Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL KUANTITATIF vs KUALITATIF


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Dr. Asep Maulana, M.Pd.

Oleh:
1. Koriatul Homsiyah 212101020039
2. Tastabina Putri Ainunjariyah 212101020037
3. Husnul Khotimah 212101020036
4. Dzakiyyah Nur Aziza 212101020048
5. Sofia Ramadhani 212101020055
6. Fikri Afthoni 212101020042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. AHCMAD SHIDDIQ
JEMBER
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
petunjuk kepada kami. Kami juga menyampaikan salam serta sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Dengan berkat rahmat dan petunjuk-Nya, kami berhasil
menyelesaikan makalah yang berjudul "Populasi dan Sampel Kuantitatif vs
Kualitatif" sebagai bagian dari pemenuhan tugas dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Asep Maulana, M.Pd.,
dosen pembimbing kami dalam penulisan makalah ini. Juga, kami ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada orangtua kami yang selalu mendoakan
kesuksesan kami dalam studi, serta teman-teman yang memberikan dukungan yang
berharga dalam upaya kami menyelesaikan tugas ini.
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian dan untuk mendalami pemahaman kami tentang mata kuliah
tersebut berdasarkan bahan bacaan dan referensi yang kami kaji. Kami meminta
maaf jika terdapat kekurangan, kesalahan, atau ketidaktepatan dalam makalah ini,
mengingat kami masih dalam tahap awal pembelajaran. Jika ada kebenaran dalam
tulisan ini, itu semata-mata adalah berkat Allah SWT.
Kami juga memohon masukan dari dosen pembimbing kami untuk
perbaikan di masa yang akan datang..

Penulis Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II: PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Pengertian Populasi dan Sampel ............................................................... 3
B. Alasan Penarikan Sampel ........................................................................... 3
C. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 4
D. Menentukan Jumlah Sampel ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP 12
Kesimpulan 12
Pertanyaan 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah komponen integral dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan pemahaman manusia terhadap dunia di sekitarnya. Dalam bidang
penelitian, ada dua pendekatan utama yang sering digunakan: penelitian kualitatif
dan penelitian kuantitatif. Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan mendasar
dalam hal metodologi, tujuan, dan fokus penelitian.
Penelitian kualitatif cenderung berfokus pada pemahaman mendalam
tentang konsep, ide, atau fenomena tertentu melalui analisis data non-angka seperti
wawancara, observasi, dan analisis teks. Di sisi lain, penelitian kuantitatif
mengutamakan pengumpulan data berbentuk angka yang dapat diukur dan
dianalisis secara statistik untuk mengidentifikasi pola dan hubungan.
Dalam konteks penelitian kualitatif dan kuantitatif, salah satu aspek penting
yang harus dipertimbangkan adalah pemilihan populasi dan sampel yang sesuai.
Populasi merujuk pada kelompok atau elemen yang menjadi fokus penelitian,
sementara sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang diambil untuk
penelitian. Pemilihan populasi dan sampel yang tepat adalah langkah awal yang
krusial dalam merancang penelitian yang berkualitas.
Penelitian ini akan mendalami perbedaan antara populasi dan sampel dalam
konteks penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kami akan mengeksplorasi bagaimana
pendekatan penelitian yang berbeda ini memengaruhi pemilihan populasi dan
sampel, serta dampaknya terhadap hasil penelitian. Dengan memahami perbedaan
ini, kita dapat lebih baik mengambil keputusan yang bijak dalam merancang
penelitian dan menerapkannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan sosial.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi dan sampel ?
2. Apa saja alasan penarikan sampel ?
3. Apa saja teknik pengambilan sampel ?
4. Bagaimana menentukan jumlah sampel?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian populasi dan sampel.
2. Mengetahui alasan penarikan sampel.
3. Mengetahui teknik pengambilan sampel.
4. Mengetahui menentukan jumlah sampel.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang akan
kita buat inferensinya. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan
orangnya maupun bendanya. Populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit
elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu
yang dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi tidak lain adalah keseluruhan
unsur-unsur yang akan diteliti atau yang akan dijadikan sebagai objek penelitian,
dan tentunya kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk keadaan dari objek-
objek tersebut. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis. Penentuan
populasi dapat dibantu oleh empat faktor yaitu isi, satuan, cakupan (scope), waktu.
Contoh: Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga petani di Kabupaten Bogor
tahun 2019, maka populasinya dapat ditetapkan dengan empat faktor tersebut :

− Isi = Semua keluarga petani

− Satuan = Petani penggarap/pemilik tanah

− Cakupan (scope) = Kabupaten Bogor

− Waktu = tahun 2019


Populasi dapat dibedakan menjadi dua baguan yaitu ;

− Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan


permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin
disimpulkan.

3
− Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur-unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling
dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan
kerangka sampling (sampling frame).1
Definisi populasi pada penelitian kuantitatif adalah wilayaah generalisasi
yang meliputi obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan ciri khas dan ditarik
menjadi sebuah kesimpulan.Hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif yang tidak
memakai istilah populasi, namun menggunakan istilah situasi social, sebab situasi
social berasal dari sebuah kasus yang hasil kajian yang diperoleh tidak bisa
dimasukkan ke dalam populasi yang sama, melainkan dimasukkan ke dalam situasi
social yang mempunyai kesamaan dengan kasus yang diteliti.2

Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi.
Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi.
Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu
populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya
dan kesimpulannya pun bisa keliru. Hal ini karena tidak dapat mewakili populasi.
Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan
sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah
ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi
ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dapat
dilakukan secara teliti. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi dalam penelitian.
Pada umumnya pada penelitian kuantitatif selalu berhubungan sampel dan
teknik sampling, ada beberapa keuntungan atau manfaat menggunakan sampel
dalam proses penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga. Kadang kala dalam
penelitian terdiri dari elemen-elemen yang banyak ragamnya dan banyak pula
jumlahnya. , sehingga tidak mungkin peneliti melaksanakan penelitian kepada
seluruh anggota populasi yang ada. Oleh sebab itu menggunakan teknik sampling
yang benar akan mempermudah dan menyederhanakan penelitian.

1
Dameria Sinaga, Statistik Dasar (Jakarta Timur: UKI Press 2014), 4-5
2
Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif , kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta 2014 ), hal 297.

4
2. Hasil penelitian akan lebih akurat dan mendalam. Populasi yang terlalu banyak
akan menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai hal yang berhubungan dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan, sehingga data yang diperoleh kurang lengkap.
Oleh sebab itu penelitian mungkin akan mengambang dan kurang tepat.
3. Teknik sampling yang kurang tepat akan mempermudah proses penelitian. Apabila
anggota populasi sangat beragam dapat menyebabkan sebuah penelitian menjadi
sulit. Sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan kesalahan dalam
menarik kesimpulan.
Menurut Wina Sanjaya, dalam suatu penelitian sampel harus representative, artinya
sampel harus bisa mewakili sebuah populasi. Agar sampai representative dalam
menentukan sampel harus memperhatikan dalam-dalam menentukan sampel
sebagai berikut :
1. Menentukan target populasi.
Target populasi disebut juga dengan batasan populasi. Sebelum menentukan teknik
sampling, perlu dijelaskan terlebih dahulu, karena jumlah dan karakteristik populasi
dapat mempengaruhi teknik sampling yang kita gunakan.
2. Mendaftar seluruh elemen unit populasi.
Populasi terdiri dari banyak elemen atau unit. Setiap elemen dalam populasi harus
terdaftar satu persatu, sehingga akan diketahui mana yang termasuk populasi mana
yang tidak.
3. Menentukan sumber informasi.
Setelah diperoleh kejelasan populasi, maka selanjutnya adalah menentukan
bagaimana bisa memperoleh data tentang populasi tersebut. Sumber populasi
sangat tergantung dengan karakteristik dari populasi itu sendiri.
4. Menentukan jumlah anggota sampel yang akan diambil.
Berapa banyak jumlah anggota sampel yang diambil tidak ada ketentuannya, sesuai
dengan keinginan peneliti itu sendiri. Biasanya banyaknya jumlah sampel
ditentukan oleh pertimbangan yang bersifat teknis dan praktis yaitu, disesuaikan
dengan waktu yang tersedia, dana yang ada atau pertimbangan dari sponsor. Serta
pertimbangan yang berhubungan dengan sifat dan karakteristik populasi itu sendiri.
3

Sampel dalam kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai


narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel
dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel
teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Hal ini
berbeda dari jenis penelitian kuantitatif, dengan sebutan responden, karena mereka

3
Iwan Hermawan, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed Metode”
(Kuningan : Hidayatul Qur’an 2019), 62-64.

5
tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian secara pasif, namun
juga ikut aktif berinteraksi pada obyek diteliti.
B. Alasan Penarikan Sampel
Ada beberapa alasan mengapa penggunaan pengambilan sampel adalah
kepentingan utama bagi periset:
1. Mungkin hanya satu-satunya jalan. Dalam menghadapi berbagai permasalahan
pemasaran populasi yang diinginkan didefinisikan sebagai ukuran yang sangat
besar (jika tidak terbatas) atau didefinisikan sebagai berkesinam-bungan atau tidak
berakhir. Contoh untuk hal ini adalah populasi penduduk India atau populasi
penduduk dunia. Suatu contoh tentang suatu permasalahan tidak berbatas adalah
jumlah orang yang berjalan melintasi suatu titik/tempat tertentu. Populasi jenis ini
tidak ada batasnya (tidak berbatas). Jumlah orang yang telah melewati suatu tempat
tertentu pada waktu yang lalu adalah informasi historis dan dapat dihitung tetapi
jelaslah bahwa populasi orang yang melewati titik ini akan terus berkelanjutan
tanpa batas sampai masa mendatang. Setiap pengukuran buktibukti tersedia harus
mewakili suatu sample dari suatu populasi tak berbatas.
2. Pengambilan sampel dapat menghemat biaya. Jika estimasi yang dapat diandalkan
dari suatu pengukuran populasi dapat diperoleh dari bagian tertentu dari suatu
populasi, hal ini dapat dilakukan pada suatu biaya yang cukup rendah maka akan
menjadi suatu kasus jika suatu sensus menyeluruh dilaksanakan untuk populasi.
Akan tetapi, tes terakhir, adalah apakah informasi berguna dan dapat diandalkan
dapat diperoleh dari suatu sampel atau tidak. Hal ini akan dibahas secara rinci
kemudian.
3. Pengambilan sampel dapat menghemat waktu yang dibutuhkan. Dengan jumlah
sumberdaya tertentu, akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengukur
semua item dalam populasi daripada pengukuran dalam sample yang lebih sedikit.
Dalam berbagai situasi, bahkan informasi yang paling diandalkan yang dihasilkan
dari survai seluruh populasi akan kurang berguna karena akan diperoleh hasil atau
kesimpulan hanya karena sudah terlambatnya kesimpulan - kesimpulan ini berguna
dalam kerangka kerja pengambilan keputusan manajemen. Pengambilan sampel
dapat mempercepat pengupulan data dalam rangka membuat data memenuhi tujuan
penelitian.
4. Pengambilan sampel dapat meningkatkan ketepatan yang lebih tinggi. Ketepatan
yang lebih tinggi untuk seluruh populasi dapat diperoleh melalui sampel yang
terbatas. Jika suatu survai tentang perilaku konsumen akan dilaksanakan dengan
anggaran yang terbatas (suatu asumsi yang sangat nyata) dua alternatif yang timbul.
Setiap anggota populasi dapat diperlakukan dengan pertanyaan yang tidak
mendalam (superficial) atau suatu bagian terbatas dari populasi (suatu sampel)

6
dapat didekati lebih mendalam. Pilihan kedua (lebih rinci dari suatu sampel) adalah
pengukuran yang sering kali lebih berguna dan tepat (akurat).4

C. Teknik Pengambilan Sampel


Terdapat beberapa Teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan untuk
memilih sampel dari populasi. Dari semua tektik pengambilan sampel tidak ada
Teknik yang “terbaik”, namun setiap Teknik yang digunakan memiliki tujuan yang
sama yaitu memberikan kesempatan untuk menentukan anggota populasi yang akan
dijadikan sampel.

Teknik pengambilan sampel jiga dihubugkan dengan jenis penelitian maka


pemilihan sampel pada penelitian kuantitatif dan dengan penelitian kualitatif akan
berbeda. Dimana untuk penelitian kuantitatif akan menggunakan Teknik
pengambilan sampel probability sampling, sedangkan untuk jenis penelitian
kualitatif akan menggunakan Teknik pengambilan sampel nonprobability sampling.
1) Sampel Probabilitas (Probability Sampling).
Sampel probabilitas merupakan Teknik pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel, jika
ukuran 100 sedangkan hanya 10 yang diambil untuk dijadikan sampel maka
peluang dijadikan sampel sebesar 10 100 ⁄ = 0.1 atau 10%.
2) Penarikan Sampel Acak Sederhana
Penarikan samapel acak sederhana merupakan Teknik pengambilan sampel
memberikan kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi untuk menjadi
sampel dengan cara yang sederhana yaitu hanya satu tahap prosedur pengambilan

4
Amirullah, SE., M.M, “POPULASI DAN SAMPEL (pemahaman, jenis dan teknik)”, (Malang:
Bayumedia Publishing 2015), 68-89

7
sampel (Suliyanto, 2018). Sampel yang diambil adalah sampel yang diambil secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam Teknik pengambilan sampel
random adalahsebagai berikut :
a) Tidak adanya strata dari anggota populasi sehingga relative homogen.
b) Adanya daftar elemen populasi atau kerangka sampel yang dijadikan dasar untuk
pengambilan sampel.
Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam melakukan pengambilan sampel
dengan Teknik ini, antara lain:
a) Menggunakan Undian Menetapkan ukuran sampel yang diambil, lalu semua diberi
nomor urut, lalu secara acak memilih sesuai dengan besaran ukuran sampel yang
diinginkan.
b) Menggunakan bantuan program komputer Bilangan random dapat ditentukan
dengan cepat menggunakan program komputer yaitu Microsoft Excel, yaitu dengan
menggunakan beberapa perintah atau fungsi yang ada pada Micosoft Excel antara
lain Fungsi =Rand() dan Fungsi =Randbetween().
3) Penarikan Sampel Acak TerstukturSSSSSSSS
Penarikan Sampel Acak Terstruktur digunakan pada polulasi yang tidak homogen
anggotanya, dimana penarikan sampel ini dilakukan dengan membagi anggota
populasi kedalam beberapa sub kelompokyang sering disebut strata, kemudian baru
beberapa sampel akan dipiluh dari masing-masing stratum.

Pada gambar terdapat 23 anggota yaitu 10 anggota “smile”, 6 anggota


“hati”, dan 7 anggota “bintang”. Pada proses pengambilan sampel secara langsung,
dapat terjadi ada beberapa anggota dari salah satu bentuk itu tidak akan dipilih atau
tidak diambil, oleh karena itu dengan teknik penarikan sampel acak terstruktur akan
memperbaiki pendugaan ciri – ciri dari populasi dengan mengelompokan populasi
pada unsur yang sama.
Hal tersebut dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan tingkat homogenitas
yang tinggi pada masing – masing unsur atau bentuk. Pada gambar menghasil 3
strata yaitu strata “smile”, strata “hati” dan Strata “bintang”, langkah selanjutnya
adalah peneliti mengambil sampel dari masing masing strata dengan menggunakan
metode acak sederhana. Peneliti harus melihat beberapa prosedurnya antara lain:

8
a. Peneliti harus menyiapkan “Sampling frame”.
b. Sampling frame tersebut dibagi berdasarkan strata yang
dikehendaki.
c. Peneliti menentukan jumlah sampel pada setiap stratum yang sudah ditentukan.
d. Peneliti memilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Berdasarkan prosedur yang harus dilalui oleh peneiliti dalam menggunakan
Teknik penarikan sampel terstruktur maka cara menentukan jumlah sampel pada
Teknik penarikan sampel acak terstruktur, terdapat dua cara yaitu terstruktur
proposional (proportionate stratified random sampling) dan terstruktur tidak
proposional (nonproportionate stratified random sampling).
1. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini akan digunakan jika strata
dan anggota strata yang dimiliki oleh populasi memiliki karakteristik yang berbeda
antara strata yang satu dan yang lainnya. Selain itu pula ukuran strata relatif
proporsional menjadi alasan mengakapa Teknik ini digunakan, oleh karena itu
sampel yang dipilih dari setiap strata juga harus secara proporsional. Rumus yang
digunakan untuk menentukan ukuran sampel pada setiap strata adalah:

2. Nonproportionate Stratified Random Sampling Populasi yang memiliki strata


namun anggota stratanya tidak proporsional, maka Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah nonproportionate stratified random sampling. Apabila
setiap strata akan akan diwakili dalam sampel maka akan stata dalam sampel yang
tidak terwakili atau jumlah sampelnya terlalu kecil. Contoh: Diasumsikan jumlah
ukuran strata untuk strata “smile” hanya 1, strata “hati” 4 dan strata “bintang” 18.
Berapa jumlah sampel yang akan dipilih untuk masing – masing strata jika jumlah
sampel yang diambil ada 10 sampel.

3. Berdasarkan Tabel terlihat bahwa total smpleh untuk strata “Smile” adalah 4
sampel, untuk strata “hati” adalah 3 sampel, dan jumlah sampel untuk strata
“bintang” adalah 3 sampel.

9
4. Nonproportionate Stratified Random Sampling Populasi yang memiliki strata
namun anggota stratanya tidak proporsional, maka Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah nonproportionate stratified random sampling. Apabila
setiap strata akan akan diwakili dalam sampel maka akan stata dalam sampel yang
tidak terwakili atau jumlah sampelnya terlalu kecil.
Contoh:
Diasumsikan jumlah ukuran strata untuk strata “smile” hanya 1, strata “hati” 4 dan
strata “bintang” 18. Berapa jumlah sampel yang akan dipilih untuk masing – masing
strata jika jumlah sampel yang diambil ada 10 sampel.

4) Penarikan Sampel Cluster


Penarikan sampel cluster merupakan Teknik pengambilan sampel secara yang mana
pemilihan sampel dipilih berdasarkan kelompok kelompok, dimana karakteristik
sampel di tiap kelompok dianggap bersifat heterogen atau berbeda-beda.
Anggota pada cluster terstruktur berbeda dengan anggota dalam penarikan
terstruktur namun mirip dengan anggota populasi, namun dengan jumlah yang lebih
kecil. Berikut contoh gambaran perbedaan antara sampel terstruktur, sampel cluster
dan populasi.

Pada sampel terstruktur setiap strata memiliki ukuran sampel yang homogen namun
pada sampel kluster berbeda, dimana pada setiap kluster memeliki ukuran sampel
yang heterogen.
Contoh: Setiap semester akan diadakan penilaian bagi lembaga keuangan baik
Lembaga asuransi, Lembaga perbankan, Lembaga efek, dan Lembaga lainnya di
provinsi nusa tenggara timur, jika menggunakan metode cluster maka beberpa
langkah harus dilakukan:

10
a. Membuat cluster Setiap Lembaga keuangan dibuat dalam bentuk cluster, untuk
setiap kabupaten. Misalnya cluster 1: untuk kabupaten Sumba timur 10 lembaga
keuangan (4 bank, 3 asuransi, 1 efek, dan 2 lembaga keuangan lainnya). Begitupun
cluster selanjutnya untuk daerah lainnya.
b. Menentukan Jumlah Sampel Dari cluster yang sudah ada ditentukan jumlah sampel
dengan menggunakan metode sampel acak sederhana, apabila dari beberapa cluster
yang sudah kita tentukan yang terpilih adalah cluster 1, maka cluster 1 akan terpilih
sebagai sampel. Oleh sebab itu penelitian akan dilakukan hanya pada cluster 1.

D. Menentukan Jumlah Sampel


Berbeda dari penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan
menggunakan sampel untuk melakukan generalisasi, penelitian kualitatif tidak
ditujukan untuk generalisasi. Selain itu, sampel dalam penelitian kualitatif tidak
ditentukan secara tegas seperti pada penelitian kuantitatif. Dapat dikatakan, tidak
ada aturan baku untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian kualitatif.
Fokus “ukuran” sampel pada penelitian kualitatif adalah pada “kekayaan” data yang
berhasil dikumpulkan, bukan pada jumlah sampel sebagai sumber data.
Namun demikian, beberapa ahli penelitian kualitatif memberikan pedoman
ukuran atau jumlah sampel yang berbeda-beda, sesuai dengan strategi penelitian
kualitatif yang digunakan. Sebagai contoh, kisaran umum narasumber dalam
penelitian kualitatif adalah 8 sampai 15 orang. Ada pula yang menyatakan untuk
penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus, maka jumlah informan yang ideal
adalah 3-5 orang. Sementara itu, sebuah penelitian fenomenologi dan grounded
theory membutuhkan 15 – 20 orang partisipan. Ahli metodologi penelitian kualitatif
lainnya menyebut butuh 6 sampai 30 atau 40 orang untuk menjadi sampel dalam
penelitian fenomenologi dan etnografi. Walaupun ada begitu banyak pendapat
tentang jumlah sampel “ideal” dalam penelitian kualitatif, namun jarang yang
menyebutkan ukuran yang besar seperti pada penelitian kuantitatif. Hal itu
disebabkan karena sampel dengan jumlah yang relatif kecil akan lebih mudah
dikelola, sehingga menghasilkan data yang kaya dan terperinci. Selain itu,
keputusan tentang ukuran sampel dalam penelitian kualitatif juga seringkali
dikaitkan dengan metode analisis yang digunakan peneliti. 5

5
Sena Wahyu Purwanza, S.Kep, “METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF DAN
KOMBINASI” (Bandung: CV. MEDIA SAINS Indonesia) 145-155

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, sebagai berikut :

1. Populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang akan kita buat
inferensinya. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya
maupun bendanya. Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat
terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber
data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam
penelitian dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga.
2. Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi.
Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi.
Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu
populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya
dan kesimpulannya pun bisa keliru..
3. Teknik pengambilan sampel jiga dihubugkan dengan jenis penelitian maka
pemilihan sampel pada penelitian kuantitatif dan dengan penelitian kualitatif akan
berbeda. Dimana untuk penelitian kuantitatif akan menggunakan Teknik
pengambilan sampel probability sampling, sedangkan untuk jenis penelitian
kualitatif akan menggunakan Teknik pengambilan sampel nonprobability sampling.
4. penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan menggunakan sampel
untuk melakukan generalisasi, penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk
generalisasi. Selain itu, sampel dalam penelitian kualitatif tidak ditentukan secara
tegas seperti pada penelitian kuantitatif. Dapat dikatakan, tidak ada aturan baku
untuk menentukan ukuran sampel dalam penelitian kualitatif. Fokus “ukuran”
sampel pada penelitian kualitatif adalah pada “kekayaan” data yang berhasil
dikumpulkan, bukan pada jumlah sampel sebagai sumber data.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dameria Sinaga, Statistik Dasar (Jakarta Timur: UKI Press 2014), 4-5

Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif , kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta


2014 ), hal 297.

Iwan Hermawan, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan


Mixed Metode” (Kuningan : Hidayatul Qur’an 2019), 62-64.

Amirullah, SE., M.M, “POPULASI DAN SAMPEL (pemahaman, jenis dan


teknik)”, (Malang: Bayumedia Publishing 2015), 68-89
1Sena Wahyu Purwanza, S.Kep, “METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF,
KUALITATIF DAN KOMBINASI” (Bandung: CV. MEDIA SAINS
Indonesia) 145-155

13

Anda mungkin juga menyukai