Anda di halaman 1dari 19

MASALAH DALAM PENELITIAN

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Disusun oleh:
Dinda Rizky Fadila 21301041
Tala Siti Chuzaimah 21301065
Yuni Maysarah 21301071

Dosen Pengampu:
Rozaanah, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SUNNAH
DELI SERDANG SUMATERA UTARA
T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahuwaa’ala yang mana Allah
telah memberikan kami nikmat kesehatan dan karunia-Nya hingga kami bisa
menyelesaikan makalah kami pada mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul
“MASALAH DALAM PENELITIAN” yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Shalawat serta Salam tidak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi kita
Muhammad Shallahu alaihi wasallam yang telah membawa kita dari kegelapan menjadi
terang benderang disertai iman seperti saat ini.
Dan kami sebagai penulis makalah ini tidak lupa juga mengucapkan ribuan terima
kasih kepada Ustazah Rozaanah M.A. selaku dosen yang telah memberikan kami
bimbingan dan arahanya.
Dengan ini, kami para pemakalah menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca jika
melihat kesalahan yang ada pada makalah kami agar kami bisa memperbaiki isi makalah
kami.

Tanjung Morawa, 18 September 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
MASALAH DALAM PENELITIAN..................................................................................3
A. Pengertian Masalah dalam Penelitian...................................................................3
B. Sumber Masalah Dalam Penelitian.......................................................................4
C. Rumusan Masalah.................................................................................................6
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP.........................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai persoalan
atau permasalahan, baik yang bersifat awam ataupun masalah yang menuntut
pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering
dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data
pendukung. Disamping masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat
kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan
sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik
kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya
dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk
penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan
masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan
lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah
yang dipilih dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka
yang akan digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk
memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu masalah yang
kompleks dan kait-mengkait yang mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu
penelitian. Namun tidak semua masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya
itu makalah ini akan membahas masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masaah yang akan dibahas pada makalah ini ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian?
2. Apa saja indikator dalam masalah penelitian?
3. Bagaimana kriteria masalah penelitian?

1
4. Apa sifat-sifat dari masalah penelitian?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas ialah:
1. Untuk mengetahui makna dari masalah penelitian.
2. Agar mengetahui hal apa saja yang bisa dijadikan sebagai indikator dalam
masalah penelitian
3. Untuk mengetahui kriteria masalah dalam penelitian.
4. Agar mengetahui sifat dari masalah penelitian.

2
BAB II
MASALAH DALAM PENELITIAN

A. Pengertian Masalah dalam Penelitian


Pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari, masalah sering diartikan sebagai
suatu kekurangan, suatu yang tidak disukai, suatu yang perlu dihindari, atau pun juga
suatu kejadian yang tidak sesuai dengan seperti yang diharapkan atau direncanakan.
Secara umum pengertian masalah diartikan sebagai terjadinya kesenjangan
antara das sein dan das sollen (harapan dan kenyataan). Secara umum juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mengganjal pikiran (benak) sehingga apabila
dipecahkan bisa memberi manfaat bagi yang menjalani masalah itu.1
Menurut makna secara leksikal, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dituliskan bahwa “masalah” adalah sesuatu yang harus diselesaikan dan dipecahkan.
Berdasarkan tinjauan filosofis tentang “masalah”, Sedarmayanti dan Hidayat
mengatakan bahwa masalah itu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari.
Fraenkel, Wallen & Hyun yang menjelaskan “A problem can be anything that
a person finds unsastisfactory or unsettling, a difficulty of some sort, a state of affairs
that needs to changed, anything that is not working as well as it might…” bermakna
bahwa suatu masalah adalah suatu keadaan yang tidak memuaskan atau
menyenangkan bagi seseorang, suatu kesulitan untuk memilih, suatu keadaan yang
perlu diubah, sesuatu yang tidak bisa berjalan atau terlaksana sebaik mungkin.
Kondisi atau keadaan yang tidak terpenuhi, atau terdapat hambatan, kurang dapat
berjalan lancar, dan sebagainya dapat diidentifikasi sebagai sebuah masalah. 2
Menurut Sugiyono bahwa masalah dapat diartikan sebagai sesuatu
penyimpangan antara yang seharusnya terjadi dengan apa yang benar-benar terjadi,
antara teori dengan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, dan atau antara rencana
dengan pelak- sanaannya. Nawawi mengatakan bahwa kemunculan masalah terjadi
karena tidak terdapatnya keseimbangan antara sesuatu yang diharapkan (das sollen)

1
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011). h.21.
2
Sapto Haryoko, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar, 2020). h.41-42.
3
berdasarkan teoriteori atau hukum-hukum yang menjadi tolok ukur dengan kenyataan
(das sein) sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa demikian atau apa sebabnya
demikian. Di samping itu, masalah akan dapat pula muncul karena adanya keragu-
raguan tentang keadaan sesuatu hal, sehingga ingin diketahui keadaannya secara
mendalam dan objektif.”
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
masalah adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang
menimbulkan pertanyaan dalam setiap individu manusia, serta secara otomatis
membutuhkan upaya untuk mencari suatu jawabannya atas masalah yang dihadapi
tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian masalah seperti yang dikemukakan di atas
itu, dapat dikatakan pula bahwa suatu masalah dapat bersifat konseptual-teoretis,
maupun yang juga dapat bersifat praktis yaitu masalah-masalah yang ditemui dalam
kegiatan kehidupan manusia sehari-hari yang tidak perlu harus dijawab dengan
melakukan penelitian.
Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian
kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian
kuantitatif, “masalah” yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik,
dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang di
bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh
karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif
dan akan berkembang atau dapat berganti setelah peneliti berada di lapangan. Pikiran
dan pemahaman dan pemahaman terkait dengan rumusan masalah penelitian
kualitatif sangat menentukan akan pentingnya nilai penelitian kualitatif tentang
makna-makna realitas suatu fenomena yang dikaji. Bahkan, peneliti perlu
mencurahkan waktu lebih banyak untuk menentukan dan merumuskan masalah
penelitian kualitatif lalu mencari jawaban dari masalah. 3
Adapun sumber permasalahan dapat diambil dari berbagai sudut pandang.
Baik itu dari pengalaman peneliti sendiri, dari pengalaman tersebut peneliti menjadi
sumber permasalahan yang diinginkan, sumber permasalahan bisa juga diambil dari
pengamatan peneliti sendiri dan bisa juga diambil dari penilaian yang dilakukan

3
Haryoko.
4
peneliti. peneliti, peneliti juga dapat mencari sumber permasalahannya pada sumber
perpustakaan. tempat peneliti membaca buku, teks atau majalah. Setelah membaca
buku-buku tersebut terbukalah sudut pandang dan pemikiran peneliti untuk
menentukan sumber permasalahan, kemudian diperoleh pula sumber permasalahan
melalui pengamatan peneliti dan perasaan peneliti, dan sebagainya.4
Saat melakukan penelitian pertama kali, yang terpenting adalah merumuskan
masalah. Namun kita harus tahu bahwa ada perbedaan antara masalah dan perumusan
masalah. Masalah merupakan penyimpangan antara apa yang seharusnya atau
diharapkan dengan apa yang sebenarnya terjadi atau ada, sedangkan rumusan masalah
merupakan pertanyaan penelitian yang didorong oleh masalah yang harus dijawab
melalui pengumpulan data.5
Menurut Nazir sebagaimana dikutip Darmadi, tujuan pemilihan dan
perumusan masalah adalah:
a. Mencari sesuatu yang dapat memuaskan akademik seseorang
b. Membentuk perhatian dan rasa ingin tahu seseorang terhadap hal-hal baru
c. Menjadikan dasar untuk menyelesaikan beberapa temuan penelitian sebelumnya
atau menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya
d. Memenuhi keinginan sosial dan menawarkan sesuatu yang bermanfaat.6
Untuk memperjelas pemahaman tentang perumusan masalah, berikut
dijelaskan bagaimana rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
a. Rumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif
Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif harus ditetapkan secara
jelas, tepat, tegas dan ditegaskan sejak awal penelitian. Rumusan masalah
penelitian kuantitatif bukanlah rumusan masalah sementara yang dapat diubah
begitu saja seiring berjalannya penelitian. Sebab, perubahan rumusan masalah
merusak konsistensi variabel, hipotesis, teori, dan unsur penting lainnya. Oleh
karena itu, dalam penelitian kuantitatif, rumusan masalah harus benar-benar jelas
dan tegas dirumuskan dan ditetapkan. Selain masalah konsistensi rumusan

4
Sukiati, Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar (Medan: CV Manhaj, 2016). h.116.
5
Sudaryono, Metodologi Penelitian (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2019).
6
Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan
(Makasar: Sekolah Tinggi Theologi Jaffray, 2020).
5
masalah, salah satu ciri umum rumusan masalah penelitian kuantitatif yang juga
harus diperhatikan adalah rumusan masalah yang dibuat menunjukkan adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih.
b. Rumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Suatu permasalahan dalam penelitian kualitatif disebut fokus. Fokus atau
rumusan masalah dan pertanyaan tersebut bersifat tentatif (sementara) dan mudah
berubah dan dapat diubah, apabila kenyataan dan situasi di lapangan
menghendakinya. Artinya fokus atau rumusan masalah penelitian kualitatif bersifat
terbuka dan disempurnakan selama peneliti berada di wilayah penelitian ketika
peneliti mengumpulkan informasi mengenai topik-topik yang umum dan dapat
dipercaya. Dengan demikian, meskipun peneliti pada mulanya menetapkan fokus
penelitian dengan pertanyaan-pertanyaan atau rumusan masalah tertentu, fokus dan
rumusannya pada akhirnya baru dapat dipastikan ketika peneliti sudah berada di
arena penelitian. Perubahan tersebut tidak menunjukkan adanya konsistenan atau
merusak fokus kajian, melainkan menunjukkan adanya gerakan menuju
penyempurnaan dan adaptasi terhadap realitas atau fenomena yang diteliti. 7
Dalam penelitian kualitatif, Sugiyono menyatakan ada tiga kemungkinan
mengenai masalah penelitian, yaitu. permasalahan tetap, masalah berkembang dan
masalah yang berubah secara keseluruhan.
1) Masalah tetap
Permasalahan ini bersifat tetap dan tidak berubah serta sesuai dengan
latar belakang penelitian. Dengan demikian, permasalahan tetap ada dan tidak
berubah setelah ilmuwan terjun ke lapangan. Contoh: Peneliti ingin
mempelajari efektivitas metode pembelajaran daring dalam metode belajar
mengajar di SMA Melati pada masa pandemi Covid-19. Setelah dilakukannya
penelitian atau ketika peneliti mengetahui keadaan sebenarnya bahwa di era
pandemi Covid-19 ini, pembelajaran daring digunakan dalam metode belajar
mengajar di SMA Melati, sehingga peneliti tidak perlu lagi mengubah fokus
masalah, karena rumusan masalah tidak berubah.

7
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), h. 34-35.
6
2) Masalah Berkembang
Masalah dapat berkembang dan berubah tergantung pada lingkungan
penelitian. Bisa jadi ada hal atau informasi baru yang sebelumnya tidak
diduga oleh peneliti, atau bahkan peneliti menduga informasi tersebut ada,
namun ternyata tidak ada. Contoh: Peneliti memutuskan untuk menyelidiki
efektivitas metode pembelajaran online dalam proses belajar mengajar di
SMA Melati di era pandemi Covid-19. Ternyata ketika sudah diketahui situasi
lapangan SMA Melati, selain metode pembelajaran daring juga menggunakan
metode pembelajaran hybrid yang memadukan metode pembelajaran daring
dan luring. Artinya di era pandemi Covid-19, permasalahan bisa berkembang,
misalnya saja pada metode belajar mengajar di SMA Melati.
3) Masalah berubah total
Permasalahan dapat berubah total apabila kenyataan yang ada sangat
kontroversial atau tidak sesuai dengan fokus permasalahan setelah peneliti
terjun ke lapangan. Ternyata, melihat situasi di lapangan, SMA Melati tidak
menggunakan metode daring karena kurangnya teknologi pendukung, dan
kondisi desa yang berada di zona hijau masih memungkinkan untuk
terselenggaranya kegiatan proses belajar mengajar secara offline, sehingga
fokus permasalahan dengan sendirinya berubah total.8
Langkah pertama dalam penelitian kualitatif adalah menentukan fokus
atau rumusan masalah. Tidak ada penelitian yang dapat dilakukan tanpa
masalah. Selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah perumusan masalah,
yaitu menentukan fokus penelitian, mencari faktor-faktor yang berkaitan
dengan fokus masalah dalam penelitian, meneliti faktor-faktor yang menjadi
kepentingan penelitian, kemudian mengidentifikasi dan menghubungkan
faktor-faktor tersebut. diteliti terpilih faktor yang dipilih melalui fokus
penelitian.

8
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, h. 93-95.
7
Masih terdapat permasalahan umum dalam pembuatan rumusan
masalah penelitian kualitatif. Permasalahan yang sering muncul ketika
merumuskan masalah penelitian kualitatif antara lain :
1) Rumusan masalah sering kali tidak koheren atau tidak sesuai dengan
tujuan penelitian. Artinya rumusan masalah harus sesuai dengan tujuan
penelitian. Latar belakang masalah yang diuraikan kemudian dirumuskan
dengan pertanyaan sebagai rumusan masalah, baik secara konseptual
maupun realitas empiris, harus sesuai dengan tujuan penelitian.
2) Kurangnya ketajaman dalam merumuskan masalah penelitian. Selama ini,
penelitian kualitatif sering kali kurang memiliki daya analisis yang tajam
dalam membingkai permasalahan. Alasannya mungkin karena topik
penelitian yang terlalu luas dan kurangnya penelitian teoretis.
3) Rumusan masalah cenderung terlalu luas atau terlalu sempit.
Permasalahan ini merupakan permasalahan yang paling sering terjadi
dalam pembuatan rumusan masalah. Kecuali jika terlalu sempit, rumusan
masalah penelitian biasanya cakupannya terlalu luas. Jika terlalu luas
maka penelitian tidak akan tepat sasaran. Sebaliknya jika terlalu sempit,
terlalu sederhana, maka dapat dikatakan penelitian tidak mungkin
dilakukan.
4) Jawaban atas pertanyaan yang diberikan mudah ditebak tanpa perlu riset
apa pun. Dengan demikian tidak perlu diteliti lagi karena jawabannya
sudah jelas.
Penting untuk diingat bahwa masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan ini harus diungkapkan dengan
baik. Ciri-ciri pertanyaan penelitian yang baik antara lain: 9
1) Jelas, yaitu mudah dipahami dan tidak ambigu, tidak menimbulkan banyak
pengertian dan banyak penafsiran.
2) Spesifik, artinya disampaikan secara rinci sehingga cakupan tanggapan yang
diharapkan jelas.

9
Muhammad Rizal Pahleviannur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Pradina Pustaka, 2022).
8
3) Memiliki jawaban, yaitu dapat memperkirakan data dan informasi apa saja
yang diperlukan untuk menjawabnya.
4) Relevan, yaitu anda mencari jawaban dengan melihat seberapa besar usaha
yang diperlukan untuk menjawabnya.
5) Tepat yaitu berkaitan dengan masalah atau topik yang diteliti.
6) Memiliki koherensi, yaitu jika ada lebih dari satu, pertanyaan penelitian harus
berhubungan satu sama lain secara logis sehingga tampak berkaitan.

B. Indikator dan Kriteria dalam Masalah Penelitian


Indikator penelitian adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur
atau memperoleh data tentang karakteristik atau sifat dari suatu fenomena yang
diteliti. Mereka membantu mengukur konsep-konsep abstrak menjadi sesuatu yang
dapat dihitung atau diobservasi.
Dalam penelitian, indikator sering digunakan untuk mendapatkan data empiris
yang kemudian dapat diinterpretasikan dan dianalisis. Berikut beberapa definisi
indikator penelitian menurut para ahli:10
1. Darwin Syah: Indikator adalah tanda yang menunjukkan bahwa peserta didik
telah memenuhi kompetensi pendidikan.
2. Wilson R dan T Sapanuchart: Indikator adalah ukuran tidak langsung dari
kejadian tertentu.
3. Lawrence Green: Indikator adalah variabel yang mengindikasikan kepada
pengguna tentang suatu kondisi, sehingga bisa digunakan untuk mengukur
perubahan yang terjadi.
Adapun jenis indikator yaitu :
1. Indikator Penelitian Kualitatif
Indikator penelitian kualitatif menggambarkan karakteristik atau sifat
suatu fenomena dalam bentuk deskriptif. Mereka tidak diukur dengan angka,
tetapi dengan kata-kata atau kategori. Contoh indikator kualitatif dalam penelitian
mengenai kualitas layanan pelanggan dapat meliputi “sangat puas,” “cukup puas,”
dan “tidak puas.”
10
Sandi Ma’ruf, “Indikator Penelitian Adalah: Contoh, Fungsi Dan Jenisnya,” 2023,
https://www.akuntansilengkap.com/penelitian/indikator-penelitian/.
9
2. Indikator Penelitian Kuantitatif
Indikator kuantitatif mengukur fenomena dalam bentuk angka dan dapat
dianalisis secara statistik. Mereka memberikan data kuantitatif yang lebih
terstruktur dan dapat digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan numerik
antara kelompok atau variabel. Contoh indikator kuantitatif adalah “jumlah
pengunjung dalam sehari,” “tinggi badan dalam sentimeter,” dan “pendapatan
dalam dolar.”
Adapun fungsi dari indikator penelitian sendiri yaitu dapat membantu peneliti
mengukur, menggambarkan, dan menganalisis fenomena yang sedang diteliti dengan
lebih obyektif dan bermakna. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari indikator
penelitian:11
a. Mengukur Konsep Abstrak
Indikator memungkinkan peneliti mengukur konsep abstrak dan kompleks
menjadi bentuk yang dapat diukur, baik dalam bentuk kualitatif maupun
kuantitatif. Misalnya, konsep seperti “kualitas hidup” atau “tingkat kepuasan
pelanggan” dapat dioperasionalisasikan menjadi indikator yang dapat dihitung.
b. Memberikan Data Empiris
Indikator membantu mengumpulkan data empiris yang dapat digunakan
sebagai dasar analisis. Data yang diperoleh dari indikator ini memberikan dasar
bagi peneliti untuk membuat kesimpulan dan generalisasi terkait fenomena yang
diteliti.
c. Mendukung Analisis Statistik
Indikator kuantitatif dapat dimasukkan ke dalam analisis statistik yang
lebih mendalam. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola,
hubungan, dan perbedaan antara variabel-variabel yang diukur.
d. Membandingkan dan Mengklasifikasikan
Dengan indikator, peneliti dapat membandingkan dan mengklasifikasikan
unit-unit yang diteliti berdasarkan karakteristik yang diukur. Hal ini membantu
mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan di antara kelompok atau situasi yang
berbeda.

11
Ma’ruf.
10
e. Mengidentifikasi Perubahan dan Trend
Dengan melacak perubahan nilai indikator dari waktu ke waktu, peneliti
dapat mengidentifikasi tren dan perubahan dalam suatu fenomena. Misalnya,
dalam penelitian sosial, indikator dapat digunakan untuk mengamati perubahan
pandangan masyarakat terhadap suatu isu.
f. Membantu Pengambilan Keputusan
Hasil dari pengukuran indikator dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Misalnya, pemerintah dapat menggunakan data indikator
pendidikan untuk merancang kebijakan pendidikan yang lebih efektif.
g. Mengukur Efektivitas Intervensi
Dalam penelitian intervensi atau eksperimen, indikator digunakan untuk
mengukur dampak dari intervensi tersebut. Ini membantu peneliti mengevaluasi
apakah intervensi tersebut berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
h. Membantu Pemahaman Teoritis
Indikator membantu dalam pengembangan teori dan pemahaman tentang
fenomena yang sedang diteliti. Melalui pengukuran yang akurat, peneliti dapat
menguji hipotesis dan konsep teoritis.
i. Mendukung Penelitian Komparatif
Dalam penelitian komparatif, indikator membantu peneliti
membandingkan variasi dan perbedaan antara kelompok atau lokasi yang berbeda.
Ini membantu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut.
j. Memberikan Hasil yang Objektif
Indikator memberikan pendekatan yang lebih objektif dalam mengukur
dan mendokumentasikan fenomena. Hal ini mengurangi bias subjektif dan
meningkatkan reliabilitas hasil penelitian.12
Permasalahan yang akan diangkat sebagai topik penelitian, seperti yang
dikutip Setyawan menurut Hulley & Cummings dalam Siswanto, dkk., harus
memenuhi persyaratan atau kriteria “FINER”(yaitu: Feasible, Interisting, Novel,
Ethical, Relevan), maksudnya:
1. Feasible: tersedia cukup subjek penelitian, dana, waktu, alat dan keahlian.

12
Ma’ruf.
11
2. Interisting: masalah yang akan diangkat untuk topik penelitian hendaknya yang
aktual sehingga menarik untuk diteliti.
3. Novel: masalah dapat membantah atau mengkonfirmasi penemuan atau penelitian
terdahulu, melengkapi atau mengembangkan hasilpenelitian sebelumnya, atau
menemukan sesuatu yang baru.
4. Ethical: masalah penelitian hendaknya tidak bertentangan dengan Etika.
5. Relevan: masalah penelitian sebaiknya disesuaikan juga dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), ditujukan untuk meningkatkan atau
mengembangkan keilmuan dan penelitian yang berkelanjutan.13

C. Bentuk Rumusan Masalah Penelitian


Menurut Sugiyono, masalah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bentuk,
yaitu:14
1. Masalah deskriptif
Masalah deskriptif adalah masalah yang berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan keberadaan variabel mandiri, apakah satu atau
lebih variabel mandiri, dimana peneliti tidak melakukan perbandingan variabel
tersebut dengan sampel lain dan mencari hubungan antara variabel tersebut
dengan variabel lain. Contoh hal deskriptif antara lain:
a) Seberapa tinggi minat baca dan lama studi mahasiswa STAI As-Sunnah Deli
Serdang?
b) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap STAI As-Sunnah?
2. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian dimana peneliti
membandingkan keberadaan satu atau lebih variabel dalam sampel yang berbeda
atau pada waktu yang berbeda. Contoh masalah perbandingan meliputi:
a) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa di desa dan kota?
b) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dari
keluarga petani, pedagang dan guru?

13
Setyawan, Dodiet Aditya, Masalah Penelitian: Perumusan Masalah Dalam Penelitian
(Surakarta: Politeknik Kesehtan Kemenkes Surakarta, 2014).
14
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, 2011.
12
3. Masalah Asosiatif
Masalah asosiasif adalah rumusan masalah penelitian yang menyelidiki
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini terdapat tiga bentuk
hubungan dalam masalah asosiasi, yaitu:
a) Hubungan sistematis
Hubungan sistematis adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
yang variabel-variabelnya muncul bersamaan. Contoh masalah asosiatif dalam
hubungan sistem meliputi:
1) Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan agama masyarakat
dengan tindak pidana korupsi?
2) Apakah ada hubungan antara jumlah lulusan pendidikan agama Islam
dengan pengetahuan agama masyarakat?
b) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat dimana hubungan
sebab akibat tersebut mempunyai variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Contohnya adalah sebagai berikut:
1) Apakah lingkungan sosial mempengaruhi minat belajar siswa?
2) Seberapa besar dampaknya
c) Hubungan interaktif
Hubungan interaktif atau resiprocal atau timbal balik ini merupakan
hubungan yang saling mempengaruhi sedemikian rupa sehingga tidak
diketahui siapa variabel independen dan siapa variabel dependen. Contoh
hubungan ini adalah:
1) Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa SMA di wilayah
Tambusai Utara. (Di sini dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa
mempengaruhi prestasi dan sebaliknya prestasi dapat mempengaruhi
motivasi.

13
2) Hubungan kekayaan dengan kecerdasan manusia (dapat dikatakan
kekayaan dapat mempengaruhi pertumbuhan kecerdasan anak dan
sebaliknya), kecerdasan bisa menjadikan seseorang kaya.15
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk rumusan masalah
dibedakan menjadi tiga, yaitu masalah deskriptif merupakan masalah yang
berkaitan dengan variabel bebas, dimana masalah tersebut berkaitan dengan
pertanyaan. Selanjutnya masalah perbandingan adalah masalah yang
membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Dan terakhir,
masalah penelitian asosiatif, yang dalam tugas ini dibagi menjadi tiga, yaitu
hubungan sistematis (menggabungkan variabel dengan variabel lain dimana
variabel-variabel tersebut muncul secara bersamaan secara tidak sengaja),
hubungan kausal (yang bersifat sebab akibat), hubungan interaktif (yang bersifat
timbal balik antara suatu hubungan dimana variabel yang satu dan variabel yang
lain saling mempengaruhi).

15
Rahmadi.
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah dalam penelitian merujuk pada keadaan ata pertanyaan yang menjadi
focus kajian. Hal ini dapat berupa ketidakjelasan, kebutuhan pemahaman lebih lanjut,
atau isu yang perlu diselesaikan melalui penelitian. Identifikasi masalah yang tepat
menjadi langkah awal dalam merancang penelitian untuk memastikan penelitian
memiliki tujuan yang jelas dan relevan.
Indikator penelitian adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur
atau memperoleh data tentang karakteristik atau sifat dari suatu fenomena yang
diteliti. Dan adapun kriteria dalam masalah penelitian yaitu kriteria “FINER”(yaitu:
Feasible, Interisting, Novel, Ethical, Relevan).
Bentuk rumusan masalah dalam penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu
masalah deskriptif merupakan masalah yang berkaitan dengan variabel bebas, dimana
masalah tersebut berkaitan dengan pertanyaan. Selanjutnya masalah perbandingan
adalah masalah yang membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Dan terakhir, masalah penelitian asosiatif, yang dalam tugas ini dibagi menjadi tiga,
yaitu hubungan sistematis (menggabungkan variabel dengan variabel lain dimana
variabel-variabel tersebut muncul secara bersamaan secara tidak sengaja), hubungan
kausal (yang bersifat sebab akibat), hubungan interaktif (yang bersifat timbal balik
antara suatu hubungan dimana variabel yang satu dan variabel yang lain saling
mempengaruhi).

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca agar dapat
meningkatkan pemahaman tentang masalah dalam penelitian. Mungkin ini juga bisa
menjadi referensi untuk para pembaca. Dan kami juga menyarankan kepada para
pembaca untuk membaca referensi atau sumber lainnya agar lebih menambah
wawasannya dan tidak terfokus dengan makalah yang kami tulis ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dodiet Aditya, Setyawan. Masalah Penelitian: Perumusan Masalah Dalam Penelitian.


Surakarta: Politeknik Kesehtan Kemenkes Surakarta, 2014.
Haryoko, Sapto. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar, 2020.
Ma’ruf, Sandi. “Indikator Penelitian Adalah: Contoh, Fungsi Dan Jenisnya,” 2023.
https://www.akuntansilengkap.com/penelitian/indikator-penelitian/.
Pahleviannur, Muhammad Rizal. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pradina Pustaka,
2022.
Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
Sudaryono. Metodologi Penelitian. Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2019.
Sukiati. Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar. Medan: CV Manhaj, 2016.
Wijaya, Umrati dan Hengki. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan. Makasar: Sekolah Tinggi Theologi Jaffray, 2020.

16

Anda mungkin juga menyukai