Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Langkah- langkah Penelitian secara tepat


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah penelitian kuantitatif

Dosen pengampu :
Prof. Drs, Zelhendri Zen, M.Pd., Ph.D.

Prof. Dr. Darmansyah, S.T., M.Pd.

Kelompok 2

Anggota Kelompok :
Khufifah Mahyulin 21004016

Miftahul Riski 21004019

Sarifah Aini 21004135

KURIKULUM TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini dengan
judul “Langkah-langkah penelitian kuantitatif ”. Makalah ini dibuat untuk melengkapi salah satu
tugas pada mata kuliah Penelitian Kuantitatf..
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
bapak Prof.Drs, Zelhendri Zen, M.Pd., Ph.D. dan bapak Prof.Dr. Darmansyah, S.T., M.Pd.
selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan atau bimbingan dalam menyusun
makalah ini. Semoga, makalah ini bermanfaat bagi kami dan menjadi referensi tambahan bagi
pembaca. Kami juga dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun, guna
untuk memperbaiki setiap kekurangan dari makalah ini.

Padang, 11 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman membuat berbagai hal di dunia ini semakin maju dengan
pesatnya. Modernitas itu terjadi bukan hanya mencakup media yang menjadi alat
penyampaiaannya saja melainkan mencakup semua aspek kehidupan sehari-hari; dunia
politik,sampai pada dunia keilmuan.Dalam perkembangannya, keilmuan yang mengkaji
tentang sains memiliiki peranan penting dalam perkembangan zaman itu sendiri. Keilmuan
yang terus berkembang membuat manusia yang memiliki fitrah dengan rasa keingin
tahuannya terus menerus berinovasi baik atas hal-hal yang baru maupun mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan. Dalam prosesnya, manusia
menggunakan keilmuan sebagai alat mencari kebenaran. Kebenaran keilmuan dapat
dibenarkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan penelitian.
Penelitian merupakan kegiatan keilmuan yang urgen dan sangat diminati dalam
berbagai aktivitas keilmuan, terlebih dalam dunia akademik. Penelitian menjadi hal penting
yang harus dilakukan oleh insan akademis guna menunjang tugas-tugas akademikaya.
Namun bukan hanya itu, penelitian menjadi tolak ukur keberhasilan suatu proses
pendidikan dan lebih luasnya lagi menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa dalam bidang
pembangunan sumber daya mausia. Yang menjadi salah satu penghambat kemajuan budaya
meneliti adalah kurangnya pengetahuan tentang metode penelitian itu sendiri sehingga
banyak orang terutama para insan akademis melakukan penelitian yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah metodologi penelitian yang benar. Oleh karena itu, penulis dalam makalah
ini akan membahas tentang langkah – langkah penelitian kuantitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Langkah-langkah penelitian kuantitatif yang tepat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian kuantitatif dengan tepat.
BAB II

PEMBAHASAN

Setiap metode penelitian pasti memilki langkah-langkah untuk melaksanakan


penelitiannya begitu juga dengan penelitian kuantitatif. Langkah-langkah penelitian kuantitatif
adalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang menarik untuk melakukan penelitian, biasanya
kerana adanya kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat
deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian penyelidik
sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997) berisi:
a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang
keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
b. Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.Penjelasan
dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian.
c. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan zaman.
d. Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya.
e. Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi
perkembangan ilmu.
2. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
A. Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang
seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori
dan sebagainya.
B. Pemilihan Masalah
- Mempunyai nilai penelitian (asli, penting dan dapat diuji).
- Feasible/dapat dilaksanakan (biaya, waktu dan kondisi).
- Sesuai dengan kualifikasi peneliti.
- Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988).
C. Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu, dan lain-
lain.
D. Perumusan Masalah
- Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
- Jelas dan padat
- Dapat menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis dan judul penelitian.
Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, suatu masalah dapat dirumuskan
dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan
dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Kalimat berita
lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik masalah yang bersangkutan.
Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan adanya tantangan untuk
mengumpulkan informasi lebih lanjut.
3. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai
dari masalah penelitian.
Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat
pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
b. Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
4. Telaah Pustaka
a. Manfaat Telaah Pustaka
b. Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti
c. Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
d. Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa
e. Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian
5. Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian,
pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan
analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang
sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan
permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah
yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian
hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara
jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.
6. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari
kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian.
7. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti).
Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan sebagainya dan
ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan
sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di
alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam
kata lain perlu ada definisi operasional.
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan
perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
8. Validitas/Keabsahan dan Reliabilitas/Keabsahan Instrumen
Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid maupun
reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik. Validitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur.
Ada beberapa jenis validitas, namun yang paling banyak dibahas adalah validitas
konstruk. Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
pusat perhatian penelitian. Konsep itu kemudian seringkali masih harus diubah menjadi
definisi yang operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah
selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan/ pernyataan-pernyataan yang sesuai
dengan definisi itu. Untuk mencari definisi konsep tersebut dapat ditempuh dengan berbagai
cara sebagai berikut:
- Mencari definisi konsep yang dikemukakan para ahli.
Untuk ini perlu dipelajari buku-buku referensi yang relevan.
- Jika dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi konsep-konsep penelitian, maka
peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut. Untuk tujuan ini peneliti dapat
mendiskusikan dengan ahli-ahli yang kompeten dibidang konsep yang akan diukur.
- Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-
orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Ancok: 1989).
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu
instrumen/alat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor/nilai yang diperoleh pada masing-
masing pertanyaan/pernyataan dari semua responden dengan skor/nilai total semua
pertanyaan/pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor/nilai setiap
pertanyaan/pernyataan dan skor/nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik
tertentu misalnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi hasil
pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur
sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda,
kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi
untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama,
pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit dicapai.
Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam pengukuran
fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial
kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang
sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran,
semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel
alat pengukur tersebut. Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu:
a. teknik ulangan.
b. teknik bentuk pararel.
c. teknik belah dua
Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua.
Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi alat
ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan instrumen kepada sejumlah responden kemudian dihitung validitas itemnya
Item yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang tidak valid dibuang.
b. Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan.
Untuk mebelah instrumen menjadi dua, dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut:
- Membagi item dengan cara acak (random).
- Membagi item berdasarkan nomor genap-ganjil. Untuk menghitung reliabilitasnya
skor total dari kedua belahan itu dikorelasikan.
9. Penetapan Metode Penelitian
Penetapan metode penelitian mencakup:
a. Penentuan subyek penelitian (populasi dan sampel)
b. Metode pengumpulan data (penyusunan angket)
c. Metode analisis data (pemilihan analisis statistik yang sesuai dengan jenis data).
10. Pembuatan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang
apa yang akan dilakukan dalam penelitian.
11. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data diperlukan kemampuan melacak peta wilayah, sumber
informasi dan keterampilan menggali data. Untuk itu diperlukan pelatihan bagi para tenaga
pengumpul data.
12. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
Pengolahan data meliputi editing, coding, katagorisasi dan tabulasi data. Analisis data
bertujuan menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan ditafsirkan. Dalam penelitian
kuantitatif analisis data menggunakan statistik.
Interpretasi bertujuan menafsirkan hasil analisis secara lebih luas untuk menarik kesimpulan.
13. Menyusun Laporan Penelitian
Untuk memudahkan menyusun laporan maka diperlukan kerangka laporan out line.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, ada terdapat beberapa langkah-langkah
senagai berikut :
1. Latar belakang Masalah
2. Identifikasi, perumusan dan pemilihan masalah
3. Perumusan tujuan dan manfaat penelitian
4. Telaah Pustaka
5. Pembentukan Kerangka Teori
6. Perumusan Hipotesis
7. Definisi Operasional Variabel Penelitian
8. Validitas/Keabsahan dan Reliabilitas/Keabsahan Instrumen.
9. Penetapan Metode Penelitian
10. Pembuatan Rancangan Penelitian
11. Pengumpulan Data
12. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi
13. Hasil Penelitian
14. Menyusun Laporan Penelitian
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca. Namun, saran
dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami terima demi
kesempurnaan di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Fajar, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni
– Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

Ace Suryadi, Teori dan Praktek Perumusan Masalah Dalam Penelitian Sosial Keagamaan,
Makalah Tidak Diterbitkan, 2000.

Djamaluddin Ancok, Teknik Penyusunan Skala Pengukuran; PPK UGM, Yogyakarta, 1989.

Harahap, Nasruddin, Penelitian Sosial : Latar Belakang, Proses : Persiapan Pelaksanaannya,


dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M
IAIN Sunan Kalijaga

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1985.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT. Rineka Cipta,
1992.

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos: Jakarta, 1997.

Anda mungkin juga menyukai