Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah Perspektif Global yang memang sangat penting dalam suasana global yang makin
mengarus, dunia pendidikan khususnya harus mengembangkan kewaspadaan sedini mungkin untuk
mencegah dampak negatif perubahan kehidupan global terhadap SDM (Sumber Daya Manusia)
generasi muda, yang akan menjadi subjek pembangunan di masa mendatang, diantaranya dengan
mengetahui memahami pengertian serta visi dari Perspektif Global itu sendiri.
Kita menyadari bahwa suatu fenomena kehidupan tidak hanya dapat dipandang dari satu bidang
ilmu saja, akan tetapi akan berkait dengan berbagai ilmu lainnya. Begitu pula halnya dengan
perspektif global, dalam pembahasannya banyak berkaitan dengan aspek lainnya, baik yang terkait
dengan ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, dan ilmu lainnya. Namun karena perspektif global berkaitan
dengan masalah kehidupan manusia maka kita mencoba melihatnya dalam kaitannya dengan ilmu-
ilmu sosial. Selain itu juga perspektif global memberikan bekal kepada kita untuk dapat memberikan
pengetahuan dan meningkatkan kesadaran anak didik kita, bahwa dunia luas ini perlu dipahami, dan
dipelihara, mengingat bahwa kita ini sedang memasuki era globalisasi dan keterbukaan. Tanpa
memahami dunia ini, mungkin kita akan tersesat oleh arus globalisasi yang begitu deras.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan
dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
1. Bagaimanakah perspektif global dari visi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi?
2. Bagaimanakah Perspektif global dari visi Politik, Sosiologi, dan Antropologi?
3. Bagaimanakah perspektif global dari visi IPTEK, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perspektif global dari visi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi?
2. Untuk mengetahui perspektif global dari visi Politik, Sosiologi, dan Antropologi?
3. Untuk mengetahui perspektif global dari visi IPTEK, Transportasi, Komunikasi, dan
Internasional?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perspektif global dari visi Geografi, Sejarah, dan Ekonomi


1. Perspektif Global Dari Visi Geografi
Menurut Nursid Sumaatmadja dan Kusmaya Wihardit (2014: 2.3), perspektif global dari visi
geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional sampai ke
perspektif global serta suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena,
proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik untuk masa lampau, saat ini terutama untuk
masa yang akan datang. Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa perspektif
geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan, memandang secara mendalam
berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik untuk masa
lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang diterapkan perspektif
keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan memprediksi. Dalam ruang lingkup kajian
perspektif keruangan ini berkembang mulai dari perspektif lokal, perspektif regional, sampai
perspektif global, perhatikan, amati, dan hayati serta perkembangan yang terjadi di tempat dari waktu
ke waktu. Bagaimana keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdagangan, dan keadaan
penduduk setempat.
Melalui proses pengamatan perspektif lokal, penulis dapat menyaksikan bahwa perkampungan
yang satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu karena adanya jalan, alat
angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang. Di sini terjadi proses sosial
ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk (manusia). Setelah mengamati dan menghayati
tentang meluasnya perkampungan, penulis juga dapat mengamati serta menghayati meluasnya suatu
kota dari waktu ke waktu. Penulis dapat mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari
waktu ke waktu. Selain area atau kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami
perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan, jumlah penduduk,
dan seterusnya mengalami perubahan serta perkembangan. Bahkan memperhitungkan masa yang akan
datang atau memprediksi bahwa kota-kota kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan
membentuk kota yang lebih besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta
pertambahan penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan penduduknya, telah terjadi
proses yang dikenal dengan sebutan Urbanisasi. Urbanisasi sebagai suatu proses menurut W.J.
Waworoentoe, A. Sjarif Puradimadja, Uton Rustam (dikutip oleh Phephe Pamungkas. 2013), terjadi
karena adanya tiga peristiwa yang berkaitan satu sama lain, yaitu:
a. Perpindahan pendudukan dari desa ke kota,
b. Perluasan area kota dan

2
3

c. Perubahan cara hidup sebagai orang kota


Perspektif geografi itu tidak lagi melihat kawasan lokal semata, melainkan telah menjangkau
kawasan yang lebih luas, karena itu disebut perspektif regional. Ukuran region luasnya bervariasi
mulai dari yang sempit seperti wilayah kabupaten, lebih luas lagi wilayah provinsi, dan lebih luas
lagi kawasan timur Indonesia, kawasan ASEAN, kawasan Asia Pasifik, kawasan Timur Tengah,
kawasan Eropa dst. Tidak hanya itu hutan menjadi lahan pertanian, pemukiman, kawasan
industry, jalan, lapangan akibatnya berdampak pada perubahan tatanan air, tumbuh-
tumbuhan, hewan, cuaca. Contoh lain Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi sekarang
bersambung menjadi Jabotabek hal ni berdampak : kehidupan ( aspek sosial, budaya,
psikologi maupun politik )
Perkembangan dan interaksi serta interdependensi keruangan tidak hanya terjadi antar regional
didalam provinsi dan di dalam negeri, melainkan menembus batas-batas Negara karena adanya
perkembangan transportasi dan elektronik. Interaksi keruangan antar region ini tercermin dari
pakaian, makanan, kesenian, dan perdagangan. Perspektif geografi atau perspektif keruangan yang
paling luas adalah perspektif global. Dalam bidang geografi terkenal adanya konsep dasar globalisme
dan bumi sebagai suatu planet dan mengungkapkan bahwa bumi sebagai suatu global atau suatu
planet itu berdampak luas terhadap kondisi alamnya dan kondisi kehidupan yang mendunia.
Selanjutnya bahwa perspektif global itu dapat diterapkan pada bidang ilmu yang lain, dapat
ditelaah pernyataan Preston E. James (dikutip Phephe Pamungkas. 2013), yaitu bahwa geografi dapat
dikatakan sebagai induk ilmu, dengan ketentuan bahwa geografi dapat dikatakan sebagai induk ilmu
dengan ketentuan bahwa kajian ilmu apapun pengamatannya selalu dimulai dari permukaan tempat
objek kajian itu berada. Dengan demikian, perspektif global sebagai perspektif geografi menjadi
alasan sudut pandang ilmu apapun, selama aspek kajian yang meluas itu masih melekat di permukaan
bumi.
Analisis perspektif global dikatakan “hampir murni geografi” karena yang dikaji hanya faktor dan
aspek geografi. Namun jika analisis ini dilanjutkan lebih jauh, akan menyangkut pula aspek yang
lainnya.

2. Prespektif Global Dari Visi Sejarah


Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant pada abad XVIII (dikutip Nursid Sumaatmadja dan
Kusmaya Wihardit (2014: 2.5)), bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya jika
sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “ kapan” terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan
ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya maka karakter peristiwa itu
menjadi jelas adanya. Dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau
dengan kata lain, perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah
lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau
4

yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya,
perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang,
pertemuan internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap
tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya
serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki
kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasul yang tidak hanya
berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup di kawasan lingkungannya masa itu
melainkan tetap menjadi pola perilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah,
bahkan tokoh dunia yang demikian menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut
pandang sejarah melainkan dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya .Bangunan-bangunan bersejarah
seperti Ka’bah dan Masjidil Haram di Mekkah, Piramida di Mesir, Tembok Besar di Cina, Mesjid Taj
Mahal di Agra (India), dan Candi Borobudur di Indonesia, yang merupakan beberapa bangunan “
keajaiban dunia, tidak hanya bernilai dan bermakna sejarah, melainkan memiliki nilai global yang
mempersatukan umat, nilai budaya dari aspek arsitektur, nilai ekonomi dalam mengembangkan
lapangan kerja dan lain sebagainya. Secara material, bangunan – bangunan semacam itu, bukan hanya
merupakan pengetahuan, melainkan lebih jauh dari pada itu, wajib dijadikan acuan pendidikan
mengenai nilai-nilai kemanusiaan, budaya, bahkan keagamaan yang ada di dalamnya.
Berbagai perang di berbagai kawasan, terutama Perang Dunia yang tercatat sebagai peristiwa
sejarah, tidak hanya dilihat dari dahsyatnya penggunaan senjata dan menakutkannya pembunuhan
umat manusia, namun dilihat dari sudut pandang global, dapat diungkapkan nilai dan makna
kemanusiaannya. Perang yang pada saat berlangsungnya sebagai ajang pertentangan berbagai pihak
atau berbagai negara, ternyata setelah usai menjadi alat pemersatu berbagai bangsa dalam memikirkan
umat secara global. Pengalaman buruk dari perang telah menjadi alat untuk menyadarkan umat dunia
untuk memikirkan hal-hal yang lebih bernilai dan bermakna bagi kemanusiaan. Bahkan secara global,
meningkatkan kemampuan IPTEK yang mendukung kesejahteraan. Sebaliknya pengalaman negatif
yang membawa malapetaka terhadap penghancuran umat, menjadi acuan kewaspadaan bagi
kepentingan bersama. Bagi kepentingan pendidikan, perang yang merupakan peristiwa sejarah itu
juga menjadi ajang meningkatkan kesadaran, penghayatan dan kewaspadaan peserta didik terhadap
bahaya perang “modern” di hari-hari mendatang.
Pertemuan Internasional yang bernilai dan bermakna sejarah seperti antara lain Konferensi Asia
Afrika (1955) yang terkenal dengan “Semangat Bandung,” telah meningkatkan kesadaran masyarakat
Asia Afrika akan haknya sebagai umat yang memiliki hak untuk berdaulat di negaranya sendiri,
bernilai kemanusiaan yang meningkatkan “martabat” manusia di kawasan ini. Peristiwa itu juga telah
membukakan mata negara-negara “maju” sebagai bekas penjajah terhadap arti “kemerdekaan” bagi
bekas negara jajahan yang wajib diperhitungkan. Dari peristiwa sejarah tersebut, telah menyadarkan
masyarakat Dunia terhadap pentingnya persatuan untuk menghadapi negara-negara besar yang secara
5

sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik lebih kuat daripada negara-negara yang bersangkutan.
Perspektif global sejarah yang demikianlah yang wajib diangkat dalam pendidikan. Dengan belajar
sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan
yang terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, menghadapi dan mengatasinya.
Contoh : terjadinya revolusi industri telah mengubah masyarakat feodal (berdasarkan pada tanah/
agraris ) ke masyarakat industri. Sedangkan pada abad sekarang ini yang terjadi revolusi informasi,
sehingga negara-negara yang menguasai teknologi informasi yang akan berjaya. Malaise ekonomi
yang terjadi pada tahun 1930an telah mengacaukan kegiatan ekonomi dunia, dan sekarang ini juga
terjadi krisis ekonomi di Asia terutama Asia Tenggara. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan bisa
berpengaruh pada perekonomian dunia. Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu dengan kata
lain perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, pertama waktu yang telah lampau.
Perspektif sejarah dapat membawa kita kepada kita tentang peristiwa masa lampau yang dapat dikaji
saat ini untuk kejadian yang akan datang. Selanjutnya perspektif global dari sudut pandang sejarah
tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, terang, pertemuan internasional, dan peristiwa-peristiwa
sejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam
pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas SDM generasi muda.

4. Perspektif Global Dilihat Dari Visi Ekonomi


Menurut H.W. Arndt dan Gerardo P Sicat (dikutip Kristina Rahayu, 2013) Ilmu ekonomi adalah
suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana seseorang dan kelompok-kelompok masyarakat
menentukan pilihan. Manusia mempunyai yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang
dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya, sumber daya ini
langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan dapat terjadi antara
penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Pembahasan ilmu ekonomi menyangkut beberapa aspek yang meliputi :
a. Menentukan pilihan
b. Keinginan yang tidak terbatas
c. Persediaan sumber daya terbatas, bahkan ada yang langka
d. Kegunaan alternatif sumber daya dan
e. Penggunaan hari ini dan hari esok

Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan jelas bahwa perspektif ekonomi terkait dengan waktu,
hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan
yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya
penggunaan alternatif sumber daya. Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas
dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta
distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan sumber
6

daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternatif, sangat berkaitan
dengan IPTEK dan kecenderungan kebudayaan.

B. Perspektif global dari visi Politik, Sosiologi, dan Antropologi


1. Perspektif Global Dari Visi Politik
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu ((Roger F. Soltau) dikutip Karlina Purnamasari. 2013). Dalam
perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang pokok.
Jenis hubungan Jangkauan
Regional Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan
(tetangga), misalnya di kawasan Asia Tenggara
Internasional Antarbangsa atau antarnegara di berbagai
belahan dunia
Global Antarsemuabangsa atau antarsemuanegara di
dunia ini
Jenis hubungan antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif yang menjadi landasan kerja sama di bidang
ekonomi dengan negara-negara lain. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satu
blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa
ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam
menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut
mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri, berpengaruh pada
kondisi politik global, contohnya dampak Konferensi Asia Afrika (KAA – yang menghasilkan
Dasasila Bandung/ Bandung Declaration) dan Gerakan Non-Blok (GNB – khususnya untuk
mendukung perdamaian dunia).
Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh
perkembangan di negara-negara lain. Perkembangan di negara-negara lain selalu berpengaruh
terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Perubahan peta politik membawa
dampak luas pada tatanan global di bidang politik, ekonomi, sosial, dan IPTEK. Perspektif global dari
perubahan peta politik tersebut, membawa dampak pada berbagai aspek hubungan luar negeri
Indonesia.
7

2. Perspektif Global Dari Visi Sosiologi


Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-
kelompok umat manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu
sama lain (Frank H. Hankins yang dikutip Karlina Purnamasari, 2013). Objek utamanya adalah
hubungan antar manusia dalam lingkungan sosial di mana terjadi interaksi sosial yang semakin lama
semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman sepermainan, tetangga, sekampung, sekota,
regional provinsi, sampai ke tingkat global antar bangsa. Motif interaksi sosial sangat beragam
dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi
oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global,
menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak kemajuan, penerapan, dan pemanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi
menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak langsung
(misalnya onlineshopping) ini semakin intensif dan meluas menembus batas-batas lokal, regional,
nasional, internasional, sampai global sekalipun. Hal ini tentunya membawa perubahan sosial,
kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang
mengalaminya. Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan
telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal, regional, bahkan juga global.
Contohnya jenis makanan khas setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca
negara, seperti misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh lainnya
adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di segala penjuru dunia,
misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dsb.
Kegiatan sehari-hari seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi, misalnya
pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antarnegara seperti sea games ataupun olimpiade, dsb.
Semua contoh-contoh di atas adalah sebagian bukti bahwa interaksi sosial, hubungan antar manusia,
sudah semakin meluas. Hal ini tentunya membawa dampak positif (menambah pengalaman dan
kemampuan, pertukaran nilai, dst) maupun negatif (pergaulan bebas, pemakaian obat-obat terlarang,
sadisme, dst) bagi kehidupan sosial di negara yang mengalaminya. Dampak positif yang ada patut
disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna. Dari peristiwa dan interaksi sosial yang ada,
menyadarkan manusia agar menghargai satu sama lain karena manusia sama harkat dan derajatnya di
sisi Tuhan YME. Sedangkan dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua pihak. Harus
menjadi perhatian dan kepedulian kita bahwa ada kelompok manusia yang bertujuan komersial dan
barangkali juga bertujuan politik yang secara sengaja melakukan penetrasi budaya untuk meracuni
dengan tujuan menghancurkan generasi muda bangsa tersebut. Kita harus secara aktif mencari
alternatif pemecahannya.
8

3. Perspektif Global Dari Visi Antropologi


Antropologi, khususnya Antropologi Budaya merupakan studi tentang manusia dengan
kebudayaannya (Koentjaraningrat (dikutip Karlina Purnamasari, 2013)). Antropologi adalah studi
tentang manusia dengan pekerjaannya, lebih menitikberatkan kepada kebudayaan sebagai hasil
pengembangan akal pikiran manusia (F.A. Hoebel (dikutip Karlina Purnamasari, 2013)).Sudut
pandang Antropologi terhadap perspektif global terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya
dengan kebudayaan dalam konteks global. Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun mulai
dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang
menjadi milik otentik umat manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita
merupakan hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai
perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses
global kemampuan budaya atau proses kebudayaan. IPTEK yang terus berkembang merupakan
produk akal pikiran manusia. Manusia harus mengembangkan dan meningkatkan daya pikir yang aktif
kritis agar dapat menghindar dari ketergantungan terhadap IPTEK.
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, berarti mengamati, menghayati, dan
memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya
berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat manusia. Pendidikan tidak dapat terlepas
dari interaksi sosial. Suasana kondusif sangat ditentukan oleh ketentraman, jaminan peraturan,
kepemimpinan, dan pemerintahan yang stabil (politik) sehingga tumbuh ketenangan hati dan
kesadaran dalam diri. Kejadian-kejadian global dapat diketahui oleh jutaan manusia di berbagai
belahan dunia dalam waktu yang singkat berkat perkembangan IPTEK (radio, TV, internet, dsb).
Peristiwa, proses, dan arus global yang demikian merupakan pengetahuan, pengalaman kehidupan
sehari-hari, namun kita semua wajib memilah-milah mana yang berdampak positif bagi
perkembangan dan peningkatan kualitas SDM generasi muda.
Dalam kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan sudah menjadi suatu
kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila suatu negara ingin menjadi bagian dari
warga dunia. Untuk itu, ditinjau dari perspektif budaya dan Antropologi, kewaspadaan terhadap
dampak negatif harus menjadi kepedulian kita semua.

C. Perspektif global dari visi IPTEK, Transportasi, Komunikasi, dan Internasional


1. Perspektif Global Dari Visi IPTEK
Makin meluas dan meningkatnya proses globalisasi dalam segala aspek kehidupan,
karena adanya perangkat yang menjadi medianya. Perangkat tersebut meliputi perangkat
lunak seperti ilmu pengetahuan, dan Teknologi (IPTEK), serta perangkat keras yang meliputi
alat transportasi dan komunikasi. Perkembangan, kemajuan dan pemanfaatan perangkat
keras, tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kemajuan dan penerapan IPTEK, demikian
9

juga sebaliknya. Di antara perangkat lunak dengan perangkat keras terdapat hubungan
fungsional yang saling mempengaruhi.

Pengetahuan yang acak dan terbuka, melalui proses yang panjang diorganisasikan serta
disusun menjadi bidang-bidang filsafat, humaniora dan ilmu yang selanjutnya ilmu
dikelompokan menjadi ilmu eksak dan non eksak.

Menurut Brown & Brown (dikutip Kristina Rahayu, 2013) mengungkapkan, teknologi
adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang
dikehendakinya. Teknologi juga dikatakan sebagai penerapan praktis pengetahuan untuk
mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. Serta Marwah Daud Ibrahim (dikutip Kristina
Rahayu, 2013) mengemukakan, sekedar upaya untuk menyamakan persepsi, kiranya perlu
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan disini adalah suatu jawaban
sistematis dari kata “mengapa” (knowwhy).

Sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan ”bagaimana” (knowhow).


Dengan teknologi orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam, bahkan bisa mengubahnya.
Jadi kesimpulannya =Steknologi itu tidak lain adalah penerapan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya
untuk memenui kebutuhan tertentu. Selanjutnya, dengan menerapkan pendekatan perspektif
budaya, Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul gelombang ketiga (1980),
mengemukakan tiga tahap perkembangan, ikhtisarnya secara singkat sebagai berikut (dikutip
Kristina Rahayu, 2013):

a. Gelombang Pertama = ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam
bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju, IPTEK pertanian yang
lebih maju dari periode sebelumnya, telah diterapkan dan dimanfaatkan. Saat itu terjadi
revolusi hijau.
b. Gelombang kedua = tiga ratus tahun yang lalu, tepatnya pada abad XVII, dengan
diketemukan mesin uap, mesin pemintal kapas, proses produksi di sektor industri cepat
meningkat. Perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK dibidang produksi dan
industri terjadi lonjakan, sehingga periode dikenal dengan revolusi industri.
c. Gelombang Ketiga = pada abad ini (XX), kemajuan IPTEK elektronik maju dengan
cepat. Radio, TV dan telepon maju dengan cepat termasuk penerapannya. Melalui media
elektronik ini, berita, dan peristiwa cepat tersiar keseluruh dunia.
10

Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiar TV makin meluas, informasi makin


cepat merambah. Oleh karena itu, pada abad XX, telah terjadi revolusi informasi. Melalui
revolusi informasi, proses globalisasi berbagai aspek kehidupan, makin dipacu.

Dampak negatif perkembangan, kemajuan dan penerapan IPTEK yang menghasilkan


berbagai ketimpangan oleh Toffler (dikutip Kristina Rahayu, 2013) disebut sebagai guncangan
Hari Esok (Future shock), tidak hanya guncangan fisik (pshysialshock) melainkan juga
guncangan kejiwaan (pshysialshock). IPTEK dibidang komunikasi informasi, menjadi salah
satu saran dari berbagai permasalahan. Di sinilah letak tuntutan bagi dunia pendidikan
pendidikan dalam arti seluas-luasnya untuk menciptakan kiat mengatasi dampak negatif
IPTEK terhadap guncangan fisik dan psikologis.

Manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya, yang mengembangkan IPTEK,


memiliki kemampuan cara dan kiat berkomunikasi yang beragam, yang juga berkembang
serta dapat dikembangkan. Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan
transportasi serta media elektronik, kontak interaksi sosial umat manusia untuk
berkomunikasi itu juga makin maju. Proses dan arus global kehidupan manusia makin dipacu
melalui komunikasi ini. Makin lama komunikasi ini makin menjadi kebutuhan yang tidak
dapat lepas dari kehidupan manusia sehari-hari yang menembus batas-batas ruang. Dari
perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan antar
bangsa dan antar negara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan transportasi
dan media komunikasi.

2. Perspektif Global Dari Visi Transportasi


Dari perspektif budaya, kita semua dapat mengamati dan menghayati perkembangan alat
angkut atau transportasi dari waktu ke waktu. Alat angkut atau transportasi yang semula
berfungsi mengangkut barang dan manusia, secara tidak langsung juga membawa berita atau
informasi. Dampak positif dari Revolusi Industri Abad XVII, juga membawa perkembangan
dan kemajuan transportasi, yang meliputi transportasi darat, perairan, dan udara.
Perkembangan jalan sebagai prasarana, dan alat angkut sebagai sarananya, selain
mendekatkan jarak relatif dalam ruang permukaan bumi, juga memecahkan keterpencilan,
tempat – tempat yang terpencil menjadi urat nadi perekonomian dalam proses distribusi hasil
produksi ke pasar serta kepada konsumen. Sejalan dengan proses yang demikian, konsep
saling ketergantungan mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, internasional, bahkan juga
tingkat global, dapat terealisasikan.
11

Dalam pemanfaatan transportasi untuk perdagangan antara daerah, antar kawasan sampai
antar negara, yang terbawa itu tidak hanya barang dagangan dan manusia yang
memperdagangkannya, melainkan tersertakan pula kebiasaan, bahasa, gama, pengetahuan,
dan IPTEK. Kontak dan komunikasi serta interaksi sosial antar – manusia yang datang
dengan yang didatangi, membawa dampak luas tidak hanya aspek ekonomi, melainkan juga
aspek – aspek budaya, politik, bahkan juga psikologi.

Makin maju dan canggihnya transportasi sampai ke luar angkasa, harus disyukuri. Namun
demikian, kemajuan transportasi ini, ada yang memanfaatkan untuk tujuan – tujuan yang
negatif. Penyelundupan orang jahat, teroris, obat terlarang, dokumen terlarang dan
sebangsanya, dilakukan melalui transportasi yang makin maju ini. Akibatnya, patologi sosial
yang berupa sadisme, kriminalitas, mabuk – mabukan dan teler, merambah terus. Landasan
yang pokok, bagaimana semua pihak dengan kesadaran yang tinggi menciptakan kiat, metode
dan pendekatan yang tepat mengatasi masalah tersebut.

3. Perspektif Global Dari Visi Komunikasi


Komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang beragam mulai dari yang paling
sederhana dengan kedipan mata, angkat dan lambaian tangan, suara dari teriakan sampai
menggunakan bahasa, penggunaan alat mulai dari kentongan sampai dengan media elektronik
canggih, semuanya itu untuk kepentingan hubungan sosial yang motifnya juga beragam.
Sejalan dengan perkembangan, kemajuan dan penggunaan transportasi serta media
elektronik ( radio, TV, faksimile, internet ), kontak interaksi sosial umat manusia untuk
berkomunikasi itu juga makin maju. Makin lama komunikasi manusia sehari – hari yang
menembus batas- batas ruang. Dengan memanfaatkan internet, informasi dari berbagai
penjuru dunia, mengenai aspek apa saja yang dikehendaki, dalam waktu yang sangat singkat,
dapat diperoleh. Banyak hal yang harus diperhatikan tentang rekayasa media komunikasi
yang perlu diwaspadai penyimpangan penggunaannya.
Dari perspektif global, keberhasilan saling ketergantungan dalam segala aspek kehidupan
antarbangsa dan antarnegara, tidak dapat dilepaskan dari keberadaan serta peranan
transportasi dan media komunikasi. Dampak globalisasi segala aspek kehidupan terus
berjalan. Yang positif membawa rahmat wajib disyukuri, sedangkan yang berdampak negatif
mendatangkan laknat, harus kita waspadai.
12

4. Perspektif Global Dari Visi Internasional


Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) merupakan lembaga dunia yang memperhatikan
segala aspek kehidupan umat manusia di negara – negara anggotanya. PBB menangani
masalah – masalah internasional terutama dialami oleh negara – negara anggotanya. Masalah
– masalah global yang merupakan agenda yang tidak terselesaikan meliputi masalah –
masalah kependudukan, pangan, lingkungan hidup, dan perdamaian. Masalah – masalah
tersebut hakikatnya terkait satu sama lain.

a. UNESCO adalah Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB.


Tugasnya memajukan kerja sama antarbangsa melalui bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan dalam rangka penegakan hukum, penegakan hak asasi
manusia, dan penegakan keadilan. UNESCO berdiri pada tanggal 4 November 1946
yang berkedudukan di Paris, Perancis.
b. UNICEF adalah Organisasi Dana Perkembangan anak-anak Internasional PBB.
Tugasnya memberikan bantuan dalam rangka menyejahterakan ibu dan anak. UNICEF
didirikan pada tanggal 11 1946 di New York, Amerika Serikat.
c. WHO adalah Organisasi Kesehatan Sedunia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 7
April 1948 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Tugasnya meningkatkan kesehatan
bagi semua orang.
d. FAO adalah Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian. FAO berdiri pada tanggal 16
Oktober 1945 yang berkedudukan di Roma, Italia. Tugasnya meningkatkan efisiensi dan
distribusi makanan dan hasil-hasil pertanian ke berbagai pelosok dunia.
e. ILO adalah Organisasi Perburuhan Internasional. Organisasi ini didirikan pada tanggal
11 April 1919 yang berkedudukan di Jenewa, Swiss. Pada tahun 1946 organisasi ini
diterima sebagai organisasi khusus dalam PBB. Organisasi ini bertugas memperbaiki
taraf hidup dan aturan perburuhan.
f. IBRD adalah Bank Dunia untuk Pembangunan dan Perkembangan. Organisasi ini berdiri
pada tanggal 27 Desember 1945 yang berkedudukan di Washington, Amerika Serikat.
g. IMF adalah Dana Moneter Internasional. Organisasi ini berdiri pada tanggal 27
Desember 1945 yang berkedudukan di Washington DC Amerika Serikat. IMF bertujuan
memajukan kerja sama di bidang ekonomi, keuangan, dan perdagangan sehingga
memperluas kesempatan kerja.
h. ITU merupakan Persatuan Telekomunikasi Internasional. Organisasi ini didirikan pada
tahun 1865 dan diterima sebagai organisasi di bawah PBB pada tahun 1947. Tujuan ITU
13

adalah untuk menghimpun kerja sama internasional yang melayani masyarakat pengguna
telepon, telegram, dan radio. Markas ITU di Jenewa, Swiss.
i. WMO merupakan Organisasi Meteorologi Sedunia. Organisasi ini berdiri pada tanggal
23 Maret 1950. Organisasi ini bertujuan saling tukar laporan mengenai cuaca dengan
standar internasional. Markas WMO di Jenewa, Swiss.
j. IMCO merupakan Organisasi Konsultasi Maritim Antar Pemerintah. Organisasi ini
berdiri pada tanggal 13 Januari 1959. Bertujuan memberi nasihat dan konsultasi guna
memajukan kerja sama antaranggota. IMCO berkedudukan di London, Inggris.
k. UNDP (United Nations Development Programme) atau program pembangunan
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tugasnya memberikan bantuan, terutama untuk
meningkatkan pembangunan negara-negara berkembang.
l. UNHCR (United Nations Hig hComissioner for Refugees) atau Komisi Tinggi Urusan
Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tugasnya melindungi hak-hak pengungsi di
seluruh dunia.

Tidak semua masalah regional dan internasional dibahas di PBB. Kerjasama regional
seperti kelompok Negara – Negara Asia Tenggara ( ASEAN ), kelompok Negara – Negara
Arab, masyarakat Ekonomi Eropa, kelompok Negara-negara Afrika, dan seterusnya.
Kelompok – kelompok tersebut, perhatian dan kepeduliannya tidak pada masalah – masalah
regional masing – masing, melainkan juga mengenai masalah internasional dan juga masalah
global. Organisasi independen yang tergabung dalam kelompok Roma, yang anggota –
anggotanya terdiri atas berbagai keahlian seperti ilmuwan, budayawan, rohanian, pengusaha,
pejabat dan lain – lain, juga memperhatikan, mengkaji, dan memprediksi masalah – masalah
global seperti masalah penduduk, pangan dan kelaparan, produksi pertanian, konsumsi
sumber daya alam, industrialisasi, pencemaran, krisis energi, krisis pangan, dan lain – lain.
Lembaga internasional, baik PBB maupun organisasi – organisasi independen, memiliki
kedudukan, fungsi, dan peranan yang bermakna dalam menopang saling pengertian serta
saling ketergantungan antarbangsa dan negara yang beragam sistem politik, ekonomi,
budaya, serta keadaan rasialnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mempelajari perspektif global dari sudut pandang geografi, sejarah, ekonomi, politik, sosiologi,
antropologi, dan pengaruh kemajuan IPTEK dalam transportasi, komunikasi, serta perkembangan
internasional. Perspektif global dari berbagai sudut, sangat penting selaku warga masyarakat.
Perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional sampai global. Berfungsi untuk
mengkaji perubahan dalam ruang yang disebut region, pergeseran fungsi lahan beserta dampaknya
terhadap perubahan tata air, tatanan kehidupan tumbuhan dan hewan serta perubahan cuaca.
Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu terutama waktu yang telah lampau. Membawa
citra pengalaman masa lampau untuk di kaji hari ini, memprediksi kejadian yang akan datang. Visi ini
terkait dengan waktu hari ini dan esok. Terkait dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan IPTEK dan
kebutuhan manusia yang tidak pernah ada batasnya. Keterbatasan sumber daya menyebabkan masalah
ini menjadi masalah global.
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan dan lembaga yang melaksanakan tujuan tsb, hubungan
negara dengan warga negara, serta negara dengan negara. Dalam sorotan perspektif global, aspek
hubungan dengan negara lain merupakan hal pokok.
Dalam ilmu sosiologi, sorotan utamanya adalah hubungan antar manusia, terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial. Hubungan sosial ini semakin
lama semakin luas dan semakin berkembang. Berbagai motif melandasi hubungan ini, didukung oleh
semakin berkembangnya teknologi informasi. Dampaknya berbagai kebudayaan, kesenian, olahraga,
kuliner, tidak lagi berkembang di negara asalnya. Dampak hubungan global ini dapat + maupun -.
Visi antropologi mengarah kepada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan
dalam konteks global. Kajiannya mulai dari tingkat lokal, regional, nasional dan internasional,
wujudnya dapat dilihat dari berbagai perkembangan kemajuan di sekitar kita (bangunan, jalan, alat
transportasi, komunikasi) yang merupakan hasil kebudayaan. sudut pandang antropologi berarti
mengamati, menghayati dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh.
IPTEK merupakan produk budaya manusia, dengan kesadaran yang tinggi, manusia dituntut
kemampuan untuk mengendalikan IPTEK yang bermata dua demi kesejahteraan umat manusia
dengan kelestarian lingkungan hidup. Sarana yang sangat bermakna dalam mendukung proses
ketergantungan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan pada tatanan global hari ini dan di
masa yang akan datang.
Komunikasi merupakan sarana saling pengertian internasional dalam menghadapi kehidupan
global yang penuh masalah dan tantangan hari ini serta masa yang akan datang. Lembaga

14
15

internasional, baik PBB maupun organisasi – organisasi independen, memiliki kedudukan, fungsi, dan
peranan yang bermakna dalam menopang saling pengertian serta saling ketergantungan antarbangsa
dan negara yang beragam sistem politik, ekonomi, budaya, serta keadaan rasialnya.

B. Saran
Dari makalah tentang perspektif global dilihat dari sudut-sudut ilmu sosial dan ilmu lain yang
terkait, penulis dapat memberikan saran yang membangun, yaitu:

a. Pembaca dapat mempelajari dan mengetahui hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan
lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain seperti hubungan antara manusia
terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial.
b. Pembaca dapat mempelajari dan mengetahui proses-proses sosial budaya di masyarakat dan
perubahan pola kehidupan bangsa.
c. Pembaca dapat mempelajari dan mengetahui tentang suatu pengalaman masa lampau, dan dapat
memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
d. Pembaca dapat mengenal tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan, internasional
dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan
global.
e. Pembaca dapat mempelajari dan mengetahui tentang fenomena, proses dan masalah keruangan
permukaan bumi, baik masa lampau maupun masa sekarang.
16

DAFTAR PUSTAKA

Karlina Purnamasari. 2013. Makalah Perspektif Global dari Visi Politik, Sosiologi dan Antropologi.
https://karlinapurnamasari.wordpress.com/2013/11/11/makalah-perspektif-global-dari-visi-politik-
sosiologi-dan-antropologi/. Online, diakses 22 Maret 2018.

Khristina Rahayu. 2013. Perspektif Global Dilihat dari Sudut Ilmu - Ilmu Sosial dan Ilmu Lain yang
Terkait. http://khristinarahayupinasty.blogspot.co.id/2013/12/perspektif-global-dilihat-dari-
sudut.html. Online, diakses 22 Maret 2018.

Phephe Pamungkas. 2013. Materi Presentasi Perspektif Global Dilihat Dari Sudut Ilmu.
https://id.scribd.com/doc/133089350/Materi-Presentasi-Perspektif-Global-Dilihat-Dari-Sudut-
Ilmu. Onine, diakses 29 Maret 2018.

Sumaatmadja, H Nursid dan Kuswara Wihardit. 2014 . Perspektif Global . Tanggerang Selatan
:Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai