Anda di halaman 1dari 25

IDENTIFIKASI MASALAH, RUMUSAN MASALAH DAN FORMAT

PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Penelitian dan
Seminar Proposal

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Khoirunnisa (2020201058)
Diah Ayu Sri Lestari (2020201071)
Nur Husna (2020201117)
Siti Kharismawati (2020201118)
Putri Romadona (2020201120)

Dosen Pengampu:
Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I

Kelas:
PGMI 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya.atas berkat rahmat dan hidayat-nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar proposal dan praktik penelitian dengan
baik dan tepat waktu.tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’at nya di
akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna.oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang
membangundari berbagai pihak. akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Palembang, 07 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1
B RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 1
C TUJUAN ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A IDENTIFIKASI MASALAH ......................................................................................... 3
B RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 4
C FORMAT PENELITIAN KUANTITATIF ..................................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 21
A KESIMPULAN ............................................................................................................. 21
B SARAN ......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG

Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka menjawab suatu
permasalahan. Rangkaian kegiatan ilmiah tersebut bersifat sistematis sehingga antara
langkah pertama dengan langkahlangkah berikutnya selalu mengikuti kaidah (metode)
yang telah ditentukan. Perlu dipahami bahwa pemilihan suatu metode beserta dengan
prosedur penelitiannya tergantung dari identifaksi masalah, rumusan, serta tujuan
penelitian yang hendak dicapai.
Identifikasi masalah merupakan Langkah awal yang penting dalam proses penelitian.
Ketika peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti, Langkah
selanjutnya yang mendesak adalah mengidentifikasi masalah dari fenomena yang
diamati tersebut. Dalam penelitian, proses identifikasi masalah dapat dilakukan
dengan mendeteksi permasalahan yang diamati. Dari situ, peneliti mengambil
Langkah untuk mengetahui lebih lanjut, bisa dengan melakukan observasi, membaca
literatur, atau melakukan survey awal. Lalu membuat rumusan masalah dari
permasalahan yang ada.
Rumusan masalah merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan kualitas
karya ilmiah baik makalah, skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian lainnya.
Rumusan masalah boleh dibilang sebagai kunci atau inti dari proses penelitian.Tanpa
adanya rumusan masalah, tidak akan ada penelitian.
Setelah itu, kita bias menentukan metode penelitian seperti apa yang akan kita
gunakan untuk melakukan penelitian contohnya seperti penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang mengambil data dalam jumlah yang
banyak. Bisa puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan. Format penelitian kuantitatif
tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Dalam metodologi
penelitian kuantitatif terdapat dua format penelitian, yaitu format deskriptif dan
format eksplanasi.

B RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi masalah?


2. Apa yang dimaksud dengan rumusan masalah?
3. Bagaimana format penilaian kuantitatif?

C TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan identifikasi masalah.


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rumusan masalah.
3. Mengetahui bagaimana format penilaian kuantutatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A IDENTIFIKASI MASALAH

Penentuan permasalahan (identifikasi masalah) secara jelas dan sederhana


bertujuan untuk mentransformasikan topik kedalam sesuatu yang bisa dikelola
(manageable) dalam artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-
batasan sumber daya yang ada. Tanpa adanya permasalahan, penelitian tidak akan
dapat dilaksanakan karena perumusan masalah merupakan sumber utama dari
unsur penelitian yang akan dilaksanakan.

Pencarian masalah yang akan dikaji dapat bersumber dari bacaan, pengamatan
terhadap fakta dilapangan, berdasarkan pengalaman pribadi, maupun dari hasil
pertemuan-pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi dan lokakarya. Permasalahan
yang ingin dikaji sebaiknya diuraikan mulai dari permasalahan secara umum
hingga akhirnya terbentuk suatu permasalahan yang lebih khusus dan spesifik.
Dalam pencarian topik permasalahan ini perlu adanya pemahaman terhadap objek
yang ingin diteliti baik melalui fenomena-fenomena yang ada, teori, hipotesis
maupun eksperimen.

Identifikasi masalah merupakan Langkah awal yang penting dalam proses


penelitian. Ketika peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti,
Langkah selanjutnya yang mendesak adalah mengidentifikasi masalah dari
fenomena yang diamati tersebut.

Dalam penelitian, proses identifikasi masalah dapat dilakukan dengan


mendeteksi permasalahan yang diamati. Dari situ, peneliti mengambil Langkah
untuk mengetahui lebih lanjut, bisa dengan melakukan observasi, membaca
literatur, atau melakukan survey awal.

Identifikasi masalah penelitian merupakan Langkah yang diambil peneliti


diawal riset. Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan menjelaskan apa
masalah yang ditemukan dan bagaimana masalah tersebut diukur dan dihubungkan
dengan prosedur penelitian.

Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian sebagai upaya


mendefinisikan problem dan membuat definisi tersebut dapat diukur (measurable)

3
sebagai Langkah awal penelitian. Singkatnya, mengidentifikasi masalah adalah
mendefinisikan masalah penelitian.

B RUMUSAN MASALAH

Cara membuat rumusan masalah penelitian yang baik dan benar harus dikuasai
oleh mahasiswa atau peneliti sebelum Menyusun proposal untuk karya ilmiah.
Rumusan masalah merupakan salah satu elemen terpenting yang menentukan
kualitas karya ilmiah baik makalah, skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian
lainnya.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa rumusan masalah sering disebut pula


pertanyaan penelitian. Dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi there search
question. Pengertian singkatnya, rumusan masalah merupakan permasalahan
penelitian yang dijelaskan dalam bentuk pertanyaan dengan intensi untuk dijawab
melalui proses penelitian yang akan dilakukan.

Rumusan masalah boleh dibilang sebagai kunci atau inti dari proses
penelitian.Tanpa adanya rumusan masalah, tidak akan ada penelitian. Maka wajar
jika dalam bimbingan skripsi atau tesis sering muncul pertanyaan,
”masalahnyaapa?” atau ”permasalahan yang mau diteliti apa?”. Tak jarang kita
kesulitan menyampaikan masalahnya meskipun sebenarnya kita mengetahui apa
yang mau diteliti. Oleh sebab itu, narasi rumusan masalah harus jelas dan mudah
dimengerti oleh pembaca.

Langkah praktis Menyusun rumusan massalah:

 Tulislah satu kalimat atau paragraph pengantar rumusan masalah sebelum


pembaca sampai pada bagian rumusan masalah.
 Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat ditulis dalam bentuk
daftar pertanyaan atau paragraph atau bagian dari paragraf.
 Rumusan masalah sering ditulis dengan menanyakan hubungan antar
variable dalam konteks tertentu.
 Libatkan kalimat tanya yang relevan. ”Bagaimana”, ”apa”, dan ”mengapa”.
 Akhiri setiap pertanyaan yang spesifik dengan tanda tanya.
Rumusan masalah yang berkualitas:

4
 Spesifik, artinya langsung pada intinya atau straight to the point. Deskripsi
yang terlalu Panjang justru menyamarkan inti dari focus permaslahan yang
akan dikaji dan pertanyaan yang diajukan.
 Ada unsur kebaruan dan keaslian, artinya sebagaimana yang sudah
disinggung diatas, pertanyaan penelitian menyiratkan sebuah sudut pandang
atau pendekatan baru dalam melihat suatu permasalahan yang ingin
dibahas.
 Memiliki relevansi terhadap permasalahan yang dibahas dalam
komunitas ilmiah, artinya rumusan masalah yang disusun tidak lepas dari
beberapa penelitian yang relevan dan pernah dilakukan sebelumnya.
 Menarik perhatian, maksudnya pertanyaan penelitian yang diajukan juga
menjadi konsen peneliti yang focus pada area studi yang sama.
Karakteristik ini memang sangat menantang karena peneliti harus jeli
melihat apakah rumusan masalah yang disusun berkontribusi pada
pengembangan pengetahuan khususnya di area studi yang berkaitan.

C FORMAT PENELITIAN KUANTITATIF

Format penelitian kuantitatif tergantung pada permasalahan dan tujuan


penelitian itu sendiri. Dalam metodologi penelitian kuantitatif terdapat dua format
penelitian, yaitu format deskriptif dan format eksplanasi.
1. Format Deskriptif : Penelitian kuantitatif dengan mengunakan format
deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat, yang
menjadi obyek penelitian ini, berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian
mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi
ataupun variabel tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan
statistik induktif untuk menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif
ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei, sehingga
terdapat format deskriptif studi kasus dan format deskriptif survei.
Format deskriptif studi kasus memiliki ciri-ciri yang tidak menyebar,
tetapi lebih memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai variabel,
sehingga memungkinkan studi yang dilakukan dapat mendalam terhadap
sasaran penelitian. Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membutuhkan
waktu yang relatif lama dalam penelitiannya. Disamping itu, ciri lain dari

5
deskriptif studi kasus adalah merupakan penelitian eksplorasi dan
memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan hipotesis atau
pemahaman orang tentang berbagai variabel yang diteliti. Penelitian ini
sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu atau sebuah wilayah
tertentu sebagai obyek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap
obyek penelitian.
Format deskriptif survei memiliki ciri yang berlainan dengan studi
kasus, tetapi sifatnya yang deskriptif membuat penelitian ini tidak jauh beda
dengan studi kasus. Pada survei ciri penyebaran ditonjolkan dihampir
semua pengungkapannya, dan karena populasinya yang luas menyebabkan
penelitian ini tidak mampu mencapai data yang mendalam, sebagaimana
studi kasus. Ketidakmampuan tersebut menyebabkan survei bersifat
dangkal dan hanya dipermukaan saja, akan tetapi dengan survei
memungkinkan mengeneralisasi suatu gejala tertentu terhadap gejala yang
populasinya lebih besar. Dengan populasi yang besar tersebut maka
dimungkinkan untuk menggunakan sampel dalam suatu penelitian sehingga
akan meringankan peneliti.
2. Format Eksplanasi: Format Eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan
suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh dari satu variabel terhadap veriabel
yang lain. Oleh karena itu, dalam format eksplanasi peneliti menggunakan
sampel dan hipotesis penelitian. Beberapa pendapat para ahli juga
mengatakan bahwa penelitian eksplanasi dapat digunakan untuk
mengembangkan dan menyempurnakan teori, dan disamping itu penelitian
eksplanasi juga memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan
sebab akibat dari dua atau lebih variabel dengan menggunakan analisis
statistik inferensial (induktif).
Penelitian dengan format eksplanasi dapat dilakukan dengan survei dan
eksperimen. Dalam format eksplanasi survey, peneliti diwajibkan
membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan, karena
format ini bertujuan mencari hubungan sebab akibat dari variabel-variabel
yang diteliti. Dengan demikian, alat utama yang digunakan untuk analisis
data adalah statistik inferensial. Sedangkan format eksplanasi eksperimen,
disamping memiliki sifat-sifat yang hampir sama dengan eksplanasi survei,

6
juga lebih bersifat laboratoris, artinya dalam eksperimen mengutamakan
cara-cara memanipulasi obyek penelitian yang dilakukan sedemikian rupa
untuk tujuan penelitian. Dalam penelitian eksplanasi eksperimen terdapat
variabel yang dimanipulasi dan variabel yang tidak dimanipulasi, selain itu
untuk mengontrol pengaruh kedua varibel tersebut digunakan variabel
kontrol.
Penggunaan instrumen dalam pengambilan data dan langkah-langkah penyusunan
instrument pada penelitian Kuantitatif:
a) Instrumen Tes dan Inventori
Tes dan iventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif
karena instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang
tertentu, seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan
sebagainya. Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik
(psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang
terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik
untuk menentukan tujuan dari penelitian.
b) Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk
menjaring data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang
tingkat pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya.
Jenis data untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan
diolah dengan bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya.
Angket atau kuesoner dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah
tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.
c) Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif
haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam
pengambilan data yang berupa angka-angka.
d) Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa
angka dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
Tiga jenis instrumen penelitian yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif.

7
a. Lembar observasi merupakan pedomaan yang berisi indikator-indikator
yang digunakan untuk melakukan suatu pengamatan. Indikator-indikator
tesebut merupakan acuan sekaligus batasan-batasan dalam melakukan
observasi pada suatu penelitian sehingga proses observasi yang diakukan
menjadi terstruktur dan terarah serta data yang dihasilkan tidak bias.
Lembar observasi berfungsi untuk memperoleh informasi pada suatu
variabel, yang relevan dengan tujuan penelitian dengan validitas dan
reliabilitas setinggi mungkin.
b. Angket merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
berisi petanyaan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Menurut
Purwanto (2018), kuesioner merupakan intrumen penelitian yang umumnya
digunakan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang berisi
pernyataan-pernyaatan yang disusun sedemikian rupa tentang variabel
penelitian. Kuesioner memungkinkan peneliti untuk mempelajari sikap-
sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik yang dijadikan responden pada
suatu variabel penelitian. Tujuan dari pembuatan kuesioner adalah untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan
mendapatkan data dengan validitas dan reliabilitas yang setinggi mungkin.
c. Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diajarakan dan mengetahui tingkat perkembangan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Menurut Nurjanah (2015), tes secara edukasional
adalah alat yang digunakan sebagai sarana untuk menentukan penilaian atau
evaluasi. Tes hasil belajar berfungsi untuk mengukur penguasaan peserta
didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru yang digunakan sebagai
data dan bahan evaluasi bagi guru dan sekolah.
 Contoh pengembangan lembar Observasi
Pada bagian ini akan di jelaskan cara mengembangkan lembar observasi yang
akan digunakan dalam penelitian. Sebagai contohnya adalah pengembangan lembar
observasi berupa variabel “Aktivitas Belajar Siswa”. Aktivitas Belajar Siswa
menurut Aminoto dan Pathoni (2014), indikator yang menyatakan aktivitas belajar
antara lain sebagai berikut:

8
1) Kegiatan–kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau
bermain.
2) Kegiatan–kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
3) Kegiatan–kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendegarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
4) Kegiatan–kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi
angket.
5) Kegiatan–kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram,
peta, pola.
6) Kegiatan–kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat–alat,
melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi),
menari, berkebun.
7) Kegiatan–kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor–faktor, menemukan hubungan–hubungan,
membuat keputusan.
8) Kegiatan–kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan
sebaginya.
Pada observasi yang akan dilakukan ada 6 (enam) aspek aktivitas siswa yang
diamati antara lain: (1) Kegiatan-kegiatan visual, (2) Kegiatan-kegiatan lisan, (3)
Kegiatan-kegiatan mendengarkan, (4) Kegiatan-kegiatan menulis (5) Kegiatan-
kegiatan mental dan (5) Kegiatan-kegiatan emosional.
Setelah aspek aktivitas belajar siswa yang akan diamati pada obervasi
ditentukan, selanjutnya membuat kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa.

9
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa

10
Tabel di atas merupakan kisis-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa yang
terdiri dari indikator-indikator yang akan diamati saat melakukan observasi. Observasi
penelitian terdiri dari 12 indikator.
Berdasarkan kisi-kisi lembar observasi, selanjutnya dibuat petunjuk cara mengisi dan
memberikan skor pada lembar observasi. Berikut merupakan petunjuk pengisian lembar
observasi dan penskorannya.
Petunjuk penggunanan:
Lembar observasi ini menggunakan model checklist yaitu dengan membubuhkan tanda check
(√) jika hal yang diamati muncul.
Kriteria penskoran:
Setiap indikator yang dilakukan siswa diberi skor 1
Setiap indikator yang tidak dilakukan siswa diberi skor 0

11
Berikut merupakan contoh pengembangan lembar observasi aktivitas belajar siswa yang
dibuat berdasarkan pada tabel di atas.
Lembar Observasi aktivitas belajar siswa

Data aktivitas belajar siswa dikumpulkan menggunakan lembar observasi siswa.


Lembar observasi tentang aktivitas belajar siswa terdiri atas 6 aspek dan masing-masing
aspek memuat 2 indikator. Setiap indikator yang dilakukan siswa diberi skor 1 dan setiap
indikator yang tidak dilakukan siswa diberi skor 0. Kriteria penggolongan aktivitas siswa
ditentukan berdasarkan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Rumus untuk Mi dan
SDi adalah sebagai berikut.
Mi = ½ (skor maksimum + skor minimum)
SDi = 1/6 (skor maksimum - skor minimum)
Penggolongan aktivitas belajar siswa secara klasikal menggunakan kriteria berikut.

Perhitungan Kategori Aktivitas Belajar Siswa

Secara operasional lembar observasi tentang aktivitas belajar siswa terdiri atas 6
aspek dan masing-masing aspek memuat 2 indikator, sehingga skor maksimum adalah 12 dan
skor minimum adalah 0. Nilai Mi dan SDi dapat ditentukan sebagai berikut.

12
Mi = ½ (12 + 0) = 6
SDi = 1/6 (12 - 0) = 2
Penggolongan aktivitas belajar siswa secara operasional menggunakan kriteria berikut.
Kategori Aktivitas Belajar Siswa

 Contoh Pengembangan Kuesioner


Pada bagian ini akan di jelaskan cara mengembangkan kuesioner yang akan
digunakan dalam penelitian. Sebagai contoh adalah pengembangan kuesioner pada variabel
“Motivasi Belajar Siswa”. Menurut Uno (2008), indicator motivasi belajar sebagai berikut:
a). Adanya hasrat dan keinginan berhasil; b). Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
c). Adanya harapan dan cita-cita masa depan; d). Adanya penghargaan dalam belajar; e).
Adanya kegiatan menarik dalam belajar; f). Adanya lingkungan kondusif, sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Berdasarkan indikator-indikator inilah
kemudian akan dikembangkan menjadi kuesioner penelitian.
Setelah indikator-indikator pada variabel ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun kisi-kisi kuesioner. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner motivasi belajar siswa.
Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Motivasi Belajar Siswa

13
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kuesioner penelitian terdiri dari 20
pernyataan dengan 14 pernyataan positif dan 6 pernyataan negatif.
Selanjutnya membuat petunjuk kepada responden tentang bagaimana cara mengisi
kuesioner dan skor dari jawaban yang diberikan. Peneliti dapat membuat petunjuk seperti
pada tabel berikut.
Pentujuk Pengisian Kuesioner

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa skala pengukuran yang digunakan adalah
skala Likert. Rentangan skor yang digunakan pada skala Likert adalah 1-5. Skor untuk
jawaban pernyataan Favourable berbeda dengan skor untuk jawaban pernyataan
Unfavourable. Pada pernyataan yang bersifat favorable jika responden menjawab Sangat
Setuju (SS) maka skornya adalah 5, menjawab Setuju (S) skornya adalah 4 begitu seterusnya.
Namun pada pernyataan yang bersifat unfavorable jika responden menjawab Sangat Setuju
(SS) maka skornya adalah 1, menjawab Setuju (S) skornya adalah 2 begitu seterusnya.

14
Berikut merupakan contoh pengembangan kuesioner penelitian motivasi belajar siswa yang
dibuat berdasarkan pada tabel yang sudah ada.
Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

15
16
Data kuisioner (angket) yang telah diperoleh dapat diolah dengan menggunakan rumus yaitu
sebagai berikut (Purwanto N. , 2010):
NP = x 100%
Keterangan:
NP = Nilai Persen yang dicari
R = Skor Mentah yang Diperoleh Siswa
SM = Skor Maksimum Ideal dari Tes yang Bersangkutan
100 = Bilangan Tetap
Dari hasil perhitungan data angket motivasi belajar tersebut dapat ditransformasikan pada
penentuan patokan skala persentase. Kriteria patokan tersebut adalah sebagai berikut.
Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Siswa

17
 Contoh Pengembangan Tes Hasil Belajar
Pada bagian ini akan di jelaskan cara mengembangkan tes hasil belajar.
Sebagai contohnya adalah pengembangan tes hasil belajar pada materi “Trigonometri”
pada mata pelajaran matematika SMA kelas X. Langkah pertama yang sebaiknya
dilakukan adalah menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan untuk mebuat
tes hasil belajar. Pada contoh pengembangan tes hasil belajar ini KD yang dipakai yaitu
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaiatan dengan rasio trigonometri (sinus,
cosinus, tangen, cosecan, secan dan cotangen) pada segitiga siku-siku.
Berdasarkan KD ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi tes
hasil belajar. Berikut merupakan kisi-kisi tes hasil belajar.
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

18
19
20
BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN

Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian sebagai upaya


mendefinisikan problem dan membuat definisi tersebut dapat diukur (measurable)
sebagai Langkah awal penelitian. Singkatnya, mengidentifikasi masalah adalah
mendefinisikan masalah penelitian. Rumusan masalah merupakan salah satu
elemen terpenting yang menentukan kualitas karya ilmiah baik makalah, skripsi,
tesis, disertasi atau laporan penelitian lainnya. Format penelitian kuantitatif
tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Dalam metodologi
penelitian kuantitatif terdapat dua format penelitian, yaitu format deskriptif dan
format eksplanasi.

B SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto. 2018. Metodologi penelitian kuantitatif. Yogyakarta: pustaka belajar


Bungin, M. Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada
Media.
Ibnu Hadjar.1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ibnu, S., Moehnilabib, M., Mukhadis, A., Suparno., Rofi’udin, A. & Sukarnyana, I.
W.
2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: UM Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

22

Anda mungkin juga menyukai