Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROSES DAN LANDASAN PENELITIAN METODE


KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Penelitian Pendidikan

Dosen pengampu; Neily El Izzah, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 2

Fadlan Abdurrahman (1808101180)

Iis Istiqomah (1808101190)

Nilla Izzatul Mumtazah (1808101199)

Kelas 6 PAI E

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

TAHUN 2021/1442H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah penelitian pendidikan.

Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, kami sampaikan terima kasih
kepada:

1. Dr. H. Sumanta, M.Ag, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon.


2. Neily El Izzah, M.Pd., dosen penelitian pendidikan serta pembimbing
penulisan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
1. Serta teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dijadikan khasanah dalam mengembangkan


ilmu pengetahuan, baik dikalangan pelajar, khususnya mahasiswa IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, maupun pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya dan hanya
kepada Allah SWT penulis berserah diri.

Cirebon, 11 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Penelitian, Masalah, Variabel & Paradigma Penelitian.....................3
1. Pengertian dan Proses Penelitian...............................................................3
2. Masalah.....................................................................................................6
3. Variabel.....................................................................................................7
4. Paradigma Penelitian.................................................................................8
B. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis (Metode
Penelitian Kuantitatif)..........................................................................................9
1. Pengertian Teori........................................................................................9
2. Kerangka Berpikir...................................................................................12
3. Hipotesis Perumusan...............................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai
persoalan atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang
menuntut pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut
pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan
tidak membutuhkan data-data pendukung.

Disamping masalah - masalah awam, ada masalah yang bersifat


kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan
pengumpulan sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk mem- buat
keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang
menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti
ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-
langkah tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.

Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting,


bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari,
karena masalah yang dipilih dapat menentukan perumusan masa- lah, tujuan,
hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan bahkan juga untuk menen-
tukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.

Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu


masalah yang kompleks dan kait mengkait yang mengganjal yang perlu
dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus
dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan membahas masalah-
masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan suatu
penelitian.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud proses penelitian, masalah, variabel & paradigma
penelitian?
2. Apa yang dimaksud landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan
hipotesis (metode penelitian kuantitatif)?

C. Tujuan Pembahasan
Makalah yang dibuat penulis didasari oleh beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses penelitian, masalah, variabel & paradigma
penelitian.
2. Untuk mengetahui landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan
hipotesis (metode penelitian kuantitatif).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Penelitian, Masalah, Variabel & Paradigma Penelitian

1. Pengertian dan Proses Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses


sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan
menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk
menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena. Tujuan ini
didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah
benturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat
diketahui.
Penelitian didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses
yang sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma
(1991:7) mendefinisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik
pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.”1
Sementara Kerlinger (1990 : 17) mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai
“penyelidikan sestematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena
sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang
berhubungan dengan fenomena tersebut.”
Adapun proses penelitian sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi Masalah
Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti
melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu
merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap
yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian
akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah
yang jelas, maka peneliti akan kehilangan  arah dalam melakukan
penelitian.

1
Nikmatur Ridha, Proses Penelitian, Masalah, Variabel Dan Paradigma
Penelitian, Jurnal Hikmah, Vol. 14, No. 1, Januari – Juni 2017, hlm.62.

3
b. Membuat Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang
kita teliti. Perumusan hipotesa biasanya  dibagi  menjadi tiga tahapan:
pertama, tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh asumsi penulis
terhadap hubungan variabel yang sedang diteliti. Kedua, tentukan
hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0 (H0) dan  Hipotesa 1
(H1). H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral. Perlu diketahui
bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesa, seperti misalnya
penelitian deskriptif.
c. Studi Literatur
Pada tahapan ini peneliti melakukan  apa yang disebut dengan 
kajian  pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil
penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain.
Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti.
d. Mengidentifikasi dan Menamai Variabel
Melakukan identifikasi dan menamai variabel merupakan salah
satu tahapan yang penting karena hanya dengan mengenal variabel yang
sedang diteliti seorang peneliti dapat memahami hubungan dan makna
variabel-variabel yang sedang diteliti.
e. Membuat Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-
variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam
kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut.
f. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
Yang dimaksud dengan memanipulasi variabel ialah
memberikan suatu perlakuan pada variabel bebas dengan tujuan peneliti
dapat melihat efeknya bagi variabel tergantung atau variabel yang
dipengaruhinya. Sedangkan yang dimaksud dengan mengontrol variabel
ialah melakukan kontrol terhadap variabel tertentu dalam penelitian

4
agar variabel tersebut tidak mengganggu hubungan antara variabel
bebas dan variable tergantung.
g. Menyusun Desain Penelitian
Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian
dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau
tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain penelitian
bagaikan  alat  penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses
penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data
dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian yang dilakukan
akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.
h. Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang
peneliti harus melakukan identifikasi alat apa yang sesuai untuk
mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan penelitiannya. Pada
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif biasanya peneliti
menggunakan kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian jenis
Ex Post Facto.
i. Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,
kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan
data; oleh karena itu, peneliti  harus dapat membuat kuesioner dengan
baik. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua, yaitu dari sisi format
pertanyaan dan model jawaban. Disamping kuesioner, alat pengambilan
data juga dapat dilakukan dengan interview. Cara-cara melakukan
interview diatur secara sistematis agar dapat memperoleh informasi
dan/atau data yang berkualitas dan sesuai dengan yang diinginkan oleh
peneliti.

5
j. Melakukan  Analisa Statistik
Salah satu ciri yang menonjol dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif ialah adanya analisa statistik.
Analisa statistik digunakan untuk membantu peneliti mengetahui makna
hubungan antar variabel. Sampai saat ini, analisa statistik merupakan
satu-satunya alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
untuk menghitung besarnya hubungan  antar variabel, untuk
memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung,
untuk melihat besarnya persentase atau rata- rata besarnya suatu
variabel yang kita ukun
k. Menggunakan Komputer  untuk Analisa Data
Dengan berkembangnya teknologi komputer yang semakin
canggih dan dituntutnya melakukan penelitian secara lebih  cepat serta
kemungkinan besarnya jumlah data, maka seorang peneliti memerlukan
bantuan komputer untuk melakukan analisa data. Banyak perangkat
lunak yang telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam
melakukan analisa data, baik yang bersifat pengolahan data maupun
analisanya. Salah satu program yang populer ialah program SPSS.
l. Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan
mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu
dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penelitiannya
kepada para pembaca atau penyandang dana.

2. Masalah

Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan,


antara lain  dilihat dari sisi waktu, biaya, kemampuan si peneliti maupun
kontribusi yang akan diberikan oleh penelitian tersebut bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah atau disebut juga problem adalah suatu penelitian. Proses
mencari jawaban dari permasalahan hanya bisa dilakukan melalui proses

6
penelitian. Dengan demikian suatu permasalahan muncul  sebelum
kegiatan proses penelitian itu dilakukan. Sedangkan masalah atau
permasalahan dalam penelitian tak terlepas erat kaitanya dengan
kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu yang lumrah terjadi.
Masalah atau permasalahan ada jika terdapat kesenjangan antara
das Sollen dan das Sein. Kesenjangan tersebut meliputi  dalam materi,
pengetahuan, pendidikan, teknologi pembelajaran, atau penerapan suatu
model-model pembelajaran di lapangan (Gay,1987). Permasalahan dapat
juga diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan
oleh peneliti, tetapi karena suatu hal target tidak dapat dicapai. Sesuatu hal
yang menyebabkan tidak terjadinya target disebut masalah.2
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang 
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan
praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan
pelaksanaan. Stoner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat
diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman
dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, ada-
nya pengaduan, dan kompetisi.
Menurut Agung Wijaya, Masalah merupakan suatu keadaan yang
tidak seimbang antara harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada.
Pendapat lain dari Istijanto,  masalah merupakan bagian yang paling
penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman jenis
informasi yang nantinya akan dicari.

3. Variabel

Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek,


individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan
lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulannya.

2
Ibid., hlm. 64

7
Beberapa definisi  variabel  menurut para ahli :
a) Menurut Hatch dan Farhady (1981), variabel dapat didefinisikan
sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
b) Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk
(construct) atau  sifat  yang  akan  dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktivitas kerja, dll.
c) Menurut kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
d) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, 
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2009)

4. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah cara pandang atau melihat sesuatu yang hidup


dalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut dalam memandang
realitas sekitarnya. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir
yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang
dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin
ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti
memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115).
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn
(1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert  Friedrichs (1970).
Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang

8
dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang
kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi   tersebut
dipertegas   oleh Friedrichs (1980), sebagai suatu pandangan yang
mendasar dari suatu disiplin ilmu  tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh
George Ritzer, dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan
yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/disiplin ilmu
pengetahuan.3

B. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis (Metode


Penelitian Kuantitatif)

1. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam
proses penelitian ( kuantitatif ) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep
dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan
sehingga landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi
Suryabrata, 1990). Landasan teori perlu ditegakan agar penelitian
mempunyai dasar kuat, dan bukan sekedar aktivitas coba-coba ( trial and
error).
Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data. Setiap penelitian selalu
menggunakan teori seperti dinyatakan oleh Neumen ( 2003 ) “Para peneliti
menggunakan teori berbeda sesuai tipe penelitian, tetapi beberapa teori
disajikan atau digunakan pada hampir semua penelitian ilmu sosial.”
Kerlinger 1978) mengemukakan bahwa “ teori adalah sekumpulan konsep
yang saling berkaitan, definisi, dan dalil yang menyajikan pandangan
sistematik terhadap fenomena melalui relasi spesifik antar variabel dengan
tujuan menjelaskan dan memprediksi suatu gejala.”
Selanjutnya Cooper dan Schindler ( 2003 ) mengemukakan bahwa
“Sebuah teori adalah sekumpulan atau seperangkat konsep yang saling
3
Ibid., hlm. 67

9
berkaitan secara sistematik, definisi, dalil yang digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi suatu gejala atau fakta.” Selain itu, Siti
Rahayu Haditomo ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan
memperoleh arti penting, jika dia lebih banyak dapat melukiskan,
menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Menurut Mark yang dikutip oleh Siti Rahayu Haditomo,
membedakan ada tiga macam teori, dan ketiga teori berhubungan dengan
data empiris. 
 Teori deduktif, memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan
atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan. 
 Teori induktif, cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behavioris.
 Teori fungsional, disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori, dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan hal tersebut, teori adalah suatu konseptualisasi yang
umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan
yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia
bukan sebuah teori.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan dalil yang disusun secara sistematis.
Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu: untuk menjelaskan,
meramalkan dan pengendalian suatu gejala dan fakta. Teori digunakan
untuk perumusan hipotesis yang akan diuji melalui pengumpulan data
adalah teori substantif, karena teori ini lebih fokus berlaku untuk objek
yang akan diteliti. Teori membantu para peneliti untuk menganalisis data,
menunjukan relasi pada data dari gejala dan fakta, dan mengajukan sesuatu
yang baru untuk mencoba pecahkan informasi pada gejala dan fakta.
Teori dalam kaitannya dengan penelitian, teori mempunyai fungsi
untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan

10
diteliti. Teori juga mempunyai fungsi sebagai prediktor dan pemandu
untuk menemukan fakta merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen
penelitian, karena pada dasarnya hipotesis adalah pernyataan yang bersifat
prediktif. Fungsi terakhir teori adalah sebagai pengendalian dan
digunakan untuk membahas/mencandra hasil penelitian, dan selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dalam upaya memecahkan masalah.
Jadi, seorang peneliti untuk dapat membuat dan mengajukan
hipotesis penelitian, maka peneliti wajib menguasai teori dan konsep yang
akan digunakan, dengan cara membaca buku, hasil penelitian yang
berhubungan erat dengan masalah dan fokus penelitiannya. Ingat,
membaca buku adalah prinsip berfikir deduksi, dan membaca hasil
penelitian adalah prinsip berpikir induksi.
Deskriptif teori dalam sebuah penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori ( bukan sekedar pendapat pakar dan penulis buku ),
dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Luas
masalah dan jumlah variabel menentukan banyaknya teori yang akan
digunakan dalam penelitian. Jika pada penelitian terdapat tiga variabel
bebas dan satu variabel terikat, maka kelompok teori yang harus
dideskripsikan ada empat kelompok yang masing-masing mendeskripsikan
setiap variabel.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih
jelas dan terarah.
Seorang peneliti akan diketahui tingkat kapasitasnya melalui
deskripsi teori dalam proposal penelitian. Variabel-variabel yang dapat
dijelaskan dengan singkat, jelas dan orisinil, menunjukan peneliti
menguasai teori dan konteks dari penelitiannya. Untuk meningkatkan
kapasitas sebagai peneliti profesional, tidak ada jalan lain, membaca dan
belajar secara terus-menerus.

11
Untuk efektivitas dan kualitas hasil penelitian, peneliti harus sadar
dan memahami bahwa tidak semua teori dan hasil penelitian patut
dijadikan dasar dan referensi untuk penelitian. Peneliti harus pandai
mencari, memilih dan menggunakan teori dan hasil penelitian yang
berkualitas. Untuk itu, teori mutakhir dan hasil penelitian para peneliti
ternama yang patut digunakan pada penelitiannya.

2. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah penting (Sugiyono, 2009).
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis, peneliti
perlu menjalaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Jika pada penelitian terdapat variabel moderator dan intervening, maka
harus dijelaskan juga mengapa variabel tersebut ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel tersebut dijelaskan pada paradigma
penelitian. Oleh karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus
berdasarkan pada kerangka berpikir.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
mempunyai hipotesis yang berbentuk komparasi, maupun hubungan. Oleh
karena itu dalam rangka menyusun hipotesis yang berbentuk hubungan
maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir. Kerangka
pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala dan fakta
yang menjadi permasalah pada obyek penelitian (Suriasumantri, 1986).
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan
sesama ilmuwan adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang menghasilkan kesimpulan/sintesa yang berujung
hipotesis.
Penjelasan Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai
berikut:

12
a) Menetapkan Variabel yang Diteliti. Untuk menentukan kelompok teori
apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk
pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan lebih dahulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama
setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan
dikemukakan . Kalau variabel penelitiannya lima, maka minimal akan
menggunakan lima teori.
b) Membaca Buku dan Hasil Penelitian. Setelah variabel ditentukan, maka
langkah berikutnya adalaah membaca buku dan hasil penelitian yang
relevan (buku, jurnal, laporan penelitian, ensiklopedia, daan kamus,
skripsi, tesis dan disertasi).
c) Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP). Dari buku dan hasil
penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori yang berkenaan
dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori
berisi tentang, definisi terhadap masingmasing variabel yang diteliti,
uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, daan kedudukan
antara variabel satu dengaan yang lain dalam konteks penelitian.
d) Analisis Kritis terhadap Teori dan hasil Penelitian. Pada tahap ini
peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini, peneliti akan
mengkaji apakah teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu
benar-benar sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering
terjadi teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam
negeri.
e) Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian. Analisis
komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu
dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang
lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara
teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu
luas.

13
f) Sintesa/Kesimpulan. Melalui analisis kritis daan komparatif terhadap
teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti. Selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan
sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang
lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis.
Menurut Uma Sekaran (1993), kerangka berfikir yang baik,
memuat hal-hal sebagai berikut:
 Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
 Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan
menjelaskan hubungan antar variabelyang diteliti dan ada teori yang
mendasarinya.
 Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah
hubungan antaar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris,
kausal atau interaktif (imbal-balik).
 Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram ( paradigma penelitian ), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka berfikir yang dikemukakan dalam penelitian.
Perlu diperhatikan dan diingat bahwa kalimat terakhir dari
kerangka berfikir adalah “ jika.........maka..........”
 Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka ada kecendrungan untuk
membeli lagi akan tinggi ( kerangka berfikir asosiatif ). Rumusan
hipotesisnyaa “ Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
kepuasan dengan loyalitas pelanggan/membeli lagi”.
 Jika kepemimpinan manajer baik, dan kualitas barang baik, maka
keuntungan perusahaan akan tinggi (kerangka berfikir asosiatif dengan
dua variabel bebas). Rumusan hipotesisnya “ Terdapat hubungan positif
dan signifikan secara bersamasama antara kepemimpinan manajer dan
kualkitas barang ddengan keuntungan perusahaan “ (kata signifikan
hanya untuk penelitian pada sampel).

14
 Jika status ekonomi masyarakat berbeda, maka kecendrungan untuk
memilih kualitas barang juga berbeda ( kerangka berfikir komparatif ).
Rumusan hipotesisnya “ Terdapat perbedaan antara kelompok kaya dan
miskin dalam memilih kualitas barang “

3. Hipotesis Perumusan
Hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir
(metode penelitian kuantitatif ). Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap
penelitian harus merumuskan hipotesis (penelitian dengan metode
kualitatif, karena dia akan menghasilkan hipotesis), juga penelitian yang
bersifat eksploratif, dan sering juga dalam penelitian deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya
disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi, hipotesis ddapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumjusan masalah penelitian, belum jawaban tang empirik. ( sugiyono,
2009 ).
Terdapat perbedaan antara hipotesis penelitian dan hipotesis
statistik. Pengertian hipotesis penelitian adalah seperti yang telah
dikemukakan di atas, dan penelitian bekerja dengan populasi, sedangkan
hipotesis statistik ada jika penelitian bekerja dengan sampel. Jadi,
penelitian tidak menggunakan sampel, tidak ada hipotesis statistik.
Sebagaimana telah diketahui bahwa hipotesis itu merupakan
jawaaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang
berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian, dan hipotesis tersebut
harus diuji. Hipotesis yang diuji, dinamakan hipotesis kerja (dalam kalimat
positif yang dimulai dengan kata “ terdapat atau ada”), dan sebagai
lawannya adalah hipotesis nol (dalam kalimat negatif yang dimulai dengan

15
kata “ tidak terdapat”). Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori yang
dipandang handal, sedangkn hipotesis nol disusun berdasarkan teori yang
masih diragukan kehandalannya.
Di dalam statistik, juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu:
hipotesis kerja dan hipotesis alternatif ( hipotesis kerja tidak sama dengan
hipotesis alternatif). Dalam penelitian yang diuji lebih dahulu adalah
hipotesis penelitian, terutama pada hipotesis kerja. Jika penelitian
bertujuan membuktikan apaakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan
atau tidak, maka diperlukan pengujian terhadap hipotesis statistik.
a) Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan
oleh rumusan masalah pada penelitian. Jika dilihat dari tingkat
penjelasannya (eksplanasinya), maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri),
komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena
itu, bentuk hipotesis, juga ada tiga:
1) Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif merupakan jawaban
sementara terhadap masaalah deskriptif, yaitu yang berkenaan
dengaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( yang
dicetak tebal adalah variabel penelitian).
2) Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan njawaban
sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini
variabelnya sama, tetapi populasi atau sampelnya berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu berbeda.
3) Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu, yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.

BAB III
PENUTUP

16
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian
pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematik untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan,
dan mengontrol fenomena.

Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara


tersurat pernyataan-pernyataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya.
Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan spesifik
mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek,


individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan
lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
Informasinya serta ditarik kesimpulannya.

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan


bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang dikonstruksi sebagai suatu
pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam


proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sehingga
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Teori adalah alur logika atau
penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan dalil yang
disusun secara sistematis.

B. Saran
Mengingat pentingnya mengetahui mengenai proses penelitian,
masalah, variabel & paradigma penelitian serta landasan teori, kerangka
berfikir dan pengajuan hipotesis (metode penelitian kuantitatif), maka penulis

17
memberikan saran bagi pembuat makalah selanjutnya yaitu sebaiknya dalam
pembuatan makalah, penulis dapat mempelajari dan memahami tentang
materi lebih mendalam serta dapat mencari informasi lebih banyak lagi
mengenai materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

18
Ridha, Nikmatur. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel Dan Paradigma
Penelitian. Jurnal Hikmah. 14. (1). 62-70.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

19

Anda mungkin juga menyukai