Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DESAIN PROPOSAL PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU : Arwin S.Pd.,M.Pd

Oleh kelompok 5

AMELISA MAHA PUTRI (21129346)

NURUL AZIZAH PILLI (21129086)

MUHAMMAD FAJRI (21129076)

KHAIRUL NARIDO (21129058)

ANNISA NURUL MAIDENDI (21129017)

HANIFAH AZZAHRA (21129401)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala rahmat dan berkat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah DESAIN PROPOSAL PENELITIAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah ini selanjutnya.

Maninjau, 3 Mei 2023

Kelompok 5

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian.
Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan
tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan
tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas
sesuai dengan keadaan di lapangan.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok.

Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat
melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek
yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu desain dan proposal penelitian kuantitatif?
2. Apa itu desain dan proposal penelitian kualitatif?
3. Apa perbedaan desain dan proposal penelitian kuantitatif dan kualitatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami desain dan proposal penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui dan memahami desain dan proposal penelitian kualitatif.
3. Untuk mengetahui perbedaan desain dan proposal penelitian kuantitatif dan kualitatif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Penelitian


Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang
berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian.

Desain Penelitian Menurut Para Ahli

Berikut pengertian desain penelitian menurut para ahli:

1. Silaen (2018) Menurut Silaen, desain penelitian adalah desain mengenai keseluruhan proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
2. Umar (2007) Menurut para ahli, desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja
yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antara variabel secara komprehensif agar hasil
risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Rencana tersebut
mencakup hal-hal yang akan dilakukan preset, mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya
secara operasional sampai analisis akhir
3. Nachmias dan Nachmias (1976) Menurut Nachmias dan Nachmias, desain penelitian merupakan
suatu rencana yang membimbing peneliti dalam proses pengumpulan, analisis, dan
interpretasi observasi. Maksudnya, suatu model pembuktian logis yang memungkinkan
peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel di dalam suatu
penelitian.

Pengertian Proposal Penelitian


Proposal penelitian adalah pedoman yang berisikan berbagai kegiatan serta langkah-langkah
sistematis yang akan diteliti oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian. (Sugiyono: 2013)
Menurut Prof. Robertus Wahyudi Triweko, Ph.D proposal penelitian adalah suatu bentuk pedoman
rencana kerja yang terdiri atas semua unsur-unsur pokok dalam proses penelitian. Proposal penelitian juga
harus berisikan informasi yang cukup bagi si pembaca untuk mengevaluasi penelitian yang akan diajukan.

B. Desain dan Proposal Penelitian Kuantitatif

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan
diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun rencana penelitian, perlu
diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan menghambat
terlaksananya penelitian.

Penelitian berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan “penyimpangan” dari
apa seharusnya dangan apa terjadi, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan
antara teori dan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada
ruang (tempat) dan waktu tertentu. Rencana penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga
dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut

4
proposal penelitian paling tidak berisi 4 komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan
Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.

Berikut adalah sistematika proposal penelitian kuantitatif:

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Identifikasi Masalah
3. Batasan Masalah
4. Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
6. Kegunaan Hasil Penelitian

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


1. Deskripsi Teori
2. Kerangka Berfikir
3. Hipotesis

III. PROSEDUR PENELITIAN


1.
Metode
2.
Populasi dan Sampel
3.
Instrumen Penelitian
4.
Teknik Pengumpulan Data
5.
Teknik Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
1. Organisasi Penelitian
2. Jadwal Penelitian

V. BIAYA YANG DIPERLUKAN


PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu
obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-
penyimpangan dari satandart yang ada, baik standart yang bersifat keilmuan maupun aturan-
aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah,
sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat
menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan
mengapa hal ini perlu diteliti.
2. Identifikasi Masalah
Dalam bagan ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua
masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin
dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan
studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai
sumber, sehingga semua masalah dapat di identifikasikan. Berdasarkan berbagai permasalahan
yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah
lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah yang akan diteliti.

5
Masalah apasaja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti.
Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
3. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat
dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang diidentifikasikan akan diteliti.
Untuk itu masalah yang akan diteliti harus dibatasi, dimana akan dilakukan penelitian, variabael
apa yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain.
4. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa yang akan diteliti, dan bagaimana
hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab dengan akurat,
maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan
dalam bab rumusan masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dapat dinyatakan dalam kalimat
pernyataan sesuai dengan judul penelitian.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir dalam merumuskan
masalah. Tetapi keduanya ada keterkaitannya dengan permasalahan, oleh karena itu dua hal ini
ditempatkan pada bagian ini. Tujuan penelitian disini tidak sama dengan tujuan yang ada pada
sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu
syarat untuk mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam
melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan.
6. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan dapat
tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya apa.
Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu :
1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu atau kegunaan teoritis.
2. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada
obyek yang diteliti.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka kegunaan penelitian adalah:
1. Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja pegawai.
2. Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas kepemimpinan.
3. Sebagai pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan
motiivasi kerja dan kualitas kepemimpinan.

C. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


1. Pengertian Teori

Sitirahayu Haditino (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting,
bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Dalam penelitian
kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas karena teori di sini sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori
dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas apa yang akan dipakai.

Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup atau konstruk variabel yang
akan diteliti, untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian karena pada dasarnya
hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.

6
2. Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah uraian teori-teori yang relevan dan mutakhir yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban
sememntara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen
penelitian.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang
penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti melalui uraian yang mendalam dan lengkap
dari berbagai referensi.
3. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut
berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas dua variabel atau
lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis
untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti
(Sapto Haryoko, 1999). Kerangka berfikir merupakan kesimpulan dari teori yang tersusun dalam
bentuk hubungan antara dua variable atau lebih atau perbedaan/persamaan/perbandingan nilai
variable dari satu sampel dengan sampel yang lain. Yang berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat
berupa kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka
berfikir asosiatif misalnya: Jika………………….maka……………….
4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian. Dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

D. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara
terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap
pertanyan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan ini harus sesuai dan saling
mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup memadai
dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan. Dalam rangka memecahkan masalah
penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, diperlukan suatu prosedur yang tepat.
Prosedur ini berisikan cara merumuskan masalah dalam mencapai tujuan.

Secara singkat, prosedur penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tahap perencanaan yaitu tahap di mana sebuah penelitian dipersiapkan. Semua hal yang
berhubungan dengan penelitian dipersiapkan pada tahap ini. Misalnya, pemilihan judul dan
hipotesis.
2. Tahap pelaksanaan merupakan sebuah tahap di mana sebuah penelitian sudah dilaksanakan.
Pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
3. Tahap penulisan merupakan tahap di mana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan.

7
1. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis diperlukan metode penelitian, seperti
metode survey.
2. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber
data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang dapat
diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data dapat dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
3. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala yang akan menggunakan instrumen
penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila
variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrumen.
4. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan disini ialah teknik pengumpulan data yang diperlukan sehingga didapat data
yang valid dan reliabel. Tidak semua teknik pengumpulan data dapat dilakukan, hanya tertentu
saja dan setiap teknik pengumpulan tada yang dicantumkan harus disertai data.
5. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian kuantitatif, teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang
diajukan, akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan,
maka teknik analisi data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka
rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab.

E. ORGANISASI
1. Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim atau kelompok maka diperlukan adanya organisasi
pelaksanaan penelitian. Setidaknya ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai
pembantu ketua.
2. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Dalam jadwal ini berisikan apa saja yang akan dilakukan, dan berapa lama yang akan dilakukan.

BIAYA PENELITIAN

Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan
tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan
dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
Biaya penelitian pada umumnya 60% digunakan untuk tenaga, dan 40% untuk penunjang seperti bahan,
alat, transport, sewa alat-alat komputer. Semua bahan yang dibutuhkan perlu diuraikan secara rinci.

1. Penelitian Eksperimen

Pengertian

Metode eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif. Penelitian eksperimen


dilakukan di laboratorium sedangkan penelitian naturalistic/kualitatif dilakukan pada kondisi yang

8
alamiah. Dalam penelitian eskperimen ada perlakuan (treatment), sedangkan dalam penelitian naturalistic
tidak ada perlakuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen merupakan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu siperhatikan yaitu
cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah
data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.Setiap penelitian mempunyai tujuan
dan kegunaan tertentu.Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,
pembuktian, dan pengembangan.Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya” (Sugiyono,
2014:2).

Dari penjelasan di atas dapat diterangkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau
tindakan yang dilakukan dengan urutan yang sistematis untuk memecahkan masalah dalam suatu
penelitian.

F. Desain Penelitian

Di dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yaitu Pre-
Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design,
yang mana masing-masing desain terbagi lagi menjadi beberapa bentuk. Hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut:

9
Pre-Eksperimen

Pre-Eksperimen merupakan eksperimen sungguh-sunguh. Karena terdapat variable luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Bentuk Pre-Eksperimen designs ada beberapa
macam, yaitu: One Group Pretest-Posttest Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

X = Treatmen yang diberikan (variable independen)

O = Observasi (variabel dependen)

X O

Model eksperimen ini dapat dibaca sebagai berikut:

Terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Perlakuan atau
treatment adalah variable independen dan hasil adalah variable dependen). Contoh :

Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O). Terdapat kelompok
murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya tahan belajarnya. Pengaruh ruang
kelas ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum
menggunakan AC dengan daya tahan belajar setelah menggunakan ruang kelas AC (misalnya sebelum
menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap hari 4 jam, setelah menggunakan AC daya tahan
belajar menjadi 6 jam. Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 – 4 = 2 jam.

Intec-Group Comparison

Desain One-shot Case Design, tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest,
sebelumnya diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti
berikut:

O1 X O2

10
Ket :

O1 = nilai pretest (sebelum diberikan treatmen)

O2 = nilai posttest (setelah diberikan treatmen)

O1 – O2 = pengaruh treatmen

Contoh: Dalam penelitian ini, kinerja pegawai sebelum menggunakan SINKAT diukur terlebih
dahulu (O1) misalnya jumlah laporan yang dihasilkan 10 laporan perbulan. Selanjutnya setelah
menggunakan metode SINKAT diukur kinerjanya (O2) misalnya jumlah laporan menjadi 25 perbulan.
Maka, pengaruh metode SINKAT : 25-10 = 15 atau 15 : 10 = 1,5 atau 150%. Hasil ini tidak perlu di uji
segnifikansinya, karena kelompok tidak di ambil secara random.

Intec-Group Comparison.

X O1

O2

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu
setengah kelompok untuk eksperimen (diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (tidak
diberi perlakuan).

O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan

O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

Contoh: Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam melaksanakan
pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (O1) dan setengahnya lagi menggunakan lampu
yang kurang terang (O2). Setelah beberapa minggu diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang
lebih produktif. Jadi, pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah O 1 – O2.

11
True-Expreimetal Design

True experimental merupakan eksperimen yang betul-betul. Karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variable yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama true eksperimen
adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Rancangan eksperimental sungguhan yang cukup dikenal adalah :

1. Posttest-only Control design

Dalam model rancangan ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibentuk dengan
prosedur random, sehingga keduanya dapat dianggap setara. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan
perlakuan. Setelah perlakuan telah diberikan dalam jangka waktu tertentu, maka setelah itu dilakukan
pengukuran variabel terikat pada kedua kelompok tersebut, dan hasilnya dibandingkan perbedaannya.

Desainnya adalah sebagai berikut :

(R) X O2

(R) O4

Maksud dari desain tersebut ialah ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok
pertama diberi perlakuan sedang kelompok dua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti
kemudian dilakukan pengukuran; sedangkan kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok
pengontrol tidak diberi perlakukan tetapi hanya dilakukan pengukuran saja.

2. Pretest – Posttest Control Group Design

Suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subjek. Dua kelompok subjek tes
tersebut diberi nama kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok eksperimen diberi
perlakuan. Sementara kelompok kontrol tidak. Sebelum dan sesudah pemberian perlakuan kedua
kelompok tersebut diukur variabelnya. Desain ini merupakan pengembangan desain di atas. Perbedaannya
terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test).
Desainnya adalah sebagai berikut :

(R) O1 X O2

12
(R) O3 O4

Factorial Design

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4
R O5 X Y1 O6
R O7 Y1 O8

Desain factorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variable moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable
independen) terhadap hasil (variable dependen).

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest.
Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi, O1 = O3 =
O5 = O7. Dalam hal ini variable moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Quasi Experimental Design

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Meskipun demikian
desain ini lebih baik dari true experimental design. Quasi-experimental design digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok control yang digunakan utnuk penelitian.

Quasi-experimental design terbagi atas dua bagian yaitu:

Time Series Design

O1O2O3O4 X O5O6O7O8

13
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali agar mengetahui kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
hasilnya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten.
Setelah kestabilan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru di beri treatment. Desain penelitian
ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehinga tidak memerlukan kelompok control.

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 =
O6 = O7 = O8.

Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4)

Hasil penelitian yang paling baik adalah di tunjukan pada grafik A. Hasil pretest menunjukan
keadaan kelompok sabil dan konsisten (O1 = O2 = O3 = O4) setelah diberi perlakuan keadaannya
meningkan secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).

Grafik B memperlihatkan adanya pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang


diseksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Contohnya: Pada waktu penataran,
pengetahuan dan keterampilannya meningkat, tetapi setelah kembali setelah kembali ketempat kerja
kemampuannya kembali sperti semula. Garafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada
pengaruh perlakuan, sehingga garfiknya naik terus. Sementara untuk grafik D menunjukan keadaan
kelompok yang tidak menentu.

14
Nonequivalent Control Group Design

O1 X O2

O3 X O4

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

G. Perbedaan Desain dan Proposal Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif)

Dalam melakukan penelitian, peneliti haruslah paham tentang perbedaan dari jenis pendekatan
penelitian kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada tujuan dari penelitian itu sendiri supaya
mendapatkan kesimpulan dan rekomendasi yang tepat di akhir laporan penelitian.

1. Penelitian kualitatif berkaitan untuk mengetahui beberapa aspek dari kehidupan sosial, dan
metode yang digunakan (secara umum) menggunakan kata-kata daripada angka sebagai data
untuk dianalisis. Sedangkan penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengetahui persentasi atau
tingkat dari suatu informasi yang ingin diketahui.
2. Rancangan penelitian kualitatif menggunakan teori dasar, etnografi, dan naratif untuk
mendapatkan datanya, sedangkan rancangan penelitian kuantitatif menggunakan percobaan
(eksperimen), korelasi, dan survey.
3. Pada penelitian kuantitatif, masalah penelitian biasanya langsung kearah tipe pertanyaan atau
hipotesis yang ditanyakan dalam penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, masalah
penelitian cenderung untuk kearah pusat ide penelitian.

Jenis Desain Penelitian

Pemilihan jenis desain penelitian didasari oleh tujuan penelitian yang akan dilakukan.
Terdapat empat jenis desain penelitian yang kerap digunakan, diantaranya adalah berikut ini:

1. Desain Penelitian Eksperimental

Sesuai namanya, desain penelitian eksperimental berarti peneliti sedang melakukan penelitian
eksperimental. Menurut Arifin (2009:127), penelitian eksperimen diartikan sebagai penelitian yang di
dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang
ketat terhadap faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang
sistematis yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat.

15
Desain penelitian eksperimen ditentukan oleh bagaimana cara peneliti mengatur subjek ke
dalam kondisi dan kelompok yang berbeda. Terdapat tiga jenis desain penelitian eksperimen, yaitu
pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true experimental research.

a) Desain Penelitian Pre-eksperimental


Pada desain penelitian pre-eksperimental, baik satu atau berbagai kelompok variabel terikat
diamati untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari aplikasi suatu variabel bebas yang sebelumnya
dianggap dapat menyebabkan perubahan. Desain ini merupakan yang desain penelitian eksperimen
yang paling sederhana dan tidak terdapat kelompok kontrol. Lebih lanjut lagi, desain pre-
eksperimental dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) One-shot Case Study Research Design


Dalam penelitian eksperimen jenis ini, hanya ada satu kelompok variabel terikat yang
dipertimbangkan. Penelitiannya dilakukan setelah memberikan beberapa perlakuan yang sebelumnya
dianggap menimbulkan perubahan, sehingga desain ini merupakan suatu posttest study.

2) One-group Pretest-posttest Research Design


Desain penelitian ini mengkombinasikan posttest dan pretest study dengan mengadakan suatu tes pada
satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Pretest dilakukan pada awal
penelitian dan posttest diberikan saat penelitian selesai.

3) Static-group Comparison
Pada desain ini, 2 atau lebih kelompok diberikan pengawasan, dimana hanya ada satu kelompok yang
diberi perlakuan. Kelompok sisanya dibiarkan statis tanpa diberi perlakuan khusus. Semua kelompok
yang ada kemudian diberikan posttest, kemudian adanya perbedaan yang tampak diantara kelompok-
kelompok tersebut diasumsikan sebagai hasil dari perlakuan yang diberikan.

b) Desain Penelitian Quasi-eksperimental


Kata “quasi” memiliki arti parsial, setengah, atau pseudo (palsu). Sehingga penelitian quasi-
eksperimental memiliki kemiripan dengan true experimental research, tetapi tidak sama. Pada quasi-
eksperimen, partisipan tidak dipilih secara acak, sehingga desain penelitian ini digunakan pada kondisi
dimana randomisasi sulit atau tidak mungkin dilakukan.

c) True Experimental Research Design


Desain penelitian ini bergantung pada analisis statistik untuk menerima atau menolak
hipotesis. True experimental research design merupakan desain penelitian eksperimen yang paling
akurat dan dapat dilakukan dengan atau tanpa pretest pada paling tidak 2 kelompok subjek variabel
terikat yang dipilih secara acak.

True experimental research design harus memiliki kelompok kontrol, variabel yang dapat
dimanipulasi oleh peneliti, dan distribusinya harus secara acak atau random. Klasifikasi dari true
experimental research design meliputi:

16
1) The Posttest-only Control Group Design
Desain ini memilih subjek secara acak atau random dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok (kontrol
dan eksperimental), dan hanya kelompok eksperimental yang diberi perlakuan. Setelah observasi
mendalam, kedua kelompok diberi post-test, dan suatu kesimpulan diambil dari perbedaan yang terjadi
di antara kedua kelompok.

2) The Pretest-posttest Control Group Design


Pada desain kelompok kontrol ini, subjek dipilih dan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak,
kemudian kedua kelompok diberi pretest, namun hanya kelompok eksperimental yang diberikan
perlakuan. Di akhir penelitian, kedua kelompok diberi post-test untuk mengukur derajat perubahan di
tiap kelompok.

3) Solomon Four-group Design


Desain ini merupakan kombinasi dari pretest-only dan pretest-posttest control groups. Dalam desain
ini, subjek yang telah dipilih secara acak atau random ditempatkan menjadi 4 kelompok. Dua
kelompok pertama diuji menggunakan metode posttest-only, sementara dua kelompok yang lain diuji
menggunakan metode pretest-posttest.

d) Desain Penelitian Survey

Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk menemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.

Menurut para ahli, terdapat beberapa desain penelitian survey, yaitu desain pembagian silang
atau cross sectional design dan desain survey berkepanjangan atau longitudinal survey (Widodo,
2008), sample survey, dan sensus survei (Irawan Soehartono, 2000). Dengan demikian desain
penelitian survey di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Cross Sectional Survey


Desain penelitian silang atau cross sectional survey digunakan untuk mengetahui isu-isu yang
bersifat temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja. Desain jenis ini paling
banyak digunakan oleh peneliti.

Desain penelitian berkepanjangan atau longitudinal survey digunakan untuk memahami suatu
isu secara berkelanjutan. Populasi yang digunakan dalam desain ini tidaklah banyak. Adapun
pengambilan data dilakukan secara berkala. Desain jenis ini dibedakan atas kajian kecenderungan atau
trend studies, studi panel atau panel studies, sosiometrik, dan desain kontekstual atau contextual
design.

b. Sample Survey
Sample survey adalah survey yang dilakukan pada sebagian populasi atau sampel.

17
c. Sensus Survey
Sensus survey adalah survey yang dilakukan pada seluruh populasi.

3. Desain Penelitian Longitudinal

Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang menggunakan data dengan rentang waktu
yang panjang. Berapa lamakah panjang waktu yang dimaksud bersifat sangat relatif. Namun,
penekanan riset longitudinal sebenarnya pada ekstensi atau perpanjangan dari survey yang dilakukan.
Perpanjangan tersebut bersifat periodik.

Jadi, penelitian longitudinal dapat pula dipahami sebagai perpanjangan penelitian survey yang
bersifat periodik. Sedikitnya, survey dilakukan dua kali dengan rentang waktu yang ditentukan dari
awal. Teknik pengumpulan data penelitian ini biasanya menggunakan kuesioner atau interview
terstruktur.

Desain penelitiannya pun tidak jauh berbeda dengan penelitian lain seperti survey. Sebagai
contoh, kita akan melakukan penelitian tentang perubahan karakteristik kekerasan pemuda di suatu
kota yang kerap terjadi tawuran.

Untuk melakukan riset longitudinal, pertama-tama kita melakukan survey dengan kuesioner
dan atau wawancara terhadap anak muda yang terpilih sebagai sampel. Identitas partisipan atau anak
muda tersebut kita catat baik-baik dan disimpan dengan rapi di dalam arsip. Survey pertama dilakukan
dengan variabel yang telah disusun matang.

Riset ini menggunakan rentang waktu yang jelas. Misalnya, setiap lima tahun kita mendatangi
anak muda yang sama untuk dilihat perubahan atau perkembangan dalam karakteristiknya. Tak ada
ketentuan berapa kali partisipan didatangi kembali untuk disurvey, namun biasanya sedikitnya dua
kali mereka disurvey kembali.

Hasil survei kedua, ketiga dan seterusnya akan memperlihatkan perubahan apa yang terjadi
pada anak muda tersebut yang barangkali di survey yang ketiga dan seterusnya bukan lagi tergolong
anak muda. Dengan desain penelitian ini, perubahan karakteristik kekerasan sebagaimana yang
menjadi fokus penelitian sangat mungkin diketahui.

4. Desain Penelitian Studi Kasus

Studi kasus menjadi metode paling sesuai untuk fase penyelidikan dari sebuah penelitian
karena mengedepankan survey dan proses historis sebagai jalan untuk penjelasan yang bersifat sebab
musabab (kausalitas). Meskipun demikian, metode studi kasus hanya merupakan persiapan metode
penelitian dan tidak dapat digunakan untuk menggambarkan atau menguji suatu masalah.

Kriteria penetapan desain penelitian studi kasus sangat berpengaruh terhadap suatu penelitian.
Demikian juga untuk penelitian studi kasus. Kriteria kualitas desain penelitian berkaitan dengan:

 Validitas konstruk yakni menetapkan ukuran operasional yang benar untuk konsep-konsep
yang akan diteliti. Dalam studi kasus, dapat digunakan teknik multi sumber bukti, memberikan

18
kesempatan kepada informan kunci untuk meninjau kembali draft laporan studi kasus yang
bersangkutan.
 Validitas internal merupakan hubungan sebab-akibat, dimana kondisi-kondisi tertentu
diperhatikan guna mengarahkan kondisi-kondisi lain, untuk membedakan dari hubungan semu.
 Validitas eksternal yaitu menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat
divisualisasikan.
 Reliabilitas yaitu bahwa suatu penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama pada waktu yang berbeda.
 Desain penelitian komparatif

Menurut Menurut Robert K. Yin, desain penelitian studi kasus secara umum menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu penelitian studi kasus dengan menggunakan kasus tunggal dan jamak/ banyak. Disamping
itu, ia juga mengelompokkannya berdasarkan jumlah unit analisisnya, yaitu (1) penelitian studi kasus
tunggal holistik (holistic) yang menggunakan satu unit analisis.(2) Desain kasus tunggal terjalin
(embedded) yang menggunakan beberapa atau banyak unit analisis.

Penelitian studi kasus disebut terpancang (embedded), karena terikat (terpancang) pada unit-unit
analisisnya yang telah ditentukan. Perbedaan antara penelitian studi kasus holistik (jenis 1) dan
terpancang (jenis 2) adalah pada jumlah unit analisis yang digunakan.

Contoh Desain Penelitian

1. Penelitian Kualitatif

Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan


fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih
memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang
diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.

Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan untuk memperoleh
data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan
makna. Di sini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini
mengeksplor fenomena proses pembentukan karakter peserta didik melalui penyelenggaraan kantin
kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Selain itu penelitian
ini juga bersifat induktif dan hasilnya lebih menekankan makna.

2. Penelitian Eksperimen

Eksperimen dalam penelitian sosial sering digunakan untuk menemukan aspek penyebab atau
penyebab fenomena sosial. Seringkali desain eksperimental digunakan sebagai dasar untuk
mengimplementasikan suatu program atau kebijakan.

Misalnya, sebagai contoh sederhana dari penelitian eksperimental, peneliti ingin mengetahui
efektivitas penggunaan sistem alarm rokok di ruang publik untuk mengurangi konsumsi rokok di

19
tempat umum. Beberapa ruang publik dibangun menjadi rokok, yang lain dengan fitur yang sama tidak
dilengkapi dengan alarm rokok.

Eksperimen ini akan menunjukkan hasil seberapa efektif alarm rokok dapat mengurangi
konsumsi rokok di tempat umum.

3. Penelitian Kuantitatif

Desain penelitian kuantitatif membuat proyek eksperimental lebih bebas. Maka peneliti sosial
umumnya menerapkan desain eksperimental untuk melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif bisa dipergunakan guna membandingkan kelompok yang diperlakukan
sebagai subjek eksperimen dan kontrol.

Misalnya, percobaan konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa. Beberapa
subjek diminta untuk mengonsumsi vitamin C, yang lain tidak memiliki kelompok kontrol. Hasilnya
adalah hasil percobaan.

4. Makalah

Dalam pembuatan makalah ilmiah juga ada yang namanya penerapan metode penelitian.
Dengan metode penelitian yang bagus, maka makalah ilmiah pun juga bisa terwujud dengan kualitas
yang tinggi.

Berbicara mengenai metode penelitian makalah, sebenarnya dalam hal ini sama saja dengan
metode yang digunakan pada karya ilmiah secara umum. Termasuk yang sudah disinggung dalam poin
sebelumnya. Jadi, di dalamnya bisa menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif. Hanya saja mayoritas contoh makalah menggunakan metode kualitatif.

Selain pendekatan secara umum tersebut, dalam makalah juga biasa menerapkan metode
penelitian karya ilmiah pada umumnya. Sebagaimana disebutkan di atas, yakni seperti metode
deskriptif dan eksperimen. Jika kasusnya berkaitan dengan fenomena sosial pun bisa mengusung
metode penelitian sosial. Dan ketiga metode tersebut selanjutnya akan dibahas secara lebih detail lagi.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para peneliti mengenai pengertian desain
penelitian, maka dapat ditarik kesimpulkan bahwa definisi desain penelitian adalah sebuah kerangka kerja
atau rencana untuk melakukan studi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan
menganalisis data. Kegiatan pengumpulan dan analisis data tersebut untuk menggali penyelesaian sebuah
permasalahan yang muncul. Rencana perlu dibuat agar pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan
efektif dan efisien, sehingga penelitian tersebut juga dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi
peneliti. Proposal penelitian merupakan rencana kerja yang berisikan berbagai macam kegiatan dengan
mengevaluasi informasi penelitian yang cukup untuk diajukan.

B. Saran

Sebelum melakukan penelitian diharapkan untuk memahami metode-metode serta langkah-


langkah penelitian. Karena apabila tanpa adanya pemahaman yang baik oleh peneliti maka akan
berpengaruh pada penelitiannya nanti. Membuat rancangan yang baik dan benar. Dengan berpegang pada
pedoman dan arah yang jelas. Peneliti harus mampu mencari dan memahami metode yang tepat

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/51444421/7/Pengertian-desain-penelitian

http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/208-desain-dan-contoh-proses- penelitian-kualitatif.html

http://www.infoskripsi.com/Resource/Beberapa-Kesalahan-dalam- Desain Penelitian.html

http://www.scribd.com/doc/56342783/2/Metode-dan-desain-penelitian- kualitatif

http://www.scribd.com/doc/42819368/3/Desain-penelitian-kuantitatif

https://riskiaoktiasari94.wordpress.com/2015/03/23/desain-penelitian/

http://catatansieviy.blogspot.co.id/2013/04/landasan-teori-kerangka-berfikir-dan.html

https://metodepenelitiana.wordpress.com/desain-penelitian-1/

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif , dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014).

Prof. Dr. Lexy J. Moeloeng, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009).

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur , (Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri, 2013).

Dr. H. M. Basrowi, M.Pd., Dr. Suwandi, M.Si., Prosedur Penelitian Tindakan Kelas , (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2008).

22

Anda mungkin juga menyukai