Anda di halaman 1dari 16

Perumusan Masalah Dan Hipotesis

Mata Kuliah :
Metode Penelitian Kuantitatif
Dosen Pengampu :
Dr ,Muhamad Uyun, M.Si
Anggota Kelompok 4 :
M. Farian Faijel (2220901056)
Uswatun Hasanah (2220901041)
Fatimah Azzahra Rayhani (2220901040)
Rizky Putra Pratama (2220901075)

PRODI PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS PSIKOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perumusan
Masalah Dan Hipotesis” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalahuntuk memenuhi tugas kelompok dari Bapak Muhamad Uyun
dalam mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhamad Uyun selaku dosen
pengampu mata kuliah kami yang telah memberikan tugas kelompok ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritisi akan kekurangan makalah kami.

Palembang, 31 Maret 2024

Penulis Makalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2

BAB I ............................................................................................................................ 4

PENDAHULUAN........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ............................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II .......................................................................................................................... 5

ISI ................................................................................................................................. 5

A. Perumusan Masalah.............................................................................................. 5

B. Hipotesis ............................................................................................................... 9

BAB III ....................................................................................................................... 14

PENUTUP .................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa, kita pasti tidak asing mengenai perumusan masalah dan
hipotesis. Hal ini berkaitan erat dengan penelitian kita sehari-hari. Perumusan
masalah dan hipotesis merupakan jantung dalam penelitian. Oleh karena itu, kita
harus tau bagaimana cara membuat perumusan masalah dan hipotesis yang tepat.
Pada makalah kali ini, kami sebagai penulis ingin menyajikan bagaimana membuat
perumusan masalah dan hipotesis yang tepat berdasarkan teori-teori dan yang
terpercaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian perumusan masalah dan hipotesis menurut para ahli?
2. Apa saja faktor, fungsi & bentuk dari perumusan masalah dan hipotesis?
3. Bagaimana Langkah-langkah membuat perumusan masalah dan hipotesis
yang benar?
4. Adakah teori yang berhubungan terkait hipotesis?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perumusan masalah dan hipotesis menurut para ahli.
2. Mengetahui faktor, fungsi & bentuk dari perumusan masalah dan hipotesis
3. Mengetahui Langkah-langkah membuat perumusan masalah dan hipotesis
yang benar.
4. Dapat mengenal teori yang berhubungan terkait hipotesis.
BAB II
ISI
A. Perumusan Masalah
1. Pengertian Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi. Stonner (1992 : 257) mengemukakan bahwa
masalah-masalah dapat diketahui bila :
• Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan.
• Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan.
• Ada pengaduan.
• Ada kompetisi.
Masalah adalah yang menjadi bagian dari seluruh kehidupan manusia
(Saebani,2008). menurut Sugiyono (2013) masalah merupakan penyimpangan dari
apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara teori dengan
praktik, penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, penyimpangan antara
rencana dengan pelaksanaan dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau
dengan yang terjadi sekarang.
Menurut Martono (2016) masalah merupakan fenomena atau gejala (sosial)
yang tidak dikehendaki keberadaannya, atau sebuah gejala yang tidak seharusnya
terjadi. Masalah juga dapat didefinisikan sebagai hubungan dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang membingungkan.

2. Pengertian Perumusan Masalah


Andra Tersiana (2018) menyatakan rumusan masalah merupakan
permasalahan yang ada berdasarkan latar belakang penelitian ini.
Nikmatur ridha (2017) menyatakan bahwa Rumusan masalah adalah hal
pokok yang harus ditentukan dalam penelitian awal.
Suriasumantri (2003, Dalam Nikmatur Ridha, 2017) menyatakan bahwa
rumusan masalah adalah upaya mengungkapkan secara tertulis pernyataan apa yang
ingin dicari jawabannya

3. Faktor Perumusan Masalah


Masalah ibarat jantung dalam sebuah penelitian, jika tidak ada masalah maka
tidak akan ada penelitian (Martono,2016). Oleh karena itu kualitas sebuah penelitian
sangat dipengaruhi oleh cara merumuskan masalah yang dibahas. Masalah juga
menjadi faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah penelitian
untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah
penelitian, yaitu:
• Kata-kata yang digunakan dalam mendefinisikan masalah harus jelas dan
tidak boleh ambigu.
• Pernyataan masalah harus singkat namun komperhensif agar mudah untuk
dipahami.
• Asumsi harus diakui dalam studi.
• Permasalahan harus memiliki nilai praktis yang signifikan.
• Pengertian atau pernyataan masalah harus didasari oleh alasan atau latar
belakang tertentu

4. Fungsi Perumusan Masalah


Selain berfungsi sebagai “jantung” dalam proses penelitian, perumusan
masalah juga memiliki fungsi lain diantaranya sebagai berikut,
• Masalah menjadi alasan atau sebab adanya kegiatan penelitian dalam arti lain
tanpa adanya masalah maka tidak akan ada sebuah penelitian.
• Sebagai pedoman penentu arah atau fokus dalam suatu penelitian.
• Sebagai penentu, penting untuk menentukan jenis data yang perlu
dikumpulkan dan mana yang tidak perlu sehingga dapat dieliminasi. Hal ini juga
mencakup pemilihan metode penelitian yang tepat.
• Untuk menentukan subjek atau sumber penelitian yang akan digunakan.
Singh (2006) menjelaskan beberapa alasan mengapa peneliti harus mendefinisikan
atau merumuskan masalah penelitian:
• Perumusan masalah akan menentukan arah penelitian.
• Perumusan masalah dapat menjelaskan metodologi atau prosedur penelitian
yang akan dilakukan.
• Perumusan masalah akan membantu peneliti untuk mengontrol adanya
subjektivitas peneliti yang dapat mempengaruhi analisis hasil penelitian.
• Perumusan masalah dapat menunjukan dan menentukan variabel yang akan
diambil
• Dengan adanya perumusan masalah, membuat penelitian menjadi lebih praktis

5. Bentuk Rumusan Masalah


Sugiyono (2013) dalam bukunya "Memahami penelitian kualitatif"
menjelaskan rumusan masalah berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka
secara umum rumusan masalah terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu rumusan masalah
deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang membimbing
peneliti untuk menggambarkan atau mengabdikan situasi sosial yang akan diteliti
secara komperhensif, luas, dan mendalam.
2. Rumusan masalah komperhensif merupakan rumusan masalah yang
mengarahkan peneliti untuk membandingkan konteks atau dominan sosial lainnya.
3. Rumusan masalah asosiatif atau relasional merupakan rumusan masalah yang
membantu peneliti menjalin hubungan antara situasi atau domain sosial yang satu
dengan situasi atau domain sosial lainnya.

Rumusan masalah asosiasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis: hubungan


simetris, hubungan sebab akibat, dan hubungan timbal balik atau interaksional.
Hubungan simetris adalah hubungan antar gejala yang terjadi pada waktu yang sama,
dan oleh karena itu bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Sebab-
akibat adalah hubungan yang terdiri dari sebab dan akibat. Selanjutnya, hubungan
yang saling menguntungkan adalah hubungan dimana dua pihak saling
mempengaruhi.Dalam penelitian kualitatif, hubungan-hubungan yang diamati atau
ditemukan bersifat timbal balik atau timbal balik.

6. Langkah-langkah Perumusan Masalah


Ada banyak pendapat yang membahas tentang langkah-langkah perumusan
masalah. Melenong (2014) dalam bukunya “metodologi penelitian kualitatif”
mengemukakan tentang langkah-langkah perumusan masalah penelitian adalah
sebagai berikut,
Langkah 1 : Metentukan fokus penelitian
Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitannya dengan fokus
tersebut dalam hal ini dinamakan sub-fokus
Langkah 3 : Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang
sangat menarik untik ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
Langkah 4 : Kaitkan secara logis faktor-faktor sub-fokus yang dipilih dengan
fokus penelitian.

Dalam pendapat lain menyatakan langkah-langkah yanng dapat dilakukan


untuk merumuskan masalah penelitian:
• Melakukan analisis terhadap masalah utama atau masalah turunannya.
• Membatasi cakupan penelitian.
• Fokus pada suatu isu yang spesifik yang dapat diidentifikasi dengan
mengetahui latar belakang atau sejarah terjadinya masalah tersebut,
menganalisis penelitian sebelumnya yang terkait untuk melakukan studi
pendahuluan.
• Mendeskripsikan masalah secara umum.
• Menjelaskan keterbatasan metode yang digunakan.
• Menguatkan beberapa asumsi dan implikasi.
• Menjelaskan pentingnya studi bagi dunia akademik.
• Mendefinisikan istilah atau konsep yang digunakan.

Perumusan masalah yang baik sangat membantu dalam memudahkan peneliti


dalam melakukan kegiatan penelitiannya. Neuman (2003) menjelaskan pertanyaan
yang baik, yaitu:
• Pertanyaan nya harus empiris, dapat diuji, dan ilmiah
• Lingkup pertanyaan tidak terlalu besar.
• Disajikan dalam bentuk pertanyaan agar lebih mudah dimengerti.
• Menunjukan hubungan antarvariabel yang akan diteliti

Fraenkel dan Wallen (1992:22) mengemukakan bahwa masalah penelitian


yang baik adalah :
• Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu.
• Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.
• Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
pemecahan masalah kehidupan manusia.
• Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang berdifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.

B. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap suatu
rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang kebenarannya belum teruji.
Menurut Weisstein dan Eric A. , “Hipotesis adalah pernyataan yang konsisten dengan
data yang diketahui tetapi tidak diuji atau jelas-jelas salah. ” Ketut (2007)
menjelaskan bahwa hipotesis penelitian adalah, menyatakan bahwa itu adalah
pernyataan yang pada dasarnya tidak jelas.
Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo
(hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat.
Oleh karena itu, hipotesis masih merupakan pendapat atau kesimpulan sementara dan
belum benar-benar berstatus tesis. Faktanya, hipotesis adalah kemungkinan jawaban
baru terhadap suatu masalah yang diajukan. Ini mungkin merupakan tebakan bijak
oleh seorang peneliti, atau mungkin berasal dari teori yang sudah ada.
Suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara
(Soeratno,2000:22).
Asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal
yang dituntut untuk melakukan pengecekkannya.
Pernyataan matematis tentang karakteristik populasi yang ditinjau, yang akan
diuji atau dipelajari sejauh mana suatu data sampel mendukung kebenaran hipotesis
tersebut.
“Hypothesis is an unproved theory proposition, etc, tentatively accepted to
explain certain facts or to provide a basis for investigation, arguments” ( Webster’s
New World Dictionary, 1977 )

2. Teori yang Berhubungan


Dantes (2012) hipotesis merupakan dugaan yang harus diuji dengan
menggunakan data yang diperoleh melalui penelitian. Oleh karena itu, hipotesis
tersebut masih berupa dugaan dan harus diuji. Suharsimi (2010) juga mengemukakan
bahwa perhatian peneliti hendaknya terfokus hanya pada informasi atau data yang
diperlukan saja. Oleh karena itu, peneliti berusaha mengembangkan alternatif
pemecahan masalah dan kemudian mencoba mencari informasi melalui penelitian
untuk mencari bukti. Dalam hal ini, peneliti diuji kemampuannya dalam “mendeduksi
secara ilmiah dan logis” bagaimana memecahkan suatu masalah. Perkiraan solusi
yang diusulkan biasanya disebut sebagai hipotesis.

3. Langkah-Langkah Cara Membuat yang Efektif


Seperti yang dinyatakan oleh Azwar (1999), dalam merumuskan suatu
hipotesis, terdapat dua cara, yaitu:
• Cara pertama adalah membaca dan mengkaji (memvalidasi) teori dan konsep
yang membahas variabel penelitian dan hubungan antar variabel tersebut. Metode ini
sering disebut dengan proses berfikir deduktif ..
• Cara kedua adalah membaca dan mempertimbangkan hasil dan temuan
penelitian sebelumnya terkait pertanyaan penelitian Anda. Metode ini disebut proses
penalaran induktif.

4. Jenis-Jenis
Untuk menguji suatu hipotesis penelitian secara statistik, terlebih dahulu
harus ditulis dalam bahasa matematis yang disebut hipotesis statistik. Ketut (2002)
menyatakan “Hipotesis statistik adalah asumsi tentang parameter suatu populasi.
Hipotesis statistik dibagi menjadi dua bagian: hipotesis null/nihil dan hipotesis
alternatif.
1). Hipotesis Null atau Hipotesis Nihil
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antar
variabel. Misalnya, tidak ada hubungan antara nilai matematika dan sains. Suharshimi
(2009).
Hipotesis null adalah hipotesis yang tidak ada perbedanya, tidak ada efek, atau
tidak ada pengaruhnya, sehingga hipotesis null disebut juga dengan hipotesis nihil
(null) atau hipotesis null. Menurut Ketut (2002), hipotesis null selalu dirumuskan
dengan menggunakan tanda sama dengan (=). Menentukan nilai tunggal berarti
simbol “=” mengembalikan nilai tersebut. Dengan cara ini, kemungkinan terjadinya
kesalahan tipe I dapat dikendalikan atau peneliti dapat mengendalikan kesalahan
tipe I dengan lebih baik. Weistein dan Eric menegaskan bahwa mereka telah
mengidentifikasi statistik uji yang dapat digunakan untuk menilai kebenaran hipotesis
nol, artinya Hipotesis Null adalah yang diuji.

2). Hipotesis Alternatif


Hipotesis alternatif atau kerja adalah hipotesis yang menggambarkan
hubungan antar variabel. Suharshimi (2010). Menurut Weistein dan Eric,”hipotesis
alternatif diyakini secara luas bahwa hasil pengamatan, dikombinasikan dengan
elemen variasi acak, mewakili efek nyat”. Hipotesis alternatif merupakan kebalikan
dari hipotesis nol. Artinya, hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, akibat,
pengaruh, atau hubungan, dan ada yang salah dengan pilihan yang berbeda. Hipotesis
alternatif dibuat dengan menggunakan hubungan “>” dan “,”.

Didalam suatu penelitian terdapat beberapa jenis hipotesis menurut Husein


Umar (2000, 80), yang sering dipergunakan oleh para peneliti yaitu sebagai berikut:
1). Preliminary hypothesis
Merupakan hipotesis pendahuluan (sementara) yang belum atau sedang diuji
kebenarannya. Contoh: “ Tingkat kepuasan pelanggan tergantung dari kinerja
pelayanan yang diberikan oleh bagian Customer Services bank Mandiri”.
2). Hypothesis
Yaitu hipotesis atau preliminary hypothesis yang telah teruji kebenarannya dan
telah diterima sebagai hipotesis.
3). Research Hypothesis
Yaitu hipotesis penelitian yang berfungsi sebagai penuntun atau pedoman dalam
melaksanakan proses suatu penelitian.
4). Assumption
Yaitu asumsi yan merupakan suatu’anggapan’ tertentu dan misalnya asumsi,
“Sekitar tahun 2010 pulau Jawa akan menjadi pulau yang sangat padat
penduduknya”.
5). Null Hypothesis
Yaitu hipotesis nol yang merupakan pernyataan sementara suatu parameter yang
akan diuji melalui uji statistik. Artinya, hipotesis nol dan hipotesis ini untuk
menuntun penelitian terhadap dua kelompok (variabel), kalau ternyata benar maka
hipotesis nol diterima sebagai tesis dan jika terbukti hipotesis nol ditolak, maka
dirumuskan hipotesis yang baru.

5. Fungsi
Husaini (2011 : 38), menyebutkan perumusan hipotesis berguna untuk:
1) Memfokuskan maslah
2) Mengidentifikasi data-data yang relevan untuk dikumpulkan
3) Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan
digunakan
4) Menjelaskan gejala sosial
5) Mendapatkan kerangka penyimpulan
6) Merangsang penelitian lebih lanjut

6. Bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan hipotesis
penelitian ada tiga yaitu:
1). Hipotesis deskriptif (variabel mandiri)
2). Hipotesis komparatif (perbandingan)
3). Hipotesis asosiatif (hubungan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu perumusan masalah dan hipotesis sangat
penting dan menjadi dasar dari penelitian. Peneliti harus menentukan rumusan
masalah sebagai upaya mengungkapkan secara tertulis pernyataan apa yang ingin
dicari jawabannya. Lalu peneliti juga harus memunculkan sebagai dugaan sementara
atau jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah atau pertanyaan penelitian
yang kebenarannya belum teruji.

B. Saran
Penulis menyarankan agar teman-teman mahasiswa mencari lebih banyak
referensi dan bahan bacaan mengenai tema makalah terkait yaitu “Perumusan
Masalah Dan Hipotesis” hal ini agar teman-teman mahasiswa lebih memahami tema
makalah terkait tidak hanya dari makalah ini. Tapi juga dari bahan bacaan lain
sehingga teman-teman mahasiswa mampu membuat perumusan masalah dan
hipotesis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Budayasa, Ketut. 2007. Catatan Statistik: Pendidikan Matematika Program Pasca
Sarjana Universitas Negeri Surabaya.
Cannon, G. (1978). 6,000 Words: A Supplement to Webster's Third New
International Dictionary.
Dantes, N. (2012). Metode Penelitian, Yogyakarta; CV. Andi Offset.
Fraenkel, Jack. R and Norman E. Wallen. (1990). How to Design and Evaluate.
Research in Education USA, San Fransisco State University.
Hakim, A. A., & Saebani, B. A. (2008). Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Husein, Umar. (2000). Riset Pemasaran Dan Penilaian Konsumen. Jakarta: PT
Gramedia. Pustaka. Marzuki, Drs.
Lawrence Neuman, W. (2014). Social research methods: Qualitative and quantitative
approaches.
Margono, S. (2004). Metode Penelitian Pendidikan, Cet. V, Jakarta: Rineka Cipta.
Martono, N. (2010). Metode penelitian kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder (sampel halaman gratis). RajaGrafindo Persada.
Moleong, L. J. (2019). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
Bandung.
Ridha, N. (2017). Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian.
Hikmah, 14(1), 62-70.
ROA, R. O. A. (2009). Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian Suatu
Pendekatan Praktek,(Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Singh, Y. K. (2006). Fundamental of research methodology and statistics. New Age
International.
Soeratno, C. (2000). Kemajuan Penelitian Sastra Indonesia: Konsep Penelitian dan
Sejarah Perkembangannya. Dalam Bahasa Indonesia Menjelang Tahun.
Stoner, B. R., Williams, B. E., Wolter, S. D., Nishimura, K., & Glass, J. T. (1992). In
situ growth rate measurement and nucleation enhancement for microwave
plasma CVD of diamond. Journal of materials research, 7, 257-260.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Tersiana, A. (2018). Metode penelitian. yogyakarta. Start up, 77.
Zaki, M., & Saiman, S. (2021). Kajian tentang Perumusan Hipotesis Statistik Dalam
Pengujian Hipotesis Penelitian. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 4(2),
115–118. https://doi.org/10.54371/jiip.v4i2.216

Anda mungkin juga menyukai