Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT IPA DAN PENERAPANNYA PADA PEMBELAJARAN

KELAS : V (LIMA)
Materi : Tema : 1 Sub Tema : 1 Pembelajaran Ke : 2
: Organ Gerak Hewan Dan Manusia

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan IPA SD
Dosen Pengampu:
Dr.Sri Sulistyorini, M. Pd

OLEH :

PUSPITA RATNA ANDIANI


NIM. 202003050

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang
telah di tentukan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, sampai akhir zaman.
Makalah Mata Kuliah Pengembangan IPA SD dengan judul : “HAKIKAT IPA DAN
PENERAPAN PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS : V (LIMA) TEMA : 1 SUB TEMA
: 1 PEMBELAJARAN KE : 2” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah
ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu,
menyumbangkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembelajaran selanjutnya.

Kudus, 09 Maret 2021


Penulis

Puspita Ratna Andiani


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang sekaligus


membedakan manusia dengan hewan. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh
insting,sedangkan bagi manusia, belajar berarti rangkaian kegiatan menuju pendewasaan
gunamenuju kehidupan yang lebih berarti. Oleh karena itu, berbagai pandangan yang
menyatakanbahwa pendidikan merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan
martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam hal ini, pendidikan IPA juga
memegang peranan untuk menentukan bagi perkembangan manusia karena Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukanhanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nila ilmiah. Pengembangan aspek-aspek
tersebutdilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skills)
melaluiseperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan
berhasildimasa yang akan datang. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain
berfikirsistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan
tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses penemuan.
Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap
ilmiah. Materi IPA di SD kelas I sd III terintegrasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pembelajaran dilakukan secara terpadu
dalam tema dengan mata pelajaran lain. Untuk SD kelas IV sd VI, IPA menjadi mata
pelajaran tersendiri namun pembelajaran dilakukan secara tematik terpadu.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan memaparkan hakikat
pembelajaran IPA di Sekolah dasar. Hakikat pembelajaran IPA yang dimaksud yaitu terdiri
dari beberapa indikator yang telah disebutkan di atas. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan mengetahui hakikat pembelajaran IPA secara lebih mendalam sebelum
menjadi seorang guru dan mengajarkan mata pelajaran IPA kepada siswa di dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, adapun rumusan masalah
yang diangkat adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana hakikat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar?
2. Bagaimana penerapan IPA di Sekolah Dasar?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan makalah ini ialah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
2. Gambaran penerapan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar khususnya kelas tinggi
yaitu kelas V.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini bagi para pembaca, khususnya penulis sendiri
ialah:
1. Mampu menerapkan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
2. Diperoleh gambaran penerapan IPA di Sekolah Dasar dengan baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Hakikat Pembelajaran IPA merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa
depan kehidupan anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah mempersiapkan
mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu
proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan
kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses,
maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat
siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat
kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004:
4).

Dalam hal ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah
sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan ilmiah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah
kumpulan pengetahuan berupa teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
dan telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan, studi, dan
pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam
memiliki tiga komponen antara lain:
1. IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang
dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam serta berbagai fenomena di
dalamnya.
2. Proses dalam hal ini adalah proses dalam mendapatkan ilmu pengetahuan alam melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud dalam pembelajaran IPA untuk siswa
Sekolah Dasar yaitu metode ilmiah yang dikembangkan dan diajarkan secara bertahap
dan berkesinambungan, sehingga siswa nantinya dapat melakukan penelitian sederhana
(Darmodjo, 1992). Menurut Patta Bundu (2010) IPA sebagai proses merupakan
sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam sebagai proses Sains dalam
mendapatkan pengetahuan Sains tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi,
kuantifikasi, inferensi, komunikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan
variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian. Jadi, pada hakikatnya dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan alam diperlukan beberapa keterampilan dasar
tersebut.
3. IPA sebagai sikap ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukan dalam
mencari dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta secara hati-hati,
kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif
penemuan menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Menurut Wynne
Harlen (Darmodjo, 1992) setidaknya ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat
dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu:
Sikap ingin tahu (curiousity), Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
(originality), Sikap kerja sama (cooperation), Sikap tidak putus asa (perseverance),
Sikap teruka untuk menerima (open-mindedness), Sikap mawas diri (self critism), Sikap
bertanggung jawab (responsibility), Sikap berpikir bebas (independence in thinking),
Sikap kedisiplinan diri (self discipline)
Hal ini menekankan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya sekumpulan
pengetahuan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan sesuatu
menggunakan pikiran dan sikap dalam mempelajarinya. Dengan demikian,
pembelajaran IPA untuk tingkat Sekolah Dasar, berorientasi pada pencapaian Sains dari
segi produk, proses dan sikap keilmuannya (Patta Bundu, 2010). Segi produk, siswa
diharapkan dapat memahami konsep-konsep Sains berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum maupun teori dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; dari proses,
siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam proses untuk mengembangkan
pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan
masalah dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; dari segi sikap dan
nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di
lingkungannya, bersikap ingin tahu,tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab dapat
bekerja sama dan mandiri serta memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar.

B. Penerapan IPA di Sekolah Dasar


Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai kompetensinya pada tingkat SD adalah
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran IPA merupakan cabang Salah satu
mata pelajaran yang harus dikuasai kompetensinya pada tingkat SD adalah mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran IPA merupakan cabang ilmu yang ingin mencari
jawaban atas fenmena-fenomena yang terjadi di alam. Pernyataan ini senada dengan pendapat
Trefil dan Hazen (2010: 4) yang menuliskan bahwa “science is away of asking and
answering questions about the physical”
Sebagai contoh materi : tema : 1 sub tema : 1 pembelajaran ke : 2 organ gerak
hewan dan manusia. . Tertulis tujuan pembelajaran antara lain: 1. Dengan mengamati
gambar cerita, siswa mampu menyusun dan merangkai sebuah cerita secara runtut.,2.
Dengan menceritakan sebuah gambar, siswa mampu mengolah informasi dan menjadi
sebuah cerita secara tepat. 3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan organ
gerak hewan beserta fungsinya secara tepat. 4. Dengan membaca teks, siswa mampu
mengidentifikasi gerak ikan di air secara tanggung jawab. 5. Setelah memahami tentang
gambar cerita, siswa mengamati rangkaian untuk kemudian menyusun menjadi sebuah cerita.
6.Siswa memahami organ gerak pada hewan vertebrata. 7. Siswa mampu mengembangkan
ide pokok menjadi sebuah paragraf. 8.Siswa mampu membuat cerita gambar.
Model pembelajaran Discovery Learning yang disajikan di masa pandemi
menggunakan aplikasi whatsapp/telegram alam pembelajaran dengan penemuan siswa
didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk
diri mereka sendiri.Pembelajaran discovery learning merupakan suatu trik pembelajaran
dengan peserta didik menentukan sendiri jawaban atas soal-soal yang diberikan.

Pada akhir pembelajaran Pada akhir pembelajaran siswa membuat resume dan produk
berupa gambar bagian-bagian bunga. Bagi siswa yang menyelesaikan tugas sesuai dengan
kriteria diberikan reward. Tugas diselesaikan individu dan dapat berkolaborasi dengan orang
tua. (Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya). Guru memberikan ulasan terhadap
tugas siswa dari awal pembelajaran sampai dengan akhir. (mengenalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah). Membuat resume (Creativity) dengan bimbingan guru tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru
dilakukan.

Dari gambaran pembelajaran ini diperoleh informasi bahwa pembelajaran dengan


Discovery Learning di masa pandemi tetap dapat dilakukan. Sukardjo (2008: 1)
mengemukakan hakikat IPA sebagai berikut: IPA pada hakekatnya merupakan ilmu yang
memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual baik
kenyataan/kejadian berdasarkan percobaan (induksi), dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduksi). IPA sebagai proses kerja ilmiah dan produk ilmiah mengandung

pengetahuan yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, pengetahuan prosedural, dan


pengetahuan meta kognitif. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka yang dimaksud hakikat
IPA meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; (2) proses: prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk:
berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) konsep: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep yang dipelajari dalam pembelajaran muatan IPA menekankan
pemahaman siswa terhadap menceritakan sebuah gambar, siswa mampu mengolah informasi dan
menjadi sebuah cerita secara tepat.
Proses yang dilakukan dengan mempelajari siswa mengamati rangkaian untuk
kemudian menyusun menjadi sebuah cerita. (Creativity and Innovation)
Sikap yang dikembangkan selama pembelajaran berlangsung adalah
tanggungjawab, ketelitian, kedisiplinan selama melakukan tahapan pemecahan
masalah dari mengamati, tanya jawab dengan orang tua, merumuskan pendapat,
menyimpulkan dan menyampaikan laporan pembelajaran.
akar, dll).

Produk pembelajaran selain laporan kegiatan, Siswa menunjukkan hasil karya


gambar yang dibuatnya, lalu orang tua membuat evaluasi berdasarkan gambar tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hakikat IPA
dipandang sebagai dimensi, proses, produk, dan sikap ilmiah karena dimensi tersebut secara
sistematis saling berkaitan. Berawal dari sikap keingintahuan peserta didik tentang seluruh
fenomena alam dan masalahnya yang kemudian memotivasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan empiris sebagai wujud pemberian pengalaman yang secara langsung dialami
sendiri oleh peserta didik, melalui proses ilmiah di antaranya: hipotesis, eksperimen, evaluasi
dan kesimpulan.
Proses pembelajaran berlangsung secara daring dengan memanfaatkan teknologi
(WA dan Video) serta media lingkungan. Proses pembelajaran dengan lingkungan dan
alat peraga konkret yaitu tumbuhan dilingkungan anak, kemudian divisualkan melalui
gambar/video dan dideskripsikan menjadi sebuah produk pembelajaran (laporan kegiatan).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa
IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis
dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Secara garis besar Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tiga komponen yaitu IPA
sebagai produk, IPA sebagai Proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Hal tersebut sejalan
dengan fungsi dan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan
pengetahuan dan fakta untuk dihafal, tetapi ada proses aktif menemukan menggunakan
pikiran dan sikap dalam mempelajarinya sehingga dapat mengembangkan keterampilan
proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
Pembelajaran IPA di SD juga memiliki ruang lingkup bahan kajian yang secara umum
meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.

B. Saran

Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar sebagai bekal dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di SD.
2. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa
buku, jurnal maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah maupun
karya ilmiah lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Darmodjo, Hendro dan Jenny R.E Kaligis. (1992/1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Oemar, Hamalik. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta:PT Bumi Angkasa.
Hisyam, Zaini. 2004. Strategi Pembelajara Aktif. Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri
Sunan Kalijaga.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.
https://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD Online. Diakses
12/03/2021
refil, J., & Hazen, R.M. (2010). The sciences an integrated approach (6ed). Canada:John
Wiley & Sons, Inc.
Sukardjo. 2008. Handout Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran IPA. Yogyakarta: PPs Universitas
Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai