Anda di halaman 1dari 32

Makalah

Konsep Penelitian Kuantitatif

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Destri Finansia Peranginangin NIM : 1211111066


2. Ismi Aulia NIM : 1211111043
3. Rizka Sabila NIM : 1211111023
4. Tania Salsabilla NIM : 1213111029
5. Yusron Abda’u Ansya NIM : 1213311055

Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian Pendidikan


Dosen Pengampu : Albert Pauli Sirait, S.Pd., M.Hum.
Kelas : PGSD Reguler B 2021

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
Maret 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
anugerah-Nya dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mata kuliah Metode
Penelitian Pendidikan dengan judul makalah yang kami bahas ialah “Konsep Penelitian
Kuantitatif”.

Dalam penyelesaian tugas Makalah kelompok ini, kami banyak mendapatkan dorongan
serta bimbingan dari berbagai pihak, kami juga menyadari bahwa kelancaran penyusunan tugas
kelompok ini tidak lain berkat dukungan semua teman-teman sehingga kendala dan hambatan
dapat kami hadapi. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada dosen pengampu bapak Albert Pauli Sirait, S.Pd.,M.Pd mata kuliah Metode
Penelitian Pendidikan dan kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran penyusunan,
baik secara materi maupun pemikirannya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan krtik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan, sehingga menjadi lebih baik lagi. Tim penulis
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Medan, 13 Maret 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif ......................................................................................... 4


B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif ..................................................................................... 5
C. Prosedur Penelitian Kuantitatif ............................................................................................ 6
D. Jenis – Jenis Penelitian Kuantitatif .................................................................................... 16
E. Metode Survey Dan Eksperimen ....................................................................................... 18
F. Contoh Judul Penelitian Kuantitatif ................................................................................... 25
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 27
B. Saran .................................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, dalam era globalisasi, penelitian di bidang pendidikan semakin berkembang
pesat. Fenomena ini didorong oleh berbagai faktor seperti keanekaragaman budaya serta
kemajuan teknologi dan informasi. Sebelumnya, manusia tidak memiliki akses ke teknologi
seperti telepon genggam atau internet. Namun, dengan kemajuan riset dan penelitian oleh para
ahli teknologi, berbagai perangkat canggih seperti telepon genggam, internet, laptop, dan
tablet telah diciptakan. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan zaman saat ini sangat
dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian yang terus berkembang.

Seperti yang telah diketahui, terdapat banyak ragam penelitian yang dapat dieksplorasi
dari berbagai perspektif. Namun, dalam kajian ini, akan difokuskan pada konsep dasar dari
penelitian kualitatif. Saat penelitian kualitatif mulai diperkenalkan sekitar tahun 1990,
terdapat perbedaan pandangan di antara para peneliti, terutama peneliti yang masih muda,
terhadap metode tersebut. Penelitian kualitatif dianggap sebagai metode yang relatif lebih baru
atau muda dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Tentunya, kedua metode penelitian ini
memiliki kelebihan, kekurangan, serta tantangan masing-masing (Arikunto, 2006: 11).

Penelitian kuantitatif merupakan sebuah metode penelitian ilmiah yang sistematis


yang meneliti bagian-bagian, fenomena, serta hubungan-hubungannya dengan tujuan untuk
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori, dan/atau hipotesis
yang terkait dengan fenomena alam. Proses pengukuran memegang peranan penting dalam
penelitian ini karena hal ini membentuk hubungan yang mendasar antara observasi empiris
dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Di sisi lain, penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung mengutamakan analisis
terhadap proses dan makna (dari perspektif subjek). Landasan teori digunakan sebagai
pedoman untuk memastikan fokus penelitian sesuai dengan realitas lapangan. Selain itu,
landasan teori juga berfungsi sebagai gambaran umum mengenai latar belakang penelitian
serta menjadi dasar pembahasan penelitian.

1
Menurut Atmadja (2008:8), dalam penelitian kuantitatif, peneliti merancang sebuah
gambaran yang komprehensif dan menyeluruh (holistik), serta menganalisis ucapan-ucapan
dan merekam pandangan atau opini dari informan-informan. Seluruh studi dilakukan dalam
konteks situasi yang alami dan sesuai dengan keadaan sehari-hari (natural setting). Ini
dimungkinkan karena penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan yang
menggali masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan menggunakan tradisi metodologi
yang beragam.

Menurut Creswell (1994), menyatakan bahwa: Characteristics of a qualitative


research problem are: (a) the concept is immature due to a conspicuous lack of theory and
previous research; (b) a notion that the available theory may be inaccurate, inappropriate,
incorrect, or biased; (c) a need exists to explore and describe the phenomena and to develop
theory; or (d) the nature of phenomenon may not be suited to quantitative measure. Pendapat
tersebut di atas bermakna bahwa terdapat empat karakteristik penelitian kualitatif yaitu: 1)
Konsep belum menunjukkan kemantapan hubungan antara teori dan penelitian sebelumnya,
2) Perlu diperhatikan bahwa teori yang tersedia kemungkinan tidak akurat, tidak sesuai, salah,
atau mengalami bias, 3) Perlu tuntutan untuk menyelidiki dan menguraikan fenomena yang
ada untuk mengembangkan teori yang telah ada. (4) Sifat alami suatu fenomena tertentu tidak
cocok jika diukur secara kuantitatif.

Poin-poin di atas menunjukkan kompleksitas dalam pola kerja penelitian kuantitatif.


Kompleksitas ini menjadi lebih nyata saat peneliti memasuki tahap analisis data. Diperlukan
pemahaman menyeluruh dan mendetail terhadap langkah-langkah penelitian, serta
penguasaan terhadap prosedur, teknik, dan langkah-langkah penelitian, termasuk analisis data.

Makalah ini secara khusus mengulas konsep dasar penelitian kuantitatif, mulai dari
definisi, karakteristik, prosedur dan tahapan, jenis-jenis, dimensi serta contoh judul penelitian
kuantitatif. Diskusi ini penting sebagai dasar bagi para peneliti yang hendak melakukan
penelitian atau menulis karya ilmiah, terutama dalam bentuk penelitian kuantitatif seperti
skripsi.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada


makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian penelitian kuantitatif ?


2. Apa saja karakteristik penelitian kuantitatif ?
3. Bagaimana prosedur penelitian kuantitatif ?
4. Apa saja jenis-jenis penelitian kuantitatif ?
5. Bagimana metode survei dan eksperimen ?
6. Apa contoh judul penelitian kuantitatif ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan penjelasan rumusan masalah diatas, adapun tujuan makalah ialah :

1. Untuk mengetahui tentang pengertian penelitain kuantitatif.


2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penelitian kuantitatif.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis penelitian kuantitatif.
5. Untuk mengetahui bagimana metode survei dan eksperimen.
6. Untuk mengetahui apa contoh judul penelitian kuantitatif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Menurut Soerjani Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang


didasarkan pada analisis dan konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan
konsisten dan bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran sebagai salah satu manifestasi
keinginan manusia untuk mengetahuinya.

Sedangkan menurut Sanapiah Faisal, menyatakan penelitian merupakan suatu aktivitas


dalam menelaah suatu problem dengan metode ilmiah secara tertata dan sistematis untuk
menemukan pengetahuan baru yang dapat diandalkan kebenarannya mengenai dunia alam dan
dunia sosial.

Berdasarkan defenisi para ahli diatas, maka penelitian adalah proses ilmiah yang
dilakukan dengan tujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
masalah atau pengetahuan serta mencari solusi atau pemecahan masalah yang terkait.

Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009:14)


dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi/ sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.

Kasiram (2008) menyatakan penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu


proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui.

Menuurt Gay, et al (2011), penelitian kuantitatif adalah pengumpulan dan analisis data
numerik untuk deskripsi, penjelasan, produksi, atau pengendalian beragam fenomena yang
amat menarik.

4
Menurut Nurlan (2019), penelitian kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat
diramal dengan realitas sosial, objektif, dan dapat diukur. Oleh karena itu, penggunaan
penelitian kuantitatif dengan instrumen yang valid dan reliable serta analisis statistik yang
sesuai dan tepat menyebabkan hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi
yang sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi masalah, pembatasan
dan perumusan masalah yang akurat, serta dibarengi dengan penetapan populasi dan sampel
yang benar.

Berdasarkan pernyataan ahli diatas maka, penelitian kuantitatif merupakan penelitian


ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-
hubungannya. Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap
fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik,
matematika atau komputasi. Penelitian kuantitatif sebagian besar dilakukan dengan
menggunakan metode statistik yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dari studi
penelitian. Dalam metode penelitian ini, para peneliti dan ahli statistik menggunakan kerangka
kerja matematika dan teori-teori yang berkaitan dengan kuantitas yang dipertanyakan.

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif

Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002:11; dan
Kasiram 2008:149-150) karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau top-down), yang berusaha


memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang bersifat
subjektif. 3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
3. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang
berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
4. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta alat
pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
5. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif
dan baku.

5
6. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
7. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya tidak
terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
8. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
9. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
10. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
11. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.

Karakteristik penelitian kuantitatif menurut Arikunto sebagai berikut:

1. Kejelasan Unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sample, sumber data sudah mantap, dan rinci
sejak awal;
2. Langkah Penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun;
3. Hipotesis (jika memang perlu): Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian dan
hipotesis menentukan hasil yang diramalkan (apriori);
4. Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang akan diharapkan;
5. Pengumpulan Data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan;
dan
6. Analisis data: dilakukan setelah semua data terkumpul18 . Jadi secara umum karakteristik
pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan data kuantitatif baik berupa
angka, table, data yang berbentuk angka, dan grafik yang diangkakan.

C. Prosedur Penelitian Kuantitatif

Menurut Murjani (2022), prosedur penelitian kuantitatif adalah operasionalisasi


metode ilmiah dengan memerhatikan unsur-unsur keilmuan. Terdapat sejumlah langkah
penelitian kuantitatif yang harus ditempuh yang diharapkan dapat menjamin kesahihan
(validitas) hasilnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: Menentukan
masalah, Melakukan riset pendahuluan (Preliminary Research), Mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, Merumuskan hipotesis, Menentukan variabel, Menentukan metode
dan instrument penelitian, Menentukan sumber data(Populasidan Sampling), Mengumpulkan
data, Analisis data, Menarik kesimpulan dan Menulis laporan, berikut penjelasannaya:

1. Menentukan Masalah

6
Awal dari suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah. Istilah
"masalah" mengisyaratkan adanya suatu tantangan yang perlu dipecahkan. Masalah ini
bisa berupa kesulitan yang dirasakan, perasaan tidak nyaman terhadap situasi atau gejala
tertentu. Ketidakpastian, keraguan, kebingungan, atau ketidaksesuaian antara kenyataan
dan harapan, atau antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi,
juga dianggap sebagai masalah penelitian.

Penelitian kualitatif, yang sifatnya fleksibel dan dapat dikembangkan lebih lanjut,
memungkinkan penentuan masalah untuk menjadi proses yang berkelanjutan. Sebaliknya,
dalam penelitian kuantitatif, penentuan masalah cenderung bersifat permanen, pasti, dan
tidak dapat diubah karena mengikuti prinsip positivisme yang melihat realitas sebagai
sesuatu yang konkret dan dapat diukur. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti hanya dapat
menentukan variabel yang dapat diukur dari objek penelitian dan memodifikasi instrumen
untuk mengukurnya.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, terdapat sejumlah contoh yang dapat
dikategorikan sebagai masalah, sebagai berikut:

a. Masalah yang berkenaan dengan terjadinya penyimpangan antara pengalaman


dan kenyataan. Contoh masalah untuk kasus ini antara lain berkenaan dengan
adanya perubahan dari sebuah keadaan kepada keadaan baru. Pada lima puluh tahun
yang lalu, misalnya diketahui bahwa jumlah masyarakat yang menyekolahkan
anaknya ke pesantren cukup banyak, namun sekarang terjadi penurunan.
Permasalahan penelitiannya adalah mencari berbagai faktor secara mendalamyang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut.
b. Masalah yang berkaitan dengan rencana yang ditetapkan, tetapi hasilnya tidak
sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Adanya perbedaan antara yang
direncanakan dengan hasilnya yang dicapainya tentu ada masalahsebagai
penyebabnya.
c. Masalah yang berkaitan dengan adanya perubahan dari keadaan yangbaik kepada
yang tidak baik, tentu disebabkan adanya berbagai masalah yang muncul.
Permasalahan yang muncul inilah yang selanjutnya menjadi permasalahan dalam
penelitian.

7
2. Melakukan Riset Pendahuluan (Preliminary Research)

Riset pendahuluan merupakan tahap awal sebelum pelaksanaan riset sebenarnya.


Tahap ini penting untuk mengidentifikasi masalah penelitian secara tepat, benar, dan
komprehensif, berdasarkan fakta-fakta dan data yang tersedia. Riset pendahuluan
melibatkan pendekatan terhadap pihak terkait, penelusuran literatur, dan tinjauan terhadap
penelitian sejenis sebelumnya. Hal ini tidak hanya membantu menghindari duplikasi
masalah, tetapi juga memperkaya wawasan, memetakan masalah, dan menyusun kerangka
berpikir serta merumuskan teori atau hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian.
Selain itu, sumber informasi dalam riset pendahuluan dapat berasal dari tiga objek, yaitu
tulisan (paper), manusia (person), dan tempat (place), yang dikenal dengan singkatan 3P.

3. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah

Mengidentifikasi masalah penelitian melibatkan analisis yang cermat terhadap


berbagai aspek yang dianggap sebagai masalah, serta hubungannya satu sama lain.
Analisis masalah ini juga bisa disebut sebagai penyusunan pohon masalah. Langkah ini
memungkinkan peneliti untuk mengetahui tingkat signifikansi, urgensi, urutan, dan
hubungan antar masalah.

Untuk melakukan analisis masalah, peneliti harus mampu menempatkan masalah


dalam konteks keseluruhan secara sistematik. Penetapan dan pemilihan masalah penelitian
harus didasari oleh alasan yang jelas, seperti relevansi, keunikan, dan ketersediaan sumber
daya. Masalah yang telah ditetapkan kemudian dirumuskan menjadi pertanyaan
operasional yang dapat memandu pengumpulan data di lapangan.

Rumusan masalah harus memenuhi beberapa kriteria, termasuk kejelasan,


keberhubungan dengan teori dan penelitian yang sudah ada, serta spesifik dalam
menguraikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Pertanyaan penelitian harus
diajukan dengan tepat agar dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam
pengembangan pengetahuan.

Pertanyaan penelitian yang baik memiliki tiga karakteristik, yaitu dapat dijawab,
benar, dan penting. Skema kategorisasi dasar untuk tipe pertanyaan penelitian mencakup

8
berbagai aspek, mulai dari yang bersifat deskriptif, komparatif, hingga asosiatif, yang
meliputi hubungan simetris, kausal, resiprokal, dan interaktif.

4. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel


atau lebih yang perlu dibuktikan melalui penelitian. Untuk merumuskan hipotesis, peneliti
dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan mempertimbangkan
penelitian sebelumnya yang relevan. Hipotesis harus dirumuskan dengan jelas dan singkat,
menunjukkan hubungan antar variabel, dan didukung oleh teori-teori atau penelitian yang
relevan.

Ada beberapa persyaratan untuk merumuskan hipotesis, antara lain harus


dirumuskan dengan singkat dan jelas, menunjukkan hubungan antara variabel, dan
didukung oleh teori atau penelitian relevan. Jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian meliputi hipotesis deskriptif untuk menggambarkan variabel, hipotesis
korelasional untuk menetapkan hubungan antara variabel, dan hipotesis perbedaan atau
perbandingan untuk membandingkan kelompok variabel independen. Selain itu, terdapat
juga hipotesis alternative dan nol, serta hipotesis terarah dan tidak terarah.

Berikut contoh tipe-tipe hipotesis:

9
Dari hipotesis dapat ditentukan variabel dalam penelitian. Misalnya, hipotesis
sebuah penelitian adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual, terhadap komitmen dosen. Maka yang menjadi variabelnya adalah kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual sebagai variabel dependen; dan komitmen sebagai
variabel independen

5. Menentukan Metode dan Menyusun Instrumen

Berdasarkan sifat dan karakteristik penelitian kuantitatif, berbagai metode yang


dapat digunakan termasuk survei, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research, dan
policy research. Setelah memilih metode yang sesuai, peneliti kemudian dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data, yang
dapat berupa tes, kuesioner, panduan wawancara, atau panduan observasi. Instrumen
tersebut menjadi pendukung bagi peneliti dalam melaksanakan metode pengumpulan data
yang dipilih. Ada keterkaitan antara metode dan instrumen pengumpulan data, di mana satu
metode pengumpulan data bisa membutuhkan lebih dari satu jenis instrumen, dan
sebaliknya, satu instrumen bisa digunakan untuk berbagai metode. Untuk penjelasan lebih
rinci, lihat tabel di bawah ini.

10
Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian harus diuji
terlebih dahulu untuk menilai validitas dan reliabilitasnya. Proses pengujian validitas dan
reliabilitas merupakan langkah penting dalam penelitian untuk memastikan keabsahan
data. Dalam konteks penelitian kualitatif, data dianggap valid jika tidak ada perbedaan
antara laporan peneliti dan realitas yang terjadi pada objek penelitian. Di sisi lain, dalam
penelitian kuantitatif, suatu temuan atau kesimpulan dianggap valid jika prosesnya sesuai
dengan langkah-langkah penelitian yang benar, termasuk perumusan hipotesis, pemilihan
populasi dan sampel, penggunaan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis
statistik yang tepat. Selain itu, validitas dan reliabilitas juga dapat dikonfirmasi dengan
menganalisis data yang sama oleh peneliti lain dan menghasilkan hasil yang serupa.

6. Menentukan Sumber Data

Sebelum menetapkan sumber data dalam proses penelitian, penting untuk


memahami hubungan sumber data tersebut dengan keseluruhan atau sebagian sumber data
yang ada. Jika penelitian melibatkan seluruh data yang diteliti, disebut sebagai penelitian
populasi, sedangkan jika hanya sebagian data yang dianggap mewakili populasi, disebut
sebagai penelitian sampel. Dengan kata lain, populasi merujuk pada total keseluruhan
sumber informasi yang diperlukan, sementara sampel merupakan bagian dari populasi
yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan
dengan pertimbangan karena populasi biasanya besar dan tersebar luas, sehingga tidak
mungkin untuk dijangkau secara keseluruhan karena berbagai keterbatasan. Untuk
memastikan bahwa sampel yang dipilih dapat mewakili populasi dengan baik, berbagai
metode seperti random sampling, stratified sampling, purposive sampling, dan lainnya
dapat digunakan, tergantung pada sifat dan karakteristik populasi yang diteliti.

7. Mengumpulkan Data

Data merupakan elemen penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan atau menguji hipotesis serta mencapai tujuan penelitian. Kualitas data
memegang peranan kunci dalam menentukan kualitas hasil penelitian. Proses memperoleh
data, yang disebut pengumpulan data, merupakan langkah awal dalam penelitian.

11
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian meliputi penggunaan kuesioner atau
angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Pengumpulan data melalui kuesioner atau angket sering digunakan dalam penelitian,
dimana prosedur penyusunan kuesioner melibatkan langkah-langkah merumuskan
tujuan, mengidentifikasi variabel, menjabarkan variabel menjadi subvariabel yang
lebih spesifik, dan menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
b. Pengumpulan data melalui wawancara memerlukan waktu yang cukup lama dan
kompleksitas tersendiri. Ada dua macam pedoman wawancara, yaitu pedoman
wawancara tidak terstruktur dan pedoman wawancara terstruktur.
c. Pengumpulan data melalui observasi melibatkan pengamat yang harus jeli dalam
mengamati kejadian, gerak, atau proses. Observasi harus dilakukan secara objektif
meskipun manusia cenderung dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan.
d. Pengumpulan data melalui dokumentasi mencakup mencari data dari catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan lainnya. Metode ini
relatif tidak sulit dan data yang didokumentasikan cenderung tetap dan tidak berubah.

Kualitas data yang diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan tersebut menjadi
kunci utama dalam keberhasilan penelitian.

8. Analisis Data

Analisis data merupakan proses yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan-


pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah diajukan
sebelumnya. Tujuan dari analisis data adalah untuk merangkum dan menggambarkan data
serta membuat inferensi dari data yang diperoleh dari sampel ke populasi yang menjadi
sumber data. Proses analisis data secara umum meliputi tiga langkah utama: persiapan,
tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

a. Persiapan meliputi pengecekan nama dan identitas pengisi data, kelengkapan data,
serta jenis isian data yang diperiksa.
b. Tabulasi mencakup pemberian skor kepada item-item yang perlu diberi skor,
pemberian kode pada item-item yang tidak diberi skor, modifikasi jenis data sesuai

12
dengan teknik analisis yang akan digunakan, dan pemberian kode dalam pengolahan
data jika menggunakan komputer.
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan.

Berdasarkan tujuan penelitian, metode analisis data dapat dibedakan menjadi


analisis deskriptif dan analisis korelasional. Jika penelitian bertujuan untuk
mendeskripsikan fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka digunakan analisis
deskriptif. Sedangkan jika penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mencari hubungan
antara dua fenomena, baik asosiasi maupun kausal, maka digunakan analisis korelasional.

Dalam metode kuantitatif, baik tujuan deskripsi maupun tujuan asosiasi dapat
menggunakan uji statistik deskriptif, inferensial, maupun induktif. Pemilihan uji statistik
disesuaikan dengan tujuan atau jenis penelitian, tipe hipotesis yang diajukan, dan tingkat
data yang digunakan.

9. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dari proses penelitian yang


merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang diajukan. Berdasarkan proses
penelitian kuantitatif, terlihat bahwa proses tersebut bersifat linear, dimulai dari rumusan
masalah, pembentukan teori, pembuatan hipotesis, pengumpulan data, analisis data,
hingga pembuatan kesimpulan dan saran.

Kesimpulan penelitian harus sejalan dengan problematika yang diajukan, baik dari
segi isi maupun jumlahnya. Sebagai contoh, dapat disajikan perbandingan antara
problematika dan hipotesis dengan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

a. Problamatika:
1. Apakah motivasi belajar yang diberikan oleh orang tua murid di daerah pedesaan
sama dengan yang diberikan oleh orang tua murid di kota?
2. Apakah peran ayah dan ibu dalam memberikan motivasi belajar sama, baik di
daerah pedesaan maupun di kota?
b. Hipotesis:

13
1. Orang tua murid di daerah pedesaan memberikan motivasi belajar yang sama
dengan orang tua murid di kota.
2. Peran ayah dan ibu memiliki tingkat yang sama dalam memberikan motivasi
belajar, baik di daerah pedesaan maupun di kota.
c. Kesimpulan Penelitian (salah satu kemungkinan):
1. Orang tua murid di daerah pedesaan tidak dapat memberikan motivasi belajar
sebesar yang diberikan oleh orang tua murid di kota.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peran ayah dan ibu dalam
memberikan motivasi belajar, baik bagi orang tua murid di daerah pedesaan
maupun di kota.
10. Membuat Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian adalah upaya untuk menyampaikan metode dan hasil
penelitian kepada pembaca melalui sebuah dokumen tertulis, mirip dengan cara kita
bercerita. Agar pembaca dapat memahami apa yang disampaikan, penulis laporan harus
memperhatikan beberapa persyaratan sesuai aturan penulisan karya ilmiah.

Pertama, penulis harus memahami kepada siapa laporan ditujukan.

Kedua, penulis harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti seluruh
proses penelitian. Oleh karena itu, penulis harus mengajarkan pembaca untuk mengikuti
langkah-langkah yang telah dilakukan dengan jelas beserta alasan-alasannya.

Ketiga, penulis harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman,


dan minat pembaca mungkin berbeda. Oleh karena itu, letak dan relevansi hasil penelitian
harus dijelaskan secara jelas dalam konteks pengetahuan umum.

Keempat, laporan penelitian merupakan elemen kunci dalam kemajuan ilmu


pengetahuan. Tidak semua yang dilakukan selama penelitian dapat dilaporkan, oleh karena
itu fokus dalam penulisan laporan adalah membuatnya jelas dan meyakinkan.

Laporan penelitian merupakan bentuk karya ilmiah yang harus


mempertanggungjawabkan kebenaran data. Secara umum, setiap karya ilmiah terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Namun, selain tiga bagian tersebut,

14
terdapat beberapa bagian pelengkap. Sistematika laporan penelitian secara garis besar akan
diuraikan sebagai berikut:

a. Halaman Judul berisi informasi tentang judul penelitian, nama peneliti, maksud
penulisan laporan penelitian, lembaga pelaksana, dan tahun penyusunan.
b. Halaman Pengesahan menunjukkan bahwa laporan penelitian telah disahkan oleh
lembaga berwenang.
c. Kata Pengantar merupakan bagian di mana peneliti menjelaskan kegiatan penelitian,
tujuan dilakukannya penelitian, isi laporan, serta ucapan terima kasih kepada pihak
yang terlibat dalam penelitian.
d. Daftar Isi menjelaskan isi laporan secara keseluruhan dengan nomor halaman untuk
setiap bab dan sub-babnya. Daftar Tabel dan Daftar Gambar berisi nama-nama tabel
dan gambar yang ada di dalam laporan beserta nomor halamannya.
e. Ringkasan dan Summary adalah bagian yang menggambarkan hasil penelitian secara
singkat, termasuk latar belakang penelitian, metode penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan, dan implikasi penelitian. Summary ditulis dalam Bahasa Inggris.
f. Bab Pendahuluan mengantar pembaca ke pokok masalah penelitian.
g. Tinjauan Pustaka menjelaskan konsep-konsep utama, variabel, dan argumentasi
teoritis mengenai masalah penelitian.
h. Metode Penelitian menjelaskan jenis penelitian, pengumpulan data, pengukuran
variabel, sampel, analisis data, dan pengolahan data.

15
i. Bab Hasil Penelitian menjelaskan proses penelitian dari A sampai Z, termasuk
hambatan teknis yang dihadapi dan hasil penelitiannya. Penutup berisi simpulan dan
saran yang konsisten dengan rumusan masalah penelitian.
j. Daftar Pustaka menjelaskan sumber pustaka yang menjadi referensi selama penelitian.
k. Lampiran berisi dokumen atau catatan lapangan untuk memperjelas argumentasi yang
telah dijelaskan sebelumnya.

D. Jenis – Jenis Penelitian Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif melihat tingkah laku manusia sebagai sesuatu yang dapat
diprediksi dan realitas sosial yang dapat diukur secara obyektif (Yusuf, 2017). Sugiono
menggambarkan metode kuantitatif termasuk penelitian eksperimen dan survei, sementara
metode kualitatif mencakup metode naturalistik (Sugiono, 2013). Agung Widhi Kurniawan dan
Zarah Puspitaningtyas mengelompokkan jenis penelitian kuantitatif berdasarkan metodenya,
termasuk survei, ex post facto, eksperimen, penelitian kebijakan, penelitian tindakan, dan
evaluasi (Agung & Zarah, 2016):

a. Penelitian Survey

Penelitian survey diarahkan untuk mengetahui dan mempelajari data dari sampel
yang diambil dari populasi, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, serta
hubungan-hubungan antar variabel,penelitian survey dapat dilakukan pada populasi besar
maupun kecilb.

b. Penelitian Ex Post Facto

Penelitian ex post facto diarahkan untuk mempelajari peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian merunut ke masa lalu untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya peristiwa tersebutc.

c. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen diarahkan untuk mengetahui pengaruh variabel tertentu


terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketatd.

d. Policy Research

16
Penelitian kebijakan bertujuan untuk merekomendasikan hasil penelitian untuk
digunakan oleh pembuat keputusan (kebijakan) untuk bertindak secara praktis dalam
menyelesaikan masalae.

e. Action Research

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling


efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas dapat meningkat.

f. Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi berkenaan dengan penilaian atas proses pembuatan keputusan,


yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan, dan produk dengan standar dan
program yang telah ditetapkan.

Selain itu, Priyono juga menyatakan hal yang sama tentang jenis penelitian dalam
konteks penelitian kuantitatif, seperti survei, eksperimen, dan analisis isi (Priyono, 2008):

a. Penelitian Survei

Penelitian ini mencakup penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai


instrumen penelitian, kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan
dengan struktur yang baku, dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi
oleh peneliti.

b. Penelitian Eksperimen

Penelitian ini dapat dilakukan didalam alam terbuka dan juga diruang tertutup,
dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan
kebutuhan peneliti, dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok pembanding, kepada kelompok
kontrol akan diberikan treatment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian,
hasil dari reaksi kedua kelompok itu yang akan diperbandigkan.

17
c. Analisis isi

Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar,
film, dan sebagainya, pada meterial yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa
kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu statistik dihitung.

E. Metode Survey Dan Eksperimen

a) Metode Survey
1. Konsep Penelitian Survei

Menurut Zikmund (1997) dalam (Depdiknas; 2008), metode penelitian survey adalah
satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa
orang, melalui pertanyaan-pertanyaan. Menurut Gay & Diehl (1992) dalam (Depdiknas;
2008), metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori
umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara. Menurut Bailey (1982)
dalam (Depdiknas; 2008), metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian
yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa, Penelitian


survei ini mencakup penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian,
kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang
baku, dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.

Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai


instrumen utama untuk mengumpulkan data, metode ini adalah yang paling sering dipakai
di kalangan mahasiswa, desainnya sederhana, prosesnya cepat, tetapi bila dilakukan
dengan sembrono, temuan survei ini cenderung superficial (dangkal) meskipun dalam
analisisnya peneliti menggunakan statistik yang rumit, beberapa tema penelitian dengan
menggunakan metode survei diantaranya; survei tentang alokasi anggaran untuk
pengembangan pegawai di semua perguruan tinggi negeri, survei tentang kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan di Bank XY, analisis terhadap potensi penerimaan
calon konsumen terhadap produk baru yang akan diluncurkan, jajak pendapat masyarakat
terhadap metode baru dalam hal penetapan pajak pembangunan I.

18
2. Tujuan Penelitian Survei

Penelitian survei diklasifikasikan mempunyai dua tujuan, pertama bertujuan untuk


memberikan gambaran/ penjelasan tentang sesuatu dan kedua bertujuan untuk melakukan
analisis.

Pertama, survei dapat dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memberikan


gambaran tentang sesuatu. Survei semacam itu disebut survei deskriptif. Survei deskriptif
berkaitan dengan situasi yang memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti
wawancara, angket, atau observasi. Apabila survei deskriptif ini menggunakan teknik
statistik, maka statistik yang digunkan adalah statistik deskriftif (tendensi sentral, ukuran
penyebaran, dan ukuran korelasi ).

3. Karakteristik Ilmiah Penelitian Survei


a. Logis
Kekhasan yang pertama penelitian survei adalah kelogisan. Penelitian survey
dilaksanakan dengan menggunakan prosedur berpikir logis, dalam arti rasional. Cara
kerja yang tidak rasional tidak dapat dipakai dalam metode penelitian survei. Secara lebih
spesifik, penelitian survei menggunakan cara berpikir deduktif dan induktif. Seperti
diuraikan dalam pendahuluan. Penelitian survei sangat erat kaitannya dengan paradigma
positivisme. Unsur-unsur kelogisan yang dimaksudkan dalam kekhasan yang pertama ini
benar-benar mirip dengan kelogisan dalam paradigma positivisme.
b. Deterministik
Sebagai konsekuensi cara berpikir logis tersebut, penelitian survei harus
menentukan sistem atau kerangka berpikir terlebih dahulu dan membangun hipotesis
untuk dibuktikan. Hipotesis-hipotesis tersebut bersifat eksplanatif terhadap variabel-
variabel yang terkait. Eksplanasinya dapat berupa eksplanasi mengenai hubungan
korelasional maupun hubungan kausal atas beberapa fenomena yang dijadikan variabel.
c. General
Penelitian survei, yang notabene menggunakan sampel dalam penelitiannya, tidak
dimaksudkan hanya untuk menjelaskan sampel dimaksud saja melainkan untuk
digeneralisasikan secara lebih luas sampai kepada cakupan populasinya. Oleh karena itu,
penelitian survei disebut bercirikan umum/general. Keumuman di atas terkait dua hal.

19
Pertama, sang peneliti dapat melakukan replikasi terhadap temuan-temuannya
pada beberapa sub kelompok. Kedua, temuan-temuan penelitian terdahulu dapat
direplikasi oleh peneliti berikutnya atau direplikasi pada sampel-sampel atau sub-sub
kelompok lannya.
d. Parsimonious
Penelitian survei adalah penelitian yang hemat karena beberapa hal. Pertama,
untuk meneliti populasi yang besar seorang penenliti dapat menghemat energinya dengan
cara pengambilan sampel. Kedua, untuk meneliti fenomena yang rumit dalam kehidupan
banyak unsur yang saling terkait satu sama lain, seorang peneliti dapat menggunakan
kerangka berpikir yang dimodelkan dari hubungan-hubungan antar variabel. Ketiga,
untuk menganalisis data, sang peneliti dapat menggunakan mesin atau komputer sehingga
analisi dapat dilakukan secara lebih efisien.
e. Spesifik
Penelitian survei disebut spesifik karena sebelum pengambilan data, sang peneliti
harus menyusun defenisi-defenisi operasioanal terhadap variabel-variabel yang diteliti.
Di samping itu, terkait data lapangan, instrumen-instrumen pengambilan data harus
dijamin validitasnya. Akibatnya, data yang diperoleh juga dijamin valid.

4. Metode Penelitian Survei

Metode penelitian survei dapat dibedakan menjadi dua tipe (Widodo,2008, hlm,43)
yaitu cross-sectional dan longitudinal.

a. Cross-Sectional
Cocok untuk penelitian yang tujuannya bersifat deskriptif dan prediktif. Dalam
desain ini, satu sampel atau lebih diambil dari populasi-populasi pada satu titik waktu
yang sama.
b. Longitudinal

Responden-responden yang sama disurvei dari waktu ke waktu untuk menelaah


perubahan-perubahan pada mereka secara individual. Adapun yang menjadi
kelebihannya adalah peneliti dapat menentukan arah dan derajat perubahan pada
respons-respons secara individual, desain longitudinal adalah desain survey terbaik bla

20
peneliti ingin mengaksess efek kejadian tertentu yang terjadi secara alamiah. Namun
ada juga kekurangannya yaitu data surveinya bersifat korelasional, sulit untuk
mengidentifikasi penyebab perubahan tersebut, sulit untuk memperoleh sampel
responden yang setuju berpartisipasi dari waktu kewaktu, selain dari pada itu bila orang-
orang keluar dari survei tersebut seiring dengan berjalannya waktu (attrition), sampel
akhirnya mungkin tidak dapatlagi diperbandingkan dengan sampel aslinya atau tidak
dapat lagi merepresentasikan populasinya, responden mungkin berusaha untuk selalu
konsisten di semua wawancara, dan responden mungkin berperilaku dengan cara
berbeda karena tahu bahwa dirinya sedang berpartisipasi dalam sebuah studi (faking).

b) Metode Eksperimen
1. Konsep Penelitian Eksperimen

Beberapa konsep mengenai penelitian eksperimen, yaitu: ( Jaedun; 2011)

1. Borg & Gall (1983), dalam (Jaedun; 2011) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid),
karena dilakukan dengan pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel
pengganggu di luar yang dieksperimenkan.
2. Menurut konsep klasik, penelitian eksperimen merupakanpenelitian untuk
menentukan pengaruh variabel perlakuan (independent variable) terhadap variabel
dampak (dependent variable).
3. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-
datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian
treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/
diukur dampaknya (data yang akan datang).
4. Penelitian eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh
peneliti dengan cara memberikan treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek
penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/ keadaan yang akan diteliti
bagaimana akibatnya.

Penelitian eksperimen merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang


pembuktiannya diperoleh melalui komparasi/ perbandingan antara :

21
a. Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (yang tidak
diberikan perlakuan); atau
b. Kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.
Penggunaan metode eksperimen menjadi sangat rumit mengingat obyek yang diteliti
menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu
sendiri. ( Jaedun; 2011)

Penelitian ini dapat dilakukan didalam alam terbuka dan juga diruang tertutup,
dalam penelitian eksperimen, kondisi yang ada dimanipulasi oleh peneliti sesuai dengan
kebutuhan peneliti, dalam kondisi yang telah dimanipulasi ini, biasanya dibuat dua
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok pembanding, kepada kelompok kontrol
akan diberikan treatment atau stimulus tertentu sesuai dengan tujuan penelitian, hasil dari
reaksi kedua kelompok itu yang akan diperbandigkan.

Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif yang sangat kuat
penelitian eksperimen yang dilakukan ilmuan pasti. Penelitian eksperimen ilmu pasti
biasanya dilakukan di suatu tempat yang disebut laboratorium. Sementara itu, dalam
penelitian sosial, peneliti dapat menciptakan suatu laboratorium dengan lingkungan alami
sehingga subjek tidak merasa sedang diteliti. Penelitian ini disebut penelitian eksperimen
lapangan (field experiment).

2. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Berikut ini disajikan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yang


membedakan dengan penelitian positivistik lainnya, yaitu: ( Jaedun; 2011)

1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap paling


dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat memenuhi validitas
internal.
2. Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberikan pengujian
hipotesis yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.
3. Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang terkendalikan.

22
Ciri khas yang membedakan penelitian eksperimen dengan penelitian yg lain: (
Jaedun; 2011)

a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda, misal:
treatment dan non-treatment. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan
(variabel bebas), dikendalikan (dipertahankan tetap).
b. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variable terikat
diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka akan berdampak
yang berbeda pula.
c. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan dikenai
perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua kelompok yang akan
dibandingkan tersebut harus komparabel).
3. Tujuan Penelitian Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan


hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan
variabel Y), untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus teliti harus
melakukan kontrol dan pengukuran melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat
terhadap variabel- variabel penelitiannya, beberapa contoh tema penelitian dengan
menggunakan metode eksperimen diantaranya; apakah terdapat perbedaan dalam hal
tingkat pemahaman siswa antara siswa yang diajar dengan metode instruksionis dengan
siswa yang diajar dengan metode konstruktivis, perbedaan efektivitas dan efisiensi metode
iqro dengan metode tradisional (dalam mempelajari bahasa arab), pengaruh pendekatan
focused group discussion terhadap proses pengambilan keputusan.

Metode ini menuntut manajemen ketat atas variabel-variabel dan kondisi-kondisi


eksperimental, baik melalui manipulasi terkendali langsung atau melalui
pengacakan/randomisasi. Metode ini berkonsentrasi pada pengendalian keragaman
(variance). Tujuannya adalah

a) memaksimalkan keragaman variabel yang berasosiasi dengan hipotesis-hipotesis


penelitian, (b) meminimalkan keragaman variabel yang tidak dikehendaki dan bukan
merupakan objek studi, namun dapat mempengaruhi hasil penelitian,

23
b) meminimalkan kesalahan (error) atau variasi acak, termasuk kesalahan pengukuran.
Solusi terbaiknya adalah seleksi acak subjek-subjek, penempatan acak subjek
kedalam kelompok, dan penerapan acak perlakuan-perlakuan eksperimental kepada
kelompok-kelompok.

Tujuan kedua metodologi ekperimental adalah validitas eksternal. Seberapa


representatif temuan-temuannya dan dapatkah hasil-hasilnya digeneralisasikan untuk
keadaan-keadaan dan subjek-subjek yang mirip.

4. Jenis Penelitian Eksperimental


Terdapat beberapa jenis penelitian eksperimen: (Prasetyo & Jannah; 2014)
a. Classical experimental design (satu kelompok eksperimen- satu kelompok
pembanding, tahapan yang dilakukan adalah membagi subjek kedalam dua
kelompok (bisa menggunakan matching atau random), kemudian pada kelompok
eksperimen diberikan stimulus, sedangkan pada kelompok pembanding tidak
diberikan stimulus.
b. Preexperimental design, jenis penelitian eksperimen ini digunakan karena
keterbatasan jumlah subjek yang akan diteliti, dibagi beberapa jenis, yaitu:
i. one-shot case study design, yaitu satu kelompok eksperimen diberikan
sebuah stimulus kemudian diukur variabel independennya (post-test), tanpa
ada kelompok pembanding.
ii. one-group pre-test-post-test design, yaitu satu kelompok eksperimen diukur
variabel dependennya (pre- test), kemudian diberi stimulus, dan diukur
kembali variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok
pembanding.
iii. static group comparison, yaitu satu kelompok eksperimen yang diberikan
stimulus kemudian diukur variabel dependennya (post-test) dibandingkan
dengan kelompok pembanding yang hanya diukur variabel dependen (post-
test) tanpa sebelumnya diberikan stimulus.
c. Quasi experimental and special design, jenis penelitian ini hampir mirip dengan
jenis penelitian eksperimen klasik, namun lebih membantu penelitian untuk melihat
hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada.

24
F. Contoh Judul Penelitian Kuantitatif

Skripsi 1

Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Berbantuan Lembar Informasi Materi
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Al-Ishlah Rejeni

Oleh : Eka Nur Wahyuni (2018)

Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran take and give berbantuan
lembar informasi materi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Al-Ishlah Rejeni. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan design True Experimental Design. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Al-Ishlah Rejeni diperoleh hasil thitung = 3,8 yang dibandingkan dengan ttabel = 1,740
untuk taraf signifikan 5% diketahui bahwa hasil thitung lebih besar dari ttabel (3,8  1,740), dan
besarnya pengaruh dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Eta Squared yang
menunjukkan hasil 0,30. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh besar antara model
pembelajaran take and give berbantuan lembar informasi materi terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Al-Ishlah Rejeni.

Skripsi 2

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Murid Di SD Inpres 12/79 Bana
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone

Oleh : Mardiana (2017)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar murid
di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh komponen- komponen yang ada dilingkungan sekolah, seperti: kepala sekolah,
guru, tata usaha, dan siswa SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone yaitu

25
106 orang. Sampel pada penelitian ini adalah guru kelas beserta murid kelas IV dan V tahun ajaran
2016/2017 yang berjumlah 49 oarang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah
korelasional. Metode pengambilan sampelnya adalah purpossive sample yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Metode pengumpulan data
yang digunakan peneliti adalah observasi, pembagian angket, dan dokumentasi. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik yaitu uji korelasi product
moment.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai rhitung
sebesar 0,6514 pada taraf signifikan 5% dan rtabel sebesar 0,279, artinya bahwa nilai rhitung lebih
besar daripada nilai rtabel, yakni 0,6514 >0,279. Dengan demikian, hipotesa kerja (Ha) diterima
dan hipotesa kerja (H0) ditolak, artinya dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh kompetensi guru
terhadap hasil belajar murid di SD Inpres 12/79 Bana Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian adalah proses ilmiah yang dilakukan dengan tujuan untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu masalah atau pengetahuan serta mencari solusi
atau pemecahan masalah yang terkait. penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap fenomena dengan
mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan teknik statistik, matematika atau
komputasi. Jenis-jenis dalam penelitian kuantitatif yakni penelitian survei, penelitian ex post
facto, penelitian eksperimen, policy research, action research, penelitian.

B. Saran

Makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik kesalahan penulisan maupun
keterbatasan dalam substansi materi. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang
bersiat membangun dari para pembaca yang budiman untuk perbaikan bagi kami di masa
mendatang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., Jannah, M., Aiman, U., & dkk. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Sigli:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Atmadja, R. W. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas.

Agung, W. K., & Zarah, P. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Panduan Buku

Borg. W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. New York: Longman.

Creswell, J. W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage
Publications, Inc

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan.

Gay, Lorainne R., Mills, Geoffrey E., and Airasian, Peter W. (2011). Educational Research:
Competencies for Analysis and Applications (10th Ed). New Jersey: Pearson Education,
Inc.

Jaedun, A. (2011). Metodologi penelitian eksperimen. Fakultas Teknik UNY, 12.

Maidiana. (2021). Penelitian Survey. Alacrity: Journal Of Education, 1(2), 20-29

Mohammad, K. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif..

Murjani, M. (2022). Prosedur Penelitian Kuantitatif. Cross-border, 5(1), 687-713.

Nurlan, F. (2019). Metodologi penelitian kuantitatif. CV. Pilar Nusantara.

Panorama, M. Dan Muhajirin. (2017). PENDEKATAN PRAKTIS METODE PENELITIAN


KUALITATIF DAN KUANTITATIF. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta

Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing.

28
Rukin, S. P. (2019). Metodologi penelitian kualitatif. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syahrizal, H Dan M. Syahran Jailani. (2023). Jenis-Jenis Penelitian Dalam Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. Qosim: Jurnal Pendidikan, Sosial & Humaniora, 1(1), 13-23

Widodo, T. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Solo: UNS Press

Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.


Kencana.

29

Anda mungkin juga menyukai