DISUSUN OLEH:
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Ilmu. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan tugas selanjutnya sangat diperlukan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar ..............................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Maslah..............................................................................2
C. Tujuan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Inquiry…...........................................................3
B. Asumsi Dan Tujuan Inkuiri..............................................................4
C. Jenis-Jenis Pendekatan Metode Inquiry .......................................... 5
D. Ciri-Ciri Metode Inquiry………………..……................................ 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak jaman Aristoteles, pendidikan yang mengajarkan pengetahuan
tentang membuat kesimpulan daripada mengajarkan fakta dan prosedur.
Menemukan sendiri fakta dan prosedur tentu lebih bermakna daripada hanya
diberikan dan kemudian dihafalkan. Pembelajaran inkuiri mengajak siswa
untuk melakukan investigasi, menyintesis, merumuskan hipotesis dan
mengujinya melalui data dan fakta yang diperoleh, serta menarik kesimpilan.
Kegiatan tersebut memberikan dua hal pada siswa, yakni memahami tentang
konsep serta pengetahuan tentang metode ilmiah itu sendiri.
Latihan inkuiri dimulai dengan menyajikan kejadian yang sedikit
membingungkan (puzzling event) pada siswa (Joyce, 2009). Suchman (Joyce,
2009) percaya bahwa individu yang dihadapkan pada situasi semacam ini
secara alamiah akan termotivasi untuk menyelesaikannya. Jadi dapat
menggunakan kesempatan yang disediakan oleh inkuiri untuk mengajarkan
prosedur – prosedur ilmiah yang terstruktur.
Dalam beberapa buku ada menyebut inquiri ini sebagai model, sebagai
strategi atau juga sebagai pendekatan atau metode. Berpatokan pada Bell
(1978), inkuiri ini dikelompokan pada model pembelajaran yang berkaitan
dengan objek tak langsung matematika. Artinya, model inkuiri merupakan
salah satu model yang dapat digunakan dalam mengajrakan pembuktian
teorema, pemecahan masalah , learning how to learn, transfer of learning, dan
sikap terhadap matematika. Menurut Joyce (2009) mengelompokan
pembelajaran ini pada kelompok model yang memproses informasi
(information-processing family), yakni bagaimana kita dan para siswa dapat
memperoleh, mengelola, dan menjelaskan informasi.
Ilmu sains merupakan hasil dari sistematika proses di mana
pengetahuan diperoleh melalui metode penyelidikan terstruktur yang disebut
sebagai metode ilmiah. Dalam memahami ilmu pengetahuan saat ini, penting
1
untuk memahami metode penyelidikannya (Inquiry Methods). Model tersebut
menunjukkan bagaimana masa depan bidang ilmiah dapat diselidiki dan
dikembangkan. Metode penyelidikan ilmiah umumnya bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan dalam bentuk penjelasan yang dapat diuji yang
dapat digunakan para ilmuwan untuk memprediksi Hasil dari fenomena masa
depan di alam dan masyarakat (Popper, 1959).
Kemampuan berinkuiri seorang individu dapat diawali dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana fenomena terjadi kemudian
berlanjut hingga menemukan kesimpulan. Proses berpikir secara inkuiri ini
telah membuktikan banyaknya ilmu dan teori yang dilahirkan oleh para
ilmuan seperti Isaac Newton, Galileo Galilei, Thomas Alva Edison dan
ilmuan lainnya. Olehnya dalam makalah ini akan dibahas secara lanjut
tentang metode inkuiri ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada makalah ini ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Inquiry?
2. Bagaimana ciri-ciri Metode Inquiry?
3. Bagaimana langkah-langkah metode inquiry?
4. Bagaimana jenis-jenis Pendekatan Metode Inquiry?
C. TUJUAN
Tujuan dalam makalah ini ialah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Metode Inquiry
2. Untuk Mengetahui ciri-ciri metode inquiy
3. Untuk mengetahui clangkah-langkah dalam metode inquiry
4. Untuk Mengetahui jenis-jenis Pendekatan Metode Inquiry
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lingkungan atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan
memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip ilmiah. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari
apa yang telah dialami, karena inquiry menuntut peserta didik untuk
berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang
melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun metode ini
berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peran
penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.
b. Mulyasa
Inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan
proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut; yaitu
mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang fenomena alam,
merumuskan masalah yang ditemukan, merumuskan hipotesis,
merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan beberapa definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang
ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, megumpulkan dan menganalisis data, dan
menarik kesimpulan.
B. Ciri-Ciri Metode Inquiry
1. Strategi inquiri menekankan kepada aktivitas secara maksimal untuk
mencari dan menemukan jawaban dari fenomena yang diamati
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan melalui konsep 5W +
1H
3. Tujuan dari metode inquiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental
.
4
C. Langkah-Langkah Metode Inquiry
Ilmu pengetahuan berasal dari kata Latin "scientia" yang berarti
pengetahuan. Dalam mendapatkan pengetahuan itu dimulai dari mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana sebuah fenomena terjadi. Untuk menemukan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan maka diperlukan sebuah
metode yang disebut metode penyelidikan ilmiah (Scientific Methods of
Inquiry). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penyelidikan ilmiah adalah
cara di mana penemuan sampaikan. Karena penyelidikan ilmiah adalah
proses, langkah-langkah yang harus dijalani harus pasti atau mengikuti aturan
yang ditetapkan. Data yang diperoleh misalnya harus empiris, dapat diamati
dan terukur. Salah satu alasannya adalah bahwa setiap penemuan yang dibuat
melalui penyelidikan ilmiah harus dapat diverifikasi dan dapat diulang
berulang kali.
5
Gambar 1. Metode Penyelidikan ilmiah
a) Induktif
Dalam pendekatan induktif untuk penelitian, seorang peneliti memulai
dengan mengumpulkan data yang relevan dengan topik minatnya. Setelah
sejumlah besar data dikumpulkan, peneliti kemudian akan mengambil
nafas dari pengumpulan data, melangkah mundur untuk mendapatkan
pandangan mata burung dari datanya. Pada tahap ini, peneliti mencari pola
dalam data, bekerja untuk mengembangkan teori yang dapat menjelaskan
pola-pola tersebut. Jadi ketika para peneliti mengambil pendekatan
6
induktif, mereka mulai dengan serangkaian pengamatan dan kemudian
mereka beralih dari pengalaman-pengalaman tertentu ke serangkaian
proposisi yang lebih umum tentang pengalaman-pengalaman itu. Dengan
kata lain, mereka berpindah dari data ke teori, atau dari yang spesifik ke
umum. Berikut uraian langkah-langkah yang terlibat dengan pendekatan
induktif untuk penelitian.
Ada banyak contoh yang baik dari penelitian induktif, . Salah satu studi
yang menarik di mana para peneliti mengambil pendekatan induktif adalah
Katherine Allen, Christine Kaestle, dan studi Abbie Goldberg (2011)
Allen, K. R., Kaestle, C.E., &Goldberg, A. E. (2011) yang mana tentang
Bagaimana anak laki-laki dan laki-laki muda belajar tentang menstruasi.
Untuk memahami proses ini, Allen dan rekan-rekannya menganalisis
narasi tertulis dari 23 pria muda di mana para pria menggambarkan
bagaimana mereka belajar tentang menstruasi, apa yang mereka pikirkan
ketika mereka pertama kali mengetahuinya, dan apa yang mereka pikirkan
sekarang. Dengan mencari pola di semua 23 narasi pria, para peneliti dapat
mengembangkan teori umum tentang bagaimana anak laki-laki dan laki-
laki muda belajar tentang aspek biologi anak perempuan. Mereka
menyimpulkan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam
pemahaman awal anak laki-laki tentang menstruasi, bahwa menstruasi
membuat anak laki-laki merasa agak terpisah dari anak perempuan, dan
bahwa ketika mereka memasuki masa dewasa muda dan membentuk
7
hubungan romantis, pria muda mengembangkan sikap yang lebih dewasa
tentang menstruasi.
b) Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa inggris deduction yang berarti
penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan umum, menemukan yang
khusus dari yang umum. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Para peneliti memulai
pendekatan ini dengan teori sosial yang mereka anggap menarik dan
kemudian menguji implikasinya dengan data. Artinya, mereka bergerak
dari tingkat yang lebih umum ke tingkat yang lebih spesifik. Pendekatan
deduktif untuk penelitian adalah salah satu yang orang biasanya
mengasosiasikan dengan penyelidikan ilmiah. Peneliti mempelajari apa
yang telah dilakukan orang lain, membaca teori yang ada tentang
fenomena apa pun yang dia pelajari, dan kemudian menguji hipotesis yang
muncul dari teori-teori itu.
8
hipotesis yang muncul dari teori-teori itu. Berikut langkah-langkah dalam
metode deduktif
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu untuk para pembaca apabila menemui
beberapa kesalahan dalam makalah ini maka kami mengharap kritik dan
sarannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas pasundan.
11