Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL, INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


PENELITIAN KUALITATIF

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur kelompok

mata kuliah : Penelitian Pendidikan

Dosen Pembimbing; Neily El ‘Izzah, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 8

Semester 6 PAI E

Atif Nurrohman : (1808101183))

Asro Musfiro : (1808101194)

Khotimah : (1808101202)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang


telah memberikan nikmat kepada kita semua sampai saat ini, serta rahmat dan hidayahnya
semoga kita senua dalam lindungan dan kasih sayang-Nya.

Makalah ini dapat tersusun untuk memenuhi materi kuliah dan tugas mata kuliah
Penelitian Pendidikan yang di berikan oleh Ibu Neily El ‘Izzah, M.Pd

Tersusunnya makalah ini, bagi kami merupakan suatu kepuaasan tersendiri, karena dengan
tersusunnya makalah ini kami menjadi giat membaca dan belajar sekuat tenaga maupun
pikiran untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam, khususnya dalam memahami
“Populasi Dan Sampel, Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif”.
Dengan mengetahui dan memahami materi tersebut, melalui berbagai sumber maka
diharapkan agar kami dapat mengambil sedikit pelajaran dan pengetahuan tentang materi
yang akan kami sajikan ini khususnya dalam ruang lingkup pendidikan.

Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan masih jauh dari
kata sempurna dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada
pembaca guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang materi yang kami sampaikan dalam
makalah ini.

Cirebon, 06 Maret 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Populasi dan Sampel......................................................................................3
2.2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data....................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................21
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu


secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan pokok. Penelitian
merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri
sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu
penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah
yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan
data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data
seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang
dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam menggunakan instrument penelitian tersebut
dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitan.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur


ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk meningkatkan taraf
kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias.
Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dengan
peneitian melalui pengumpulan dan penganalisaan data atas informasi yang diperoleh.

Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian adalah


menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas
tetentu. Seorang peeliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dn mempelajari sebagian dari
kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan medapatkan metode atau langkah yang
tepat untuk emmperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.
Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Populasi dengan Sempel?

1
2. Apa Langkah-langkah yang diperlukan Untuk memperoleh Sempel?
3. Bagaimana Metode dan Instrumen Penelitian Kualitatif?
1.3 Tujuan

Untuk memahami lebih dalam tentang Populasi dengan Sempel serta bagaimana
dengan Metode yang di gunakan serta Instrumen yang diperlukan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Populasi dan Sampel

Dalam kehidupan sehari-hari manusia pernah menghadapi masalah populasi dan


contoh atau sampel dalam suasana yang berlainan yang mungkin tidak disadarinya.
Apabila seseorang melihat suatu kue, lalu dia ingin mengetahui rasa dari kue tersebut,
apakah rasanya manis, asam , gurih, atau pahit, seseorang tersebut tidak perlu memakan
seluruhnya. Seseorang tersebut cukup mengambil seiris, mencicipinya, kemudian
menyimpulkan bagaimana rasa kue tersebut. Disini, perumpamaan kue adalah populasi,
sedangkan irisan kue tersebut adalah contoh atau sampel. Dengan demikian, yang disebut
populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan contoh atau sampel
adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistiono-Basuki :
2010)

Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam
pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya
penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif (mewakili).

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan


istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas
yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek
penelitian yang ingin diketahui “ apa yang terjadi” di dalam nya, misalnya rumah berikut
keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut,
tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya.
3
Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi
sebagai nara sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel
dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

A. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel


yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Prof. Dr. Sugiyono (2010)
menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling. Probability
Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random, disproportionate
stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi: sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,
dan snowball sampling.

1) Probability sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang


yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Macam-macam teknik ini meliputi:

Simple random sampling

Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi


dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Proportionate stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar
belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya

4
jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400
orang, SMP= 300 orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi
strata pendidikan tersebut.

Disproportionate stratified random sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai, 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP.
Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai
sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1,
SMU, dan SMP.

Cluster sampling ( Area sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15


provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu
diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di
Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan
banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter semacam
ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat
ditetapkan.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerahn itu ceara sampling juga.

5
2) Nonprobability sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi


peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.

Sampling sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari


anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai
dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan 5, untuk itu maka yang
diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

Sampling kuota

Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang.
Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota
sampel tersebut.

Sampling ansidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu


siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya dapat

6
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok
sebagai sumber data.

Sampling purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.


Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber
datanya adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian tentang kondisi politik di suatu
daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.

Sampling jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.

Snowball sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya


kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi
karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan
oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball,


misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan
purposive dan snowball.

B. Menentukan ukuran sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan diberlakukan untuk

7
1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel
mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan
generalisasi (diberlakukan umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan
tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah
sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan
semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.

Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah
diketahui:

Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya
populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya
berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel
yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.

Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya


dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel,
terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang
dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar.

C. Contoh Menentukan Ukuran Sempel

Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat


terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok
masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang
pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD =
50 (populasi berstrata).

8
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena
populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang
pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus
proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini
jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP =
14, dan SD = 28.

S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9

SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4

SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129

SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8

SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9

Jumlah = 258

Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang
pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 +
13 = 259.

Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya


dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada
kurang dari 258.

Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan


saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini:

Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.

Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen),
maka jumlah anggota sempel = 10 X 5 = 50.

9
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok
ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara
10 s/d 20.

D. Cara Mengambil Anggota Sempel

Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian sering disebut
dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.

Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan


random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian,
maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah
anggota populasi.

Memilih Instrumen Pengumpulan Data

Sejak awal timbulnya keinginan untuk meneliti, calon peneliti harus sudah
mempunyai gambaran menegenai variabel yang akan diteliti sekaligus alat apa yang akan
digunakan sebagai pegumpulan dan penelitiannya. Dengan gambaran yang dimilikinya
itu dalam langkah penyusunan proposal penelitian, calon peneliti sudah harus dapat
menuliskan apasaja instrumen penelitian yang akan dituliskan yang secara tentatif akan
digunakan sebagai pengumpul data. Untuk dapat menetapkan jenis instrumen yang tepat
guna.

2.2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukan pengertiannya
demikian:

“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data”.

“cara” menunjukkan pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam
benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaanya. Terdaftar

10
sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau
inteview, pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation),
dan lain sebagainya.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.

“ instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question naire), daftar cocok (checkist)
atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan
atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang
kadang-kadang hanya disebut “tes” saja, inventori (inventory), skala (scala), dan lain
sebagainya.

Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode


pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen
pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat
memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat
digunakan untuk berbagai macam metode.

Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat dalam
tabel berikut ini.

No Jenis Metode Jenis Instrumen


.
1. Angket (questionnaire) Angket (questionnaire)
Daftar cocok (checklist)
Skala (scala), inventori (Inventory)
2. Wawancara (interview) Pedoman wawancara (interview
guide)
Daftar cocok (checklist)
3. Pengamatan / observasi Lembar pengamatan, panduan
(observation) pengamatan, panduan observasi
(observation sheet, observation
schedule), daftar cock (cheklist)
4. Ujian atau tes (test Soal ujian, soal tes atau tes (test),
Inventori (inventory)
5. Dokumentasi Daftar cocok (checklist)
Tabel

11
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data adalah sebagai berikut :

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Triangulasi

Penjelasan secara lebih mendalam mengenai macam-macam teknik pengumpulan


data di bawah ini :

Teknik pengumpulan data dengan Observasi

Data yang digunakan pada suatu penelitian dapat berasal dari observasi atau dari
eksperimen (percobaan). Data yang diperoleh melalui observasi, peneliti tidak dapat
mengendalikan dan mengukur secara langsung. Misalnya investor real estate ingin
menguji hubungan antara harga penjualan dengan luas tanah masing-masing unit rumah.
Selama peneliti tidak dapat mengendalikan secara langsung luas tanah dan data itu
diperoleh dari catatan penjualan historis, maka data itu merupakan data observasi. Data
eksperimen diperoleh melalui eksperimen (percobaan). Untuk memperoleh data ini,
peneliti dapat mengontrol (mengendalikan) secara langsung. Misalnya penelitian
terhadap pencemaran pada air minum, peneliti dapat memilh secara acak beberapa liter
air minum yang dihasilkan dari beberapa macam penyaring yang berbeda.

Dengan menggunakan metode obvervasi, cara yang paling efektif adalah


melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkahlaku yang digambarkan akan
terjadi.

Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data


observasi bukanlah sekedar mencatat tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Misalnya, kita memperhatikan

12
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali
muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut.

Metode Observasi

Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitarif adalah
observasi partisipasi, observasi tidak berstruktur, dan observasi kelompok tidak
berstruktur.

Observasi Partisipasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggukan


panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti
telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Yang dimaksud metode observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melali
pengamatan dan pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai
kegiatan pengumpulan data penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut :

a). Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncakan secara serius.

b). Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

c). Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan
bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.

d). Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.

Observasi Tidak Berstruktur

Observasi tidak berstruktur dimaksud, operasi dilakukan tanpa menggunakan guide


observasi. Dengan demikian, pada observasi ini penagamatan harus mamapu secara
pribadi mengembangkan daya pengamatanya dalam mengamati suatu objek. Pada
observasi ini, yang terpenting adalah pengamatan harus menguasai “ilmu” tentang objek
secara umum dari apa yang hendak diamati, hal mana yang memperbedakannya dengan
observasi partisipasi, yaitu pengamatan tidak perlu memahami secara teoreris terlebih

13
dahulu Objek penelitian. Dengan demikian, akan memabantu lebih banyak pekerjaanya
dalam mengamati objek yang baru itu.

Observasi Kelompok

Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok.
Observasi ini dilakukan secara perkelompok terhadapa suatu atau bberapa objek
sekaligus. Misalnya, suatu tim peneliti yang sedang mengamati gejolak perubahan harga
pasar akibat kenaikan BBM biasanya bekerja dengan menagmati sekian banyak gejala
lain yang berpengaruh terhadap perubahan harga pasar tersebut.

Hal- hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Observasi

Beberapa hal yang perlu dierhatikan dalam melakukan pengamatan yaitu:

- Hal-hal apa yang hendak diamati.


- Bagaimana mencatat pengamatan.
- Alat bantu penagamatan.
- Bagaimana menagtur jarak antara pengamatan dan objek yang diamati.

Hal-hal tersebut diatas hendaknya dipertimbangkan sebelum seseorang melakukan


observasi, karena hal-hal tersebut diatas amat menentukan berhasil tidaknya pengamatan
melakukan tugasnya.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara

Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode
wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara
menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa ancer-ancer
pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan
jawaban yang diterima. ancer-ancer tersebut di sebut pedoman wawancara (interview
guide). Oleh karena pedoman wawancara, instrumennya adalah pedoman wawancara.

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui

14
hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada
beberapa faktor yang digunakan mempengaruhi arus infomasi dalam wawancara yaitu :
Pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.

Pewawancara adalah petugas mengumpul informasi yang diharapkan dapat


menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab
semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.

Responden adalah memberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua


pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan
kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keserasian antara responden
dan pewawancara.

Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya ditunjukkan


dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.

Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu
dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa
canggung untuk mewawancarai dan respondenpun merasa enggan untuk menjawab
pertanyaan. Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan menjadi :

Wawancara Terpimpin

Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah
disusun.

Wawancara Bebas

Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden,
tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan
wawancara ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang
diwawancarai.

Wawancara Bebas Terpimpin

Pada wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya
merupakan garis tentang hal-hal yang akan ditanyakan.

15
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari wawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang.

Peneliti biasanya melakukan 20-30 wawancara berdasarkan beberapa pertemuan


dilapangan untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan untuk menyerap (saturate)
atau menemukan informasi yang kontinu untuk menambah hingga tidak ada lagi yang
dapat ditemukan kategori. Suatu kategori mewakili unit informasi yang tersusun dari
peristiwa, kejadian, dan instansi. Peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis
pengamatan dan dokumen, tetapi bentuk data ini tidak biasa. Sementara peneliti
mengumpulkan data, dia mulai menganalisis. Menurut Creswell pengumpulan data
dalam studi grounded theory merupakan proses “zig zag”. Keluar lapangan untuk
memperoleh informasi, menganalisis data, dan seterusnya. Partisipan yang diwawancarai
dipilih secara teoretis – dalam theoretical sampling – untuk membantu peneliti
membentuk teori yang paling baik. Proses pengambilan informasi melalui pengumpulan
data dan membandingkannya dengan kategori yang muncul disebut metode komparatif
konstan (constant comparative) analisis data.

Macam-macam Interview/wawancara.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:

Wawancara terstruktur (structured interview)

Pada umunya interview terstruktur diluar negeri telah dibuat terstandar. Seperti
halnya kuesioner. Interview terstruktur terdiri dari serentetan pertanyaan dimana
pewawancara tinggal memberikan tanda check (V) pada pilihan jawaban yang telah
disiapkan. Interview terstandar ini kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancaara,
akan tetapi tidak sedikit pula yang diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah
yang dipersilahkan memberikan tanda.

2). Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).

16
Wawancara percakapan informal (the informal conversation interview)
menunjukkan pada kecenderungan sifat sangat terbuka dan sangat longgar (tidak
berstruktur) sehingga wawancara memang benar- benar mirip dengan percakapan.
Pertanyaan-pertanyaan mengalir secara spontan seiring dengan berkembangnya konteks
dan situasi wawancara, dan segala sesuatunya terasa sangat luwes (flexible). Pertanyaan
yang dikemukakan oleh penelitit dapat berbeda-beda antara subjek yang satu dan subjek
lain; subjek yang sama kadangkala harus didatangi kembali oleh peneliti untuk
pertanyaan yang berbeda atau mungkin mirip sehingga jawaban terdahulu mungkin dapat
ditambahkan atau direvisi oleh subjek. Karena sifat longgar dan spontan ini maka data
yang terkumpul kerapkali sangat kompleks dan agak membutuhkan waktu lebih lama
untuk mensistematiskan atau mengorganisasikannya. Jenis inteview ini lebih cocok
untuk kepentingan penelitian etnografi.

Beberapa hal penting dalam wawancara

Sangat penting bagi peneliti yang digunakan metode wawancara untuk


memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

Memastikan bahwa alat-alat yang digunakan (misalnya pedoman wawancara) benar-


benar telah selesai dibuat. Peralatan pendukung, seperti block note, ball point, kamera,
dan tape recorder. Misalnya juga dipastikan siap digunakan sewaktu-waktu.

Penghubungan subjek penelitian atau informasi. Dalam hal informasi adalah tokoh-
tokoh penting, jadi janji (appointment) selayaknya dibuat terlebih dahulu. Memiliki
jalinan atau hubungan personal yang erat dengan sekretaris (kursus pada politisi dan
eksekutif) atau mungkin pihak managemen (kursus bagi para artis dan celebrity) sangat
membebani dalam upaya membuat kesepakatan tentang kapan peneliti dapat diterima
untuk kepentingan wawancara.

Menepati waktu sesuai dengan janji wawancara merupakan hal terpenting bagi para
peneliti. Para tokoh politik, top ekskutif, dan seniman papan atas biasanya sangat sibuk
yang dikarenanya senantiasa mengagendakan kegiatan-kegiatan yang akan mereka
lakukan. Ketida tepatan waktu akan mereka lakukan. Ketidak tepatan waktu akan
mengganggu hubungan peneliti dan informan sehingga dapat berakibat pada kurang
nyamannya situasi wawancara dalam kurang lancarnya proses pengumpulan data.

17
Kemukakan pertanyaan-pertanyaan ringan sebagai pembuka dan baru secara
berangsur menginjak personal-personal yang lebih penting. Dalam hal ini, peneliti mulai
menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Mengupayakan sikap-sikap adaptif sangat perlu bagi peneliti agar sumber dapat
mengungkapkan secara panjang lebar dan dalam suasana santai mengenai personalan-
personalan yang ditanyakan oleh peneliti.

Mengakhiri wawancara dengan apresiasi yang tinggi atas perkenan dan suasana
ramah yang telah diberikan oleh sumber merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan.
Ada baiknya pula bagi peneliti, penyusul ucapan terimakasih, mengajukan permohonan
agar sewaktu-waktu diperbolehkan menghubungi lagi, misalnya melalui telepon
seandainya saja masih ada hal-hal yang kurang atau belum ditanyakan. Hal yang sangat
penting bagi peneliti untuk memperoleh jaminan bagi kemudahan dalam memperoleh
data tambahan kalau memang dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi.


Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode
dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Dalam uraian pada pemateri sebelumnya telah disinggung bagaimana objek ditatap
dan diperoleh informasi yaitu dengan tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau
orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita
telah menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di


dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya.

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat


penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-
foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

18
Selain macam-macam bahan dokumenter di atas, dokumenter dibagi menjadi dua,
yaitu :

Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaaan. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian,
surat pribadi, dan otobiografi. Ketiga dokumen pribadi ini telah dijelaskan di atas.

Dokumen Resmi

Dokumen resmi terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen interen dapat
berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti
risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu kebiasaan-
kebiasaan yang berlangsung di suatu lembaga, seperti majalah, buletin, berita-berita yang
disiaran ke media massa, pengumuman, atau pemberitahuan. Kebiasaan suatu lembaga
untuk menggunakan dokumen eksteren ini sebagai media kontak sosial dengan dunia
luar. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan dokumen eksteren ini sebagai bahan
untuk menelaah suatu kebijakan atau kepemimpinan lembaga tersebut.

Teknik Pengumpulan data dengan Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan


data yang bersifat menggabungkan dari berbagai data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi
sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran,
tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia
sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan informan salah, karena tidak sesuai dengan
teori, tidak sesuai dengan hukum.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data,
maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dengan triangulasi lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

19
BAB III

PENUTUP

20
3.1 KESIMPULAN

Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak
dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan
jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaidah dalam meneliti.

Dalam makalah ini penulis sedikit memberi penjelasan bagian dari metode penelitian
yaitu tentang populasi dan sampel, dimana pengertian populasi adalah keseluruhan objek
yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan bojek yang
akan diteliti tersebut. Sedangkan secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling.
Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi:
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.

Dari penjelasan diatas diharapkan mahasiswa sebagai peneliti dapat memahami dan
mengerti bahwa populasi dan sampel merupakan salah satu metode penelitian yang
penting untuk dipelajari, guna nantinya dalam melakukan suatu penelitian bisa
mendapatkan data yang valid dan terperinci.

Menetapkan jenis instrumen dan melaksanakan langkah-langkah atau panduan yang


yang menunjang instrumen tersebut dalam sebuah penelitian, menjadi sasuatu hal sangat
penting. Karena dalam menguji hipotesis sangat memerlukan data-data yang valid, data
yang kuat, data yang kredibel.Dengan data-data yang terkumpul sesuai dengan arah dan
tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian dapat diselesaikan dengan hasil yang
akurat dan empiris.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 102.

21
Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 10

Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 23.

Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 209-210.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal 198.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal 278.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal 201.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 14 (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal 192.

Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif, cet. 2 (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008) hal. 132-133.

Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif, cet. 2 (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008) hal. 136-138.

Bungin, Burham, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, cet. 5 (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) hal. 118-120.

Bungin, Burham, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, cet. 5 (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) hal. 125-126.

Riduan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 29-
31.

Sulistyo, Basuki. Metode Penelitian, Jakarta : Penaku, 2010

Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R &
D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012

22

Anda mungkin juga menyukai