METODE PENELITIAN
MENGANALISIS DAN MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
KUANTITATIF DALAM BIDANG PENDIDIKAN
OLEH:
KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Armiati, M.Pd.
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Tuhan karena berkat limpahan karunia-Nya, kami dari
kelompok 1 dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 17
B. Saran.................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan diera globalisasi zaman transisi
saat ini memiliki perkembangan yang sangat pesat. Sehingga para cendekiawan
melakukan berbagai cara untuk dapat mengolah suatu pengetahuan yang baru
agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang di dunia. Dalam melakukan
penelitian banyak teknik atau cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh
informasi atau pengetahuan baru tentu ada metode penelitian yang dapat
digunakan. Metode penilitian adalah suatu ilmu tentang bagaiman cara atau
langkah-langkah melakukan pengamatan atau suatu penelitian atau
penyelidikan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-
tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta
menganalisis dan menyimpulkan data-data sehingga dapat dipergunakan untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang
baru diperoleh.
Metode peneltian memiliki beberapa metode-metode yang dapat
dilakukan seperti penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dalam
pembahasan pada makalah ini, penulis fokus dalam membahas penelitian
kuantitatif. Pada dasarnya penelitian kuatitatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk menyelidiki suatu permasalahan dengan sistematika penelitian
yang teratur berdasarkan pada pengujian teori, diukur dengan bilangan-
bilangan, dianalisis menggunakan teknik analisis statistik sehingga teori yang
diselidiki terbukti. Hal ini selaras dengan Cresswell yang berpendapat bahwa
penelitian kuantitatif adalah penyelidikan tentang masalah kemasyarakatan
atau kemanusiaan yang didasarkan pada pengujian suatu teori yang tersusun
atas variabel-variabel, diukur dengan bilangan-bilangan, dan dianalisis dengan
prosedur-prosedur statistik. tujuannya adalah menentukan apakah generalisasi-
generalisasi prediktif dari teori tertentu yang diselidiki terbukti kebenarannya.
Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai dengan kaidah yang sistematik
dengan penelitian kuantitatif, maka penulis akan membahas tentang konsep
1
dasar serta menganalisis dan merumuskan masalah penelitian kuantitatif dalam
bidang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah konsep dasar dalam penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana cara menganalisis dan merumuskan masalah penelitian
kuantitatif khususnya dalam bidang pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar dalam penelitian kuantitatif
serta mengetahui cara menganalisis dan merumuskan masalah penelitian
kuantitatif khususnya dalam bidang pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
1
Karunia Eka Lestari, M.Pd dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, M.Pd, Penelitian
Pendidikan Matematika, (Bandung : Refika Aditama, 2018), h.2.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.14.
3
sebab-akibat (kausalitas) antar variabel, menguji teori, dan mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kuantitatif adalah suatu kegiatan penyelidikan untuk menyelesaikan
sebuah masalah penelitian yang dilakukan secara terstruktur berdasarkan
filsafat positivisme yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit,
teramati, terukur dan ada hubungan gejala bersifat sebab akibat.
2. Penggunaan Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono Salim, Metode Kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang
lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori, dan produk tertentu.3
3. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Menurut Sugiyono, penelitian kuantitatif memiliki beberapa
karakteristik berikut :
a. Desain
1) Spesifik, jelas, rinci
2) Ditentukan secara mantap sejak awal
3) Menjadi pegangan langkah demi langkah.
b. Tujuan
1) Menunjukkan hubungan antar variabel
2) Menguji teori
3
Dr. H. Salim, M.Pd, dkk, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis
Penelitian (Jakarta: Kencana, 2019), h.25.
4
3) Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
c. Tehnik Pengumpulan data
1) Kuesioner
2) Observasi dan wawancara terstruktur
d. Instrumen Penelitian
1) Tes, angket, wawancara terstruktur
2) Instrument yang telah terstandar
e. Data
1) Kuantitatif
2) Hasil pengukuran variable yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrument
f. Sampel
1) Besar
2) Representatif
3) Sedapat mungkin random
4) Ditentukan sejak awal
g. Analisis
1) Setelah selesai pengumpulan
2) Deduktif
3) Menggunakan statistic
h. Hubungan dengan Responden
1) Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
2) Kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden
3) Jangka pendek sampai hipotesis dapat ditemukan.
i. Usulan Desain
1) Luas dan rinci
2) Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang
diteliti.
3) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
4) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
5) Hipotesis dirumuskan dengan jelas
5
6) Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
j. Kapan penelitian dianggap selesai?
1) Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
2) Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
3) Pengujian validitas dan realiabilitas instrument4
4. Dimensi Penelitian Kuantitatif
Menurut Sudarto, dimensi-dimensi penelitian kuantitatif adalah
sebagai berikut:5
a. Penelitian Survey
Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang,
kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan
dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk
mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang ada, serta
dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. Dalam pelaksanan
survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Metode survei biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data (kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya), perlakuan
yang diberikan tidak sam dengan eksperimen.
Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam
pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei
minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk yaitu :
1) Survei catatan (sirvey of record) merupakan penelitian yang
menggunakan sumber-sumber berupa catatan dan informasi nonreaksi.
2) Survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos (biasanya
didistribusikan kepada responden dengan bantuan jasa pos)
4
Sugiyono, Op.Cit., h. 23-24
5
Sudarto, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.27.
6
3) Survei melalui telepon (biasanya menggunakan buku petunjuk telepon
untuk menghubungi responden)
4) Survei dengan wawancara kelompok (biasanya hasil survey lebih
merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan hasil consensus antar
responden)
5) Wawancara individual (survey model ini menggunakan pendekatan
konvensional, dengan wawancara perorangan).
b. Penelitian Eksperimen
Menurut Solso & MacLin dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian
eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal
satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat.
Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu
hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan
perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
Menurut Yatim Riyanto dalam (Sudarto, A, 2013), penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam
melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian
eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap
kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.
Wiersma dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan eksperimen
sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel
bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi
oleh peneliti.
Arikunto dalam (Sudarto, A, 2013), mendefinisikan eksperimen
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan
7
yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Contoh hubungan sebab akibat dibidang pendidikan misalnya, seorang
mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung berhasil
dalam menyelesaikan mata kuliah merencana mesin. Penelitian eksperimen
pada umumnya dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan sesuatu jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol
dengan teliti, maka apa yang akan terjadi?. Disamping itu, penelitian
eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana
pengaruh beberapa variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat
diidentifikasi.
Eksperimen dalam bidang pendidikan berdasarkan lokasinya dapat
dibedakan atas dua bentuk, yaitu eksperimen di laboratorium dan
eksperimen di luar laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan
dalam sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk
meningkatkan akurasi hasil penelitian. Sedangkan eksperimen di luar
laboratorium (juga disebut eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh
peneliti guna mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan yang
sebenamya, misalnya di kelas atau di masyarakat.
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1) Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel
bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti,
sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan
antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak
memperoleh perlakuan/manipulasi.
2) Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu
mengalami kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan
menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain
yang tidak diinginkan peneliti dari variable.
3) Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati
untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang
8
telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian
eksperimental yang dilakukannya.
6
Sugiyono, Op.Cit.,h.52.
9
data. Masalah yang berkaitan dengan isu filosofis dan etika atau moral tidak
dapat dikategorikan masalah yang layak diteliti dalam konteks pembahasan
kita disini. Masalah yang menyangkut nilai ideal atau luhur sering kali
sangat sulit untuk diukur dibanding masalah seputar sikap dan kinerja
seseorang.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah sifat dari masalah tersebut,
yaitu memiliki nilai teoritis dan praktis. Suatu masalah penelitian yang baik
pada hakikatnya diangkat dari materi yang kuat atau mempunyai dampak
praktis. Tergantung dari kepekaan Anda, sebenarnya ketika
mengidentifikasi masalah Anda dapat menguji masalah tersebut dengan
pertanyaan apakah dampaknya bila masalah terebut terpecahkan. Apabila
jawabannya adalah ‘orang tidak peduli’ maka Anda perlu mencari masalah
yang lebih bermakna untuk diteliti.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah
penelitian adalah realistis. Pengertian realistis disini sangat luas, antara lain
meliputi keterjangkauan Anda dalam hal kedalaman bekal konsep serta
ketersediaan waktu, tenaga, dan biaya. Bekal berupa penguasaan konsep
atau teori dan seluruh pengalaman Anda selama berkecimpung dalam dunia
pendidikan akan menentukan mutu penelitian Anda. Jika Anda meneliti di
bidng yang Anda kuasai, maka peluang akan terjadinya penyimpangan akan
semakin kecil. Begitupun sebaliknya, bila Anda meneliti di luar kemampuan
dan ketersediaan bekal teori yang Anda miliki maka kemungkinan akan
terjadinya penyimpangan dalam penelitian akan semakin besar.
Selain ketiga aspek tersebut, beberapa pertimbangan lain yang perlu
diperhatikan saat mengidentifikasi masalah adalah keaktualan dan
orisinalitas. Jika masalah yang Anda teliti adalah masalah yang sedang
hangat-hangatnya di tengah masyarakat, maka nilai penelitian Anda akan
lebih tinggi.
3. Menemukan Masalah Penelitian Kuantitatif
Pada dasarnya, setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang
tidak memiliki masalah akan dipermasalahkan oleh orang lain. Namun,
10
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa menemukan masalah
yang betul-betul masalah bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, bila
masalah penelitian telah ditentukan, maka pekerjaan penelitian 50% telah
selesai. Dengan demikian, pekerjaan menemukan masalah merupakan 50%
dari kegiatan penelitian.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan
analisis asalah, yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon masalah.
Dengan analisis masalah, maka akan diketahui mana maalah yang penting,
yang kurang penting, dan tidak penting dalam sebuah penelitian. Melalui
analisis masalah ini juga akan diketahui akar-akar permasalahannya.
Untuk dapat melakukan analisis masalah, pertama-tama maka peneliti
harus mendudukan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistematik.
Dalam konteks tersebut akan terlihat hubungan antara satu masalah dengan
masalah yang lain, baik masalah yang mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung. Berikut dikemukakan contoh analisis masalah
tentang kualitas lulusan dalam satuan pendidikan tertentu.
Rendahnya kualitas lulusan secara langsung dipengaruhi oleh potensi
dasar anak, performance guru, kualitas kurikulum, ketersedian sarana dan
prasarana pendidikan, serta kualitas evaluasi yang diberikan kepada siswa.
Dari variable yang secara langsung mempegaruhi kualitas lulusan tersebut,
selanjutnya diberi penilaian terhadap setiap variable yang diduga
berpengaruh kuat, penting, dan menarik dalam mempengaruhi kualitas hasil
belajar siswa atau kualitas lulusan. Variable tersebut kemudian ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, baik dari aspek kualitas variable maupun
hubungan antara satu variable dengan variable yang lain. Berdasarkan
analisis tersebut, peneliti menyusun model penelitian seperti gambar berikut
dengan judul penelitiannya adalah Pengaruh potensi dasar anak, kurikulum,
guru, sarana dan prasarana, serta sistem evaluasi terhadap kualitas
lulusan.
11
Gambar 1. Model Penelitian, hasil dari analisis masalah
7
Ibid., h.56.
8
Iwan hermawan, S.Ag., M.Pd.I, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif dan Mixed Methode, (Jakarta: Hidayatul Quran, 2019), h.47.
12
semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh
rumusan masalah deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-
murid sekolah di Indonesia?
b. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah
di Indonesia?
c. Seberapa besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik?
2. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh
rumusan masalah komparatif adalah sebagai berikut:
a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri
dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua
sampel yaitu sekolah negeri dan swasta).
b. Adakah perbedaan pemahaman terhadap materi Trigonometri antara
siswa di sekolah formal dengan siswa homeschooling.
c. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di
Desa? (satu variabel dua sampel).
d. Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid
yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang?
(dua variabel tiga sampel)
e. Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah
antara SD, SMP, dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok,
pada tiga sampel)
f. Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta (satu variabel dua sampel)
3. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
13
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan
kausal, dan interaktif/ resiprocal/ timbal balik.
a. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contoh rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar peserta didik?
2) Adakah hubungan antara lamanya belajar di pondok pesantren
dengan kemampuan membaca kitab kuning?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut:
1) Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar peserta didik
2) Hubungan antara lamanya belajar di pondok pesantren dengan
kemampuan membaca kitab kuning
b. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi
disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi), contoh:
1) Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar
anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi
belajar variabel dependen)
2) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap
kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan
variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan
variabel dependen)
3) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidian dan
kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu
sekolah? (kurikulum, media dan kualitas guru sebagai variabel
independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen)
Contoh judul penelitiannya:
14
1) Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak di
SD Kabupaten Kampar
2) Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan
lulusan memperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Riau.
3) Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru
terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah.
c. Hubungan interaktif/ resiprocal/ timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen,
contoh:
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar peserta didik
Sekolah Dasar di Kecamatan Kampar. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat
mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan
dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
9
Ibid., h.49.
15
yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan
penelitiannya.
4. Mempermudah menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para
peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
B. Saran
Sebagai seorang peneliti yang baik, hendaknya selalu memperhatikan
masalah yang akan diteliti dengan cara menganalisis dan merumuskannya
dengan tepat agar hasil penelitian terarah dan maksimal karena rumusan
masalah yang ditetapkaan diawal akan mempengaruhi hasil dan kesimpulan
di akhir.
17
DAFTAR PUSTAKA
18