Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DESAIN PENELITIAN

Dosen Pengampu :
Dr. Muhsin, SE., Msi., Ak, CA

Disusun Oleh :
Akuntansi PPAPK Malam Kelas B

Nama Kelompok :
1. Mellyningrum Aisyah Pratiwi (B1033191017)
2. Ummi Oktaliani (B1033191021)
3. Aurina Dwi Pusparani (B1033191054)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, Yang telah melimpahkan berkat, kasih anugrah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “DESAIN PENELITIAN” dengan baik dan tepat waktu
meskipun masih banyak sekali kekurangan di dalam makalah ini. Tak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Muhsin, SE., Msi., Ak, CA. selaku Dosen mata
kuliah Metode Penelitian yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Di dalam penulisan ini, dapat disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, serta pembahasan teori, tak lupa juga pada akhir bab
berisikan penutupan seperti kesimpulan dan saran untuk kedepannya. Kami sangat berharap
makalah ini mampu memberikan sudut pandang baru dan berguna bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik isi
maupun susunanya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang agar kami dapat
membuat makalah menjadi lebih baik lagi.

Sekian yang dapat kami sampaikan, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat serta kesalahan dalam penulisan makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan
banyak manfaat dan dapat dipahami maupun dimengerti bagi kami yang membuat makalah ini
maupun untuk para pembaca sekalian.

Pontianak, 9 Februari 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Desain Penelitian ....................................................................................... 3
2.2. Manfaat Desain Penelitian .......................................................................................... 3
2.3. Tujuan Studi ................................................................................................................ 3
2.3.1 Studi Eksplorasi ................................................................................................... 3
2.3.2 Studi Deskriptif .................................................................................................... 4
2.4. Tipe Hubungan Antar Variabel ................................................................................... 5
2.5. Lingkungan (Setting) Studi ......................................................................................... 5
2.5.1 Studi Lapangan (Field Study) .............................................................................. 6
2.5.2 Eksperimen Lapangan (Field Experiment) .......................................................... 6
2.5.3 Eksperimen Laboratorium (Laboratory Experiment) .......................................... 6
2.6. Unit Analisis................................................................................................................ 6
2.7. Horsison Waktu ........................................................................................................... 7
2.7.1. Studi Satu Tahap (One Shot Study) ..................................................................... 7
2.7.2. Studi Beberapa Tahap atau Studi Jangka Panjang ( Longitudinal Study) ........... 8
2.8. Pengukuran Construct ................................................................................................. 8
2.8.1. Skala Pengukuran................................................................................................. 8
2.8.2. Metode Pengukuran Sikap (Attitude Measurement Method) ............................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setelah seseorang menemukan hak yang sudah diteliti, memahami masalah dan
menyusun pernyataan dugaan, asumsi perkiraan yang merupakan jawaban sementara, hal yang
selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut adalah menentukan desain penelitiannya. Desain
penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian karena merupakan tuntunan bagi seorang
peneliti agar bisa mendapatkan jawaban - jawaban yang telah dimunculkan. Pada bagian desain
penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai apa yang harus dicari untuk
menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang seharusnya dikerjakan dan apa pula
yang seharusnya tidak dikerjakan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti, desain
penelitian juga mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam mencari
jawaban. Dengan adanya desain penelitian, peneliti bisa memilah mana data yang memang
sesuai dengan topik penelitian dan mana data yang tidak sesuai.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut timbul beberapa rumusan masalah , yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Dari Desain Penelitian?
2. Bagaimana Manfaat Dari Desain Penelitian?
3. Apa Saja Tujuan Studi Dalam Penelitian?
4. Bagaimana Tipe – Tipe Hubungan Antar Variabel?
5. Bagaimana Tipe Studi Berdasarkan Setting Penelitian?
6. Bagaimana Unit Data Yang Dianalisis Dalam Penelitian?
7. Bagaimana Horison Waktu Dalam Penelitian?
8. Apa Saja Tipe – Tipe Skala Pengukuran Dalam Penelitian?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan beberapa tujuan , yaitu sebagai
berikut :
1. Menjelaskan Pengertian Dari Desain Penelitian
2. Membahas Manfaat Dari Desain Penelitian

1
2

3. Menjelaskan Tujuan Studi Atau Pengujian Dalam Penelitian


4. Membahas Tipe – Tipe Hubungan Antar Variabel
5. Menjelaskan Tipe Studi Berdasarkan Setting Penelitian
6. Membahas Unit (Tingkat Agregasi) Data Yang Dianalisis Dalam Penelitian
7. Membahas Pola Pengumpulan dan Horison Waktu Dalam Penelitian
8. Menjelaskan Tipe – Tipe Skala Pengukuran Dan Metode Pengukuran Sikap Dalam
Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Desain Penelitian


Desain penelitian atau desain studi dapat didefinisikan sebagai suatu strategi yang
dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara
logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.
Atau pengertan lain desain penelitian merupakan sebuah rencana prosedural yang
menjadi panduan peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid,
obyektif, akurat dan ekonomis. Dengan kata laindesain penelitian sanagat diperlukan oleh
peneliti untuk mengarahkan kerjapenelitian agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

2.2. Manfaat Desain Penelitian


Sebuah Desain Penelitian seseorang dapat mengkonsepkan rencana oprasional untuk
menjalankan berbaga iprosedur dan tugas yang diperlukan untuk menyempurnakan studi,
membantu seseorang peneliti untuk memahami dan mengikuti langkah – langkah yang akan
dijalankan oleh peneliti dalam menemukan jawaban serta memastikan bahwa prosedur-
prosedur tersebut sesuai dan layak untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan atau
permasalahan penelitian secara valid, obyektif dan akurat.

2.3. Tujuan Studi


Tujuan penelitian pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah.
Tujuan penelitian ini bersifat umum, disamping itu penelitian secara spesifik menyatakan
tujuan belajar atau sebagai pengujian. Hasil penelitian secara lebih spesifik dapat dimaksudkan
sebagai berikut:
2.3.1 Studi Eksplorasi
Studi ini dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai masalah
penelitian tertentu, karena penlitian – penelitian sebelumnya yang meneliti masalah
tersebut relatif belum banyak dilakukan oleh peniti yang lain.
Peneliti tidak memperoleh informasi mengenai pemecahan masalah tersebut. Demikian
juga mengenai informasi latar belakang masalah yang diperlukan oleh peneliti untuk
memahami dan merumuskan masalah penelitian, penyusunan kerangka teoritis,
pengembangan hipotesis dan pengujiannya.

3
4

Peneliti melalui studi eksplorasi dapat mengembangkan konsep atau konstrak construct
yang jelas dan mendefinisikan variabel – variabel penelitian yang penting. Studi ini
setidaknya mempunyai tiga tujuan yang saling terkait :
• Melakukan diagnosa fenomena tertentu
• Menyaring alternatif – alternatif
• Menemukan ide – ide baru
Hasil dari studi eksplorasi memberi dukungan informasi berupa klarifikasi masalah
untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Studi eksplorasi dapat dikelompokkan ke
dalam 4 kategori :
• Survei pengalaman
• Analisis data sekunder
• Metode studi kasus
• Uji coba (pilot study) untuk analisis kualitatif
2.3.2 Studi Deskriptif
Merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh dari
subjek berupa : individu, organisasisonal, industri atau perspektif yang lain. Tujuan
studi ini untuk menjelaskan aspek – aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati.
Studi ini membantu peneliti untuk :
• Menjelaskan karakteristik subjek yang teliti
• Mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu
• Menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya
Jika dalam studi eksplorasi dimaksudkan untuk memahami karakteristik fenomena atau
masalah yang diteliti, studi ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik fenomena
atau masalah yang ada.
2.3.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis umumnya merupakan penelitian
yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel tipe hubungan
antara dua variabel atau lebih, dapat berupa hubungan korelasional, komparatif
(perbandingan), dan hubungan sebab akibat.
Hipotesis penelitian dikembangkan berdasarkan teori – teori yang selanjutnya diuji
berdasarkan data yang dikumpulkan. Pengujian hipotesis merupakan tujuan studi
(termasuk studi eksplorasi dan studi deskriptif) yang mempunyai pengaruh terhadap
elemen desain penelitian yang lain, terutama dalam pemilihan metode pengujian data.
5

2.4. Tipe Hubungan Antar Variabel


Tipe Hubungan Antar Variabel yang diteliti, dapat berupa kolerasional, yaitu asosiasi
antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang bukan merupakan hubungan
sebab akibat perbedaan antara kedua tipe hubungan tersebut dapat dilihat dari
karakteristik hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika
variabel dependen (Y) dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu
(X), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y yang kemudian
dapat disebut sebagai hubungan sebab akibat.

2.5. Lingkungan (Setting) Studi


Lingkungan (Setting) penelitian dapat sengaja dibuat oleh peneliti untuk keperluan
penelitian eksperimen yang menguji hubungan sebab akibat. Penliti melakukan manipulasi
terhadap variabel tertentu dan membuat lingkungan (Setting) penelitian untuk meneliti akibat
– akibat yang ditimbulkannya. Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
6

2.5.1 Studi Lapangan (Field Study)


Merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasional antar variabel dengan
kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang
minimal.
2.5.2 Eksperimen Lapangan (Field Experiment)
Merupakan tipe penelitian eksperimen yang dilakukan pada lingkungan penelitian yang
alamiah atau bukan buatan. Peneliti dalam penelitian ini melakukan manipulasi
terhadap variabel tertentu untuk mengetahui akibat yag ditimbulkannya. Tingkat
keterlibatan peneliti dalam studi ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan
peneliti dalam studi lapangan.
2.5.3 Eksperimen Laboratorium (Laboratory Experiment)
Merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan sebab akibat pada lingkungan yang
artifisial (buatan). Keterlibatan peneliti dalam eksperimen laboratorium paling tinggi
dibandingkan dengan studi lapangan dan eksperimen lapangan, peneliti terlibat dalam
pembuatan setting yang artifisial dan melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu.

2.6. Unit Analisis


Merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian. Unit analisis yang
ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, merupakan elemen
yang penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan
dan analisis data
7

2.7. Horsison Waktu


Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu)
atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih lama (lebih
dari dua titik waktu), tergantung pada karakeristik masalah penelitian yang akan dijawab.

2.7.1. Studi Satu Tahap (One Shot Study)


Penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus disebut dengan studi satu tahap (one-
shot study). Data yang dikumpulkan dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek
penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan atau
tahun). Tipe studi ini lebih menekankan pada frekuensi tahap pengumpulan data, yaitu
satu tahap atau sekaligus. Misal, peneliti mengumpulkan data penelitian untuk
mengetahui preferensi konsumen terhadap sejumlah merk produk. Pengumpulan data
dilakukan sekaligus melalui metode survei. Setelah itu peneliti tidak melakukan survei
lagi terhadap responden yang sama.
Studi Cross Sectional – Studi Time Series
Studi satu tahap sering dikacaukan dengan studi cross-sectional", yaitu studi untuk
mengetahui hubungan komparatif beberapa subyek yang diteliti. Studi cross-sectional
umumnya merupakan tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subyek pada
waktu tertentu. Misalnya, studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan
pada tahun tertentu. Studi cross-sectional berbeda dengan studi time series yang lebih
menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Misalnya, penelitian
mengenai perkembangan penjualan suat perusahaan selama periode tahun 1990-1998.
Studi komparatif yan lebih kompleks dapat berupa kombinasi antara studi cross
sectional dengan studi time series.
8

2.7.2. Studi Beberapa Tahap atau Studi Jangka Panjang ( Longitudinal Study)
Usaha peneliti untuk menjawab suatu masalah atau pertanyaan penelitian kemungkinan
tidak cukup dengan satu tahap pengumpulan data. Penelitian -penelitian untuk
mengetahui pola kecenderungan, hubungan kausal-komparatif dan hubungan sebab
akibat umumnya memerlukan lebih dari satu tahap pengumpulan data pada saat (titik
waktu) yang berbeda. Studi ini umumnya memerlukan waktu lebih lama dan usaha
lebih banyak dibandingkan dengan tipe studi satu tahap. Pengamatan yang dilakukan
salam studi ini lebh intensif dan lebih baik dibandingkan dengan observasi pada studi
satu tahap serta biaya yang relative lebih mahal.

2.8. Pengukuran Construct


Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang keperluan penelitian
harus dioperasionalisasikan dalam variabel yang diukur dengan berbagai macam nilai. Definisi
opera seperti yang telah dibahas dalam bab 4, merupakan pen mengenai cara-cara tertentu yang
digunakan oleh peneliti mengukur (mengoperasionalisasi) construct menjadi variabe dapat
diuji. Definisi operasional umumnya merupakan pedoma ketentuan yang dapat digunakan oleh
peneliti lain untuk me suatu construct dengan cara yang sama. Construct dapat diukur angka
atau atribut yang menggunakan skala tertentu.
2.8.1. Skala Pengukuran
Construct merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat berupa: kejadian, proses,
atribut, subyek atau obyek tertentu. Sesuai dengan sifat dan jenis fenomena yang
diabstraksikan oleh construct, tipe skala pengukuran construct terdiri atas :
• Skala Nominal
Merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi
dari construct yang diukur dalam bentuk variabel. Misal, jenis kelamin merupakan
variabel yang terdiri atas dua kategori: pria dan wanita. Skala pengukuran jenis
kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1 (pria) dan 2 (wanita). Variabel jenis
kelamin merupakan kategori yang bersifat saling meniadakan (mutually exclusive),
artinya bahwa seorang responden hanya memiliki satu kategori jenis kelamin : pria
dan Wanita. Skala nominal disamping menyatakan egori variabel yang saling
meniadakan, juga menyatakan kategori ng bersifat collectively exhaustive, yaitu
tidak ada kategori yang lain, cuali yang dinyatakan dalam skala nominal. Contoh
variabel lain ng bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive adalah sta
perkawinan dan agama yang dianut oleh responden.
9

Skala nominal merupakan tipe skala pengukuran yang paling sederhana. Angka atau
atribut yang digunakan dalam pengukuran hanya rupakan suatu nama untuk
menyebutkan kategori atau kelompok iabel. Skala nominal, oleh karena itu, juga
dinamakan dengan skala kategoris, nilai variable dengan skala nominal hanya
menjelaskan kategori, tetapi tidak menjelaskan nilai peringkat, jarak atau
perbandingan.
• Skala Ordinal
Merupakan skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga
menyatakan peringkat construct yang diukur. Peringkat nilai menunjukkan suatu
urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misal, peneliti ingin mengetahui preferensi
calon mahasiswa terhadap lima perguruan tinggi unggulan. Responden diminta
untuk menyusun urutan pilihan terhadap masing-masing perguruan tinggi dengan
menyatakan dalam bentuk angka 1 sampai dengan 5. Angka 1 menunjukkan tingkat
pilihan responden yang pertama terhadap perguruan tinggi tersebut, demikian
seterusnya sampai angka 5 yang menunjukkan tingkat pilihan yang terakhir. Skala
ordinal mempunyai kelebihan dibandingkan dengan skala nominal, karena
menyatakan kategori dan peringkat.
• Skala Interval
Merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak
construct yang diukur. Skala nominal, dengan kata lain, tidak hanya mengukur
perbedaan subyek atau obyek secara kualitatif melalui kategorisasi dan menyatakan
urutan preferensi, tetapi juga mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang
lain. Skala interval, dengan demikian, merupakan skala pengukuran yang lebih baik
dibandingkan dengan skala nominal dan skala ordinal.
Skala interval dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1
sampai dengan 7. Skala pengukuran ini menggunakan konsep jarak atau interval
yang sama (equality interval) karena skala ini tidak menggunakan angka 0 (nol)
sebagai titik awal perhitungan" Nilai skala interval bukan angka absolut.
• Skala Rasio
Merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori. peringkat, jarak dan
perbandingan construct yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut,
sehingga memperbaiki kelemahan skala interval yang menggunakan nilai relatif.
Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio. Nilai
10

uang sebesar satu juta rupiah merupakan kelipatan sepuluh kali dari nilai uang
seratus ribu rupiah. Jika berat badan seseorang adalah 70 kilogram sama dengan dua
kali lipat dari orang yang memiliki berat badang 35 kilogram. Skala rasio banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi dan manajemen keuangan.

2.8.2. Metode Pengukuran Sikap (Attitude Measurement Method)


Construct sikap sering digunakan dalam penelitian-penelitian bisnis Komponen sikap
dapat dijelaskan melalui tiga dimensi :
• afektif. merefleksikan perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu obyek
• kognitif, menunjukkan kesadaran seseorang terhadap atau pengetahuan mengenai
obyek tertentu
• komponen-komponen perilaku, menggambarkan suatu keinginan-keinginan atau
kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan.

Berikut ini metode-metode yang sering digunakan dalam pengukuran construct sikap
yaitu :
• Skala Sederhana (Simple Attitude Scale)
Metode pengukuran sikap yang paling sederhana adalah skala sederhana yang
menggunakan skala nominal, misal: setuju atau tidak setuju, ya atau tidak. Tipe skala
11

ini digunakan terutama jika kuisioner penelitian berisi relatif banyak butir
pertanyaan, tingkat pendidikan responden rendah, atau alasan yang lain.
• Skala Kategori (Category Scale)
Merupakan metode pengukuran sikap yang berisi beberapa alternatif kategori
pendapat yang memungkinkan bagi responden untuk memberikan alternatif
penilaian. Skala kategori pada dasarnya meru pakan perluasan dari skala sederhana.
Skala ini memberikan yang lebih banyak informasi dan mengukur lebih sensitif
dimensi construct diban dingkan dengan skala sederhana. Skala kategori yang
dinamakan juga skala butir penilaian (itemized rating scale) ini dapat dinyatakan
dengan angka. Berikut ini adalah tipe-tipe skala kategori yang umumnya digunakan
untuk mengukur sikap responden yang berkaitan dengan: kualitas (contoh 1), urgensi
(2), menarik (3), kepuasan (4), frekuensi (5)
• Skala Likert (Likert Scale)
Merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Metode
pengukuran yang paling sering digunakan ini dikembangkan oleh Rensis Likert
sehingga dikenal dengan nam. Skala Likert. Nama lain dari skala ini adalah
summated rating method". Skala Likert umumnya menggunakan lima angka
penilaian, yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak
setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat juga dibalik
mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Alternatif angka
penilaian dalam skala ini dapat bervariasi dari 3 sampai dengan 9.
• Skala Perbedaan Semantis (Semantic Differential Scale)
Merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh
butir yang menyatakan secara ver bal dua kutub (bipolar) penilaian yang ekstrem.
Dua kutub ekstrem yang dinyatakan dalam metode ini antara lain dapat berupa
penilaian mengenai: baik buruk, kuat lemah, modern kuno. Responden diminta
mengisi ruang semantis yang tersedia untuk merefleksikan seberapa dekat sikap
responden terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu diantara dua kutub
penilaian yang ekstrem. Metode pengukuran ini umumnya digunakan untuk
mengetahui sikap penilaian responden terhadap merk dagang, produk, identifikasi
perusahaan, pekerjaan, individu tertentu, dan dimensi construct yang lain-lain.
12

• Skala Numeris (Numerical Scale)


Merupakan metode yang terdiri atas 5 atau 7 alternat nomor untuk mengukur sikap
responden terhadap subyek, obyek at kejadian tertentu. Skala numeris pada dasarnya
tidak berbeda deng skala perbedaan semantis, karena juga menggunakan dua kat
penilaian yang ekstrem diantara alternatif nomor.
• Skala Grafis (Fraphic Rating Scale)
Merupakan metode pengukuran sikap yang disajikan dalam bentuk grafis atau
gambar. Metode ini menyatakan penilaian responden terhadap subyek, obyek atau
kejadian tertentu dengan titik atau angka tertentu yang terletak di dalam gambar atau
grafik penilaian.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Desain penelitian atau desain studi dapat didefinisikan sebagai suatu strategi yang
dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara
logis dan sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.
Desain penelitian meliputi : tujuan studi, tip setting penelitian, unit analisis, horison waktu,
skala pengukuran dan metode pengujian data yang dirancang untuk menjawab masalah atau
pertanyaan penelitian. Tujuan studi dalam penelitian dapat berupa : studi eksplorasi
(penjajakan) yang dimaksudkan untuk memahami permasalahan yang relatif belum banyak
diteliti, studi deskriptif, yaitu untuk menjelaskan karakteristik masalah yang bermanfaat untuk
pemecahan masalah, dan pengujian hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan
fakta empiris. Tipe hubungan antar variabel dapat berupa : hubungan korelasional, yaitu
asosiasi antara beberapa variabel independen dengan variabel dependennya, hubungan sebab-
akibat, yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
Eksperimen lapangan seperti halnya studi lapangan yang menggunakan setting alamiah, tetapi
ada keterlibatan peneliti yang melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu. Eksperimen
laboratorium merupakan tipe penelitian yang menggunakan setting artifisial dan adanya
manipulasi terhadap variabel penelitian tertentu oleh peneliti.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bisa mempermudah kita
semua dalam memahami isi materi yang telah dipaparkan diatas. Kritik, saran, dan masukan-
masukan dari semua pihak juga kami harapkan guna untuk melengkapi makalah ini
dan memperbaharui makalah yang baru lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6390167/Desain_Penelitian

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai