Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dilihat sebagai bangunan
ilmu (body of knowledge), cara berpikir (way of thinking), cara penyelidikan (way
of investigation). Sebagai bangunan ilmu pengetahuan, IPA terdiri dari fakta,
konsep, prinsip, hukum, dan teori. Bangunan ilmu ini bersifat satu kesatuan dan
saling mendukung. Pola bangunan keilmuan dari fakta sampai dengan teori ini
akan melahirkan arahan pola berpikir baik induktif maupun deduktif. Serangkaian
tahap atau cara berproses ilmiah dalam sains melahirkan cara penyelidikan.
Secara filosof, IPA sebagai bangunan ilmu dapat dikaji baik secara
ontologi, epistimologi dan aksiologi. IPA sebagai suatu bangunan ilmu yang
mempunyai karakteristik yang erat kaitannya dengan objek alam.
Permasalahan yang terjadi pada objek alam bersifat holistik. Keholistikan
permasalahan ini membutuhkan pemecahan masalah dari berbagai bidang
interdisipliner, khususnya bidang IPA.
Mata Pelajaran IPA adalah sebagai sarana untuk memahami alam dan
melatihkan pola pikir siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan objek IPA. Amanah kurikulum menghendaki IPA dibelajarkan
secara terpadu sesuai dengan `namanya yaitu IPA Terpadu. Namun demikian,
konten materi dalam kurikulum IPA masih terpisah.
Keterpaduan baru sekedar dilihat dari perspektif penggabungan secara
berlapis materi fisika, kimia dan biologi. Perspektif dalam memadukan secara
holistik belum disentuhkan. Hal ini sesuai dengan sains yang mempelajari objek
dari gejala dan fenomena secara holistik. Gejala dan fenomena IPA pada objek
permasalahan IPA merupakan kumpulan konsep yang utuh bukan terpisah.Itulah
sebabnya IPA perlu dibelajarkan secara holistik dalam bentuk IPA terpadu. Hal
ini bertujuan untuk membentuk pola pikir peserta didik yang holistik. Pola pikir
peserta didik yang holistik ini akan digunakan sebagai life skill dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan.

1
NSTA (Standasrs for Science Teacher Preparation) dalam Insih
Wilujeng (2010:353), merekomendasikan agar guru-guru IPA sekolah dasar dan
menengah harus memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA. Sebagai usaha
untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka guru-guru IPA sekolah dasar dan
menengah hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia,
fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA lainnya.
Saat ini, guru yang mengajar IPA di sekolah belum dari lulusan
pendidikan IPA tetapi masih berasal dari latar belakang pendidikan biologi, kimia
dan fisika. Calon guru dari Pendidikan IPA sudah dibekali kompetensi untuk
mampu mengajar IPA secara terpadu. Namun demikian ada kendala bagi guru di
lapangan yang berasal dari latar belakang terpisah tadi. Selain itu juga ditinjau
dari konten struktur KTSP IPA yang masih dikemas terpisah. Maka dari itu
perlunya pengemasan pembelajaran IPA secara menarik melalui penyajian tema.
Tema ini menggambarkan permasalahan atau persoalan IPA untuk dicari
pemecahan masalah melalui serangkaian pembelajaran IPA. Tema yang disajikan
harapannya menarik, kontekstual untuk disajikan kepada siswa. Tema ini dapat
disajikan melalui pembelajaran IPA menggunakan connected model, webbed
model dan integrated model. Dalam tema terkandung kompetensi yang sesuai
ditinjau dari aspek fisika, kimia dan biologi. Pemetaan ini tergambarkan dalam
peta kompetensi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD !
2. Bagaimana Pembelajaran Sains Terintegrasi ?
3. Bagaimana Rancangan Pembelajaran Sains Terintegrasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD.
2. Mengetahui Pembelajaran Sains Terintegrasi.
3. Mengetahui Rancangan Pembelajaran Sains Terintegrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD


Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik,
2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan
perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya
(Hisyam Zaini, 2004: 4). Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan
pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam
rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa
depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang
akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri
Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan

3
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar
secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran
IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori
agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD, antara lain :
1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi
dan masyarakat.
2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran
lain.
6. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk
dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)

B. Pembelajaran Sains Terintegrasi


Berdasarkan tujuan yang tercantum dalam kurikulum IPA SD disebutkan
bahwa pengajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa memahami
konsep-konsep IPA, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, mampu

4
menggunakan teknologi sederhana dan sebagainya,memberikan inspirasi kepada
kita bahwa pengajaran IPA di SD tidak hanya menanamkan konsep-konsep IPA
tetapu juga hendaknya melibatkan siswa SD baik secara fisik maupun mentak
dalam mendapatkan atau dalam membangun konsep.
Pembelajaran sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat
dianggap sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep –
konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi
lebih bermakna kepada anak didik. Pembelajaran terpadu ini dikatakan lebih
bermakna karena anak didik akan memhamai konsep-konsep melalui
pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka fahami.
Dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran terpadu dapat berlangsung secara
kondusif pada diri anak didik apabila pembelajaran bertitik tolak pada sebuah
tema atau topic yang dekat dengan kehidupan nyata disekitar anak didik. Sebuah
tema dapat ditetapkan guru berdasarkan beberapa pertimbangan atau karakteristik
dari materi mata pelajaran yang akan dikembangkan guru bersama anak didik.
Perkembangan pembelajaran IPA SD dewasa ini mengalami pergeseran
dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke arah pembelajaran yang berpusat
pada siswa, semua aktifitas dilaksanakan oleh guru, guru cenderung mendominasi
kelas dengan menggunkan ceramah, mendengar sambil mencatat apa yang
diucapkan oleh guru. Pembelajaran terpadu adalah:
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain , baik dari bidang studi
yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata.
3. Suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan atau keterampilan secara simultan.
4. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan baik.

5
Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan
antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA
sehingga melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu
juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata
pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan dalam pembelajaran IPA
dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan efisien. Melalui
pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara
menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif. Berikut ini adalah
Karakteristik Pembelajaran terpadu:
1. Bersifat holistik (berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan
lebih daripada sekadar kumpulan bagian).
2. Berpusat pada anak didik.
3. Memberi pengalaman langsung kepada siswa.
4. Pemisahan materi tidak begitu jelas.
5. Menyajikan konsep-konsep berbagai topic.
6. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran IPA, perangkat


pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial.
Pengembangan pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu
cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam
dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat dikembangkan dari isu,
peristiwa, dan permasalahan yang berkembang, contohnya banjir, pemukiman
kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi yang dibahas
dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.
Selain itu ada beberapa model keterpaduan. Fogarty (1991:
xv), mendefinisikan terdapat sepuluh model keterpaduan secara umum. Model
tersebut antara lain fragmented model, connected model, nested model, sequenced

6
model, shared model, webbed model, threaded model, integrated model,
immersed model, dan networked model. Selanjutnya dijelaskan bahwa sepuluh
model tersebut dibagi dalam tiga kategori yaitu within single disclipines
(fragmented, connected, nested), across several disclipines (sequenced, shared,
webbed, thresded, integrated), within and across learners (Immersed and
networked). Dari sepuluh model tersebut, ada tiga model yang sesuai dengan
pembelajaran IPA yaitu connected, webbed dan integrated.
Menurut Depdiknas (2009: 4), berikut ini disajikan tiga model
keterpaduan IPA berisi baik kelebihan maupun keterbatasan masing-masing
model.
Berikut ini adalah karakteristik, kelebihan dan keterbatasan dari model
pembelajaran IPA Terpadu.

Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan


Keterpaduan Membelajarkan Pemahaman KD – KD yang
(integrated) beberapa KD terhadap konsep konsepnya beririsan
yang konsep – lebih utuh berda dalam
konsepnya (holistic) semester atau
beririsan / Lebih efisien kelasyang berbeda
tumpang tindih Sangat Menuntut
kontekstual wawasan dan
penguasaan materi
yang luas
Sarana –
prasarana, misalnya
bukubelum
mendukung
Jaring Laba – Menjelaskan Pemahaman KD – KD yang
Laba beberapa KD terhadap konsep berkaitan berada
(Webbed) yang berkaitan utuh dalam semester
melalui sebuah Kontekstual atau kelas yang

7
tema Dapat dipilih berbeda
tema – tema Tidak mudah
menarik yang menemukan tema
dekat dengan pengait yang tepat
kehidupan
Keterhubungan Membelajarkan Melihat Kaitan antara
(connected) sebuah KD, permasalahan bidang kajian sudah
konsep – konsep permasalahan tampak tetapi
pada KD tersebut tidak hanya dari masih didominasi
dipertautkan satu bidang kajian oleh bidang kajian
dengan konsep Prmbrljaran tertentu
pada KD yang dapat mengikuti
lain KD – KD dalam
SI, tetapi harus
dikaitkan dengan
KD yang relevan

C. Rancangan Pembelajaran Sains Terintegrasi


Secara garis besar Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan cakupan materi yang akan di integrasikan yaitu :
1. Intrakurikulum : mengintegrasikan topik-topik yang terdapat di dalam satu
rumpun bidang studi misalnya IPA terdiri dari: Biologi,Fisika,Kimia,
2. Interdisiplin ilmu : mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai disiplin
ilmu
Dalam arti tidak ada batas – batas antara ketiga bidang ilmu tersebut.
Sedangkan pembelajaran terpadu intraidisiplin ilmu mengintegrasikan topic atau
konsep dalam disiplin ilmu. Ada beberapa argument yang dapat dijadikan alasan
perlunya penerapan cara pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu, di
antaranya:

8
1. Pemahaman perserta didik terhadap topic lebih bermakna, karena topic kegiatan
yang disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari – hari atau dunia
anak.
2. Pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran tidak
berkotak – kotak oleh pemilahan mata pelajaran.
3. Menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik
bosan. Bila penyajiannya secara terpadu (terkolerasi) pengulangan itu dapat
berupa penguatan atau kelanjutan materi. Tetapi kalau disajikan secara terpisah
merupakan pengulangan yang tidak diperlukan.
4. Memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa
topic berbagai mata pelajaran.
5. Pembelajaran akan lebih menarik dan menantang.

Sebagai contoh pembelajaran IPA SD secara Interdisiplin Ilmu yaitu


Pembelajaran terpadu dengan tema pertumbuhan dapat ditinjau dari kajian fisika
kimia, dan biologi, yang mana ketiga kajian tersebut masih dalam satu bidang
studi yaitu IPA terpadu. Dari mata pelajaran fisika, aspek-aspek yang dikaji antara
lain: faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan seperti
cahaya, dan suhu. Dari cahaya, materi akan akan dijabarkan menjadi sifat-sifat
cahaya, dispersi cahaya, pemantulan cahaya, dan pembiasan cahaya. Mata
pelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran ini mengacu pada partikel-partikel
materi (atom, molekul, dan ion). Dalam tema di atas tersaji pada faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan, khususnya nutrisi/makanan, air dan
mineral. Air termasuk contoh dari molekul senyawa dengan rumus H2O,
selanjutnya mineral merupakan contoh unsur-unsur, seperti kalsium (Ca), kalium
(K), fosfor (P) dan lain-lain. Sedangkan dari mata pelajaran biologi, banyak aspek
yang bisa dikembangkan, misalnya gen, hormon, kelembaban, dan cahaya
matahari, khususnya untuk fotosintesis.

9
1. Tujuan Pertumbuhan
Kimia
- Mendefinisikan pengertian pertikel materi (atom, molekul dan ion)
- Memberikan contoh atom, molekul dan ion
- Peranan atom, molekul dan ion dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Biologi
- Menjelaskan factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
- Melakukan kesperimen tentang factor factor – factor yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan dan perkembangannya

Fisika
- Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat – sifat cahaya
- Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang :


a. Pertumbuhan pada tumbuhan
b. Factor – factor yang mempengaruhi tentang pertumbuhan tumbuhan
c. Factor – factor yang mempengaruhi tentang perkembangan tumbuhan
d. Dapat melakukan eksperimen mengenai pertumbuhan pada tumbuhan

2. Alat, bahan dan sumber bahan


a. Alat dan Bahan
- Daun
- Biji kacang hijau
- Potongan lidi
- Gambar – gambar mengenai tumbuhan
- Kertas dan sebagainya
b. Sumber Bahan
- GBPP
- Buku Paket

10
- Buku Pedoman
- Buku Sumber lain

3. Kegiatan belajar mengajar


a. Kegiatan Tanya jawab
Contoh pertanyaan :
1) Apa pengertian pertumbuhan?
2) Apa saja factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
3) Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
4) Apakah yang di butuhkan tumbuhan agar dapat tumbuh dengan subur?
Pendekatan pembelajaran terpadu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model
pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik
dan autentik (Depdikbud, 1996:3).
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik
pembahasan. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna,
autentik dan aktif.
Kemudian contoh pembelajaran terpadu intrakurikulum, dengan topic
listrik. Dalam hal ini, topic listrik dijadikan sebagai topic inti. Dalam kurikulum
SD topic listrik di berikan pada kelas – kelas akhir yaitu kelas V dan VI. Adapaun
tahap – tahap dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
Pertama, dalam pembelajaran dikelas perlu di ungkap pengertian listrik
serta sifat – sifatnya. Hal – hal apa saja yang dapat disajikan sebagai sumber
listrik, serta meminta siswa untuk membuktikan contoh alat – alat apa saja yang
dapat membangkitkan tenaga listrik. Dalam hal ini pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan alat bantu sederhana seperti penggaris plastic, kain wol,
serpihan kertas, balon karet dan sebagainya. Selama pembelajaran berlangsung

11
diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pertanyaan –
pertanyaan yang akan diajukan sebaiknya disiapkan telebih dahulu.
Kedua, kemudian anda dapat berpindah pada topic cahaya. Dengan
mengajukan beberapa pertanyaan seperti: Apakah manfaat listrik bagi kehidupan
kita? Apakah alat – alat atau perabotan dirumahmu yang menggunakan listrik?
Apakah anda menggunakan listrik sebagai sumber penerangan di malam hari?
Apakah hubungan listrik dengan cahaya? Pertanyaan – pertanyaan ini akan
menggiring siswa kepada kaitan cahaya dengan listrik. Dengan perkataan lain
lampu memancarkan cahaya setelah dialiri listrik.
Ketiga, anda dapat berpindah pada topic energy, gaya dan kerja. Dalam
hal ini dapat dikaitkan dengan topic listrik. Sebagai gambaran pada saat ini
banyak peralatan dirumah yang menggunakan listrik, bahkan dibeberapa tempat
alat angkutan seperti mobil ada yang menggunakan listrik sebagai sumber energy,
kipas listrik dapat berputar karena dihubungkan listrik. Contoh – contoh lain dapat
diungkap dengan memancing kreatifitas siswa untuk menceritakan pengalaman
siswa sehari – hari dirumah atau dari bahan bacaan atau dri TV dan sebagainya.
Selanjutnya anda dapat mengaitkan topic listrik dengan populasi dalam
biologi. Hubungan antara jumlah listrik yang harus disiapkan oleh PLN dalam
suatu wilayah dalam hal ini dikaitkan dengan bertambahnya populasi penduduk
dan sebagainya.
Dengan pelajaran Kimia, secara sederhana dapat disebutkan bahan –
bahan kimia apa saja yang terkandung dalam baterai sehingga dapat menimbulkan
arus listrik. Di samping itu dapat pula disebutkan apa kelebihan – kelebihan atau
kelemahan – kelemahan baterai sebagai sumber listrik dibandingkan dengan
sumber energy lainnya seperti energy matahari, air terjun dan sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan. Pembelajaran sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang
dapat dianggap sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan
konsep – konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar
menjadi lebih bermakna kepada anak didik. Integrasi berati pembauran,
penggabungan sehingga menjadi satu.
Secara garis besar Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan cakupan materi yang akan di integrasikan yaitu, intrakurikulum
adalah mengintegrasikan topik-topik yang terdapat di dalam satu rumpun bidang
studi misalnya IPA terdiri dari: Biologi,Fisika,Kimia. Dan Interdisiplin
ilmu adalah mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu

B. Saran
Sebagai calon guru yang nantinya akan mengajar, sebaiknya kita harus
memiliki wawasan yang luas tentang bagaimana cara mengajar dan membuat
rancangan belajar yang menarik bagi siswa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sapriati, Amalia dkk. (2009). Pembelajaran IPA di SD.Jakarta: Universitas


Terbuka.
http://www.jamarismelayu.com/2014/09/pembelajaran-tematik-terpadu-
tingkat.html
http://sagamulya.blogspot.co.id/2015/05/pembelajaran-ipa-terintegrasi.html
http://febrimasterphysic.blogspot.co.id/2014/09/pembelajaran-ipa-terpadu.html
https://bioners.wordpress.com/2013/11/07/pembelajaran-ipa-secara-terpadu-
menurut-kurikulum-2013/

14

Anda mungkin juga menyukai