Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN DASAR PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Kuantitatif yang dipimpin oleh:

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Neliwati, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok I/PAI-3/Semester VI

Dimas Hadi Wibowo

Jannah Maolisya Siregar

Wiwin Agustin 0301162172

Zuhri Ahfadh

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami ini pada tepat waktu.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 26 Maret 2018

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II : PENGENALAN DASAR PENELITIAN

A. Penyelidikan Ilmiah dan Definisi Penelitian .................................

B. Tujuan Penelitian...........................................................................

C. Ilmu, Penelitian dan Kebenaran ....................................................

D. Jenis-jenis Penelitian .....................................................................

E. Karakteristik Penelitian .................................................................

F. Syarat Utama Keberhasilan Penelitian ..........................................

G. Metode Ilmiah ...............................................................................

H. Etika Penelitian .............................................................................

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................

B. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

4
BAB II

PENGENALAN DASAR PENELITIAN

A. Penyelidikan Ilmiah dan Definisi Penelitian

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian memegang peranan yang sangat penting, karena


merupakan arah dan sasaran yang herus dicapai. Oleh sebab itu tujuan penelitian
harus dirumuskan dengan jelas dan rinci dalam bentuk pernyataan. Tujuan
penelitian menunjukkan adanya sesuatu yang harus dicapai atau diperoleh setelah
penelitian tersebut selesai dilaksanakan. Karena antara tujuan, masalah, hipotesis
atau pertanyaan penelitian dan kesimpulan harus sinkron atau sesuai. Berikut ini
tujuan penelitian yang hendak dicapai:

1. Memperoleh informasi baru


Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang
masih baru jika dilihat dari aspek peneliti. Walaupun mungkin saa suatu data atau
fakta tersebut telah ada dan berada disuatu tempat dalam waktu yang lama.
Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang
peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan data baru. Contoh data yang sering
ditemui dalam kondisi tertentu misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di
sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs tersebut ditemukan diantaranya
peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu
permata dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan kuno.
Hasil-hasil penemuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan
pada zaman Mataram Kuno. Demikian pula dengan hasil studi para siswa, hasil
produksi suatu perusahaan, persepsi masyarakat terhadap suatu kebijakan
pemerintah dan isu yang berkembang dan sebagainya adalah merupakan data yang
baru jika mereka disusun dan dicari oleh peneliti.
2. Mengembangkan dan Menjelaskan
Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Fungsi kedua
ini penting dan bermanfaat secara signifikan ketika para peneliti berusaha untuk
memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan

5
kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. Mereka perlu menggali dari variasi
sumber-sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya
permasalahan yang hendak dipecahkan. Dengan melakukan pengembangan dan
usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada,
peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering
disebut sebagai hipotesis penelitian.
3. Menerangkan, Memprediksi dan Mengontrol Suatu Ubahan
Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel adalah simbol yang
digunakan untuk mentransfer gejala kedalam data penelitian. Seorang peneliti
perlu mengetahui secara pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel yang
lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel
yang ada; dapat memprediksi apa yang telah terjadi diantara variabel atau bahkan
dapat mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Tujuan
penelitian yang ketiga ini adalah penting dalam aspek akademika karena dengan
memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan,memprediksi dan mengontrol
sesuatu dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli atau orang yang
memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang lainnya.1
Paulie V.Young dalam bukunya Scientific Social Surveys and Research
mengemukakan bahwa tujuan umum penelitian adalah:
1. Menemukan fakta baru dan menguji fakta lama (Discover new facts or
verify and test old fact).
2. “Analyze their sequences, interrelation ships, and causal explanations
which were derived within an approriate theoritical frame or reference”
3. “Develop new scientific tools, concepts, and theories which would
facilitate reliable and valid study of human behavior”
Selanjutnya adalah tujuan penelitian menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (
ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh

1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), hal.5

6
melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpinan
efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan
suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari
seseuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap
informasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian
dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap gaya kepemimpianan. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah
dikembangkan diluar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan
sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan atau memperdalam ilmu pengetahuan yang telah ada.
Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam
pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam penelitian IPA.
Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality
Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah
berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis/perusahaan.2

C. Ilmu, Penelitian dan Kebenaran

D. Jenis-jenis Penelitian

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut fungsi, metode, tingkat


eksplanasi (level of explanation), serta analisis dan jenis data. Berikut penjelasan
mengenai jenis-jenis penelitian yang telah disebutkan diatas:

1. Penelitian Menurut Fungsi


Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama yaitu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek. Pemahaman
tentang bagaimana penelitian berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki
2
Neliwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Teori dan Praktek, ( Medan: CV
Widya Puspita, 2018), hal.27

7
praktek pendidikan dikaitkan dengan perbedaan jenis-jenis penelitian berkenaan
dengan fungsinya.3
McMillan dan Schumar mengklarifikasikan penelitian berdasarkan fungsinya
menjadi tiga macam yaitu : Pertama, penelitian dasar atau murni (basic), Kedua,
penelitian terapan (applied) dan Ketiga, penelitian evaluasi.4
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu
karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian
dasar dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan. Hasil dari
penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang
alam serta hukum-hukumnya. Pengetahuan umum ini merupakan alat untuk
memecahkan masalah-masalah praktika, walaupun ia tidak memberi jawaban
yang menyeluruh untuk tiap masalah tersebut.5
Jujun S. Suriasumantri dalam Benyamin Situmorang menyatakan bahwa
penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya pernah diketahui.6
Jadi dapat dikatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
yang langsung bersifat praktisi.
2. Penelitian Terapan
Penelitian terapan memusatkan perhatiannya pada penerapan dan
pengembangan pengetahuan yang didasarkan pada penelitian dalam praktisi
tertentu, seperti pendidikan, kedokteran dan politik. Tujuan utamanya adalah
menghasilkan pengetahuan yang relevan dengan pemberian infomasi untuk
pemecahan masalah yang umum sifatnya dibidang tertentu. Disamping itu,
meskipun bersifat abstrak, hasilnya hanya dimaksudkan berlaku untuk bidang
tertentu saja. Oleh karena itu, penelitian pendidikan mislanya hanya dimaksudkan
untuk memperoleh pengetahuan tentang teori dan praktek kependidikan dan

3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal.14
4
Neliwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Teori dan Praktek, ( Medan: CV
Widya Puspita, 2018), hal.33
5
Ibid, hal.34
6
Benyamin, Penelitian Pendidikan Konsep dan Implikasi, ( Medan: UNIMED Press,
2013), hal.8

8
bukannya pengetahuan umum atau universal. Dengan demikian tujuan utama
penelitian terapan adalah untuk menambah pengetahuan yang didasarkan pada
penelitian pada bidang tertentu. Pengetahuan seringkali mempengaruhi cara
berpikir dan menyerap masalah umum. Penelitian terapan juga bertujuan untuk
mendorong peneliti lebih lanjut serta mengembangakn metodologi.7
3. Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan
namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
tertentu. Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan,
sumbangan dan kelayakan suatu program dari suatu unit atau lembaga tertentu.
Penelitian evaluatif dapat menambaj pengetahuan tentang kegiatan dan dapat
mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut serta membantu para
pemimpin untuk membuat atau menentukan kebijakan. Penelitian ini dapat
dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji atau membuktikan hipotesis.8
2. Penelitian Menurut Metode
Penelitian menurut metode dapat dikelompokkan menjadi metode
penelitian survey, ex post facto, eksperimen, naturalistic, policy research
(penelitian tindakan), dan sejarah.
1. Penelitian survey
Kerlinger mengemukakan bahwa penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah
data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun sosiologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun survey ini tidak
memerlukan kelompok konstrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun
generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila dilakukan sampel yang
refresentative. Contohnya misalnya: penelitian untuk mengungkapkan

7
Neliwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Teori dan Praktek, hal.35-36
8
Ibid, hal.37.38

9
kecendrungan masyarakat dalam memilih pemimpin nasional dan daerah;
kualitas SDM masyarakat Indonesia; sikap masyarakat terhadap amandemen
undang-undang dasar; pengaruh pendidikan terhadap kualitas SDM negara dan
lain sebagainya.
2. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto adaah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengacu kebelakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
Penelitian ini menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian eksperimen
yaitu jika x maka y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung
terhadap variabel independen. Contohnya misalnya : penelitian untuk
mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran gedung di suatu lembaa
pemerintahan; penelitian untuk mengungkapkan kerusuhan yang terjadi disuatu
daerah; penelitian yang menyebabkan si A terpilih menjadi presiden; dan lain
sebagainya.
3. Penelitian eksperimen
Penelitian dengan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang kontrol
secara ketat. Terdapat empat bentuk metode eksperimen yaitu: pre experimental,
true experimental, factorial dan quasi experimental. Penelitian eksperimen pada
umumnya dilakukan dilaboratorium. Contoh penelitiannya yaitu: penelitian
penerapan metode kerja baru terhadap produktivitas kerja, penelitian pengaruh
gaya kepemimpianan terhadap disiplin kerja pegawai dan lain sebagainya.
4. Penelitian Kebijakan (Policy Research)
Metode penelitian kebijakan dimulai karena adanya masalah dan masalah
ini umumnya dimiliki oleh para administrator/manager atau para pengambil
keputusan pada suatu organisasi. Policy Research adalah suatu proses penelitian
yang dilakukan pada atau analisi terhadap masalah-masalah sosial mendasar,
sehingga temuannya dapat direkomndasikan kepada para pembuat keputusan agar
bertindak secara praktik dalam menyelesaikan masalah. Policy research ini
sangat relevan bagi perencana dan perencanaan. Contohnya misalnya: penelitian
untuk membuat undang-undang atau peraturan tertentu, penelitian untuk

10
mendapatkan informasi guna menentukan jenis pendidikan apa saja yang perlu
dikembangkan disuatu daerah dan lain sebagainya.
5. Penelitian Tindakan ( Action Research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien sehingga biaya produksi dapat
ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Penelitian melibatkan peneliti
dan karyawan untuk mengkaji bersama-sama tentang kelemahan dan keunggulan
prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat kerja yang digunakan selama ini dan
selanjutnya mendapatka metode kerja baru yang dipandang lebih efisien. Metode
kerja baru itu kemudian diuji cobakan, dievaluasi secara terus-menerus dalam
pelaksanaannya sehingga samapi ditemuakan metode yang paling efisien untuk
dilakukan. Contohnya: penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja
dalam pelayanan masyarakat, penelitian untuk mencari metode pembelajaran
yang paling bagus dan lain sebagainya.
6. Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-
kejadian yang berlangsung dimasa lalu. Jadi penelitian ini tidak mungkin lagi
mengamati kejadian yang akan diteliti. Walaupun demikian sumber datanya bisa
primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu atau sumber-sember
dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah
menurut Isaac adalah untuk meronstruksi kejadian-kejadian masa lampau,
evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh sehingga dapat ditetapkan fakta-
fakta untuk membuat suatu kesimpulan. Namun demikian kesimpulam yang
diperoleh sifatnya masih hipotesis.
Penelitian sejarah terutama dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan
tentang : kapan kejadian itu berlangsung, siapa pelaku-pelakunya dan bagaimana
prosesnya. Contohnya: penelitian untuk mengetahui kapan berdirinya kota
tertentu sehingga dapat digunakan untuk menentukan hari ulang tahun, penelitian
untuk mengetahui bagaimana manajemen pembuatan candi Borobudur atau
Prambanan, penelitian untuk mengetahui perkembangan peradapan kelompok
masyarakat tertentu dan lainnya.

11
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasinya
Tingkat eksplanasi menurut David Kline (level of explanation) adalah
tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian
yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan hal ini
penelitian dapat dikelompokkan menjadi deskriptif, komparatif, dan korelatif.
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel yang lain. Suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan seperti bagaimana profil presiden di Indonesia,
seberapa besar keuntungan BUMN dan BUMI tahun ini, bagaimana etos kerja dan
prestasi kerja para karyawan di departemen X, bagaimanakah kualitas SDM
indonesia, adalah suatu bentuk penelitian yang deskriptif. Yang dicetak miring
adalah variabel yang diteliti yang bersifat mandiri.
2. Penelitian Komperatif
Penelitian komperatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan penelitian variabel
mandiri tetapi untuk sampek yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda.
Contoh: adakah perbedaan profil presiden Indonesia dari waktu, adalah
perbedaan keuntungan antara BUMN dengan Perusahaan Swasta, adakah
perbedaan kemampuan kerja antara lulusan SMK dengan SMU, adakah
perbedaan efektivitas antara UUD yang lama dengan yang baru.
3. Penelitian Korelatif/Hubungan
Penelitian korelatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan anatar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan yang tertinggi. Bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan
komperatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang
dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan. Bentuk
hubungan antar variabel ada tiga yaitu: simetris, kausal dan interaktif/reciprocal.9

9
Benyamin, Penelitian Pendidikan Konsep dan Implikasi, ( Medan: UNIMED Press,
2013), hal.13

12
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis

Yang termasuk kedalam penelitian jenis data dan analisis adalah


penelitian kualitatif, kuantitatif dan gabungan. Seperti yang telah dikemukakan
bahwa penelitian pada dasarnya meneliti untuk mendapatkan data yang valid,
reliabel dan objektif tentang gejala tertentu. Jenis data dan analisisnya dalam
penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama yaitu data kualitatif,
kuantitatif dan gabungan keduanya. Pada suatu proses penelitian yang sring
dilakukan hanya terdapat satu jenis data yaitu kuantitatif atau kualitatatif saja,
tetapi juga mungkin gabungan keduanya. Dalam analisis data juga terdapat tiga
macam yaitu analisi data kuantitatif dengan statistik dan kualitatif (tidak
menggunakan statistik) atau gabungan keduanya.10

Data kualitatatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar. Data kuantitati adalah sata yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kuantitatif yang diangkakan (skoring) misalnya terdapat dalam
skala pengukuran. Misalnya suatu pernyataan/pertanyaan yang memerlukan
alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju dimana
masing-masing jawaban diberi skor, misalnya: sangat setuju diberi skor 4, setuju
diberi skor 3, kurang setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 1.

Sedangkan penelitian dengan menggunakan pendekatan naturalistik yakni


penelitian kualitatif kebanyakan datanya adalah data kualitataif, walaupun tidak
menolak data dan analisis secara kuantitatif.

E. Karakteristik Penelitian

Penelitian memiliki beberapa karakteristik (ciri khas). Crawford


memberikan sembilan buah kriteria penting dari penelitian, yaitu:

1. Penelitian harus berkisar disekeliling masalah yang ingin dipecahkan.


2. Penelitian setidaknya harus memiliki unsur-unsur originalitas
3. Penelitian harus didasarkan pada pandangan “ingin tahu”

10
Ibid,hal.15

13
4. Penelitian harus dilakukan dengan pandangan terbuka
5. Penelitian harus didasarkan pada asumsi bahwa suatu fenomena
mempunyai hukum dan peraturan
6. Penelitian berkehendak memerlukan generalisasi atau adil
7. Penelitian merupakan studi sebab akibat
8. Penelitian harus menggunkan pengukuran yang akurat
9. Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui11
Selain itu juga penelitian pendidikan memiliki beberapa karakteristik,
yaitu:
1. Objektivitas
Penelitian harus memiliki objektivitas (objectivity) baik dalam
karakterustik maupun prosedurnya. Objektivitas didapat melalui
keterbukaan, terhindar dari bias dan subjektivitas. Dalam prosedurnya,
penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis yang
memungkinkan dibuat interpretatif yang dapat dipertanggungjawabkan.
Objektivitas juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur
yang digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektivitas.
2. Ketepatan
Penelitian juga memiliki tingkat ketepatan (precision), secara teknis
instrumen pengumpulan datanya harus memiliki validitas dan reabilitas
yang memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan teknik
analisisnya tetpat. Dalam penelitian kuantitatif hasilnya dapat diulang dan
diperluas sedangkan dalam penelitian kualitatif memiliki sifat reflektif dan
tingkat komparasi yang konstan.
3. Verifikasi
Penelitian dapat diverifikasi dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan
diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian
kuantitatif dan kualitatif berbeda. Penelitian kualitatif memberikan
interpretasi deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembanangan tetapi

11
Neliwati, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Teori dan Praktek, ( Medan: CV
Widya Puspita, 2018), hal.43-44

14
bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan
kepada ilmu atau studi lain.
4. Penjelasan Ringkas
Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar
fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas.
Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mereduksi realita yang komple
kedalam penjelasan yang singkat. Dalam penelitian kuantitatif penjelasan
singkat tersebut berbentuk generalisasi, tetapi dalam penelitian kualitatif
berbentuk deskripsi tentang hal-hal yang esensial atau pokok.
5. Empiris
Penelitian ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat. Secara
umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian
empiris kesimpulan didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh
menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan
pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris umumnya menuntut penghilangan
pengalaman dan sikap pribadi. Kritis dalam penelitian berarti membuat
interpretasi berdasarkan kenyataan dan nalar yang didasarkan atas
kenyataan-kenyataan (evidensi). Evidensi adalah data yang diperolah dari
penelitian berdasarkan hasil analisis data tersebut interpretasi dibuat.
Angka, print out, catatan lapangan, rekaman wawancara, artifak dan
dokumen sejarah adalah data dalam penelitian.
6. Penalaran Logis
Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penelaran
merupakan proses berfikir, menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif
atau induktif. Penalaran deduktif, penaraikan kesimpulan dari umum ke
khusus. Dalam penelaran deduktif bila premisnya benar maka kesimpulan
otomatis benar. Logika deduktif dapat mengidentifikasikan hubungan-
hubungan baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah) yang ada. Dalam
penalaran induktif peneliti menarik kesimpulan berdasarkan sejumlah
pengamatan kasus-kasus (individual, situasi, peristiwa) kemudian peneliti
membuat kesimpulam yang bersifat umum. Kesimpulan dibatasi oleh
jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati.

15
7. Kesimpulan Kondisional
Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku dan
juga penelitian ilmu kealaman tidak menghasilkan kepastian, sekalipun
kepastian relatif. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan probabilistik.
Penelitian boleh hanya dikatakan mereduksi ketidaktentuan. Ilmu sosial
memiliki tingkat ketidaktentuan yang lebih besar dibandingkan dengan
ilmu kealaman. Baik kesimpulan penelitian kualitatif maupun kuantitatif
bersifat kondisional. Para peneliti seringkali menekankan/menuliskan
bahwa hasil penelitiannya cenderung menunjukkan atau memberikan
kecenderungan.12

F. Syarat Utama Keberhasilan Penelitian

G. Metode Ilmiah

H. Etika Penelitian

Dalam kegiatan penelitian dan kegitan menulis karya ilmiah seseorang harus
beretika. Ada hal-hal yang perlu diketahui dan dipenuhi oleh peneliti/penulis
laporan penelitian dan/atau karya ilmiah. Hal-hal tersebut merupakan etika
penelitian dan aturan hukum penelitan. Dalam hal ini peneliti harus mematuhi
etika penelitian dan penulisan karya ilmiah dan juga hukum atau peraturan
penelitian yang berlaku.

Etika menurut Cooper & Schindler dapat diartikan sebagai norma atau
standar perilaku yang memandu pilihan moral mengenai perilaku kita dan
hubungan kita dengan orang lain. Jika dilihat dari asal kata, istilah etika berasal
dari bahasa Yunani yakni ethos, maka etika artinya adalah adat istiadat atau yang
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada suatu kelompok/masyarakat.13

12
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hal.7-9
13
Rianto Adi, Aspek Hukum dalam Penelitian, ( Jakarta: Yayasan Pustaka Obur
Indonesia, 2015), hal.13

16
Dalam kegiatan penelitian, maka etika penelitian bertujuan untuk menjamin
bahwa tidak seorangpun yang dirugikan dari kegiatan penelitian yang diadakan
oleh peneliti. Sehingga untuk memperkuat berlakunya etika tersebut perlu
diangkat ke ranah hukum tertulis (Undang-undang, Peraturan Menteri dan
sebagainya). Seperti misalnya masalah etika dalam penulisan laporan penelitian
dengan menggunakan data sekunder dimana peneliti harus menyebutkan
sumbernya jika data sekunder tersebut dikutip. Saat ini sudah ada aturan hukum
(undang-undang) tentang plagiat dan sudah ada sanksi hukum pidananya.

Boleh dikatakan bahwa etika merupakan hukum yang tidak tertulis yang
harus ditaati dalam melakukan penelitian. Babbie (1993) berpendapat ada lima
etika dalam penelitian yang harus dihormati oleh setiap peneliti:

1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu
penelitian
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong
subye agar mau ikut serta dalam suatu penelitian
3. Tidak boleh membawa cidera (fisik maupun psikologis) bagi para subjek
penelitian: Subjek penelitian adalah anonim (tidak kenal) dan confidential
(rahasia)
4. Peneliti dituntut untuk menyajikan data penelitian secara jujur
5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil
penelitian diketahui.14

Selain etika penelitian yang telah dijelaskan diatas, berikut akan dijelaskan
secara lebih terperinci tentang etika penilaian penelitian tersebut sebagai berikut:15

1. Tanggung Jawab Peneliti


Tanggung jawab peneliti adalah hal-hal yang harus dipenuhi peneliti dalam
hubungannya dengan pedoman norma atau nilai tertentu. Ada dua hal yang harus
dipenuhi oleh peneliti yaitu:

14
Ibid, hal.14-15
15
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwalitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1996), hal.124-128

17
a. Peneliti bertanggungjawab atas standar etika, terutama dalam kaitannya
dengan penyertaan manusia. Setelah menyelesaikan proposal misalnya
peneliti harus mengevaluasi dengan mempertimbangkan norma-norma
etika. Apabila menemukan kekurangsesuaian atau penyimpangan, ia harus
mengubahnya sesuai dengan standar yang ada sehingga secara etis resiko
yang timbul dapat diminimalisir.
b. Peneliti harus menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah dan kemanusiaan.
Manusia merupakan makhluk yang selalu tidak bisa dipisahkan dari nilai-
nilai dalam seluruh aspek kehidupannya. Demikian juga ilmu sebagai
karya manusia dalam dalam berbagai dimensinya, tidak steril dari nilai-
nilai kemanusiaan. Dalam kondisi dan tujuan apapun, nilai-nilai tersebut
tidak boleh diabaikan oleh siapapun termasuk peneliti. Pelanggaran
terhadap nilai-nilai tersebut bukan hanya mengurangi nilai hasil penelitian
tetapi juga merupakan pelecehan terhadap ilmu pengetahuan dan manusia.
2. Kewajiban terhadap pemasok sumber
Pemasok sumber disini yang dimaksud adalah mereka yang memiliki
wewenanga apakah penelitian boleh berhubungan dengan subjek data.
Pemasok sumber ini memiliki kedudukan penting karena merupakan “penjaga
pintu” yang mengontrol akses ke subjek, baik karena hubungan personal atau
institusional. Dalam hubungannya dengan pemasok sumber ini peneliti harus
memenuhi kewajibab sebagai berikut:
a. Bila pelaksana penelitian menyangkut lembaga, peneliti harus mendapat izin
dari lembaga yan terkait sebelum melaksankan pengumpulan data.
b. Dalam hal subjek masih berada dibawah tanggung jawab orang lain
(misalnya orang tua, wali), peneliti harus mendapat izin dari pihak yang
bertanggungjawab tersebut.
3. Kewajiban terhadap subjek data
Subyek data adalah sumber utama darimana data akan diperoleh. Pengumpulan
data hanya mungkin bila ada kerjasama antara peneliti dengan subjek ini.
Dalam rangka menghormati serta melindungi hak pribadi subjek, peneliti
memperhatikan kewajiban-kewajibab sebagai berikut:

18
a. Peneliti harus memberikan informasi kepada subyek tentang semua aspek
penelitian untuk berpartisipasi. Untuk itu, peneliti harus berusaha agar
subyek memahami hak-haknya yang diberikan kepada peneliti. Lebih lanjut,
peneliti harus berusaha mengormati hak-hak seseorang untuk berpartisipasi
atau tidak.
b. Peneliti harus memberikan informasi kepada subjek bahwa keikutsertaannya
dalam penelitian tanpa ada resiko apapun yang dapat dikaitkan dengan
penelitian. Ketersediaan subjek untuk berpartisipasi dapat diperoleh dengan
memberikan formulir kesediaan atau walinya. Formulir tersebut berisi
pernyataan yang menunjukkan pemahaman subjek atau wali tentang
penelitian yang diusulkan dan kesediaan berpartisipasi.
c. Penelitian harus menjaga kerahasiaan informasi tentang subyek kecuali atas
persetujuanya. Hal ini berarti peneliti harus menjamin bahwa tak
seorangpun, selain peneliti dapat mengetahui sumber data atau dengan kata
lain tidak dapat dihubungkan dengan individu subyek melalui nama. Hal ini
bisa dicapai dengan cara: (a) penggunaan nama samaran dala pengumpulan
data, (b) menggunakan sistem yang dapat menghubungkan nama dengan
data, yang dapat dihancurkan, (c) menggunakan pihak ketiga untuk
menghubungkan nama dan data, (d) meminta subyek untuk menggunakan
nomor, dan (e) melaporkan hasil kelompok bukan individual.
d. Penelitian harus terbuka dan jujur kepada subjek tentang penelitian. Hal ini
dilakukan dengan memberitahu tentang tujuan penelitiannya. Akan tetapi
dalam keadaan tertentu mungkin peneliti dapat menangguhkan
pemberitahuan atau berbohong kepada subyek tentang penelitiannya apabila
pemberitahuan akan mempengaruhi validitas hasil. Misalnya jika peneliti
menggunakan tes untuk mengukur prestasi belajar. Dalam hal ini bila
peneliti memberithu bahwa tes tersebut untuk tujuan penelitian dan tidak
ada kaitannnya dengan evaluasi belajar, maka mungkin subjek tidak akan
mengerjakannya dengan sepenuh hati sehingga hasilnya tidak valid untuk
mencerminkan prestasi. Dengan menggunakan informasi tentang tujuan tes,
hasil yang diperoleh diharapkan bisa valid. Namun demikian, peneliti harus
sesegera mungkin memberitahukan sebyek setelah penelitian selesai.

19
e. Peneliti harus melindungi subyek dari kemungkinan timbulnya
ketidaknyamanan atau bahaya, baik secara fisik atau psikologi. Jika resiko
tersebut mungkin teradi, peneliti harus memberitahu subyek terlebih dahulu
dan meminta persetujuaanya untuk hal tersebut. Akan tetapi bila resiko yang
mungkin timbul akan berakibat cukup serius bagi subyek, penelitian harus
ditiadakan atau tidak boleh dilanjutkan.
f. Penelitian harus memberikan kesmepatan kepada subyek untuk mengetahui
hasil penelitian apabila ia menghendakinya.
4. Kewajiban terhadap masyarakat
Yang dimaksud dengan kewajiban disini terutama kaitannya dengan penyajian
hasil penelitian dari adat yang diperoleh. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh peneliti:
a. Peneliti harus jujur dalam melaporkan hasil penelitiannya dengan
menyajikan detail prosedur yang ditempuh sehingga memberikan informasi
yang cukup untuk menginterpretasikan hasilnya dengan sewajarnya.
Keakuratan kesimpulan dan interpretasi terhadap hasi penelitiannya sangat
dipengaruhi oleh desain dan prosedur dapat dianggap sebagai usaha untuk
menutupi penelitiannya. Konsekuensinya hal ini bisa memberikan
pemahaman yang menyesatkan pembaca karena tidak dapat diuji tingkat
validitas maupun rehabilitasnya.
b. Peneliti harus menyajikan hasil penelitiannya dengan objektif dan
menghindari bias. Penyajian fakta harus secara jelas dapat dibedakan dari
opini. Ketidakjelasan penyajian fakta dan opini dianggap sebagai
pembutarbalikan fakta yang menimbulkan pemahaman yang salah dan
tidak bertanggungawab.
c. Peneliti harus menghindari penyajian data palsu serta jujur menyajiakan
sumber dengan jelas sehingga tidak memberi kemungkianan salah tafsir.
Penyebutan sumber dengan jelas tidak dapat memperkuat nila tulisannya,
tetap juga dianggap sebgaoa penghormatam terhadap karya orang lain.
Oleh karen itu, peneliti harus menghindari segala bentu plagiarisme yang
dalam dunia keolmuwa dianggap sebagai kejahatan yang paling besar.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari
isi maupun penulisan, maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,


Jakarta: Bumi Aksara.

Syaodih Sukmadinata, Nana, 2005, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Neliwati, 2018, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kajian Teori dan Praktek,
Medan: CV Widya Puspita.
Benyamin, 2013, Penelitian Pendidikan Konsep dan Implikasi, Medan: UNIMED
Press.
Adi, Rianto, 2015, Aspek Hukum dalam Penelitian, Jakarta: Yayasan Pustaka
Obur Indonesia

Hajar, Ibnu Hajar, 1996, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwalitatif Dalam


Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

22

Anda mungkin juga menyukai