Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

METODE PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Fisika

Dosen pembimbing Prof. Dr. Endang Purwaningsih, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Ahmad Robith Saifunawar (200321614825)


2. Alifiyah (200321614825)
3. Arum Widiangrum Ruminty (200321614857)
4.

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OKTOBER 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................................1
1.4 MANFAAT PENELITIAN.........................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
ISI.........................................................................................................................................................2
2.1 RANCANGAN PENELITIAN....................................................................................................2
2.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................................2
2.1.2 Desain Penelitian Non-Eksperimen dan Eksperimen................................................................2
2.2 DATA PENELITIAN..................................................................................................................8
2.2.1 Jenis Data..............................................................................................................................8
2.2.2 Sumber Data.........................................................................................................................9
2.2.3 Teknik pengumpulan data...................................................................................................10
2.2.4 Teknik Pengambilan Sampel Data......................................................................................10
2.2.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen...............................................................................13
2.3 ANALISIS DATA PENELITIAN.............................................................................................15
2.3.1 Uji Normalitas....................................................................................................................17
2.3.2 Uji Homogenitas.................................................................................................................18
2.3.2 Analisis Regresi..................................................................................................................18
2.3.3 Uji t (compare means)........................................................................................................18
2.3.2 Analisis Variasi/Analysis of Variance (Anova)...................................................................19
2.3.4 Analisis Kovariasi/ Analyis of Covarian (Anacova)...........................................................19
2.3.5 Analisis Uji Korelasi...........................................................................................................20
2.3.4 Pengganti Uji t (Uji Komparatif Mann-Whitney)...............................................................20
2.3.4 Pengganti Uji anova (Uji Kruskal-Wallis)..........................................................................20
2.3.4 Pengganti Uji anacova (Analisis Uji Komparatif Wilcoxon)..............................................21
BAB III...............................................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................................22
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Deni Darmawan (2013:127) Menyatakan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagi hal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.” Selanjutnya menurut Sugiyono (2012:2) metode
penelitian didefinisikan sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis” Dari definisi diatas dapat diambil keputusan bahwa metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dan informasi dengan menggunakan cara ilmiah untuk tujuan
dan kegunaan tertentu.
Sedangkan pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2006) adalah: “Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan - hubungannya.” Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan
ekspresi matematis dari hubungan - hubungan kuantitatif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud rancangan penelitian kuantitatif?
2. Apa yang dimaksud data penelitian kuantitatif?
3. Apa yang dimaksud analisis data penelitian kuantitatif?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud rancangan penelitian kuantitatif
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud data penelitian kuantitatif
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud analisis data penelitian kuantitatif

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan mengenai rancangan
penelitian kuantitatif
2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan mengenai data penelitian
kuantitatif
3. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan mengenai analisis data
penelitian kuantitatif
BAB II

ISI
2.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-
hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara
operasional sampai pada analisa akhir, data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan
saran. Suatu desain penelitian menyatakan, baik struktur masalah penelitian maupun
rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai
hubungan-hubungan dalam masalah.
2.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti mendeskripsikan lokasi dilakukannya penelitian dan waktu yang digunakan selama
penelitian, mulai dari penyusunan rencana penelitian (proposal) sampai dengan penyusunan laporan
penelitian itu selesai dilakukan

2.1.2 Desain Penelitian Non-Eksperimen dan Eksperimen


Secara operasional, desain penelitian merupakan sekumpulan langkah-langkah logis
yang dipilih peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Brink, 2009). Sehingga desain
penelitian merupakan penjabaran dari hipotesis penelitian atau tujuan penelitian atau
pertanyaan penelitian. Dalam mempelajari metodologi penelitian, sering sulit dibedakan
pengertian antara jenis penelitian dan desain penelitian. Beberapa kalangan akademisi
menyepakati bahwa jenis penelitian terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Sementara untuk jenis kuantitatif dalam riset kesehatan
masyarakat, desain penelitian terbagi menjadi dua jenis yaitu eksperimen, non-eksperimen
dan epidemiologi. Bila digambarkan pembagian tersebut adalah adalah sebagai berikut:
a. Penelitian Non Eksperimen
Dalam penelitian kuantitatif non-Eksperimen, terdapat macam-macam desain penelitiannya
yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian Deskriptif
Desain ini dipakai pada penelitian yang membutuhkan informasi pada bidang tertentu
dalam jumlah banyak melalui penggambaran fenomena atau kejadian secara alamiah.
Ciri-ciri desain penlian deskriptif antara lain:
a. Menjelaskan atau menggambarkan variabel sesuai dengan tujuan penelitian
b. Tidak bertujuan mencari hubungan sebab-akibat
c. Dapat dipakai untuk jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif
d. Pengumpulan data melalui observasi terstruktur, kuesioner, dan wawancara atau
studi survey
2. Penelitian Korelasi
Disebut juga desain ex post facto atau “after the fact”. Tujuan utamanya adalah
mendeskripsikan hubungan antar variabel yang ada, dan menentukan hubungan antara
variabel independen dan dependen. Ciri-ciri desain korelasi antara lain: (1) Tidak terdapat
manipulasi terhadap variabel independen, karena variabel dependen atau masalah yang
diamati dianggap sudah terjadi (sehingga disebur ex post facto atau after the fact); (2)
Hubungan antar variabel yang diperoleh tidak mengindikasikan sebab-akibat namun
menandakan jika terdapat perubahan pada satu variabel akan menyebabkan perubahan
pada variabel lain. Namun, kondisi ini dapat dijadikan sebagai indicator awal dalam
menentukan hubungan sebab-akibat.
3. Penelitian Komparasi, Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan nilai variabel dari
dua level atau lebih variabel independent.
4. Penelitian Korelasi, merupakan penelitian yang bermaksud menguji hubungan dua
variabel.
5. Penelitian Prediksi, Penelitian yang tujuannya untuk menguji seberapa baik sebuah
variabel independen memprediksi variabel dependennya.
6. Penelitian Kausal-komparasi, Untuk menyarankan kesimpulan kausal dengan
membandingkan kelompok yang menerima intervensi alami
7. Penelitian Ex Post Facto, penelitian yang bertujuan untuk menarik kesimpulan kausal
dengan membandingkan kelompok yang menerima intervensi berbeda di masa lalu.
8. Penelitian Eksplanatori, penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan teori yang
menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi.
 
b. Penelitian Eksperimen
Dalam buku Priadana & Sunaris (), Sugiyono dan buku Hardani (), terdapat beberapa
bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu Pre-
experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental
Design. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut:
1. Pre-Experimental Design (Nondesigns)
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupapakan eksperimen
sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen
itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.Hal ini dapat terjadi, karena
tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-
experimental design ada beberapa macam yaitu: One Shot Case Study, One Group Pretest-
Posttest Design, dan Intact- Group Comparison.
1. One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X = Treatment yang diberikan(Variabel Independen)


O = Observasi (VariabelDependen)
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
treatmen/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatmen/perlakuan adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh: Pengaruh penggunaan aplikasi PhET Simulation terhadap pemahaman konsep
siswa pada materi Gerak Parabola.
2. One-Group Pretest-Posttest Design
Kalau pada desain One-Shot Case Study, tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi
perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1= Nilai pretest (sebelum memakai aplikasi PhET Simulation)


O2 = Nilai posttest (setelah memakai aplikasi PhET Simulation)
Pengaruh penggunaan aplikasi PhET Simulation terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi Gerak Parabola = (O2-O1).
3. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat
digambarkan sebagai berikut.

O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok diberi perlakuan


O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan = O1-O2 Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain
preexperiment itu bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar
yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal pemelitian
menjadi rendah.
2. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti
dapat mengontrol semua variabel Iuar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.
Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampeJ yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari popuJasi tertentu. Jadi cirinya
adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random. Di sini dikemukakan dua
bentuk design true experimental yaitu: Posttest Only Control Design dan Pretest Group
Design.
A) Posttest-Only Control Design

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (
R ). Kelompok pertama diberi perlakuan ( X ) dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang
tidak diberi perlakuan diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistic t-test misalnya. Kalau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol, maka perlakuan yang
diberikan berpengaruh secara signifikan.
B) Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yabg dipilih secara random, kemudian
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adallah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.Hasil pretest yang baik kelompok eksperimen
tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)- (O4-O3).
3. Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari design true 127 experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
(variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigm design factorial dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok nilai pretestnya
sama. Jadi O1=O3 =O5 =O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2. Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur pengobatan baru terhadap
kepuasan pelayanan pada pasien.Untuk dipilih empat kelompok secara random.Variabel
moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan wanita (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kulyah baru) dicobakan pada kelompok eksperimen
pertama yang diberi pretest (O1= kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang
telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap
kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki = (O2- O1)-(O4-O3). Pengaruh perlakuan
(prosedur kulyah baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6-
O5)- (O8-O7). Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur pengobatan baru terhadap
kepuasan pasien antara kelompok kerja pria dan 128 O1 O2 O3 O4 X wanita, maka penyebab
utamanya adalah bukan karena treatment yang diberikan (karena treatment/perlakuan yang
diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis
kelamin. Pria dan wanita menggunaka prosedur pengobatan baru yang sama, tempat kerja
yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah dalam
memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. 4. Quasi
Experimental Bentuk desaineksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan.Desain ini mempunyai banyak kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Walaupun demikian desain ini lebih baik dari
pre-experimental design.
4. Quasi- experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol yang digunakan pada penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau
manajemen, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk
eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok control dalam
penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Berikut ini dijelaskan dua bentuk
desain quasi eksperimen, yaitu :
a) Time Series Design
Dalam desain ini sekelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random.Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak
konsisten.Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka
baru diberi treatment.Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja,
sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah
O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya
pengaruh perlakuan adalah = (O5+O6+O7+O8)- (O1+O2+O3+O4).
b) Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir samadengan pretest-posttest control group design, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.
Contoh :

Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan pemberian motivasi pagi


terhadap tingkat minat belajar siswa.Desain penelitian dipilih satu kelompok siswa.
Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan motivasi
pagi setiap hari dan setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan tingkat minat belajar
siswa sebelum ada perlakuan senam pagi.O2 adalah tingkat minat belajar siswa
setelah motivasi pagi selama 1 tahun.O4 adalah tingkat minat belajar siswa yang
tidak diberi perlakuan motivasi pagi.Pengaruh motivasi pagi terhadap tingkat minat
belajar siswa adalah (O2-O1)-(O4- O3).

2.2 DATA PENELITIAN


Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 83) menyatakan bahwa "setiap penelitian
memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan
informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji
hipotesis". Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:118), menyatakan bahwa informasi adalah
hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Riduan (2003:5) mengatakan
"Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta".Data penelitian
adalah keterangan atau fakta mengenai suatu kejadian atau kondisi yang diambil oleh
peneliti, baik dari lapangan ataupun dari literature.
2.2.1 Jenis Data
Kategori data penelitian dibagi menjadi berbagai macam pengetian, tergantung dari sudut
pandangnya. Jika dilihat dari responden utama, pertama dan kedua maka ada data primer dan
sekunder. Jika data itu angka tapi dihasilkan dari penghitungan dan pembilangan, maka akan
ada data diskrit dan kontinu.
1. Data Primer - Data Sekunder
Data primer berkenaan dengan informasi mengenai variabel yang diteliti dengan
diperoleh dari tangan pertama atau subjek yang diteliti, atau diskusi kelompok atau panel
yang memberikan data utama. Data sekunder berkenaan dengan informasi mengenai variabel
yang diteliti yang diperoleh dari pihak lain yang memiliki kompetensi untuk mengumpulkan,
mengolah dan mempublikasikan informasi secara independen. Misalnya data dari BI untuk
laporan keuangan, BPS untuk laporan jumlah penduduk, Departemen/
Dinas/Badan/Lembaga spesifik pemerintah atau non pemerintah, Bursa Efek, juga data
berasal dari penelitian sebelumnya yang dipublikasikan.
2. Data Diskrit-Data Kontinu
Data Diskrit berkenaan dengan informasi mengenai variabel yang diteliti yang bersifat
kuantitatif dan merupakan hasil penghitungan/membilang. Misalnya adalah hasil produksi
per hari 400 unit, Jumlah pegawai 150 orang, jumlah siswa SD X adalah 350 orang, Jumlah
guru di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.536 orang, dan seterusnya. Data Kontinu atau
kontinum berkenaan dengan informasi mengenai variabel yang diteliti yang bersifat
kuantitatif dan merupakan hasil pengukuran. Data ini diambil dengan alat ukur kalibrasi atau
alat metode kuantitatif. Misalnya adalah berat neto produk A 500 gram, Tinggi badan si Budi
adalah 165,50 cm, rata-rata nilai kelas adalah 7,54, nilai yang sering muncul di kelas adalah
80, dan seterusnya.

2.2.2 Sumber Data


Suharsismi Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Apabila peneliti
menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data
disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
peneliti, baik pertanyaan penulis atau pertanyaan lisan. Apabila peneliti menggunakan
dokumentasi, maka dokumen dan catatanlah yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan
adalah objek penelitian atau peubah penelitian. Sedangkan menurut PPKI UM 2017, sumber
data adalah sumber diperolehnya data yang dapat berupa populasi dan sampel, subjek / objek,
responden, informan, dan sebagainya.
Populasi adalah sekumpulan orang, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi akan menjadi wilayah generalisasi
kesimpulan hasil penelitian (Endang Mulyatiningsih, 2013:9) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono 2013: 80).
Sedangkan sampel adalah cuplikan atau bagian dari populasi (Endang Mulyatiningsih,
2013:10). Sampel juga didefinisikan sebagai bagian dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:81). Dari paparan para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili sifat atau
karakteristik dari populasi tersebut. Dalam peneltian yang memiliki jumlah populasi yang
besar, tidak mungkin dalam dilakukan penelitian ke seluruh populasi, karena keterbatasan
waktu dan tenaga. Sehingga dibutuhkan sampel yang dapat mewakili populasi tersebut.
2.2.3 Teknik pengumpulan data
Data yang diinginkan peneliti harus dikumpulkan. Untuk mengumpulkannya
membutuhkan alat ukur atau disebut instrument penelitian. Alat ini harus valid (syah) dan
juga reliabel (akurat, relevan, cukup, dan tepat waktu) sehingga membutuhkan uji validitas
dan reliabilitas. Beberapa teknik (metode) pengumpulan data yang umum digunakan:
1. Observasi merupakan pengamatan atau inspeksi terhadap suatu
objek/kegiatan/peristiwa/perilaku yang biasanya dilengkapi dengan instrumen perekam
data untuk memperoleh keterangan atau fakta yang natural tanpa interferensi/
kontrol/simulasi.
2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2013:137).
3. Teknik Dokumentasi, analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di
luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto (2006:
132), teknik dokumentasi yaitu "mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
sebagainya".
4. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006: 150). Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
5. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literature
yang relevan dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menelaah,
mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku. diktat, skripsi, internet, surat kabar,
dan sumber lainnya.
2.2.4 Teknik Pengambilan Sampel Data
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif (Murgono, 2004).
Syarat-syarat teknik sampling: Teknik sampling bisa dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Dan
apabila keadaan populasi bersifat heterogen, maka sampel yang dihasilkannya dapat bersifat
tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. Secara skematis,
teknik sampling dapat di tunjukan pada gambar 5.1 sebagai berikut:
1. Probability Sampling
Probability sampling (sampling random) adalah teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsure(anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Sugiyono, 2018). Pemilihan sampel dengan cara probability ini
sangat dianjurkan pada penelitian kuantitaf. Dalam probability sampling ada 4 teknik
sampling yang dapat digunakan antara lain :
a) Simple Random Sampling
Ciri utama sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi
mempunyai kesempatan yang samauntuk dipilih. Hal ini berarti setiap unsur
dipilih dengan bebas dari setiap unsur lainnya. Caranya ialah dengan
menggunakan undian/lotre, yang nama-namanya ditempatkan dalam suatu
wadah, dan wadah tersebut dikocok-kocok. Nama dari pemenangnya diambil
dengan cara yang tidak mengandung bias. Keuntungannya ialah anggota
sampel mudah dan cepat diperoleh, sedangkan kelemahannya ialah kadang-
kadang tidak mendapatkan data yang lengkap dari populasinya.
Contoh: populasi: kelas MIPA I sampai MIPA 4 di SMAN Nasional Malang
Sampel didapatkan dengan mengundi anggota kelas seluruh kelas MIPA lalu
didapatkan 60 siswa yang nantinya dibagi menjadi dua kelas baru, yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
b) Proportionate Stratified Sampling
Ciri utama sampling ini adalah apabila populasi heterogen atau berdiri atas
kelompok-kelompok bertingkat secara proposional serta penentuan tingkat
berdasarkan karakteristik tertentu.Artinya, peneliti harus mengetahui bahwa
dalam populasi ada strata, klas, lapisan, atau ras, misalnya ada kelas pegawai
negeri, mahasiswa, dan petani. Keuntungan menggunakan cara inii ialah
anggota sampel yang diambil lebih representatif. Kelemahannya ialah lebih
banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasi.
Contoh: penelitian tentang kemampuan literasi sains siswa MIPA di sekolah
SMAN Nasional Malang, jika populasi merupakan seluruh siswa MIPA dari
seluruh jenjang kelas, maka tingkatan yang mempengaruhi hasil penelitian ini
adalah tingkatan/jenjang kelas (kelas X, XI, XII). Maka dari sini diambil
sampel dengan cara menentukan presentase tiap jenjang kelas MIPA terhadap
total popolasi, lalu mengkalikannya dengan anggota populasi tiap jenjang
kelas untuk menentukan jumlah sampelnya, sehingga bisa didapatkan total
sampel yang dipakai.
c) Disproportionate stratified random
Ciri utama dari teknik sampling ini adalah apabila populasi berstrata atau
bertingkat tetapi kurang proposional. Misalnya karyawan dari unit kerja
tertentu mempunyai; 1 orang lulusan S3, 3 orang lulusan S2, 100 orang
lulusan S1, 700 orang lulusan SMA, 600 lulusan SMP, maka satu orang
lulusan S3 dan tiga orang lulusan S2 maka satu orang dan 3 orang itu diambil
semua sebagai sampel.
4. Cluster Sampling
Ciri utama sampling ini adalah apabila populasi terbesar dalam beberapa
daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan dan seterusnya.Teknik sampling ini
sering digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu
secara sampling. Keuntungan menggunakan teknik ini adalah (1) dapat
mengambil populasi besar yang tersebar didaerah, (2) pelaksanaanya lebih
mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya. Kelemahannya ialah (1)
jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, (2) ada kemungkinan
penduduk satu daerah berpindah ke daerah lain tanpa sepengetahuan peneliti,
sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel
penelitian.
2. Non Probability Sampling
Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2018). Teknik ini dapat dilakukan dengan mudah dalam waktu yang
sangat singkat. Namun kelemahan teknik ini adalah hasilnya tidak dapat diterima dan
berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagain besar dari populasi tidak dilibatkan
dalam penelitian. Dalam teknik non probability sampling ini ada 6 macam teknik
memilih sampel yaitu :
a. Sampling Sistematis
Ciri utama dari sampling ini ialah apabila pengambilan sampel dipilih berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Sebagai contoh
anggota populasi dari penelitian tentang daftar pegawai disuatu kantor terdiri dari
150 orang. Dari semua anggota ini diberi nomor urut yaitu dari nomor urut 1-
150.Pengambilan sampelnya bisa dengan bilangan kelipatan, ganjil saja maupun
bisa genap saja.Keuntungan dari teknik ini adalah mudah dalam pelaksanaannya
dan cepat diselesaikan. Kelemahannya ialah populasi yang berada diantara yang
kesekian dan kesekian dikesampingkan, sehingga cara ini tidak sebaik sampling
acakan.
b. Sampling Insidental
Ciri utama dari sampling ini ialah apabila pemilihan anggota sampelnya
berdasarkan kebetulan dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada
dijumpai.Sebagai contoh seorang peneliti menanyakan kepada pengunjung pasien
tentang pelayanan puskemas.Keuntungan menggunakan teknik ini adalah murah,
cepat dan mudah.Kelemahannya adalah kurang representatif.
c. Sampling Purposive
Ciri utama dari sampling ini ialah apabila anggota sampel yang dipilih secara
khusus berdasarkan tujuan penelitian.Sebagai contohnya untuk meneliti kualitas
jagung, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli dalam
pertanian.Teknik ini biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif dengan tujuan
mengamati kasus-kasus tertentu.
d. Sampling Kuota
Ciri utama sampling ini ialah apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih
dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh seorang
peneliti akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pemindahan ibukota Negara Indonesia. Jumlah sampel yang ditentukan 800
orang.Jika pengumpulan data masih belum memenuhi kuato tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang
ditentukan.
e. Sampling Jenuh
Ciri utama sampling ini dikatakan jenuh (tuntas) apabila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.Sampling jenuh baik digunakan apabila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat
dengan kesalahan yang sangat kecil.
f. Snowball Sampling
Ciri utama sampling ini ialah digunakan untuk menyelidiki hubungan antar
manusia dalam kelompok yang akrab dengan cara informasi tersebar dikalangan
tertentu. Awalnya jumlah cuma satu orang atau dua orang, kemudian karena
dengan dua orang tersebut belum merasa puas dengan terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih paham dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.Keuntungan dari snowball
sampling adalah adanya peningkatan kecenderungan menempatkan karakteristik-
karakteristik yang diinginkan dalam populasi.Kelemahannya adalah
penanganannya sulit sekali dikendalikan jika jumlah sampel melebihi 100 orang.
2.2.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Validitas adalah ketepatan (appropriateness), kebermaknaan (meaningfull) dan kemanfaatan
(usefulness) dari sebuah kesimpulan yang didapatkan dari interpretasi skor tes. Validitas
mengarah kepada ketepatan interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai
dengan tujuan pengukurannya. Reliabilitas adalah ke-ajeug-an sebuah instrument sehingga
dimana pun digunakan akan berhasil sama.
1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013:121). Suharsimi Arikunto (2002:144) juga
mengatakan bahwa "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan sebuah instrument. Suatu Instrumen yang valid atau shahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah".
Berdasarkan pemaparan para ahli, maka uji validitas mempunyai tujuan untuk
menguji shahih tidaknya instrument penelitian. Validitas yang harus diukur adalah
validitas soal secara keseluruhan tes dan validitas butir soal. Cara untuk menghitung
validitas instrument adalah dengan menghitung koefisien validitas menggunakan rumus
Korelasi Product Moment sebagai berikut :

Keterangan:
r= Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y=Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N= Jumlah responden
Suharsimi Arikunto (2002 :245) menginterpretasikan mengenai besarnya koefisien
korelasi sebagai berikut :
1. Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
2. Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
3. Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
4. Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
5. 5. Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah

Setelah koefisien korelasi (r) diketahui, kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikan
korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:

r √n−2
t=
√1−r 2
(Suharsimi Arikunto, 2002:263)

Keterangan:
t = nilai t hitung
n = banyaknya peserta tes
r = validitas tes

Kriterianya adalah jika t hitung ≥ t tabel maka koefisien item soal tersebut valid dan jika
t hitung ≤ t tabel tahet maka koefisien item soal tersebut tidak valid.

2. Uji Reabilitas Instrumen


Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik
(Suharsimi Arikunto, 2002:154). Sedangkan menurut Nasution, S (2005: 104), "Reliabilitas
dari alat ukur adalah penting, karena apabila alat ukur yang digunakan tidak reliabilitas
dengan sendirinya tidak valid". Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan suatu alat
dalam mengukur apa yang akan diukur. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
fukur. Uji reliabil rumus K-R.20 yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson. Sesuai dengan
pendapat Suharsimi Arikunto (2002:100) yang mengatakan bahwa "Rumus yang digunakan
untuk mencari reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R. 20
dan rumus K-R. 21".

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes yaitu :


1. Antara 0,81-1,00 = sangat tinggi
2. Antara 0,61-0,80 = tinggi
3. Antara 0,21-0,40 = rendah
4. Antara 0,00-0,20 = sangat rendah

2.3 ANALISIS DATA PENELITIAN


Data Penelitian Pada bagian ini diuraikan cara menganalisis data. Analisis data
ditentukan oleh jenis data berupa angka atau selain angka. Data yang berupa angka pada
umumnya dianalisis menggunakan analisis statistik, sedangkan yang selain angka didasarkan
atas interpretasi. Oleh karena itu, ketepatan cara analisis sangat penting untuk menjawab
pertanyaan penelitian atau mencapai tujuan penelitian.
Setiap data yang diambil tentu harus dideskripsikan. Karena dalam penelitian
kuantitatif data yang diambil adalah data kelompok, maka data ini bisa dideskripsikan secara
statistik, atau yang dikenal dengan descriptive statistics. Ada empat ukuran yang bisa
dilakukan dalam statistic deskriptif yaitu: percentile, central tendency (kecenderungan
memusat), dispersion dan distribution.
Dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis statistic, maka dikenal dua
uji yaitu uji parametrik dan uji non parametrik. Parametrik dalam arti harfiah yaitu asumsi
tentang parameter dari distribusi data populasi yang digunakan untuk menguji hipotesis
mendekati normal atau mendekati distribusi normal setelah teorema limit sentral. Sedangkan
Non-parametrik adalah metode yang tidak mendasarkan pada asumsi distribusi populasi.
Dalam arti sempit non-parametrik adalah sebuah kategori nol karena hampir semua uji
statistik mengasumsikan satu atau lain hal tentang sifat-sifat populasi
Kata kunci perbedaan uji parametrik dan non parametrik adalah pada syarat
normalitas distribusi data. Parametrik mensyaratkan data harus normal dengan melakukan uji
prasyarat normalitas, sedangkan non-parametrik hasil ujinya tidak normal atau bebas tidak
membutuhkan distribusi data yang normal. Biasanya, syarat tak berdistribusi normal adalah
pada data yang berjenis nominal dan ordinal atau pada variabel yang dikotomi (dua variabel
saja) atau variabel yang bisa didikotomikan. Syaratnya, dalam pengujian hipotesis
memerlukan jumlah sampel yang besar karena setiap kelompok (sel dalam SPSS)
membutuhkan frekuensi yang tidak boleh kosong.

2.3.1 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan diolah berasal dari
sampel yang datanya distribusi normal. (Purwabtu, 2011: 156) mengemukakan bahwa “Dan
sampel hanya dapat digeneralisasikan pada populasi apabila mempunyai sifat normal
sebagaimana populasinya”. Jika penelitian yang dilakukan akan digeneralisasi dari sampel
yang diambil kepada populasi penelitian, maka perlu terlebih diketahui bahwa data distribusi
normal. Uji normalitas dilakukan sebelum mengolah data dengan teknik korelasi Product
Moment, Regresi, t-test, Anava, dan sebagainya. Teknik menguji normalitas dapat digunakan
beberapa macam, tergantung kepada bentuk datanya. Dalam uji normalitas, paling tidak ada
beberapa alat uji yaitu
1. Uji normalitas data dengan dengan uji Liliefors
2. Uji normalitas data Galat Taksiran dengan Uji Liliefors
3. Uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov
4. Uji normalitas data dengan Chie Square (X²)
5. Uji normalitas data dengan Q-Q Plot
2.3.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari
beberapa kelompok data penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain,
homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki
karakteristik yang sama. Pengujian homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan
keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang
berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Sebagai contoh, jika kita ingin
menenliti sebuah permasalahan misalnya mengukur pemahaman siswa untuk suatu sub materi
dalam pelajaran tertentu di sekolah yang dimaksudkan homogen bisa berarti bahwa kelompok
data yang kita jadikan sampel pada penelitian memiliki karakteristik yang sama, misalnya
berasal dari tingkat kelas yang sama. Ada beberapa jenis uji Homogenitas yaitu:
1. Homogenitas Varians dengan Uji-Barlett
2. Homogenitas Varians Galat Regresi dengan Uji-Barlett
3. Homogenitas Varians Dua Buah variabel Independen dengan Uji-F
4. Homogenitas Varians dua sampel berkorelasi dengan Uji-t
5. Homogenitas Varians dengan Uji-F Hartley
6. Homogenitas Varians dengan cara Scheffe (Anova satu Jalan)
2.3.2 Analisis Regresi
Analisis regresi adalah teknik analisis yang khusus untuk penelitian asosiatif.
Menghubungkan satu variabel ke variabel lain dengan tujuan untuk memprediksi pengaruh
satu variabel ke variabel lain. Ada dua variabel penting dalam istilah regresi yaitu variabel
bebas yang biasa di sebut predictor dan variabel tak bebas atau disebut criterion. Variabel
yang menjadi sumber masalah penelitian adalah variabel criterion (tak bebas, atau
disimbolkan "Y"), dimana variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel predictor (bebas, atau
disimbolkan X).
Syarat menggunakan analisis regresi adalah data variabel harus rasio atau interval.
Tidak bisa menggunakan data nominal atau ordinal. Sehingga, jika variabel prediktornya
dalam jenis data nominal atau ordinal (kategorik) maka tidak bisa menggunakan analisis
regresi tapi harusnya menggunakan Analisis of Variance (Anova). Jadi pastikan bahwa
datanya harus interval atau rasio bukan nominal atau ordinal. Karena regresi merupakan uji
parametric, maka data memiliki syarat harus terdistribusi normal dan homogen. Alat uji dari
kedua ini adalah uji normalitas yaitu untuk memutuskan data itu terdistribusi normal dan uji
homogenitas untuk memutuskan data itu homogen. Macam-macam analisis regresi adalah:
1. Analisis regresi Sederhana
2. Analisis regresi dua prediktor
3. Analisis regresi tiga prediktor
4. Analisis regresi empat prediktor
2.3.3 Uji t (compare means)
Uji beda dua parameter rata-rata atau dalam Bahasa Inggris disebut Compare Mean
adalah untuk menguji satu variabel bebas yang berbentuk variabel kriterium/kategorial
(diskrit) dengan hanya dibagi menjadi dua kategori saja, dan satu variabel tidak bebas lainnya
dengan data skala interval atau rasio. Ketika variabelnya memiliki tiga data diskrit, maka
harus menguji dengan Anova atau Ankova.
Dalam Uji-t terdapat perbedaan dalam variabel tidak bebasnya, yaitu sampel bebas,
sampel tak bebas dan sampel tak homogen. Disebut sampel tak homogen, karena prasyarat
uji-t ini adalah datanya harus normal melalui uji normalitas dan datanya harus homogen
melalui uji homogenitas. Uji beda parameter ini dibagi menjadi tiga uji-t berdasarkan pada
jenis variabel tidak bebasnya (Y), yakni:
1. Uji-t sampel bebas (independent)
2. Uji-t sampel tak bebas
3. Uji t sampel tak homogen.
2.3.2 Analisis Variasi/Analysis of Variance (Anova)
Analisis varian (Anava) atau dalam bahasa Inggris Analysis of Variance yang disingkat
menjadi ANOVA adalah kelanjutan dari uji-t tetapi dengan jumlah varibel kriteriumnya yang
lebih dari dua baik dalam penelitian eksperimen dengan rancangan simple randomized design
atau group within treatment maupun dalam penelitian ex fost facto atau causal-comparative.
Karena variabel yang diambil oleh peneliti memiliki perbedaan sesuai dengan kepentingan
penelitian, maka variabel itu juga akan menentukan jenis Anova apa yang digunakan. Karena
anova merupakan uji parametric, maka data memiliki syarat harus terdistribusi normal dan
homogen. Alat uji dari kedua ini adalah uji normalitas yaitu untuk memutuskan data itu
terdistribusi normal dan uji homogenitas untuk memutuskan data itu homogen. Paling tidak
ada 5 (lima) jenis Anova yang berbeda satu sama lainnya yaitu:
1. Anova satu jalan
2. Anova satu Jalan Group Within Treatment (GWT
3. Anova dua jalan
4. Anova dua jalan GWT
5. Anova tiga jalan
2.3.4 Analisis Kovariasi/ Analyis of Covarian (Anacova)
Analisis Kovarian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan Analyis of Covarian
dengan akronim ANCOVA adalah jenis teknis analisis data yang lebih luas dari Anova.
Ancova digunakan dalam menganalisis penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen,
untuk menarik kesimpulan bahwa variabel perlakuan (A) memiliki pengaruh terhadap
variabel kriterion (Y) harus jelas dan tidak bisa dicampuri dengan variabel lain.
Untuk melindunginya maka ada dua cara, yaitu dengan kontrol kondisional melalui
pengembangan desain penelitian dan kontrol statistik melalui "penetralan/ pengendalian/
penyingkiran" satu atau aneka variabel melalui pendekatan yang disebut Anova. Jadi, dalam
penelitian Ancova membutuhkan variabel lain yang bisa mengontrol variabel yang dianalisis.
Dalam banyak penelitian, biasanya peneliti menggunakan pretest-posttest atau menggunakan
kelas Kontrol dan kelas eksperimen.
Desain Ankova pada prinsipnya sama dengan Anova, perbedaannya dalam Ankova
menggunakan model regresi linier untuk menghilangkan pengaruh variabel yang tidak
terkontrol yang biasa disebut variabel pengiring (kovariat) terhadap variabel kriterion.
Contoh variabel ini adalah seperti kemampuan awal, pretest, IQ, kemampuan verbal (sebagai
landasan kemampuan komunikasi), kemampuan membaca (sebagai landasan kemampuan
berbicara) dan lain sebagainya yang secara teoritis ataupun logis memiliki pengaruh kuat
terhadap variabel yang akan kita uji. Sama halnya dengan Anova, Ancova juga memiliki
perbedaan variabel yang digunakan, sehingga ada Ancova satu jalan, dan ada Ancova dua
jalan
2.3.5 Analisis Uji Korelasi
1. Analisis Uji Korelasi Chi-Square (Kai Skuare, atau Kai Kuadrat, X2)
Sederhananya uji Chi-Square adalah untuk menguji hubungan. dua variabel yang
memiliki jenis data nominal atau ordinal atau salah satunya yang memiliki ordinal atau
nominal. Ingat, ini bukan menguji perbedaan seperti dalam compare mean (uji-t atau dalam
non parametrik diuji dengan Mann-Whitney), tapi ini untuk menguji dengan kategori asosiatif
(menghubungkan). Uji ini hanya melakukan uji hubungan dengan menguji perbedaan
frekuensi dari dua kelompok sampel, sehingga jumlah kelompoknya harus banyak agar
frekuensinya penuh (tidak ada yang kosong).
2. Analisis Uji Korelasi Gamma, Tau-a dan Tau-b (Z-Score)
Uji ini adalah uji yang sama dengan Chi Square dengan perbedaan bahwa Chi-Square
adalah untuk jenis data yang nominal dan ordinal sedangkan Gamma dan Tau lebih
digunakan untuk variabel diskrit dengan jenis data Ordinal (kategorial). Data ini bersifat
membedakan dan mengurutkan. Missal data latar belakang pendidikan, mengurutkan SMA,
Sarjana dan Magister. Juga data Penghasilan yang dikategorikan rendah, menengah dan
tinggi.
Persamaannya dengan Chi-Square adalah bahwa Gamma dan Tau berguna untuk
menguji hipotesis hubungan antara dua variabel. Ada tiga uji yang sama yakni Gamma, Tau-a
dan Tau-b. perbedaan ketiganya ada pada tingkat presisi dan kesesuaiannya dengan tabulasi
silang yang akan digunakan untuk menguji hipotesis. Untuk tabulasi silang dimana jumlah
baris tidak sama dengan jumlah kolom, uji Tau-b lebih tepat digunakan, walaupun bisa saja
menggunakan tau-a dan Gamma.
2.3.4 Pengganti Uji t (Uji Komparatif Mann-Whitney)
Analisis Uji Komparatif Mann-Whitney Salah satu yang bisa memecahkan masalah
data yang tidak normal dalam penelitian uj-t adalah dengan menggunakan Uji Mann-
Whitney. Peneliti yang hanya membandingkan satu variabel independen (X) dengan dua
kategori dan satu variabel dependent (Y) dengan jenis data interval atau rasio biasanya
menggunakan Uji-T atau compare means. Namun jika data yang diambil tidak normal, maka
uji-t tidak digunakan dan beralih ke jenis penelitian ini. Uji ini adalah uji pengganti Uji-t jika
data yang diukur tidak normal (pada uji prasyarat normalitas). Ketika data yang dianalisis
tidak memenuhi prasyarat uji-t yaitu uji normalitas dan homogenitas, maka uji Mann-
Whitney menjadi pilihan.
2.3.4 Pengganti Uji anova (Uji Kruskal-Wallis)
Uji Kruskal-Wallis adalah uji pengganti Anova satu jalan, dimana data tidak terdistribusi
normal dan atau tidak homogen. Uji ini bertujuan menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua
kelompok dengan data dengan skala peringkat atau ordinal.
2.3.4 Pengganti Uji anacova (Analisis Uji Komparatif Wilcoxon)
Pengganti Ancova (Analisis Uji Komparatif Wilcoxon) Uji Wilcoxon bertujuan untuk
menemukan perbedaan dan besarnya perbedaan antara dua sampel yang berhubungan
(berkorelasi). Jika pada uji Tanda hanya memerhatikan arah perbedaan dalam pasangan,
maka pada Wilcoxon memperhatikan arah perbedaan dan menentukan besarnya (atau adanya
perbedaan nyata) antara data pasangan yang diambil dari satu sampel yang berhubungan.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penelitian digunakan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang digunakan
untuk kepentingan masyarakat. Ketepatan solusi yang dicari didasarkan pada
penggunaan metode penelitian yang tepat.

Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif merupakan salah satu metode penelitian
yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang terjadi di
masyarakat. Masalah yang dipecahkan tersebut haruslah permasalah yang bisa ditinjau
secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, Kajian Teoritis dan Praktis, Op. Cit., , hlm.
242
Abdul Majid,Penilain Autentik, Proses dan Hasil Belajar, Bandung: Op. Cit., hlm. . 56-57.
Arifin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

ASEP EDIANA LATIP, M. (2018). Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
Autentik . Jakarta: Rosida.

http://mkhgfthj.blogspot.com/2014/01/penilaian-dalam-pembelajaran-kontekstual.html di
akses pada (tanggal 17 Juni 2014 pukul 16.18 WIB)
Novi Resmini, dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung:
UPI PRESS
Prof.DR. Ismet Basuki, Drs.Hariyanto.M.S, Asesmen Pembelajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014, hlm. 167.
Khaerudin. 2016. "Teknik Penskoran Tes Obyektif Model Pilihan Ganda." Madaniyah 1.
Pambudhy, Agung. 2021. detikedu. Agustus 2. Accessed Oktober 28, 2022.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5666652/soal-uraian-pengertian-bentuk-dan-
kaidahnya#:~:text=Soal%20uraian%20adalah%20soal%20yang,dikemukakan
%20dalam%20bentuk%20uraian%20tertulis.
Yogyakarta, Universitas Negeri. 2007. "Kaidah Penulisan Soal." Pendidikan UNY 1-50.

Anda mungkin juga menyukai