Anda di halaman 1dari 15

Makalah Hasil Penelitian Mengenai Tingkat

Keaktifan Siswa X-8 di SMA Negeri 2 Kota


Mojokerto
Tahun Ajaran 2022/2023

Diajukan untuk Memenuhi Nilai Mata Pelajaran Geografi

Disusun Oleh:
Dewi Adji Sri Manisworo
Kelas X-8
Nomor Absen 11
Guru Pembimbing : Wahyu Budiman, S.Pd

SMA Negeri 2 Kota Mojokerto


2023

i
ABSTRAK

Adji Sri Manisworo, Dewi. 2023. Makalah Hasil Penelitian Tingkat Keaktifan Siswa
X-8 di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Makalah. Mojokerto: Mata Pelajaran Geografi SMA
Negeri 2 Kota Mojokerto.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja penyebab dari siswa yang dikenal
aktif dan kurang aktif di kelas X-8. Penelitian ini diukur melalui survei yang dilakukan
kepada sebagian murid sebagai sampel perwakilan dari semua siswa kelas X-8 yang
jumlahnya ada 36, sampel yang dipilih nanti akan menjelaskan perasaan dan pemikiran
mereka tentang prespektif pribadi terhadap tingkat keaktifan mereka sendiri secara rinci, sisa
dari sampel tersebut akan di data menggunakan metode kuantitatif contohnya kuisioner
sehingga semua siswa tetap memberikan suaranya. Kesimpulan dari perbandingan hasil
dilihat dari aktif atau tidaknya mereka dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dengan


menggunakan survei proses belajar mengajar yang dilakukan oleh sampel dan kuisioner.

Hasil penelitian ini secara kuantitatif dapat diketahui bahwa hipotesis penelitian
terbukti adanya. Bahwa tingkat keaktifan siswa yang unggul dan tinggi dapat mempengaruhi
pengetahuan, kemampuan, dan karakter dari siswa sehingga bisa menuntun siswa tersebut
untuk menjadi SDM yang baik dan berkualitas, jadi bagi siswa yang terbukti aktif pasti
mereka tentunya memiliki nilai yang lebih tinggi dari siswa yang kurang aktif. Namun
dengan hasil 40% untuk siswa aktif dan 60% untuk siswa kurang aktif dapat dikatakan bahwa
sebagian besar dari siswa kelas X-8 kurang aktif, dengan kata lain dari pandangan peneliti
hanya beberapa anak saja yang sering menjawab pertanyaan dari guru dan semacamnya.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan curahan rahmat dan
berkatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Makalah Hasil
Penelitian Tingkat Keaktifan Siswa X-8 di SMA Negeri 2 kota Mojokerto” ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai pada mata pelajaran Geografi di SMA
Negeri 2 Kota Mojokerto.

Dalam rangka penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT.
2. Bapak Wahyu Budiman, S.Pd selaku guru pembimbing.
3. Keluarga dan teman teman yang mendukung.
4. Kakak saya Santi Putri Febryani selaku pembimbing diluar jam pelajaran.
5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu.

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
BAB II LANDASAN TEORI 4
2.1 Tinjauan Pustaka 4
2.2 Kerangka Teori 4
2.2.1 Pengertian Tingkat Keaktifan 4
2.2.2 Pengertian Proses Belajar Mengajar 5
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keaktifan Siswa 5
2.2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu 6
2.2.5 Hipotasis 6
BAB III METOLOGI PENELITIAN 7
3.1 Lokasi Penelitian 4
3.2 Variabel Penelitian 7
3.3 Teknik Pengumpulan Data 7
3.3.1 Survei 7
3.4 Analisis 7
3.4.1 Analisis Pendahuluan 7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 9
4.1 Hasil Penelitian 9
4.2 Pembahasan 9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 10
5.1 Kesimpulan 10
5.2 Saran 10

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan proses yang mengandung


serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dalam arti siswa dapat
memahami hal yang telah dijelaskan oleh guru tentang suatu pembahasan. Pandangan ini
sesuai dengan yang diutarakan Drs. Moh. Uzer Usman. Para siswa yang mengikuti proses
belajar mengajar ini pastinya memiliki sikap, pemikiran, bahkan kemampuan yang berbeda-
beda. Sama halnya seperti bekerja dalam sebuah organisasi, kita (baik siswa maupun guru)
tidak bisa memaksakan kehendak atau menyuruh agar semua berjalan hanya sesuai dengan
keinginan diri sendiri. Seperti bagi guru, tidak boleh menyamaratakan semua siswanya dan
menuntut agar siswa tersebut baik dalam segala bidang, dan untuk siswa, baiknya memahami
karakteristik dari guru agar tidak menyinggung, lebih menghormati, dan mempermudah
pendapatan nilai sikap.

Tingkat keaktifan yaitu tinggi rendahnya aktivitas secara langsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan, sehingga dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman,
dan sikap. Seperti yang telah dijelaskan, tingkat keaktifan merupakan faktor penting dalam
proses belajar mengajar. Faktor ini bahkan menjadi salah satu penilaian penting yang selalu
diperhatikan oleh guru-guru pengajar.

Pada suatu situasi, dikarenakan siswa-siswa yang ada memiliki sikap, karakter,
bahkan kemampuan yang berbeda-beda dan tidak boleh untuk disamaratakan, maka tentunya
tingkat keaktifan mereka juga berbeda-beda. Dalam opini penulis, topik ini merupakan topik
yang sedikit rumit karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
keaktifan tersebut. Walaupun begitu, topik ini tetap penulis angkat dikarenakan penulis juga
seorang siswa, sehingga penulis dapat mendalami topik dan mengerti tentang alur
pembahasan dengan baik.

1
Setiap siswa pasti setidak-tidaknya pernah sekali menginginkan dirinya agar terlihat
aktif dan menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri. Namun terkadang pemikiran-
pemikiran itu menjadi terkubur karena sebuah faktor yang hanya sebuah pemikiran buruk.
Hal ini tentunya membuat sebuah proses belajar mengajar menjadi terhambat dan berjalan
secara tidak optimal, akibat kurangnya antusias dari siswa. Oleh karena itu, sebuah cara agar
mengurangi tingkat siswa yang kurang aktif sungguh diperlukan pada saat-saat seperti ini.

Objek dalam penelitian ini adalah tingkat keaktifan siswa X-8 di SMA Negeri 2 Kota
Mojokerto. Penulis memilih kelas X-8 sebagai objek penelitian karena penulis kenal dekat
dan merupakan bagian dari siswa-siswa disana sehingga mempermudah penelitian dilakukan.
Selain itu, penulis juga bisa melihat data data yang cocok dan valid untuk dimasukkan ke
dalam penelitian, contohnya sudah seperti bukti bahwa kelas X-8 ini memiliki beberapa siswa
yang dikenal aktif dan ada juga yang dikenal kurang aktif.

Jenis-jenis penelitian dengan berdasarkan tujuan, penulis menggunakan tujuan


deskriptif karena penulis ingin membuat penelitian yang dijelaskannya secara mendetail
tentang bagaimana perasaan dan kemampuan siswa kelas X-8.

Pada jenis berdasarkan bentuk penelitian, penulis menggunakan survei. Alasannya


sebab penulis merasa tidak memungkinkan untuk menanyai perasaan dan kemampuan
mereka pada seluruh siswa lalu mendatanya. Penulis hanya ingin mengambil sampel
beberapa siswa yang mewakili siswa aktif dan siswa kurang aktif untuk melakukan
penelitian. Walaupun begitu, sampel-sampel tersebut tetap menjelaskan keadaan mereka
secara rinci.

Terakhir peneliti menggunakan metode kuantitatif (kuisioner), karena walaupun


penulis menggunakan bentuk penelitian survei, penulis masih ingin dan harus mendata secara
keseluruhan, namun bedanya pada metode ini tidak harus dijelaskan secara rinci dengan kata
lain hanya singkat saja, sehingga memungkinkan untuk penulis mendata seluruh siswa. Sisi
baiknya, penulis masih bisa mengkalkulasi hasil akhir, sehingga data yang didapat lebih
akurat.

2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa saja alasan dan faktor seseorang siswa dikenal aktif dan kurang aktif ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Agar dapat mengerti dan memahami tentang faktor-faktor seorang siswa berakhir
dikenal aktif dan kurang aktif. Faktor ini akan dijelaskan langsung berdasarkan
pemikiran dan hati terdalam dari sampel dan dari hasil metode kuantitatif.

1.4 Manfaat penelitian


1. Bagi sistem belajar mengajar di Indonesia
Hasil dari penelitian ini dapat membantu untuk melihat bagaimana sistem belajar
mengajar dari sudut siswa, sehingga sebuah sistem dapat diperbarui dan diperbaiki
karenanya.
2. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi peneliti lain untuk
penelitian selanjutnya.
3. Bagi pembaca
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan agar tetap mempertahankan tingkat
keaktifan dalam proses belajar mengajar dan bahkan menaikkannya demi kualitas
SDM negeri.

3
Bab II

Landasan Teori

2.1 Tinjauan Pustaka

Terdapat dua tinjauan pustaka yang relevan dengan penelitian ini. Pertama oleh Siti
Rohmatul Fitriani, Emerald Kristalia Dewi, Hemas Nabila Ardelia Arrofat, Mydha Lunica
(2020) dalam artikelnya yang meneliti “Identifikasi Tingkat Keaktifan Siswa SMP dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Daring pada Masa Pandemi Covid-19”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keaktifan siswa saat melakukan pembelajaran
daring di masa pandemi ini.
Tinjauan kedua oleh Yosi Intan Pandini Gunawan (2018) dalam artikelnya yang
meneliti “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Keaktifan Siswa dalam Mewujudkan
Prestasi Belajar Siswa”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh motivasi
belajar terhadap keaktifan siswa dalam mewujudkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ketiga dan terakhir dilakukan oleh Nugroho Wibowo (2016) dalam
artikelnya yang membahas tentang “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri 1 Saptosari”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa melalui penerapan gaya belajar
pada mata pelajaran memelihara baterai di SMK Negeri 1 Saptosari.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Pengertian Keaktifan


Menurut Mulyono ( Kurniati, 2009: 12 ) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non
fisik. Keaktifan siswa yaitu,suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara
aktif.
Menurut Surtikanti dan Santoso (2007), pembelajaran yang berkualitas adalah
terlibatnya peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah
aktivitas mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong berpartisipasi, menghargai
kontribusi/pendapat, menerima tanggung jawab, bertanya kepada pengajar atau teman dan
merespons pertanyaan.
Berdasarkan dari dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan
sebuah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dengan peraksaan aktif, perasaan itulah yang
disebut dengan keaktifan.

4
2.2.2 Pengertian Proses Belajar Mengajar

Menurut Slameto (2003:13)4, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Usman (1994:3)6 berpendapat bahwa, mengajar adalah membimbing siswa dalam


kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu
usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.

Kesimpulannya yaitu proses belajar dan mengajar merupakan sebuah proses yang
saling berhubungan dan memiliki tujuan sama yaitu menciptakan SDM yang berkualitas
untuk Indonesia. Demi mencapai proses belajar mengajar yang ideal dan semestinya, para
siswa diharapkan untuk memiliki sifat aktif agar mempermudah sebuah komunikasi antara
guru dan siswa.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keaktifan Siswa

Dalam suatu pembahasan tingkat keaktifan siswa, pastinya hal itu dibagi menjadi dua
yaitu siswa yang aktif dan siswa yang kurang aktif. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktif
atau tidaknya siswa sangat banyak, diantaranya yaitu:

a. Faktor siswa dikatakan aktif

- Memahami dan mampu untuk menjawab pertanyaan guru sehingga sering


mengangkat tangan saat ada pertanyaan.

- Karena suka bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

- Selalu awal saat mengumpulkan tugas.

- Dapat menjawab pertanyaan guru dengan percaya diri.

- Rajin mengikuti kegiatan sekolah atau lomba-lomba.

b. Faktor siswa dikatakan kurang aktif

- Sering tidak mengangkat tangan saat ada pertanyaan.

- Merasa takut untuk salah menjawab, sehingga memilih untuk hanya diam dan
hanya menunggu jawaban dari teman.

- Merasa jika pengajaran yang diberikan oleh guru kurang menarik, sehingga
siswa malas untuk menjawab pertanyaan (kurang antusias).

- Tidak mengangkat tangan saat ada pertanyaan karena kurang paham dengan
pelajaran.
- Merasa ragu akan jawaban, sehingga terbata-bata saat menjawab pertanyaan
dari guru.

5
2.2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian pertama oleh
Ria Amalia Skolikhah (2013) dalam skripsinya yang meneliti “Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Eksperimen
Kelas V SD Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan
metode eksperimen kelas V SD Negeri 1 Sedayu tahun ajaran 2013/2014.
Penelitian kedua oleh Ella Savriani (2020) dalam skripsinya yang meneliti “Pengaruh
Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika SDN 6 Metro
Barat Tahun Pelajaran 2019/2020”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
keaktifan belajar terhadap hasil belajar siswa Mata Pelajaran Matematika SDN 6 Metro Barat
Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penelitian ketiga dan terakhir dilakukan oleh Enjang Ari Wulandari (2013) dalam
naskah publikasinya yang membahas tentang “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Pendakat Reciprocal Teaching (PTK Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Sawit)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
peningkatan keaktifan siswa kelas VII SMP N 2 Sawit melalui penerapan pendekatan
Reciprocal Teaching.
2.2.5 Hipotesis
Berdasarkan uraian landasan teori tersebut, dapat diajukan hipotesis bahwa tingkat
keaktifan siswa yang unggul dan tinggi dapat mempengaruhi pengetahuan, kemampuan, dan
karakter dari siswa sehingga bisa menuntun siswa tersebut untuk menjadi SDM yang baik
dan berkualitas.
6

Bab III

Metologi Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto.

3.2 Variabel Penelitian

- Tingkat Keaktifan

- Siswa Aktif

- Siswa Kurang Aktif

- Proses Belajar Mengajar

- Keaktifan Siswa

- Peningkatan Belajar

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Survei

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik survei. Teknik ini
digunakan untuk memperoleh data perwakilan dari seluruh siswa kelas X-8, dengan
cara mengambil beberapa sampel dari kelas maka sampel itu digunakan sebagai data
hasil. Cara ini dapat mempermudah penelitian dengan menyingkat proses pendataan
namun masih bisa mendata siswa secara keseluruhan.

3.4 Analisis
Setelah data-data terkumpul, peneliti mengolah dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.

3.4.1 Analisis Pendahuluan

Dalam analisis ini peneliti memasukkan data-data yang telah terkumpul. Data yang
terkumpul merupakan hasil jawaban dari sampel.

7
Pertanyaan dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu kategori positif dan negatif.

1) Jawaban aktif
2) Jawaban kurang aktif
8

Bab IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan


4.1 Hasil Penelitian

Hasil yang didapatkan oleh peneliti yaitu, Tingkat keaktifan di kelas X-8 lebih banyak
siswa yang kurang aktif dengan persenan kira-kira 40% untuk siswa aktif, dan 60% untuk
siswa kurang aktif.

No Siswa Aktif Kurang Alasan


. Aktif
1. Siswa 1 ● Sering menjawab pertanyaan guru
2. Siswa 2 ● Awal saat mengumpulkan tugas
3. Siswa 3 ● Awal saat mengumpulkan tugas
4. Siswa 4 ● Merasa takut menjawab pertanyaan
5. Siswa 5 ● Merasa takut menjawab pertanyaan
6. Siswa 6 ● Sering menjawab pertanyaan guru
7. Siswa 7 ● Merasa takut menjawab pertanyaan
8. Siswa 8 ● Sering bertanya & mengangkat tangan
9. Siswa 9 ● Rajin berkegiatan & mengikuti lomba
10. Siswa 10 ● Kurang paham dengan pelajaran
11. Siswa 11 ● Sering bertanya & mengangkat tangan
12. Siswa 12 ● Kurang paham dengan pelajaran
13. Siswa 13 ● Sering bertanya & mengangkat tangan
14. Siswa 14 ● Kurang paham dengan pelajaran
15. Siswa 15 ● Sering menjawab pertanyaan guru

4.2 Pembahasan

Setelah peneliti melakukan semua tahap penelitian, Hipotesis yang dibuat pun dapat
dibuktikan bahwa memang dasarnya tingkat keaktifan itu sangat memengaruhi pengetahuan,
kemampuan, dan karakter dari siswa sehingga bisa menuntun siswa tersebut untuk menjadi
SDM yang baik dan berkualita

9
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa peneliti mendapatkan jawaban
dari rumusan masalah yang ada, yaitu apa saja faktor yang membuat siswa dikenal aktif dan
kurang aktif. Hal atau jawaban ini dibahas pada bab 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Keaktifan Siswa.
5.2 Saran
Rekomendasi yang muncul dari hasil penelitian atau rekomendasi penelitian
selanjutnya yaitu meneliti tentang cara mengurangi tingkat kekurangaktifan siswa kelas X-8
10

Anda mungkin juga menyukai