Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANALISIS MASALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengembangan penelitian pendidikan

Dosen:

Arwin, S.Pd., M.Pd

OLEH KELOMPOK 5:
KHAIRUL NARIDO (21129058)
AMELISA MAHA PUTRI (21129346)
HANIFAH AZZAHRA (21129401)
NURUL AZIZAH PILLI (21129086)
MUHAMMAD FAJRI (21129076)
ANNISA NURUL MAIDENDI (21129017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul analisis masalah.

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu yang telah membantu saya baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. saya menyadari,
makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi
di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Senin,28 Februari 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

1. Latar Belakang..................................................................................................................
2. Rumusan Masalah.............................................................................................................
3. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................


A. Pengertian hakikat masalah ......................................................................................
B. Identifikasi masalah .................................................................................................
C. Syarat dan ciri ciri masalah .....................................................................................
D. Rumusan masalah ....................................................................................................
E. Batasan masalah ........................................................................................................

BAB II PENUTUP ........................................................................................................................


KESIMPULAN ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah penelitian tindakan kelas itu? Pertanyaan ini tentu akan menggelitik kita. Betapa
tidak, bila kita bicara tentang penelitian, anggapan orang mengatakan penelitian itu pekerjaan
seorang
ilmuwan. Kalau sudah bicara tentang ilmuwan, maka gambaran yang terbersit dalam
kacamata kita adalah pastilah sukar, rumit alias susah binti sulit. Benarkah demikian? Mengapa
sebagian guru merasa penelitian itu sulit? Apakah penelitian itu memerlukan dana yang besar
sehingga harus menunggu bantuan?
Selama ini, menulis karya tulis ilmiah merupakan momok bagi para guru. Kurangnya
budaya membaca menyebabkan guru kurang dapat menulis dengan baik. Padahal, menulis itu
dimulai dari banyak membaca. Kalau sudah banyak membaca, tentunya guru akan tertarik untuk
meneliti dari apa yang dibacanya. Penelitian dimulai dari adanya masalah. Masalah dapat
dipecahkan bila kita melakukan penelitian. Penelitian dapat dilakukan bila adanya upaya dari
guru untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembahasan makalah ini meliputi:
1. Apa pengertian hakikat masalah?
2. Bagaimana identifikasi masalah ?
3. Bagaimana syarat dan ciri ciri masalah ?
4. Bagaimana rumusan masalah ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui hakikat masalah.
2. Mengetahui identifikasi masalah
3. Mengetahui syarat dan ciri ciri masalah
4. Mengetahui rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAKIKAT MASALAH
Masalah (problem) adalah suatu deviasi antara yang seharusnya(should) terjadi dengan su
atu yang nyata (actual) terjadi, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifikasi. Robert K
. Merton mengartikan masalah sebagai ” ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan ”
antara standar kebersamaan dan kondisi nyata.
Masalah adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumb
er dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah d
isadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keada
an yang diinginkan. Dalam beberapa literatur riset, masalah seringkali didefinisikan sebagai sesu
atu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau pemecahan masalah bis
a lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih salah satu jawaban yang paling
kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah me
miliki sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.
Pengertian Masalah Menurut Para Ahli
a. Menurut James Stoner, masalah dimana suatu situasi menghambat organisasi untuk
mencapai satu atau lebih tujuan.
b. Menurut Prajudi Atmosudirjo, masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa yang
diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan
menuju tercapainya tujuan.
c. Menurut Roger Kaufman, masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup antara
hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan.
d. Menurut Dorothy Craig, masalah adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak
diinginkan.
Hakikat dari masalah Menurut Akhmad Guntar
1. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang. Sebuah masalah bisa merupakan
sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari stagnan, kebosanan atau status
quo serta apapun yg dimaksudkan untuk membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu
dicatat baik-baik bahwa yang disebut masalah tidaklah harus merupakan akibat dari
kejadian buruk atau faktor eksternal. Contoh di bidang industri adalah : Ada kendala
dalam memperoleh supplier yang memiliki kualitas baik dan menawarkan harga relative
lebih murah
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg diharapkan. Sebuah
masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau pemikiran baru. Ketika seseorang
tahu di mana posisi sekarang dan ke mana hendak menuju maka orang tersebut sudah
punya sebuah masalah terkait bagaimana agar bisa sampai pada tujuan yg diharapkan.
Contoh di bidang industri adalah : Perjanjian order penjualan dengan konsumen yang
tanggal penyelesaian tidak seperti yang diharapkan sebelumnya.
3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang terjadi belumlah
sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih baik. Keyakinan
bahwa harapan bisa tercapai akan membuat seseorang memiliki sasaran untuk masa
depan yang lebih baik. Harapan membuat diri sendiri merasa tertantang dan tantangan
semacam ini juga layak juga disebut sebagai masalah. Contoh di bidang industri adalah :
Kualitas produk yang diterima oleh konsumen belum sesuai dengan permintaan
konsumen.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pengertian Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah. Identifikasi masalah adalah
salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan penting diantara proses lain. Masalah
penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah
sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa
kita temukan lewat studi literature atau lewat pengamatan lapangan. Masalah penelitian
juga dapat didefenisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau
hubungan antara variabel pada suatu fenomena.
Identifikasi masalah merupakan bagian dari proses penelitian yang dapat
dipahami sebagai upaya mendefenisiskan problem serta membuat defenisi tersebut
menjadi lebih terukur sebagai suatu langkah awal penelitian. Singkatnya dengan
mengidentifikasi masalah kemudian adalah mendefenisikan masalah penelitian.
Mengidentifikasi masalah dapat dianggap pula sebagai proses “meramu bahan
mentah” untuk kemudian “menyajikan masakah” berupa rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Itu jika suatu identifikasi masalah diibaratkan proses memasak,
maka makanan yang disajikan adalah rumusan masalah.
Pengertian identifikasi masalah menurut para ahli yaitu :
a. Suriasumantri
Menurut suriasumantri, identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari
penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali
sebagai suatu masalah.
b. Amien Silalahi
Sedangkan menurut Amien Silalahi, identifikasi masalah adalah usaha untuk
mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang
sekiranya bisa ditemukan jawabannya.
2. Bagian Identifikasi Masalah
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada suatu identifikasi masalah yaitu : .
a. Identifikasi dengan jelas akar penyebab masalah
Identifikasi masalah harus memuat akar penyebab yang jelas. Di dalamnya memuat
asal-muasal masalah terjadi. Misalnya, kamu membahas kemiskinan. Untuk
mengidentifikasi masalah tersebut, kamu harus menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan kemiskinan seperti sempitnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, dan
sebagainya.
b. Mengembangkan pernyataan masalah secara rinci yang mencakup efek masalah pada
suatu fenomena
Setelah menjelaskan penyebab masalah, kamu harus mengembangkan efek atau
dampak masalah tersebut secara lebih luas. Mengambil contoh sebelumnya, kamu
harus menerangkan dampak kemiskinan untuk kondisi perekonomian dalam lingkup
nasional. Jadi tak hanya sebatas menjelaskan penyebab masalah, identifikasi masalah
pun berisis tentang dampak masalah terhadap suatu fenomena tertentu.
3. Sumber untuk mendapatkan bahan identifikasi masalah
a. Perbanyak membaca literature
Kamu bisa membaca banyak bahan seperti jurnal penelitian dan laporan penelitian.
Bacaan-bacaan tersebut memberikan masalah sekaligus dapat menginspirasi. Ada
banyak bahan bacaan seperti buku, media cetak, media online, rilis, dan sebagainya.
Bahan yang kamu baca memang dari sumber yang kredibel dan dapat dipercaya.
b. Ikuti seminar atau diskusi untuk memperkaya wawasan
Dengan mengikuti pertemuan ilmiah seperti seminar atau diskusi akan menambah
wawasan, selain itu bisa lebih terbuka melihat situasi terkini. Sumber lainnya bisa
dengan melakukan pengamatan atau observasi secara langsung.
c. Gunakan wawancara atau kuesioner untuk mendapatkan data
Melalui wawancara kita dapat menemukan masalah yang dihadapi. Dengan
menyebarkan angket, kita bisa mendapatkan gambaran tentang masalah yang tengah
dialami orang lain.
4. Fungsi Identifikasi Masalah
Indentifikasi masalah memiliki fungsi-sungsi sebagai berikut yaitu :
a. Perumusan bisa dilakukan dengan cara pengembangan, sehingga bisa
mendapatkan wawasan baru.
b. Memudahkan untuk menemukan mana saja yang harus didahulukan dan mana
yang hanya akan menjadi bagian pelengkap.
c. Sebagai bentuk dorongan dari suatu kegiatan dari peneilitian untuk menjadi sebab
suatu kagiatan penelitian terjadi untuk dikerjakan.
d. Mengetahui apa saja yang harus dibahas, apa saja yang harus dilakukan
penyelesaaian sehingga menjadi suatu karya, hasil atau pun wawasan baru.
5. Kriteria dalam Mengidentifikasi Masalah Untuk Merumuskan Suatu Masalah
a. Masalah menanyakan dua atau lebih variabel
b. Masalah dinyatakan atau dirumuskan secara jelas dan tidak ambigius
c. Masalah dapat didukung dengan data empiris
d. Masalah tidak menyangkut moral dan etika
e. Sesuai dengan keinginan dan kemampuan peneliti
f. Dapat bermanfaat bagi peneliti dan masyarakat
6. Cara Membuat Identifikasi Masalah
Sebelum mengidentifikasi masalah, peneliti perlu melakukan beberapa hal sebagai
berikut. Tujuannya agar identifikasi masalah yang didapatkan matang.
a. Memahami teori, fakta, dan ide tentang bidang atau topik tertentu yang dipilih
peneliti. Peneliti harus mengetahui penelitian dalam bidang tersebut dengan cara
mengulas literature.
b. Menumbuhkan keingintahuan agar peneliti mempunyai minat untuk meneliti topik
atau masalah tertentu.
c. Kehidupan dan hubungan yang dibangun oleh penelitian harus terkait dengan
kemjuan teknologi.
d. Pengetahuan dan peneliti harus diperoleh melalui jurnal, majalah dan buku baru.
e. Peneliti dapat menyusun survey saran untuk penelitian lebih lanjut yang diberikan
pada akhir laporan penelitian dan tinjauan proyek penelitian.
7. Langkah-Langkah Mengidentifikasi Masalah
a. Identifikasi masalah secara umum
Langkah awal, kita harus mendefenisikan masalah secara umum. Misalnya, kita bisa
mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban dari pertanyaan, Seperti : apakah berita
negatif lebih menarik minat orang dibandingkan berita positif ?
b. Memahami sifat masalah
Langkah kedua adalah memahami sifat masalah. Cara terbaik untuk memahami
masalag adalah melakukan diskusi. Jadi, berdiskusilah dengan orang-orang yang
memiliki pengetahuan yang baik perihal masalah yang kamu teliti.
c. Kumpulkan literature yang tersedia
Langkah ketiga ini akan membantu kita untuk mempersempit masalah,
mengidentifikasi kesenjangan penelitian, memberikan ide-ide baru di bidang terkait,
dan menentukan desain penelitian.
d. Mengembangkan ide-ide melalui diskusi
Diskusi selalu menghasilkan informasi yang bermanfaat. Berbagai ide baru dapat
dikembangkan. Sehingga identifikasi masalah yang kamu lakukan pun semakin
dalam. Peneliti harus mendiskusikan masalahnya dengan rekan dan orang lain yan
memiliki pengalaman yang cukup di bidang yang sama atau setidaknya pernah
menangani masalah yang sama.
e. Menysusn ulang masalah penelitian
Langkah selanjutnya yaitu baca dan susun kembali masalah penelitian menjadi istilah
operasional.
C. SYARAT DAN CIRI CIRI MASALAH

Kerlinger (1973), Whitney (1969), dan Trelease (1958) dalam Nazir (1988: 134-139)
mengemukakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri masalah yang baik, yakni:
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian Masalah mempunyai nilai
penelitian maksudnya masalah tersebut mempunyai kegunaan tertentu dan dapat digunakan
untuk suatu keperluan. Oleh karena itu, untuk menemukan masalah yang mempunyai nilai
penelitian, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni:
a. Keaslian masalah
Keaslian disini berarti masalah tersebut merupakan masalah yang up to date; memiliki
nilai ilmiah; merupakan masalah yang signifikan sehingga peneliti tidak mengangkat hal-
hal yang sepele ke dalam penelitiannya.
b. Masalah yang menyatakan suatu korelasi
Masalah haruslah memiliki suatu hubungan, misalnya masalah A berhubungan dengan
B, atau bagaimana A dan B memiliki hubungan dengan C, dan lain sebagainya. Selain
itu, masalah yang dikaji harus definitif, padat dan dapat dinyatakan dalam beberapa
hipotesa alternatif.
c. Masalah yang penting
Penting dalam artian tidak hanya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu tertentu
saja, melainkan dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan
sosial.
d. Masalah yang dapat diuji
Masalah yang dipilih sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk
kemungkinan pengujian secara empiris.
e. Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah yang dipilih dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, dan dibuat sedemikian rupa
sehingga dengan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan tersebut tidak menimbulkan
kerancuan dalam pengertian.
2. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas Masalah yang diangkat haruslah dapat
dipecahkan (fisibel). Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Data dan metode
Data dan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah harus tersedia. Hal ini
disebabkan data dan metode akan menentukan masalah yang diangkat tersebut dapat
terpecahkan atau tidak.
b. Biaya
Biaya yang digunakan untuk pemecahan masalah harus sesuai dengan batas kemampuan.
Oleh karena itu biaya untuk pemecahan masalah haruslah diperhitungkan secara matang.
c. Waktu
Waktu yang digunakan dalam pemecahan masalah haruslah wajar. Sehingga untuk
implementasi pada kehidupan sosial tidak terlalu menunggu waktu yang terlalu lama.
d. Sponsor harus kuat
Untuk tingkat mahasiswa, sponsor atau adviser sangat membantu dalam penelitian yang
dilakukan. Adviser tersebut haruslah sesuai dengan bidang ilmu penelitian tersebut.
e. Tidak bertentangan dengan hukum atau adat Pemecahan
masalah tersebut sedapat mungkin tidak bertentangan dengan hukum negara ataupun
hukum adat yang berlaku. Karena bila hal ini dilanggar secara otomatis, akan
menimbulkan berbagai kesulitan, pertentangan, baik secara individu ataupun secara
kelompok.
3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti Masalah yang diangkat selain
sesuai dengan metode ilmiah dan dapat terpecahkan, masalah tersebut juga harus sesuai
dengan kualifikasi peneliti. Kriteria yang masuk dalam kualifikasi peneliti, antara lain,:
a. Menarik bagi peneliti
Masalah yang menarik dan sesuai dengan bidang studinya, akan mendorong peneliti
menemukan jawaban atas masalah tersebut, apalagi ditunjang dengan kesesuaian bidang
studinya.
b. Sesuai dengan kualifikasi
Sesuai kualifikasi maksudnya sulit atau mudahnya dapat ditentukan sendiri oleh peneliti
tersebut sesuai dengan kemampuan akademisnya, daya nalar, sensivitas terhadap data,
serta kemampuannya dalam menghasilkan orginalitas
a) Membuat rumusan masalah pada sebuah makalah ada berbagai macam ciri-ciri yang
harus diketahui, seperti berikut:
 Rumusan masalah dalam makalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya
 Pernyataan tersebut harus singkat, padat, dan jelas
 Pertanyaan dalam rumusan masalah memiliki kandungan nilai penelitian.
 Rumusan masalah harus mengarahkan cara berpikir terhadap topik yang akan
dibahas.
 Rumusan masalah juga diangkat dari permasalahan yang sesuai dengan
kemampuan peneliti.
 Memberikan petunjuk dalam melakukan kegiatan penelitian, sehingga penuh
peneliti dapat menemukan jawaban.
Dari beberapa ciri-ciri tersebut harus ada dalam rumusan masalah yang akan dibuat.
b) Contoh Rumusan Masalah dalam Makalah
Bagi beberapa mahasiswa maupun pelajar yang belum pernah membuat makalah
sebelumnya, mungkin masih merasa kebingungan Bagaimana cara membuat rumusan
masalah yang benar. Tidak perlu khawatir, berikut ini beberapa contoh dari rumusan
masalah yang bisa kamu jadikan gambaran.
a) Contoh I Rumusan Masalah
Contoh berikut dikutip dari Kompas dengan topik penelitian tentang pembelajaran jarak jauh.
Berikut rumusan masalahnya.
 Bagaimana kondisi mental anak selama mengikuti proses pembelajaran jarak jauh?
 Bagaimana peran orang tua untuk mendampingi anak selama pembelajaran jarak jauh?
 Bagaimana peran guru, sekolah dan pemerintah dalam memperhatikan kondisi mental
anak?
Jadi contoh tersebut tetap fokus pada topik pembahasan, yaitu pembelajaran jarak jauh. Jangan
sampai rumusan masalah melenceng jauh dari topik pembahasan.
b) Contoh II Rumusan Masalah
Contoh rumusan masalah selanjutnya dikutip dari Situs Dosen Sosiologi, seperti berikut.
 Bagaimana bisa mewujudkan kebijakan universal dengan GUBAH yang dikeluarkan
pemerintah untuk membantu meningkatkan kapasitas dan kualitas masyarakat Indonesia
terhadap kemampuan bahasa Inggris di pedesaan?
 Bagaimana implementasi kebijakan GUBAH sehingga meningkatkan pengaruh positif
terhadap bahasa Inggris masyarakat Indonesia khususnya di wilayah pedesaan?
 Apa kelebihan kebijakan GUBAH yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk upaya
peningkatan kapasitas dan kualitas bahasa Inggris masyarakat Indonesia?
Jika dilihat dari contoh rumusan masalah yang kedua, dapat diketahui bahwa pusat penelitian
adalah kebijakan GUBAH dari pemerintah untuk kualitas bahasa Inggris masyarakat Indonesia.
c) Contoh III Rumusan Masalah
Contoh selanjutnya untuk rumusan masalah diambil dari situs Core.Ac.Uk. Tentang kemiskinan
di Indonesia, seperti berikut.
 Bagaimana penentuan modal tingkat kemiskinan dengan memperhatikan variasi spasial
spasial di provinsi Sumatera Barat menggunakan metode GWR?
Dalam penelitian tersebut hanya fokus pada satu rumusan masalah. Namun umumnya makalah
ini memiliki 3 rumusan masalah.

D. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan ilmiah agar fokus terhadap
pembahasan hal tertentu. Solusi untuk memudahkan penulis dalam meneliti karena fokus
penelitian yang sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak sesuai dengan tujuan awal pembuatan.
Pengertian lain menyebutkan apa itu rumusan masalah sebagai tulisan singkat yang berisi
pertanyaan mengenai topik yang diangkat oleh pembuat karya tulis atau tulisan ilmiah. Adanya
rumusan suatu masalah membuat penulis mencari jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan,
sehingga penelitian nantinya memiliki sebuah kesimpulan.
Beberapa kata yang digunakan dalam membuat rumusan masalah seperti mengapa dan
bagaimana, kedua kata ini membuka peluang dalam penelitian untuk dilakukan secara
mendalam. Rumusan masalah yang baik dibuat dengan terencana, efektif dan memiliki
karakteristik. Masalah yang diangkat mencerminkan kebutuhan dan keresahan yang dirasakan.
Pengertian Rumusan Masalah Menurut Para Ahli
 Andrew dan Hildebrand
Rumusan yang baik dibuat dengan terencana, efektif dan memiliki karakteristik dan
setidaknya memiliki empat karakteristik yakni masalah yang diangkat mencerminkan kebutuhan
yang dirasakan. Kemudian masalah yang diambil adalah non-hipotesis berdasarkan pada bukti
faktual. Tak sekadar rumusan masalah yang baik dan mendukung hipotesis.
 Albert Einstein
Tokoh terkenal ini menyebut rumusan masalah sebagai masalah yang jauh lebih penting
ketimbang solusinya. Selain itu menurut Einstein mengungkapkan bahwa pengajuan rumusan
masalah didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan baru. Sehingga mendukung kemungkinan baru
juga serta mempertimbangkan masalah lama menjadi baru dan kreatif.
 Alan Byrman
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang jelas terhadap hal-hal tertentu, dimana hal
ini yang dijadikan sebagai perhatian dan menjadi titik fokus untuk diteliti lebih lanjut. Sifat
penelitian selalu menawarkan solusi dan hal yang jelas dan luas.
 Sugiyono
Rumusan masalah sebuah pertanyaan yang mencari jawaban lewat pengumpulan data dan
penelitian. Sementara penelitian dilakukan berdasarkan pada tingkat eksplanasi, secara garis
besar rumusan suatu masalah memiliki peran yang besar, selain membantu peneliti agar tetap
melakukan penelitian juga menjadi mengatasi masalah yang dihadapi
2. Ciri-ciri Rumusan Masalah
 Memiliki Nilai Penelitian
Masalah yang diteliti harus memiliki nilai penelitian, dikatakan demikian apabila masalah
yang diteliti di akhir penelitian mampu memberi manfaat dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau
dapat digunakan untuk keperluan yang lain.
 Masalah Memiliki Keaslian
Masalah yang dipilih belum pernah dipilih sebelumnya oleh para peneliti, masalah ini juga
harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah. Sehingga penelitian yang dilakukan akan
semakin berkualitas, selain itu masalah yang diteliti bisa jadi merupakan masalah-masalah yang
terlewat dari perhatian masyarakat.
 Menyatakan Suatu Hubungan
Merupakan hal penting dan bukan masalah yang sepele, karena diharapkan hasil akhir dari
penelitian merupakan fakta dan kesimpulan yang bermanfaat dalam sebuah bidang tertentu.
Selain itu hasil dari penelitian juga bisa diterbitkan dalam jurnal ilmu pengetahuan.
 Masalah Harus Bisa Diuji
Peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti, masalah yang akan diteliti
adalah masalah yang bisa diuji. Masalah yang bisa memberi implikasi dalam melakukan uji
empiris, Tujuannya agar penelitian bisa dilihat secara jelas terkait hubungan antar variabel yang
saling berkaitan.
 Dalam Bentuk Pertanyaan
Tak hanya menimbulkan pertanyaan, masalah yang menarik juga harus digambarkan dengan
teliti oleh penulisnya. Sehingga tidak membingungkan orang yang membaca dan bisa dilakukan
uji guna menyatakan jawaban atau kebenarannya.
 Memiliki Fisibilitas
Yang dimaksud dengan fisibilitas adalah masalah memiliki nilai pemecahan dan bisa
dipecahkan, maksudnya adalah penelitian tersebut bisa dimanfaatkan dan tidak sia -sia setelah
hasil atau kesimpulannya didapat, termasuk dalam rumusan masalah makalah.
3. Cara Membuat Rumusan Masalah
 Dibuat Secara Spesifik
Langkah pertama dalam membuat rumusan masalah adalah dibuat secara spesifik, tak perlu
dijabarkan secara panjang lebar. Hal itu bisa mengaburkan atau menghilangkan inti yang ingin
disampaikan, selain karena rumusan ini bentuknya sebuah pertanyaan jadi hanya perlu ditulis
secara singkat, padat dan jelas.
 Tentukan Metode Penelitian
Menentukan metode penelitian yang pas dengan tema yang diangkat, terdapat berbagai
pilihan metode penelitian yang bisa dipilih. Seperti misalnya metode penelitian kuantitatif dan
metode penelitian kualitatif.
 Mencari Wawasan Teori
Menentukan metode penelitian merupakan hal yang tak kalah penting, jangan sampai
menempatkan urutan menimbulkan kesalahan dalam melakukan penelitian. Kesalahan yang bisa
berdampak pada proses penyelesaian penelitian, kelebihan mampu menentukan metode
penelitian yang membantu menentukan konsep pas dan cocok dipakai.
 Cermat Melihat Fenomena
Hal ini sebenarnya sederhana tetapi sulit untuk dipraktekkan, kecuali penulis dapat berpikir
secara kreatif. Peneliti tidak akan kesulitan dalam membuat rumusan masalah, karena bisa
didapat banyak sekali dan biasanya kesulitan dalam membuat rumusan masalah muncul karena
terlalu jauh berpikir demikian.
 Menggunakan 5W + 1H
Cara ini dilakukan jika peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan topik dan tema
penelitian, 5W + 1H bisa diterapkan untuk menemukan rumusan masalah. Hanya dengan
membuat pertanyaan yang menarik dan sebanyak mungkin, agar mudah dalam menentukan
bahasan yang diangkat untuk rumusan masalah penelitian.
4. Contoh Rumusan Masalah
Rumusan masalah bisa didapatkan dalam segala hal, bisa itu karena fenomena di lingkungan
sekitar atau kejadian yang tengah menjadi banyak perbincangan di kalangan masyarakat. Berikut
ini beberapa contoh rumusan masalah makalah dan lainnya yang bisa dijadikan sebagai acuan
dalam menentukan suatu masalah untuk diteliti.
 Tentang Pergaulan Bebas
Faktor-faktor yang menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja dan akibat yang
ditimbulkan dari pergaulan bebas?
Dampak pergaulan bebas dan seks bebas dan bagaimana solusi mencegah pergaulan bebas serta
seks bebas?
 Tentang Masalah Kesehatan
Bagaimana ruang lingkup kesehatan dan cara memelihara kesehatan lingkungan dengan baik
agar bermanfaat?
Syarat kesehatan lingkungan dan apa tujuan dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan terhadap
masyarakat sekitar?
 Skripsi Tentang Literasi Digital
Pengaruh besar aspek pencarian di internet anak SD terhadap pencarian informasi di era digital
terkini?
Pengaruh aspek penyusunan pengetahuan anak SD terhadap pencarian informasi di internet dan
teknologi di era digital?
Demikian penjelasan mengenai rumusan masalah, pengertian hingga contoh yang bisa
digunakan dalam penelitian sebuah karya tulis ilmiah. Jurnal Sampoerna University sebagai
salah satu sumber referensi bagi para mahasiswa termasuk saat akan membuat karya ilmiah
seperti skripsi. Mahasiswa tingkat akhir tentu membutuhkan referensi tambahan dalam
mengerjakan karyanya.
5. Cara penentuan perumusan masalah

Penentuan perumusan masalah sangat penting dan berfungsi dalam menetapkan:

a. Langkah awal yaitu untuk:

- Mengembangkan Kerangka Konsep.

- Konseptualisasi dan Operasionalisasi.

- Desain Penelitian.

b. Prediksi keberhasilan penelitian.

c. Memilih judul dan menuliskan tujuan penelitian.

d. Menilai Orisinalitas studi vs. Plagiarisme.

Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah Berbagai kesalahan umum yang biasa
dilakukan peneliti dalam penemuan masalah penelitian antara lain:

a. Konsepnya belum matang (immature) Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih dahulu
menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan topik sejenis, serta tidak terlalu banyak
membahas teori dan konsep, sehingga masalah penelitian tidak didukung oleh kerangka teoritis
yang baik.

b. Gagasan yang ditawarkan belum Akurat Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya
kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.

c. Kurang memberi Kontribusi Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang
memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
d. Ketidak sesuaian Fenomena penelitian dengan Metode analisis Sifat fenomena yang ingin
diteliti tidak sesuai dilakukan menggunakan analisis yang dipilih. Misalnya meneliti suatu
fenomena yang dianalisis secara kuantitatif, padahal sebaiknya lebih tepat dilakukan secara
kualitat

6. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan
asosiatif.

a. Rumusan masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variable atau
lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat suatu perbandingan pada
sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan variabel tersebut dengan variabel
yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya menjabarkan atau mendeskripsikan data hasil
penelitian, bisa dengan bantuan tabel dan diagram atau grafik, sehingga hasil temuan
tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca. Penelitian semacam ini
dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah Deskriptif:

1) Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa Sekolah Dasar di
Indonesia?
2) Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana pemerintah menetapkan wajib
belajar 12 tahun?
3) Seberapa besar peranan orangtua dalam memotivasi anak untuk berprestasi?
4) Bagaimana taraf tingkat kepuasan orangtua murid terhadap pelayanan penerimaan siswa
baru di sekolah?
5) Bagaimana taraf minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah dasar
di daerah luar Jawa?

b. Rumusan masalah Komparatif


Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
(komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda.
Perbedaan tersebut bisa dinilai dari metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah Komparatif adalah sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP dari sekolah negeri dan swasta? Sebagai
variabel penelitian adalah prestasi belajar berdasarkan perbandingan dua sampel yaitu status
sekolah yang berbeda: negeri dan swasta.

2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di pulau Jawa dan di Luar Jawa? (satu
variabel dua sampel). Sebagai variabel penelitian adalah motivasi kerja guru berdasarkan
perbandingan di dua wilayah yang berbeda yaitu: pulau Jawa dan di Luar Jawa.

c. Rumusan masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan
simetris, hubungan kausal, dan interaktif/timbal balik.
1) Hubungan Simetris Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua variabel
atau lebih yang munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Pada penelitian dengan
bentuk hubungan ini, tidak dapat dikatakan variabel mana yang mempengaruhi variabel
lainnya, dengan kata lain kedua variabel memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara.
Jadi bentuk hubungannya bukan hubungan kausal atau interaktif.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan simetris:
a) Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk sehat?
b) Adakah hubungan kemampuan di bidang matematika dengan kemampuan berbahasa
Inggis?
c) Adakah hubungan sikap toleransi dengan tingkat kemampuan bicara?
d) Adakah hubungan antara tingkat kekayaan dengan kecerdasan? Berdasarkan rumusan
masalah yang diuraikan dapat dijelaskan bahwa rumusan masalah penelitian hubungan
simetris, selain ditandai dengan bentuk hubungan kedua variabel yang sejajar juga
dicirikan dengan kata penghubung “dengan” di antara dua atau lebih variabel. Hubunga n
simetris dari contoh tersebut jelas menunjukkan bahwa kondisi salah satu variabel
bukanlah akibat atau pengaruh variabel lainnya.
2) Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Bentuk hubungan ini menunjukkan terdapat variabel independen atau variabel bebas
(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel yang
dipengaruhi).
dalam bentuk hubungan ini hanya salah satu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya
atau kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya. Contoh rumusan masalah
penelitian hubungan Kausal:
a) Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan jajanan anak
b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar siswa?
c) Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap kualitas lulusan
yang dihasilkan sekolah?
E. BATASAN MASALAH
merupakan suatu batasan yang terhadap ruang lingkupnya dari suatu masalah agar
pembahasan yang sedang kita lakukan ini tidak terlampau melebar sehingga maka dengan
demikian penelitian yang sedang dikerjakan itu dapat lebih fokus lagi terhadap satu
pembahasan.
Kemudian hal ini sering dilakukan sebagai salah satu dari upaya agar pokok dari
suatu pembahasan yang akan kita tuangkan ini tidak menjadi meluas dan menyimpang dari
topik nya sampai dianggap jauh dari kata relevan.
Kemudian pada dasarnya merupakan atas dari sejumlah masalah yang ada, yang
nantinya akan saling kembali untuk ditentukannya atau dipilih 1 ataupun 2 permasalahan
yang sudah teridentifikasi.
Pada intinya dengan adanya suatu batasan masalah ini dapat kita maknai sebagai
suatu pedoman dan penuntun agar apa yang akan menjadi suatu pusat fokus pembahasan kita
tidak keluar dari jalurnya dan tidak menyimpang dari yang sebelumnya sudah kita tentukan.
Adapun fungsi dari batasan masalah ini ialah sebagai berikut :

 Gambaran apa saja yang akan kita dibahas pada penelitian, percobaan atau pemecahan
suatu masalah ini.
 Menghasilkan suatu permasalahan yang akan terselesaikan.
 Membatasi jangkauan suatu proses yang akan dibahas.
 Membantu untuk mengidentifikasi suatu masalah yang akan dibahas.
 Memfokuskan pada satu persoalan.

Hal Yang Harus Di Perhatikan Sebelum Membuat Batasan Masalah

 Sebaiknya dalam menyusun suatu masalah yang dibatasi ialah tentang suatu hal yang
dianggap mempunyai daya tarik dan juga untuk disesuaikan dengan minat peneliti.
 Sebaiknya pada masalah yang dibatasi ini harusnya diteliti terlebih dahulu.
 Sebaiknya pada masalah yang dibatasi ini harus disesuaikan dengan berbagai data yang
nantinya akan mudah didapatkan di lapangan.
 Tehadap suatu masalah yang dibatasi ini juga ada baiknya agar masih dapat dijangkau
oleh kemampuan si peneliti.

Contoh Batasan Masalah

Setelah beberapa point telah kita bahas diatas tadi, kembali lagi pada contoh batasan
masalah yaitu pada bagian ini kami akan membagikan beberapa contoh batasan masalah yang
pada umumnya sering digunakan namun juga disesuaikan dengan tema yang akan diangkat.

Contoh Batasan Masalah Dalam Makalah

Mengenai Batasan bisa dikatagorikan kedalam dua jenis makalah, yakni makalah Non
formal ataukah bersifat formal.

Untuk makalah formal, maka batasan masalahnya bisa dilihat dari contoh berikut ini.

 Penelitian mengambil referensi data pada bulan Januari tahun 2016 sampai Desember
tahun 2018 yang dilakukan secara gotong royong oleh para warga.
 Jenis sampah daur ulang yang masuk ke dalam penelitian ini ialah sampah dapur
sementara yaitu sampah yang tidak dapat didaur ulang ialah sampah plastik dan juga
sampah botol kaca.
 Jenis sampah ini yang akan diteliti dan dibatasi pada sampah daur ulang dan juga sampah
yang tidak dapat didaur ulang.
 Makalah ini akan membahas tentang tata cara pengelolaan sampah ramah lingkungan
yang akan dilakukan secara gotong royong oleh para warga dan juga masyarakat.
Pengambilan data ini berlangsung di sebuah Dusun yang disebut Parahita, yang
berkecamatan Wedang Uluh, prov Jateng.

Contoh Batasan Masalah Skripsi T.I

Aplikasi Pengenalan Karakter Huruf Arab


Dengan berdasarkan banyaknya suatu perkembangan saat ini dapat kita dijumpai, sampai
sekarang menadi suatu permasalahan tersendiri, maka dengan demikian rasa memang perlu
dengan adanya suatu batasan masalah yang jelas ini tentang apa yang akan dibuat kemudian
mampu diselesaikan dengan adanya program ini.

Nah berikut ini ialah ada beberapa batasan masalah dalam penelitian :

 Dari identifikasi yang sudah diperoleh akan ditampakannya kedalam program yaitu yang
bersifat suatu pengenalan nama dari suatu karakter.
 Agar bisa memperoleh suatu nilai yang dekat antara data training dengan testing maka
dapat memakai dengan metode Euclidean Distance.
 Untuk cara yang dipakai ialah Principal Components Analysis agar dapat untuk
mengklasifikasikan suatu data training.
 Pada suatu data citra uji hanya boleh memakai file dengan gambar dan formatnya (bmp).
 Pada data citra yang berbentuk suatu hasil scan yang diperoleh dari tulisan tangan anak
PAUD yang berusia 5 sampai 6 tahun atau TK-B.
 Dalam penulisan huruf hijaiyah (Handwriting) pemakaian spidol harusnya bewarna hitam
dan berlatarkan kertas warna putih (HVS).
 Untuk input harusnya dengan huruf tunggal, tidak dengan menggunakan huruf sambung
ataupun kaligrafi.
 Dengan mengenalkan berbagai pola harus diawali dari huruf alif ( ‫ ) ا‬sampai huruf ya
( ‫( ) ﻱ‬29 huruf tanpa memakai harokat).
 Untuk ukuran Piksel yang dipakai yaitu 100 x 100 px.
Contoh Batasan Masalah Skripsi Akutansi

Didalam batasan masalah dan juga suatu skripsi akuntasi ini ialah sebagai berikut contoh
batasan masalahnya.

 Hasil yang akan diperoleh dari suatu penelitian yang mengenai tentang laporan terhadap
posisi keuangan dan di suatu yayasan yaitu : yayasan bunda ini bisa memakai suatu
metode penulisannya dan posisi keuangan yang berupa accurual basic, khususnya apabila
ia mengenai suatu pengeluaran dan suatu penerimaan yang akan terjadi pada bagian
bendaharanya dan juga tata usaha, kemudian sumbangan itu dalam penyusunan atau
pembuatan laporan kas kecil dan juga kas bank, serta penyusunan pengeluaran kas, dan
juga penyusunan penerimaan kas terhadap uang di bank dan uang di kas.
 Siklus akuntansi ini dimulai dari jurnal umum, buku besar, neraca saldo lalu jurnal
penyesuaian dan juga neraca lajur sampai laporan posisi keuangannya diatas.
 Dengan melakukan suatu perancangan dan juga suatu sistem laporan yang mengenai
tentang posisi dari keuangan ini dapat terbentuk dan juga disusun dengan memakai suatu
program Microsoft Visual Basic 6.0 dan juga diaplikasikan dengan menggunakan data
base SQL Server 2000.

Contoh Batasan Masalah Dalam Karya Ilmiah

Cara pembuatan karya ilmiahnya harus dengan berdasarkan pada tujuan serta batasannya
pada masalah yang akan dibahasnya.

Cara pembuatan batasan masalah ini juga dengan meliputi suatu variabel penelitian, waktu
penelitian, dan juga lokasinya dan jenis yang akan ditelitinya.

 Merupakan suatu Metode guna menetapkan mengenai keberadaan dari pada wereng
cokelat yang sangat mengganggu atau tidak didalam penelitiannya ini telah dibatasi pada
suatu metode perhitungan Ambang Ekonomi (AE).
 Penelitian ini juga menerapkan tiga metode suatu tindakan untuk mengatasi gangguan
hama dan juga pengganggu wereng cokelat dengan cara pemberian pestisida nabati,
insektisida dan juga perangkap lampu.
 Penelitian ini dilakukan pada musim tanam padi sampai panen.
 Makalah karya ilmiah ini membahas tentang masalah yang sudah sering dialami oleh para
petani Indonesia yaitu dengan adanya hama tumbuhan pengganggu atau OTP yang
membuat padi menjadi rusak. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sifat hama dan juga pengganggu tanaman.
 Hama pengganggu tanaman padi ini yang telah diteliti dalam karya ilmiah ini dibatasi
pada wereng cokelat.

Contoh Batasan Masalah Tugas Akhir

Berikut ini merupakan batasan masalah yang umum pada suatu tugas yang terakhir yang
bertema tata cara mengelola sampah menjadi ramah lingkungan, antara lain yaitu :

 Memberikan suatu pemahaman untuk mengatasi sampah yang tidak bisa diolah.
 Memberikan beberapa referensi untuk sebagai contoh pengolahan sampah menjadi suatu
barang yang kembali memiliki nilai.
 Untuk memberikan suatu pemahaman dan untuk membedakan sampah yang dapat didaur
ulang atau yang tidak dapat didaur ulang.
 Kenali jenis sampahnya yang akan diolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah (problem) adalah suatu deviasi antara yang seharusnya(should) terjadi den
gan suatu yang nyata (actual) terjadi, sehingga penyebabnya perlu ditemukan dan diverifik
asi. Robert K. Merton mengartikan masalah sebagai ” ketidaksesuaian yang signifikan dan
tidak diinginkan ” antara standar kebersamaan dan kondisi nyata.
Masalah adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang be
rsumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membi
ngungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Um
umnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tid
ak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Dalam beberapa literatur riset, masalah seringk
ali didefinisikan sebagai sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban m
asalah atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu ak
an dipilih salah satu jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban ters
ebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data dan informasi yang ber
kaitan dengan masalah bersangkutan.
B. Saran

Sebagai calon guru yang hendaknya mampu merespons permasalahan aktual yang
muncul dilingkungan kerja kita terutama dalam lingkungan kelas dan sebaiknya ada
upaya untuk mengatasinya, untuk meningkatkan pendidikan dan tenaga kependidikan
akan lebih mudah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah Manajemen, Bumi Aksara,Jakarta,
2005, hlm., 53

Vardiansyah, Dani.2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta.

Robert K. Merton. (1949). Manifes And Latent Function dalam R.K. Merton

Drs. S. Margono, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta,

Sukardi, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi
Aksara

Notohadiprawiro, T. 2006. Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:Universitas


Gajah Mada.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Cetakan
ketigabelas, Edisi revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Cetakan Keduabelas, Alfabeta.

Polla, G. 2009. Metodologi Penelitian Lanjutan. gerardp@binus.edu Riyanto, Y. 2001.


Melodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.

Anda mungkin juga menyukai