Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MATA KULIAH PENGEMBANGAN RISET INTERDISIPLIN

PENDIDIKAN FISIKA

“Berbagai Desain Penelitian Pendidikan”

DOSEN PENGAMPU :

Deo Demonta Panggabean, S.Pd., M.Pd

Satria Mihardi, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

NOVITA RISKYKA SARI BUKIT (4183321023)


IRMA RAHMAWATI (4183321011)
GILANG YUSUF MAULANA (4183321019)
MUHAMMAD ALI ALFATTAH (4183121025)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia Nya, Kami dapat menyelesaikan Makalah guna memenuhi tugas perkuliahan dalam
mata kuliah Pengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika yang berjudul “berbagai
desain penelitian pendidikan” dengan baik dan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen selaku dosen mata
kuliahPengembangan Riset Interdisiplin Pendidikan Fisika, yang sudah memberikan
bimbingandan arahan, sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami juga menyadari bahwa di dalam Makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dalam hal penulisan maupun kata-kata yang belum tepat. Oleh karena itu kami
memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dan juga mengharapkan kritik serta saran
yang membangun agar kedepannya didapati Makalah yang lebih baik lagi.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat serta
menambah pengetahuan bagi pembaca maupun penulis sendiri.

Medan, 1 Maret 2021

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 1
1.3 Manfaat.............................................................................................................................1
BAB II ISI.................................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Design Penelitian.......................................................................................2
2.2 Desain Penelitian Kuantitatif.......................................................................................3
2.3 Desain Penelitian Kualitatif ........................................................................................4
2.4 Kegunaan dan kriteria Desain Penelitian.................................................................... 5
2.5 Jenis Desain Penelitian................................................................................................6
2.6 Unsur Unsur Desain Penelitian Kualitatif................................................................... 9
2.7 Sistematika Penelitian Kuantitatif............................................................................. 11
2.8 Sistematika Penilaian Kualitatif................................................................................12

2.9 Perbedaan Desain Kuantitatif dan Kualitatif.............................................................13


2.10 Mixed Methods Research..........................................................................................15
2.11 Pengertian Penelitian Mix Methods Reaserch...........................................................16
2.12 Konsep Penelitian Mixed Method ............................................................................17
2.13 Desain Penelitian D & R........................................................................................... 18
2.14 Desain Penelitian PTK.............................................................................................. 18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................21
3.2 Saran...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukkan
usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas
internal dan validitas eksternal yang komprehensif.
Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena
sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent
dimana penomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu penomena apa adanya sesuai
dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan.
Penelitian kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif yang desain
penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan
dari rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang
sebenarnya. Oleh karena itu seorang peneliti belum mengetahui tentang responden dan apa
yang akan ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan perubahan.
Dalam penelitian kualitatif, bacaan yang luas dan up to date merupakan syarat mutlak
yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti guna mendalami teori yang relevan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mampu Mengetahui Pengertian Desain Penelitian kuantitatif, kualitatif, gabungan (mix
method), dan desain penelitian R & D
2. Mampu Mengetahui Unsur-Unsur Dalam Desain Penelitian Kualitatif
3. Mampu Mengetahui Jenis-Jenis Desain Penelitian
4. Mampu Mengetahui Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif

1.3 Manfaat
1. Dapat Mengetahui Apa Pengertian Desain Penelitian kuantitatif, kualitatif, gabungan
(mix method), dan desain penelitian R & D
2. Dapat Mengetahui Apa Saja Jenis-Jenis Desain Penelitian
3. Dapat Mengetahui Bagaimana Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif

4
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat
sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana
tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup
hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara
operasional sampai kepada analisis data akhir.
Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang menunjukkan
usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan telah memiliki validitas
internal dan validitas eksternal yang komprehensif.

Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenai pengumpulan dan analisis data saja, dan dalam pengertian yang luas, desain
penelitian mencakup proses-proses berikut:
a) Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b) Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan
dengan penelitian sebelumnya.
c) Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas
jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.
d) Membangun penyelidikan atau percobaan.
e) Memilih serta memberikan defenisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f) Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h) Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data.
i) Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi
serta inferensi statistik.
j) Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interprestasi data,
generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa
saran-saran dan kerja penelitian yang akan datang.
k)

5
2.2 Pengertian Desain Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian
akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Namun
bukan berarti penelitian kuantitatif bersih dari data yang berupa informasi
kualitatif. Penelitian kuantitatif ini menekankan pada hasil survey sedangkan penelitian
kualitatif yang menekankan pada studi kasus.
Desain penelitian kualitatif merupakan:

1. Rencana untuk memilih sumber-sumber dan jenis informasi yang dipakai untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
2. Kerangka kerja untuk merinci hubungan-hubungan variabel dalam penelitian.
3. Cetak biru yang memberi garis besar dari setiap prosedur mulai dari hipotesis
sampai analisis data.

Penengelompokan desain penelitian Kualitatif dalam desain penelitian terdapat


sejumlah desain penelitian yang berbeda, hingga kini belum ada pengelompokkan desain
yang dapat dirujuk. Menurut Cooper dan emory (1996) desain penelitian dapat
dikelompokkan dengan delapan prespektif, sebagai berikut:

1. Kondisi sejauhmana masalah penelitian telah dirumuskan (studinya dapat


bersifat formal atau penjajakan)
2. Metode pengumpulan data (studinya dapat berupa pengamatan atau survei)
3. Kemampuan peneliti untuk menampilkan dampak-dampak dalam
variabel-variabel yang diteliti (dua jenis penelitian utama dalah penelitian
eksperimental dan expost facto)
4. Tujuan penelitian (studi penelitian dapat deskriptif atau kausal)
5. Dimensi waktu (penelitian dapat berupa analisi lintas seksi atau data berkala)
6. Ruang linkup topik-luas dan kedalaman-peneltian (berupa studi kasus atau
studi stastistik)

6
7. Lingkungan penelitian (kebanyakan penilti bisnis dilakukan dilapangan,
meskipun ada juga penelitian labolatorium: jenis lain dalah simulasi)
8. Persepsi subjek mengenai penelitian (adakah mereka merasakan
penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan ruti mereka sehari-hari).

Pandangan agak lebih jelas dan sistematis santoso dan cipto(2001)


mengklasifikasikan desain penelitian menjadi dua desain penelitian, yaitu:

1. Desain penelitian eksploratif adalah penelitian yang tujuan utamanya


memberikan gagasan, wawasan dan pemahaman, atas situasi permasalahan yang
dihadapi peneliti.
2. Desain penelitian konklusif adalah tujuan utamanya untuk menguji hipotesis dan
hubungan spesifik tertentu.

2.3 Desain Penelitian Kualitaif

Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi


karena sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai
sifat emergent dimana phenomena muncul sesuai dengan prinsip alami
yaitu pehenomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti
dalam proses penelitian dilapangan. Penelitian kualitatif dapat dipandang juga
sebagai penelitian partisipatif yang desain penelitiannya memiliki sifat fleksibel atau
dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari rencana yang telah dibuat,
dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya. Oleh karena
seorang peneliti belum mengetahui tentang responden dan apa yang akan
ditanyakan kepada mereka, maka mereka diperbolehkan melakukan perubahan.
Sedangkan posisi perencanaan sebelum penelit iterjun dilapangan adalah untuk
meyakinkan bahwa mereka mengetahuai kegiatan minimal apa yang perlu dilakukan
di lapangan.

2.4 Kegunaan dan Kriteria Desain Penelitian

7
Desain penelitian dibuat untuk membantu peneliti untuk menjelaskan
langkah-langkahatau prosedur apa yang harus dilakukan peneliti, bagaiman
pelaksanan penelitian, dan teknikanalisis mana terhadap data empiris yang
dikumpulkan. Kegunaan desain bagi peneliti bahwarancangan dimaksudkan untuk
memnuhi dua hal mendasar, yaitu:

a Memberikan jawaban terhadap suatu atau beberapa masalah atau


pertanyaan- pertanyaan penelitian
b Mengontrol atau mengendalikan varian.

Menyusun rancangan penelitian bukanlah hal yang muda dilakukan oleh


peneliti,terutama peneliti mula. Kesulitan menetukan sumber acuan atau kerangka
pengkajianvariabel ini akan menimbulkan penelitian yang dilakukan menjadi bias.
Menurut Punaji
ada beberapa kriteria yang dapat dipakai atau dijadikan sebagai kriteria untuk menila
i deasain penelitian. Kriteria tersebut mencakup:

a Menjawab pertanyaan penelitian


b Kontrol atau kendali terhadap variabel bebas esktrac.
c Validitas internal; dand.
d Validitas eksternal.

2.5 Jenis desain penelitian

a) Desain penelitian eksperimental

Desain eksperimental adalah desain riset yang diterapkan untuk penjajagan


atau memperoleh pengetahuan awal. Eksperimen dalam riset sosial tak jarang
digunakan untuk mengetahui aspek kausal atau penyebab terjadinya fenomena sosial.
Sering pula, desain eksperimen dilakukan sebagai landasan menerapkan program atau
kebijakan. Contoh sederhana penelitian eksperimental misalnya, peneliti ingin
mengetahui efektifitas penggunaan alarm rokok di ruang publik untuk mengurangi
konsumsi rokok penduduk di ruang publik. Beberapa ruang publik dipasang alam
rokok dan beberapa yang lain dengan karakteristik sama tidak dipasangi alarm rokok.

8
Eksperimen ini akan menunjukkan hasil seberapa efektif alarm rokok dapat
mengurangi konsumsi rokok di ruang publik.

Dalam penelitian sosial kualitatif, desain eksperimental sangat jarang


dilakukan. Hal ini umumnya disebabkan oleh pertimbangan etis. Untuk melakukan
eksperimen, pemberitahuan pada individu atau kelompok yang diteliti bisa dilakukan
di depan atau disembunyikan. Dalam penelitian kualitatif, pemberitahuan yang
dilakukan di depan akan menghasilkan data yang bias. Jika disembunyikan cenderung
dianggap tidak elok secara etis.

Dalam penelitian kuantitatif, desain eksperimental lebih leluasa untuk


dilakukan. Peneliti sosial umumnya menerapkan desain eksperimen pada penelitian
kuantitatif yang dilakukan. Riset kuantitatif dapat digunakan untuk membandingkan
kelompok yang diperlakukan sebagai subjek eksperimen dan kontrol. Misal,
eksperimen tentang konsumsi vitamin C untuk meningkatkan daya tahan siswa.
Sebagian siswa yang menjadi subjek eksperimen diminta untuk mengonsumsi vitamin
C, sebagaian lain yang menjadi kelompok kontrol tidak. Hasilnya merupakan hasil
eksperimen.

b) Desain penelitian survey

Riset survey disebut juga cross-sectional. Desain penelitian survey dilakukan


dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden melalui sampel yang
diteliti. Survey atau cross-sectional bisa pula dilakukan dengan menerapkan konten
analisis jika sampel yang digunakan adalah dokumen. Sebagai contoh, penelitian
sosial tentang pengaruh rokok terhadap budaya konsumsi seseorang. Desain survey
dapat diterapkan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian kualitatif, desain survey bisa diterapkan ketika peneliti


menerapkan metode analisis wacana. Misalnya, penelitian tentang diskriminasi Islam
di media massa. Riset kualitatif dengan desain survey bisa diterapkan dengan metode
analisis wacana untuk mengetahui bagaimana citra Islam yang sampaikan oleh media
massa tertentu. Survey dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih beberapa
media massa yang menjadi sampel dari keseluruhan populasi media massa.

9
Dalam penelitian kuantitatif, desain survey lebih lumrah diterapkan. Sering
kali persepsi yang umum kita dengar adalah desain survey merupakan bagian dari
penelitian kuantitatif. Hal ini karena kebanyakan riset kualitatif menggunakan survey
sebagai metode penelitiannya. Contoh, riset tentang tingkat kepercayaan publik
terhadap Presiden. Survey didesain dalam rangka menjawab rumusan masalah yang
disusun.

c) Desain penelitian longitudinal

Desain penelitian longitudinal pada umumnya menerapkan metode survey.


Perbedaannya adalah desain riset longitudinal dilakukan secara berkala dalam waktu
yang relatif lama dengan sampel yang sama. Riset longitudinal dilakukan untuk
melihat tren atau perkembangan suatu fenomena berdasarkan sampelnya. Contoh,
penelitian tentang karakteristik kekerasan pemuda di Ibu Kota Jakarta. Beberapa
sampel disurvey. Secara berkala, sampel yang sama disurvey kembali untuk dilihat
perkembangannya.

Dalam penelitian kualitatif, desain penelitian longitudinal juga bisa


dilakukan dengan menerapkan metode studi kasus, mirip dengan desain survey. Jadi,
bisa disebut pula riset kualitatif yang menggunakan metode analisis wacana dengan
desain longitudinal. Memang tidak banyak riset macam ini. Peneliti yang melakukan
penelitian ini secara berkala meneliti dokumen sampel yang terbit dalam periode
waktu tertentu.

Dalam penelitian kuantitatif, desain longitudinal lebih lumrah dilakukan.


Penelitian kuantitatif longitudinal dilakukan dengan waktu yang relatif lama, bisa
bertahun-tahun tergantung jangka waktu yang dipilih peneliti. Misalnya, penelitian
tentang keterlibatan orang tua dan teman pergaulan dalam mengurangi trauma anak
korban bullying. Setiap tahun, misalnya peneliti mendatangi orang tua dan teman
bergaul anak yang sama sebagai partisipan penelitian dan memeriksa kondisi korban
apakah tramua yang diderita menurun.

10
d) Desain penelitian studi kasus

Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi isu yang


spesifik dan kontekstual secara mendalam. Lingkup desain penelitian studi kasus
sangat terbatas dan hasilnya hampir selalu tidak bisa diaplikasikan pada konteks atau
tempat yang lain. Misalnya, penelitian tentang pola konsumsi fashion komunitas seni
di Pacitan. Penelitian ini bisa dilakukan dengan desain penelitian studi kasus.

Studi kasus sebagai desain penelitian kualitatif cukup sering dilakukan oleh
peneliti sosial. Salah satu metode yang kerap digunakan adalah etnografi. Desain studi
kasus hampir selalu menerapkan etnografi dengan wawancara mendalam dan
observasi partisipatoris sebagai teknik pengumpulan datanya. Fokus penelitian studi
kasus sangat terbatas. Biasanya peneliti hanya fokus pada satu isu, misalnya pola
konsumsi fashion di kalangan seniman. Maka hanya pola konsumsi fashionnya saja
yang menjadi fokus penelitian.

Studi kasus sebagai desain penelitian juga dapat diadopsi oleh


riset kuantitatif meskipun cukup jarang. Penelitian kuantitatif dengan desain studi
kasus umumnya menerapkan metode survey dengan penggunaan kuesioner sebagai
instrumen penelitian. Misalnya penelitian tentang pola konsumsi fahion dikalangan
seniman yang menggunakan metode survey sebagai teknik pengumpulan datanya.

e) Desain penelitian komparatif

Desain penelitian ini diterapkan pada penelitian yang memiliki fokus


pembahasan lebih dari satu kasus. Di sini terlihat jelas perbedaannya dengan studi
kasus. Penelitian komparatif adalah perbandingan antara dua kasus atau lebih yang
dijadikan fokus penelitiannya. Misalnya penelitian tentang pembentukan negara
merdeka antara Indonesia dan Malaysia. Kasus yang diteliti di sini adalah proses
kemerdekaan dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia.

Desain penelitian komparatif bisa diterapkan dalam riset kualitatif. Sama


seperti studi kasus, metode yang sering digunakan adalah etnografi. Proses
pengumpulan data umumnya dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi

11
literatur. Studi komparatif lebih luas cakupannya dari pada studi kasus. Peneliti pada
akhirnya membandingkan antara kasus yang satu dengan yang lain.

Desain penelitian komparatif juga bisa diterapkan dalam riset kuantitatif.


Metode survey adalah metode yang cukup sering digunakan. Survey yang
diaplikasikan umumnya berbentuk cross-cultural. Contoh riset dengan desain
penelitian ini misalnya, tingkat kesejahteraan guru di Indonesia dan Malaysia. Peneliti
bisa melakukan survey kepada sejumlah guru di dua negara tersebut yang dijadikan
sampel penelitian.

2.6 Unsur-Unsur Desain Penelitian Kualitatif


Pada hakikatnya desain penelitian kualitatif ini bersifat “emergent” atau tidak dapat
dimantapkan pada taraf permulaan dan baru mendapat bentuk yang lebih jelas sepanjang
penelitian itu dijalankan, namun untuk kepentingan penulisan laporan, peneliti sebaiknya
membuat suatu desain yang dapat menjadi bahan untuk dipertimbangkan kebenarannya.
Dianjurkan agar peneliti mengadakan survey pendahuluan agar diperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai masalah penelitiannya.
Dalam penyusunan desain penelitian
kualitatif, Bogdan dan Biklen (1982) menjelaskan unsur-unsur penelitian kualitatif, yaitu :
1. Menentukan fokus penelitian.
Penelitian kualitatif memilih pokok permasalahan yang akan
diteliti. Masalah yang akan diteliti, yang pada awalnya masih umum dan
samar-samar akan bertambah jelas dan mendapat fokus setelah peneliti berada
dalam lapangan. Perumusan permasalahan mempunyai rencana penting dalam
mengarahkan penelitian dan setiap permasalahan yang telah dirumuskan ada
kemungkinan mengalami perubahan.

2. Penyesuaian Paradigma Penelitian dengan teori


Dalam penelitian kualitatif temuan-temuan lapangan dapat
memunculkan teori baru. Teori baru tersebut seharusnya sesuai dengan
paradigma yang dihasilkan teori tersebut. Tidak dipastikan terlebih dahulu
teori apa yang akan dijadikan pegangan. Namun tidak berarti bahwa penelitian
naturalistik sama sekali tidak memerlukan teori. Dalam mengadakan tafsiran
untuk mengetahui maknanya, peneliti dengan sendirinya akan menggunakan

12
teori yang dianggapnya dapat membantunya. Namun tidak berpegang pada
satu teori.

3. Menentukan sumber data lokasi para responden


Dalam penelitian naturalistik yang dijadikan sampel hanyalah sumber
yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa,
manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel berupa responden yang dapat
diwawancarai.
Untuk memperoleh informasi tertentu sampling dapat diteruskan
sampai dicapai taraf “redundancy”, ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa
dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi
diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
Perencanaan sampling dilakukan dengan dasar pertimbangan, sebagai
berikut:
a. Menyiapkan indentifikasi unsur-unsur awal
b. Menyiapkan munculnya sampel secara purposive
c. Memfokuskan sampel secara kontiniu
d. Menetapkan kapan sampling dihentikan

4. Menentukan tahap-tahap penelitian


Dalam penelitian dirumuskan bagaimana proses berlangsungnya
penelitian dari suatu tahap ketahap berikutnya. Tahapan tersebut meliputi tiga
tahap, yaitu:
a. Tahap Orientasi
b. Tahap eksplorasi
c. Memberi chek dengan mengecek temuan akhir

5. Menentukan instrumen penelitian


Instrumen yang utama ialah peneliti itu sendiri. Pada awal penelitian,
penelitilah alat satu-satunya. Ada kemungkinan hanya dialah yang merupakan
alat sampai akhir penelitian. Namun setelah penelitian berlangsung selama
waktu tertentu, diperoleh fokus yang lebih jelas, maka ada kemungkinan untuk
mengadakan angket dan wawancara yang lebih berstruktur untuk memperoleh
data ulang yang lebih spesifik.

13
6. Merencanakan Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti
mengandalkan teknik-teknik pengumpulan data, misalnya wawancara,
observasi serta analisis dokumen.

7. Merencanakan Prosedur Analisis.


Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus-menerus
dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis
dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya. Analisis dilakukan untuk
mengembangkan hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh.

8. Merencanakan logistik.
Peneliti harus memikirkan hal-hal yang diperlukan sebelum, sewaktu
dan sesudah penelitian di lapangan, misalnya mempertimbangkan kebutuhan
perlengkapan awal sebelum penelitian dilaksanakan, perlengkapan sebelum
kunjungan lapangan, perlengkapan pada waktu berada dilapangan, dan
lain-lain.

9. Pemeriksaan Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang diperoleh dari
lapangan diperiksa melalui kriteria dan teknik tertentu. Ada empat Kriteria
yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu kepercayaan
(credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan
kepastian (confirmability).

2.7 Sistematika Penelitian Kuantitatif


Contoh format desain penelitian kuantitatif
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Masalah
e. Definisi Opersional Variabe

14
II. KAJIAN PUSTAKA
a. Pembahasa Variabel Penelitian
b. Penelitian Yang Relevan
c. Kerangka Pikir
d. Hipotesis Penelitian
III. Metodologi Penelitian
a. Rancangan Penelitian
b. Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian
c. Variabel Penelitian
d. Teknik Pengumpulan Data
e. Analisis Data

IV. Pembahasan dan Analisis


a. Penyajian Data Hasil Penelitian
b. Analisis Data dan Uji Hipotesis
c. Pembahasan

V. Penutup
a. Simpulan
b. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

2.8 Sistematika Penelitian Kualitatif


Secara esensial terdapat beberapa kesulitan didalam membuat desain penelitian kualitatif
dengan menggunakan model umum. Hal ini disebabkan oleh:
i. Desain penelitian kualitatif itu adalah penelitiannya sendiri
ii. Masalah dan tujuan penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga
sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum, dengan kata lain,
masalah dan tujuan penelitian kualitatif bersifat kasuistik.
Contoh format desain penelitian kualitatif:
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah

15
c. Batasan Masalah
d. Rumusan Masalah
e. Tujuan Penelitian
f. Manfaat Penelitian
II. Kajian Teori dan Kerangka Pikir
a. Kajian Teori
b. Penelitian Yang Relevan
c. Kerangka Pikir
III. Metodologi Penelitian
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
c. Bentuk Penelitian
d. Sumber Data
e. Teknik Pengumpulan Data
f. Teknik Cuplikan/Sampling
g. Validitas Data
h. Teknik Analisis
IV. Pembahasan dan Analisis
a. Deskripsi Data
b. Pembahasan/Analisis
c. Pokok-Pokok Temuan Penelitian
d. Analisis Justifikasi
V. Penutup
a. Simpulan
b. Implikasi
c. Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran

16
2.9 Perbedaan Desain Kuantitatif dan Kualitatif

No Kuantitatif Kualitatif
1 A. Desain A. Desain
a Spesifik, jelas, rinci a umum
b ditentukan secara mantap sejak b fleksibel
awal c berkembang, dan muncul
c menjadi pegangan langkah demi dalam proses penelitan
langkah

2 B. Instrumen penelitian B. Instrumen penelitian


a test, angket, wawancara a peneliti sebagai instrumen
terstruktur (humaninstrument)
b instrument yang telah b buku catatan, tape recorder,
terstandar camera,handycam, dll

3 C. Sampel C. Sampel
a besar a kecil
b representatifc. sedapat mungkin b tidak representatifc. purposive,
randomd. ditentukan sejak awal snowbald. berkembang selama
proses penelitian

4 D. Analisis D. Analisis
a setelah pengumpulan data a terus menerus sejak awal sampai
b deduktif akhir penelitian
c menggunakan statistik untuk b induktif
mengujihipotesis c mencari pola, model, thema, teori

17
5 E. Usulan Desain E. Usulan Desain
a luas dan rinci a singkat, umum bersifat sementara
b literatur yang b literatur yang digunakan
berhubungan denganmasalah, bersifatsementara, tidak menjadi
dan variabel yang diteliti peganganutama
c prosedur yang spesifik dan rinci c prosedur bersifat umum, seperti
langkah-langkahnyad.masalah akan
dirumuskan dengan spesifik d rencanakan tourd. masalah bersifat
dan jelase. hipotesis dirumuskan sementara dan akanditumukan
dengan jelasf. ditulis secara rinci setelah studi pendahuluan
dan jelas sebelumterjun e tidak dirumuskan hipotesis
kelapangan karena justru akan menemukan
hipotesis.
f fokus penelitian ditetapkan
setelahdiperoleh data awal dari
lapangan

2.9 Mixed Methods Research

adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi filosofis sebagai


mana metoda inkuiri. Mixed Methods Research juga disebut
sebagai sebuah metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam menunjukkan
arah atau memberi petunjuk cara pengumpulan data dan menganalisis data
serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses p
enelitian (Sugiyono, 2013).

Penelitian mixed method merupakan pendekatan penelitian yang


mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing)
kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian.

18
.
2.10 Pengertian Penelitian Mixed Method
Penelitian mixed method merupakan pendekatan penelitian yang
mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing)
kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Berikut ini pengertian penelitian
mixed method menurut para ahli
1. Creswell, 2015, mixed method merupakan pendekatan penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan bentuk kualitatif dan kuantitatif
2. Johnson dan Cristensen (dalam Sugiyono, 2013) mixed method atau metode
penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif (mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan dan
mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian).
3. Menurut Sugiyono, 2016 metode penelitian campuran merupakan metode
penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data
yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.

Sehingga dari berbagai definisi para ahli di atas dapat disimpulkan


bahwa penelitian mix method merupakan gabungan dari metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Pengkombinasian atau penggabungan antara metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif ini digunakan secara bersama-sama dalam
suatu penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan
objektif.

2.11 Konsep Penelitian Mixed Method


Seperti yang telah dbahas sebelumnya, penelitian metode campuran
mening integrasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam satu study.
Dengan demikian , intergrasi yang memuat komponen kualitatif dan kuantitatif
bergabung dan dapat terjadi pada setiap tahap proses penelitian. Ada

19
beberapa alasan menggunakan desain metode campuran ini dalam sebuah
penelitian:
1. Ketika mempunyai data kuantitatif dan kualitatif, akan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang masalah penelitian ketimbang hanya dari
satu.
2. Desain yang baik untuk digunakan jika untuk membangun kekuatan data
kuantitatif dan kualitatif. Misalkan : Data kuantitatif, seperti skor pada
instrumen, menghasilkan angka tertentu yang dapat dianalisis secara statistik,
dapat memberikan hasil untuk menilai frekuensi dan besaran tren. Sedangkan
data kualitatif, seperti wawancara terbuka yang memberikan kata-kata aktual dari
orang-orang dalam penelitian, menawarkan banyak perspektif berbeda tentang
topik penelitian dan memberikan gambaran yang kompleks tentang situasi
tersebut. Ketika keduanya digabungkan (data kuantitatif dan kualitatif), peneliti
memiliki campuran yang sangat kuat.
3. Anda juga melakukan studi metode campuran ketika satu jenis penelitian
(kualitatif atau kuantitatif) tidak cukup untuk menjawab masalah penelitian atau
menjawab pertanyaan penelitian. Lebih banyak data diperlukan untuk
memperluas, menguraikan, atau menjelaskan studi tersebut. Namun integrasi
antara keduanya belum tentu memuat porsi yang sama/seimbang. Misalkan saja
suatu penelitian campuran dapat bersifat dominan kualitatif, sementara
komponen kuantitatif ditambahkan sebagai elemen pendukung untuk
memperkuat kesimpulan penelitian.

Tujuan Penelitian Mixed Method


Tujuan keseluruhan dari penelitian mixed method menggabungkan komponen
penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah untuk memperluas dan memperkuat kesimpulan
penelitian dan penggunaan metode ini berkontribusi dalam menjawab pertanyaan
penelitian seseorang. Sehingga pada akhirnya penelitian dengan metode campuran
memperoleh pengetahuan dan validasi yang tinggi. Desaign ini sebagai produk yang memiliki
kualitas yang memadai untuk mencapai beberapa validitas, yang mengacu pada studi
penelitian metode campuran yang memenuhi kombinasi yang relevan atau serangkaian
validitas kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran.

20
Ciri-Ciri Karakteristik Penelitian Mixed Method

Penelitian mixed method memiliki karakter yang berbeda dengan penelitian lain.
Berikut beberapa karakter dari penelitian mixed method menurut Creswell (2012).

1. Memberikan dasar pemikiran untuk desain campuran


Pada penelitian yang menggunakan metode kombinasi, peneliti harus
memberikan kerangka dan alasan yang jelas mengapa memilih desain
penelitian campuran (kuantitatif dan kualitatif). Kerangka atau penjelasan ini
biasanya disebutkan di awal sebelum penelitian dilakukan. Alasan untuk
melakukan studi metode campuran adalah untuk menjelaskan secara lebih rinci
melalui penelitian statistik kuantitatif awal yang diperoleh dari data sejumlah
besar orang dan menyamaratakan hasil, sedangkan kualitatif memungkinkan
eksplorasi mendalam terhadap beberapa individu.

2. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif


Data dalam penelitian mixed methods, terdiri dari data kuantitatif dan
kualitatif. Metode pengumpulan data dikaitkan dengan angka atau data
numerik dan kata-kata atau teks dan data gambar.

3. Penentuan prioritas

Penentuan prioritas pada kedua data yang diperoleh dalam penelitian mixed
method tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan.Prioritasnya adalah
bahwa dalam desain metode campuran, peneliti lebih menekankan pada satu jenis
data daripada jenis data lain dalam penelitian dan laporan tertulis.Penekanan ini
dapat dihasilkan dari pengalaman pribadi dengan pengumpulan data, kebutuhan
untuk memahami satu bentuk data sebelum melanjutkan tahap berikutnya.

4. Pengurutan dalam pengumpulan data

21
Penggunaan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian kombinasi
memungkinkan adanya data pengurutan dalam penggunaan kedua jenis data. Ada
beberapa kemungkinan pengurutan dalam pengumpulan data pada metode
penelitian kombinasi, yaitu:

(1) data kuantitatif dan data kualitatif diambil secara bersamaan;


(2) data kuantitatif diambil terlebih dahulu sebelum data kualitatif;
(3) data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu sebelum data kuantitatif.

5. Analisis data dengan desain


Metode penelitian kombinasi memiliki tantangan yang cukup sulit terutama

dalam menganalisa data dari metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis data

pada penelitian kombinasi harus disesuaikan dengan model penelitian

kombinasi yang dipilih.

6. Diagram prosedur

Metode penelitian kombinasi memiliki diagram khas yang menunjukkan


proses penggunaan kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif), urutan
penggunaan data, serta menunjukkan prioritas data yang digunakan dalam
penelitian.

2.12 Desain Penelitian D & R

Salah satu bidang penelitian yang kini banyak dilakukan oleh mahasiswa calon guru, dan
praktisi pendidikan adalah penelitian pengembangan (research and development atau
disingkat R&D). penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah produk yang akan
digunakan dalam dunia pendidikan melalu proses yang ilmiah yang diakhiri dengan tahapan
validasi. Perlu dicatat bahwa produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian
pengembangan tidak hanya berupa buku, film, atau bahan pembelajaran lainnya tetapi juga
sampai kepada proses, model pembelajaran atau metode mengajar. Biasanya prosedur
penelitian pengembangan juga berbentuk siklus agar produk pendidikan yang dihasilkan

22
benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan. Perbaikan-perbaikan produk
pendidikan akan dilakukan di dalam tahapan-tahapan penelitian pengembangan sehingga
dapat dihasilkan produk yang paling tidak mendekati ideal.

Jadi kita bisa dengan mudah membedakan penelitian pengembangan ini dari jenis penelitian
pendidikan lainnya karena penelitian pengembangan memiliki 3 karakteristik utama, yaitu:
(1) dihasilkannya sebuah produk untuk digunakan; (2)produk digunakan di lapangan (dalam
praktek pendidikan); (3) selama penelitian berlangsung produk selalu divalidasi.

Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan (Research and Development)

Langkah-langkah atau prosedur penelitian pengembangan secara garis besar terdiri dari:

a. Melakukan riset dan pengumpulan informasi yang dapat dilakukan dengan melakukan
pengamatan di dalam kelas yang mungkin membutuhkan produk tersebut, juga tentu
dengan melakukan studi literatur.
b. Melakukan perencanaan penelitian pengembangan dengan cara melakukan perumusan
tujuan penelitian pengembangan, penetapan sekuen pembelajaran hingga akhirnya
melakukan pengujian produk pendidikan dalam skala terbatas.
c. Melakukan pengembangan produk awal.
d. Melakukan ujicoba terhadap produk awal yang telah dikembangkan tersebut di
lapangan dengan melakukannya secara terbatas. Pengumpulan data ujicoba produk
dapat dilakukan melalui metode wawancara, observasi, hingga angket untuk
kemudian dilakukan analisis sehingga ditemukanlah kelemahan-kelemahan produk
awal tersebut.
e. Melakukan perbaikan dan revisi produk awal sehingga diperoleh penyempurnaan
produk pendidikan tersebut.
f. Selanjutnya, kembali melakukan ujicoba di lapangan produk pendidikan yang telah
direvisi tadi untuk skala yang lebih besar dari ujicoba awal. Data-data juga
dikumpulkan dengan cara sebagaimana ujicoba lapangan pertama dilakukan.
g. Melakukan revisi produk untuk kedua kalinya berdasarkan data yang baru diperoleh.
h. Melakukan ujicoba untuk ketiga kalinya dalam skala yang lebih luas lagi dibanding
ujicoba lapangan yang kedua untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dengan
menggunakan beragam teknik yang sesuai seperti angket, wawancara, dan observasi
lalu kemudian menganalisisnya untuk memperoleh kelemahan-kelemahan yang

23
mungkin masih ada dan dapat diperbaiki pada produk pendidikan yang ingin
dihasilkan.
i. Melalukan revisi produk pendidikan tersebut untuk yang ketiga kalinya.
j. Membuat laporan (melakukan pelaporan) dan kemudian melakukan desiminasi
produk pendidikan dan hasil penelitian pengembangan yang telah dilakukan.ch and
development sehingga diharapkan produk pendidikan yang dihasilkan dari proses
pengembangan tersebut benar-benar bermanfaat dan dapat mencapai tujuannya.

2.13 Desain Penelitian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan kajian sistematik dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil

dari tindakan-tindakan tersebut. (Ebbutt dalam Hopkins, 1993). Penelitian ini

dilakukan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan

untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. PTK dilakukan oleh guru/dosen

di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru/dosen, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penerjemahan dari Classroom Action

research, yang oleh Carr dan Kemmis (McNiff, 1991 : 2)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipicu oleh pengalaman praktis yang secara

langsung dihayati dalam melaksanakan tugas sehari-hari oleh guru/dosen sebagai

pengelola program pembelajaran di kelas. PTK adalah sebuah penelitian yang

dilakukan oleh guru/dosen di kelasnya sendiri dengan jalan merancang,

melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru/dosen sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat. Penelitian ini bersifat reflektif dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan

24
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Dalam

mengimplementasikan kurikulum melalui pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas,

masih banyak permasalahan yang dijumpai oleh guru/dosen. Permasalahan tersebut

bersifat praktis dalam kaitan operasional didalam kelas, sehingga masalah tersebut

dapat digolongkan sebagai masalah lokal kelas yang menyertakan berbagai

komponen pembelajaran didalamnya secara khusus pula. Permasalahan yang muncul

tersebut diketahui dan dirasakan oleh guru/dosen secara langsung, sementara

berbagai teori yang ada dan berkaitan dengan pemecahan masalah tersebut,

terkadang tidak dapat diimplementasikan dalam memecahkan masalah tersebut.

Langkah-langkah pokok yang umumnya ditempuh dalam Penelitian

1. Penetapan fokus masalah penelitian, yang meliputi: (a) Merasakan adanya masalah,
(b) Identifikasi masalah, (c) Analisis masalah, (d) Merumuskan masalah.
2. Perencanaan tindakan perbaikan, yang meliputi: (a) Formulasi hipotesis tindakan, (b)
Persiapan tindakan, antara lain: (b.1.) Membuat skenario pembelajaran yang berisi
langkah kegiatan dalam pembelajaran disamping bentuk-bentuk kegiatan yang akan
dilakukan, (b.2) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung kegiatan,
(b.3) Mempersiapkan instrumen penelitian, (b.4) Melaksanakan simulasi pelaksanaan
tindakan dan menguji keterlaksanaannya dilapangan.
3. Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, dan interpretasi, yang meliputi: (a)
Pelaksanaan Tindakan: Kegiatan Pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan
pokok dalam siklus penelitian tindakan, (b) Observasi dan Interpretasi: Secara umum,
observasi merupakan upaya untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
4. Analisis dan refleksi, yang meliputi: (a) Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
: reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. (b) Reduksi data adalah
proses penyederhanaan data yg dilakukan melalui seleksi, pengelompokkan, dan
pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna
5. Perencanaan tindak lanjut, yang meliputi: (a) Bila hasil perbaikan yang diharapkan
belum tercapai pada siklus 1, maka diperlukan langkah lanjutan pada siklus 2 dan
seterusnya. (b) Satu siklus kegiatan merupakan kesatuan dari kegiatan perumusan

25
masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi,
serta analisis dan refleksi. Perlu diperhatikan bahwa banyaknya siklus tidak dapat
ditetapkan, dan karenanya perlu dibuatkan semacam kriteria keberhasilan.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1) Desain penelitian merupakan bagian dari perencanaan penelitian yang
menunjukkan usaha peneliti dalam melihat apakah penelitian yang direncanakan
telah memiliki validitas internal dan eksternal yang komprehensif.
2) Pada penelitian kualitatif, bentuk desain dimungkinkan bervariasi karena sesuai
dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat
emergent dimana phenomena muncul sesuai dengan apa yang dijumpai peneliti
dalam proses penelitian di lapangan.
3) Desain penelitian pada umumnya mengandung unsur-unsur seperti berikut:
a) fokus penelitian
b) paradigma penelitian
c) kesesuaian antara paradigma dengan teori yang dikembangkan
d) sumber data yang dapat digali
e) tahapan penelitian
f) instrumen penelitian
g) rencana pengumpulan data dan pencatatannya
h) rencana analisis data
i) rencana tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian
j) rencana lokasi dan tempat penelitian
k) etika penelitian
l) rencana penulisan dan penyelesaian penelitian.
4) Desain penelitian kualitatif seringkali tidak dinyatakan secara detail, bersifat
fleksibel tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di
lapangan
5) Hasil penelitian lebih bersifat terbuka dan tidak membatasi variabel seperti dalam
penelitian kualitatif.
6) Instrumen penelitian kualitatif pada umumnya lebih bersifat internal, dan
subyektif yang direfleksikan dengan “peneliti sebagai instrumen”.

3.2 Saran
Selaku penulis makalah ini, kami menyadari masih banyaknya kesalahan baik dalam
penyampaian atau pun pada format penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran yang membangun agar kedepannya didapati makalah yang lebih baik.

27
28
DAFTAR PUSTAKA

http://sosiologis.com/desain-penelitian.

Bungin, Burhan. (2001) Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Mulyana, Dedi (2003) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakrya.

Nazir, Moh. (2014) Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Rumengan, Jemmy. (2013) Metodologi Penelitian. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.

Syahrum dan Salim (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Citapustaka Media
Perintis.

29

Anda mungkin juga menyukai