Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Metode Penelitian Kuantitatif

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU : IDAWATI CALYA,M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 3

Abdul Hazib
Saswadi

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR


FAKULTAS TARBIYYAH PROGRAMSTUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada
ummat manusia sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode
Penelitian Kuantitatif” ini tepat pada waktunya . adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca terkait dengan
sistematika penelitian.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Idawati CALYA,M.Pd, selaku dosen mata kuliah
Metodologi penelitian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami sebagai mahasiswa/i. Kami jug mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat menantikan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Pancor,22 Oktober 2023

Kelompok 3

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover makalah
Kata Pengantar
DAFTAR ISI

BAB I : PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan penelitian selalu difokuskan pada masalah, yakni suatu pernyataan yang memerlukan
pembahaan, pemecahan, informasi yang menyiratkan adanya kemungkinan pengumpulan dan
analisis data secara empiris. Pada umumnya peneliti dalam bidang pendidikan memfokuskan
kajiannya pada usaha untuk mendeskripsikan fenomena kependidikan, menjelaskan kejadian
yang terobservasi, dan mengembangkan suatu pemecahan masalah kependidikan. Disamping
itu, peneliti juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan baik yang bersifat praktis maupun
teoritis di bidang pendidikan. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan dapat digolongkan ke dalam
masalah penelitian.

Penelitian diistilahkan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah.
Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui
penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Jika pendekatan ilmiah diterapkan untuk menyelidiki
masalah-masalah pendidikan, maka hasilnya adalah penelitian pendidikan.

Semua penelitian mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu untuk memperoleh pengetahuan
yang berdasarkan bukti-bukti empiris. Berdasarkan klasifikasi ini, penelitian dibagi menjadi dua,
yaitu kualitatif dan kuantitatif. Masyarakat pada umumnya, juga para peneliti seringkali menilai
dan menghargai masing-masing jenis penelitian tersebut secara berbeda. Dalam makalah ini
akan dijelaskan topik-topik terkait dengan bagaimana sistematika penelitian kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Arti dan metode penelitian kuantitatif
2. Jenis-jenis penelitian kuantitatif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistematika oenelitiankuantitatif
2. Untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen metodologi penelitian

BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti dan Metode Penelitian Kuantitatif

1. Pengertian

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kuantitatif ialah "berdasarkan jumlah atau banyaknya".
Penelitian ialah "kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan
secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum" (Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008). Jadi, penelitian kuantitatif adalah "kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyajian data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan
secara objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum."

Cohen dan Manion mengatakan bahwa penelitian kuantitatif ialah penelitian sosial yang
menggunakan metode-metode dan pernyataan-pernyataan empiris. Pernyataan empiris
merupakan pernyataan deskriptif tentang "apa itu kasus" di "dunia nyata" dari pada apa yang
"seharusnya" terjadi (Manion, 1980). Biasanya, pernyataan-pernyataan empiris dinyatakan
dalam bentuk angka.

Faktor lain dalam penelitian kuantitatif adalah evaluasi empiris yang diterapkan. Evaluasi empiris
didefinisikan sebagai suatu bentuk yang berupaya menentukan sejauh mana suatu program atau
kebijakan tertentu secara empiris memenuhi atau tidak memenuhi standar atau norma tertentu.

Creswell telah memberikan definisi penelitian kuantitatif secara ringkas yaitu jenis penelitian
yang 'menjelaskan fenomena dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis
menggunakan metode berbasis matematika, utamanya statistik' (Creswell J., 1994).

Ada beberapa unsur yang terkandung dari definisi yang dikemukakan oleh Cohen dan Creswell di
atas:

1. Unsur pertama adalah menjelaskan fenomena'. Fenomena adalah elemen kunci dari semua
penelitian, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Ketika kita mulai
melakukan penelitian, kita selalu berusaha menjelaskan sesuatu. Misalnya dalam bidang
sumber daya manusia di perusahaan kita dapat mengajukan pertanyaan seperti, 'faktor-
faktor apa yang memengaruhi menurunnya kinerja karyawan yang berakibat pada
menurunnya target pencapaian perusahaan?' Atau 'Apakah model kepemimpinan di
perusahaan mempunyai dampak langsung terhadap prestasi kerja seorang karyawan?'

2. Unsur kedua adalah 'data penelitian kuantitatif dikumpulkan dalam bentuk angka. Dalam
penelitian kuantitatif kita mengumpulkan data numerik. Data numerik adalah keharusan
sebab berkaitan dengan analisis data yang menggunakan metode berbasis matematis
(statistik). Oleh karena itu, agar dapat menggunakan metode berbasis matematis, data yang
kita kumpulkan harus dalam bentuk angka. Hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, data tidak selalu dikumpulkan dalam bentuk angka, dan karena
itu tidak dapat dianalisis secara statistik.

3. Unsur ketiga adalah 'penggunaan metode berbasis matematis, khususnya statistik, untuk
menganalisis data'. Unsur ini adalah bagian terpenting dari penelitian kuantitatif.

2. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode yang berbasis statistik harus didukung dengan penggunaan alat analisis data, desain
penelitian dan instrumen pengumpulan data yang tepat. Sering orang menghindari atau bahkan
berhenti menggunakan metode statistik ini karena dianggap rumit. Patut diketahui bahwa,
penelitian kuantitatif pada dasarnya adalah tentang pengumpulan data numerik untuk
menjelaskan suatu fenomena tertentu.

Dalam menjelaskan fenomena-fenomena tertentu itu, ada pertanyaan-pertanyaan tertentu yang


mungkin saja lebih tepat dijawab dengan menggunakan metode kuantitatif. Sebagai contoh:

1. Berapa banyak karyawan yang mencapai kinerja unggul pada tahun pertama bekerja?
2. Berapa persen karyawan yang bekerja di perusahaan ini memiliki sikap negatif terhadap
aturan dan kebijakan perusahaan?
3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara karyawan yang sudah lama bekerja dan
karyawan baru yang memiliki keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dilihat secara kuantitatif. Artinya jawaban-jawaban atas


pertanyaan tersebut yang kita kumpulkan sudah tersedia dalam bentuk angka. Data (jawaban
atas pertanyaan) tersaji dalam bentuk numerik. Walaupun demikian, harus diakui juga bahwa
ada banyak fenomena yang mungkin ingin kita lihat, tetapi bisa jadi tidak dapat dikumpulkan
secara kuantitatif.

Tidak semua fenomena muncul atau dapat diamati dalam bentuk kuantitatif. Tetapi, semua
fenomena yang tidak muncul secara alami dalam bentuk kuantitatif dapat dikumpulkan secara
kuantitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara merancang instrumen penelitian yang ditujukan
khusus untuk mengubah fenomena yang tidak secara alami ada dalam bentuk kuantitatif ke
dalam bentuk data kuantitatif sehingga dapat dianalisis secara statistik.

Contohnya adalah sikap dan keyakinan. Kita mungkin ingin mengumpulkan data tentang sikap
karyawan terhadap kebijakan perusahaan dan pimpinan mereka. Sikap-sikap ini jelas tidak
secara alami ada dalam bentuk kuantitatif. Namun, kita dapat mengembangkan kuesioner yang
meminta karyawan untuk menilai sejumlah pernyataan (misalnya, 'Saya pikir kebijakan
perusahaan cenderung represif; pemimpin perusahaan ini tidak pernah terjun langsung ke divisi-
divisi yang ada'). Penilaian diberikan dalam bentuk jawaban mulai dari jawaban sangat setuju
sampai jawaban sangat tidak setuju (skala empat poin: 4 untuk sangat setuju, 3 untuk setuju, 2
untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju). Berdasarkan jawaban yang diberikan, kita
memiliki data kuantitatif tentang sikap karyawan di perusahaan itu. Dengan cara yang sama, kita
dapat mengumpulkan data tentang sejumlah besar fenomena, dan menjadikannya kuantitatif
melalui instrumen pengumpulan data seperti kuesioner atau tes. Kita akhirnya akan melihat
bagaimana kita dapat mengembangkan instrumen untuk tujuan khusus ini.

B. Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif

1. Penelitian Survei
Penelitian survei ialah suatu metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah
sesuai dengan pertanyaan yang sudah diajukan atau sesuai dengan masalah yang sudah
diamati. Penelitian survei juga berarti suatu penelitian yang dilakukan untuk menilai
kebutuhan dan menetapkan tujuan, atau untuk menentukan apakah tujuan tertentu telah
terpenuhi. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menetapkan baseline yang menjadi dasar
perbandingan terhadap apa yang dibuat pada masa yang akan datang. Pada umumnya
penelitian survei dilakukan 'untuk menggambarkan apa yang ada, dalam jumlah berapa, dan
dalam konteks apa' (Michael, 1997, hal. 136).

Survei adalah suatu cara sistematis untuk meminta orang memberikan informasi tentang
sikap, perilaku, pendapat, dan kepercayaan mereka (Polland, 1998). Keberhasilan suatu
penelitian survei tergantung pada seberapa dekat jawaban yang diberikan orang atas
pertanyaan survei cocok dengan kenyataan atau tidak. Artinya, apakah orang benar-benar
berpikir dan bertindak seperti yang ditanyakan.

Penelitian survei menggunakan pengambilan sampel ilmiah dan desain kuesioner untuk
mengukur karakteristik populasi dengan ketepatan statistik. Langkah ini dilakukan sebagai
upaya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan seperti "Berapa banyak orang yang
merasakan suatu hal tertentu?" atau "Seberapa sering mereka bertindak dengan perilaku
tertentu?" Penelitian survei memungkinkan pihak manajemen membuat perbandingan
antara kelompok-kelompok yang ada.. Pihak manajemen dapat membuat perkiraan
berdasarkan suatu sampel yang dapat dikaitkan dengan seluruh populasi pada tingkat
kepercayaan tertentu.

Penelitian survei mensyaratkan bahwa responden adalah sampel yang diambil secara "acak".
Artinya bahwa setiap orang dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel. Sistem acak tidak berarti bahwa peneliti sesuka hati menentukan siapa yang akan
dipilih sebagai sampel. Sampel yang diambil secara acak tetap harus memenuhi prosedur
ilmiah tentang siapa yang terpilih sebagai sampel.

Sampel acak dinyatakan valid jika memenuhi standar pengambilan secara statistik. Cara yang
umum dipakai adalah melakukan undian atau menggunakan sistem interval dalam
menentukan siapa yang terpilih. sebagai sampel. Misalnya, kita ingin melakukan penelitian
terhadap kepuasan pengunjung restoran X. Jumlah populasi adalah 100 orang, dan yang
akan diambil sebagai sampel adalah 10 orang. Jika memakai cara interval maka jumlah
kelompok intervalnya adalah 100/10-10. Dengan demikian setiap 10 orang yang berkunjung
ke restoran X akan diambil 1 orang secara acak sebagai sampel.
2. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional menguji perbedaan karakteristik dari dua atau lebih variabel atau
entitas. Hubungan antara variabel-variabel terjadi dalam satu kelompok tertentu.
Misalnya seorang peneliti mau menguji hubungan antara motivasi berprestasi dengan
kinerja. Variabel motivasi berprestasi dan kinerja ada pada suatu kelompok tertentu.
Data-data tentang kedua variabel tersebut akan disajikan dalam bentuk angka untuk
selanjutnya diolah dan dianalisis untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
motivasi berprestasi dengan kinerja seseorang. Hasil ini akan digunakan untuk membuat
prediksi pada suatu populasi di mana sampel diambil. Penelitian korelasional
memberikan sudut pandang baru untuk memahami hubungan-hubungan dan
serangkaian alat analitik baru untuk menghitung dan membuat perkiraan tentang suatu
hubungan sebab akibat. Inilah suatu bentuk penelitian non-eksperimental yang
menggunakan korelasi statistik untuk mengeksplorasi hubungan antara variabel-variabel
di dalam suatu kelompok sasaran. Penelitian korelasional memiliki dua tujuan yaitu:

a. Memberikan penjelasan: mendeskripsikan arah dan kekuatan hubungan antara


variabel-variabel dalam suatu kelompok.

b. Membuat prediksi: mengestimasi sejauh mana perubahan dalam satu variabel


(variabel prediktor) akan menjelaskan perubahan pada variabel yang lain (variabel
kriteria) pada suatu kelompok sasaran.

Meskipun berdasarkan pada kesimpulan kausal yang lebih lemah daripada percobaan
yang sistematis dan berencana (eksperimen), penelitian korelasional mengeksplorasi
kemungkinan hubungan dengan cara yang tidak bisa dilakukan penelitian eksperimen.

Penelitian korelasional adalah penelitian non-eksperimen yang tidak dapat


mengkonfirmasi suatu hubungan kausal, meskipun dapat digunakan untuk
mengeksplorasi hubungan-hubungan kausal yang kompleks. Di dalam penelitian
korelasional peneliti tidak dapat mengintervensi atau memanipulasi variabel
independen. Penelitian korelasional menggunakan statistik inferensial untuk
menentukan signifikansi statistik. Hasil penelitian dievaluasi berdasarkan pada validitas
kesimpulan statistik dan validitas eksternal. DD

Sampel dalam studi korelasi harus dipilih secara acak dari suatu populasi target dan
dijelaskan secara rinci. Hal ini memungkinkan peneliti menggeneralisasi hasil ke dalam
populasi di mana sampel diambil. Selain itu, sampel harus memiliki ukuran yang
memadai untuk memungkinkan peneliti menerapkan statistik yang sesuai. Bahkan,
sampel yang lebih besar akan menjadi semakin baik. Sampel yang lebih besar
menambah keterwakilan dan juga membantu mengurangi kesalahan.

Instrumen pengumpulan data yang paling umum digunakan adalah kuesioner dan tes
psikologis. Instrumen ini memungkinkan peneliti untuk menyelidiki hubungan antara
variabel-variabel pada satu kelompok. Penelitian korelasional mengenal beberapa
bentuk korelasi/hubungan, yaitu:
 Korelasi bivariat (korelasi sederhana antara satu variabel bebas dan satu variabel
terikat). Korelasi sederhana terwakili oleh koefisien korelasi atau korelasi
Pearson Product Moment (r) atau korelasi bivariat digunakan untuk variabel
kontinu. Spearman Rho (RHO) digunakan untuk variabel ordinal (urutan-
peringkat), dan Koefisien PHI (PHI)3 digunakan untuk variabel kategori.
 Korelasi berganda (analisis multivariat) menghitung arah dan kekuatan
hubungan dua variabel atau lebih terhadap satu variabel tunggal. Korelasi
berganda diwakili oleh R (dikenal sebagai "R besar"). Suatu regresi sederhana
bertujuan memprediksi sejauh mana suatu variabel (variabel prediktor/PV)
memperhitungkan perubahan pada variabel lain (yang disebut variabel
kriteria/CV). Regresi sederhana diwakili oleh koefisien determinasi (r2).
Sedangkan regresi berganda memprediksi bagaimana gabungan variabel-
variabel prediktor memperhitungkan perubahan dalam variabel kriteria. Regresi
berganda diwakili oleh korelasi determinasi (R2 atau "R besar kuadrat)."

3. Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental adalah penelitian yang secara ketat mengikuti suatu desain penelitian
ilmiah. Desain tersebut meliputi hipotesis, variabel yang dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan
variabel-variabel yang dapat diukur, dihitung dan dibandingkan. Yang paling penting, penelitian
eksperimental diselesaikan dalam suatu lingkungan yang terkendali. Peneliti mengumpulkan
data dan hasilnya akan mendukung atau menolak hipotesis. Metode penelitian ini merujuk pada
suatu pengujian hipotesis atau mengarah pada suatu metode penelitian deduktif (Babbie,
1998,p.4).

Penelitian eksperimental bertujuan untuk menentukan hubungan antara dua (2) variabel, yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Setelah menyelesaikan studi penelitian
eksperimental, korelasi antara aspek tertentu dari suatu entitas dan variabel yang diteliti dapat
didukung atau ditolak.

4. Penelitian Kasual-Komparatif

Perbedaan penting antara penelitian kausal-komparatif dan korelasional adalah bahwa


studi kausal-komparatif melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel
independen. Sedangkan studi korelasional melibatkan dua atau lebih variabel dan satu
kelompok.

Penelitian kausal-komparatif berupaya mengidentifikasi hubungan kausatif antara


variabel independen dan variabel dependen. Namun, hubungan antara variabel lebih
sugestif daripada berupaya membuktikannya, sebab peneliti tidak miliki kontrol penuh
terhadap variabel independen. Jika peneliti memiliki kontrol atas variabel independen,
maka penelitian akan diklasifikasikan sebagai penelitian eksperimental.

Dalam penelitian kausal-komparatif peneliti menentukan terlebih dahulu kelompok-


kelompok yang sudah memiliki data. Misalnya seorang peneliti ingin meneliti efek
kesehatan akibat mengonsumsi daging. Maka peneliti akan membuat perbandingan
dengan membentuk kelompok pemakan daging, pemakan ikan dan kelompok
vegetarian. Dengan demikian perbandingan dapat dilakukan di antara ketiga kelompok
tersebut terkait efek kesehatan yang ditimbulkan akibat mengonsumsi daging. Atau
misalnya peneliti ingin mengetahui prestasi belajar siswa penyandang disabilitas, maka
dia dapat membentuk satu kelompok lain yaitu siswa non-disabilitas sebagai kelompok
kontrol, tetapi bukan untuk dimanipulasi. Dengan demikian peneliti akan mendapatkan
hasil yang objektif tentang prestasi belajar dari kedua kelompok tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode pengumpulan dan


pengolahan data. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur yang
valid dan reliabel, dikuantifikasi dan dianalisis. Hasilnya diterapkan pada
populasi. Karakteristik data akan menentukan metode apa yang akan dipakai.
Dalam pembahasan awal kita telah mempelajari empat metode penelitian
kuantitatif, yaitu metode survei, metode korelasi, metode kausal komparatif
dan metode eksperimental. Pemilihan metode penelitian berpengaruh juga
pada rumusan bentuk pertanyaan atau pernyataan kuesioner dengan
memerhatikan rambu-rambu yang berlaku dalam penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif berbeda dengan metode penelitian kualitatif.


Perbedaan ini dipicu oleh landasan filosofis. Masing-masing kubu mengklaim
diri sebagai yang paling benar dengan argumen yang dapat dimengerti. Kita
tidak mempersempit ruang lingkup pencarian kebenaran ilmiah. Kedua
metode tetap terbuka untuk digunakan bersama-sama, yang disebut metode
kombinasi/campuran (mixed method).
DAFTAR PUSTAKA

Duli Nikolas, “METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF: BEBERAPA KONSEP


DASAR UNTUK PENULISAN SKRIPSI & ANALISIS DATA DENGAN SPSS”,
(Yogyakarta: CV Budi Utama) 2019.

https://books.google.co.id/books?
id=A6fRDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=buku+penelitian+kuantitatif&hl=
id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahU
KEwiHiKOsn4uCAxWDxjgGHfOWArsQ6AF6BAgPEAM#v=onepage&q=buku
%20penelitian%20kuantitatif&f=false

Anda mungkin juga menyukai