Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


(RESEARCH AND DEVELOPMENT / R&D)
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Neily El Izzah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelas PAI E Semester 6
Kelompok 12
Shobirin (1808101174)
Mohmmad Ajri (1808101185)
Ilham Rabani (1808101205)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM SYEKH NURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji dan syukur marilah kita panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat
dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibilah Muhammad SAW.
Yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus. Atas segala karunia nikmat-
Nya penyusun dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development / R&D)” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Penelitian Pendidikan yang diampu oleh Ibu Naily El Izzah, M.Pd.
Makalah ini berisi tentang pengertian, tujuan penelitian, karakteristik dan
model-model dari penelitian dan pengembangan. Dalam penyusunannya penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini tepat pada waktunya. Dan penyusun
memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.
Demikian apa yang biasa penyusun sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya ini.

Cirebon, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3 Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan ................................... 3

2.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan ......................................... 4

2.3 Karakteristik Penelitian dan Pengembangan ............................... 6

2.4 Model Penelitian dan Pengembangan .......................................... 6

2.5 Teknik Penyusunan Laporan Penelitian dan Pengembangan ...... 19

2.6 Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan ............................... 20

2.7 Kelebihan dan Kekurangan .......................................................... 21

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 22

3.2 Saran ............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang
sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara
berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang
tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya
manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang
dengan sistem peningkatan mutu pendidikan. yang bertujuan menghasilkan
siswa yang berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya adalah
dengan melakukan kegiatan penelitian, Penelitian adalah suatu proses
mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan
menggunakan metode ilmiah. Agar penelitian dapat berlangsung secara
lancar, maka peneliti harus membuat rancangan penelitiannya, khususnya
penilitian pendidikan. Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan
dapat "tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih
inovatif dalam pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari
sebuah penelitian. Salah satunya penelitian yang efektif untuk hal tersebut,
yaitu dengan penelitian pengembangan/research and development (R&D),
dijelaskan oleh Borg & Gall (1983) Strategi untuk mengembangkan sebuah
produk pendidikan, disebut sebagai penelitian (reseach) dan pengembangan
(development).
Dari sini, penulis akan mencoba mangkaji tentang penelitian
pengembangan (R&D) dalam dunia pendidikan dan diharapkan dari
pengkajian dan pengembangan akan memberikan kontribusi dalam upaya
pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi seorang peneliti, yaitu
untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Sebagai dasar yang melatarbelakang, maka dibuatlah makalah
ini dengan tema “Penelitian dan Pengembangan/Research and Development’’.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Penelitian dan Pengembangan ?
2. Apa tujuan dari Penelitian dan Pengembangan ?
3. Apa saja karakteristik Penelitian dan Pengembangan ?
4. Apa saja model-model dari Penelitian dan Pengembangan ?
5. Bagaimana teknik penyusunan laporan Penelitian dan Pengembangan ?
6. Bagaimana contoh judul penelitian dan pengembangan?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Penelitian dan Pengembangan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian dan Pengembangan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Penelitian dan Pengembangan.
3. Untuk mengetahui karakteristik Penelitian dan Pengembangan.
4. Untuk mengetahui model-model dari Penelitian dan Pengembangan.
5. Untuk mengetahui teknik penyusunan laporan Penelitian dan
Pengembangan.
6. Untuk mengetahui contoh judul penelitian dan pengembangan?
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Penelitian dan
Pengembangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian dan Pengembangan


Menurut Sugiyono (2009) metode penelitian dan pengembangan atau
dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Pendapat Sujadi (2003) menjelaskan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan proses atau langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru, untuk menyempurnakan produk yang sudah ada, yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Sedangkan menurut Soenarto (2008) penelitian pengembangan
merupakan penelitian yang memiliki tujuan menghasilkan dan
mengembangkan prototipe, desain, materi pembelajaran, media, strategi,
pembelajaran, alat evaluasi pendidikan dan sebagainya. Penelitian untuk
memecahkan masalah praktis dalam dunia pendidikan, maasalah di kelas,
yang dihadapi oleh guru/dosen alam pembelajaran. Penelitian bukan untuk
menguji teori, menguji hipotesis, namun menguji dan menyempurnakan
produk.
Sementara dalam bidang pendidikan Borg and Gall (1985) dalam
Sugiyono (2009) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan
(Research and development/R&D), merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Berbeda dengan penelitian
yang lainnya, R&D bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk pendidikan dengan menggunakan langkah-langkah yang
disebut siklus R&D. siklus ini secara umum terdiri dari kajian terhadap
temuan penelitian yang terkait dengan produk yang akan dikembangkan, uji
lapangan dalam setting sebenarnya (dimana produk tersebut akan digunakan),
dan merevisinya utuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan
dalam tahap uji lapangan. Agar hasilnya lebih teliti dan tepat, siklus tersebut

3
diulang hingga data lapangan menunjukkan bahwa produk teresbut telah
mencapai tujuan.
Penelitian dan pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan
berdasarkan suatu mode pengembangan berbasis industri, yang temuan-
temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur yang kemudian
secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi disempurnakan untuk
memenuhi kriteria keefektifan kualitas, dan standar tertentu.
Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam
teknologi instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih
difokuskan pada sistem instruksional atau sistem pombelajaran. Strategi ini
banyak digunakan untuk mengembangkan model-model desain atau
perencanan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan
pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajaran,
media pembelajaran serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi
penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional banyak
digunakan dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis,
kemiliteran, teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk
pengembangan segi software, hardware, teknoware maupun manageware.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas
dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.

2.2 Tujuan Penelitian dan Pengembangan


Pada tujuan penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi,
yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi pembelajaran,
model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah
tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah
penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.
Dapat dikatakan bahwa tujuan dari Penelitian Pengembangan adalah
menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan

4
dari suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk
menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi kedepan.
Menurut Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan khusus dalam
bidang pendidikan dibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian
kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru
didaktis. Berikut ini penjelasannya :
a. Pada bagian kurikulum, tujuannya adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu
produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi
berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai
hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
b. Pada bagian teknologi dan media, tujuannya adalah untuk menigkatkan
proses rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang
didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
c. Pada bagian pelajaran dan instruksi, tujuannya adalah untuk
pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran,
perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan
dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan
untuk pemahaman fundamental ilmiah.
d. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis, tujuannya adalah untuk
memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan
atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik
bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan
penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang
melingkar pada penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis
dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam
kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan
empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari
pengembang dan teori instruksional.

5
2.3 Karakteristik Penelitian dan Pengembangan
Menurut Santyasa (2009), penelitian pengembangan dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
b. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta
media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi
siswa.
c. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli,
dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut
seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik
d. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporakan
secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.

2.4 Model Penelitian dan Pengembangan


Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam
upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan
kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:). Berikut akan diuraikan model-
model pengembangan diantaranya:
2.4.1 R&D Menurut Kemp
Menurut Kemp dalam Trianto (2007) Pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah
pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.
Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam
siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi

6
kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari
komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara
nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya
proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat
pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur
rencana perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1. Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku
dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut
model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang
digunakan guru.
2. Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah
laku awal dan karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan
dan pengalaan baik individu maupun kelompok.
3. Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk
menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep, analisis
pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan
untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-
tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan
siswa (LKS)
4. Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai alat untuk
mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam
merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan panduan
siswa dalam belajar.
5. Penyusunan Instrumen Evaluasi, bertujuan untuk menilai hasil
belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan
patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan
pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
6. Strategi Pembelajaran, pada tahap ini pemilihan strategi belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi:

7
pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang
dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber belajar, keberhasilan pembelajaran
sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau
media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan
disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
8. Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk
mengembangkan dan melaksanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.
9. Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program
10. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki
rancangan yang dibuat
2.4.2 R&D Versi Dick and Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick &
Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey dalam
Trianto (2007). Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model
yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen
melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut.
model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals)
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar
siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan
program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu
pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar
tujuan sebagai hasil need assessment, atau dari pengalaman praktek
dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.
2. Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis)

8
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan
ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang
dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus
lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta
atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan
menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal / karakteristik siswa (Identity
Entry Behaviours, Characteristic)
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan
yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati,
juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki
siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk
diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada
hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran
4. Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives)
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah
laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus
tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran.
5. Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced
test items)
Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang
telah dirumuskan, pengebangan butir assesmen untuk mengukur
kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan
6. Pengembangan strategi pengajaran (Develop instructional strategy)
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan
mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional,
penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang
dilakukan lewat aktivitas.
7. Pengembangan atau memilih pengajaran (Develop and select
instructional materials)

9
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan
pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran,
tes dan panduan guru.
8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and
conduct formative evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan
digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan
pengajaran.
9. Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis
perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi
dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas.
10. Revisi pengajaran (instructional revitions)
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran.
Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk
diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
2.4.3 Versi Borg and Gall
Menurut Borg and Gall (1989), yang dimaksud dengan model
penelitian dan pengembangan adalah “a process used develop and
validate educational product”. Kadang-kadang penelitian ini juga
disebut ”research based development”, yang muncul sebagai strategi
dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk
mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and
Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-
pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat
praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan
praktik-praktik pendidikan. Dalam penelitian ini Research and
Development dimanfaatkan untuk menghasilkan model pelatihan

10
keterampilan sebagai upaya pemberdayaan, sehingga kemampuan
masyarakat petani dalam berusaha dapat berkembang.
Borg dan Gall (1989) dalam Arifin (2011) mengembangkan
langkah-langkah yang lebih terperinci kemudian disusunnya dalam
sepuluh langkah, yaitu “research and information collecting, planning,
develop preliminary form of product, preliminary field testing, main
product revision, main field testing, operational product revision,
operational field testing, final product revision, dissemination and
implementation”.
 Langkah 1: Research and Information Collecting
Dalam langkah ini, peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi
eksplorataif untuk mengkaji, menyelidiki dan mengumpulkan
informasi. Langkah ini meliputi keiatan-kegiatan seperti: analisis
kebutuhan, kajian pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan juga
menghimpun data tentang faktor-faktor pendukung dan
penghambat dalam pembelajaran. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa criteria yang harus diperhatikan, yaitu (a)
produk yang akan dikembangkan betul-betul merupakan produk
penting dan bermanfaat bagi pendidikan, (b) produk tersebut
sangat memungkinkan untuk dikembangkan, (c) tersedianya SDM
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang
akan mengembangkan produk tersebut, dan (d) tersedianya waktu
yang cukup untuk mengembangkan produk tersebut.
Dalam studi literatur, peneliti melakukan kajian tehadap produk
yang akan dikembangkan, baik secara perspektif teori maupun
temuan riset dan informasi lain berkaitan dengan pengembangan
produk yang direncanakan. Selain itu, peneliti juga melakukan riset
skala kecil. Hal ini penting karena banyak pengembang mempunyai
pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan hanya mengacu pada
hasil temuan penelitian atau buku-buku teks lainnya. Oleh

11
karenanya, pengembang perlu melakukan kajian terbatas untuk
mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
 Langkah 2 : Planning
Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk. Aspek-
aspek penting dalam rencana tersebut meliputi produk tentang apa,
tujuan dan manfaatnya apa, siap pengguna produknya, mengapa
produk tersebut dianggap penting, dimana lokasi untuk
mengembangkan produk, dan bagaimana proses
pengembangannya. Dalam proses pengembangan ini harus
digambarkan pula langkah-langkah pengembangan produk awal,
bagaimana teknis pelaksanaa uji-coba terbatas, revisi, uji-coba ynag
lebih luas, revisi produk akhir, diseminasi dan pelaksanaan.
 Langkah 3 : Develop Preliminary Form of Product
Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan bentuk produk
awal (draft) yang bersifat sementara (hipotesis). Dikatakan
sementara bukan berarti produk tersebut dibuat “asal-asalan”.
Produknya tetap dibuat yang sebenarnya, lengkap, dan sebaik
mungkin, seperti kelengkapan komponen-komponen program,
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis), contoh-
contoh soal atau latihan, media pembelajaran yang akan digunakan,
dan system penilaian. Misalnya, produk yang akan dikembangkan
adalah modul, maka peneliti harus membuat modul yang
sebenarnya, lengkap dan utuh, mulai dari petunjuk pengerjaan
modul sampai dengan umpan balik sudah harus tersedia, termasuk
perangkat penunjang lainnya. Peneliti juga harus berkolaborasi
dengan para ahli yang relevan dengan produk tersebut. Sebelum
dilaksanakan uji-coba terbatas, peneliti harus menilai kembali
dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat, seperti ahli mata
pelajaran atau bidang studi, ahli kurikulum dan pembelajaran, ahli
multimedia, dan ahli evaluasi.
 Langkah 4 : Preliminary Field Testing

12
Di sini, peneliti melakukan uji-coba terbatas mengenai produk awal
di lapangan yang melibatkan antara dua atau tiga sekolah dengan
subyek antara 10-15 orang. Selama uji-coba berlangsung, peneliti
dapat melakukan observasi terhadap kegiatan subyek (guru) dalam
melaksanakan produk tersebut. Setelah selesai uji-coba, kemudian
peneliti melakukan wawancara atau diskusi dengan subyek. Peneliti
juga dapat memberikan angket kepada subjek. Tujuan penggunaan
instrumen ini adalah untuk menghimpun informasi dari subjek
sebagai bahan pnyempumaan, baik terhadap produk maupun
persiapan dan penampilan guru itu sendiri pada pertemuan
berikutnya. Hal ini dianggap penting karena uji-coba terbatas ini
harus dilakukan berulang sampai subjek betul-betul dapat
mengunakan produk tersebut dengan baik.
 Langkah Ke-5 : Main Product Revision
Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan
penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji-coba
tebatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan angket.
 Langkah Ke-6 : Main Field Testing
Melakukan uji coba produk dalam skala yang lebih luas. Perkiraan
sekolah yang terlibat antara lima sampai dengan sepuluh sekolah
serta subjek antara 30 sampai dengan 100 orang. Dikatakan
perkiraan karena jumlah dan karakteristik populasi sangat beragam.
Dalam uji coba ini, sampel harus dipilih secara representatif,
sehingga produk tereebut dapat terlaku secara umum. Langkah-
langkah uji coba lebih luas ini sama dengan langkah-langkah uji
coba terbatas, seperti subjek mempelajari produk dan
menampilkannya, peneliti melakukan observasi, diskusi,
wawancara, dan penyebaran angket, semua hasil tes yang diperoleh
sebelum dan sesudah proses pembelajaran harus dikumpulkan
untuk dibandingkan dengan kelompok pembanding.
 Langkah Ke-7 : Operational Product Revision

13
Melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan
menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran
hasil uji coba lapangan yang lebih luas.
 Langkah Ke-8 : Operational Field Testing
Melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan antara 10-
30 sekolah dan antara 40-200 subjek. Data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan angket. Jika peneliti tidak ingin
mengetahui dampak penggunaan produk, maka tidak perlu ada
kelompok kontrol, seperti proyek pelatihan yang dilakukan oleh
Borg dan Gall, sebaliknya, jika peneliti ingin mengetahui dampak
dari penggunaan produk, maka perlu dibentuk dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga nanti bisa
dilakukan uji perbedaan dengan t-test.
Misalnya, kelompok uji coba lebih luas melibatkan 20 orang guru
atau 20 kelas dari 10 sekolah. Setiap sekolah terdiri atas tiga
kategori, yaitu baik, sedang, dan kurang, baik dari pusat kota
maupun dari pinggiran. Jumlah kelompok eksperimen sama dengan
jumlah kelompok uji-coba lebih luas. Kelompok kontrol jumlah
kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping
pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga
didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai guru SD, latar
belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran
yang dimiliki. Berdasarkan pertimbangan pemilihan tersebut, maka
masing-masing pasangan kelompok dinilai sama atau setara
sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching.
Dengan demikian, model desain eksperimen yang digunakan
termasuk “the matching only pretest-posttest control group design.”
 Langkah Ke-9: Final Product Revision
Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan
masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.
 Langkah Ke-10: Dissemination and Implementation

14
Pada langkah terakhir ini, peneliti mendesiminasikan
(menyebarluaskan) produk untuk disosialisasikan kepada seluruh
subjek (kabupaten/kota atau provinsi atau juga nasional) melalui
pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika
sosialisasi produk tersebut bersifat komersial, dan memantau
distribusi dan kontrol mutu (quality control). Setelah
didesiminasikan, maka setiap sekolah dapat melaksanakan produk
di tempatnya masing-masing
Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini diikuti dengan
benar, dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, yang siap dioperasikan atau digunakan di
sekolah-sekolah.
2.4.4 Versi 4D
Metode pengembangan (Development Research) dengan
menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D model).
Adapun tahapan model pengembangan meliputi tahap pendefinisian
(define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop)
dan tahap ujicoba (disseminate). Tahapan yang dilakukan pada
penelitian ini baru sampai pada tahap pengembangan (develop).
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (define)
Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan
materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5
langkah pokok, yaitu: Analisis ujung depan, analisis siswa, analisis
tugas, analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran.
2. Tahap Perencanaan (Design)
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a)
Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes ini
merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku

15
pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan
media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran,
(c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya
dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang
sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih
maju.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar.
Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti
dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan
rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang
sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar
revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan
siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
4. Tahap penyebaran (Disseminate)
Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di
sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji
efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
2.4.5 Versi ADDIE
Munir (2010:240) menggunakan lima tahapan pengembangan
multimedia yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi
dan penilaian. Model pengembangan tersebut dikenal dengan model
ADDIE (Analysis – Design – Develop – Implement - Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser
dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
 Langkah 1: Analisis

16
Munir (2008) menyatakan bahwa “Pada tahap ini ditetapkan tujuan
pengembangan software baik bagi pelajar, guru dan maupun
lingkungan”. Analisis dilakukan untuk mengetahui apa tujuan
dikembangkannya multimedia (simulasi) ini dan untuk siapa
multimedia ini digunakan.Tahap analisis juga merupakan suatu
proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta
belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis
tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita
hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta
belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan
analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
a. Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan
mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi
memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program
pembelajaran atau perbaikan manajemen.
Contoh :
- Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan
rendahnya kinerja individu dalam organisasi atau
perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa
penyelenggaraan program pembelajaran.
- Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau
kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi perbaikan
kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif
terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta
penyediaan fasilitas kerja yang memadai.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan
untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau
kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk
meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat

17
dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
 Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan
(blueprint). Ibarat bangunan, maka sebelum dibangun gambar
rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus ada terlebih dahulu.
Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Tahap yang
dilakukan meliputi ini penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan
dalam software yang akan dikembangkan sesuai dengan desain
pembelajaran yaitu aspek model ID (desain instruksional) dan
aspek isi pengajaran yang akan dilakukan Munir (2010:242).
Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media
yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Disamping
itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen
bernama blue-print yang jelas dan rinci.
 Langkah 3: Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain
tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan
suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia
tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka
modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran
semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting
dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian
dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya
evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.
 Langkah 4: Implementasi

18
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua
yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai
dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal,
jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus
sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka
lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah
diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
 Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran
yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau
tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat
tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan
revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan
salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk
memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada
tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita
kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-
lain.

2.5 Teknik Penyusuna Laporan Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk atau
menyempurnakan produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau
perangkat keras, seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di
laboratorium atau juga terangkat lunak (Software) seperti program komputer,
modul pembelajaran dan lain-lain. Dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode
deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Variasi metode inilah yang mendasari
substansi proposal yang harus disusun.
Secara umum, garis besar isi usulan penelitian dan pengembangan dapat
disusun dengan sistematika sebagai berikut:

19
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesisi (Produk yang Akan Dihasilkan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Desain dan Prosedur Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN


PERINCIAN BIAYA PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN BIODATA

2.6 Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan


Berikut beberapa contoh judul penelitian yang menggunakan R & D.
Judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan.
1. Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
2. Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer

20
3. Pengembangan sistem ujian nasional yang efektif dan adil
4. Pengembangan model pendidikan guru yang berorientasi pada kecerdasan
emosional
5. Model penanganan murid korban narkoba dengan mengintensifkan
peranan orang tua
6. Pengembangan model pendidikan bagi anak berbakat
7. Pengembangan model pendidikan luar sekolah bidang keterampilan

2.7 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan :
1. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk/model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
2. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang
bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis.
3. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif, mulai
dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
4. Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti sehingga
diharapkan akan selalu ditemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan kekinian.
5. Mampu mengatassi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the
here-and-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah
sembari menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa
mendatang.
Kekurangan:
1. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang, karena
prosedur yang harus ditempuh relatif kompleks.
2. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R & D
ditujukan untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat
berdasar sampel (spesifik), bukan populasi.
3. Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang
cukup besar.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terdapat banyak definisi dari penelitian dan pengembangan / research
and development (R&D) dari semua definisi yang ada dapat diambil
kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta
menguji validitas dan keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.
Tujuan penelitian pengembangan khusus dalam bidang pendidikan
dibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum,
teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis.
Terdapat beberapa versi model penelitian dan pengembangan menurut
para ahli, misalnya model penelitian dan pengembangan versi kemp, dick and
carey, borg and gall, 4D, ADDIE, dll.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode
yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Variasi
metode inilah yang mendasari substansi proposal yang harus disusun.
Laporan yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan
beserta spesifikasi dan penjelasannya.
Seperti halnya metode yang lainnya, metode penelitian dan
pengembangan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan R&D
mampu menghasilkan produk/model yang memiliki nilai validasi tinggi dan
menemukan produk/model yang selalu actual dengan tuntutan zaman
sehingga menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa
mendatang.

3.2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, saya sangat menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata-kata bahasa maupun
kalimat, oleh karena itu saya sangat berharap sekali masukan, kritik, maupun
saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.


Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh. Bandung : Alfabeta.
Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Alfhabeta
Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya.

23

Anda mungkin juga menyukai