Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah

METODOLOGI PENELITIAN

TEMA:
MASALAH PENELITIAN

Disusun oleh :

Tri Ananda Claudia Saboe (832420034 )


Siegit Setiawan Dauna ( 832420035 )
Moh. Agung Setiawan ( 832420037 )
Priyo Nugraha Razak ( 832420038 )

Dosen Pengampu Matakuliah :


Meri Haryani, S.Pd., M.Pd. AIFO
NIP. 199411162022032015

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “MASALAH PENELITIAN”.Penulisan makalah ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan
selesainya pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri
dan juga pembaca.

Selaku hamba Allah,penulis adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan,sehingga
masih banyak kelemahan baik dari segi materi maupun dalam penyajian penulisan makalah
ini.Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sehingga pada penulisan yang akan datang bisa jadi
lebih baik.

Gorontalo, September 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Penulisan ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian .................................................................... 3
B. Rumusan Masalah Yang Baik ............................................................................ 4
C. Pertimbangan Masalah Penelitian ...................................................................... 8
D. Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian .................................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah

penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu

penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu

disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainya berpangkal pada perumusan masalah tersebut. Di

pihak lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau dipandang enteng oleh

peneliti, calon peneliti, atau mahasiswa yang akan mempersiapkan skripsi, tesis, atau

desertasinya. Hal itu dapat dilihat pada usulan penelitian atau proposal penelitiannya yang

perumusan masalahnya tidak mantap sama sekali.

Oleh karena itu, uraian dalam bab selanjutnya akan memberikan banyak contoh serta

ulasan perumusan masalah dengan maksud agar pembaca memperoleh pengetahuan dan

pemahaman mengenai perumusan masalah, di sini juga dikemukakan perinsip-perinsip

perumusan masalah. Dalam makalah ini dikemukakan juga tatacara perumusan masalah sehingga

atas dasar itu para pembaca diharapkan kelak secara mantap dapat merumuskan masalah

penelitiannya sendiri. Berkaitan dengan hal di atas, bab selanjutnya mengenai pembahasan akan

membahas secara berturut pembatasan masalah studi melalui focus, model perumusan masalah,

diakhiri dengan cara perumusan masalah penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian?

2. Bagaimakah rumusan masalah yang baik?

3. Bagaimanakah mempertimbangkan masalah penelitian yang baik?

1
4. Bagaimanakah bentuk-bentuk masalah penelitian?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian.

2. Untuk mengetahui rumusan masalah yang baik.

3. Untuk mengetahui mempertimbangkan masalah penelitian yang baik.

4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk masalah penelitian.

D. Manfaat

Manfaat dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui permasalahan yang dialami dalam tes pengukuran dan evaluasi

olahraga.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan

c. tes pengukuran dan evaluasi olahraga terkait dengan kekuatan, daya tahan dan

kecepatan.

d. Untuk menentukan pelayanan yang sesuai dengan permasalahan yang dialami tes

pengukuran dan evaluasi olahraga.

E. Ruang Lingkup

Studi kasus ini mengambil ruang lingkup di atlet Gorontalo yang membahas mengenai

permasalahan dalam bidang tes pengukuran dan evaluasi olahraga. Indikator yang digunakan

dalam studi kasus ini adalah kekuatan, daya tahan dan kecepatan, faktor penyebab

permasalahan, treatment atau layanan, dan evaluasi serta tindak lanjut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah penelitian

Masalah penelitian berbeda dengan masalah pada umumnya.Masalah penelitian adalah

masalah yang menggambarkan suatu situasi dimana perlu pemecahan. Masalah itu ada apabila

orang merasa ada kesulitan karena menemukan hambatan atau mendapat pengalaman yang

membingungkan .kesulitan terjadi juga karena orang kekurangan alat untuk mencapai tujuan

yang diharapkan atau kesulitan di dalam mengidentifikasi sifat dari suatu obyek atau tidak dapat

menjelaskan kejadian yang asing baginya.

Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das sein).

Minsalnya kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA (das sein) dengan harapan akan

kemampuan perguruan tinggi menampung lulusan itu (das sollen). Agar kesulitan dapat

dipecahkan, orang membatasi kesulitan tersebut dalam bentuk perumusan masalah. Kerlinger

mendefinisikan masalah sebagai “ pertanyaan mengenai bagaimana variable-variabel

berhubungan” (1979 : 31).

Mencari dan memilih masalah memerlukan daya iinisiatif.Merupakan keharusan bagi

peneliti untuk memilih masalah, merencanakan penelusuran dan membuat penyelesaian sendiri

walaupun dibantu oleh ahli atau penasihat.dan pemahaman yang mendalam memungkinkan

seseorang menjadi sensitive terhadap masalah. Hal ini berarti peneliti harus menguasai teori dan

praktek maupun memiliki pengalaman yan luas dalam bidang yang diteliti.

3
B. Rumusan Masalah Yang Baik

Fraenkel dan Wallen 1990:22 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:90) mengemukakan

bahwa masalah penelitian yang baik adalah:

1. Masalah harus feasible, dalam arti maslah tersebut harus dapat dicarikan dalam arti

masalah tetsebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, trdak

barnyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.

2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap rmasalah

tersebut.

3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus mernberikan

kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.

4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai-

nilai keyakinan, dan agama. Mungkin tidak etis melakukan penelitian yang berkenaan

dengan agama , uku, atau keyakinan adat istiadat dari kelompok masyarakat tertentu.

Tuckman 1988 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:9) menambahkan rumusan masalah

yang baik adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih (menurut penulis tidak

harus), dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya,atau alternatif yang secara implisit mengandung

pertanyaan. Misalnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah ada hubungan

antara ... dengan ... yaitu;

a. Didukung oleh latar belakang masalah dan penjelasan mengenai pentingnya masalah

diteliti.

b. Memuat variabel-variabel dan kaitan antar variaber yang menjadi perhatian peneliti

c. Memberikan penjelasan atau definisi setiap variabel (konseptual& operasional)

CONTOH:

4
1) Apakah ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar menulis narasi

sisrwa SD?

2) Apakah ada hubungan positif antara kemampuan kosa kata dan hasil belajar mengarang

deskripsi siswa SMP?

3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pemahaman makna puisi antara siswa yang belajar

dengan metode X dan siswa yang belajar dengan rnetode Y ?

Dalam penelitian diperlukan sebuah masalah yang baik. Terdapat beberapa ciri masalah

yang baik, yaitu:

a. Mempunyai Nilai Penelitian

Dalam sebuah penelitian, masalah yang sedang diteliti hendaknya mempunyai nilai

penelitian. Dikatakan mempunyai nilai penelitian apabila masalah yang akan diteliti pada akhir

penelitian dapat memberikan manfaat dalam sebuah bidang ilmu tertentu atau dapat digunakan

untuk keperluan yang lain.

b. Masalah harus mempunyai keaslian

Sebuah masalah yang akan diteliti hendaknya adalah masalah yang up to date. Maksudnya

adalah masalah yang diteliti belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain. Masalah juga

harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah, sehingga penelitian akan semakin

berkualitas. Selain itu, masalah yang diteliti boleh jadi adalah masalah-masalah yang terlewatkan

dari perhatian masyarakat selama ini atau bias juga masalah yang akan memunculkan sebuah

teori baru.

c. Masalah harus menyatakan suatu hubungan

Masalah yang baik adalah masalah yang menyatakan sebuah hubungan antara variabel-

variabel tertentu yang saling berkaitan.Hal ini perlu diperhatikan agar penelitian yang dilakukan

5
lebih bermakna.Biasanya variabel-variabel yang dipakai untuk mewakili unsur-unsur yang ada

dalam penelitian dilambangkan dengan huruf X, Y, dan Z.

d. Masalah harus merupakan hal yang penting

Masalah yang diteliti haruslah merupakan hal yang penting dan bukan masalah yang sepele

untuk diteliti.Karena diharapkan hasil akhir dari penelitian adalah sebuah fakta dan kesimpulan

yang dapat bermanfaat di sebuah bidang tertentu dan dapat diterbitkan di jurnal ilmu

pengetahuan.Tidak hanya itu, hasil penelitian juga dapat menjadi bahan referensi dalam

menyusun buku-buku teks.

e. Masalah harus dapat diuji

Seorang peneliti harus pandai dalam memilih masalah yang akan diteliti. Masalah yang

akan diteliti hendaknya adalah masalah yang dapat diuji. Sebaiknya masalah yang dipilih adalah

masalah yang dapat memberikan implikasi untuk dilakukan uji empirisnya.Hal ini dimaksudkan

agar penelitian agar penelitian dapat dilihat secara jelas hubungan antar variabel yang saling

berkaitan dalam masalah yang sedang diteliti dan dapat tentu saja dapat diukur.

f. Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

Masalah yang menarik adalah masalah yang dapat menimbulkan pertanyaan.Tapi peneliti

juga harus dapat menggambarkan masalah yang sedang diteliti dengan jelas, sehingga tidak

membingungkan orang yang membacanya dan dapat dilakukan uji untuk menyatakan jawaban

dan kebenarannya.

g. Mempunyai fisibilitas

Masalah yang baik adalah masalah yang mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut

harus mempunyai nilai pemecahan dan dapat dipecahkan.Hal ini dimaksudkan agar penelitian

dapat berguna dan tidak sia-sia. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti, yaitu:

6
1) Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia

Peneliti haruslah memperhatikan ketersediaan data dan metode terhadap masalah yang

akan diteliti. Hal ini sangatlah penting, karena digunakan untuk memecahkan masalah. Data

dan metode yang akan digunakan hendaknya sudah memiliki standard an ukuran yang jelas,

sehingga dapat diukur dan akan menghasilkan sebuah pemecahan yang dapat akurat.

2) Biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan

Biaya adalah faktor yang diboleh dilupakan oleh seorang peneliti pada saat akan

melakukan penelitian. Seorang peneliti harus bisa memperkirakan biaya yang akan

dikeluarkannya dalam penelitian. Biaya yang terlalu besar dalam penelitian akan dapat

memberatkan peneliti dan dianggap kurang fleksibel.

3) Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar

Seorang peneliti harus dapat memperkirakan waktu yang akan digunakan dalam

penelitiannya. Sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang tidak memakan waktu yang

terlalu lama karena akan tidak efektif.

4) Biaya dan hasil harus seimbang

Penelitian yang baik adalah penelitian yang antara hasil yang diperoleh dengan biaya

memiliki porsi yang seimbang.Hal ini penting karena penelitian harus tetap memperhitungkan

efisiensi di dalammya.

5) Administrasi dan sponsor yang kuat

Masalah yang akan diteliti haruslah memiliki administrasi dan sponsor yang kuat. Hal

ini cukup penting karena penelitian tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari siapa pun

dan seorang pembimbing.

6) Tidak bertentangan dengan hukum dan adat

7
Masalah yang dipilih untuk diteliti hendaknya tidak bertentangan dengan hukum dan

adat yang berlaku di masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan oleh peneliti karena akan

berpengaruh pada keberlangsungan proses penelitian.

7) Equipment dan kondisi harus memungkinkan

Seorang peneliti harus memperhatikan kondisi pada saat akan melakukan penelitian.

Penelitian hendaknya dilakukan pada saat kondisi yang sedang kondusif agar dapat berjalan

lancar.Tidak hanya itu, peralatan yang dibutuhkan pada saat penelitian juga harus

diperhatikan.Sebaiknya penelitian menggunakan alat-alat yang mudah ditemukan dan

diperoleh.

h. Sesuai Dengan Kualifikasi Peneliti

Masalah yang akan diteliti hendaknya dalah masalah yang nantinya akan dapat dipecahkan

oleh peneliti. Mengapa demikian, karena agar penelitian yang telah dilakukan tidak terhenti di

tengah proses pengerjaan karena ketidakmampuan seorang peneliti untuk memecahkan masalah

yang sedang diteliti sehingga akan sia-sia. Untuk itu, peneliti harus memperhatikan beberapa hal

berikut:

1) Menarik bagi peneliti

Masalah yang diteliti hendaknya menarik bagi peneliti.Hal ini penting agar peneliti merasa

tertantang untuk melakukan penelitian dan berusaha untuk memecahkannya.Sehingga penelitian

dapat segera diselesaikan.

2) Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Masalah yang diteliti harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Pertimbangan ini penting

karena akan berpengaruh pada kelancaran dan hasil penelitian. Karena jika peneliti tidak cukup

kompeten dalam bidang masalah yang sedang diteliti, maka hasil yang diteliti tidak akan akurat.

8
C. Pertimbangan Masalah Penelitian

1. Masalah masih baru

"Masalah masih baru" yaitu masalah tersebut belum pernah diungkap atau ditehu oleh

orang lain dan topik masih hangat di masyaratakat. Usaha yang dilakukan sebelum menentukan

masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik

tentang penelitian tetkuni.

2. Aktual

Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadidi masyarakat.Untuk itu

sebelumnya peneliti tersebut l harus melakukan survey dan memang menemukan masalah

tersebut.

3. Praktis

Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, hasil penelitian harus

bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya

tanpa manfaat ptaktis yang bermakna.

4. Memadai

Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya tidak terlalu luas, tetapi juga tidak

terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan

menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah peneiitian yang tetlalu sempit

akanmemberikan hasil yang kurang berbobot.

5. Sesuai dengan kemampuan peneliti

9
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan

kemampuan di bidang yang akan diteliti jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat

dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.

6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah

Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang

ataupun adat istiadat sebaiknya dipertimbangkan karena mungkin akan banyak menemukan

hambatan dalam pelaksanaan penelitian nanti.

7. Ada yang mendukung

Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan

darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang

menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun

swasta.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah

penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan agar masalah yang diteliti layak

dan relevan.

1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di dalam

masyarakat saat ini?

2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di masyarakat?

3. Seberapa jauh masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat merasakan

masalah tersebut?

4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompok tertentu?

5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah humaniora, sosial, kesehatan atau

ekonomi?

10
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan akativitas program yang ditekuni?

Dengan beberapa pertimbangan dan petanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan

masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat,

baik secara teoritis maupult praktis.

D. Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian

Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut

tingkat eksplanasi.Hal ini disebabkan oleh karena pada dasamya hasil penelitian nanti digunakan

untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul.Berdasarkan hal tersebut maka

bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan

asosiatif.

a. Permasalahan Deskriptif

Permasalahan deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan

terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang

berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada

sampel yang lain, dan mencari hubungan veriabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian

semacam ini untuk selanjuutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah

deskriptif

1) Seberapa baik kinerja kabinet Gotong Royong?

2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap Perguruan tinggi negeri berbadan hokum.

3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?

4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyatakat terhadap pelayanan

pemerintah daerah di bidang kesehatan?

b. Permasalahan Komparatif

11
Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda,

atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri BUMN dan Swasta?

( satu variabel pada 3 sampel).

2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?

3) Adakah perbedaan, kemampun dan disiplin kerja antara Pegawai Swasta Nasional, dan

perusahaan asing (dua variabel, pada dua sampel).

4) Adakah perbedaan kenyamanan naik kereta Api dan bus menurut berbagai kelornpok

masyarakat?

5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota dan desa,

gunung (satu variabel pada 3 sampel)

6) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat kabupaten A dan B dalam hal

pelayanan kesehatan?

7) Adaklah perbedaan kulaitas manajemen antara bank Swasta dan Bank Pemerintah?

c. Permasalahan Asosiatif

Permasalahan asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara

dua variabel atau lebih.Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu; hubungan simetris, hubungan

kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik.

1) Hubungan Simetris

Hubungan simetris adalah suatu hubungan anrara dua variabel atau lebih yang kebetulan

munculnya bersama.jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya

adalah sebagai berkut:

12
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan tamu yang datang?

Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung (di

pedesaan Jawa tengah ada kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung

prenjak, maka diyakini akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu

b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?

c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?

d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah kejahatan?

e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan sepatu yang dibeli?

2) Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable

independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:

a) Adakah pengaruh sistem penggajian tethadap prestasi kerja?

b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku masyarakat?

c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyarwan?

d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan, dan kualitas guru terhadap

kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?

Contoh judul penelitiannya:

a) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di departemen X.

b) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja di

Departetnen X.Contoh pertama dengan satu variabel independen dan contoh kedua

dengan dua variabel independen.

3) Hubungan interaktif / tesiptocal / tirnbal balik

13
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi, Di sini tidak diketahui

mana variabel independen dan dependen.

Contoh:

a) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Di sini dapat dinyatakan motivasi

mempengaruhi ptestasi dan iuga ptestasi mempengaruhi motivasi.

b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. kecerdasan dapat menyebabkan kaya,

demikian iuga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

Setelah rumusan masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka tibalah saatnya masalah

tersebut dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis

nantinya, dan dari rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut.

1) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

2) Rumusan hendaklah jelas dan padat.

3) Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.

4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.

5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Misalnya, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut. “ Apakah hasil padi ladang

akan bertambah jika dipupuk dengan pupuk K?”. “ Apakah ada hubungan antara konsumsi

rumah tangga petani dengan pendapatan dan kekayaan petani?”

Dari rumusan diatas, maka dapat dibuat judul penelitian sebagai berikut.

“ Pemupukan padi ladang dengan pupuk K”

“ Hubungan petani antara konsumsi rumah tangga pendapatan dan pendidikan petani Aceh”

14
Perlu juga diperingatkan bahwa dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta

rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu

argumentatif.Variabel-variabel penting dalam rumusan masalah harus diperhatikan benar-benar.

Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah.Masalah ilmiah tidak

boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral.Menanyakan hal-hal di atas adalah

pertanyaan tentang nilai dan value judgment yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Misalnya

masalah yang dipilih adalah “Perlukah kepemimpinan organisasi secara demokrasi?”, atau

“Bagaimana sebaiknya mengajar mahasiswa di perguruan tinggi?” Untuk menghindarikan hal

tersebut di atas, maka janganlah menggunakan kata “mustikah” atau “lebih baik”, atau

perkataan-perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Ganti kata perkataan lebih baik dengan

perkataan “lebih besar”, misalnya. Contoh lain, “Apakah metode mengajar secara otorita menuju

ke cara belajar yang buruk?” pertanyaan ini bukanlah masalah ilmiah. Belajar yang buruk adalah

value judgment. Mengajar secara otorita tidak dapat didefinisikan. Supaya tidak ada value

judgement, maka sebaiknya “belajar yang buruk” dapata diganti dengan “menguarangi perilaku

memecahkan soal”.

Hindarkan masalah yang merupakan metodelogi.Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan “metode sampling”, atau “pengukuran” dan lain-lain supaya jangan digunakan dalam

meformulasikan masalah.

Sebagai kesimpulan, perlu dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk memformulasikan

masalah.Pertama dengan menurunkan masalah dari teori yang ada, seperti masalah pada

penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di lapangan, seperti yang

sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi, jika masalah diperoleh di lapangan, maka sebaiknya

juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah

15
tersebut diformulasikan dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut

diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa penelitian yang tidak didukung oleh teori tidak berguna

sama sekali. Karena, ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat

membentuk sebuah teori.

Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan oleh peneliti-peneliti ketika

merencanakan proyek penelitiannya.Walaupun di atas kertas yang pertama-tama muncul adalah

judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah masalah

penelitian. Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena:

1. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara empiris;

2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah-

masalah;

3. Kadangkala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekalli masalah penelitian, dan sang

peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan;

4. Adakalanya masalah cukup menari, tetapi data yang diperlukan untuk memecahkan

masalah tersebut sukar diperoleh; serta

5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Sesudah kota formulasikan masalah, maka langkah selanjutnya adalah membangun tujuan

penelitian. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan atau statement tentang apa yang ingin kita

tentukan. Kalau masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (bentuk interogatif),

maka tujuan penelitian diberikan kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan penelitian

biasanya dimulai dengan kalimat: “Untuk menentukan apakah...”, atau “untuk mencari...”, dan

sebagainya. Tujuan penelitian haruslah dinyatakan secara lebih spesifik dibanding dengan

16
perumusan masalah.Jika masalah merupakan konsep yang masih abstrak, maka tujuan

penelitian haruslah konstrak yang lebih kongkrit.

Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa variasi,

antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu sistematika peneliti,

(2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar belakang

penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan penelitian.

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya tidak terlalu penting dan

tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang bersangkutan, karena yang penting adalah

bagaimana kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai

pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun,

hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang

ada.Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada

judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masalah penelitian berbeda dengan masalah pada umumnya. Masalah penelitian adalah

masalah yang menggambarkan suatu situasi dimana perlu pemecahan. Masalah adalah

kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das sein). Minsalnya

kesenjangan antara luapan jumlah lulusan SMTA (das sein) dengan harapan akan kemampuan

perguruan tinggi menampung lulusan itu (das sollen).

Fraenkel dan Wallen 1990:22 (dalam Djojosuroto dan Trijanto 2010:90) mengemukakan

bahwa masalah penelitian yang baik adalah: 1) masalah harus feasible, 2) masalah harus jelas, 3)

masalah harus signifikan, dan 4) masalah bersifat etis,

Beberapa ciri masalah yang baik, yaitu Mempunyai fisibilitas, Masalah harus dapat

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, Masalah harus dapat diuji, Masalah harus merupakan hal

yang penting, Masalah harus menyatakan suatu hubungan, Masalah harus mempunyai keaslian,

Mempunyai Nilai Penelitian.

Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut

tingkat eksplanasi yaitu, masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini penulis dan pembaca dapat menambah wawasan mengenai

msalah penelitian. Serta bagi mahasiswa yang mamulai untuk penelitian akan mengetahui apa

masalah tersebut sebelum memulai penelitian dan mempermudah dalam mencari sebuah masalah

penelitian.

18
DAFTAR PUSTAKA

Margono.1997.Metodelogi Penelitian Pendidikan. PT Rineka Cipta: Jakarta

Latunussa, Izaak. 1998. Penelitian pendidikan suatu pengantar.

Marmai, Ungsi Antara Oku. 1999. Metode penelitian pendidikan. DIP UNP: Padang

http://expresisastra.blogspot.com/2013/09/pengertian-penelitian-dan-masalah-penelitian.html

http://dianadewikirana.blogspot.com/p/ciri-masalah-penelitian-yang-benar.html

19

Anda mungkin juga menyukai