Anda di halaman 1dari 21

ENDANG AGUSTINA

NIM: 857299308

RESUME MODUL 3 DAN MODUL 9


MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

KEGIATAN BELAJAR 1 – PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN


KURIKULUM

Pengertian secara umum prinsip berarti azas, dasar, keyakinan dan pendirian.
Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukkan
pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki
sifat mengatur dan mengarahkan.

Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu,


mungkin produk atau proses,dan bersifat memberikan rambu-rambu atau
aturan main yang harus diikuti untuk mencapai tujuan secara benar.
 
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang umum digunakan
dalam pengembangan kurikulum, antara lain, prinsip berorientasi pada tujuan,
kontinuitas, fleksibilitas, dan integritas.

.
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum
1.       Prinsip berorientasi pada tujuan
Kurikulum sebagai suatu sistem yang  memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan
evaluasi. Pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan, prinsip ini
menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-
komponen lainnya dalam pengembangan Tujuan kurikulum harus dapat dipahami
dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum kurikulum. untuk dapat dijabarkan
menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan kurikulum
juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain tujuan baik kognitif,
afektif, maupun psikomotor.
 
2.       Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Khususnya kesinambungan materi kurikulum pada jenis
dan jenjang  pendidikan mulai dari SD, SMP,SLTA,SMU/SMK sampai ke PT
(Perguruan Tinggi). Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional.
Dalam pengembangan materi kurikulum minimal dua aspek kesinambungan yaitu:
a.       materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah tingkat atas harus sudah
diberikan pada sekolah tingkat bawah
b.      materi kurikulum yang sudah diberikan pada sekolah tingkat yang ada di bawah
tidak perlu lagi diberikan pada sekolah tingkat atas. Dengan demikian dapat
dihindari pengulangan materi kurikulum, yang mengakibatkan kebosanan pada
siswa dan agar tidak terjadi tumpang tindih materi, dan untuk menghindari hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara menyusun scope dan sequence.
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
 3.     Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik.
 
Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum
pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan
sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya suatu
kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan adanya
kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan
kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan
bagi siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat,
kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang
artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada,
asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum.
 
4.       Prinsip Integritas
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan prinsip keterpaduan, dirancang
untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated, yaitu
selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya. Untuk itu, kurikulum harus
mengembangkan berbagai keterampilan hidup (lifeskill).
MODUL 3 PRINSIP-
PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Dua kategori keterampilan hidup:
(1) Keterampilan hidup umum (personal, berpikir
    

rasional, sosial)
(2) Keterampilan  hidup spesifik (akademik dan
    

vokasional)
Dalam realitas empiris, semua keterampilan
tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Tindakan
individu merupakan paduan aspek fisik, mental,
emosional, dan intelektual.
Penyusunan KTSP dikembangkan berdasarkan tujuh
prinsip berikut:
1. Berpusat
        pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
       

3. Tanggap
        terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
       
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prinsip Khusus Pengembangan Komponen Kurikulum


Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang digunakan dalam
mengembangkan komponen utama kurikulum, yaitu:

1.       Prinsip yang berkenaan dengan Tujuan Pendidikan (jangka


panjang, menengah, maupun pendek
2.       Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
3.       Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar
Mengajar
4. Prinsip yang berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat
Pengajaran
5.       Prinsip yang berkenaan dengan Penilaian
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

KEGIATAN BELAJAR 2 – LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN


KURIKULUM

Langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis


kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan perorganisasian
materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar dan
pengembangan alat evaluasi.

A. Analisis dan Diagnosis Kebutuhan


      

Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah


menganalisis dan menndiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan
siswa, tuntutan masyarakat /dunia kerja, dan harapan – harapan
dari pemerintah (kebijakan pendididikan). Pendekatan yang dapat
dilakukan untuk menganalisis kebutuhan ada tiga, yaitu survei
kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas. Hasil
akhir kegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah
deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan dijadikan masukan
bagi langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

B.      Perumusan Tujuan

Tujuan-tujuan dalam kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling


umum (kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan
operasional. Hierarki tujuan tersebut meliputi: Tujuan Pendididikan Nasional,
Tujuan Insitusional, Tujuan Kurikuler, serta Tujuan Instruksional. Di samping b
ersifat hierarki,  komponen tujuan juga dapat dibagi dalam beberapa taksonomi
tujuan. Benyamin S. Bloom dalam Taxonomy
of Educational Objective membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain , yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kogniitif berkenaan dengan
pengusaaan kempampuan kemampuan intelektual atau berpikir, domain afektif
berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaaan, minat, sikap
dan nilai-nilai, sedangkan domain psikomotor berkenaan dengan penguasaaan
dan pengembangan ketrampilan motorik.
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

C.      Pemilihan  dan pengorganisasian materi


Materi kurikulum disusun berdasarkan prosedur-prosedur tertentu yang
merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara
kseluruhan. Dalam Handbook for Evaluating
and Selecting Curiculum Materials, M.D Gall (1981) mengemukakan sembilan
tahap dalam pengembangan bahan kurikulum, yaitu identifikasi
kebutuhan, merumuskan misi kurikulum, menentukan anggaran
biaya, membentuk tim, mendapat susunan bahan, menganalisis
bahan, menilai bahan, membuat keputusan
adopsi, menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan. 
Materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi
dari kurikulum. Dalam penyusunan bahan pelajaran ini dikenal ada
istilah scope dan sequence. Scope atau ruang lingkup menyangkut keluasan
dan kedalaman materi kurikulum. Sequence menyangkut urutan susunan
bahan kurikulum. Sequence dapat disusun dengan mempertimbangkan tiga
hal, yaitu struktur disiplin ilmu, taraf perkembangan siswa, dan pembagian
materi kurikulum berdasarkan tingkatan kelas.
MODUL 3 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

D.      Pemilihan dan Pengorganisasian Pengalaman belajar


Cara pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
pendekatan, strategi, metode serta teknik yang disesuaikan
dengan tujuan dan sifat materi yang akan
diberikan. Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari
pengalaman penciuman, atau pengalaman
suara, pengalaman perabaaan, dan penciuman. Semua
pengalaman belajar tersebut dapat diorganisasikan
sedemikian rupa dengan sumber, fasilitas, dan masyarakat.
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN, PRINSIP, DAN FUNGSI RENCANA PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses sebab akibat. Guru


sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses belajar.
Siswa sebagai peserta didik merupakan subjek utama dalam proses
pembelajaran. Cara belajar dapat dilakukan dalam bentuk kelompok
(klasikal) ataupun perorangan (individual). Kurikulum dan pembelajaran
tidak dapat dipisahkan karena kurikulum tanpa pembelajaran tidak ada
bermakna apa-apa. Pembelajaran tanpa kurikulum juga akan salah arah,
tidak ada pedoman yang memberikan arah pada pencapaian tujuan.
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

PENGERTIAN RENCANA PEMBELAJARAN

RPP merupakan kegiatan merumuskan tujuan-tujuan atau kompetensi-kompetensi apa yang


akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai
pencapaian tujuan atau kompetensi tersebut, materi atau bahan apa yang akan disimpulkan,
bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat atau sumber belajar apa yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran. Ada beberapa karakteristik yang
dapat dijadikan pertimbangan tatkala guru menyusun suatu rencana pembelajaran, yaitu:
1.      Ditujukan untuk siswa belajar
Intinya rencana pembelajaran yang dibuat harus ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa.
2.      Memiliki tahap-tahap
Yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan tahap tindak lanjut
3.      Sistematis
Perencanaan tersebut harus dimulai dari hal yang diperlukan terlebih dahulu kemudian diikuti
dengan sesuatu yang harus mengikutinya
4.      Pendekatan system
Pembelajaran itu terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi
5.      Didasarkan pada proses belajar manusia
Mengutamakan pada proses belajar siswa itu sendiri sebagai manusia yang akan belajar
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

B.        PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN


1.      memperhatikan perbedaan individu siswa
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal (entry
behavior), tingkat intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi,
kemampuan social, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
2.      mendorong partisipasi aktif siswa
RPP yang disusun harus menciptakan suatu pembelajaran yang dapat
mendorong partisipasi aktif setiap siswa
3.      mengembangkan budaya membaca dan menulis
RPP seharusnya menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung.
4.      memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP harus mengakomodasi kegiatan yang berkenaan dengan hasil
pembelajaran, antara lain umpan balik positif, kegiatan penguatan,
kegiatan pengayaan, dan kegiatan remedial.
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

C.        FUNGSI RENCANA PEMBELAJARAN

RPP disusun setidaknya memiliki fungsi prediktif, preventif, dan korektif. Fungsi prediktif
atau hipotek terkait dengan (1) tujuan atau komptensi, (2) materi atau pengalaman belajar,
(3) strategi atau metode, dan (4) alat/teknik penilaian.  RPP yang disusun sedemikian rupa
akan memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Preventif
artinya seorang guru dapat melakukan pencegahan terlebih dahulu terhadap berbagai
ketidaksesuaian yang mungkin terjadi dalam implementasi pembelajaran. Korektif atau
kuratif artinya RPP yang disusun harus merupakan perbaikan dari rancangan
pembelajaran dan implementasi pembelajaran sebelumnya
KEGIATAN BELAJAR 2
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN
 
A.        KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN
Komponen RPP terdiri dari:
1.      Identitas mata pelajaran
2.      Standar Kompetensi
3.      Kompetensi Dasar
4.      Indikator Pencapaian Kompetensi
5.      Tujuan Pembelajaran
6.      Materi Ajar
7.      Alokasi Waktu
8.      Metode Pembelajaran
9.      Kegiatan Pembelajaran
a.       Pendahuluan
b.      Inti
c.       Penutup
10.  Penilaian Hasil Belajar
11.  Sumber Belajar
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

• B.        LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN


• Untuk menyusun rencana pembelajaran yaitu sebagai berikut:
• 1.      Perumusan Tujuan
•  
• 2.      Perencanaan Materi Pelajaran
•  
• 3.      Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
•  
• 4.      Pengembangan Alat Evaluasi
•  
• C.        FORMAT ATAU BENTUK RENCANA PEMBELAJARAN
•             Format yang biasa dipakai dalam penyusunan RPP yaitu
format/bentuk deskriptif dan format/bentuk lajur. Pada umumnya, RPP
disusun dengan menggunakan format deskriptif dan untuk silabus biasanya
disusun dengan menggunakan format lajur.
•  
KEGIATAN BELAJAR 3 KEPUTUSAN SITUASIONAL
 
A.        MODEL PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN
1.      Model Banathy
Langkah 1: merumuskan tujuan (formulate objectives)
Langkah 2: mengembangkan tes (develop test)
Langkah 3: menganalisis tugas belajar (analyze learning task)
Langkah 4: Mendesain system instruksional (design system)
Langkah 5: Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output)
Langkah 6: mengadakan perbaikan (charge to improve)

2.      Model Kemp
a.       Menentukan tujuan pembelajaran umum (TPU)
b.      Membuat analisis tentang karakteristik siswa
c.       Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, operasional, dan terukur
d.      Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan TPK
e.       Menetapkan penjajagan awal (pre assessment)
f.       Menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai
g.      Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan
h.      Mengadakan evaluasi
3.      Model PPSI
PPSI adalah singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional. Langkah-langkahnya adalah:
a.       Merumuskan tujuan instruksional
b.      Mengembangkan alat evaluasi
c.       Menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
d.      Mengembangkan program kegiatan
e.       Melaksanakan program
 
Langkah-langkahnya:
Langkah 1: merumuskan tujuan instruksional khusus
Langkah 2: mengembangkan alat evaluasi
Langkah 3: menentukan kegiatan belajar dan materi pelajaran
Langkah 4: mengembangkan program kegiatan
Langkah 5: melaksanakan program
 
4.      Model Gerlach & Ely
Model ini terdiri dari 10 unsur:
a. Spesifikasi isi pokok bahasan
b. Spesifikasi tujuan pembelajaran
c. Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa
d. Penentuan pendekatan
e. Pengelompokkan siswa
f. Penyediaan waktu
g. Pemilihan media
h. Evaluasi
i. Analisis umpan balik
MODUL 9 RENCANA PEMBELAJARAN

B.        UMPAN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM


MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN

Ada beberapa kasus yang dapat diungkapkan, yaitu:


1.      Sikap guru dan administrator
Guru sering kali tidak membuat rancangan pembelajaran,
khususnya guru-guru yang telah lama mengajar. Administrator
yang hanya memandang rancangan pembelajaran sebagai
sebuah dokumen untuk kenaikan pangkat dan bukan untuk
melihat apakah rancangan pembelajaran yang dibuat guru itu
diimplementasikan dalam kegiatan yang nyata
2.      Aspek-aspek yang sering dianggap bermasalah
Antara lain rancangan pembelajaran yang terlalu rinci,
ketidaksinambungan antarunsur dalam rancangan
pembelajaran, dan ketidakjelasan evaluasi yang dilakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai