Disusun Oleh :
1. Ani Rizana Nikmah
2. Arfah Sundari
3. Laila Noor Malitasari NIM 202003030
4. Puspita Ratna Andiani
5. Tri Puji Lestari
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah yang dalam makalah
ini adalah:
1. Apakah hakekat pengembangan kurikulum?
2. Apa saja prinsip dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimanakah langkah dalam menganalisis kebutuhan kurikulum?
4. Bagaimanakah penerapan analisis kebutuhan kurikulum ditinjau dari aspek media?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas,maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
2. Mengetahui hakekat pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui prinsip dalam pengembangan kurikulum.
4. Mengetahui langkah dalam menganalisis kebutuhan kurikulum.
5. Msenjelaskan implementasi analisis kebutuhan kurikulum ditinjau dari aspek media.
PEMBAHASAN
· Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan
proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan
relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-
komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang
menunjukkan keterpaduan kurikulum.
· Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi
daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
· Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
· Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
· Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas
maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari
kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara
aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan
kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
· Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang
digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang
optimal.
3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai
kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya
Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi
di sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan
kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang
studi lainnya.
4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam
mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan
daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih
program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan
membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program spesialisasi, atau
program keterampilan.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty
Soemanto mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan,
yaitu meliputi;
1. Relevansi
Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan hidup murid,
relevansi dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan datang, serta relevansi
dengan tuntutan dunia kerja.
2. Efektifitas
Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar
murid.
3. Efisiensi
Prinsip efisiensi perlu diperhatikan utamanya terkait dengan efisiensi waktu, tenaga,
peralatan yang akan menghasilkan efisiensi biaya.
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang harus
dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip
tersebut, meliputi:
Pilar pendidikan
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar dalam empat pilar pendidikan yaitu
1. belajar untuk memahami
2. belajar untuk berbuat kreatif
3. belajar hidup dalam kebersamaan
4. belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi oleh ketiga
pilar sebelumnya
Komprehensif dan berkesinambunga
Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan
secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga pendidikan
menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir
dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta fenomena dan kenyataan
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Pada pendidikan anak usia dini, dalam Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa kurikulum pada pendidikan anak usia dini
dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip :
Relevansi
Kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak
secara individual
Adaptasi
Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan
psikososial, IPTEK, dan seni
Kontinuitas
Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan
perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak
memasuki pendidikan selanjutnya
Fleksibilitas
Kurkulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara
fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara
Kepraktisan dan akseptabilitas
Kurikulum anak usia dini harus memberi kemudahan bagi praktisi dan masyarakat
dalam melaksanakan pendidikan pada anak usia dini
Kelayakan (feasibility)
Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakkan pada anak
usia dini
Akuntabilitas
Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggung jawabkan pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan anak usia dini
Kemp dan Dayton (1985 : 3-4) mengemukakan beberpa hasil penelitian yang menunjukan
dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas, atau
sebagai cara uatama pembelajaran langsung, sebagai berikut :
Sudjana dan Riva’i (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu sebagai berkut :
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar.
a. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
b. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisantenaga, apalagi kalu guru
mengajar pada setiap jam pelajaran.
c. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-
lain.
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa peranan atau manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran
di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut :
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Brady, Laurie & Kennedy, Kerry. 2007. Curriculum Construction. Australia. Pearson
Nofrion, N;Wijayanto, Bayu. 2018. Learning Activities in Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Oriented Learning Context. Geosfera Indonesia, (S.I), v.3, n.2, p.122-130,
aug.2018. ISSN 2614-8528
Nofrion, Nofrion. (2017). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode
“Jumping Task” Pada Pembelajaran Geografi. Jurnal Geografi. 9. 11.
10.24114/jg.v9i1.6043.
Sato, Manabu. 2012. Mereformasi Sekolah. Konsep dan Praktik Komunitas Belajar. Jakarta.
PELITA