Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen “Metode Penelitian Kualitatif”
Dosen pengampu:
Dr. Jusaini K, M.Pd
Ares F
Sylviana N (161250023)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Metedologi Kuantitatif dan kualitatif.........................................................2
B. Perbedaan Metedologi Kuantitatif dan Metedologi Kualitatif..................................2
A. Kesimpulan .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap peneliti pasti menginginkan hasil penelitiannya sesuai dengan harapan. Maka
dari itu dibutuhkan sebuah metode penelitian untuk memproses dan menjalankannya.
Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk
mengungkap dan menyikap sebuah permasalahan sampai ke akar-akarnya. Maka dengan
penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa metode penelitian adalah sebuah cara untuk
mengungkap permasalahan secara sistematis sehingga akan tercapainya hasil yang
dikehendaki. Penelitian ilmiah secara umum mengenal dua jenis penelitian, yaitu
penelitian dengan pendekatan kualitatif atau kauntitatif. Dalam makalah ini maka
penulisan akan menjelaskan perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian metedologi penelitian kualitatif?
2. Pengertian metedologi penelitian kuantitatif?
3. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif telah banyak dikemukakan oleh
para ahli. Guba dan Lincoln menyajikan uraian yang cukup panjang dan mempertentangkan
perbedaan paradigm kedua penelitian ini. Untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah
scientific paradigm (paradigma alamiah, penulis), sedangkan penelitian kualitatif dinamakan
naturalistic inquiry atau inkuiri alamiah.
Pada dasarnya, baik teknis kuantitatif maupun teknik kualitatif dapat digunakan
bersama-sama. Namun penekannannya diletakan pada teknik tertentu. Paradigma ilmiah
memberi tekanan pada teknik kuantitatif. Sedangkan paradigma alamiah member tekanan
pada pengguanaan teknik kualitatif . Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
yaitu terstruktur, formal, ditentukan terlebih dahulu, tidak luwes, dijabarkan secara rinci
terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan kualitatif menggunakan metode
historical, etnografis, dan studi kasus.
1
Darwyansyah, Metedologi penelitian kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Haja Mandiri, 2017) hal.81
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakart: Bumi Aksara, 2013), hal.80-
85.
2
2. Kriteria Kualitas
Dalam menentukan kriteria penelitian yang baik paradigm ilmiah sangat percaya pada
kriteria rigor, yaitu kesahihan eksternal dan internal, keandalan dan objektivitas. Pada
dasarnya, menurut Guba dan Lincoln penekanan pada criteria tersebut terang membawa
eksperimen pada penyesununan desain yang bagus, tetapi sering sempit cakupan. Hal ini
bersumber pada kenyataan bahwa kebanyakan eksperimen memasukan situasi yang
kurang dikenal, buatan, dan masa hidupnya singkat, dan hal itu membuat latar tak biasa
sukar digeneralisasikan pada latar lainnya.
Ada dua macam tipe pengetahuan yaitu pengetahuan proposisional dan pengetahuan
yang diketahui bersama, yang diketahui dan disepakati juga oleh subjek. Kedua tipe
pengeahuan tersebut dapat dijelaskan perbedaannya. Pengetahuan proposisional adalah
penegtahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa. Pengetahuan yang diketahui
bersama ialah instuisi, pemahaman, atau perasaan yang tidak dapat dinyatakan dengan kata-
kata yang dalam hal-hal tertentu diketahui oleh subjek.
3
pengumpulan hipotesis yang diuji untutk menetukan validitasnya. Sebaliknya, paradigm
alamiah mengizinkan dan mendorong pengetahuan yang diketahui bersama guna
dimunculkan untuk keperluan membantu pembentukan teori dari dasar maupun untuk
memperbaiki komunikasi kembali kepada sumber informasi dengan cara peristilahan mereka.
6. pendirian
7. Maksud
8. Instrument
Paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis atau kuesioner atau menggunakan alat
fisik lainnya seperti poligraf. Paradigm alamiah dalam mengumpulkan data lebih banyak
bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data. Hal itu mungkin disebabkan oleh
sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang diteliti.
Pencari tahu ilmiah dapat menetapkan semua aturan pengumpilan dan analisis data
sebelumnya. Mereka sudah mengetahui hipotesis yang akan diuji dan dapat mengembangkan
istrumen yang cocok dengan variabel.
4
10. Desain
Bagi paradigma ilmiah desain harus disusun secara pasti sebelum dikumpulkan.
Sekali desain digunakan maka tidak boleh mengubahnya dalam bentik apapun. Sebab jika
diadakan perubahan, maka perubahan itu akan mengaburkan variabel sehingga penafsiran
yang bermakna menjadi tidak mungkin dilakukan. Paradigma ilmiah menggunakan gaya
dengan menerapkan intervensi variabel bebas dan terikat diisolasikan dari konteksnya, diatur
sedemikian rupa sehingga banyak variabel ini yang muncul untuk diukur.
Bagi paradigm alamiah desin dapat disusun sebelumnya secara tidak lengkap apabila
sudah mulai digunakan, maka desain itu malah mulai dilengkapi dan disempurnakan. Desain
itu dapat senatiasa diubah dan disesuaikan dengan apa yang diperoleh dan disesuaikan pula
dengan pengetahuan baru yang ditemukan. Paradigm alamiah menggunakan gaya bergantung
pada seleksi. Dari berbagai peristiwa yang terjadi secara alamiah akhirnya dipilih sesuatu
gejala tanpa mengadakan intervensi. Jadi, pencari tahu alamiah tidak mengelola situasi, tetapi
memanfaatkannya. Mungkin diperlukan waktu yang lama untuk memilih kombinasi unsur-
unsur yang sesuai, namun hal itu diperlukan guna mengkaji gejala-gejala dalam latar yang
benar-benar ilmiah
Pencari tahu alamiah atau kuantitatif bersandar pada latar laboraturium untuk
keperluan mengadakan control, mengelola intervensi dan sebagainya. Ekstensif yang dengan
hal itu mempengaruhi studi. Pengkajian teori diperlukan untuk menemukan konsep, variabel,
dan menata penelitian hipotesis. Sebaliknya, pencari tahu ilamiah atau kualitatif bersifat
naturalistic (sebagaimana adanya).
12. Perlakuan
Bagi paradigm ilmiah konsep perlakuan sangat penting. Pada setiap eksperimen
perlakuan itu harus stabil dan tidak bervariasi jika tidak demikian maka sukar menentukan
pengaruh yang berkaitan dengan penyebab tertentu.
5
Bagi paradigm ilmiah adalah variabel dan semua hubungan yang dinyatakan diantara
variabel atau sistem variabel. sebaliknya, paradigma alamiah berpendirian agar satuan kajian
lebih sederhana. Selain itu, mereka lebih menekankan kemurnian sistem pola yang diamati
secara alamiah.
Peneliti ilmiah senatiasa beruasa mengontrol seluruh unsur yang mengganggu yang
dapat mengaburkan unsur-unsur itu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian atau yang
mengacau pada pengaruh terhadap fenomena itu.
Peneliti alamiah bukan hanya tidak tertarik pada control, melainkan malah
mengundang adanya ikut campur sehingga mereka secara lebih baik dapat mengerti peristiwa
dalam dunia nyata dan merasakan pola-pola yang ada didalamnya.3
15. Tujuan
16. Subjek
18. Kriteria
3
Lexy J Moleong, metedologi penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), hal.15-21
6
Metedologi penelitian kuantitatif memiliki Kriteria validitas internal (bagaimana
kebenaran ditemukan), validitas eksternal (bagaimana penerapan temuan-temuan pada latar
lainnya. Objektifitas (bagaimana seharusnya kita dapat diyakinkan bahwa temuan-temuan
adalah reflektif dari subjek daripada hasil dari “biases” para peneliti.
20. Masalah
21. Pengukuran
Metode kuantitatif hamper selalu mengetes hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai suatu
yang khusus, dapat di tes, dan dinyatakan sebelum sesuatu studi dilakukan. Penelitian
kualitatif prosedurnya sedikit subjektif peneli memiliki kemampuan untutk mengamati dan
berinteraksi dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan percaya bahwa kemampuan
manusia diperlukan untuk melaksanakan tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat
bervariasi dan yang selalu berubah.4
4
Lexy J Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2017), hal 30-37.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berbeda
dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai
keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penenlitiannya pada usaha
menemukan teori dari dasar, bersifar deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil,
membatasi studi dengan focus, memiliki seperangkat criteria untuk memeriksa ke absahan
8
data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati, oleh
kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian. Penelitian kualitatif sebagai penelitian
alamiah dan penelitian kuantitatif sebagai penelitian ilmiah. Perbedaan itu di soroti dari
dua segi pokok, yaitu dari segi paradigm dan segi metodologis
9
DAFTAR PUSTAKA
Darwyansyah, Metedologi penelitian kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: Haja Mandiri, 2017
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakart: Bumi
Aksara,2013