Anda di halaman 1dari 19

PENGAPLIKASIKAN PENYUSUNAN KISI-KISI TES DAN PENYUSUNAN

BUTIR SOAL TES OBJEKTIK (PG) DAN URAIAN


Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia
Dosen Pengampu: Luki Yunita, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 4
Kelas 3B
1. Aida Amelia (11210162000035)
2. Katya Syifadewi (11210162000043)
3. Luthfia Nurafdhani (11210162000044)
4. Zidan Rifqi Azizi (11210162000054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini
kami beri judul “Pengaplikasikan Penyusunan Kisi-Kisi Tes Dan Penyusunan Butir Soal Tes
Objektik (Pg) Dan Uraian”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Evaluasi dan Pembelajaran dari
Dosen Pengampu mata kuliah Ibu Luki Yunita, M.Pd. Disamping itu, penulisan makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan ilmu dan wawasan kepada pembaca.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik karena kami mendapatkan banyak bantuan
dan dukungan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu
Dosen Pengampu mata kuliah Evaluasi dan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan
dan masukan, serta pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
ilmu yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang sifatnya membangun akan kami
terima dengan senang hati guna meningkatkan kemampuan dalam menulis makalah agar lebih
baik. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukan.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Ciputat, 29 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................................3
E. Metode Penulisan...............................................................................................................3
F. Sistematika Penulisan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................4
A. Pengertian Penilaian Acuan Patokan (PAP)...................................................................4
B. Cara Perhitungan Penilaian Acuan Patokan (PAP)........................................................6
C. Pengertian Penilaian Acuan Norma (PAN)..................................................................10
D. Cara Perhitungan Penilaian Acuan Norma (PAN).......................................................12
E. Persamaan dan perbedaan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)......................................................................................................................................19
1) Persamaan PAP dan PAN............................................................................................19
2) Perbedaan PAP dan PAN.............................................................................................20
F. Kelebihan dan kekurangan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)......................................................................................................................................20
G. Integrasi Keislaman Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma
(PAN)......................................................................................................................................22
BAB III PENUTUP....................................................................................................................24
A. Kesimpulan...................................................................................................................24
B. Saran.............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran utama pembelajaran, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan domain
kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik agar mampu menjalani kehidupan sebagai
manusia yang paripurna. Untuk itu, kegiatan pembelajaran haruslah merupakan kegiatan
yang terencana, terstruktur dan terukur, sehingga bisa diketahui apakah pembelajaran
tersebut berhasil atau tidak. Oleh karena itu, kegiatan pengukuran pendidikan di sekolah
juga harus mencakup tiga aspek yang menjadi sasaran utama pembelajaran. Ketiga aspek
itu adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehubungan dengan ketiga aspek
sasaran belajar di atas,, maka guru dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai
pendidikan tinggi perlu memahami mengapa mereka perlu melaksanakan pengukuran
terhadap setiap aspek tersebut
Pengukuran dapat dilaksanakan melalui sebuah tes agar hasil yang diharapkan
dapat tercapai. Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau
kisi-kisi soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.Kisi-
kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes sesuai
dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar mengajar dan tau
kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidangtertentu (yang
diujikan)
Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah melakukantes,
karena dengan melakukan tes, seorang guru dapat mengetahui sejauh manakemampuan
siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Dalampenyusunan soal-soal tes
terkadang guru mengalami kesulitan, karena dalampembuatan soal tersebut diperlukan
berbagai pertimbangan agar soal yang dibuattidak terlalu sulit, terlalu mudah dan
emmbingungkan peserta didik ketika hendakmenjawab soal-soal tersebut. Dalam
penyususnan tes prestasi hal yang palingpenting yang harus dimiliki yaitu validitas soal-
soal yang akan diujikan kepadapeserta didik. Untuk memudahkan guru dalam penyusunan
tes maka diperlukanpembuatan kisi-kisi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kisi-kisi
2. Apa Fungsi dari penyusunan kisi-kisi
3. Apa saja komponen dari kisi-kisi
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan kisi-kisi
5. Apa pengertian dari tes
6. Bagaimana cara menyusun bulir soal

2
7. Apa saja komponen dari bulir soal objektif dan uraian

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kisi-kisi
2. Untuk mengetahui fungsi dari penyusunan kisi-kisi
3. Untuk mengetahui komponen kisi-kisi
4. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan kisi-kisi
5. Untuk mengetahui pengertian dari tes
6. Untuk mengetahui cara menyusun bulir soal
7. Untuk mengetahui komponen dari bulir soal objektif dan uraian.

D. Manfaat Penulisan
Dengan berbagai tujuan yang sudah sedemikian sistematis, maka manfaat dari
penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan terhadap penyusun dan
pembaca pada materi mengenai “Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Norma”.

E. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat menggunakan metode sebagai berikut:
1) Metode Studi Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari, memahami, mengidentifikasi dan
mengumpulkan data dari pustak baik berupa buku maupun jurnal-jurnal di internet.
2) Metode Diskusi
Yaitu metode mendapatkan data dengan cara berdiskusi dengan teman kelompok yang
mengetahui informasi-informasi mengenai strategi pembelajaran siswa.

F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematik penulisan, yakni BAB I Pendahuluan yang
berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penulisan, dan sistematik penulisan. BAB II Pembahasan yang mencakup rumusan
masalah diatas. Dan BAB III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal
yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print
atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.
Kisi-kisi soal tes adalah deskripsi mengenai ruang lingkup dan isi dari materi yang akan
diujikan, serta memberikan perincian mengenai butir-butir soal yang diperlukan oleh tes
tersebut. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan
tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi
dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal (Suharsimi, 2006) Tujuan penyusunan
kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.
Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, dengan adanya kisi-kisi maka siapapun
penulis soalnya akan dapat menghasilkan soal yang memiliki isi dan tingkat kesulitan yang
relatif sama.
Format Penulisan Kisi-kisi Soal

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah : ……………… Jumlah soal :……………….


Mata pelajaran :……………… Bentuk soal/tes :……………...
Kurikulum :………………. Alokasi waktu :……………….
Penyusun : 1……………..
2……………..

No Standar Kompetensi Kelas/ Materi Indikator Nomor


Kompetensi Dasar Semester pokok soal soal

9
B. Fungsi Kisi-kisi
Adapun fungsi dari kisi-kisi soal adalah
1. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun Pedoman penulisan
soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak memberikan soal kepada
siswa, pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan soal
sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.
2. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes. Tes
merupakan bahan evalluasi guru terhadap keberhasilan peserta diidk akan
memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evaluasi terhadap pembelajaran tertentu. Dalam pembuatan soal yang
menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai
menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes.
3. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama,
dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan. Penulisan
kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan
mempermudah dalam proses evaluasi.

Adapun fungsi kisi-kisi bagi sekolah menurut (Syofyan, 2016) adalah

1. Fungsi untuk Kelas :


a. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b. Mengevaluasi celah antra bakat dengan pencapaian.
c. Menaikkan tingkat prestasi.
d. Mengelompokan siswa di kelas pada waktu metode kelompok.
e. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa siswa secara
perseorangan.
f. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
g. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak.

2. Fungsi untuk Bimbingan :


a. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anakmereka.
b. Membantu siswa dalam menentukan plihan.
c. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan.
d. Memberi kesempatan kepada pembingbin, guru, dan orang tua
dalammemahami kesulitan anak.

3. Fungsi untuk Administrasi


a. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.
b. Penempatan siswa baru
c. membantu siswa memilih kelompok
d. Menilai kurkulum.
e. Memperluas hubungan masyarakat (public relation).
f. Menyediakan informasi untuk badan-badan lain diluar sekolah.

22
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

C. Komponen Kisi-kisi
Komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi sangat ditentukan olehtujuan
tes yang hendak disusun. Komponen-komponen ini dapat dihimpun menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok identitas dan kelompok matriks. Kelompok
identitasdicantumkan dibagian atas matriks, sedangkan kelompok matriks
dicantumkandalam kolom-kolom yang sesuai dengan tujuan tes. Komponen-komponen
yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar adalah sebagai
berikut:
1. Jenis sekolah/jenjang sekolah.
2. Mata pelajaran
3. Tahun ajaran.
4. Kurikulum yang diacu.
5. Alokasi waktu.
6. Jumlah soal.
7. Bentuk Soal.
8. Standar kompetensi.
9. Kompetensi dasar.
10. Indikator.
11. Bahan kelas.
12. Jumlah soal.
13. Nomor urut soal.
14. Bentuk soal.
Idealnya semua kompetensi dasar dan indicator yang ada dalam kurikulum,yang
tentunya telah dilakukan proses pembelajaran, diujikan di kelas. Namun demikian, dari
berbagai komponen tersebut di atas, khusus untuk tes ulanganumum, tes kenaikan
kelas, ujian sekolah dasar, ataupun ujian akhir nasionalkomponen kompetensi dasar dan
indikator merupakan salah satu komponen yang perlu dipilih secara mendalam.
Hal ini dikarenakan menyangkut pemilihan yangakan diujikan. Pemilihan ini
dilakukan karena didalam suatu tes, tidak mungkinsemua kompetensi dasar dan
indikato yang terdapat dalam kurikulum dapatdiujikan dalam waktu singkat. Oleh
karena itu, perlu dipilih kompetensi dasar danindicator yang penting-penting saja.
Pemilihan kompetensi dasar ini dilakukandengan memperhatikan kriteria sebagai
berikut:
1. Urgensi, yaitu kompetensi dasar atau indicator yang secara teoritis, mutlakharus
dikuasai oleh peserta didik.

iii
2. Kontinuitas, yaitu kompetensi dasar atau indicator lanjutan yangmerupakan
pendalaman dari satu atau lebih kompetensi dasar atau indikator yang sudah
dipelajari sebelumnya, baik dalam jenjang yang samamaupun antar jenjang.
3. Relevansi, maksudnya kompetensi dasar atau indicator terpilih harusmerupakan
kompetensi dasar atau indicator yang diperlukan untukmempelajari atau
memahami bidang studi lain.
4. Keterpakaian, kompetensi dasar dan indicator harus merupakankompentasi
dasar dan indicator yang memiliki nilai terapan tinggi dalamkehidupan sehari-
hari.
Untuk pemilihan kompetensi dasar dan indicator, selain perlu
diperhatikankriteria pemilihan di atas, perlu pula diperhatikan bahwa penguasaan
materikompetensi dasar dan indikator terpilih harus dapat diukur dengan
menggunakanbentuk soal yang sudah ditetapkan. Misalnya kalau sudah ditetapkan
untukmembuat tes pilihan ganda, maka penguasaan kompetensi dasar dan indicator
yangdapat diukur dengan menggunakan pilihan ganda. Sebaliknya kalau
sudahditetapkan untuk membuat tes uraian, maka penguasaan kompetensi dasar
atauindikator yang terpilih juga harus dapat diukur dengan menggunakan tes uraian.
Semua kompenen kisi-kisi yang disebutkan terdahulu adalah komponen-
komponen yang diperlukan dalam pennyusunan kisi-kisi. Namun demikian, tidakada
tuntunan atau keharusan untuk menggunakan semua komponen tersebut.Penggunaan
komponen tersebut disesuaikan dengan keperluan berdasarkan jenisdan tujuan tes yang
akan disusun. Setelah ditentukan komponen-komponen yangperlu dimasukan ke dalam
kisi-kisi, maka langkah selanjutnya adalah memasukansemua komponen tersebut ke
dalam suatu format atau matriks.

D. Pengertian Penyusunan
Penyusunan adalah kombinasi partisipasif atau usulan dari bawah (bottom
up)dengan kebijakan dari atas (top down).Menurut (Ardios, 2006) mengemukakan
bahwa pengertian penyusunan yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut :”Kata penyusunan berasal dari kata dasar susun yang artinya
kelompok ataukumpulan yang tidak beberapa banyak, sedangkan pengertian dari
Penyusunanadalah merupakan suatu kegiatan atau kegiatan memproses suatu data
ataukumpulan data yang dilakukan oleh suatu organisasi atau peroran secara baik dan
teratur”.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusunan adalahsuatu
kegiatan untuk memproses data-data yang dilakukan oleh suatu organisasiperusahaan
atau perorang secara baik dan teratur

E. Langkah-langkah penyusunan kisi kisi soal


Dalam menyusun kisi-kisi soal, ada empat langkah yang harus
diperhatikan. Keempatnya saling terkait dan berkesinambungan. Keempat
langkah tersebut adalah

iii
1. Tentukan kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rumusan yang sudah diatur dalam
kurikulum, kompetensi dasar memuat kemampuan minimal yang harus dikuasai
siswa setelah mempelajari materi pelajarantertentu. Berdasarkan kompetensi
dasar, guru melakukan pemetaan materi pelajaran yang akandiberikan kepada
siswa sehingga bisa mencapai kemampuan minimal yang diharapkan.
2. Tentukan Materi pokoknya
Materi ajar atau bahan ajar yang harus dikuasai siswa lahir dari
pengembangan kompetensidasar. Disinilah guru memerlukan banyak sumber
dan referensi sebagai dasar melakukanpendalaman dengan tujuan untuk
memperkaya materi, tentu penentuan materi atau bahan ajar yang akan diajarkan
wajib disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.Dengan demikian guru
harus menentukan materi-materi penting yang harus dikuasai siswa,yang
memiliki hubungan dengan bidang studi lainnya, berkesinambungan atau
kelanjutan dari materi jenjang sebelumnya dan jenjang sesudahnya serta
memiliki nilai terapan dalamkehidupan sehari-hari.
3. Tulis Indikatornya
Indikator adalah suatu rumusan yang menggunakan kata kerja
operasional biasanya mengacupada taksonomi Blom yang memuat perilaku
siswa dan yang dapat diukur sesuai dengan uraianmateri yang dipilih.
Adapun syarat indikator yang baik antara lain:
a. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur
b. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur
c. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih
d. Dapat dibuatkan soalnya
Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta
didik) , B = behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition (kondisi
yang diberikan), dan D = degree (tingkatan yang diharapkan). Ada dua model
penulisan indikator. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal
kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar
pernyataan (stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar,
denah, grafik, kasus, atau lainnya, sedangkan model yang kedua adalah
menempatkan peserta didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal
kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan
dasar pertanyaan (stimulus)
4. Tentukan Soalnya
Soal lahir dari indikator, apabila tidak sesuai dengan indikator maka soal
tersebut dapatdikatakan cacat karena sudah pasti tidak mewakili materi,
akibatnya tentu saja tidak akanmencapai standar minimal dari kompetensi dasar
Soal yang baik harus memenuhi unsur berikut :
a. Soal disusun berdasarkan indikator yang dibuat
b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
d. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas

iii
e. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja
( contoh kisi kisi )

F. Pengertian Tes
Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan
(tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Rivai & Sudjana, 2013).
Menurut (Uno & Koni, 2012) tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban–jawaban yang menjadi
dasar bagi penetapan skor angka. Skor yang didasarkan pada skor yang representatif
dari tingkah laku pengikut tes merupakan indikator tentang seberapa jauh orang yang di
tes itu memiliki karakteristik yang sedang diukur.
Lebih lanjut (Koyan, 2011) mengemukakan tes adalah instrumen atau alat yang
sistematis yang terdiri atas seperangkat pertanyaan atau tugas-tugas untuk mengukur
suatu perilaku tertentu pada peserta didik dengan bantuan skala numerik atau kategori
tertentu. Dari paparan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat yang
sistematis yang terdiri atas seperangkat pertanyaan untuk mendapatkan jawaban dari
siswa baik dalam bentuk tulisan, lisan, maupun bentuk perbuatan dan dijadikan sebagai
dasar bagi penetapan skor angka.
Dari segi cara pelaksanaannya, tes dibagi menjadi tiga, yaitu tes tulisan, tes
lisan, dan tes perbuatan. Tes tulis terbagi lagi menjadi dua yaitu tes objektif dan tes
uraian. Bentuk tes objektif terdiri dari bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan,
dan uraian objektif. Bentuk tes uraian dapat dikategorikan menjadi tes uraian objektif
dan tes uraian non objektif. Untuk pemilihan bentuk tes yang tepat, bisa ditentukan
dengan menentukan tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk
memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran
yang diujikan

G. Langkah-langkah penyusunan bulir soal


Menurut (Ambiyar, 2011) Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan
bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah
berikut, yaitu:
1. menentukan tujuan tes,
2. menentukan kompetensi yang akan diujikan,
3. menentukan materi yang diujikan,
4. menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk
penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik),
5. menyusun kisi-kisinya,
6. menulis butir soal,
7. memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
8. merakit soal menjadi perangkat tes,
9. menyusun pedoman penskorannya
10. uji coba butir soal,
11. analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
12. perbaikan soal berdasarkan hasil analisis

iii
H. Penulisan soal bentuk uraian
Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam
merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang
ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik
untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang
diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman
penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah
menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan
setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian
terletak pada tingkat subyektivitas penskorannya.
Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk uraian objektif
adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan
pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara
objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor secara dikotomus (benar -
salah atau 1 - 0). Bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut
sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep menurut pendapat masing-
masing peserta didik, sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan secara
objektif. Untuk mengurangi tingkat kesubjektifan dalam pemberian skor ini,
maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuatkan skala. Contoh
misalnya perilaku yang diukur adalah "kesesuaian isi dengan tuntutan
pertanyaan", maka skala yang disusun disesuaikan dengan tingkatan
kemampuan peserta didik yang akan diuji. Untuk tingkat SMA, misalnya dapat
disusun skala seperti berikut.
Penulisan Butir Soal 17 Kesesuaiann isi dengan tuntutan pertanyaan0 - 3
Skor - Sesuai 3 - Cukup/sedang 2 - Tidak sesuai 1 - Kosong 0 Atau skala seperti
berikut: Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0 - 5 Skor Skor - Sangat
Sesuai 5 - Sesuai 4 - Cukup/sedang 3 - Tidak sesuai 2 - Sangat tidak sesuai 1 -
Kosong 0 Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus
memperhatikan kaidah penulisannya.

Kesesuaiann isi dengan tuntutan pertanyaan 0 - 3


Keterangan Skor
Sesuai 3
Cukup/sedang 2
Tidak sesuai 1
Kosong 0

iii
Atau skala seperti berikut :

Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0-5 skor

Keterangan Skor
Sangat sesuai 5
Sesuai 4
Cukup/sedang 3
Tidak sesuai 2
Sangat tidak sesuai 1
Kosong 0

FORMAT PEDOMAN PENSKORAN


No Kunci/Kriteria Jawaban Skor
1.
2.
3..

Bentuk soalnya terdiri dari:


1. dasar pertanyaan/stimulus bila ada/diperlukan,
2. pertanyaan, dan
3. pedoman penskoran.

Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut.


1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah
atau tingkat kelas.

2. Konstruksi
a. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan
jelas, terbaca, dan berfungsi.

3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

iii
e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan
peserta didik.

I. Penulisan soal bentuk pilihan ganda


Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan
ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan
ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh
yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang pendeknya
relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam
penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti
langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya,
langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan
pengecohnya.

Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan
jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban
yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan.
Soalnya mencakup:
1. dasar pertanyaan/stimulus (bila ada),
2. pokok soal (stem),
3. pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.

Perhatikan contoh berikut!

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini.


1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan
indikator dalam kisi-kisi.
b. Pengecoh harus bertungsi
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu
soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,
kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak

iii
menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang
dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu
persoalan/gagasan
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan
yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu
dihilangkan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata,
atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih
yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang
dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda
diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang
negatif ganda itu sendiri.
e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama
seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan
semua pilihan jawaban harus berfungsi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini
diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban
yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu
lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan
jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi
pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan
materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya
pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka
paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan
sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu
harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit dimaksudkan
untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban.
i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai
suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh
peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik,
tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik,
atau tabel itu tidak berfungsi.
j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang
bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.

iii
k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang
tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab
benar soal berikutnya.
3. Bahasa/budaya
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di
antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur
predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2)
penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2)
penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya
mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok
soal.

J. Integrasi Keislaman Pengaplikasikan Penyusunan Kisi-Kisi Tes Dan Penyusunan


Butir Soal Tes Objektik (Pg) Dan Uraian
Allah telah memberikan kisi-kisi atau gambaran tentang kehidupan yang akan
dijalani manusia di dalam Al-Qur’an, mulai dari penciptaan manusia hingga
kelak dibangkitkan kembali di negeri akhirat. Al-Qur’an memiliki nama lain Al-
Huda yang artinya petunjuk bagi orang yang bertakwa. Segala permasalahan
hidup yang kelak akan dihadapi oleh manusia di dunia maupun di akhirat, Allah
telah memberikan tuntunan dan petunjuk dalam Al-Qur’an. Dunia bukanlah
tempat kehidupan berakhir, namun sebagai tempat untuk membekali diri menuju
kehidupan yang abadi setelah kematian. Manusia diciptakan oleh Allah bukan
karena tanpa alasan melainkan untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an
surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 Allah berfirman :
َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬
ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-
Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat : 56).

Dalam ayat lain Allah menegaskan kembali tentang gambaran bahwa dunia adalah
kehidupan yang fana. Tidak ada suatu hal apapun dalam kehidupan di dunia yang
bersifat kekal, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 20 :

َ َّ‫ب ْال ُكف‬


‫ار‬ ِ ‫َّز ْينَةٌ َّوتَفَا ُخ ۢ ٌر بَ ْينَ ُك ْم َوتَ َكاثُ ٌر فِى ااْل َ ْم َو‬
ٍ ‫ال َوااْل َوْ اَل ۗ ِد َك َمثَ ِل َغ ْي‬
َ ‫ث اَ ْع َج‬ ِ ‫اِ ْعلَ ُم ْٓوا اَنَّ َما ْال َح ٰيوةُ ال ُّد ْنيَا لَ ِعبٌ َّولَ ْه ٌو و‬

ٌ ‫نَبَاتُهٗ ثُ َّم يَ ِه ْي ُج فَت َٰرىهُ ُمصْ فَ ًّرا ثُ َّم يَ ُكوْ نُ ُحطَا ًم ۗا َوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة َع َذابٌ َش ِد ْي ۙ ٌد َّو َم ْغفِ َرةٌ ِّمنَ هّٰللا ِ َو ِرضْ َو‬
‫ان َۗو َما ْال َح ٰيوةُ ال ُّد ْنيَٓا اِاَّل‬

‫ع ْال ُغرُوْ ِر‬


ُ ‫َمتَا‬

iii
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan,
perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan
anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah
serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
(QS. Al-Hadid : 20)

Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan Allah juga menyampaikan gambaran


tentang kehidupan dunia yang semu :
Ÿ:Ÿ‫ل‬Ÿ‫ا‬Ÿ‫ ق‬Ÿ-Ÿ‫م‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫س‬Ÿ‫ و‬Ÿ‫ه‬Ÿ‫ي‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ هللا ع‬Ÿ‫ى‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ص‬Ÿ- Ÿ‫ي‬Ÿ‫ب‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ أ‬Ÿ-Ÿ‫ه‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ هللا ع‬Ÿ‫ي‬Ÿ‫ض‬Ÿ‫ر‬Ÿ- Ÿ‫ك‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ا‬Ÿ‫ م‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ ب‬Ÿ‫س‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ أ‬Ÿ‫ن‬Ÿ‫ع‬
Ÿَ Ÿ‫ ْي‬Ÿ‫ َع‬Ÿَ‫َّ ال‬Ÿ‫م‬Ÿُ‫َّه‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ا‬Ÿ«
Ÿَ Ÿ‫ ْي‬Ÿ‫ إال َع‬Ÿ‫ش‬
Ÿ‫ي‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ ع‬Ÿ‫ق‬Ÿ‫ف‬Ÿ‫ت‬Ÿ‫م‬Ÿ-Ÿ‫ة‬Ÿ‫ ر‬Ÿ‫ ِخ‬Ÿ‫آل‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ش‬
Artinya: “Dari Anas Bin Malik RA bahwa Nabi SAW bersabda: ‘Ya Allah! Tidak
ada kehidupan selain kehidupan akhirat." (HR Muttafaqun 'alaih)
Dalam hadis ini diungkapkan bahwa kehidupan yang nikmat, menyenangkan, dan
abadi adalah kehidupan akhirat.
Sedangkan dunia meskipun nikmat, namun akan berujung pada kehancuran.

Ÿ– Ÿ‫ ِة‬Ÿَ‫ب‬Ÿ‫َّا‬Ÿ‫َّ ب‬Ÿ‫س‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ا‬Ÿِ‫ ب‬Ÿ‫ي‬َ Ÿ‫ح‬Ÿْ Ÿَ‫ ي‬Ÿ‫ َر‬Ÿ‫ا‬Ÿ‫ َأ َش‬Ÿ‫ َو‬Ÿ– Ÿ‫ ِه‬Ÿ‫ ِذ‬Ÿ‫ ٰه‬Ÿُ‫ ه‬Ÿ‫ َع‬Ÿَ‫ ب‬Ÿ‫ص‬
Ÿْ ‫ ِإ‬Ÿ‫ ْم‬Ÿ‫ ُك‬Ÿ‫ ُد‬Ÿ‫ َأ َح‬Ÿ‫ ُل‬Ÿ‫ َع‬Ÿ‫ج‬Ÿْ ‫ـ‬ŸŸَ‫ ي‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ َم‬Ÿ‫ ُل‬Ÿ‫ ْث‬Ÿ‫ ِإ اَّل ِم‬Ÿِ‫ة‬Ÿ‫ر‬Ÿَ Ÿ‫خ‬Ÿِ ‫آْل‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ـي‬ŸŸِ‫ ف‬Ÿ‫ا‬Ÿَ‫ ي‬Ÿ‫ ْن‬Ÿ‫ ُّد‬Ÿ‫ل‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ َم‬Ÿ، Ÿِ‫ هللا‬Ÿ‫َو‬
Ÿ‫ ـ ُع‬Ÿ‫ج‬Ÿِ Ÿ‫ر‬Ÿْ Ÿَ‫ ت‬Ÿ‫ َم‬Ÿِ‫ ب‬Ÿ‫ ْر‬Ÿُ‫ ظ‬Ÿ‫ ْن‬Ÿَ‫ ي‬Ÿ‫ ْل‬Ÿَ‫ ف‬Ÿ، ِّŸ‫م‬Ÿَ‫ ي‬Ÿ‫ ْل‬Ÿ‫ ا‬Ÿ‫ـي‬ŸŸِ‫ف‬
Artinya: “Demi Allâh! Tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti
salah seorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, (perawi hadits ini yaitu)
Yahya memberikan isyarat dengan jari telunjuknya- lalu hendaklah dia melihat
apa yang dibawa jarinya itu?” (HR Muslim dan Ibnu Hibbân)

iii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan Penjelasan yang telah dibahas dapat kita ketahui bahwa Penilaian
Acuan Patokan (PAP) juga sering disebut criterion evaluation merupakan pengukuran
lain dengan menggunakan acuan beda. Dalam pengukuran ini penampilan siswa
dikomparasikan dengan kriteria yang telah ditentukan lebih dahulu dalam tujuan
instruksional, bukan dengan penampilan siswa lain. Keberhasilan siswa dalam prosedur
acuan patokan tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan
dalam item – item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional. Sedangkan norm
referenced measurement pada umumnya disebut pula sebagai Penilaian Acuan
Normatif (PAN), adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma
kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa
yang lain yang termasuk dalam kelompok itu.

B. Saran

Sebaiknya seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi belajar


terkhususnya dalam penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di
suatu lembaga pendidikan karena dengan adanya evaluasi ini akan dapat menunjang
kualitas dan mutu pendidikan yang sudah ada. Sebagaimana evaluasi hasil belajar dan
pembelajaran yang telah diuraikan di atas sangatlah penting karena dengan adanya hal
tersebut kita dapat belajar bagaimana cara mengevaluasi dari kegiatan belajar mengajar
apakah sudah dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau belum.

24
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Ambiyar. (2011). Pengukuran dan tes dalam pendidikan. Padang: UNP PRESS.
Ardios. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Koyan. (2011). Asesmen Dalam Pendidikan . Singaraja: Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha.
Rivai, A., & Sudjana, N. (2013). Media Pengajaran (penggunaan dan pembuatannya).
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suharsimi, A. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Syofyan, H. (2016). Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan tentang Pembuatan Kisi-kisi Soal
untuk Guru-guru di Yayasan Perguruan Birrul Waalidain Semplak Bogor. Jurnal
Abdimas Volume 3 Nomor 1 September, 14.
Uno, H. B., & Koni, S. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

25

Anda mungkin juga menyukai