Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TAHAP PRAPENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Metode Penelitian Bahasa
Dosen pengampu : Ibu Itaristanti, S.S, M.A.

Disusun Oleh: Kelompok 1

Iin Gustini (1908110001)


Mila Amalia (1908110002)
Nursholehah Azzahro (1908110003)
Annisa Istiqomah (1908110004)

SEMESTER 6A

JURUSAN TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI

CIREBON

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................i

A. PENDAHULUAN................................................................................................1
1. Latar Belakang .................................................................................................1
2. Rumusan Masalah ............................................................................................1
3. Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
4. Manfaat Penulisan ............................................................................................2
5. Metode Penulisan .............................................................................................2
B. PEMBAHASAN...................................................................................................2
1. Pengertian Tahapan Prapenelitian.....................................................................2
2. Tahapan Prapenelitian.......................................................................................3
a. Pendahuluan..................................................................................................3
b. Rumusan Masalah.........................................................................................3
c. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
d. Tinjauan Pustaka...........................................................................................5
e. Kerangka Teori.............................................................................................6
f. Hipotesis.......................................................................................................7
g. Metode Penelitian.........................................................................................8
h. Jadwal Penelitian..........................................................................................8
i. Biaya Penelitian............................................................................................9
j. Daftar Pustaka...............................................................................................9
C. PENUTUP............................................................................................................10
1. Simpulan ..........................................................................................................10
2. Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

i
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu dapat terjadi berbagai fenomena baru di dalam
kehidupan manusia. Fenomena dapat terjadi di berbagai bidang atau aspek
kehidupan termasuk bahasa. Berbagai fenomena yang muncul mendorong
adanya penelitian. Dalam sebuah penelitian, fenomena sebenarnya bukanlah
masalah penelitian, tapi sebuah gejala atau kenyataan yang kemudian
berindikasi terhadap adanya masalah yang perlu diteliti.
Penelitian merupakan sebuah kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Penelitian juga diartikan
sebagai proses penyelidikan terhadap suatu masalah tertentu yang dilakukan
secara sistematis dan terorganisasi untuk mendapatkan informasi atau data
yang digunakan sebagai pemecahan yang tepat terhadap masalah yang
diselidiki. Ary, dkk (1982:44) mengatakan bahwa penelitian adalah cara
untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selaras dengan definisi dari penelitian itu sendiri,
sebuah penelitian memiliki tujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan fenomena yang terjadi.
Sebuah penelitian dilakukan secara sistematis dan terorganisasi. Hal
tersebut berarti proses penelitian memiliki tahapan yang harus dilakukan.
Tahapan penelitian bertujuan untuk mempermudah proses penelitian yang
dilakukan sehingga memperoleh hasil yang baik dan maksimal. Oleh karena
itu, sebelum melakukan penelitian seorang peneliti perlu mengetahui tahap-
tahap yang harus dilakukan. Salah satu tahapan yang perlu disiapkan secara
matang yaitu tahap prapenelitian.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, adalah
sebagai berikut:
1) Apa pengertian tahap prapenelitian?
2) Bagaimana tahapan prapenelitian?

1
3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian tahap prapenelitian.
2) Untuk mengetahui bagaimana tahapan prapenelitian.
4. Manfaat Penulisan Makalah
Penulis mengharapkan tulisannya dapat bermanfaat secara teoretis, yaitu
memberi wawasan kepada pembaca mengenai pengertian tahap prapenelitian,
tahapan prapenelitian, dan fungsi tahap prapenelitian.
5. Metode Penulisan Makalah
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kajian pustaka. Melalui metode ini, penulis mencari referensi atau sumber
dari pustaka seperti buku, jurnal dari web, maupun pendapat para ahli dan
menyintesiskannya dengan pandangan penulis.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Tahapan Prapenelitian
Tahapan prapenelitian adalah tahapan penyusunan atau usulan dalam sebuah
penelitian. Tahapan ini diperlukan karena berpengaruh pada penyusunan suatu
desain penelitian yang baik. Maksud dari desain penelitian yang baik adalah
desain penelitian yang memenuhi unsur-unsur yang telah ditentukan. Unsur-unsur
tersebut terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian awal mencakup halaman judul dan halaman pengesahan. Cara
pembuatan baik halaman judul maupun halaman pengesahan atau persetujuan
cukup beragam tergantung pada kebutuhan untuk apa dan lembaga mana yang
akan mendanai penelitian tersebut. Dikatakan demikian, karena biasanya lembaga
penyandang dana tertentu sudah membuat format yang dipandang standar untuk
lingkungan lembaga tersebut, misalnya format halaman judul dan pengesahan
pada usulan penelitian untuk penulisan karya akhir untuk penyelesaian studi S1,
S2, atau S3 berbeda dengan format halaman judul untuk penelitian Hibah
Bersaing atau Riset Unggulan Terpadu. Dalam penelitian itu, format halaman
judul dan pengesahan pada desain usulan penelitian yang diselenggarakan
(didanai oleh Dewan Riset Nasional, melalui program Riset Unggulan Terpadu)

2
berbeda dengan format halaman judul dan pengesahan pada usulan penelitian
yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Hibah Bersaing).
Namun, pada prinsipnya, format halaman judul dan pengesahan baik yang
ditujukan untuk melakukan penelitian dalam rangka penulisan karya tulis akhir
untuk program S1, S2, dan S3 maupun untuk desain/usulan penelitian program
Hibah Bersaing atau Riset Unggulan Terpadu memuat hal-hal yang utama, seperti
untuk halaman judul harus memuat judul penelitian, penulis desain/usulan
(peneliti utamanya bila lebih dari satu orang), lembaga afiliasi calon peneliti;
sedangkan untuk halaman pengesahan harus memuat judul penelitian, tanda
tangan pihak berwenang, seperti dosen pembimbing untuk penelitian yang akan
dilaksanakan dalam rangka penulisan karya tulis akhir pada program S1, S2, atau
S3); atau tanda tangan pimpinan lembaga tempat berafiliasinya si calon peneliti,
jika penelitian itu dilaksanakan dengan tuuan selain untuk penulisan skripsi, tesis,
atau disertasi.
Bagian utama sebuah desain/usulan penelitian memuat pendahuluan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis (bila ada),
metode penelitian, jadwal penelitian, dan pendanaan.
2. Tahapan Prapenelitian
a. Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat alur pikir tentang pemilihan topik dan area
penelitian yang mencakup latar belakang, ruang lingkup, dan batas-batas
penelitian.
b. Rumusan Masalah
Masalah terlihat sebagai fakta lingual yang disebut dengan objek sasaran
penelitian atau gegenstand (Sudaryanto, 2018: 4). Bagian rumusan masalah berisi
uraian tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian.
Tentunya masalah yang dipaparkan itu tidak lepas dari latar belakang yang
dikemukakan pada bagian pendahuluan.
Menurut Sudaryanto (2018) terdapat beberapa tahap penemuan masalah dalam
penelitian, yaitu:
1) Tahap terangsang masalah

3
Tahap ini merupakan tahapan bersentuhan dengan fenomena peristiwa
penggunaan tertentu bahasa objeknya.
2) Tahap merangsang masalah
Pada tahap ini, peneliti cenderung dikuasai kebingungan dan atau
kembimbangan sengaja memperhatikan fenomena yang diperkirakan
bersifat problematis. Setelah itu peneliti berupaya mencari tahu dan
betanya-tanya tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena yang menarik
perhatiannya, baik melalui diskusi, konsultasi, dan atau yang lain
sejenisnya.
3) Tahap mengedepankan pertanyaan
Panjang pendeknya pertanyaan yang didapatkan oleh peneliti bergantung
pada beberapa faktor yang bersifat internal (yang berada pada dirinya
sendiri) maupun yang bersifat eksternal (yang berada di luar dirinya).
Bentuk-bentuk perumusan masalah penelitian menurut Sugiyono (2017),
dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1) Rumusan Masalah Deskriptif
Merupakan suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
terhadap variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi,
peneliti hanya menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang
lain, bukan membandingkannya.
2) Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan penelitian ini membandingkan antara satu variabel atau lebih
(ada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda).
3) Rumusan Masalah Assosiatif
Rumusan masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hubungan tersebut ada tiga, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal
dan interaktif atau resiprokal/timbal balik.
a) Hubungan simetris

4
Hubungan ini merupakan suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contohnya: adakah
hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
b) Hubungan kausal
Hubungan kausal ini bersifat sebab akibat. Maka terdapat variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi). Contohnya: adakah pengaruh sistem penggajian
terhadap prestasi kerja?
c) Hubungan interaktif/resipkoral/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi dan
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contohnya:
hubungan antara motivasi dan prestasi.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi uraian tentang tujuan penelitian secara spesifik yang
ingin dicapai dari penelitian yang hendak dilakukan.
d. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi deskripsi sistematis dari temuan sebelumnya yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam uraian tersebut perlu disebutkan
bahwa penelitian yang dilakukan belum mencapai hasil yang memuaskan
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Temuan yang tidak memuaskan dapat disebabkan oleh teori dan metode yang
digunakan, serta kurangnya keterwakilan data dan sumber data yang digunakan.
Fakta-fakta yang disebutkan diambil dari sumber aslinya sebanyak mungkin, dan
semua sumber yang disebutkan harus mencantumkan nama penulis dan tahun
terbitnya (dan boleh juga mencantumkan halaman buku yang digunakan sebagai
sumber).
Sebagai perbandingan, contoh tinjauan pustaka dari penelitian yang diusulkan
yang dilakukan oleh Mahsun (1990) akan diberikan, untuk tujuan yang berbeda,
yang pertama untuk mensintesis penelitian dari program penelitian terkemuka dan
yang kedua untuk menulis tesis master. Selanjutnya, masing-masing akan disebut

5
sebagai contoh satu dan contoh dua. Perlu ditambahkan bahwa dengan
menunjukkan kedua contoh ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang
lebih luas dalam perumusan tinjauan pustaka, karena tinjauan pustaka (termasuk
kerangka teori) seringkali tidak dapat dibedakan dan penulis proposal sering
melakukan kesalahan dalam perumusannya.
e. Kerangka Teori
Selain itu, kerangka teoritis dijelaskan dari tinjauan pustaka dan disusun oleh
peneliti sebagai kerangka acuan untuk pemecahan masalah dan merumuskan
hipotesis (jika dianggap perlu untuk memasukkannya).
Kerangka kerja yang baik secara teoritis akan menjelaskan hubungan antar
variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika ada variabel moderator
dan intervening dalam penelitian, perlu juga dijelaskan mengapa variabel-variabel
tersebut dilibatkan dalam penelitian. Keterkaitan antar variabel tersebut kemudian
dijabarkan dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, setiap paradigma
penelitian harus dibangun di atas kerangka intelektual. Jika penelitian melibatkan
dua atau lebih variabel, kerangka berpikir dalam penelitian perlu disajikan. Jika
penelitian hanya membahas satu variabel atau lebih secara mandiri, yang
dilakukan peneliti selain memberikan gambaran teoritis untuk masing-masing
variabel adalah memperdebatkan besarnya variabel yang diteliti (Sapto Haryoko,
1999).

Suatu penelitian yang melibatkan dua variabel atau lebih, biasanya berupa
perbandingan dan hubungan, dengan hipotesis. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan hipotesis penelitian dalam bentuk relasional dan komparatif,
perlu diajukan kerangka intelektual. Peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah
sebagai dasar argumentasi guna mengembangkan kerangka intelektual untuk
menghasilkan hipotesis. Kerangka teori merupakan interpretasi sementara dari
gejala yang menjadi objek masalah. Dengan demikian, kerangka teori merupakan
sintesis dari hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
diuraikan.

6
Selanjutnya menurut Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel-variabel yang akan diteliti haru dijelaskan.


2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan
menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori
yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan
antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris,kausal atau
interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk
diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami
kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian.
f. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan pertanyaan penelitian,
yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan dan belum berdasarkan fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, hipotesis juga
dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis daripada jawaban empiris atas rumusan
pertanyaan penelitian. Penelitian yang mengembangkan hipotesis adalah
penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif,
hipotesis tidak dirumuskan, tetapi hipotesis diharapkan ditemukan.

Pembentukan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam


penelitian, setelah peneliti memaparkan landasan teori dan kerangka berpikir.
Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa tidak setiap penelitian harus membuat
hipotesis. Penelitian eksploratif dan deskriptif biasanya tidak memerlukan
hipotesis.

7
g. Metode Penelitian
Pada bagian metode penelitian dijelaskan bagaimana penelitian akan
dilakukan, meliputi bahan atau bahan penelitian, alat, jalur penelitian, variabel dan
data yang akan disediakan, serta analisis data.
Bahan atau bahan penelitian dapat berupa deskripsi populasi dan sampel
penelitian serta informan. Populasi, sampel, dan pemberi informasi harus
dideskripsikan secara spesifik, termasuk deskripsi yang jelas tentang sifat dan
kategori populasi, sampel, dan responden penelitian. Sampel penelitian dapat
berupa lokasi atau daerah pemukiman yang dituturkan bahasa tertentu, seperti
untuk penelitian dialek; dan dapat juga sejumlah informan yang diidentifikasi
untuk melakukan penelitian sosiolinguistik, seperti penggunaan varian tertentu
untuk sosial tertentu.
Alat yang saya maksud disini adalah alat pengumpulan data, seperti alat
penelitian berupa daftar pertanyaan. Mengenai alat penelitian harus dijelaskan
dengan jelas, misalnya, mengapa dua ratus kata dasar dipilih dalam penelitian
linguistik sejarah komparatif untuk menentukan kekerabatan bahasa.
h. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian harus dipersiapkan dengan matang untuk menunjukkan
tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses penelitian, rincian kegiatan pada setiap
tahapan, dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh
karena itu, jadwal penelitian dapat disajikan dalam bentuk matriks dan disusun
dengan mengacu pada matriks tersebut.
Perlu dicatat bahwa rincian kegiatan yang termasuk dalam jadwal kegiatan
mencerminkan kegiatan yang dirancang dalam matriks jalur penelitian. Hal yang
sama berlaku tidak hanya untuk kegiatan, tetapi juga untuk waktu pelaksanaan
kegiatan penelitian itu sendiri, meskipun kerangka waktu penelitian digunakan
untuk matriks mingguan dan jadwal kegiatan untuk bulan. Namun, salah satunya
telah diubah menjadi satu sama lain, sehingga terlihat konsistensi antara apa yang
dijelaskan dalam skenario penelitian dan apa yang dijelaskan dalam jadwal
kegiatan.

8
i. Biaya penelitian
Begitu pula dengan penyusunan anggaran/biaya penelitian. Mengingat
penelitian dibiayai oleh kegiatan penelitian itu sendiri, maka rincian anggaran
harus tercermin dalam semua kegiatan, kecuali untuk masalah administrasi dan
kebutuhan sarana penunjang penelitian seperti peralatan, bahan, dan lain-lain.
Dijelaskan dalam plot-plot selama penelitian atau dalam plot yang tercermin
dalam kalender acara.
Setiap kegiatan atau fasilitas penunjang lainnya harus dapat menggambarkan
jumlah kegiatan atau fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Pada saat yang sama,
setiap volume harus mencerminkan harga satuan, sehingga anggaran yang
disiapkan benar-benar realistis dan masuk akal, daripada anggaran yang disusun
atas dasar fabrikasi.
j. Daftar Pustaka
Selain itu, bagian akhir proposal berisi daftar pustaka dan referensi lainnya,
jika ada. Untuk daftar pustaka hanya didaftarkan semua pustaka yang memang
diacu dalam usulan penelitian dan disusun ke bawah menurut abjad nama akhir
penulis pertama. Sumber acuan yang berupa buku atau majalah tidak dibedakan
penulisannya, kecuali dalam hal urutannya ke kanan. Untuk buku, yang ditulis:
nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (jika ada), terbitan ke..., kota penerbit,
dan penerbitnya.

9
C. PENUTUP

1. Simpulan
Tahapan prapenelitian adalah tahapan penyusunan atau usulan dalam
sebuah penelitian. tahapan ini diperlukan karena berpengaruh pada
penyusunan suatu desain penelitian yang baik. Maksud dari desain penelitian
yang baik adalah desain penelitian yang memenuhi unsur-unsur yang telah
ditentukan. Unsur-unsur tersebut terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan
bagian akhir.
Tahapan prapenelitian terdiri dari pendahuluan, rumusan masalah, tujuan
penelitian,tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotess, metode penelitian, jadwal
penelitian, biaya penelitian dan dftar pustaka.
2. Saran

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga dibutuhkan


referensi lain agar pemahaman tentang landasan pengembangan kurikulum
terpenuhi. Oleh karena itu pula perlu banyak bahan bacaan agar para
pembaca dapat memahami sesuai kebutuhan yang ingin dicapai.

10
Daftar Pustaka
Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan
Tekniknya (Edisi Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.
Sudaryanto. (2018). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .


Bandung : Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai