PROGRAM STUDI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dilihat sebagai bangunan ilmu (body of
knowledge), cara berpikir (way of thinking), cara penyelidikan (way of investigation). Sebagai
bangunan ilmu pengetahuan, IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
Bangunan ilmu ini bersifat satu kesatuan dan saling mendukung. Pola bangunan keilmuan dari
fakta sampai dengan teori ini akan melahirkan arahan pola berpikir baik induktif maupun
deduktif. Serangkaian tahap atau cara berproses ilmiah dalam sains melahirkan cara
penyelidikan.
Secara filosof, IPA sebagai bangunan ilmu dapat dikaji baik secara ontologi,
epistimologi dan aksiologi. IPA sebagai suatu bangunan ilmu yang mempunyai karakteristik
yang erat kaitannya dengan objek alam. Permasalahan yang terjadi pada objek alam bersifat
holistik. Keholistikan permasalahan ini membutuhkan pemecahan masalah dari berbagai
bidang interdisipliner, khususnya bidang IPA.
Mata Pelajaran IPA adalah sebagai sarana untuk memahami alam dan melatihkan
pola pikir siswa dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan objek IPA.
Amanah kurikulum menghendaki IPA dibelajarkan secara terpadu sesuai dengan `namanya
yaitu IPA Terpadu. Namun demikian, konten materi dalam kurikulum IPA masih terpisah.
Keterpaduan baru sekedar dilihat dari perspektif penggabungan secara berlapis
materi fisika, kimia dan biologi. Perspektif dalam memadukan secara holistik belum
disentuhkan. Hal ini sesuai dengan sains yang mempelajari objek dari gejala dan fenomena
secara holistik. Gejala dan fenomena IPA pada objek permasalahan IPA merupakan kumpulan
konsep yang utuh bukan terpisah.Itulah sebabnya IPA perlu dibelajarkan secara holistik dalam
bentuk IPA terpadu. Hal ini bertujuan untuk membentuk pola pikir peserta didik yang
holistik. Pola pikir peserta didik yang holistik ini akan digunakan sebagai life skill dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan.
NSTA (Standasrs for Science Teacher Preparation) dalam Insih Wilujeng
(2010:353), merekomendasikan agar guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah harus
memiliki kecenderungan interdisipliner pada IPA. Sebagai usaha untuk memenuhi tuntutan
tersebut, maka guru-guru IPA sekolah dasar dan menengah hendaknya disiapkan untuk
memiliki kompetensi dalam biologi, kimia, fisika, bumi dan antariksa serta bidang IPA
lainnya.
Tema ini menggambarkan permasalahan atau persoalan IPA untuk dicari pemecahan
masalah melalui serangkaian pembelajaran IPA. Tema yang disajikan harapannya menarik,
kontekstual untuk disajikan kepada siswa. Tema ini dapat disajikan melalui pembelajaran IPA
menggunakan connected model, webbed model dan integrated model. Dalam tema
terkandung kompetensi yang sesuai ditinjau dari aspek fisika, kimia dan biologi. Pemetaan ini
tergambarkan dalam peta kompetensi.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD!
2. Bagaimana Pembelajaran Sains Terintegrasi?
3. Bagaimana Rancangan Pembelajaran Sains Terintegrasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA di SD.
2. Mengetahui Pembelajaran Sains Terintegrasi.
3. Mengetahui Rancangan Pembelajaran Sains Terintegrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan antara berbagai
aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA sehingga melahirkan satu atau
beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang
memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan
dalam pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan
efisien. Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan
konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna,
autentik dan aktif. Berikut ini adalah Karakteristik Pembelajaran terpadu:
1. Bersifat holistik (berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih
daripada sekadar kumpulan bagian).
2. Berpusat pada anak didik.
3. Memberi pengalaman langsung kepada siswa.
4. Pemisahan materi tidak begitu jelas.
5. Menyajikan konsep-konsepberbagai topic.
6. Hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak.
1. Tujuan
Untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan dasar tentang:
Tanda udara bersih dan tercemar
Perbedaan udara bersih dan udara tercemar
Usaha-usaha mencegah udara tercemar
Pengaruh udara bersih dan udara tecemar bagi kesehatan
2. Alat, bahan dan sumber bahan
a. Alat dan Bahan
Lingkungan
Minyak wangi
Minyak lampu
Sapu tangan/kain perca
Gambar-gambar tentang lingkungan
Bambu
kertas
b. Sumber Bahan
GBPP
Buku Paket
Buku Pedoman
Buku Sumber lain
B. Saran
Sebagai calon guru yang nantinya akan mengajar, sebaiknya kita harus memiliki
wawasan yang luas tentang bagaimana cara mengajar dan membuat rancangan belajar yang
menarik bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sapriati, Amalia dkk. (2009). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://www.jamarismelayu.com/2014/09/pembelajaran-tematik-terpadu-tingkat.html
http://sagamulya.blogspot.co.id/2015/05/pembelajaran-ipa-terintegrasi.html
http://febrimasterphysic.blogspot.co.id/2014/09/pembelajaran-ipa-terpadu.html
https://bioners.wordpress.com/2013/11/07/pembelajaran-ipa-secara-terpadu-menurut-kurikulum-
2013/