan dan keterampilan baca-tulis khususnya
membaca, harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena kemampuan dan
keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di
SD. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baikakan mengalami kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Mereka akan
kesulitan untuk menangkap dan memahami informasi yang disajikan secara lisan dari
gurunya (keterampilan mendengar) atau yang disajikan dalam berbagai buku
pelajaran (keterampilan membaca) tanpa bekal ketrampilan dengar-baca.
Berikut contoh Silabus Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dimuat dalam
Acuan Pengembangan Kurikulum (Depdiknas, 2003):
Catatan:
Langkah-langkah kegiatan sama dengan pertemuan pertama
Penilaian:
a. Penilaian Pengamatan : diberikan oleh guru pada saat siswa melakukan
pengamatan
b. Penilaian Materi : Tanya-jawab tentang yang baru saja dilakukan
siswa
disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai
dalam pembelajaran.