Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN


KUALITATIF

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen “Metode Penelitian Kualitatif”
Dosen pengampu:
Dr. Jusaini K, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 5 (Lima)

Ares F

Fita Sofiati (161250018)

Sylviana N (161250023)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SMH BANTEN

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang kita harapkan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah metode Penelitian
Kualitatif.Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, kepada Dr Jusaini K M.pd. yang telah
membimbing dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini jauh dari kata sempuna. Oleh sebab itu,
penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan penulis
sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, 20 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Metedologi Kuantitatif dan kualitatif.........................................................2
B. Perbedaan Metedologi Kuantitatif dan Metedologi Kualitatif..................................2

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap peneliti pasti menginginkan hasil penelitiannya sesuai dengan harapan. Maka
dari itu dibutuhkan sebuah metode penelitian untuk memproses dan menjalankannya.
Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk
mengungkap dan menyikap sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya. Maka dengan
penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa metode penelitian adalah sebuah cara untuk
mengungkap permasalahan secara sistematis sehingga akan tercapainya hasil yang
dikehendaki. Penelitian ilmiah secara umum mengenal dua jenis penelitian, yaitu
penelitian dengan pendekatan kualitatif atau kauntitatif. Dalam makalah ini maka
penulisan akan menjelaskan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian metedologi penelitian kualitatif?
2. Pengertian metedologi penelitian kuantitatif?
3. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian metedologi penelitian kualitatif


2. Untuk mengetahui Pengertian penelitian kuantitatif
4. Untuk mengetahui Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Metedologi Kuantitatif dan kualitatif

Kasiram mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan


pengetahuan yang mengguanakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.1

Sedangkan Imam Gunawan menyimpulkan di dalam bukunya Metode Penelitian


Kualitatif Teori dan Praktik, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan
social, bukan mendeksripsikan bagian permukaan dari suatu realita ssebagaimana dilakukan
penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian menginterpretasikan bagaimana
subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut
mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar yang alami bukan hasil
perlakuan atau manipulasi variable yang dilibatkan.2

B. Perbedaan Metedologi Kuantitatif dan Metedologi Kualitatif

Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif telah banyak dikemukakan oleh
para ahli. Guba dan Lincoln menyajikan uraian yang cukup panjang dan mempertentangkan
perbedaan paradigm kedua penelitian ini. Untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah
scientific paradigm (paradigma alamiah, penulis), sedangkan penelitian kualitatif dinamakan
naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah.

1. Teknik atau metode yang digunakan

Pada dasarnya, baik teknis kuantitatif maupun teknik kualitatif dapat digunakan
bersama-sama. Namun penekannannya diletakan pada teknik tertentu. Paradigma ilmiah
memberi tekanan pada teknik kuantitatif. Sedangkan paradigma alamiah member tekanan
pada pengguanaan teknik kualitatif . Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
yaitu terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci
terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan kualitatif menggunakan metode
historical, etnografis, dan studi kasus.

1
Darwyansyah, Metedologi penelitian kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Haja Mandiri, 2017) hal.81
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakart: Bumi Aksara, 2013), hal.80-
85.

2
2. Kriteria Kualitas

Dalam menentukan kriteria penelitian yang baik paradigm ilmiah sangat percaya pada
kriteria rigor, yaitu kesahihan eksternal dan internal, keandalan dan objektivitas. Pada
dasarnya, menurut Guba dan Lincoln penekanan pada criteria tersebut terang membawa
eksperimen pada penyesununan desain yang bagus, tetapi sering sempit cakupan. Hal ini
bersumber pada kenyataan bahwa kebanyakan eksperimen memasukan situasi yang
kurang dikenal, buatan, dan masa hidupnya singkat, dan hal itu membuat latar tak biasa
sukar digeneralisasikan pada latar lainnya.

Sebaliknya, paradigm lamaiah mengguanakan criteria relevansi. Relevansi disini


adalah signifikansi dari pribadi terhadap lingkungan senyatanya. Uasaha menemukan
kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting dalam penelitian alamiah.

3. Pertanyaan tentang kualitas

Penelitian biasanya dihadapkan pada penentuan hubungan sebab akibat. Jawaban


terhadap pertanyaan hubungan sebab akibat penting untuk keperluan meramalkan, kontrol
di satu pihak, dan verstehen di lain pihak. Kedua paradigm ilmiah Maupun alamiah
mengguanakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun dengan cara yang berbeda.
Paradigma ilmiah biasanya bertanya: dapatkah X menyebabkan Y ? untuk itu maka
mereka mendemonstrasikan di labolatorium bahwa Y sesungguhnya dapat disebabkan
oleh X. di pihak lain Paradigma alamiah kurang tertarik dengan apa yng diusahakan
terjadi dalam situasi yang di rancang terlebih dahulu, lamun lebih tertarik pada apa yang
terjadi pada latar alamiah.

5. Tipe pengelolaan yang digunakan

Ada dua macam tipe pengetahuan yaitu pengetahuan proposisional dan pengetahuan
yang diketahui bersama, yang diketahui dan disepakati juga oleh subjek. Kedua tipe
pengeahuan tersebut dapat dijelaskan perbedaannya. Pengetahuan proposisional adalah
penegtahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa. Pengetahuan yang diketahui
bersama ialah instuisi, pemahaman, atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-
kata yang dalam hal-hal tertentu diketahui oleh subjek.

Paradigma ilmiah membatasi diri pada pengetahuan proposisional pengetahuan


demikian merupakan esensi metode untuk menyatakan proposisi secara eksplisit dalam
bentuk hipotesis yang diuji untuk menentukan validitasnya. Teori-teori terdiri atas

3
pengumpulan hipotesis yang diuji untutk menetukan validitasnya. Sebaliknya, paradigm
alamiah mengizinkan dan mendorong pengetahuan yang diketahui bersama guna
dimunculkan untuk keperluan membantu pembentukan teori dari dasar maupun untuk
memperbaiki komunikasi kembali kepada sumber informasi dengan cara peristilahan mereka.

6. pendirian

Paradigm ilmiah berpendirian reduksionis. Dalam hal ini mereka menyempitkan


penelitian pada focus yang relative kecil dengan jalan membebankan kendala-kendala.
Pencari tahu ilmiah mulai dengan menyusun pertanyaan atau hipotesis, kemudian hanya
mencari informasi yang akan memberikan jawaban pada pertanyaan atau menguji hipotesis
itu.

Pencari tahu alamiah mempunyai pendirian ekspansionis. mereka mencari perspektif


yang akan mengarahkan pada deskripsi dan pengertian fenomesa sebagai keseluruhan atau
akhirnya dengan jalan menemukan sesuatu yang mencerminkan kerumitan gejala itu. Mereka
memasuki lapangan, melihat pembawaannya yang tampak dari arah manapun.

7. Maksud

Paradigma ilmiah mempunyai maksud dalam usahanya menemukan pengetahuan


melalui verifikasi hipotesis yang di spesifikasikan secara a priori. Pencari tahu alamiah
menitikberatkan upayanya pada usaha menemukan unsur-unsur atau pengetahuan yang belum
ada pada teori yang berlaku.

8. Instrument

Paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis atau kuesioner atau menggunakan alat
fisik lainnya seperti poligraf. Paradigm alamiah dalam mengumpulkan data lebih banyak
bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data. Hal itu mungkin disebabkan oleh
sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang diteliti.

9. Waktu untuk mengumpulkan data dan aturan analisis

Pencari tahu ilmiah dapat menetapkan semua aturan pengumpilan dan analisis data
sebelumnya. Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat mengembangkan
istrumen yang cocok dengan variabel.

Sebalikya, paradigm alamiah tidak diperkenankan mengformulasikan secara a priori.


Datanya dikumpulkan serta dikategorisasikan dalam bentuk kasar dan diunitkan oleh peneliti.

4
10. Desain

Bagi paradigma ilmiah desain harus disusun secara pasti sebelum dikumpulkan.
Sekali desain digunakan maka tidak boleh mengubahnya dalam bentik apapun. Sebab jika
diadakan perubahan, maka perubahan itu akan mengaburkan variabel sehingga penafsiran
yang bermakna menjadi tidak mungkin dilakukan. Paradigma ilmiah menggunakan gaya
dengan menerapkan intervensi variabel bebas dan terikat diisolasikan dari konteksnya, diatur
sedemikian rupa sehingga banyak variabel ini yang muncul untuk diukur.

Bagi paradigm alamiah desin dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap apabila
sudah mulai digunakan, maka desain itu malah mulai dilengkapi dan disempurnakan. Desain
itu dapat senatiasa diubah dan disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan disesuaikan pula
dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Paradigm alamiah menggunakan gaya bergantung
pada seleksi. Dari berbagai peristiwa yang terjadi secara alamiah akhirnya dipilih sesuatu
gejala tanpa mengadakan intervensi. Jadi, pencari tahu alamiah tidak mengelola situasi, tetapi
memanfaatkannya. Mungkin diperlukan waktu yang lama untuk memilih kombinasi unsur-
unsur yang sesuai, namun hal itu diperlukan guna mengkaji gejala-gejala dalam latar yang
benar-benar ilmiah

11. Latar penelitian

Pencari tahu alamiah atau kuantitatif bersandar pada latar laboraturium untuk
keperluan mengadakan control, mengelola intervensi dan sebagainya. Ekstensif yang dengan
hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel,
dan menata penelitian hipotesis. Sebaliknya, pencari tahu ilamiah atau kualitatif bersifat
naturalistic (sebagaimana adanya).

12. Perlakuan

Bagi paradigm ilmiah konsep perlakuan sangat penting. Pada setiap eksperimen
perlakuan itu harus stabil dan tidak bervariasi jika tidak demikian maka sukar menentukan
pengaruh yang berkaitan dengan penyebab tertentu.

Untuk paradigm alamiah konsep perlakuan tersebut asing karena perlakuan


menyertakan beberapa cara menipulasi atau intervensi.

13. Satuan kajian

5
Bagi paradigm ilmiah adalah variabel dan semua hubungan yang dinyatakan diantara
variabel atau sistem variabel. sebaliknya, paradigma alamiah berpendirian agar satuan kajian
lebih sederhana. Selain itu, mereka lebih menekankan kemurnian sistem pola yang diamati
secara alamiah.

14. Unaur-unsur kontekstual

Peneliti ilmiah senatiasa beruasa mengontrol seluruh unsur yang mengganggu yang
dapat mengaburkan unsur-unsur itu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian atau yang
mengacau pada pengaruh terhadap fenomena itu.

Peneliti alamiah bukan hanya tidak tertarik pada control, melainkan malah
mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara lebih baik dapat mengerti peristiwa
dalam dunia nyata dan merasakan pola-pola yang ada didalamnya.3

15. Tujuan

Kuantitatif menjelaskan, meramalkan, dan/atau mengontrol fenomena melalui


pengumpulan data terfokus dari data numeric. Sedangkan kualitatif memahami fenomena
sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam.

16. Subjek

Kuantitatif menggunakan subjek pengamatan terstruktur yang non-partisipan,


wawancara semi-terstruktur dan formal, administrasi tes dan kuesioner, eksperimen,
penelitian survei, eksperimen-kuasi. Biasanya subjek penelitian berjumlah besar, pemilihan
secara acak. Sedangkan kualitatif jumlah subjek penelitian kecil, teknik sampling bertujuan.

17. Analisis data

Kualitatif menggunakan deduktif, secara statistic. Terutama menghasilkan data


numeric yang biaasanya dianalisis secara statistic. Data kasar terdiri dari bilangan dan
analisis dilakukan pada akhir penelitian. Sedangkan kualitatif menggunakan analisis data
induktif, model-model, teori-teori. Biasanya data dianalisis secara deskriptif yang sebagian
besar dari wawancara dan catatan pengamatan.

18. Kriteria

3
Lexy J Moleong, metedologi penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), hal.15-21

6
Metedologi penelitian kuantitatif memiliki Kriteria validitas internal (bagaimana
kebenaran ditemukan), validitas eksternal (bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar
lainnya. Objektifitas (bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan
adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari “biases” para peneliti.

Sedangkan kualitatif memiliki criteria kredibilitas (penelitian dilakukan secara


sedmikian rupa untuk memastikan bahwa subjek itu secara secukupnya diperoleh dan
diuraikan. Keteralihan (beban untuk memaparkan penerapan temuan-temuan pada latar
lainnya tergantung pada peneliti yang harus mengadakan ‘uraian rinci’ tentang keadaan luar
untuk keperluan penerapan.

19. Instrumen penelitian

Metode kuantitatif menggunakan instrumen penelitian inventori, kuesioner, skala,


skortes indicator. Sedangkan kualitatif menggunakan “tape recorder”, catatan lapangan,
peneliti adalah instrument itu sendiri.

20. Masalah

Metodologi penelitian kuantitatif mengontrol variabel, validitas. Sedangkan kualitatif


memakan waktu, prosedur tidak baku, reabilitas kabsahan data.

21. Pengukuran

Metode kuantitatif hamper selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai suatu
yang khusus, dapat di tes, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan. Penelitian
kualitatif prosedurnya sedikit subjektif peneli memiliki kemampuan untutk mengamati dan
berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan percaya bahwa kemampuan
manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat
bervariasi dan yang selalu berubah.4

4
Lexy J Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2017), hal 30-37.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berbeda
dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai
keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penenlitiannya pada usaha
menemukan teori dari dasar, bersifar deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil,
membatasi studi dengan focus, memiliki seperangkat criteria untuk memeriksa ke absahan

8
data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati, oleh
kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian. Penelitian kualitatif sebagai penelitian
alamiah dan penelitian kuantitatif sebagai penelitian ilmiah. Perbedaan itu di soroti dari
dua segi pokok, yaitu dari segi paradigm dan segi metodologis

9
DAFTAR PUSTAKA

Darwyansyah, Metedologi penelitian kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: Haja Mandiri, 2017

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakart: Bumi
Aksara,2013

Lexy J Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya: 2017

Lexy J Moleong, metedologi penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,2000

Anda mungkin juga menyukai