Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“Metode – Metode dalam Ilmu Pengetahuan ”

Oleh :
Kelompok 7
Ayu Melati (17175003)
Faradilah (17175011)
Rahima Syabrina Sarmi (17175023)
Rizki Fadilah (17175025)

Pendidikan Fisika A

Dosen Pembimbing:
Dr. Yulkifli, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Filsafat Ilmu dengan judul “Metode – Metode dalam Ilmu
Pengetahuan”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menemui beberapa kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah
Filsafat Ilmu Bapak Dr.Yulkifli, M.Si.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 3
A. Metode dalam ilmu pengetahuan .............................................................. 3
1. Definisi Metode dalam Ilmu Pengetahuan......................................... 3
2. Jenis-jenis Metode dalam Ilmu Pengetahuan..................................... 3
3. Perbedaan Jenis-jenis Metode dalam Ilmu Pengetahuan ................. 13
B. Perbedaan Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian. ............... 16
1. Ilmu Pengetahuan ............................................................................ 16
2. Penelitian ......................................................................................... 19
3. Perbedaan Konsep Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan
Penelitian ......................................................................................... 22
C. Implementasi Metode dalam Ilmu Pengetahuan pada Proses
Pembelajaran Fisika di Sekolah .............................................................. 25
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 29
A. Kesimpulan ............................................................................................. 29
B. Saran ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diberi
kemampuan untuk berpikir mengenai kejadian yang dialami dalam hidup dan
keseharian. Dengan kemampuan itu manusia mengalami proses belajar dan
memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dijadikan
sebagai bahan utama dari ilmu. Ilmu haruslah dilahirkan dari kebenaran.
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran (Soetriono dan Hanafie, 2007). Sehingga
dapat diartikan filsafat merupakan akar dari seluruh ilmu yang ada karena dari
hasil pemikiran-pemikiran filsafat itulah muncul teori-teori yang bermanfaat bagi
perkembangan keilmuan dan teknologi saat ini. Bertolak dari apa yang dilihat,
didengar dan dialami, manusia berpikir untuk memperoleh kebenaran akan
pengetahuan dan memperoleh ilmu.
Setiap manusia dianugrahi cara berpikir yang berbeda untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Sehingga cara atau metode setiap individu dalam memperoleh
ilmu pengetahuan pun bermacam-macam. Dalam ilmu filsafat, metode-metode
dalam ilmu pengetahuan dibedakan menjadi metode deduksi, metode induksi,
metode ilmiah. Metode ini juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran
disekolah. Oleh karena itu, perlu dikaji ulang tentang metode dalam ilmu
pengetahuan dan implementasinya dalam proses pembelajaran fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis metode dalam ilmu pengetahuan?
2. Apa perbedaan jenis-jenis metode dalam ilmu pengetahuan?
3. Apa perbedaan ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan penelitian?
4. Bagaimana implementasi metode dalam ilmu pengetahuan pada proses
pembelajaran fisika di sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini
sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan jenis metode dalam ilmu pengetahuan.
2. Mendeskripsikan perbedaan jenis-jenis metode dalam ilmu pengetahuan.
3. Mendeskripsikan perbedaan ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan
penelitian.
4. Mendeskripsikan implementasi metode dalam ilmu pengetahuan pada
proses pembelajaran fisika di sekolah.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Membantu mahasiswa memahami tentang metode dalam ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca, khususnya untuk
tenaga pendidik ke depannya dalam proses pembelajaran.
3. Memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti mata kuliah filsafat ilmu
pendidikan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Metode dalam ilmu pengetahuan


1. Definisi Metode dalam Ilmu Pengetahuan
Istilah metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu metode yang berarti cara atau jalan sedangkan secara semantik metode
adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dan hasil
yang efektif secara efisien. Metode menyangkut masalah cara kerja dan cara
pikir seseorang untuk memecahkan sebuah masalah atau permasalahan
untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi, metode dalam ilmu pengetahuan dapat
diartikan sebagai cara yang yang ditempuh untuk memperoleh ilmu
pengetahuan itu sendiri.
2. Jenis-jenis Metode dalam Ilmu Pengetahuan
Filsafat sebagai bidang pendidikan seperti yang dinyatakan dalam
Syam (1986) umumnya menggunakan tiga metode yaitu:
a. Contemplative atau perenungan, berarti memikirkan sesuatu sedalam-
dalamya tanpa keharusan adanya kontak langsung dengan obyeknya.
b. Speculative atau merenung, memiliki makna yang sama dengan
contemplative, namun lebih cenderung menganalisis dan
menghubungkan antar masalah secara berulang hingga mantap.
c. Deduktive, merupakan berpikir yang dimulai dari realita yang bersifat
umum untuk mengambil kesimpulan khusus.
Selain 3 metode di atas yang umum digunakan, filsafat juga
menggunakan metode indektive (metode berpikir dari hal yang khusus untuk
mengambil kesimpulan yang umum) dan metode ilmiah.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dibahas beberapa
macam metode atau cara pikir dalam mencari atau mendalami sebuah ilmu
pengetahuan, diantaranya secara metode deduktif, metode induktif, dan
metode ilmiah.

3
a. Metode Deduktif
Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales,
Pythagoras dan para filsuf Yunani lainnya periode klasik (600-300 SM).
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan
kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus
dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia:
273)
Menurut Jujun.S.Suriasumantri (48-49) Deduksi adalah cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus
disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Kesimpulan deduktif dibentuk
dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai
dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit
Macam-Macam metode berpikir deduksi, diantaranya :
1) Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara
deduktif. Silogisme disusun atas dua pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian tiga
buah pendapat, yang terdiri atas dua pendapat dan satu kesimpulan.
Silogisme terbagi dalam beberapa kelompok, diantaranya :
a) Silogisme Kategorial
Silogisme katergorial adalah suatu bentuk penalaran yang
berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang
berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan. Dengan kata lain
silogisme katergorial adalah berpikir dengan membandingakan dan

4
menghubungkan beberapa pernyataan untuk menarik sebuah
kesimpulan.
b) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian adalah
semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa.
Silogisme hipotesis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam pernyataan itu tidak ada atau
tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang
bersifat hipotesis. Jadi silogisme hipotesis ini adalah berpikir dari
sebuah pandangan atau pendapat, kemudian menarik barulah
menarik hipotesis setelah menimbang semua kebenaran yang ada
dari pandangan atau pendapat tersebut. Dalam silogisme hipotesis
asumsi atau hipotesis yang diambil akan berpengaruh kepada
kebenaran yang akan diperoleh.
c) Silogisme Alternatif
Jenis silogisme alternatif biasa juga disebut dengan silogisme
disjungtif, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi
alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-
kemungkinan atau pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah
proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung pada premis
minornya, jika premis minornya menerima satu alternatif maka
alternatif lainnya akan ditolak; dan jika premis minornya menolak
satu alternatif maka alternatif lainnya akan diterima dalam
konklusi.
Jadi silogisme atlernatif ini adalah berpikir dengan
memandang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
tergantung berapa banyak yang memilih pernyataan tersebut.
Pernyataan yang dipilih akan dianggap sebagai pandangan yang
sebenarnya dan pernyataan lain dianggap salah.

5
2) Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat
dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau dilupakan
karena sudah sama-sama diketahui.
Kelebihan dari metode deduktif adalah tidak akan ada
perbedaan pendapat dalam kebenaran konsep dan kebenaran suatu
konsep sudah bersifat umum sehingga dapat langsung diaplikasikan
dalam masalah-masalah yang konkret.
Kelemahan metode deduktif dan beberapa hal yang tidak
mungkin untuk dijalankan dengan ketat adalah metode ini memakan
waktu yang cukup lama. Karena dalam beberapa peristiwa ilmuwan
harus menantikan jawaban dari alam, untuk menunggu fenomena baru
yang memperkuat dugaan tersebut. Contohnya salah satu prinsip atau
hukum dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat, kalau
dipanaskan akan memuai (pernyataan umum). Besi dan seng adalah
benda padat (fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika
dipanaskan akan memuai (kesimpulan atau pernyataan khusus).
b. Metode Induktif
Metode induktif dipengaruhi oleh Johan Frederich Herbart, pakar
pendidikan asal Jerman. Yang sebelumnya metode deduktif telah
berkemang di Eropa. Metode induktif adalah metode yang menggunakan
pendekatan cara berfikir induktif yaitu cara berfikir dengan dimulai dari
hal-hal yang bersifat partikular kemudian digieneralisasikan dan
dijadikan sebagi kesimpulan atas beberapa kasus-kasus partikular lain
yang memiliki kesamaan-kesamaan tertentu.
Adapun pengertian metode induktif menurut para ahli, yaitu
sebagai berikut.
1) Dr. Hasan Syahatah
Metode induktif merupakan metode berfikir alamiah yang
memerankan akal dalam mencapai suatu hukum pada hakikat yang
terlihat atau pengetahuan pada hakikat yang tidak terlihat atau

6
pengetahuan terhadap hakikat yang tidak terlihat atau tidak diketahui,
dalam metode ini pikiran beralih dari hal-hal yang bersifat partikular
kepada undang-undang yang persifat universal dan dari kondisi-
kondisi tertentu kepada hukum yang bersifat umum, metode induktif
menekankan siswa membuka pengetahuan-pengetahuan dan hakikat-
hakikat sesuatu dengan dirinya sndiri. Sebagaimana peranya dalam
pembelajaran, guru dituntut menyajikan sekumpulan banyak contoh-
contoh yang sesuai dengan kaidah umumnya, kemudian beralih pada
contoh lan dan berdiskusi untuk mengambil kesimpulan sebuah kaidah
umu.
2) Abdul Qadir Ahmad
Metode ini dilakukan dengan cara menyajikan contoh-contoh
dan siswa mndiskusikan contoh-contoh tersebut, menganalogikan
antara contoh-contoh tersebut dan menarik menarik suatu definisi
kemudian mempraktekanya. Metode ini dimulai dari hal-hal partikular
untuk mendapatkan kaidah umum dan menyeluruh.
3) Francis Bacon
Menurut Francis Bacon metode induktif adalah proses
pemikiran dengan cara mengamati dan meneliti fenomena-fenomena
yang terjadi dan kemudian digeneralisasikan sebagai kesimpulan.
Dengan kata lain metode induksif adalah cara berpikir dari hal-hal
yang bersifat kusus (particular) menuju ke hal-hal yang bersifat
umum. Contoh: logam besi dipanaskan memuai, logam perak
dipanaskan memuai, logam emas dipanaskan memuai, jadi semua
logam dipanaskan memuai.
Kelebihan dari metode induktif adalah sebagai berikut.
1) Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks
yang terdapat dalam data.
2) Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti
dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan
dipertimbangkan.

7
3) Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan
kepada latar lainnya.
4) Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan.
5) Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari setuktur analitik
Kelemahan dari metode induktif adalah sebagai berikut.
1) Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari persepsi manusia . Serta-
merta manusia melihat fakta, maka dalam benaknya telah ada persepsi
tertentu dan serta-merta abduksi timbul. Hal ini tidak dapat
dihindarkan dan tidak boleh memaksa ilmuwan untuk bersih dari
pikiran dan imajinasi mengenai fakta tersebut pada saat melihat suatu
gejala. Tidak mungkin suatu fakta diamati bersih dari persepsi awal.
Bisa jadi teori dan asumsi sudah memainkan peranan di sini,
walaupun nantinya asumsi terbukti salah.
2) Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja, fakta apa adanya yang
tampak di mata kita tanpa proses lebih lanjut. Tidak ada fakta yang
hadir telanjang, semua memerlukan spekulasi, imajinasi untuk
membuat fakta tersebut menjadi bermakna dan ada proses terjadinya
setelah itu.
3) Metode induksi tidak pernah lengkap. Metode induksi selalu
menekankan pada sifat sementara, hipotesis maupun kesimpulan yang
didapat selalu bersifat sementara karena tidak semua fakta dapat
dikumpulkan, selalu ada di kemudian hari fakta baru yang harus
ditambahkan, selalu saja ada klasifikasi baru yang perlu dibuat,
demikian pula faktor dan parameter yang perlu diperhitungkan.
Kesimpulan maupun teori yang sudah ada selalu memerlukan fakta
baru yang mendukungnya dan semakin lama semakin sempurna.

8
c. Metode Ilmiah
Soetriono dan Hanafie (2007) menjelaskan bahwa metode ilmiah
merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Menurut Endraswara (2012), metode
ilmiah dapat diwujudkan dengan melakukan penelitian.
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan
jauh dari pertimbangan subyektif, menggunakan prinsip analisis,
menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif. Menggunakan suatu
fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan
pembuktian yang obyektif.
1) Karakteristik metode ilmiah
a) Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan
masalah.
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu
dicari jawaban atau pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam
metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah asumsi, atau simpulan,
bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir
untuk memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata.
Untuk memulai suatu metode ilmiah, maka dengan demikian
pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang dihadapi
dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan
menuntun proses selanjutnya.
b) Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis.
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara
sistematis dengan bertahap, tidak zig-zag. Proses berpikir yang
sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah
hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses
berpikir dilakukan sesuai langkah-langkah metode ilmiah secara
sistematis dan berurutan.
c) Metode ilmiah didasarkan pada data empiris.

9
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris.
maksudnya adalah, bahwa masalah yang hendak ditemukan
pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya, yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak
tersedia data empiris merupakan salah satu kriteria penting dalam
metode ilmiah. Apabila sebuah masalah dirumuskan lalu dikaji
tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode
ilmiah.
d) Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir
dilaksanakan secara terkontrol. Maksudnya terkontrol disini adalah,
dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar dan terjaga,
jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan
kebenarannya dapat dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang
berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam keadaan berkhayal atau
bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.
2) Langkah- langkah metode ilmiah
Metode ilmiah awalnya muncul dari serangkaian kegiatan yang
dilakukan ilmuan fisika Bacon dan Popper yang melakukan penelitian.
Namun langkahnya dianggap sangat sederhana. Langkah tersebut
dikemukakan dalam Latif (2012) terdiri atas pengenalan, dan
perumusan masalah, pengumpulan informasi yang relevan, perumusan
hipotesis, pelaksanaan eksperimen, dan publikasi atau penyebaran
informasi.
Tahapan atau langkah metode ilmiah yang dijelaskan (Soetriono
dan Hanafie, 2007) terdiri dari 6 langkah diantaranya mencari,
merumuskan, dan mengidentifikasi masalah; menyusun kerangka
pikiran; merumuskan hipotesis; menguji hipotesis secara empirik;
melakukan pembahasan; dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dikemukakan apat
disimpulkan langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut.

10
a) Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan
kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan
kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang
melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan.
Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan
mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
b) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah
yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah,
perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas
dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang
peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini
dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan.
c) Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda
dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah.
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang
sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data
berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan
data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.

11
d) Pengujian hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah
jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses
pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah melakukan
eksperimen, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan
hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum melakukan eksperimen untuk pengujian
hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan
maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil
suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi
berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian
hipotesis itu sendiri.
e) Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah
metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan
sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk
kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan
untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang
diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan
karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan
masalah yang diajukannya.

12
3. Perbedaan Jenis-jenis Metode dalam Ilmu Pengetahuan
Tabel 1 Perbedaan Metode Deduktif, Metode Induktif dan Metode Ilmiah

Aspek Metode deduktif Metode induktif Metode ilmiah


Pengertian Metode deduktif adalah Metode induktif adalah metode Metode ilmiah merupakan metode proses
metode menarik berfikir dengan dimulai dari hal-hal keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
kesimpulan berupa prinsip yang bersifat partikular secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
atau sikap yang berlaku kemudian digieneralisasikan Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir
khusus berdasarkan atas deduktif dan cara berfikir induktif dalam
fakta-fakta yang bersifat membangun pengetahuan
umum
Kelebihan Tidak akan ada perbedaan 1. Metode induktif lebih dapat 1. metode ilmiah lebih bisa dipertanggung
pendapat dalam kebenaran menemukan kenyataan yang jawabkan, dikarenakan adanya bukti-bukti
konsep dan kebenaran suatu kompleks yang terdapat dalam yang konkret dan ada ukuran yang jelas;
konsep sudah bersifat umum data. 2. jelas, dapat di buktikan dan dapat diamati
sehingga dapat langsung 2. Metode induktif lebih dapat langsung oleh alat indra pada manusia;
diaplikasikan dalam memberikan latar secara penuh 3. dapat dijadikan satuan atau tolok ukur
masalah-masalah yang dan dapat membuat keputusan- untuk penelitian-penelitian selanjutnya,
konkret keputusan tentang dapat bila tidak terdapat kesalahan;
Aspek Metode deduktif Metode induktif Metode ilmiah
tidaknya pengalihan kepada latar 4. mengajarkan pada manusia untuk menatap
lainnya. realita dan segala sesuatu yang ada;
3. Metode induktif lebih dapat 5. operasional, dapat di gunakan dan di
menemukan pengaruh bersama amalkan dalam kehidupan keseharian; dan
yang mempertajam hubungan- 6. logis, karena dapat di buktikan oleh semua
hubungan. orang walaupun telah melewati tahap-
tahap metode ilmiah

Kekurangan Metode ini memakan waktu 1. Fakta yang diamati tidak dapat 1. metode ilmiah tidak mungkin bisa
yang cukup lama. Karena lepas dari persepsi manusia menjangkau objek yang bersifat inmateri
dalam beberapa peristiwa 2. Fakta tidak pernah tampil (gaib), dikarenakan tidak adanya wujud,
ilmuwan harus menantikan sebagai fakta saja, fakta apa ukuran dan timbangan yang jelas
jawaban dari alam, untuk adanya yang tampak di mata 2. kurang valid, karena tidak semua hasil dari
menunggu fenomena baru kita tanpa proses lebih lanjut. metode atau penelitian di suatu daerah
yang memperkuat dugaan Tidak ada fakta yang hadir akan bisa di terapkan untuk daerah lain;
tersebut telanjang, semua memerlukan 3. membutuhkan waktu yang lama, karena
spekulasi, imajinasi untuk penelitian dilakukan secara berulang;
membuat fakta tersebut menjadi 4. membutuhkan biaya yang sangat mahal,

14
Aspek Metode deduktif Metode induktif Metode ilmiah
bermakna dan ada proses karena setiap penelitian memerlukan alat
terjadinya setelah itu bantu berupa peralatan yang menggunakan
tehnologi canggih;
5. dapat terhapus atau tidak di pakai bila
terbukti ditemukan kesalahan dan bila
muncul teori lain yang dianggap lebih
berguna

15
B. Perbedaan Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian.
1. Ilmu Pengetahuan
a. Pengertian ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan berasal dari dua suku kata; ilmu dan
pengetahuan. Secara etimologi, ilmu dalam bahasa Inggris disebut
sebagai science, yang merupakan serapan dari bahasa latin scientia, yang
merupakan turunan dari kata scire, dan mempunyai arti mengetahui (to
know), yang juga berarti belajar (to learn) (Gie,2000: 87). Science juga
bermakna pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-
syarat yang khas (Anshari, 2002: 47). Sementara pengetahuan dalam
bahasa Inggris disebut sebagai knowledge yang mempunyai arti;
1) the fact or conditioning of being aware of something (kenyataan atau
kondisi menyadari sesuatu).
2) the fact or conditioning of knowing something with familiarity gained
through experience or association (kenyataan atau kondisi mengetahui
sesuatu yang diperoleh secara umum melalui pengalaman atau asosiasi),
3) the sum of is known; the body of truth, information, and principles
acquired by mankind, (sejumlah pengetahuan, susunan kebenaran
informasi, dan prinsip-prinsip yang diperoleh manusia)
4) the fact or condition of having information or of being learned
(kenyataan atau kondisi memiliki informasi yang sedang dipelajari)
(Suhartono, 1997: 95).
Ilmu pengetahuan secara terminologi menurut beberapa pendapat para
ahli, diantaranya:
1) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag menulis: “Science is empirical,
rational, general and cumulative; and it is all four at once” (ilmu adalah
yang empiris, yang rasional, yang umum dan bertimbun-bersusun; dan
keempat-empatnya serentak).
2) Karl Pearson (1857-1936) merumuskan: “Science is the complete and
consistent description of the facts of experience in the simplest possible
terms” (Ilmu pengetahuan adalah lukisan atau keterangan yang lengkap
dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sesederhana/sesedikit mungkin).
3) Prof. Dr. Ashley Montagu, guru besar antropologi di Rutgers University
menyimpulkan: Science is a systematized knowledge derived from
observation, study and experimentation carried on order to determine the
nature of principles of what being studied” (ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat dan prinsip
tentang hal yang sedang dipelajari).
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ilmu pengetahuan adalah suatu fakta yang bersifat empiris atau gagasan
rasional yang dibangun oleh individu melalui percobaan dan pengalaman
yang teruji kebenarannya.
Ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri yaitu; sistematis, objektif,
rasional, general, reliabel dan komunitas (Gie, 2000: 148-150).
1) Sistematis mengandung makna ilmu pengetahuan disusun secara
berurutan atau teratur yang memiliki fakta-fakta penting yang saling
berkaitan.
2) Objektif berarti menjelaskan apa adanya sesuai dengan fenomena yang
terjadi.
3) Rasional bermakna bersumber pada pemikiran rasio yang mematuhi
kaidah-kaidah logika.
4) General bermakna kualitas ilmu pengetahuan dapat merangkum
keseluruhan fenomena yang bersifat umum, artinya kebenaran yang
didapatkan dapat diterapkan untuk fenomena yang sama tanpa terikat
ruang dan waktu.
5) Reliabel bermakna dapat diperiksa kebenarannya, diselidiki kembali atau
diuji ulang oleh setiap anggota lainnya dari masyarakat ilmuan.
6) Komunitas, dapat diterima secara umum, setelah diuji kebenarannya oleh
ilmuwan.

17
b. Sumber pengetahuan
Menurut Mulyadi Kartanegara (2005: 101-102), sumber ilmu
pengetahuan merupakan alat atau sesuatu darimana individu memperoleh
informasi tentang suatu objek. Karena manusia mendapatkan informasi dari
indera dan akal, maka tiga alat itulah yang dianggap sebagai sumber ilmu
pengetahuan. Dengan kata lain, sumber ilmu pengetahuan adalah empirisme
(indera) dan rasionalisme (akal). Selain itu, bagi umat muslim wahyu juga
merupakan sumber pengetahuan selain indera dan akal.
1. Empirisme
Empirisme adalah pengetahuan yang diperoleh dengan perantaraan
panca indera. Paham empirisme berpendirian bahwa pengetahuan berasal
dari pengalaman. John Locke yang merupakan tokoh dalam teori ini
mengemukakan bahwa manusia ibarat kertas putih, maka pengamalan panca
inderawinya yang akan menghiasi jiwa manusia dari mempunyai
pengetahuan yang sederhana hingga menjadi pengetahuan yang kompleks
(Tafsir, 2007: 24). Selain itu, David Hume mengemukakan bahwa manusia
sejak lahir tidak mempunyai pengetahuan sama sekali, pengetahuannya
didapatkan melalui pengideraan. Hasil dari pengamatan melalui inderanya,
maka menghasilkan dua hal; kesan (impression) dan ide (idea).
2. Rasionalisme
Rasionalisme merupakan kebalikan dari empirisme yang berpendirian
bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Akal memang membutuhkan
bantuan panca indera untuk memperoleh data dari alam nyata, tetapi hanya
akal yang mampu menghubungkan data satu sama lainnya, sehingga
terbentuklah pengetahuan. Menurut Von Glasersfeld (Bakhtiar, 1997: 41),
pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia
berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berarti dua macam.
Pertama, lingkungan yang menunjuk pada keseluruhan obyek dan semua
relasinya yang diabstraksikan dari pengalaman. Kedua, lingkungan yang
menunjuk pada sekeliling hal itu yang telah diisolasikan.

18
3. Wahyu
Allah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap ilmu
pengetahuan. Hal ini bisa dibuktikan dengan turunnya surat yang pertama
kali yang menyeru kepada manusia untuk membaca, mengajarkan ilmu
pengetahuan yang belum diketahuinya serta menunjukkan kedudukan qalam
(pena), yaitu alat yang digunakan oleh Allah mengajar manusia untuk
menulis (Najati, 2002: 14). Di samping al-Qur’an memotivasi umatnya
untuk mencari pengetahuan , al–Qur’an juga merupakan sumber
pengetahuan bagi umat Islam, karena ia memberikan pesan-pesan
intelektual, baik yang berkaitan dengan keimanan, ritual, hubungan sosial
dan disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Di dalamnya terkandung benih-benih
ilmu pendidikan, ilmu hukum, sosiologi, sejarah, ekonomi, teologi, sains,
dan sebagainya.
Al-Qur’an memang bukan buku ilmiah, melainkan guidance book
(buku petunjuk) bagi manusia dalam beragama, bermasyarakat dan
berbangsa. Oleh karena itu, al-Qur’an sengaja tidak memberikan rumus-
rumus ilmu pengetahuan secara mendetail dan matang dengan tujuan agar
umat Islam berupaya secara maksimal menggunakan akalnya untuk
menemukan pengetahuan yang selama ini belum terungkap. Ia memberikan
inspirasi ilmiah atau dorongan kepada pemikir muslim yang mencakup
berbagai disiplin ilmu.
As Sunnah sebagai sumber pengetahuan kedua, secara etimologi
(harfiah), berarti jalan, metode dan program. Sedangkan secara terminologi,
sunah adalah sejumlah perkara yang dijelaskan melalui sanad yang shahih,
baik berupa perkatan, perbuatan, peninggalan, sifat, pengakuan, larangan,
hal yang disukai dan dibenci, peperangan, tindak-tanduk dan semua
kehidupan nabi Muhammad saw.
2. Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang
hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata
penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris.

19
Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to
search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research
(penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Tujuan penelitian adalah
untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima secara umum, maupun
mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada pendapat
tersebut. Suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dinamakan
sebagai penelitian ilmiah. Dari pengertian penelitian (research) secara umum
tersebut, terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli
antara lain sebagai berikut.
a) Parson (1946): Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah
pencarian atas sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
b) John (1949): Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian
adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk
menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum
tertentu.
c) Woody (1972): Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode
untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian
definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau
jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil
untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis.
d) Donald Ary (1982): Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah
penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk
memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian mempunyai beberapa syarat. Adapun tiga syarat terpenting


dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut.
a) Sistematis

20
Penelitian dilaksanakan berdasarkan pola tertentu dari hal yang paling
sederhana hingga yang kompleks dengan tatanan yang tepat sampai dengan
tercapainya tujuan yang efektif dan efisien.
b) Terencana
Penelitian dilaksanakan karena terdapat unsur kesenjangan dan
sebelumnya sudah terkonsep langkah-langkah pelaksanaannya.

c) Mengikuti konsep ilmiah


Maksudnya adalah mulai dari awal hingga sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan atau
ditetapkan yaitu dengan prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan
Selain mempunyai syarat, penelitian juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan
penelitian adalah sebagai berikut.
1) Eksloratif (penjajagan) adalah penelitian yang tujuan untuk menemukan
suatu pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
2) Verifikatif (pengujian) adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
melakukan pengujian terhadap teori ataupun hasil penelitian sebelumnya,
sehingga dapat diperoleh hasil yang dapat menggugurkan atau memperkuat
teori atau hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
3) Development (pengembangan) adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan, menggali dan memperluas lebih dalam mengenai suatu
masalah.

21
22

3. Perbedaan Konsep Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian


Tabel 2 Perbedaan Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian

Aspek Ilmu pengetahuan Metode ilmiah Penelitian


Pengertian Ilmu pengetahuan adalah suatu fakta Metode ilmiah merupakan proses Penelitian adalah suatu penyelidikan
yang bersifat empiris atau gagasan keilmuan untuk memperoleh terorganisasi, atau penyelidikan yang
rasional yang dibangun oleh individu pengetahuan secara sistematis hati-hati dan kritis dalam mencari
melalui percobaan dan pengalaman berdasarkan bukti fisis fakta untuk menentukan sesuatu
yang teruji kebenarannya
Karakteristik Ilmu pengetahuan mempunyai ciri- Karakteristik metode ilmiah Penelitian mempunyai karakteristik
ciri yaitu; 1. merupakan proses berpikir bahwa penelitian mempunyai syarat:
1. sistematis, untuk memecahkan masalah 1. Sistematis
2. objektif, 2. proses berpikir dilakukan 2. Terencana
3. rasional, secara sistematis 3. Mengikuti konsep ilmiah
4. general, 3. metode ilmiah didasarkan pada
5. reliabel dan komunitas data empiris
4. proses berpikir dilakukan
secara terkontrol
Tujuan 1. Memberikan pemahaman kepada 1. Meningkatkan keterampilan 1. Eksloratif (penjajagan) adalah
Aspek Ilmu pengetahuan Metode ilmiah Penelitian
manusia tentang berbagai menulis dengan menggunakan penelitian yang tujuan untuk
masalah dan fenomena dalam fakta di lapangan yang berupa menemukan suatu pengetahuan
hidup fenomena dan ditinjau secara baru yang sebelumnya belum
2. Mencari dan menemukan alasan akademis melalui konsep dan pernah ada.
mengenai segala sesuatu teori 2. Verifikatif (pengujian) adalah suatu
3. Menemukan kebenaran dan 2. Mengembangkan pengetahuan penelitian yang bertujuan untuk
penjelasan objektif tentang akademis untuk kepentingan melakukan pengujian terhadap
segala sesuatu praktis dan akademis teori ataupun hasil penelitian
3. Meningkatkan keterampilan sebelumnya, sehingga dapat
dalam menyajikan dan diperoleh hasil yang dapat
emngorganisir fakta secara menggugurkan atau memperkuat
sistematis teori atau hasil penelitian yang
4. Meningkatkan pemahaman telah dilakukan sebelumnya.
penulisan dengan mekanisme 3. Development (pengembangan)
yang telah ditentukan adalah suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan,
menggali dan memperluas lebih
dalam mengenai suatu masalah

23
24
25

C. Implementasi Metode dalam Ilmu Pengetahuan pada Proses


Pembelajaran Fisika di Sekolah
Metode dalam ilmu pengetahuan dapat diimplementasikan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam ruang
lingkup IPA, yang bahasannya tentang kejadian di alam. Fisika merupakan
cabang ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang ada di alam. Fisika
sebagai ilmu tentunya diperoleh dengan metode-metode yang ada seperti
metode deduktif, metode induktif, dan metode ilmiah.
1. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah metode pemerolehan ilmu pengetahuan yang
didasari hal-hal umum untuk menyimpulkan kasus yang khusus. Dalam
proses pembelajaran fisika, salah satu contohnya pada materi besaran
vektor.
Premis mayor: Besaran vektor adalah besaran yang memiliki arah
Premis minor: Gaya termasuk besaran vektor
Kesimpulan: Gaya memiliki arah
Berdasarkan premis di atas dapat dilihat bahwa dari konsep umum materi
fisika tentang vektor, siswa dapat mengidentifikasi besaran lain yang
termasuk besaran vektor tersebut memilikik karakteristik yang sama dengan
besaran vektor pada umumnya.
2. Metode Induktif
Pemerolehan ilmu pengetahuan berdasarkan penalaran induktif dapat
diawali dari hal-hal khusus sehingga dapat diambil kesimpulan yang bersifat
umum. Contohnya pada materi kalor, siswa memanaskan beberapa benda
seperti besi, tembaga, dan platina. Didapatkan hasil maisng-masing sebagai
premis minor.
Premis minor: besi dipanaskan memuai
tembaga dipanaskan memuai
platina dipanaskan memuai
kesimpulan: semua logam memuai bila dipanaskan
Berdasarkan uraian premis di atas, didapat bahwa pemeroleh ilmu secara
induktif diawali dengan hal-hal yang sifatnya khusus yaitu masing-masing
besi, tembaga, dan platina yang dipanaskan memberikan hasil yang sama
ketika dipanaskan yaitu mengalami pemuaian. Karena besi, tembaga, dan
platinum termasuk jenis logam maka dapat diambil kesimpulan secara
umum bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai.
3. Metode Ilmiah
Rangkaian kegiatan pada metode ilmiah dapat diterapkan pada materi
fisika khususnya dalam penyelesaian masalah dengan melibatkan kegiatan
praktikum. Adapun salah satu contoh materi yang dpaat diterapkan langkah
metode ilmiah adalah materi tentang tekanan.
Guru meminta peserta didik untuk mengamati bebek dan ayam.
Mengapa bebek dapat berjalan dilumpur dengan mudah dibandingkan
ayam? Setelah diidentifikasi, kaki bebek dan ayam yang memiliki
perbedaan bentuk. Permukaan kaki bebek lebih luas dibandingkan kaki
ayam seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 (a) kaki bebek, (b) kaki ayam


Sehingga rumusan masalah yang didapat diubah menjadi bentuk yang lebih
ilmiah menjadi “adakah pengaruh luas bidang tekan terhadap besarnya
tekanan?” (Merumuskan masalah).
Setelah itu, peserta didik diberi kesempatan untuk memberikan dugaan
sementara dari rumusan masalah (Merumuskan hipotesis). Hipotesis
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
Ha: Tidak ada pengaruh luas terhadap besarnya tekanan
H0: ada pengaruh luas terhadap besarnya tekanan

26
Langkah selanjutnya adalah melakukan eksperimen yang dapat
membuktikan hipotesis (Mengumpulkan data). Peserta diberikan lembar
kerja sebagai berikut.

27
Langkah selanjutnya setelah melakukan eksperimen adalah
membuktikan hipotesis. Dengan menganalisis data yang diperoleh maka
hipotesis dapat diputuskan untuk ditolak atau diterima. Setelah itu barulah
langkah terakhir yaitu mengambil kesimpulan yaitu ada pengaruh luas
permukaan terhadap besarnya tekanan.
Hal ini dapat dikaitkan dengan habitat dan tempat mencari makan dari
kedua hewan tersebut. Bebek mencari makan di lumpur sehingga sedangkan
ayam mencari makan di tanah dengan cara mengais. Sehingga bebek
memerlukan tekanan yang lebih kecil agar tidak terbenam di dalam lumpur
sehingga bebek dianugrahi permukaan kaki yang lebih luas daripada ayam.

28
29

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis-jenis metode dalam ilmu pengetahuan ada 3 yaitu metode deduktif,
metode induktif, dan metode ilmiah.
2. Perbedaan ketiga metode adalah metode deduktif menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta
yang bersifat umum, metode induktif dimulai dari hal-hal yang bersifat
partikular kemudian digeneralisasikan, sedangkan metode ilmiah merupakan
metode proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir
deduktif dan cara berfikir induktif dalam membangun pengetahuan.
3. Perbedaan ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan penelitian yaitu Ilmu
pengetahuan merupakan suatu fakta yang bersifat empiris yang teruji
kebenarannya, metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis. Penelitian adalah suatu
penyelidikan terorganisasi dalam mencari fakta. Metode ilmiah adalah
bagian dari penelitian untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
4. Implementasi metode deduktif, metode induktif, dan metode ilmiah dapat
dilakukan pada proses berpikir siswa dalam mengambil kesimpulan pada
materi.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu
diharapkan kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar
makalah ini lebih baik untuk selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Arman, Gus. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ilmiah.


http://pikiranmhsw.blogspot.co.id/2011/05/kelebihan-dan-keterbatasan-
metode.html diakses 06 september 2018

C. Susanto. 2010. Filsafat Ilmu Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis,


Epistemologis, Dan Aksiologis . Jakarta : Bumi Aksara

Endraswara, Suwardi. 2012. Filsafat Ilmu. FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Idzam Fautanu. 2012. Filsafat Ilmu Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Referensi

Noeng Muhadjir. 2001. Filsafat Ilmu Pisiticisme, Post Positivisme, Dan


Postmodernisme. Yogyakarta : Rakesarasin

Rusuli, Izzatur dan Zakiul Fuady M Daud. 2015. “Ilmu pengetahuan dari John
Locke ke Al Attas”. Jurnal Pencerahan. Volume 9 nomor 1. Majelis
Pendidikan Daerah Aceh.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. 2005. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung. PT IMTIMA

Semiawan, Conny dkk. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta. PT Mizan Publika.

Soetriono dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Penerbit andi. Yogyakarta.

Syam, Mohammad Noor. 1986. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat


Kependidikan Pancasila. Usaha Nasional. Surabaya.

30

Anda mungkin juga menyukai