Semester 6 PAI E
Khotimah : (1808101202)
CIREBON
2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini dapat tersusun untuk memenuhi materi kuliah dan tugas mata kuliah
Penelitian Pendidikan yang di berikan oleh Ibu Neily El ‘Izzah, M.Pd
Tersusunnya makalah ini, bagi kami merupakan suatu kepuaasan tersendiri, karena dengan
tersusunnya makalah ini kami menjadi giat membaca dan belajar sekuat tenaga maupun
pikiran untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam, khususnya dalam memahami
“Populasi Dan Sampel, Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif”.
Dengan mengetahui dan memahami materi tersebut, melalui berbagai sumber maka
diharapkan agar kami dapat mengambil sedikit pelajaran dan pengetahuan tentang materi
yang akan kami sajikan ini khususnya dalam ruang lingkup pendidikan.
Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan dan masih jauh dari
kata sempurna dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada
pembaca guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang materi yang kami sampaikan dalam
makalah ini.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Populasi dan Sampel......................................................................................3
2.2 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data....................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................21
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan
data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data
seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang
dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam menggunakan instrument penelitian tersebut
dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitan.
1
2. Apa Langkah-langkah yang diperlukan Untuk memperoleh Sempel?
3. Bagaimana Metode dan Instrumen Penelitian Kualitatif?
1.3 Tujuan
Untuk memahami lebih dalam tentang Populasi dengan Sempel serta bagaimana
dengan Metode yang di gunakan serta Instrumen yang diperlukan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam
pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya
penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.
Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel
adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif (mewakili).
A. Teknik sampling
1) Probability sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar
belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya
4
jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400
orang, SMP= 300 orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi
strata pendidikan tersebut.
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai, 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP.
Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai
sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1,
SMU, dan SMP.
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerahn itu ceara sampling juga.
5
2) Nonprobability sampling
Sampling sistematis
Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang.
Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang
anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota
sampel tersebut.
Sampling ansidental
6
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
Sampling purposive
Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
Snowball sampling
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan diberlakukan untuk
7
1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel
mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan
generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan
tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah
sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan
semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah
diketahui:
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya
populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya
berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel
yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
8
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena
populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang
pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus
proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini
jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP =
14, dan SD = 28.
Jumlah = 258
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang
pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 +
13 = 259.
Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30.
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen),
maka jumlah anggota sempel = 10 X 5 = 50.
9
Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok
ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara
10 s/d 20.
Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian sering disebut
dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
Sejak awal timbulnya keinginan untuk meneliti, calon peneliti harus sudah
mempunyai gambaran menegenai variabel yang akan diteliti sekaligus alat apa yang akan
digunakan sebagai pegumpulan dan penelitiannya. Dengan gambaran yang dimilikinya
itu dalam langkah penyusunan proposal penelitian, calon peneliti sudah harus dapat
menuliskan apasaja instrumen penelitian yang akan dituliskan yang secara tentatif akan
digunakan sebagai pengumpul data. Untuk dapat menetapkan jenis instrumen yang tepat
guna.
Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat dikemukan pengertiannya
demikian:
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data”.
“cara” menunjukkan pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam
benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaanya. Terdaftar
10
sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau
inteview, pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation),
dan lain sebagainya.
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
“ instrumen penelitian” yang diartikan sebagai “alat bantu” merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (question naire), daftar cocok (checkist)
atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan
atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang
kadang-kadang hanya disebut “tes” saja, inventori (inventory), skala (scala), dan lain
sebagainya.
Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat dalam
tabel berikut ini.
11
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Triangulasi
Data yang digunakan pada suatu penelitian dapat berasal dari observasi atau dari
eksperimen (percobaan). Data yang diperoleh melalui observasi, peneliti tidak dapat
mengendalikan dan mengukur secara langsung. Misalnya investor real estate ingin
menguji hubungan antara harga penjualan dengan luas tanah masing-masing unit rumah.
Selama peneliti tidak dapat mengendalikan secara langsung luas tanah dan data itu
diperoleh dari catatan penjualan historis, maka data itu merupakan data observasi. Data
eksperimen diperoleh melalui eksperimen (percobaan). Untuk memperoleh data ini,
peneliti dapat mengontrol (mengendalikan) secara langsung. Misalnya penelitian
terhadap pencemaran pada air minum, peneliti dapat memilh secara acak beberapa liter
air minum yang dihasilkan dari beberapa macam penyaring yang berbeda.
12
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali
muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut.
Metode Observasi
Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitarif adalah
observasi partisipasi, observasi tidak berstruktur, dan observasi kelompok tidak
berstruktur.
Observasi Partisipasi
a). Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah direncakan secara serius.
b). Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
c). Pengamatan dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsisi umum dan
bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.
13
dahulu Objek penelitian. Dengan demikian, akan memabantu lebih banyak pekerjaanya
dalam mengamati objek yang baru itu.
Observasi Kelompok
Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok.
Observasi ini dilakukan secara perkelompok terhadapa suatu atau bberapa objek
sekaligus. Misalnya, suatu tim peneliti yang sedang mengamati gejolak perubahan harga
pasar akibat kenaikan BBM biasanya bekerja dengan menagmati sekian banyak gejala
lain yang berpengaruh terhadap perubahan harga pasar tersebut.
Apabila kita katakan bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode
wawancara, maka di dalam melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara
menggunakan alat bantu. Secara minimal alat bantu tersebut berupa ancer-ancer
pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan
jawaban yang diterima. ancer-ancer tersebut di sebut pedoman wawancara (interview
guide). Oleh karena pedoman wawancara, instrumennya adalah pedoman wawancara.
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui
14
hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada
beberapa faktor yang digunakan mempengaruhi arus infomasi dalam wawancara yaitu :
Pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara.
Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu
dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa
canggung untuk mewawancarai dan respondenpun merasa enggan untuk menjawab
pertanyaan. Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat dibedakan menjadi :
Wawancara Terpimpin
Dalam wawancara ini, pertanyaan diajukan menurut daftar pertanyaan yang telah
disusun.
Wawancara Bebas
Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden,
tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan
wawancara ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang
diwawancarai.
Pada wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya
merupakan garis tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
15
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan, adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari wawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai
keadaan seseorang.
Macam-macam Interview/wawancara.
Pada umunya interview terstruktur diluar negeri telah dibuat terstandar. Seperti
halnya kuesioner. Interview terstruktur terdiri dari serentetan pertanyaan dimana
pewawancara tinggal memberikan tanda check (V) pada pilihan jawaban yang telah
disiapkan. Interview terstandar ini kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancaara,
akan tetapi tidak sedikit pula yang diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah
yang dipersilahkan memberikan tanda.
16
Wawancara percakapan informal (the informal conversation interview)
menunjukkan pada kecenderungan sifat sangat terbuka dan sangat longgar (tidak
berstruktur) sehingga wawancara memang benar- benar mirip dengan percakapan.
Pertanyaan-pertanyaan mengalir secara spontan seiring dengan berkembangnya konteks
dan situasi wawancara, dan segala sesuatunya terasa sangat luwes (flexible). Pertanyaan
yang dikemukakan oleh penelitit dapat berbeda-beda antara subjek yang satu dan subjek
lain; subjek yang sama kadangkala harus didatangi kembali oleh peneliti untuk
pertanyaan yang berbeda atau mungkin mirip sehingga jawaban terdahulu mungkin dapat
ditambahkan atau direvisi oleh subjek. Karena sifat longgar dan spontan ini maka data
yang terkumpul kerapkali sangat kompleks dan agak membutuhkan waktu lebih lama
untuk mensistematiskan atau mengorganisasikannya. Jenis inteview ini lebih cocok
untuk kepentingan penelitian etnografi.
Penghubungan subjek penelitian atau informasi. Dalam hal informasi adalah tokoh-
tokoh penting, jadi janji (appointment) selayaknya dibuat terlebih dahulu. Memiliki
jalinan atau hubungan personal yang erat dengan sekretaris (kursus pada politisi dan
eksekutif) atau mungkin pihak managemen (kursus bagi para artis dan celebrity) sangat
membebani dalam upaya membuat kesepakatan tentang kapan peneliti dapat diterima
untuk kepentingan wawancara.
Menepati waktu sesuai dengan janji wawancara merupakan hal terpenting bagi para
peneliti. Para tokoh politik, top ekskutif, dan seniman papan atas biasanya sangat sibuk
yang dikarenanya senantiasa mengagendakan kegiatan-kegiatan yang akan mereka
lakukan. Ketida tepatan waktu akan mereka lakukan. Ketidak tepatan waktu akan
mengganggu hubungan peneliti dan informan sehingga dapat berakibat pada kurang
nyamannya situasi wawancara dalam kurang lancarnya proses pengumpulan data.
17
Kemukakan pertanyaan-pertanyaan ringan sebagai pembuka dan baru secara
berangsur menginjak personal-personal yang lebih penting. Dalam hal ini, peneliti mulai
menggunakan alat-alat yang diperlukan.
Mengupayakan sikap-sikap adaptif sangat perlu bagi peneliti agar sumber dapat
mengungkapkan secara panjang lebar dan dalam suasana santai mengenai personalan-
personalan yang ditanyakan oleh peneliti.
Mengakhiri wawancara dengan apresiasi yang tinggi atas perkenan dan suasana
ramah yang telah diberikan oleh sumber merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan.
Ada baiknya pula bagi peneliti, penyusul ucapan terimakasih, mengajukan permohonan
agar sewaktu-waktu diperbolehkan menghubungi lagi, misalnya melalui telepon
seandainya saja masih ada hal-hal yang kurang atau belum ditanyakan. Hal yang sangat
penting bagi peneliti untuk memperoleh jaminan bagi kemudahan dalam memperoleh
data tambahan kalau memang dibutuhkan.
Dalam uraian pada pemateri sebelumnya telah disinggung bagaimana objek ditatap
dan diperoleh informasi yaitu dengan tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau
orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita
telah menggunakan metode dokumentasi.
18
Selain macam-macam bahan dokumenter di atas, dokumenter dibagi menjadi dua,
yaitu :
Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaaan. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian,
surat pribadi, dan otobiografi. Ketiga dokumen pribadi ini telah dijelaskan di atas.
Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen interen dapat
berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti
risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi yaitu kebiasaan-
kebiasaan yang berlangsung di suatu lembaga, seperti majalah, buletin, berita-berita yang
disiaran ke media massa, pengumuman, atau pemberitahuan. Kebiasaan suatu lembaga
untuk menggunakan dokumen eksteren ini sebagai media kontak sosial dengan dunia
luar. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan dokumen eksteren ini sebagai bahan
untuk menelaah suatu kebijakan atau kepemimpinan lembaga tersebut.
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data,
maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dengan triangulasi lebih
meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
19
BAB III
PENUTUP
20
3.1 KESIMPULAN
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap fenomena sosial, seorang peneliti tidak
dapat bekerja dengan baik tanpa suatu sistematika yang sesuai. Untuk menemukan
jawaban yang sesuai serta memuaskan, peneliti harus memahami kaidah dalam meneliti.
Dalam makalah ini penulis sedikit memberi penjelasan bagian dari metode penelitian
yaitu tentang populasi dan sampel, dimana pengertian populasi adalah keseluruhan objek
yang akan diteliti, sedangkan sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan bojek yang
akan diteliti tersebut. Sedangkan secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling.
Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi:
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.
Dari penjelasan diatas diharapkan mahasiswa sebagai peneliti dapat memahami dan
mengerti bahwa populasi dan sampel merupakan salah satu metode penelitian yang
penting untuk dipelajari, guna nantinya dalam melakukan suatu penelitian bisa
mendapatkan data yang valid dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal 102.
21
Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 10
Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 23.
Algifari, Statistika Induktif untuk ekonomi dan bisnis (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan YKPN, 2003), Edisi II, hal 209-210.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 14 (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal 192.
Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif, cet. 2 (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008) hal. 132-133.
Pawinto, Penelitian Komunikasi Kualitatif, cet. 2 (Yogyakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008) hal. 136-138.
Bungin, Burham, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, cet. 5 (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) hal. 118-120.
Bungin, Burham, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya, cet. 5 (Jakarta: Prenada Media Group, 2011) hal. 125-126.
Riduan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 29-
31.
Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R &
D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012
22