Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
1. Fadlillah Khoirun Nisak (201955010104747)
2. Evi Rochmiatun (201955010104740)
3. Achmad Chumaidi (201955010104911)
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan
secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti
dengan baik, tidak boleh dikerjakan secara asal-asalan. Arah pekerjaan
yang jelas dan landasan yang mantab serta cara-cara mendapatkannya
yang transparan akan menjadikan amal perbuatan yang mendapatkan ridlo
dan hidayah dari Allah swt. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran
Islam. Sesuai dengan prinsip itu, maka manajemen dalam arti mengatur
segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal
yang disyariatkan dalam ajaran Islam.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan
Islam akan sangat bergantung kepada manajemen yang digunakan dalam
suatu lembaga pendidikan Islam (sekolah Islam) yang bersangkutan.
Manajemen tersebut akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber
daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah Islam
tersebut, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen tenaga kependidikan yang
handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan
belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan
fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di
atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah
Islam tersebut kurang optimal.
Sementara itu salah satu elemen keberhasilan pendidikan islam
ialah peserta didik atau boleh dikatakan sebagai murid.
1
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari Penelitan Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif?
2) Bagaimana karakteristik Penelitian Kualitatif dan Penelitian
Kuantitatif?
3) Bagaimana perbedaan dari Penelitian Kualitatif dan Penelitian
Kuantitatif?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian dari Penelitian Kualitatif dan
Penelitian Kuantutatif
2) Untuk mengetahui karakteristik Penelitian Kualitatif dan Penelitian
Kuantitatif
3) Untuk mengetahui perbedaan dari Penelitian Kualitatif dan
Penelitian Kuantitatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif
Filsafat positivisme memandang realitas/gejalalfenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan
gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumya dilakukan pada
populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat
deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep
atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut
selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk
mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis
yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya
dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan
hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel
tersebut diambil. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena
pada awalnya metode ini lebih ban yak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Filsafat
postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma
interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai
sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada
obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang
apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif
instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu
sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki
3
bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti. maka teknik
pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data secara gabunganlsimultan. Analisis data yang
dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,
data yang pasti yang merupakan suatu nilai di batik data yang tampak.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam
penelitian kualitatif dinamakan transferability.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisa. Dalam
penelitian kualitatif, proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini
juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Artinya,
penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, dinamika social, sikap kepercayaan dan presepsi
seseorang atau kelompok terhadap suatu hal. Berdasrkan Modul
Rancangan Penelitian (2019) yang diterbikan Ristekdikti, penelitian
4
kualitatif bisa dipahami sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data
deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku
yang dapat diamati. Maka, proses penelitian kualitatif dimulai dengan
menyusun asumsi dasar atau aturan berfikir yang digunakan dalam
penelitian, juga data yang dikumpulkan dalam riset kemudian ditafsirkan.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
di peroleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dan
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah laku manusia dalam situasi tertentu. Menurut prespektif peneliti
sendiri.
Metode Kuantitatif : Metode Penelitian yang berlandasan pada
teori atau angka yang berdasarkan pada hasil survei dan eksperimen yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan
tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
B. Karakteristik Penelitian Kualitatif dan Peneltitian Kuantitatif
5
Bidang Antropologi Sains murni
Kajian Sejarah Engineering
Sosiologi Perindustrian
Kemasyarakatan Psikologi
Linguistik Sains politik
Ekonomi
Pendidikan
Tujuan Melengkapkan teori Menguji teori
Meningkatkan Membangun fakta
kepahaman Menunjukkan
Menguraikan perbedaan
kenyataan Menunjukkan
Menyatakan kajian hubungan
yang sebenarnya Meramal tingkah
Menerangkan laku
6
Keputusan
Digeneralisas
i
Data Penguraian Kuantitas
deskriptif Bilangan (angka)
Nota pandangan Pengukuran
Catatan verbal Statistik
Rekaman observasi
atau wawancara
Informasi dari
bahan dokumentasi
Analisis Data Tertutup Deduktif
Jangka masa Statistik
panjang
Mendalam
Format Tidak formal dan Formal
Instrumen lebih bebas Spesifik
untuk Tidak berstruktur Struktur
Memungut Tidak ditetapkan Telah ditetapkan
Data Menggunakan skala
Item dan Jumlah/bilangan Jumlah/bilangan
Instrumen item sedikit item banyak
Penelitian Tidak mempunyai Mempunyai
cadangan jawaban cadangan jawaban
untuk dipilih
7
a. Penelitian kualitatif memiliki latar alam sebagai sumber data
langsung dan peneliti adalah instrumen kuncinya
b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan
berupa kata, bukan angka
c. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil atau
produk
d. Penelitian kualitatif cenderung menganalisis datanya secara induktif
e. “Arti” sangat penting dalam pendekatan kualitatif
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di srm bahwa
penelitian kualitatif itu :
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pacta
angka
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pacta proses ctaripada
produk atau outcome 13
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna
Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat
diramal dan realitas sosial; objektif dan dapat diukur. Oleh karena itu,
penggunaan penelitian kuantitatif dengan instrumen yang valid dan
reliabel serta analisis statistik yang sesuai dan tepat menyebabkan
hasil penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya. Hal itu ditopang oleh pemilihan masalah, identifikasi
masalah pembatasan dan perumusan masalah yang akurat, serta
dibarengi dengan penetapan populasi dan sampel yang benar. Berbeda
dengan pendekatan yang lain, pendekatan kuantitatif mempunyai ciri-
ciri utama sebagai berikut:
8
1) Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rancangan yang
terstruktur, formal, dan spesifik, serta mempunyai rancangan operasional
yang mendetail. Setiap penelitian kuantitatif haruslah melangkah dengan
persiapan operasional yang matang. Ini berarti dalam rancangan itu telah
terdapat antara lain masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
kegunaan penelitian, studi kepustakaan, jenis instrumen, populasi dan
sampel, serta teknik analisis yang digunakan. Semuanya itu diungkapkan
dengan jelas dan benar menurut ketentuan yang berlaku dan telah
disepakati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Luther Gulick, Dictionary Of Education, New York: Mcgraw-Hill Book
Company, 2012
Folet, Managerial Proses And Organisational Behavior, Glenview: Scott, 2010
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara,
2011
https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/07/memahami-manajemen-
kesiswaan-dalam-lembaga-pendidikan-islam/
10