Anda di halaman 1dari 22

Tugas Telaah Jurnal

( Dr Fitri Budi Suryani, S.S.,M.Pd )

Nama Kelompok :
1. Benny Hermawan Robertus - 202003011
2. Puspita Ratna Andiani - 202003050

TELAAH JURNAL

1. Pendahuluan
A. Metode Pencarian Literatur
Database : P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
Kata kunci : Journals Nasional yang terindexcorpus (Jurnal Pendidikan Dasar)
Website : http://sinta.ristekbrin.go.id/journals
Jumlah literatur yang didapat : 5148 Journals

B. Abstrak

Tujuan pada penelitian ini meningkatkan kemampuan berfikir kritias melalui


model problem based learning pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolahh Dasar.
Penelitian ini menggunakan model Action Research dengan mengacu pada model
Kemmis dan Mc Tanggart yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting),
pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting). Subjek anak kelas IV SDN
Muara Kapuk 3 dengan jumlah 28 orang, Penjaringan Jakarta Utara Provinsi DKI
Jakarta, Indonesia. hasil penelitian adanya peningkatan berfikit kritis dengan
menggunakan model problem based learning pada pembelajaran IPS pada kelas
IV Sekolah dasar.

2. Deskripsi Artikel Jurnal


A. Deskripsi Umum
Judul : KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA
PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

1
Penulis :
a. Taoufik Hidayat Universitas Negeri Jakarta
Email :opiik12@yahoo.com
b. Ajat Sudrajat Universitas Terbuka Email : ajats@ecampus.ut.ac.id
c. Deasyanti Universitas Negeri Jakarta Email : deasyanti@unj.ac.id
d. Vina Iasha Universitas Negeri Jakarta Email : vina.iasha@gmail.com

Publikasi (Nama Jurnal, Tahun, Volume, Nomor, Halaman ) :


JPD: Jurnal Pendidikan Dasar
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801
DOI: doi.org/10.21009/JPD.011.03

Penelaah (Nama dan NIM Mahasiswa)


1. Benny Hermawan Robertus - 202003011
2. Puspita Ratna Andiani - 202003050
Tanggal Telaah
Kamis, 26 November 2020

B. Deskripsi Isi
Tujuan Penelitian :
Tujuan pada penelitian ini meningkatkan kemampuan berfikir kritias melalui model
problem based learning pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolah Dasar.

Metode Penelitian:
Penelitian ini menggunakan model Action Research dengan mengacu pada model
Kemmis dan Mc Tanggart yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting),
pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting). Hasil Penelitian Kesimpulan
Penelitian

Hasil Penelitian :
Data hasil penelitian yang peneliti peroleh berasal dari 28 siswa kelas IV di SDN
Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. Peneliti mendapat data hasil kemampuan berpikir
kritis siswa pada muatan pelajaran IPS pada setiap akhir siklusnya. Setelah
menjalankan II siklus dengan jumlah 4 kali pertemuan, peneliti mendapatkan hasil
data penelitian yang memuaskan. Dimana peneliti mendapatkan peningkatan
persentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada muatan

2
pelajaran IPS, yakni 5,98% pada siklus I dan 6,27% pada siklus II. Selisih 0,29%
inilah yang menjadi acuan bahwa penelitian yang peneliti lakukan telah mengalami
peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN Kapuk Muara 03 Jakarta
Utara. Setelah peneliti dan observer berdiskusi untuk melihat hasil data penelitian
yang telah diperoleh tersebut, peneliti dan observer mengakhiri tindakan siklus II.

Kesimpulan Penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan keterampilan
berpikir kritis terhadap model pembelajaran problem based learning yang dilakukan
secara bertahap dapat menimbulkan dampak yang positif terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV di SDN Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. Sehingga
model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas IV pada muatan pelajaran IPS tema 9, berjudul Kayanya Negeriku di SDN
Kapuk Muara 03, Jakarta Utara.

3. Telaah Artikel
Fokus Penelitian :
Subjek anak kelas IV SDN Muara Kapuk 3 dengan jumlah 28 orang, Penjaringan Jakarta Utara
Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. hasil penelitian adanya peningkatan berfikit kritis dengan
menggunakan model problem based learning pada pembelajaran IPS pada kelas IV Sekolah
dasar.

Gaya dan Sistematika Penulisan:


Sistematika penulisan pada artikel kedua dan pertama ini sudah tersusun dengan baik
dan jelas mulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (Konteks, tujuan penelitian,
pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan dan kata
kunci ) yang sudah sesuai dengan standart penulisan sebuah penelitia.
Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami
sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh. Pembaca dapat melihat tujuan sebenarnya
penelitian 

3
Judul Penelitian :
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Penulis:
a. Taoufik Hidayat Universitas Negeri Jakarta
Email :opiik12@yahoo.com
b. Ajat Sudrajat Universitas Terbuka Email : ajats@ecampus.ut.ac.id
c. Deasyanti Universitas Negeri Jakarta Email : deasyanti@unj.ac.id
d. Vina Iasha Universitas Negeri Jakarta Email : vina.iasha@gmail.com

Abstrak dan Kata Kunci:


Abstrak : Tujuan pada penelitian ini meningkatkan kemampuan berfikir kritias melalui
model problem based learning pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolahh Dasar.
Penelitian ini menggunakan model Action Research dengan mengacu pada model
Kemmis dan Mc Tanggart yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan
(observating) dan refleksi (reflecting). Subjek anak kelas IV SDN Muara Kapuk 3
dengan jumlah 28 orang, Penjaringan Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, Indonesia.
hasil penelitian adanya peningkatan berfikit kritis dengan menggunakan model problem
based learning pada pembelajaran IPS pada kelas IV Sekolah dasar.
Kata Kunci : Action Research, problem based learning, Berfikit Kritis.

Masalah dan Tujuan Penelitian :


Rendahnya pemahaman ini, perlu dikaji lagi. Salah satunya dari model pembelajaran
yang digunakan, model pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Keberhasilan
dalam pembelajaran salah satunya terletak pada pembangunan model pembelajaran.
Selama ini model pembelajaran IPS terkesan kaku, kurang fleksibel, berisi hafalan dan
sifatnya membosankan. Guru sering kali meminta siswanya untuk membaca,
merangkum materi pada buku pelajaran dan mengerjakan latihan soal yang terdapat
pada buku tersebut. Kegiatan ini sengaja dilakukan untuk mengefektifkan waktu.
Tujuan pada penelitian ini meningkatkan kemampuan berfikir kritias melalui model
problem based learning pada pembelajaran IPS kelas IV Sekolahh Dasar. Penelitian ini

4
menggunakan model Action Research dengan mengacu pada model Kemmis dan Mc
Tanggart yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observating) dan
refleksi (reflecting). Subjek anak kelas IV SDN Muara Kapuk 3 dengan jumlah 28
orang, Penjaringan Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. hasil penelitian
adanya peningkatan berfikit kritis dengan menggunakan model problem based learning
pada pembelajaran IPS pada kelas IV Sekolah dasar.

Tinjauan Pustaka :
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kapuk Muara 03 yang berlokasi Jalan SMP 122
RT/RW. 001/003 Kel. Kapuk Muara, Kec. Penjaringan. Jakarta Utara. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa- siswi kelas IV Sekolah dasar, dengan jumlah siswa-siswi 28
orang yang dilaksanakan pada mata pelajaran IPS. Sumber data pada penelitian ini di
peroleh dari observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara.

Metode Penelitian:
Pada penelitian ini Peneliti menggunakan metode Action Research dengan mengacu
pada model Kemmis dan Mc Tanggart yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu
perencanaan (planing), tindakan(acting),pengamatan(observating) dan refleksi
(reflecting).

Populasi dan Sampel:


Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kapuk Muara 03 yang berlokasi Jalan SMP 122
RT/RW. 001/003 Kel. Kapuk Muara, Kec. Penjaringan. Jakarta Utara. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswasiswi kelas IV Sekolah dasar, dengan jumlah siswa-siswi 28
orang yang dilaksanakan pada mata pelajaran IPS. Sumber data pada penelitian ini di
peroleh dari observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara.

Instrumen Penelitian:
penelitian ini di peroleh dari observasi, dokumentasi, tes, dan wawancara.
Data dan Analisis Data :

Hasil Penelitian :
Data hasil penelitian yang peneliti peroleh berasal dari 28 siswa kelas IV di SDN Kapuk
Muara 03 Jakarta Utara. Peneliti mendapat data hasil kemampuan berpikir kritis siswa
pada muatan pelajaran IPS pada setiap akhir siklusnya. Setelah menjalankan II siklus
dengan jumlah 4 kali pertemuan, peneliti mendapatkan hasil data penelitian yang

5
memuaskan. Dimana peneliti mendapatkan peningkatan persentase rata-rata
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada muatan pelajaran IPS, yakni 5,98% pada
siklus I dan 6,27% pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian :
hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. Setelah peneliti
dan observer berdiskusi untuk melihat hasil data penelitian yang telah diperoleh
tersebut, peneliti dan observer mengakhiri tindakan siklus II.

Referensi/Daftar Pustaka :
Alan Pritchard. Ways of Learning. (New York: David Fulton Publishers, 2005), h. 2.
Atwi Suparman. Desain Instruksional Modern Panduan Para Pengajar dan Inovator
Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014)., h. 9
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Rosdakarya.
Hergenhahn dan Matthew H. Olson.
Theories of Learning (Teori Belajar) Terjemah oleh Tri Wibowo. (Jakarta: Kencana,
2008)., h. 2-3.
Indri Shaffat. Optimized Learning Strategy Pendekatan Teoritis dan Praktis Meraih
Keberhasilan Belajar. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h. 7.
Marudut, M. R. H., Bachtiar, I. G., Kadir, K., & Iasha, V. (2020). Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA melalui
Pendekatan Keterampilan Proses. Jurnal Basicedu, 4(3), 580-587.
Murni Eva. Kurikulum 2013 yang Berkarakter. (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol : 5.
No: 2. 2013). h.1.
Rudi Gunawan, “Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi” (Bandung:Alfabeta.
2011). h. 21.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3

Kesimpulan dan Saran :


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan keterampilan
berpikir kritis terhadap model pembelajaran problem based learning yang dilakukan
secara bertahap dapat menimbulkan dampak yang positif terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa kelas IV di SDN Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. Sehingga model problem
based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada

6
muatan pelajaran IPS tema 9, berjudul Kayanya Negeriku di SDN Kapuk Muara 03,
JakartaUtara.

7
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.011.03
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS
MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED
LEARNING PADA
PELAJARAN IPS SISWA
KELAS IV SEKOLAH
DASAR

T
a
o
u
f
i
k

H
i
d
a
y
a
t

U
n
i
v
e
r
s
i
t
a
s

N
e
g
e
r
i

20
J s
a
k T
a e
r r
t b
a
u
k
E
a
m
a
i E
l m
a
: i
l
o
p :
i
i a
k j
1 a
2 t
@ s
y @
a e
h c
o a
o
m
.
p
c
o u
m s
.
A u
ja t
t .
S a
u c
d .
r i
aj d
at
U D
n e
i a
v s
e y
r a
s n
i t
t i
a
21
U c
n .
i i
v d
e
r V
s i
i n
t a
a
s I
a
N s
e h
g a
e
r U
i n
i
v
J
e
a
r
k
s
a
i
r t
t a
a s
E N
m e
a g
i e
l r
i
:
J
d a
e k
a a
s r
y t
a a
n Em
t ail :
i vin
@ a.ia
u sha
n @g
j mai
. l.co
a m

22
Abstract: The purpose of this study is
to improve the ability to think critically
through problem-based learning
models in social studies class IV
Elementary School. This research uses
the Action Research model by
choosing the Kemmis and Mc
Tanggart models, namely planning
(planning), acting (acting), observing
(observing) and reflection (reflection).
The subjects of class IV are Muara
Kapuk 3 Public Elementary School
with a total of 28 people, Penjaringan
North Jakarta DKI Jakarta Province,
Indonesia. Excessive research results
using model based on models in
learning IPS in class IV.

Keyword : Action Research, problem


based learning, Critical Thinking.

Abstrak : Tujuan pada penelitian ini


meningkatkan kemampuan berfikir
kritias melalui model problem based
learning pada pembelajaran IPS kelas
IV Sekolahh Dasar. Penelitian ini
menggunakan model Action Research
dengan mengacu pada model
Kemmis dan Mc Tanggart yaitu
perencanaan (planing), tindakan
(acting), pengamatan (observating)
dan refleksi (reflecting). Subjek anak
kelas IV SDN Muara Kapuk 3 dengan
jumlah 28 orang, Penjaringan Jakarta
Utara Provinsi DKI Jakarta, Indonesia.
hasil penelitian adanya peningkatan
berfikit kritis dengan menggunakan
model problem based learning pada
pembelajaran IPS pada kelas IV
Sekolah dasar.

Kata Kunci : Action Research, problem


based learning, Berfikit Kritis.

23
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-
5801

PENDAHULUAN dari hasil belajar yang diperoleh siswa


Sekolah dasar merupakan setelah proses permbelajaran tersebut
pendidikan formal pertama dengan selesai. Namun, pada kenyataannya hasil
program wajib belajar 12 tahun. belajar siswa semakin hari semakin
Pendidikan dasar ini merupakan tempat menurun khususnya pada pembelajaran
pembentukan pola berpikir siswa dalam IPS. Terbukti di sekolah dasar Kapuk
menyikapi situasi nyata yang ada di Muara 03, Kecamatan Penjaringan,
sekelilingnya. Dalam pendidikan formal, Jakarta Utara. Hasil belajar siswa pada
belajar menunjukkan adanya perubahan pelajaran IPS dengan skor rata-ratanya
yang sifatnya positif sehingga pada tahap adalah 55. Dengan hasil tersebut,
akhir akan didapat keterampilan, pembelajaran IPS belum memenuhi
kecakapan dan pengetahuan baru. Hal ini Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
merupakan salah satu kondisi yang telah ditargetkan oleh sekolah yaitu 70.
memungkinkan siswa untuk mencari Pada dasarnya, hasil belajar merupakan
berbagai macam cara untuk penyelesaian peruahan perilaku yang dicapai setelah
masalah yang akan dihadapinya. mengikuti proses belajar mengajar. Siswa
Upaya mendidik anak-anak menjadi memiliki potensi dalam perilaku
pribadi yang lebih baik, perlu diwujudkan psikologis yang dapat di didik dan diubah
bersama sebagai prioritas dalam hubungan perilakunya. Potensi itu merupakan
kerjasama antara keluarga, sekolah, domain kognitif, afektif, dan
masyarakat maupun pemerintah khususnya psikomotoriknya. Dalam peningkatan
melalui bidang pendidikan. Sejalan dengan hasil belajar siswa, guru hendaknya dapat
apa yang diamanatkan oleh Negara mengevaluasi segala aspek pembelajaran
Indonesia dalam Pasal 3, Undang-Undang yang telah dilakukan. Hal ini berguna
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem untuk memperbaiki segala program atau
Pendidikan Nasional. kegiatan pembelajaran demi mencapai

Demi tercapainya tujuan suatu target yang diharapkan .

pendidikan dasar yang menyeluruh, maka Pada hakikatnya hasil belajar

kualitas pembelajaran di sekolah dasar seseorang tentu mengarah pada hasil yang

sangatlah penting bagi siswa untuk diperoleh dalam suatu pembelajaran.

menjadikannya siswa yang cerdas, Pembelajaran merupakan suatu rangkaian

terampil dan berkarakter . tercapai dan peristiwa yang mempengaruhi peserta

tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat didik atau pembelajar sedemikian rupa

21
sehingga perubahan perilaku terfasilitasi. Pritchard, bahwa “learning is a process by
Dari pernyataan tersebut, dikatakan bahwa which behavior is changed, shaped or
pembelajaran dirancang untuk controlled”. dari pernyataan di atas, jelas
memfasilitasi siswa dalam belajar sekali bahwa setelah siswa mengalami
sehingga terjadi perubahan baik perilaku proses belajar, siswa diharapkan tidak
maupun kemampuan yang diharapkan. hanya memperoleh kemampuan saja tetapi
Dan dapat dikatakan belajar jika individu ia dapat mengontrolnya bahkan
mengalami perubahan tingkah laku pada mengembangkan kemampuannya,
dirinya tersebut berkat adanya interaksi sehingga perubahan perilaku yang dialami
antara individu dengan individu maupun siswa adalah relative permanen, artinya
individu dengan lingkungannya. sifatnya tidak hanya sementara melainkan

Suatu aktivitas dikatakan hasil menetap, perubahan di sini bukan hanya

belajar jika memenuhi lima unsur yaitu (1) dari aspek pengetahuan saja melainkan

perubahan dalam perilaku, (2) perubahan harus diimbangi dengan sikap dan

sifatnya relative tetap, (3) perubahan perilakunya. Di samping itu, hasil belajar

perilaku itu tidak selalu terjadi secara juga bertujuan untuk mendapatkan

langsung setelah proses belajar selesai, (4) pengetahuan, pembentukan sikap,

perubahan itu terjadi dikarenakan penanaman konsep dan keterampilan.

pengalaman, dilatih, dan disengaja, (5) Oleh karena itu, sebagai pendidik

pengalaman atau praktik harus diperkuat. hendaknya mempersiapkan rencana

Dengan demikian, siswa yang terlibat pelaksanaan pembelajaran yang dapat

dalam kegiatan belajar mengajar memberikan pengalaman belajar bagi

diharapkan dapat mengalami perubahan siswanya sehingga proses belajar akan

perilaku dalam kegiatan belajar dan menjadi bermakna, menyenangkan dan

diharapkan juga akan mengalami sebagai bekal untuk kehidupan nantinya.

perubahan perilaku dalam kehidupannya Menurut Baron dan Stemberg


menyatakan bahwa berfikir kritis merupakan
sehari-hari. Perubahan dalam belajar suatu pikiran yang difokuskan untuk
berbeda dengan perubahan fisik, apalagi memutuskan apa yang diyakini untuk
dilakukan (Marudut, 2020).
berhubungan dengan kematangan dan Menurut Pierce and associates dalam
ketangkasan diri. Perubahan disini (Desmita, 2009) beberapa karakteristik yang
diperlukan dalam berpikir kritis, yaitu:
merupakan hasil dari pengalaman belajar
1) Kemampuan untuk menarik kesimpulan
yang dialami siswa selama proses dari pengamatan
pembelajaran. Sesuai dengan pernyataan
2) Kemampuan untuk mengidentifikasi dengan materi pelajaran yang akan di
asumsi
3) Kemampuan untuk berpikir secara pelajari hari ini, misalnya saja pada tema
deduktif 9, Kayanya Negeriku, subtema 2, KD 3.3.
4) Kemampuan untuk membuat Pada materi mengidentifikasi kegiatan
interpretasi secara logis
5) Kemampuan untuk mengevaluasi ekonomi dalam meningkatkan kehidupan
argumentasi mana yang lemah dan masyarakat dibidang pekerjaan sosial dan
mana yang kuat
budaya di lingkungan sekitar dan provinsi
Karakter ini harus dimunculkan dalam untuk siswa kelas IV SD.
proses pembelajaran sedini mungkin. Akan Hal ini dapat mengakibatkan
tetapi, kemampuan berpikir kritis ini banyak
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif kesadaran pada diri siswa tidak muncul
anak dengan lingkungannya. Pengalaman- sehingga kemampuan olah pikir siswa
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
memiliki arti penting bagi terjadinya tidak mencapai kata “kritis”. Padahal,
perubahan perkembangan. Sama halnya sebenarnya pada tema mengidentifikasi
dengan interaksi sosial yang memberikan
pengaruh besar dalam mengembangkan kegiatan ekonomi dalam meningkatkan
pemikiran anak sehingga membuat anak-anak kehidupan masyarakat di bidang pekerjaan
dapat berpikir secara kritis dan logis.
sosial dan budaya di lingkungan sekitar
Rendahnya pemahaman ini, perlu dan provinsi. Dengan demikian,
dikaji lagi. Salah satunya dari model pembelajaran IPS terhadap siswa akan
pembelajaran yang digunakan, model semakin menarik, dapat membuat siswa
pembelajaran yang masih berpusat pada menjadi aktif dan bersemangat dalam
guru. Keberhasilan dalam pembelajaran belajar.
salah satunya terletak pada pembangunan Adapun untuk meningkatkan mutu
model pembelajaran. Selama ini model dalam pembelajaran IPS, Ilmu
pembelajaran IPS terkesan kaku, kurang Pengetahuan Sosial atau yang bisa
fleksibel, berisi hafalan dan sifatnya disingkat dengan IPS merupakan kata
membosankan. Guru sering kali meminta yang sudah tidak asing lagi untuk didengar
siswanya untuk membaca, merangkum di indonesia, Ilmu pengetahuan sosial
materi pada buku pelajaran dan merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengerjakan latihan soal yang terdapat ada disetiap jenjang pendidikan, mulai
pada buku tersebut. Kegiatan ini sengaja dari SD, SMP, SMA bahkan sampai
dilakukan untuk mengefektifkan waktu. Di perguruan tinggi. IPS adalah Ilmu yang
samping itu, guru seringkali tidak membahas kejadian di masa lalu, sekarang
menyesuaikan model pembelajaran maupun masa yang akan datang.
Somantri dalam (Gunawan, 2011) , memiliki fungsi dan peran dalam
berpendapat bahwa “Tujuan pendidikan meningkatkan sumber daya manusia untuk
IPS, diantarannya adalah membantu memperoleh bekal pengetahuan tentang
tumbuhnya berpikir ilmuan sosial dan harkat dan martabat manusia sebagai
memahami konsep-konsepnya, serta makhluk sosial. Menurut Gunawan
membantu tumbuhnya warga negara yang (2011), Pembelajaran IPS bertujuan
baik”. Berdasarkan pendapat di atas, membentuk warga negara yang
bahwa tujuan pendidikan IPS di atas, yaitu berkemampuan sosial dan yakin akan
pembelajaran IPS untuk membentuk kehidupannya di tengah-tengah kekuatan
individu menjadi warga negara yang baik, fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan
seperti memiliki pengetahuan, nilai sikap, menjadi warga negara yang baik dan
dan keterampilan yang memadai untuk bertanggung jawab.
berperan serta dalam kehidupan Berdasarkan pendapat di atas
demokrasi. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai pengertian IPS, bahwa Ilmu
IPS sangat penting dalam program Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah
pendidikan di jenjang sekolah, baik satu mata pelajaran di sekolah yang
sekolah dasar maupun sekolah menengah mengkaji realitas dan fenomena sosial
atas serta perguruan tinggi. yang diorganisasikan dengan satu
Pada hakikatnya proses pendekatan. Pembelajarannya disusun
pembelajaran bukan hanya ditujukkan dengan satu pendekatan. Pembelajarannya
untuk peningkatan nilai dan pencapaian disusun dengan cara memadukan beberapa
target administrasi semata , terutama pada cabang ilmu yang dituangkan dengan
pebelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial dalam satu tema mewakili beberapa
(IPS) merupakan suatu mata pelajaran disiplin ilmu yang membahas secara
yang dapat mengantarkan siswa untuk kompleks. Oleh karena itu, diperlukan
dapat mengantarkan siswa menjawab suatu model pembelajaran yang dapat
masalah-masalah mendasar tentang mengaktifkan siswa dan dapat membuat
individu, masyarakat, problem sosial, pembelajaran menjadi aktif, konkrit dan
perubahan sosial, dan kehidupan menyenangkan.
masyarakat berbangsa dari waktu ke Menurut National Council for Social
waktu. Pemblajaran IPS dapat Studies (NCSS) dalam (Suswandari dan
memberikan kontribusi yang cukup besar Toto, 2014) mendefinisikan social studies
dalam mengatasi masalah sosial, sebab sebagai berikut.
”Social studies is the integrated study berbagai cabang Ilmu-Ilmu Sosial, seperti
of social sciences and humanities to
promotecivic competence. Within the sosiologi, antropologi, sejarah, geografi,
school program, social studies ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya.
provided coordinated, systematic
study drawing upon such discipline as Dari pendapat NCSS dan Mulyono
anthropology, archeology, Tj tentang IPS dapat ditarik kesimpulan
economics, geography, history, law,
philosophy, religion, and sociology, bahwa IPS merupakan integrasi dari ilmu
as well as appropriate content from sosial seperti antropologi, filosofi,
the humanities, mathematics, and
natural sciences. The prmary purpose geografi, sejarah, hokum, dan lain-lain.
of social studies is to help young Hal ini membantu generasi muda dalam
people develop the ability to make
informed and reasoned decisions for mencari informasi dari masa lalu,
the public good as citizens in an kebudayaan dari daerah atau Negara lain.
interdependent world.
Model pembelajaran Problem
IPS adalah bidang yang Based Learning merupakan model yang
terintegrasi dari ilmu sosial dan humaniora sangat tepat bagi siswa Sekolah Dasar.
untuk memajukan kompetensi Karena model ini membuat partisipasi
kewarganegaraannya. Dalam program siswa untuk aktif mengamati,
sekolah, ilmu sosial yang terkoordinasi, bekerjasama, dan bereksplorasi sehingga
studi sistematis tergambar dalam disiplin pembelajaran menjadi konkret dan
ilmu seperti Antropologi, Arkeologi, bermakna. Dengan demikian adanya
Ekonomi, Geografi, Sejarah, Hukum, model pembelajaran yang aktif dan
Filsafat, Agama, dan Sosiologi, serta menyenangkan dapat mempengaruhi hasil
konten yang sesuai dengan humaniora, belajar siswa.
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam meningkatkan hasil
Tujuan utama IPS adalah untuk membantu belajar IPS siswa, maka kurikulum yang
kaum muda mengembangkan kemampuan diterapkan harus beriringan dengan
dan beralasan untuk kepentingan public karakter siswa sekolah dasar. Kurikulum
sebagai warga yang beragam budaya, 2013 sangat sesuai dengan perkembangan
demokrasi, masyarakat di dunia yang kognitif siswa dimana siswa masih dalam
saling bergantung. tahap operassional konkret. Kurikulum ini
Menurut Mulyono Tj, berpendapat membentuk siswa untuk melakukan
bahwa “IPS adalah suatu pendekatan pengamatan/observasi, bertanya dan
interdisipliner dari pelajaran Ilmu-Ilmu bernalar terhadap ilmu yang diajarkan
Sosial. IPS merupakan integrasi dari (Eva, 2013). Siswa diberi mata pelajaran
berdasarkan tema yang terintegrasi agar pelajaran IPS dan kita perlu memahami
memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis karakter dari pelajaran IPS itu sendiri.
pekerjaan, kehidupan, dan memiliki
pondasi pribadi tangguh dalam kehidupan METODE

sosial serta kreativitas yang lebih baik. Pada penelitian ini Peneliti
Dengan menerapkan kurikulum 2013 ini, menggunakan metode Action Research
kemampuan olah pikir siswa akan semakin dengan mengacu pada model Kemmis dan
berkembang lebih baik. Mc Tanggart yang terdiri dari 4 (empat)
Berdasarkan uraian di atas, dapat komponen yaitu perencanaan (planing),
dikatakan bahwa hasil belajar merupakan tindakan(acting),pengamatan(observating)
perubahan perilaku yang dialami siswa di dan refleksi (reflecting).
kelas IV dalam pelajaran IPS melalui Penelitian ini dilaksanakan di SDN
penilaian setelah menerima pengalaman Kapuk Muara 03 yang berlokasi Jalan
belajar yang mencakup kemampuan SMP 122 RT/RW. 001/003 Kel. Kapuk
mengingat (C1), memahami (C2), Muara, Kec. Penjaringan. Jakarta Utara.
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-
dan mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) siswi kelas IV Sekolah dasar, dengan
dalam kurikulum 2013 terintegrasi pada jumlah siswa-siswi 28 orang yang
pembelajaran IPS, tema 9 tentang dilaksanakan pada mata pelajaran IPS.
Kayanya Negeriku dengan subtema 2, KD Sumber data pada penelitian ini di peroleh
3.3. Pada materi mengidentifikasi kegiatan dari observasi, dokumentasi, tes, dan
ekonomi dalam meningkatkan kehidupan wawancara.
masyarakat dibidang pekerjaan sosial dan
HASIL
budaya di lingkungan sekitar dan provinsi
SIKLUS Ke-1
untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
Berdasarkan penelitian yang
Dengan demikian hasil belajar IPS
dilakukan pada siklus I, peneliti
dapat mencakup mengingat, memahami,
mendapatkan data tindakan dan data hasil
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi
belajar. Berikut data yang peneliti dapat
dan mencipta. Untuk meningkatkan hasil
dari kolaborator berdasarkan penelitian
belajar IPS, perlu diperhatikan dari segi
yang telah berlangsung.
proses perencanaan, pelaksanaan sampai
Sedangkan berdasarkan hasil data
pada penilaian pembelajarannya. Untuk
yang diperoleh dari penelitian siklus I,
dapat memahami hasil belajar mata
persentase hasil belajar siswa yang
mendapat nilai di atas kriteria berpikir
kritis sebanyak 80% dari 28 siswa, Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian siklus I hasil yang
ditargetkan belum tercapat, karena peneliti
menargetkan minimal 60% siswa tuntas
dalam hasil belajarnya. Berikut daftar nilai
kemampuan berpikir kritis siswa.

Tabel. Daftar Nilai Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Muatan
Pelajaran IPS di SDN Kapuk Muara 03
Siklus I

SIKLUS Ke-2
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada siklus II, peneliti
mendapatkan data tindakan dan data hasil
kemampuan berpikir kritis. Berikut data
yang peneliti dapat dari observer
berdasarkan penelitian yang telah
berlangsung.
Sedangkan berdasarkan hasil data
yang diperoleh dari penelitian siklus II,
persentase hasil kemampuan berpikir kritis
siswa yang mendapat nilai berpikir kritis
sebanyak 6,27% dari 28 siswa, dengan
rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis
sebesar 80%. Dari data tersebut
menunjukkan bahwa hasil yang
ditargetkan telah tercapai, karena peneliti
menargetkan minimal 60% siswa tuntas
dalam hasil berpikir kritisnya.

Adapun rekapitulasi nilai dari hasil


berpikir kritis siswa kelas IV SDN Kapuk
Muara 03 Jakarta Utara dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel. Daftar Nilai Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa Kelas IV Muatan
Pelajaran IPS di SDN Kapuk Muara 03
Siklus II

PEMBAHASAN
Siklus ke-1
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan selama penelitian, dapat
diketahui bahwa proses belajar mengajar
yang dilaksanakan dengan menggunakan
model problem based learning tindakan
siswa pada siklus I, hasil yang diperoleh
masih belum mencapai target, yaitu hanya
10%. Untuk hasil kemampuan berpikir
kritis siswa yang memperoleh nilai >80% secara berkelompok, dijadikan sebagai alat
dari 28 siswa dari target minimal 60%. pembangkit semangat siswa dalam belajar,
Pada siklus I ini, kendala yang sehingga siswa dapat lebih terpancing
muncul adalah belum diterapkannya untuk menggali kemampuan berpikir
pendekatan pembelajaran yang menantang kritisnya dan melatih kecakapan sosialnya.
siswa untuk lebih berani tampil dan Serta dibantu dengan menggunakan media
terampil. Adanya langkah-langkah pembelajaran berupa audiovisual.
pembelajaran yang masih terlewat, dan Berdasarkan hasil observasi dan
kurangnya timbal balik antara guru dan pengamatan yang dilakukan oleh observer,
siswa. Selain itu, kegiatan evaluasi dan pengamatan aktivitas tindakan guru dalam
refleksi juga kurang dilakukan secara proses belajar mengajar dengan
optimal sehingga waktu yang digunakan menggunakan model pembelajaran
melewati batas yang telah ditentukan. problem based learning pada siklus II

Berkaitan dengan ditemukannya mencapai 80%. Optimalnya tindakan guru

kekurangan pada siklus I, dan belum dan siswa dalam penerapan model

tercapainya target penelitian hasil pembelajaran problem based learning ini

belajarnya. Maka penelitian dilanjutkan ke berpengaruh pada hasil penelitian yang

siklus selanjutnya yaitu siklus II dengan menunjukkan hasil yang positif dengan

merencanakan dan melakukan perbaikan- meningkatnya persentase tindakan antara

perbaikan guna meningkatkan hasil belajar guru dan siswa. Hasil penelitian

IPS siswa. menunjukkan adanya peningkatan


kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV
Siklus ke-2 pada muatan pelajaran IPS siswa kelas IV
Pada siklus II, peneliti berusaha SDN Kapuk Muara 03, yakni sebesar 80%
untuk memperbaiki kekurangan yang dari 28 siswa memperoleh nilai >80
dilakukan pada siklus sebelumnya, dengan presentase rata-rata hasil belajar
khususnya pada kemampuan berpikir yang telah dicapai sebesai 80%.
kritis siswa kelas IV pada muatan Perihal kendala yang dihadapi pada
pelajaran IPS. Peneliti yang berperan siklus II ini, masih berkaitan dengan
sebagai guru kelas memperbaiki diri manajemen waktu. Waktu yang digunakan
dengan lebih memahami proses belajar selama proses pembelajaran khususnya
mengajar. Menggunakan model pada kegiatan evalusi belajar, masih
pembelajaran problem based learning
melampaui batas waktu yang telah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
direncakan dalam RPP. kelas IV di SDN Kapuk Muara 03 Jakarta
Data hasil penelitian yang peneliti Utara. Sehingga model problem based
peroleh berasal dari 28 siswa kelas IV di learning dapat meningkatkan kemampuan
SDN Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. berpikir kritis siswa kelas IV pada muatan
Peneliti mendapat data hasil kemampuan pelajaran IPS tema 9, berjudul Kayanya
berpikir kritis siswa pada muatan pelajaran Negeriku di SDN Kapuk Muara 03,
IPS pada setiap akhir siklusnya. Setelah Jakarta Utara.
menjalankan II siklus dengan jumlah 4
kali pertemuan, peneliti mendapatkan hasil DAFTAR PUSTAKA

data penelitian yang memuaskan. Dimana Alan Pritchard. Ways of Learning. (New
peneliti mendapatkan peningkatan York: David Fulton Publishers,
persentase rata-rata kemampuan berpikir 2005), h. 2.
kritis siswa kelas IV pada muatan
Atwi Suparman. Desain Instruksional
pelajaran IPS, yakni 5,98% pada siklus I
Modern Panduan Para Pengajar
dan 6,27% pada siklus II.
dan Inovator Pendidikan, (Jakarta:
Selisih 0,29% inilah yang menjadi Penerbit Erlangga, 2014)., h. 9
acuan bahwa penelitian yang peneliti
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan
lakukan telah mengalami peningkatan Peserta Didik. Rosdakarya.
hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN
Hergenhahn dan Matthew H. Olson.
Kapuk Muara 03 Jakarta Utara. Setelah
Theories of Learning (Teori
peneliti dan observer berdiskusi untuk
Belajar) Terjemah oleh Tri Wibowo.
melihat hasil data penelitian yang telah
(Jakarta: Kencana, 2008)., h. 2-3.
diperoleh tersebut, peneliti dan observer
mengakhiri tindakan siklus II. Indri Shaffat. Optimized Learning
Strategy Pendekatan Teoritis dan
KESIMPULAN
Praktis Meraih Keberhasilan
Berdasarkan hasil penelitian yang Belajar. (Jakarta: Prestasi Pustaka,
telah dilakukan terhadap penerapan 2009), h. 7.
keterampilan berpikir kritis terhadap
Marudut, M. R. H., Bachtiar, I. G., Kadir,
model pembelajaran problem based
K., & Iasha, V. (2020). Peningkatan
learning yang dilakukan secara bertahap
Kemampuan Berpikir Kritis dalam
dapat menimbulkan dampak yang positif
Pembelajaran IPA melalui
Pendekatan Keterampilan Rudi Gunawan, “Pendidikan IPS
Proses. Jurnal Basicedu, 4(3), 580- Filosofi, Konsep, dan Aplikasi”
587. (Bandung: Alfabeta. 2011). h. 21.

Murni Eva. Kurikulum 2013 yang Undang-undang Republik Indonesia


Berkarakter. (Jurnal Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Ilmu Sosial. Vol : 5. No: 2. 2013). h. Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3
1.

Anda mungkin juga menyukai