Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

KELAS IV TEMA 1 MATERI SIFAT SIFAT CAHAYA KURIKULUM 2013

Disusun guna memenuhi Tugas Individu Dalam Kelompok


Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd

Disusun Oleh :
Laila Noor Malitasari
NIM 202003030

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan
penentu arah, isi dan proses pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan
kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam
seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan,
memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses
pendidikan. Disamping kedua fungsi itu, kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang
ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau
memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi
pendidikan.
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut secara professional merancang pembelajaran afektif
dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran, dan pembentukan kompetensi secara efektif serta
menetapkan kriteria keberhasilan. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak lepas dari hal
menunjang pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Dalam kurikulum 2013 tentunya tidak terlepas dari berbagai kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam kurikulum itu sendiri. Dalam makalah ini kami mencoba memfokuskan
pembahasan pada analisis kebutuhan kurikulum dalam pengembangan media pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang dapat diambil beberapa permasalahan sebagai berikut
1. Apakah analisis kebutuhan media pembelajaran itu?
2. Bagaimanakah langkah dalam menganalisis kebutuhan kurikulum media
pembelajaran?
3. Bagaimanakah pengembangan analisis kebutuhan media pembelajaran dalam kurikulum
2013 ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dari rumusan adalah
1. Mengetahui pengertian analisis kebutuhan dalam media pembelajaran
2. Mengetahui langkah langkah analisis kebutuhan kurikulum media pembelajaran
3. Mengetahui pengembangan media pembelajaran dalam kurikulum 2013

1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengembangkan media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar lebih
menarik dan mudah dipahami peserta didik.
2. Membantu permasalahan guru dan siswa dalam pemanfaaatan media
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran


Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan need
assessment sebagai: ”the process by which one defines educational needs and decides what
their priorities are”. Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990)
menjelaskan tentang pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering Information
about discrepancies and for using that information to make decisions about priorities”
Sedangkan menurut Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu proses kebutuhan
sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau
metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be /
ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is). Kondisi yang diinginkan
seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan kondisi yang ada, seringkali disebut
dengan kondisi riil atau kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need assessment.
Pertama; need assessment merupakan suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam
pelaksanaan need assessment. Need assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu
aktivitas tertentu dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri
pada hakikatnya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian
maka, need assessment merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan
yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.
Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat
dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Dalam implementasi kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, pendidikan karakter bukan hanya tanggung
jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak: orang tua, pemerintah
dan masyarakat. Dalam proses pembelajaran, media sangatlah berperan penting dalam
keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (1989) media pembelajaran adalah
alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media
pembelajaran dilihat dari sudut cakupannya dikelompokkan menjadi dua, yakni media
pembelajaran dalam arti sempit dan media pembelajaran dalam arti luas. Media pembelajaran
dalam arti sempit, dalam konteks ini media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat
digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana. Media pembelajaran
dalam arti luas dapat diartikan bahwa media pembelajaran yang digunakan tidak hanya
meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga sederhana, seperti slide,
foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan kunjungan keluar kelas. Sebagai komponen
pembelajaran, media merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber atau
penyalurnya yang ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi
yang disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya
proses belajar.
Levie dan Letz (1982) yang dikutif oleh Kustandi dan Sucipto (2011) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu :
a. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi
kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa, misalnya informas yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-emuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat iformasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Dengan kata lain, media pemebelajran brfungsi untuk mengakomodasikan siswa
yang lemah dan lambat menerima seta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.
Encylopedia of Educational Reseach, dalam Hamalik (1994:15), memerinci manfaat media
pembelajaran, sebagai berikut :

a. Meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, sehingga mengurangi verbalisme.


b. Memeperbesar perhatian siswa.
c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,sehingga, membuat
pelajaran lebih mantap.
d. Memeberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
dikalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengetian yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efesiensi serta kergaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, maka analisis kebutuhan media pembelajaran
adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan atau kebutuhan siswa dalam media
pembelajaran siswa. Pengembangan media dalam pembelajaran sangat penting karena kita dapat
mengetahui hal apa saja yang dapat menunujang pembeljarana, kesulitan apa yang dihadapi siswa dan
guru serta bagaimana solusi yang dapat dilakukan agar kebutuhan pengembangan media tersebut
terpenuhi.

2.2 Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Kurikulum Media Pembelajaran


Glasgow menggambarkan need assessment dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari
tahapan pengumpulan informasi sampai merumuskan masalah. Sedangkan Morrison
menggambarkan Need assessment dalam bentuk kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai
membuat laporan akhir.
Bentuk langkah-langkah need assessment menurut Glasgow sebagai berikut:
1. Tahapan pengumpulan Informasi; dalam tahapan ini seorang desainer harus bisa
memahami dan mengumpulkan informasi dari para siswa cakupan pengumpulan informasi
bisa beragam seperti karakteristik siswa, kemampuan personal, dan problematic didalam
pembelajaran.
2. Tahapan identifikasi kesenjangan; menurut Kaufman mengidentifikasi kesenjangan yaitu
dengan menggunakan metode Organizational Element Model yang dimana dalam metode
ini menjelaskan adanya lima elemen yang saling berkaitan. Dimulai dari input-proses-
produk-output-outcome.
3. Analisis Performa; tahapan ini dilakukan setelah desainer memahami berbagai informasi
dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada. Dalam hal ini ketika menemukan sebuah
kesenjangan, diidentifikasi kesenjangan mana yang dapat dipecahkan melalui perencanaan
pembelajaran dan mana yang memerlukan pemecahan yang lain.
4. Identifikasi Hambatan dan Sumber; dalam tahapan ini pelaksanaan suatu program berbagai
kendala bisa muncul sehingga dapat berpengaruh terhadap kelancaran suatu program.
Berbagai kendala bisa meliputi dari waktu, fasilitas, bahan, dan sebagainya. Sumber-
sumbernya juga bisa dari pengorganisasian, fasilitas, dan pendanaan.
5. Identifikasi Karakteristik Siswa; tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian masalah-
masalah siswa. Karena Tujuan utama dalam desain pembelajaran adalah memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi siswa.
6. Identifikasi tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan  salah satu tahapan penting yang
ada didalam need assessment, karena mengidentifikasi tujuan merupakan proses penetapan
kebutuhan yang dianggap mendesak untuk dipecahkan sesuai dengan kondisi, karena tidak
semua kebutuhan menjadi tujuan.
7. Menentukan permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis, yaitu
menuliskan pernyataan adalah sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain
instruksional.
Sedangkan menurut Morrison langkah-langkah need assessment sebagai berikut:
1. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat
dalam kegiatan dan cara pengumpulannya.
2. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam
penyebarannya (distribusi)
3. Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan :
ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan.
4. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat
bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat,
rekomendasi yang terkait dengan data.
Dari pendapat ahli diatas maka langkah dalam analisis kebutuhan kurikulum dalam aspek
pengembangan media sangat diperlukan peran serta siswa dan guru tentang permasalahan yang
dihadapi dalam penggunaan media pembelajaran. Media diperlukan untuk lebih memperjelas
materi ajar atau bahan ajar yang akan disampaikan guru kepada peserta didik. Lebih tepat media
yang digunakan oleh guru maka semakin tinggi tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelajaran. Untuk itu guru perlu mengetahui cara memilih dan merancang media yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan dan tepat untuk siswanya, sehingga dapat benar-benar
membantunya mencapai tujuan pembelajaran. 
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, guru dapat memilih dan merancang media melalui
analisis kebutuhan media. Kegunaan analisis kebutuhan media pembelajaran adalah membantu
guru dalam merencanakan dan melaksanakan serta menindaklanjuti kegiatan pembelajaran yang
dikelola oleh guru.
Mengadapsi Depdiknas(2004), langkah analisis kebutuhan media pembelajaran ditunjukkan dalam
alur berikut.
Format Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran di SD

Elita dkk. (2010) mengemukakan kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran
adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang akan digunakan
dasar pertimbangannya adalah bahwa media tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan yang diinginkan. 
Mc, Connel (1974 (dalam Elita dkk, 2010)) mengatakan bila itu sesuai pakailah!, ”If the
medium fits, use it”, artinya pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik
media yang bersangkutan. Lebih lanjut disebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemilihan media yaitu sebgai berikut.
1. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah
dipahami peserta didik.
2. Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan, artinya media yang
diperlukan mudah diperoleh. Media grafis umumnya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri
oleh pendidik.
3. Keterampilan pendidik dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan,
syarat utama adalah pendidik dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan
manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh
pendidik pada saat terjadinya interaksi belajar dengan lingkungannya.
4. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi
peserta didik selama pembelajaran berlangsung
5. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, memilih media untuk pembelajaran harus sesuai
dengan taraf berfikir peserta didik sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah
dipahami.
Oleh Karena itu, dalam melakukan analisis media perlu diperhatikan beberapa hal dalam
pemilihan media seperti tersebut di atas.

2.3 Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013


Pengembangan media pembelajaran yang kami angkat dalam makalah ini adalah
 Muatan pelajaran : IPA
 Kelas : IV (Empat)
 Tema/Sub tema : 1 indahnya kebersamaan / keberagaman negeriku
 KD : 3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera
pendengaran
Pembelajaran tematik 2013 kelas IV tema 1 indahnya kebersamaan guru
mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran salah satunya terdapat muatan pelajaran
IPA, KD 3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran.
Dalam penyusunan RPP terlihat dalam kegiatan pembelajaran Siswa diminta untuk
membunyikan benda-benda yang ada di sekitas lingkungan kelas dengan cara yang
berbeda. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi dan mengisi
pertanyaan di buku siswa yang kemudia jawaban dari kerja kelompok diberi penguatan
oleh guru.
Pembelajaran tentang sumber bunyi dan sifat sifat bunyi dapat dikembangkan dengan
penggunaan media pembelajaran yang menarik, misalnya
1. Pop-up book
Pop-up book merupakan salah satu media tiga dimensi. Pop-up menurut kamus
bahasa Inggris yang berate muncul. Dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya
muncul adalah menampakkan diri. Book menurut kamus bahasa Inggris artinya buku.
Buku dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti kertas yang berjilid, yang berisi
tulisan atau kosongan. Pop-up book merupakan sebuah buku yang memiliki bagian
yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi serta memberikan visualisasi
cerita 8 yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika
halaman dibuka.
Media pembelajaran POP-up book ini sangat menarik yang memberikan gambaran
jelas mengenai materi yang disampaikan tetapi tentu mempunyai kelemahan yaitu
pengerjannya lama serta membutuhkan kreativitas yang tinggi untuk mengaitkan
materi materi yang sesuai.

2. Menggunakan multimedia
Penggunaan multimedia sangat relevan dengan kondisi saat ini sesuai dengan era
teknologi. Segala sendi kehidupan menggunakan teknologi. Multi media yang
dimaksud dapat menggunakan proyektor LCD serta layar yang cukup menarik siswa.
Penggunaan multimedia ini juga mempunyai kelemahan yaitu tidak bisa dilakukan
oleh semua bapak/ibu guru karena banyak yang belum menguasai pengoprasian
multimedia.

3. Alat peraga Resonator


Resonator merupakan sebuah komponen yang berada di sebuah kendaraan roda empat 
untuk meredam suara. Sistem kerjanya yang cukup kompleks membuat penggunaan
resonator perlu diperhatikan. Sebab, bagian ini bisa memberikan kenyamanan
pengguna kendaraan bermotor jadi lebih baik, terutama jika mobil digunakan sehari
hari. Peranan resonator yang sangat penting ini tidak boleh dilupakan. Jangan sampai
kendaraan roda empat Anda tidak dilengkapi dengan resonator.  Mengapa demikian?
Seperti yang sudah diketahui bahwa resonator dapat meredam suara, maka jika
dihilangkan kendaraan akan menghasilkan suara yang lebih terdengar dan dapat
menekan gas lebih dalam. 
Untuk materi di sekolah dasar alat peraga ini tidak digunakan karena penggunaan yang
komplek dan rumit. Prinsipnya alat ini dapat meredam bunyi kendaraan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. analisis kebutuhan pengembangan media dalam pembelajaran sangat penting
karena kita dapat mengetahui hal apa saja yang dapat menunujang pembeljarana,
kesulitan apa yang dihadapi siswa dan guru serta bagaimana solusi yang dapat
dilakukan agar kebutuhan pengembangan media tersebut terpenuhi.
b. langkah-langkah need assessment media pembelajaran sebagai berikut:
perencanaan, pengumpulan, analisa data, serat membuat laporan akhir 
c. pengembangan media pembelajaran materi sifat siafat bunyi antara lain
pop-up book, multimedia, serta resonator.

3.2 SARAN
a. Dalam proses pembelajaran guru perlu menganalisis kebutuhan apa yang kuranga
dalam penyampaian materi termasuk dalam pengembangan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi
b. Guru hendaknya selalu mengupdate kemampuan dalam pemggunaan teknologi agar
selalu mengikuti perkembangan zaman
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing; A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York. Addison Wesley
Lonman Inc

Arafat,Maulana.2018.Pembelajaran Tematik di SD/MI; Pengembangan Kurikulum 2013,


Yogyakarta: Samudra Biru.
Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembanagn Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Hariyani, Yunita.2018. “Prinsip-Prinsip Pengembangan kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran”. Jurnal Edureligia 7(2).

Sanjaya,Wina M.Pd (2008) Perencanaan dan desain system pembelajaran, Jakarta.kencana group.


http://lilisherlinaznyemnyem.blogspot.com/2012/03/need-assessment.html
http://bukan-situs.blogspot.com/2012/02/analisis-kebutuhan-pembelajaran-dan_28.html

Utaminingsih, S. (2012).Management of the development of social values for the enhancement of


the quality of the graduates in the era of free market.In proceeding international
conference social studies and economic education in the free trade era.UNESA.

Utaminingsih, S. (2013).Management of primary education curriculum development based on soft


skill.Empowering the primary education for the brighter generation.

http://jayanagara9.blogspot.com/2017/07/analisis-kebutuhan-media-pembelajaran.html

http://repository.uin-suska.ac.id/29710/2/GABUNGAN%20KECUALI%20BAB%20IV.pdf

Anda mungkin juga menyukai