Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Penelitian Kuantitatif”

Tugas Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan
Dalam Mata Perkuliahan Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu: Ria Purnama Sari, M.Pd

Disusun Oleh:

Siti Nuraida (0309203118)


Kelas / Semester : T.IPS-4 / VII

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas critical Jurnal Review
ini. yang alhamdulillah tepat pada waktunya, tugas yang berisikan tentang penjelasan
mengenai statistik ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah "Statistik" selain itu saya
berharap tugas ini bisa bermanfaat khusus bagi kita semua umumnya untuk masyarakat luas
untuk memberikan penjelasan kepada kita semua tentang statistik.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
tugas ini. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing saya,Ibu Ria
Purnama Sari, M.Pd. Semoga Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho kepada kita
semua. Aamiin.

Medan, 11 Mei 2023

Siti Nuraida
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah sebuah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu
secara teliti, kritis dalam mencari fakta-fakta dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Keinginan untuk mengetahui sesuatu tersebut secara teliti, muncul karena adanya suatu
masalah yang membutuhkan jawaban yang benar. Berbagai alasan yang menjadi sebab
sebuah penelitian. Misalnya, mengapa lalu lintas di medan sering macet?, mengapa disiplin
karyawan/pegawai rendah?, mengapa prestasi siswa rendah?, mengapa kualitas pelayanan
rendah?, mengapa kepuasan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah rendah?. Fokus
perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah yang dituangkan dalam pertanyaan
penelitian, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkanpenelaahan situasi yang
meragukan (a perplexing situation). Diantara berbagai alasan, mengapa kita membutuhkan
jawaban yang benar dari sejumlah permasalahan tersebut adalah karena (1) permasalahan
tersebut dirasakan saat ini, dan (2) dirasakan oleh banyak orang. Oleh karena itu, agar
jawaban yang kita peroleh tersebut baik, maka diperlukan proses berpikir yang sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmiah.
B. Tujuan

1. Untuk Mengetahui kelebihan jurnal yang akan dijadikan sebagai sumber referensi
2. Untuk Mengetahui kekurangan jurnal yang akan dijadikan sebagai sumber
referensi
3. Untuk Mengetahui kelayakan jurnal sebagai sumber referensi

C. Manfaat

1. Dapat Mengetahui standar jurnal yang baik


2. Dapat Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang di referensi
3. Dapat Lebih mendalami pembahasan yang terdapat di dalam jurnal
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Identitas Jurnal
1. Jurnal utama
Judul Artikel : “Pemaparan Metode Penelitian Kuantitatif”
Jurnal : Metode Kuantitatif
Penulis : Dr. Wahidmurni, M.Pd
Vol-No/ Tahun : Vol. 3 No.1/ Juli 2017
No-ISSN/ Halaman : NOISSN 16 Halaman
Link Jurnal : http://repository.uin-malang.ac.id/1985/2/1985.pdf

2. Jurnal Pembanding
Judul Artikel : “Students' Developing Knowledge in a Subject
Discipline: Insightsfrom combining Quantitative and
Qualitative Methods”.
Jurnal : Journal of Social Research Methodology”
Penulis : Celia Hoyles & Dietma
Vol-No/ Tahun : Vol. 8 No.3/ July 2015
No-ISSN/ Halaman : 1364-5579/ 22 Halaman
Link Junal : https://www.researchgate.net/publication/248988919
Students 'Developing Knowledge in a Subject Discipline
Insights fromCombining Quantitative andQ ualitative
Methods.

B. Ringkasan Jurnal
1. Jurnal Utama

Dalam menyusun metode penelitian berarti bahwa pada bagian ini sudah harus
menggambarkan tentang cara-cara yang akan ditempuh atau digunakan oleh penelitiuntuk
melaksanakan suatu kegiatan penelitian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dirumuskan dalam rumusan masalah atau fokus penelitian. Artinya dengan membaca
proposal penelitian, pembaca mengetahui cara-cara yang terperinci akan dilakukan oleh
peneliti untuk menjawab rumusan penelitian. Sebab, proposal penelitian ini tentunya akan
dibaca oleh pembimbing, calon subyek penelitian, atau orang lain yang berkepentingan
dengan proposal penelitian. Untuk itu mereka perlu mendapatkangambaran yang jelas dan
rinci tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh calon peneliti. Untuk itu calon
peneliti harus dapat membedakan pengertian metodologi penelitian dan metode penelitian.
Secara umum metodologi penelitian ini masih bersifat konseptual atau teoritis, sehingga
ketika kita belajar metodologi penelitian kita banyak berbicara tentang teori-teori dan konsep-
konsep yang berkaitan dengan metode penelitian; artinya kita masih banyak mengutip
pendapat pakar dari berbagai literatur yang ada.

Sedangkan yang dikehendaki dalam bagian metode penelitian dalam proposal


penelitian, lebih-lebih dalam laporan penelitian adalah uraian tentang cara-cara yang akan
dilakukan peneliti dalam menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam subbab rumusan
masalah penelitian atau fokus penelitian. Untuk itu, pada bagian metode penelitian harus
diuraikan cara- cara tersebut secara operasional, namun tetap didukung oleh teori yang ada.
Artinya cara atau langkah yang ditempuh mendapat dukungan atau pembenaran dari suatu
teori atau pendapat pakar.

Secara umum bagian metode penelitian kuantitatif berisi subbab:


1. pendekatan dan jenis penelitian,
2. populasi dan sampel,
3. instrumen penelitian,
4. teknik pengumpulan data.
5. analisis data,

Sedangkan untuk metode penelitian kualitatif berisi subbab:


1. pendekatan dan jenis penelitian,
2. kehadiran peneliti,
3. lokasi penelitian,
4. sumber data,
5. teknik pengumpulan data,
6. analisis data, dan
7. pengecekan keabsahan temuan.

Sebelum memulai menulis bagian ini hal penting yang harus diketahui adalah
bagaimana bentuk pertanyaan yang dirumuskan dalam bagian rumusan masalah penelitian
atau fokus penelitian?; kadang-kadang juga ada rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat
pernyataan. Dari pertanyaan-pertanyaan ini dapat diketahui apakah pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif ataupendekatan penelitian kuantitatif.
Kita dapat memutuskannya setelah mengetahui ciri-ciri dari masing masing pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif ataupendekatan penelitian
kuantitatif. Kita dapat memutuskannya setelah mengetahui ciri-ciri dari masing masing
pendekatan penelitian yang dipelajari dalam matakuliah Metodologi Penelitian.

C. Jurnal Pembanding

Whether the types of reasoning anticipated in the framework could be distinguished


among the students" responses. Some items, called core items, were used in each of the
annual tests. We then devised a classification scheme for students" responses to all the open
response items, based on our framework and on insights gained from trialling. Our analysis
of the distribution of these response categories for G2b over the three years revealed that,
according to our hierarchy, almost as large a proportion of students (25%) gave a lower
levelresponse in Year 10 than they had in Year 8 as gave a higher level response (26%) in
Year 10 than in Year 8. A similar pattern occurred from Year 8 to Year 9 and from Year 9 to
Year 10. A total of 1512 students (named here proof-students) from 54 schools (111 classes)
completed all three testsA proof test was designed and piloted for each annual survey
comprising items in number/algebra and geometry, some in open format and some multiple-
choice.

At the outset of the project, a theoretical framework for the tests was articulated
based on previous research (see for example Healy & Hoyles (2000) and Hoyles & Healy (in
press) and work cited in these papers): for example, the framework included ascertaining
whether or not a mathematical explanation justifying an answer could be constructed, and (in
geometry) distinguishing between reasoning from the basis of perception or from geometrical
properties. The next steps in the design of the proof tests were to analyse the curriculum for
each year group, write items that were appropriate to the curriculum (as well as fitting the
framework). and discuss the items with teachers in 5 pilot schools. Finally, the tests were
piloted.

The classification scheme for the explanation part of G2b consisted of four broad
categories, hierarchically-ordered according to our assessment of the quality of
mathematical explanation. They ranged from category 1 (cl) (lowest level), where students
gave no conceptual explanation (measured or produced a visual estimate), to c2, where
explanations included reference to mathematical properties but without apparent deductive
reasoning, to c3, where explanations were correct but lacked generality, and finally to c4,
where explanations were judged as adequate for this age group We also scored the responses
based on this hierarchy, for purposes of statistical analysis.

A typical c2 response is illustrated in Figure 2, which consists essentially of a


restatement of the givens Our analysis of the distribution of these response categories for
G2b over the three years revealed that, according to our hierarchy, almost as large a
proportion of students (25%) gave a lower level response in Year 10 than they had in Year 8
as gave a higher level response (26%) in Year 10 than in Year 8. A similar pattern occurred
from Year 8 to Year 9 and from Year 9 to Year 10.

Apakah jenis penalaran yang diantisipasi dalam kerangka dapat dibedakan di antara
respons siswa. Beberapa item, yang disebut item inti, digunakan dalam setiap tes tahunan.
Kami kemudian merancang skema klasifikasi untuk respons siswa terhadap semua item
respons terbuka , berdasarkan kerangka kerja kami dan wawasan yang diperoleh dari uji
coba. Analisis kami terhadap distribusi kategori respons untuk G2b selama tiga tahun
menunjukkan bahwa, menurut hierarki kami, proporsi siswa (25%) yang memberikan respons
pada tingkat yang lebih rendah di Kelas 10 hampir sama besarnya dengan yang mereka
berikan di Kelas 8. tingkat respons yang lebih tinggi (26%) di Kelas 10 dibandingkan Kelas
8. Pola serupa terjadi dari Kelas 8 ke Kelas 9 dan dari Kelas 9 ke Kelas 10. Sebanyak 1.512
siswa (disebut di sini bukti-siswa) dari 54 sekolah (111 kelas) menyelesaikan ketiga tes Tes
pembuktian dirancang dan diujicobakan untuk setiap survei tahunan yang terdiri dari item
dalam bilangan/aljabar dan geometri, beberapa dalam format terbuka dan beberapa pilihan
ganda.

Pada awal proyek, kerangka teoritis untuk tes diartikulasikan berdasarkan penelitian
sebelumnya (lihat misalnya Healy & Hoyles (2000) dan Hoyles & Healy (sedang dicetak)
dan karya yang dikutip dalam makalah ini): misalnya, kerangka kerja termasuk memastikan
apakah penjelasan matematis yang membenarkan suatu jawaban dapat dibangun atau tidak,
dan (dalam geometri) membedakan antara penalaran dari dasar persepsi atau dari sifat-sifat
geometris. Langkah selanjutnya dalam merancang tes pembuktian adalah menganalisis
kurikulum untuk setiap kelompok tahun, menulis soal yang sesuai dengan kurikulum (serta
menyesuaikan kerangka kerjanya). dan mendiskusikan item tersebut dengan guru di 5 sekolah
percontohan. Akhirnya, tes tersebut diujicobakan.

Skema klasifikasi untuk bagian penjelasan G2b terdiri dari empat kategori besar, yang
disusun secara hierarkis menurut penilaian kami terhadap kualitas penjelasan matematis.
Mulai dari kategori 1 (cl) (tingkat terendah), di mana siswa tidak memberikan penjelasan
konseptual (diukur atau menghasilkan perkiraan visual), hingga c2, di mana penjelasan
menyertakan referensi ke sifat-sifat matematika tetapi tanpa penalaran deduktif yang jelas,
hingga c3, di mana penjelasan diberikan. benar tetapi kurang bersifat umum, dan terakhir ke
c4, di mana penjelasan dinilai memadai untuk kelompok usia ini. Kami juga menilai
tanggapan berdasarkan hierarki ini, untuk tujuan analisis statistik.

Respons c2 yang khas diilustrasikan pada Gambar 2, yang pada dasarnya terdiri dari
pernyataan kembali hal-hal yang diberikan. Analisis kami terhadap distribusi kategori
respons untuk G2b selama tiga tahun menunjukkan bahwa, menurut hierarki kami, proporsi
siswa hampir sama besarnya ( 25%) memberikan tingkat respons yang lebih rendah di Kelas
10 dibandingkan di Kelas 8 dan memberikan tingkat respons yang lebih tinggi (26%) di Kelas
10 dibandingkan di Kelas 8. Pola serupa terjadi dari Kelas 8 hingga Kelas 9 dan dari Kelas 9
hingga Kelas 8. Tahun 10.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan Jurnal Utama


1. Judul jurnal telah sesuai dengan isinya dan jelas
2. Ada banyak pengertian yang mendukung materi yang dikutip dari berbagai ahli
yang menunjukkan bahwa materi tersebut benar adanya.
3. Pembahasan terhadap hasil/ temuan memang relevan
4. Untuk bahasa ekonomi asing ditampilkan dengan jenis tulisan yang berbeda,
sehingga jika pembaca tidak mengerti maka dapat mencarinya dari referensi lain.
5. Dilampirkan beberapa materi yang lebih memudahkan pembaca dalam
pemahaman materi.
6. Ada dilampirkan daftar pustaka sebagai sumber yang terjamin pada jurnal.
7. Kesimpulan jelas, singkat, padat dan merefleksikan temuan hasil penelitian.

B. Kelebihan Jurnal Pembanding


1. Isi jurnal ini sangat bagus dan bahasa yang digunakan sangat mudah dimengerti.
2. Dalam jurnal ini juga membahas penelitian yang dapat digunakan dalam
melakukan penelitian.
3. Ulasan jurnal ini juga sangat bagus dengan diberikiannya tabel dan contoh
sehingga sangat untuk dipahami.

C. Kelemahan Jurnal Utama


1. Masih ada terdapat kesalahan dalam tanda baca dan salah pengetikkan kalimat.
2. Belum adanya ISSN, seharusnya jika ada ISSN dapat memudahkan pembaca
untuk mengidentifikasi beberapa terbitan yang memiliki judul sama.

D. Kelemahan Jurnal Pembanding


1. Dalam jurnal ini para siswa sebagai sampel dalam pengunaan dalam penelitian.
2. Dalam jurnal ini ada tulisan yang sulit dimengerti.
E. Kekhasan dan Kemutakhiran
1. Kekhasan Jurnal
Jurnal-jurnal ini memiliki kekhasannya tersendiri yaitu dalam teorinya selalu
memuat pendapat-pendapat para ahli yang terkenal. Jurnal-junal ini sangat baik
isinya sudah cukup lengkap.
2. Kemutakhiran Jurnal
Kedua peneliti dapat memperhitungkan dengan angket serta menentukan ukuran
sampel yang mudah dimengerti.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum bagian metode penelitian kuantitatif berisi subbab: (1) pendekatan dan
jenis penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan
data, dan (5) analisis data. Namun demikian, boleh jadi pada pedoman penulisan karya ilmiah
yang digunakan oleh masing-masing instansi berbeda, untuk itu calon peneliti harus
berpedoman pada pedoman penulisan dimana mereka bernaung. Namun demikian, secara
umum isi yang harus dijabarkan adalah sama, intinya adalah calon peneliti harus memastikan
bahwa dari masing-masing subbab tersebut sudah benar-benar telah diuraikan secara
operasional atau terinci dan telah mendapat dukungan dari teori.

Dalam analisis skor kuantitatif lainnya, kami dapat mengukur kemajuan siswa secara
keseluruhan, dan untuk mengidentifikasi prediktor yang signifikan, beberapa di antaranya
hanya terungkap setelah analisis longitudinal. Kami lebih mampu menghargai arti dari
prediktor ketika dikontekstualisasikan melalui studi kasus, tetapi secara timbal balik.
mencoba untuk mengukur apa yang kami anggap sebagai faktor umum dari studi kasus
menguji asumsi dan persepsi kami dengan lebih ketat. Misalnya asumsi awal, mengenai
pengaruh kelas sosial yang 'dibungkus' dalam dasar matematika, tidak didukung. Pada tahun
lalu, studi kasus kami mengidentifikasi faktor umum lainnya, keberadaan superset, tetapi
kekokohannya perlu diuji dengan menambahkannya ke model selanjutnya. Namun, penting
untuk melaporkan bahwa tidak semua faktor berpengaruh yang terungkap dalam studi kasus
dapat diukur, seperti keberadaan faktor lokal yang unik, yang hanya dapat 'diungkapkan'
dengan cara kualitatif, dan yang tampaknya penting untuk penjelasan kinerja luar biasa atau
kemajuan.

B. Saran

Harus dibedakan antara istilah metodologi penelitian dan metode penelitian. Istilah
metodologi penelitian berarti ilmu yang mempelajari cara-cara (metode) yang dapat dijadikan
sebagai cara menjawab masalah penelitian, artinya perbincangan dalam metodologi penelitian
masih bersifat konseptual atau tataran teoritis, sedangkan istilah metode penelitian sudah
mengacu pada aktivitas yang sudah operasional, yakni suatu cara-cara atau langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh calon peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang diajukan.
Jadi dalam bagian metode penelitian harus dipaparkan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan
calon peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Untuk memastikan bahwa cara atau
aktivitas yang akan dilakukan tersebut adalah benar, maka perlu dikuatkan dengan dukungan
secara teoritis, sebagaimana yang telah dikaji dalam metodologi penelitian.

Data tersebut mengungkapkan bahwa pada saat survei Kelas 8, departemen


matematika baru saja berubah dari pengajaran kemampuan campuran menjadi pengaturan,
atas perintah kepala sekolah yang baru. Ini dilakukan dengan tergesa-gesa, dengan sedikit
bahan yang sesuai dan bertentangan dengan keinginan departemen matematika. Ini mungkin
menjelaskan mengapa ada peningkatan yang nyata dalam nilai bukti di Tahun 9, ketika
struktur baru telah ditetapkan, tetapi tidak menjelaskan kemajuan 'khusus' dari para gadis
pada khususnya, seperti yang ditunjukkan oleh analisis yang dilakukan setahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai