Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF

Dosen Pengampuh:

1. Drs. Mahmud Ahmad, M.Si


2. Sari A. Natonis, S.Akun; M.A

Oleh Kelompok 13:

1. Yapitri M. T. Ina Loru (2203020234)


2. Pretty A. Otta (2203020235)

SEMESTER IV F
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERTITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul ”Laporan
penelitian kualitatif "sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Metode penelitian bisnis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu, bekerja sama,
hingga makalah ini dapat dikumpulkan tepat waktu. Kami juga menyadari penulisan dalam
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami memohon kritik dan saran dari seluruh
pihak yang dapat memotivasi kami untuk semakin menjadi lebih baik pada waktu yang akan
datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita, terimakasih Tuhan
Memberkati.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.............................................................................................................................5

2.1 TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF...........................5

2.2 SISTEMATIS PENULISAN LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF.....................38

2.3 PEMBAHASAN ISI LAPORAN...................................................................................39

BAB III.........................................................................................................................................42

PENUTUP....................................................................................................................................42

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................43
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan penelitian kualitatif adalah suatu proses panjang atau pendek dari suatu
penelitian atau tahapan penelitian tertentu yang merupakan deskripsi sementara ataupun
terakhir yang disusun secara sistematis, objektif, ilmiah, dan dilaksanakan tepat pada
waktunya (Bungin, 2017). Dalam sebuah penulisan laporan penelitian tentunya memiliki
sebuah cara atau aturan agar tersusun dengan sempurna, dan tidak akan jauh dari metode
penelitian. Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan,
sedangkan penelitian merupakan sasaran untuk mencari kebenaran. Pada dasarnya penelitian
adalah upaya mengumpulkan data yang akan dianalisis (M, 2012).

Penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yang sudah ada
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam dunia pendidikan produk-produk yang
dikembangkan dapat berupa model pembelajaran multimedia pembelajaran atau perangkat
pembelajaran dengan menggabungkan pengembangan kerangka pembelajaran yang
berhubungan dengan teknologi dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran (Penyusun
T, 2018).

Dalam dunia akademik laporan penelitian sudah menjadi hal biasa yang dilakukan.
Pembuatan laporan penelitian dilakukan setelah proses penelitian dilaksanakan oleh peneliti
yang tujuannya adalah untuk mengkomunikasikan hasil temuannya pada pembaca. Laporan
penelitian adalah salah satu cara menyebarluaskan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu
yang berkaitan dengan apa yang diteliti (Manzilati, 2017). Penulisan laporan penelitian
terdapat dua jenis metode yang dapat digunakan yakni metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teknik penyusunan laporan penelitian kualitatif?
2. Bagaimana Sistematika penulisan laporan penelitian kualitatif?
3. Bagaimana memahami Pembahasan isi laporan?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami teknik penyusunan laporan penelitian kualitatif.
2. Untuk memahami penulisan laporan penelitian kualitatif.
3. Untuk memahami pembahasan isi laporan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF


 BAGIAN AWAL
Sistematika penulisan bagian awal proposal skripsi untuk jenis penelitian kualitatif adalah
sebagai berikut (Penyusun T. , 2016):
1. Halaman Sampul
Halaman sampul depan meliputi judul penelitian, tujuan penelitian, logo Universitas,
nama dan nomor mahasiswa, nama program studi, nama fakultas, nama universitas,
nama kota, dan tahun pembuatan penelitian.
a. Judul penelitian ditulis dengan singkat, jelas dan seusai dengan masalah yang
akan diteliti. Disajikan dalam huruf capital, berada di tengah berkisar 12-15 kata.
Bila tidak bisa dihindari judul yang panjang, maka dapat ditulis dalam dua bari
atau dibuat anak judul.
b. Penulisan kata SKRIPSI
c. Tujuan penelitian proposal skripsi atau maksud dibuatnya skripsi
d. Logo Universitas menggunakan aturan standar
e. Nama lengkap mahasiswa adalah nama mahasiswa yang merupakan peneliti atau
yang menulis skripsi. Nama tersebut tidak boleh disingkat dan tidak boleh pula
mencantumkan derajat kesarjaan. Nomor mahasiswa ditulis dibawah nama
mahasiswa.
f. Secara berurutan ditulis nama program studi, nama fakultas, nama universitas,
nama kota, dan tahun penyelesaian proposal skripsi. Semuanya ditulis secara
berurutan kebawah.
2. Halaman judul
Isi halaman judul adalah sama dengan halaman sampul depan. Perbedaannya adalah
pada halaman judul ditambah dengan nomor halaman berhuruf latin.
3. Halaman Pengesahan Atau Lembar Persetujuan
Proposal skripsi dianggap sah dan boleh diseminarkan apabila terdapat halaman
pengesahan yang telah ditandatangani dosen Pembimbing I dan dosen Pembimbing II
serta Ketua Prodi.
4. Daftar isi
Halaman daftar isi dibuat untuk menggambarkan isi keseluruhan proposal skripsi dan
sebagai petunjuk pembaca yang ingin melihat langsung suatu bab atau sub bab
melalui nomor halaman.
Bagian awal berakhir hingga pada halaman daftar isi. Selanjutnya berlanjut pada
bagian utama.
 BAGIAN UTAMA
Secara lengkap, proposal penelitian kualitatif dan kuantitatif sama memiliki 3 bab saja,
yang terdiri atas sejumlah bab dan sub bab sebagai berikut (Penyusun T. , 2013):
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi: latar belakang, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat yang
dapat diharapkan.
a. Latar Belakang, memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah
yang perlu diteliti (didukung oleh data dari referensi). Kedudukan masalah yang
akan diteliti diuraikan dalam lingkup permasalahan yang lebih spesifik. Dalam
uraian itu juga memuat keaslian penelitian atau dinyatakan dengan tegas
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilaksanakan oleh
peneliti lain.
b. Perumusan Masalah, masalah yang akan diteliti akan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
c. Tujuan Penelitian, harus dituliskan secara spesifik.
d. Manfaat Penelitian, adalah manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
bagi pembangunan bangsa dan negara (manfaat praktis).

2. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu
dan berhubungan dengan penelitian yan akan dilakukan. Fakta yang dikemukakan
diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan
mencantumkan nama penulis dan tahun penerbit. Uraian dalam tinjauan pustaka juga
dapat memuat landasan teori yang dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun
sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan
untuk merumuskan hipotesis.

3. Metode penelitian
Metode penelitian mengandung uraian tentang; bahan atau materi penelitian, alat,
prosedur pelaksanaan penelitian atau cara kerja, dan data yang akan dikumpulkan,
serta analisa hasil. Metode penelitian dapat disesuaikan dengan kebutuhan yan terdiri
dari:
a. Waktu dan tempat penelitian
b. Jenis penelitian, menggambarkan jenis penelitian yang dilakukan. (disesuaikan
dengan bidang kajian yang dilakukan).
c. Bahan atau materi penelitian, menyebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian, sifat-sifat atau spesifikasi yang harus dutentukan. Bagian ini dapat juga
berwujud populasi atau sampel, tetapi jumlah populasi dan sampel harus
dikemukakan dengan jelas, cara penentuan popolasi dan sampel, serta
persyaratan-persyaratanna.
d. Alat atau instrument penelitian, menguraikan peralatan atau instrument yang
digunakan untuk menjalankan penelitian. Alat atau instrument harus diuraikan
dengan jelas beserta keterangan-keterangan fungsinya.
e. Variabel (bila perlu), adalah hal-hal yang akan dipelajari beserta data yang akan
dikumpulkan. Variabel diuraikan dengan jelas termasuk jenis dan kisarnnya.
f. Definisi operasional (bila perlu), adalah definisi atau batasan dari variabel yng
telah ditetapkan.
g. Kriteria objektif atau indicator penelitian, merumuskan ukuran variabel-variabel,
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
h. Prosedur penelitian atau pengumpulan data, memuat uraian yang cukup terinci
tentang cara melaksanakan penelitian dan pengumpulan data.
i. Pengolahan data
j. Analisis data (hasil), mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis hasil.
k. Jadwal penelitian, menunjukkan tahapan-tahapan penelitian, rincian kegiatan pada
setiap tahap, dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal
penilitian dapat disajikan dalam bentuk matriks atau uraian.

4. Peran laporan
Peran laporan dapat dilihat dari dua aspek, pertama dalam organisasi, dan kedua
dalam administratif komunikasi.
Dalam organisasi, laporan berperan sebagai:
 Alat komunikasi keatas
 Alat manajerial dlm melaksanakan tugas/fungsi rencana, pengawasan dan
pengendalian, serta dalam pengambilan keputusan.
Dalam administrative komunikasi, laporan berperan dalam
 Pertanggungan jawab serta pengawasan dan pengendalian
 Penyampaian informasi
 Bahan pengambilan keputusan
 Alat pembina kerja sama
 Alat mengembangkan cakrawala wawasan

5. Macam laporan
Laporan secara garis besar terdiri atas laporan administratif dan laporan penelitian
atau akademik.
Laporan administrative terdiri dari berbagai macam laporan yang dapat dilihat
berdasarkan;
a. Tujuannya, laporan administrative menurut tujuannya terdiri dari:
 Laporan perencanaan (planning report)
 Laporan Pengendalian (Control report)
Laporan pelaksanaan tugas (performance report)
Laporan informasi (information report)
Laporan perkembangan

b. Menurut Waktu, terdiri dari:


 Laporan berkala (Periodical Report)
 Laporan khusus (Special Report)
c. Menurut Gaya penulisan, terdiri dari:
 Resmi (Formal Report)
 Tak Resmi (Informal Report)
d. Menurut Bentuknya
 Memo/Nota
 Surat
 Memograf
 Buku
 Matriks
e. menurut isinya, terdiri dari:
 laporan keuangan
berisi soal-soal keuangan; akhir tahun tentang untung rugi, investasi modal,
ongkosongkos yang telah dikeluarkan.
 laporan statistik
berisi angka-angka statistik; dalam kepegawaian, jumlah seluruh pegawai dan
atribut lainnya.
 laporan pemetaan
mutu pendidika berisi pemetaan mutu pendidikan, yang menggambarkan
kesenjangan keadaan factual dengan acuan mutu pendidikan,baik SPM atau
SNP pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan pada suatu wilayah dalam kurun
waktu tertentu.
 laporan buku
 Laporan pandangan mata
 Laporan membeo (yes-sir report)
 Laporan ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, penelitian/PTK – PTS, dan lainnya)
 Laporan buku
 Laporan kemajuan hasil belajar
 Laporan kegiatan ….
 Dan lain-lain
6. Kualitas laporan
Laporan yang berkualitas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Benar dan objektif
 Lengkap, relevan, akurat, baru
 Analisis harus objektif
 Jelas, mudah dimengerti
 Mengacu pd tujuan
b. Jelas bahasanya
 Kalimat sederhana
 Selektif dalam istilah
 Tata bahasa, ejaan baik dan benar
 Gunakan kalimat langsung
c. Langsung mengenai sasarannya
d. Lengkap
 Dari segala segi
 Disertai data penunjang
e. Tegas dan konsisten
 Tidak ada kontroversi pada bagian/keterangan
 Gaya penulisan
f. Tepat waktu
g. Tepat penerimaan

7. Induk laporan
Induk laporan atau body of report memuat isi pokok laporan, minimal terdiri atas:
 Kata pengantar (introduction)
 Fakta-fakta (the report findings)
 Kesimpulan dan saran (conclution & recommendation)
Isi laporan disusun; logis dan kronologis
Bagian pokok laporan lainnya adalah disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
a. I. PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang/Dasar
 B. Maksud dan Tujuan
 C. Ruang Lingkup
 D. Sistematika

b. II. BATANG TUBUH


 A. Pelaksanaan Kegiatan
 B. Permasalahan
 C. Analisis Permasalahan
 D. Kesimpulan
 E. Saran/Rekomendasi
c. III. KEPUSTAKAAN DAN LAMPIRAN
8. Teknik penyajian data
Laporan berisi informasi yang dikemas agar menarik dan komunikatif bagi para
pembacanya, sehingga dengan mudah bias dicerna dan ditindak lanjuti. Oleh karena
itu, berbagai informasi, baik berupa gambaran (deskripsi) kemajuan atau
perkembangan, keadaan, hasil olahan, analisis maupunhasil evaluasi, harus disajikan
secara ringkas dan mudah dibaca.
Berbagai teknik penyajian data tersebut sangat tergantung dengan keadaan data
dan tujuan dari pelaporan yang akan disusun. Terdapat berbagai teknik penyajian data
dalam penyusunan laporan, seperti:

1) Bagan
a. Bagan organisasi

b. Bagan proses

c. Bagan arus

d. Bagan perbandingan
e. Bagan gambar
f. Bagan pohon
2) Grafik
a. Grafik garis
b. Grafik lajur
c. Grafik lingkaran
3) Tabel
4) Model matematika
Menggunakan rumus2 matematik/statistik baik untuk penyajian data yang sifatnya
deskriptif maupun analitik al:

 Central Tendency: menunjukkan kecenderungan suatu gejala


 Korelasi: adanya hubungan suatu faktor dgn faktor lain
 Regresi: digunakan unt peramalan/forcasting
 Linear programming: model persediaan, model material requirement
plannning
 PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Methods): Model yg digunakan unt perencanaan dan pengendalian proyek
5) Tulisan biasa
Laporan disajikan secara deskriptif dalam bentuk essay, dimana semua pokok
pikiran dituangkan secara tertulis dalam naskah yang berbentuk makalah atau
buku Penyajian laporan dalam bentuk Laporan Tertulis dapat berupa:
 Memo/ Nota
 Surat
 Memograf
 Buku
 Matriks

9. Bentuk-bentuk Umum Laporan Penelitian


Bentuk laporan penelitian disesuaikan dengan kepada siapa laporan ini akan
disampaikan.
Berdasarkan konsumen yang dituju, laporan penelitian ini dapat diajukan terhadap:
1) Masyarakat umum; yakni laporan yang ditujukan kepada masyarakat umum.
Laporan untuk konsumsi ini harus dapat memberikan gambaran yang praktis yang
dapat bernilai guna langsung bagi pembaca. Dalam laporan ini peneliti tidak perlu
menyampaikan teknik-teknik yang sukar dipahami masyarakat umum.
2) Sponsor Penelitian; yakni lembaga tertentu yang memberikan sponsor dalam
kegiatan penelitian. Jika penelitian yang dilakukan didanai oleh pihak sponsor,
maka ia harus memberikan laporan kepada pihak tersebut. Jenis laporan yang
disampaikan harus sesuai dengan keinginan dan tujuan sponsor, terutama yang
berkaitan dengan penerapan temuan penelitian.
3) Masyarakat ilmiah; yakni laporan yang ditujukan kepada masyarakat ilmiah
biasanya berkaitan dengan penyusunan tugas akhir seperti penyelesaian
pendidikan pada jalur gelar sarjana, magister, dan doctor. Pola karya akademik
yang disusun sesuai dengan pola penulisan karya akademik di mana modelnya
disesuikan dengan aturan yang berlaku pada lembaga yang bersangkutan.

10. Jenis laporan ilmiah


Jenis laporan penelitian ilmiah antara lain adalah: laporan lengkap (monograf),
artikel, ringkasan eksekutif (executive summary), dan abstrak (abstract).
1) Laporan Lengkap (monograf); bertujuan untuk menyampaikan hasil penelitian
secara terperinci, sehingga dapat memberikan makna terhadap data, menentukan
kesahihan temuan, dan menghayati kesimpulan yang ditarik. Dalam
pelaporannya, berisi seluruh proses penelitian termasuk metodologi dan
pengalaman selama melakukan penelitian. Dengan demikian secara integratif
penelitian ini memberikan permasalahan, tujuan, kerangka teoretis dan berfikir,
hipotesis, metodologi, deskripsi hasil penelitian, analisis, kesimpulan, implikasi,
dan rekomendasi.
2) Artikel; merupakan laporan yang berfokus pada salah satu aspek dari penelitian
yang terdapat pada laporan lengkap. Artikel ilmiah ini merupakan sari dari
laporan lengkap biasanya untuk kepentingan publikasi seperti untuk jurnal ilmiah.
Oleh karena itu, penulisannya disesuaikan dengan format yang tentukan oleh
jurnal ilmiah yang dituju termasuk di dalamnya jumlah halaman dan susunan
penulisan.
3) Ringkasan Eksekutif (executive summary); laporan ringkasan ini biasanya
disusun untuk konsumsi umum yang difokuskan pada temuan utama tanpa
memasukkan desain dan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Oleh
karena itu, laporan ini ringkas dan padat, serta menghindari penggunaan istilah-
istilah teknis yang tidak dimengerti masyarakat awam.
4) Abstrak (abstract); merupakan ringkasan yang menggambarkan garis besar dari
laporan tersebut. Biasanya berisi tujuan, metodologi, hasil, dan rekomendasi.
Abstrak biasanya ditulis tidak lebih dari 200 kata, sehingga apa yang tercantum
dalam laporan itu secara garis besar dapat dipahami oleh pembaca. Namun
demikian, jumlah tersebut tidak terlalu mengikat tergantung dari kepentingan dari
penulisan abstrak tersebut tetapi fungsinya tetap sebagai gambaran ringkas
tentang laporan.

11. Aspek-aspek Laporan Penelitian


Beberapa aspek yang seyogianya ada dalam laporan penelitian adalah: permasalahan
yang diteliti, kerangka teoretis, metodologi, hasil penelitian, implikasi penelitian, dan
rekomendasi.
1) Permasalahan yang diteliti
Pada latar belakang diuraikan beberapa hal yang menyangkut kaitan objek
penelitian dalam konteks keseluruhan, kaitan masalah dengan situasi praktis,
pendekatan yang digunakan dalam menganalisis masalah, serta gambaran umum
tentang manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian. Masalah merupakan
rumusan dan deskripsi tentang analisis ruang lingkup masalah, yang dirumuskan
baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan. Tujuan dan kegunaan
menguraikan tentang sasaran dan arah yang menjadi tujuan dari proyek penelitian
itu, serta identifikasi tentang manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang
dilakukan. Definisi operasiona merupakan batasan- batasan yang dirumuskan
secara operasional, dengan menggambarkan bentuk data, bagaimana
mengukurnya, dan instrumen pengukuran yang digunakan serta sifat instrumen
tersebut. Dalam mengajukan permasalahan yang ingin dipecahkan perlu pula
diajukan argumen yang melatarbelakangi permasalahan tersebut. Latar belakang
disusun lengkap dengan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk
mendukung bahwa masalah tersebut memang patut untuk dipecahkan. Selain itu,
relevansi pemecahan masalah baik dalam aspek teori maupun fakta yang
mendukung perlu pula dikemukan dengan jelas. Hal yang paling penting dalam
pengajuan permasalahan adalah adanya landasan berpikir keilmuan yang menjadi
dasar dalam menyusun kerangka berpikir dalam langkah selanjutnya dalam
penelitian. Landasan ini akan menjadi fondasi dalam langkah selanjutnya seperti
penarikan hipotesis, penyusunan instrumen, pengujian hipotesis, dan penarikan
kesimpulan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perumusan
masalah yang lebih spesifik sehingga daya analisis dan prediktif dari penelitian
tersebut lebih akuran dan memiliki kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu perumusan masalah harus mendapatkan
perhatian yang sebaik-baiknya. Pernyataan masalah harus jelas dan lugas juga
menghindari sedapat mungkin pengulangan yang tidak perlu. Masalah yang tidak
dirumuskan dengan baik memberikan kesan pertama yang tidak meyakinkan bagi
peneliti dalam melakukan kegiatan selanjutnya.
2) Kerangka Teoretis yang melandasi
Kerangka teoretis merupakan dasar atau argumentasi penelitian yang merujuk
kepada konsepsi-konsepsi keilmuan yang relevan. Pada umumnya berisi tentang
uraian teori termasuk hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan yang terkait. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwasanya kerangka berfikir teoretis merupakan
suatu proses argumentasi deduktif yang kesimpulannya dapat berupa paradigma,
asumsi dasar, dan hipotesis penelitian. Oleh karena itu dalam penyusunannya
kerangka teoretis itu selain berupa deskriptif tentang hakikat variable yang diteliti,
juga harus berupa argumentative berupa pembahasan yang sesuai dengan
permasalahan penelitian. Tidak ada gunanya mendeskrisikan teoretis yang tidak
ada kaitannya dengan masalah penelitian. Hal ini akan merusak keutuhan dan
komposisi penelitian itu sendiri. Begitu juga tidak ada gunanya bila kita
menguasai berbagai aspek teoretis dari masalah penelitian jika tidak
dikembangkan menjadi argumentasi yang menjurus kepadapemecahan
permasalahan. Oleh karena ilmu pengetahuan bersifat menjelaskan, meramalkan,
dan mengontrol fenomena, maka kajian teoretis akan menjadi lebih bermakna jika
mengkaitkan ketiga aspek tersebut. Analisis teoretik tentang masalah yang diteliti
dikaitkan dengan hasil studi terhadap berbagai literatur sekitar masalah itu. Hal ini
juga merupakan analisis masalah secara teoretis, yang ditopang oleh berbagai
teori dari pihak lain (dari bahan-bahan pustaka), dengan cara membuat analisis
kritik terhadap berbagai pendapat dan pandangan yang diperoleh dari bahan-
bahan pustaka tersebut. Cara menggali pandangan atau teori dari berbagai bahan
kepustakan dapat dilakukan dengan cara mengambil "intisari"-nya saja. atau
dengan cara "mengutip" bagian-bagian tertentu untuk mempertegas sesuatu
pendapat atau pandangan. Berdasarkan hal iniselanjutnya diturunkan asumsi-
asumsi dan hipotesis, prosedur penelitian menyangkut uraian tentang berbagai
variable penelitian, teknik penyampelan, teknik penelitian dan teknik analisis data
yang digunakan.
3) Metodologi
Metodologi dalam laporan penelitian berupa uraian metode dan langkah-langkah
penelitian yang dilakukan selama kegiatan. Uraian metode berupa desain, teknik,
dan instrumen yang digunakan perlu diungkapkan. Metode penelitian apa yang
digunakan dalam penelitian tersebut Teknik pengumpulan data seperti apa yang
digunakan dalam penelitian tersebut, serta instrumen penelitian apa dengan cara
apa disusun. Selain itu jangkauan populasi dan sample perlu dijelaskan secara
detail. Berdasarkan apa sample itu diambil, juga dengan cara bagaimana sehingga
sample itu memenuhi syarat untuk penelitian tersebut. Teknik analisis data
merupakan deskripsi yang menjelaskan bahwa data hasil penelitian diolah dan
dianalisis dengan cara apa sehingga kesimpulan penelitian tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4) Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian yang diungkapkan dalam
laporan penelitian ini berupa dua hal yaitu deskripsi hasil dan pembahasan.
Deskripsi hasil penelitian berupa paparan hasil penelitian seperti sajian data dan
analisisnya. Keterangan-keterangan yang diperoleh dari lapangan perlu disajikan
dalam hal ini dapat berupa table, grafik, dan gambar. Pembahasan hasil penelitian
merupakan interpretasi dengan melihat kaitanya dengan hasil penelitian atau teori
dari pihak lain baik yang mendukung atau pun yang bertentangan dengan factor
faktor yang melatarbelakanginya. Pada bagian ini sangat terkait dengan bab
kerangka teoretis yang merupakan landasan dalam pembahasan. Hasil analisis
data baik analisis kualitatif maupun kuantitatif yang disajikan pada bagian ini.
Penyajian basil penelitian dibuat secara terpadu (tidak berbentuk interpretasi yang
terpisah-pisah), dan meliputi seluruh data yang terkumpul, setelah terlebih dahulu
dilakukan klasifikasi dan analisis. Hasil yang diperoleh, yang biasanya berbentuk
interpretasi ini dibahas secara kritis, dengan melihat kaitannya dengan hasil
penelitian atau teori dari pihak lain; terutama hal-hal yang menyangkut kesamaan
atau pertentangan, letak kesamaan clan perbedaan serta sebabnya. Hal ini erat
sekali kaitannya dengan tinjauan pustaka sebagai dasar dalam membuat
pembahasan. Dari hasil dan pembahasan ini selanjutnya dibuat rangkumam yang
berisi tentang uraian yang dapat merangkum intisari seluruh pembahasan yang
dibuat, baik pada bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, objek dan metode,
maupun hasil dan pembahasan penelitian. Hal ini terutama berfungsi untuk
mengarahkan dalam membuat kesimpulan. Oleh karena itu uraiannya harus
mencerminkan pertautan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
5) Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi
Dari hasil pembahasan selanjutnya dibuat rangkuman yang berisi tentang uraian
yang dapat merangkum seluruh hasil penelitian dan uraiannya mencerminkan
pertautan antara bagian satu dengan bagian lainnya. Kesimpulan merupakan
ungkapan yang menyeluruh yang berfungsi sebagai informasi yang obyektif dan
telah teruji. Kesimpulan dan implikasi dan/atau rekomendasi. Kesimpulan
penelitian dibuat dalam dua bagian yaitu kesimpulan khusus clan kesimpulan
umum. Kesimpulan khusus merupakan kristalisasi hasil interpretasi dalam analisis
data, sedangkan kesimpulan umum merupakan ungkapan menyeluruh dari
kesimpulan khusus, yang berfungsi sebagai informasi objektif, dan pendapat yang
teruji tentang masalah itu. Berdasarkan kesimpulan, tersebut selanjutnya
dirumuskan implikasi, saran-saran operasional, konsep, maupun kebijaksanaan
yang sejalan dengan kesimpulan atau hasil penelitian.

12. Format Penulisan


Format penulisan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing
lembaga yang mengesahkan penelitian tersebut, seperti setiap universitas dapat
menentukan format penelitian, lembaga sponsor, dan lain-lain. Namun demikian
secara umum dapat dilihat dari format penulisan yang meliputi ukuran kertas, huruf
ketikan, kulit muka, nomor halaman, gaya penulisan, notasi ilmiah yang digunakan,
kutipan, daftar pustaka, susunan penulisan dan lampiran. Secara umum komponen
laporan penelitian terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) Bagian pendahuluan, (2) Bagian
isi, dan (3) Lampiran-lampiran. Susunan komponen tersebut, merupakan salah satu
alternatif sistematika yang bersifat umum dalam penulisan laporan atau karya ilmiah.
Untuk kepentingan tertentu, penulis dapatmemodifikasi bentuk itu, sehingga dapat
memberi gambaran tentang keseluruhanproses, aspek, hasil serta implikasi dari
penelitian yang dilaksanakan. Secara rinci, dari masing-masing bagian itu dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Bagian pendahuluan, terdiri atas:
a. Halaman Judul.
b. Lembaran persetujuan (ditantantangani oleh Ketua Peneliti dan Ketua
Lembaga).
c. Kata Pengantar.
d. Ungkapan terima kasih.
e. Daftar isi.
f. Daftar Tabel (Jika terdapat tabel).
g. Daftar Gambar atau Illustrasi (Jika ada gambar atau illustrasinya)
2) Bagian isi, terdiri atas:
 Pendahuluan, umumnya berisi tentang:
a. Latar belakang
b. Masalah
c. Tujuan dan kegunaan.
d. Definisi operasional.
 Tinjauan Teoretis, pada umumnya berisi uraian tentang teori yang menjadi
acuan atau menjadi dasar penelitian, termasuk hasil-hasil penelitian terkait
yang telah dilakukan oleh orang lain. Berdasarkan teori dan hasil-hasil
penelitian yang dikaji itu, peneliti menyusun paradigma penelitiannya,
serta asumsi-asumsi dan hipotesis.
 Metodologi Penelitian/Prosedur Penelitian, berisi:
a. Subjek penelitian (populasi, sampel, dan teknik penyampelan yang
digunakan).
b. Metode penelitian (desain, teknik dan instrumen yang digunakan)
 Teknik analisis data.
 Hasil dan Pembahasan, berisi:
a. Sajian data dan analisisnya.
b. Pembahasan.
 Kesimpulan dan Implikasi, berisi:
a. Kesimpulan.
b. Implikasi (ada kalanya diganti atau ditambah dengan saran-saran, dan
untuk sebuah disertasi dapat pula dicantumkan dalildalil yang ditemukan.
 Daftar kepustakaan.
3) Bagian lampiran, berisi di antaranya:
a. Instrumen.
b. Data dan analisisnya secara lengkap.
c. Lampiran-lampiran lain yang dipandang perlu

13. Langkah-langkah Mempersiapkan Laporan Penetitian


Untuk menunjang efektivitas dan efisiensi penyusunan suatu laporan pcnclitian perlu
persiapan dan menempuh langkah-langkah tertentu. Secara garis besar
langkahlangkah dalam penyusunan itu adalah: (1) Membuat draft, (2) Mengadakan
revisi, dan (3) Mengetik laporan
1) Membuat Draft Laporan
Dalam penulisan suatu laporan biasanya dicantumkan berbagai ide atau
pendapat tcoritis yang diambil dari berbagai literatur. Untuk kepentingan ini
biasanya pcnulis mengadakan berbagai studi literatur dari berbagai bahan
kepustakaan, membaca bagian-bagian penting dari suatu buku yang
herhuhungan dengan penelitian dan mencatat inti sari serta mengutip bagian-
bagian tertentu dari buku itu. Membuat catatan untuk mempersiapkan suatu
karya ilmiah, sebaiknya menggunakan kertas lepas-lepas (bukan pada sebuah
buku catatan), agar memudahkan untuk mencari dan menyusun kembali bila
dibutuhkan. Hal yang perlu dicatat dari hasil studi literatur meliputi: Nama
pengarang (editor), judul buku (naskah), nama penerbit, tempat dan tahun
penerbitan, nomor halaman yang diambil catatan, kemuifian -barulah dicatat
hagian-bagian penting (ikhtisar) dari suatu paragraf yang dibutuhkan sesuai
dengan kepentingan. Apabila diperlukan, kutiplah bagianbagian tertentu yang
akan dijadikan kutipan, dan tulis pula nomor halamannya. Pada bagian suatu
laporan penelitian biasanya bahan informatif-teoritis dari studi literatur serta
analisis penulis tentang bahan-bahan tersebut, dibuat sebelum dilakukannya
penelitian ataupun sesudah pengolahan data. Dalam melakukan kegiatan
pengumpulan dan pemrosesan data, agar efisien dapat mengklasifikasi catatan
sesuai dengan outline, serta menulis berbagai penjelasan, ide dan penafsiran
yang akan dibuat dalam laporan. Hal ini dapat membantu dalam menyusun
laporan penelitian. Setelah seluruh kegiatan penelitian selesai, draft laporan
segera dapatdisusun.
2) Merevisi Draft Laporan
Sebelum dilakukan pengetikan terhadap naskah laporan penelitian, peneliti
harus membaca kembali manuscript atau naskah secara kritis, dan
mengadakan perbaikan seperlunya. Perbaikan suatu naskah biasanya
dilakukan hanya pada bagian tertentu saja yang dianggap perlu. Hal itu tidak
memakan waktu yang cukup banyak bila pembuatan naskah dilakukan pada
kertas lepas-lepas; sehingga bagian yang harus diperbaiki itu dengan mudah
dapat segera dilakukan perbaikannya. Ada baiknya dalam merevisi suatu
naskah, penulis tidak hanya membacanya sendiri', tetapi bila memungkinkan
dibacakan oleh kolega atau teman sejawat secara kritis, sehingga kritiknya
lebih objektif. Bila hal itu tidak memungkinkan, bacalah sendiri naskah itu
secara kritis seolah-olah naskah yang dibacanya adalah hasil karya orang lain.
Setelah itu barulah diadakan perbaikan seperlunya.
3) Menyempurnakan Laporan Penelitian
Apabila draft sudah direvisi dan diadakan perbaikan seperlunya, barulah
naskah yang disusun ditik sesuai dengan kebutuhan. Untuk suatu skripsi,
thesis atau desertasibiasanya jumlah kebutuhan banyaknya tulisan, ditentukan
oleh fakultas masingmasing. Untuk karya profesional banyaknya ditentukan
oleh penyandang dana. Petunjuk teknis pengetikan laporan penelitian dapat
diikuti sebagai berikut:
a. Laporan ditik dua spasi pada kertas HVS (60-80 gram), berukuran folio
(22 x 35 cm) atau kuarto (21,5 x 29 cm).
b. Adakalanya naskah dibuat dalam stensil sheet untuk diperbanyak dengan
stensil, atau naskah asli yang ditik diperbanyak dengan foto copy.
c. Pengetikan dilakukan dengan mengosongkan ± 4 cm. Pada bagian atas dan
kiri kertas (sebagai batas margin), dan mengosongkan ± 3 cm. Pada
margin sebelah kanan dan bawah.
d. Alinea barn dimulai dari pukulan tik kedelapan.
e. Setiap bab baru dimulai pada halaman baru.

14. Beberapa Petunjuk Teknis


Teknik penulisan laporan atau karya akademik secara umum mempunyai
keseragaman, terutama mengenai aturan-aturan teknis. Berikut ini akan diuraikan
beberapa petunjuk teknis, yakni tentang cara penulisan nomor halaman dan kepala,
membuat tabel dan ilustrasi, membuat kutipan, menunjukan sumber membuat footnot
(catatan kaki halaman), dan kepustakaan atau bibliografi.
1) Penulisan Nomor Halaman dan Kepala
Penulisan nomor halaman pada umumnya mempunyai kesamaan teknis, yakni
dengan menggunakan angka romawi kecil (i, ii, iii.... dan seterusnya) di tengah-
bawah untuk bagian pendahuluan; dan dengan menggunakan angka latin (l, 2, 3,
… dan seterusnya) untuk bagian isi dan bagian penutup; dengan ketentuan
penempatan adalah: nomor ditempatkan di bagian bawah-tengah bila pada
halaman yang bersangkutan terdapat bab baru, dan ditempatkan di sebelah kanan-
atas bila bukan bab baru.
Khusus untuk bagian isi, ada semacam cara untuk menuliskan kepala (heading)
dan sub-kepala (sub-heading) dengan urutan sebagai berikut: saat
a. Kepala ditempatkan di tengah
b. Kepala ditempatkan di tengah
c. Kepala ditempatkan di tepi kiri

Cara pemberian nomor pada tiap kepala dan/atau sub kepala dapat mengikuti
urutan berikut:
a. Angka Romawi Besar
b. Huruf Besar
c. Angka Latin
d. Huruf Kecil
e. Angka latin dengan satu tanda kurung
f. Huruf kecil dengan satu tanda kurung
g. Angka latin di antara dua tanda kurung
h. Huruf kecil di antara dua tanda kurung
i. Angka Romawi kecil di antara dua tanda kurunghalaman), dan daftar
kepustakaan atau bibliografi.

2) Membuat Tabel dan Ilustrasi


Setiap tabel, ilustrasi maupun gambar harus diberi keterangan atau nama.
Penempatan keterangan atau nama tabel dan ilustrasi dapat dilakukan di atas atau
di bawahnya. Judul atau nama illustrasi dan tabel dapat ditempatkan pada bagian
atas, atau pada illustrasi atau tabel itu sendiri; dan bila terdapat lebih dari satu,
maka setiap tabel atau illustrasi harus diberi nomor secara berurutan diatasnya.
Baik tabel maupun illustrasi, judulnya ditulis dengan huruf besar. Apabila
terdapat lebih dari satu, maka setiap tabel atau ilustrasi diberi nomor secara
berurutan.
a. Penempatan tabel harus segera setelah paragraf yang menjelaskannya, tetapi
bila paragraf itu memenuhi halaman sehingga tabel tidak bisa ditempatkan pada
halaman tersebut. Atau mungkin akan terpotong, maka tabel ditempatkan pada
halaman berikutnya. Tabel yang panjang ditempatkan pada satu halaman khusus;
bila lebih panjang lagi, ditempatkan pada bagian lampiran sehingga tidak
memutuskan hubungan antar kalimat.
b. Illustrasi meliputi gambar, bagan, grafik, diagram, kurva clan peta.
Sebagaimana tabel, illustrasi ditempatkan segera setelah paragraf yang
menjelaskan, atau ditempatkan pada halarrtan lain bila paragraf yang
bersangkutan sudah memenuhi halaman, atau bila ada kemungkinan illustrasi
akan terpotong.

3) Membuat Kutipan
Menulis kutipan dilakukan dengan cara mengutip kata-kata, kalimat, ejaan
maupun tanda baca yang digunakan secara persis sesuai dengan aslinya. Kutipan
yang panjangnya kurang dari lima baris, biasanya dapat dimasukkan pada teks
dengan diberi tanda petik clan diberi bernomor yang diangkat sedikit dari garis
teks. Kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih biasanya dibuat dengan
mengosongkan empat pukulan tik dari garis margin sebelah kiri, ditik satu spasi,
tidak diberi tanda petik clan nomornya pun tidak diangkat sebagaimana kutipan
yang panjangnya kurang dari lima baris.
Apabila dari kutipan dihilangkan satu kalimat atau lebih namun kurang dari satu
baris, maka hal ini harus ditunjukkan dengan titik tiga kali; sedangkan bila yang
dihilangkan itu satu baris penuh atau lebih, maka penunjukkannya dengan titik-
titik yang memenuhi satu baris. Apabila dalam kutipan disisipkan kata atau
kalimat, maka sisipan harus ditandai dengan tanda kurung besar - [. . ] - dan
apabila pada kutipan terdapattanda petik, harus diganti dengan tanda petik satu
koma di atas – (‘…’).

4) Menunjukkan Sumber Rujukan


Dalam menunjukkan sumber rujukan dapat diikuti petunjuk sebagai berikut:
a. Apabila yang petik itu adalah ide atau konsep pokoknya saja, clan pcncliti
menggunakan bahasanya sendiri dalam menguraikan ide atau konsep itu, maka
penunjukannya dibuat dengan mencantumkan nama akhir pengarang, atau
penerbit (bila tidak ada pengarangnya), tahun penerbitan, dan halaman yang
dipetik.
b. Apabila mengutip secara persis, maka sebelum kutipan ditulis nama pengarang
atau penerbit (bila tidak ada pengarangnya) buku yang dikutip, kemudian
dicantumkan kutipannya, setelah kutipan, ditulis dalam tanda kurung kata
halaman, titik dua, clan nomor halaman yang dimaksud.

5) Membuat Footnote (Catatan di kaki halaman)


Footnote adalah semacam catatan di kaki halaman yang berfungsi:
a. Menunjukan sumber suatu kutipan.
b. Menunjukan materi yang ada pada bagian lain suatu laporan atau karya ilmiah.
c. Menunjukan sumber yang berisi penguatan suatu bukti, clan
d. Menjelaskan isi teks (Van Dallen, 1973).
Memisahkan isi teks dengan footnote dilakukan dengan memberi garis yang
panjangnya dua belas pukulan tik. Nomor footnote diangkat sedikit dengan
mengosongkan tujuh pukulan dari garis margin kiri. Baris selanjutnya dari
footnote pada suatu nomor, ditik pada garis margin biasa. Footnote yang
berfungsi menunjukan sumber kutipan atau sumber penguatan suatu bukti, catatan
yang diperlukan meliputi:
a. Nama pengarang (bila pengarang lebih dari tiga orang, cukup ditulis et-al
setelah nama pengarang pertama, dalam hal tidak ada pengarang, dicantumkan
nama editor atau lembaga yang menerbitkannya).
b. Judul karangan bergaris bawah (dengan nomor jilidnya, bila terdiri dari lebih
satu jilid.
c. Nama penerbit, tempat dan tahun penerbitan (Bila kutipan diambil dari suatu
media massa seperti koran dan majalah, yang perlu dituliskan adalah nama media,
nomor terbitan, tanggal, bulan dan tahun penerbitan).
d. Nomor halaman di mana kutipan diambil. Apabila suatu sumber sudah
dicantumkan pada suatu nomor footnote, kemudian dari sumber yang sama dibuat
pengutipan lagi tanpa terselang oleh sumber lain, maka pada footnote tersebut
cukup dituliskan Ibid bergaris bawah (singkatan dari Ibidom -pada tempat yang
sama), kemudian ditunjukkan nomor halaman yang diambil kutipannya. Bila hal
itu terselang oleh sumber lain, penulisan footnote dibuat dengan menuliskan nama
pengarang dan diikuti dengan Op-Cit bergaris bawah (OpereCitato dalam
karangan yang telah disebut), kemudian baru disusul dengan nomor halaman. Bila
dari halaman clan sumber yang sama diambil kutipannya, digunakan Loc-Cit
(LocoCitato pada tempat yang telah disebut) bergaris bawah, setelah terlebih
dahulu dicantumkan nama pengarangnya. Dalam hal ini nomor halaman tidak
perlu dicantumkan Footnote yang menunjukkan sumber kutipan tidak digunakan
bila cara menunjukkan sumber rujukan (butir d) digunakan.

6) Daftar Kepustakaan (Bibliografi)


Daftar kepustakaan atau bibliografi disusun secara berurutan menurut abjad huruf
pertama (dan seterusnya) dari nama akhir atau nama diri pengarang, editor, atau
badan yang menerbitkan (dalam hal tidak ada pengaxang), atau editor. Bila
seorang penulis, editor atau badan yang menerbitkan menulis lebih dari satu
naskah dan naskah itu dijadikan bahan sumber dalam satu karya ilmiah, nama
pengarang itu cukup dituliskan satu kali pada bibliografi, sedangkan pada naskah
lainnya cukup ditunjukkan dengan garis sepanjang delapan pukulan tik. Bila
pengarang lebih dari tiga orang, penulisan nama pengarang hanya untuk yang
pertama, kemudian disusul dengan et al. Cara menyusun bibliografi yang diambil
dari bermacam-macam ber dapat diikuti petunjuk berikut ini:
a. Bila buku dijadikan sumber, maka penyusunan bibliograti dilakukan dengan
cara menuliskan nama akhir atau nama diri pengarang, kemudian insial dari
nama depan atau nama tambahan. Dalam hal tidak ada pengarang cantumkan
nama badan yang menerbitkan setelah itu cantumkan tahun terbitan dalam
tanda kurung, judul buku dengan bergaris bawah; edisi ke (jika ada); volume
atau jilid ke (jika buku terdiri dari beberapajilid); tempat penerbitan, dan
nama penerbit.
Contoh:
Allen, L.E., (1984). An Introduction to LinearRegression and Correlation.
New York: W. H. Freeman and Company.
Bila buku itu berbentuk bunga rampai atau readings, yakni kumpulan
karangan, maka cara menuliskannya dalam daftar kepustakaan adalah: Tulis
nama diri (namaakhir) penulis karangan (biasanya merupakan satu bab),
tahun terbitan buku, judul karangan (tanpa garis bawah). Kemudian tulis
nama editor dan dalam kurung ditulis pula kata Ed., lalu judul buku bunga
rampai bergaris bawah, tempat penerbitan, nama penerbit, dan nomor
halaman karangan tersebut dalam bunga rampai.
Contoh:
Schlechty, P., (1974). Power and influence variables in the classroom. Dalam
R.H. Coop and K. white (Eds.). Psychological Concepts in The Classroom.
New York: Harper and Row Publishers, halaman 22-42.
b. Bila naskah itu berbentuk artikel yang dimuat dalam koran, majalah atau
jurnal, cara penulisannya dalam daftar kepustakaan hampir sama dengan
penulisan karangan dari sebuah bunga rampai. Perbedaannya adalah tidak
ditulis nama editor, dan nama bunga rampai diganti dengan nama majalah
atau jurnal, disusul dengan nomor atau volume, dan halaman artikel itu pada
majalah atau jurnal.
c. Bila naskah yang dijadikan sumber acuan itu tidak diterbitkan, seperti laporan
penelitian, atau makalah seminar, maka penulisannya dalam daftar
kepustakaan adalah sama dengan penulisan buku acuan, namun setelah judul
karangan dituli laporan, tempat dan lembaga apa laporan disampaikan;
sedangkan untuk makalah seminar ditulis makalah seminar dan
dipresentasikan dalam seminar apa.

15. Penutup
Teknik penyusunan laporan yang disajikan di atas, hanyalah sebagian kecil saja dari
rangkaian teknik pelaporan yang harus dipenuhi. Pengembangan selanjutnya
diserahkan kepada pengguna. Hal yang penting adalah upaya untuk melatih dan
mengembangkan diri dalam kaitannya dengan budaya menulis. Sehingga laporan
merupakan muara dari rentetan kegiatan, yang berisi berbagai hal tentang kegiatan
yang telah dilakukan yang bersifat faktual, baik yang sesuai dengan perencanaan
maupun yang belum beserta berbagai alasannya, kesimpulan dan rekomendasi yang
akan ditindak lanjuti.

 BAGIAN AKHIR
1. Daftar pustaka
Daftar pustaka berisi tentang kumpulan judul buku, majalah, artikel, laporan atau
bahan pustaka lainnya seperti sumber yang diperoleh dari internet yang digunakan
sebagai acuan di dalam penulisan skripsi. Daftar pusataka disusun menurut abjad
yang berdasar pada nama penuls, judul dan subjek karangan. Penulisan daftar pustaka
wajib mengacu pada APA (American Psychological Association).
Penulisan pustaka menngikuti tata cara penulisannya (Penyusun T, 2013):
a. Buku: nama penulis, tahun terbit, judul buku (ditulis miring), jilid, terbitan ke-
(edisi), nama penerbit, kota tempat penerbit.
b. Makalah atau artikel dalam jurnal atau majalah ilmiah: nama penulis, tahun terbit,
judul makalah atau artikel, nama jurnal atau majalah ilmiah singkatan resminya
(ditulis miring), volume dan nomor terbitan (keduanya ditulis tebal. Nomor ditulis
dalam tanda kurung setelah volume), halaman (jika ada).
c. Makalah atau artikel dalam prosiding: nama penulis, tahun terbit, judul makalah
atau artikel, nama prosiding (ditulis miring), tempat pertemuan, waktu
pelaksanaan pertemuan (tanggal, bula, dan tahun), halaman.
d. Makalah atau artikel yang dipresentasikan dalam workshop atau seminar: nama
penulis, tahun penulisan, judul tulisan (ditulis mirig), nama kegiatan (workshop
atau seminar), tempat kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan (tanggal, bulan, dan
tahun).
e. Makalah atau artikel internet (jurnal ilmiah online); nama penulis, tahun
penulisan, judul makalah atau artikel, nama jurnal atau mjalah ilmiah dalam
singkatan resminya (ditulis miring), volume dan nomor terbitan (keduanya ditulis
tebal. Nomor ditulis dalam tanda kurung setelah volume), halaman (jika da), nama
website, waktu akses (tanggal, bulan, dan tahun).
f. Buku yang diterbitkan oleh instasi atau lembaga tertentu tanpa ada nama penulis:
nama lembaga yang menerbitkan (dalam singkatan resminya), tahun terbit, judul
buku (ditulis miring), nama lembaga, kota tempat lembaga tersebut.
g. Skripsi, tesis, atau disertasi: nama penulis, tahun, judul skripsi, tesis atau disertasi
(ditulis miring), nama Perguruan Tinggi, tempat Perguruan Tinggi.
h. Pada masing-masing bidang ilmu memiliki sedikit perbedaan satu sama lain
dalam cara penulisan (misalnya dalam penggunaan tanda baca), tetapi garis
besarnya tetap sama.

2. Lampiran
Lampiran adalah bagian skripsi yang merupakan keterangan atau informasi tambahan
yang dianggap perlu untuk menunjang kelengkapan tulisan. Keterangan yang dapat
dilampirkan dalam skripsi misalnya kuesioner, hasil uji coba, panduan wawancara,
peta objek, gambar, table, bagian yang mendukung bagian penyajian.

3. Daftar riwayat hidup


Riwayat hidup penulis ditulis dapat dalam bentuk butir per butir maupun dalam
bentuk essai padat yang antara lain memuat nama, tempat dan tanggal lahir, data
orangtua penulis, riwayat pendidikan, pengalaman kerja dan tanda penghargaan yang
pernah diterima (Penyusun T, 2009).

4. Tujuan dan fungsi penelitian


Penulisan sebuah laporan penelitian pastilah mempunyai tujuan dan fungsinya
sendiri. Adapun tujuan penulisan laporan penelitian adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.
Pemahaman tersebut tidak dapat langsung ditentukan melainkan dilakukan analisis
terhadap kenyataan terlebih dahulu terhadap kenyataan sosial yang menjadi fous
penelitian. Dari analisis tersebut yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan berupa
pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan (Setiawan, 2018).
Kemudian secara umum terdapat lima fungsi dari sebuah laporan penelitian, yaitu
(Yusuf, 2014):
a. Mendeskripsikan, memberikan data atau informasi
b. Menerangkan data atau kondisi latar belakang terjadinya suatu peristiwa atau
fenomena
c. Meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa yang mungkin
terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan
d. Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi
e. Menyusun teori

5. Karakteristik penelitian
Penelitian didefinisikan sebagai satu proses penyelidikan atas suatu masalah dengan
menggunakan metode ilmiah untuk menemukan solusi atas masalah atau jawaban
pertanyaan peneliti dan menambah pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan. Dari
definisi tersebut penelitian memiliki beberapa karakteristi sebagai berikut (Silalahi,
2015) :
a. Penelitian merupakan proses penyelidikan atas suatu masalah. Penelitian harus
membicarakan suatu masalah atau isu spesifik, kadang-kadang menunjukan
sebagai masalah penelitian (research problem), dalam rangka menetapkan satu
tujuan yang dapat dijelaskan untuk kegiayan penelitian. Penelitian menyediakan
suatu peluang untuk mengenali dan memilih satu masalah penelitian dan
menyelidikinya secara bebas. Satu proyek penelitian menerapkan teori untuk
analisis, satu masalah nyata, atau menjelajah dan menganalisis isu-isu umum.
b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Penyelidkan harus
seksama dan setepat-tepatnya pada semua tahap-tahap dari proses penelitian
sebagai prosedur terstandar yang paralel dengan tahap-tahap dalam metode
ilmiah. Penelitian menggunakan prosedur ilmiah terstandar sehingga dapat
dikomunikasikan dan diulangi. Prosedur ilmiah terstandar berarti itu adalah satu
seri tahap-tahap yang dirancang dan diikuti, dengan tujuan menemukan jawaban
ungtuk isu atau masalah yang menjadi perhatian peneliti.
c. Penelitian dilakukan untuk menemukan solusi atas masalah atau jawaban atas
pertanyaan penelitian dan untuk menambah pengetahuan. Jika tidak untuk
menemukan solusi atas masalah jawaban dan atau jawaban atas pertanyaan
penelitian dan jika bukan untuk mengembangkan pengetahuan atau kombinasi
keduanya maka pelaksanaan penelitian tidak bermakna.
d. Penelitian meliputi kegiatan penetapan dan perumusan masalah, formulasi
hipotesis, pengumpulan data atau fakta, penganalisisan fakta atau data dan
membuat kesimpulan (dalam bentuk solusi atau jawaban) terhadap masalah untuk
menentukan apakah sesuai denga formulasi teoritik atau hipotesis yang
diformulasi.
Secara sederhana penelitian kualitatif meneliti subyek penelitian dalam
lingkungan hidup sehari-hari peneliti. Oleh sebab itu para peneliti kualitatif harus
sedapat mungkin berinteraksi secara langsung dengan subyek penelitian yang
dalam hal ini adalah informan, mengenal secara dekat kehidupan informan,
mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan.
Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri dalam penelitian kualitatif (Abdi,
2012):
a. Fokus penelitian
Fokus utama sebuah penelitian adalah pada proses dan interaksi subyek, serta
perilaku yang ditampilkannya. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif
diistilahkan dengan rumusan masalah. Dalam kegiatannya akan banyak
mencandra dan mendeskripsikan bagaimana subyek dalam berinteraksi
dengan lingkungannya terkait dengan topik penelitian. Segala aktivitas gerak,
perilaku, sikap dan ungkapan verbal ataupun non verbal menjadi fokus
peneliti.
b. Sifat penelitian adalah deskriptif
Penelitian kualitatif berupaya memberikan penggambaran secara mendalam
tentang situasi atau proses yang diteliti. Oleh sebab itu dalam penelitian
kualitatif tidak berusaha menguji hipotesis karena penelitian kualitatif tidak
bermula dari keinginan untuk memecahkan masalah yang terlebih dahulu
dihipotesiskan dan dalam penelitian kualitatif memang tidak ada hipotesis
yang diajukan oleh peneliti.
c. Perspektif holistik
Penelitian kualitatif bersifat holistik yang meliputi seluruh sisi kehidupan
subyek yang diteliti. Perspektif tersebut dapat terpenuhi dengan cara
dilakukannya pengumpulan data dalam berbagai aspek dan dalam kurun
waktu yang cukup lama, maka setiap kasus, peristiwa atau fenomena yang
akan diperlukan sebagai suatu entitas unik (unique entity).
d. Berorientasi pada kasus unik
Kasus unik dalam penelitian bukan berarti aneh dalam artian tidak seperti
pada umumnya, namun dalam setiap fenomena yang sedang diteliti ada kasus-
kasus tertentu yang sifatnya khas atau unik untuk situasi itu.
e. Penelitian kualitatif memiliki sifat lentur
Dalam penelitian kualitatif sangat dimungkinkan terjadinya proses
perancangan ulang prosedur penelitian (re-design). Ini dikarenakan proses
penggalian makna berjalan melalui proses yang berkesinambungan secara
kumulatif dan bermuara pada pencapaian makna pada obyek kajian.
f. Data penelitian bersifat deskriptif
Penelitian kualitatif mengumpulkan dan menggunakan data yang berupa
narasi cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto,
catatan pribadi, perilaku, gerak tubuh dan lain-lain yang tidak di dominasi
dengan angka-angka sebagaimana dalam penelitian kuantitatif.
g. Sumber data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah orang-orang yang dianggap
tahu dengan fenomena yang diteliti dan dipilih berdasar pada kriteria yang
disepakati peneliti sendiri sehingga subyeknya terbatas dan dalam hal ini
penelitian kualitatif tidak menuntut subyek atau sempel yang banyak seperti
pada penelitian kuantitatif.
h. Pemilihan subyek atau sampel penelitian dilakukan secara purposive
Penetapan subyek atau sampel dilakukan secara purposive dan menghindari
pemilihan secara acak (random). Subyek yang terpilih merupakan orang-orang
sebagai kunci (key person) dan sumber data dari fenomena yang diteliti.
i. Penelitian kualitatif berlangsung dalam situasi alamiah (natural setting)
Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah yang artinya peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi situs atau latar (setting) penelitian ataupun
melakukan intervensi terhadap aktivitas subyek atau sempel penelitian dengan
memberikan treatment (perlakuan) tertentu. Melainkan berusaha untuk
memahami fenomena yang dirasakan subyek sebagaimana adanya.
j. Kontak personal secara langsung antara peneliti dengan subyek yang diteliti
Kegiatan lapangan merupakan hal yang utama dilakukan dalam penelitian
kualitatif. Karenanya dalam proses pengambilan datanya peneliti
mengembangkan hubungan personal langsung dengan subyek penelitian. Hal
ini bertujuan agar peneliti dapat memperoleh pemahaman secara jelas tentang
realitas sosial ataupun kondisi nyata kehidupan dan perilaku yang
dimunculkan informan.
k. Peneliti merupakan instrumen penelitian
Peneliti dalam penelitian kualitatif diistilahkan sebagai human instrument atau
key instrument sehingga peneliti mempunyai kedudukan yang begitu penting.
Kemampuan peneliti untuk melakukan observasi ataupun wawancara terhadap
informan akan menentukan data apa yang akan diperolehnya. Sebagai
instrumen utama, peneliti dituntut untuk dapat memahami berbagai perilaku,
interaksi antar subyek, aktivitas atau segala apapun yang terkait dengan
subyek yang sedang ditelitinya.
l. Mengutamakan data langsung atau data primer
Seorang peneliti dalam penelitian kualitatif harus terlibat langsung untuk
melakukan observasi ataupun wawancara, maka dalam pengumpulan datanya
peneliti akan berusaha untuk memperoleh data dari sumber informasi yang
seharusnya memenuhi kriteria sebagai informan. Peneliti haruslah berusaha
untuk mendapat data secara langsung dari sumber asli (first hand), atau
sumber pertama dan bukan dari sumber kedua.
m. Proses pengumpulan data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi
secara langsung dan peneliti ikut terlibat dalam proses yang sedang dialami
subyek penelitian. Namun perlu diingat bahwa dalam proses pengumpulan
data ini peneliti tidak boleh menonjolkan diri agar tidak dianggap sebagai
orang luar dan tidak menganggu kewajaran situasi yang tengah berlangsung.
n. Analisis data dilakukan secara induktif
Analisis induktif dimulai dengan melakukan serangkaian observasi khusus
yang kemudian akan memunculkan tema-tema atau kategori-kategori serta
pola-pola hubungan diantara tema atau kategori. Analisa induktif digunakan
dalam penelitian kualitatif karena proses induktif lebih dapat menemukan
kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana terdapat dalam data yang ada.
o. Dalam proses pengumpulan data dimungkinkan terjadi secara simultan
Pengumpulan data dan analisis data dapat dilakukan secara bersamaan, saat
pengumpulan data dilakukan saat itu pula dapat dilakukan analisis data dan
reduksi data sehingga peneliti dapat melacak data berikut yang diharapkan.
Adapun karakteristik lainnya yang tidak jauh beda namun juga
berpengaruh penting dalam penelitian kualitatif, yaitu (1) Sumber data ialah
situasi yang wajar atau “natural setting”; (2) Peneliti sebagai instrument
penelitian atau “key instrument”; (3) Sangat deskriptif; (4) Mementingkan
proses atau produk; (5) Memberikan makna di belakang kelakuan atau
perbuatan, sehingga dapat memahami masalah atau situasi; (6) Mengutmakan
data langsung atau “first hand”; (7) Trigulasi; (8) Menonjolkan rincian
kontektual; (9) Subjek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan
peneliti; (10) Mengutamakan perspektif emic (Ajat Rukajat, 2018).

6. Penggunaan bahasa dalam laporan penelitian


Laporan penelitian merupakan sebuah karya ilmiah, maka bahasa yang digunakan
adalah bahasa resmi atau baku. Sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan resmi
bidang pendidikan dan keilmuan, maka bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai
bahasa pengantar penulisan laporan penelitian. Kriteria ragam bahasa akademik
(keilmuan) yang dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai
berikut (Nugrahani, 2014):
a. Bahasa akademik merupakan ragam bahasa baku.
b. Ragam bahasa akademik mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku yakni kata-kata,
struktur frasa, dan kalimat baku.
c. Bahasa akademik menggunakan istilah atau terminologi kelimuan.
d. Kata-kata yang digunakan dalam ragam akademik bersifat denotatif (arti yang
sebenarnya), bukan dalam arti konotatif (arti kias).
e. Bahasa akademik bersifat rasional. Ragam bahasa akademik lebih berkomunikasi
dengan pikiran daripada perasaan sehingga ragam bahasa akademik bersifat
tenang, tidak emosional, tidak berlebih-lebihan, wajar, efisien dan efektif.
f. Hubungan gramatikal antarunsurnya bersifat padu (kohesif) yakni hubungan baik
dalam kalimat maupun dalam paragraf dan hubungan antara paragraf satu dengan
lainnya bersifat padu atau kohesif untuk menyatakan hubungan dipakai alat
penghubung seperti kata-kata petunjuk, kata penghubung, dan lain-lain.
g. Hubungan semantik antarunsurnya bersifat logis atau koheren dan menghindari
oenggunaan kalimat yang mempunyai makna ganda atau ambigous.
h. Lebih diutamakan penggunaan kalimat pasif.
i. Memiliki konsistensi dalam penggunaan bahasa, misalnya dalam penggunaan
istilah, singkatan, tanda-tanda dan kata ganti diri.
Penggunaan bahasa dalam penulisan sebuah laporan penelitian haruslah
menggunakan bahasa yang benar dan baku sesuai dengan EYD yang berlaku.
Pemilihan kata yang tepat tentu akan membuat tulisan tersebut menarik dan akan
mudah dipahami, serta kejelasan maksud daripada kata yang menjadi kalimat
dalam laporan juga harus benar-benar diperhatikan agar pembaca tidak merasa
kesulitan dalam memahami tulisan dalam laporan penelitian.
Selain itu berbagai ketentuan yang sepatutnya diperhatikan oleh penyusun
karya tulis ilmiah agar karya tulisnya komunikatif, karya tulis ilmiah itu harus
memenuhi kriteria logis sistematis, dan lugas, karya tulis ilmiah disebut logis jika
keterangan yang dikemukakandapat ditelusuri alasanya yang masuk akal. Karya
tulis ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam
satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubunga. Berikut akan dijelaskam
cirri-ciri dari bahasa ilmiah (Wasmana, 2011):
a. Bahasa ilmiah harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar ataupun
mendua. Contohnya: “penelitian ini mengkaji metode pembelajaran CTI,
objek yang efektif dan efisien”.
b. Bahasa ilmiah mendefinisikan secara tepat istilah, dan pengertian yang
berkaitan dengan suatu penelitian, agar tudak menimbulkan kerancuan.
c. Bahasa ilmiah itu singkat, jelas dan efektif. Contohnya: “tulisan ini (dilakukan
dengan maksud untuk) membahas kecenderungan peningkatan kompetensi
guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2006”.
Penggunaan kalimat yang efektif dalam karya tulis ilmiah haruslah benar
dan tepat, berikut cirri dari kalimat efektif (Wasmana, 2011):
a. Kalimat yang membangkitkan acuan dan makna di benak pendengar atau
pembaca dengan yang ada di benak pembicara atau penulis.
b. Kalimat yang efektif itu ditentukan oleh: keterpaduan kalimat mengacu
pada penalaran (deduksi, induksi, topdown, bottom-up, dll) dan koherensi
kalimat mengacu pada hubungan timbale-balik antara kalimat-kalimat.

7. Langkah-langkah penulisan laporan penelitian


Dalam kegiatan penulisan laporan penelitian terdapat langkah atau tahan yang
harus dilakukan oleh peneliti, langkah-langkah penelitian tersebut adalah
(Hermayulis, 2011):
a. Menetapkan masalah
Untuk menetapkan masalah diperlukan kepekaan peneliti dalam mengamati
fenomena-fenomena alam. Masalah dalam penelitian, pada dasarnya tidak akan
muncul dengan sendirinya sehingga harus dicari oleh peneliti meskipun
kemampuan dan atau kepekaan dalam menemukan masalah penelitian itu
berbeda-beda. Kemampuan dan kepekaan peneliti dalam menemukan masalah
penelitian dapat dilatih melalui usaha secara aktif mengkaji informasi-informasi
dari berbagai sumber seperti membaca referensi, artikel dari internet, mengikuti
diskusi, seminar, work shop, melakukan observasi lapangan, mengumpulkan
informasi dari lingkungan sekitar, dan sebagainya (Nugrahani, 2014).
b. Studi pendahuluan
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan suatu masalah dapat
dilaksanakan penelitian ataukah tidak. Selain itu juga dapat dilakukan untuk
mendapatkan informasi guna lebih memperjelas dan mempertajam masalah yang
akan diteliti.
c. Merumuskan anggapan dasar
Fungsi dari anggapan dasar adalah sebagai landasan bagi peneliti dalam
mengungkap masalah yang ditemukan, untuk itu anggapan dasar merupakan suatu
yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berbentuk asumsi.
d. Menetapkan (masalah) pendekatan
Pendekatan dalam hal ini adalah metode atau cara mengadakan penelitian seperti
survey, eksperimental atau studi kasus sangat memberikan manfaat dalam
menentukan variabel atau obyek yag akan diteliti dan subyek atau sumber data
penelitian.
e. Menentukan obyek dan subyek data penelitian
Dalam penentuan obyek dan subyek akan memberikan manfaat untuk menetapkan
alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Obyek dan subyek dapat
ditentukan dengan menjawab pertanyaan apa yang akan diteliti dan darimana data
dapat diperoleh.

f. Menetapkan dan menyusun instrumen


Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian akan sangat tergantung kepada
jenis dan sumber data yang akan diteliti. Misalnya untuk mengetahui tingkah laku
siswa dalam kelas, maka tentunya data dapat diperoleh dari guru yang mengajar
dalam kelas.
g. Pengumpulan data
Pengumpulan data bukanlah merupakan suatu kegiatan yang mudah. Kesalahan
data yang terkumpul hanya dapat diperbaiki dengan melakukan pengumpulan data
baru yang tepat. Hal ini akan menjadi pemborosan waktu, biaya dan tenaga.
Untuk itu pengumpulan data hendaklah dilakukan dengan sangat hati-hati dan
benar, karena data merupakan kunci penentu dalam sebuah penelitian.
h. Analisis data
Analisis data merupakan bagian terpenting dalam penelitian, karena analisis data
digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Proses analisis data dalam
penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Data yang beraneka ragam tersebut dibaca dengan cermat,
dipelajari, dan direduksi dengan jalan membuat rangkuman inti (abstraksi).
Setelah itu data disusun sesuai tema-temanya, kemudian dilakukan penafsiran
untuk memperoleh temuan sementara yang secara berulang-ulang perlu direduksi
agar mampu menjadi sebuah teori substantif (Nugrahani, 2014). Dalam hal ini
menganalisis data dibutuhkan ketekunan dan pemahaman terhadap jenis data yang
terkumpul, sehingga teknik pengolahan data yang digunakan dapat disesuaikan.
i. Merumuskan kesimpulan
Kesimpulan dapat dirumuskan dari hasil analisis data yang dicocokkan dengan
hipotesis atau asumsi yang telah dirumuskan.
8. Aturan penulisan laporan penelitian
Laporan penelitian merupakan bentuk karya tulis ilmiah. Dalam penulisan sebuah
laporan penelitian tentu berbeda ketika menulis cerita yang dituangkan dalam bentuk
novel atau lainnya. Penulisan laporan penelitian harus mengikuti aturan-aturan yang
berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Berikut adalah beberapa aturan penulisan
karya ilmiah menurut G.E.R Burrough (Penyusun, 2013):
a. Penulis laporan yang dalam hal ini adalah peneliti harus mengetahui benar kepada
siapa laporan tersebut akan ditujukan
b. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti
serangkaian kegiatan dalam proses penelitian. Namun dalam hal ini peneliti
mengajar orang lain untuk mencoba mengikuti apa yang telah dilakukannya. Oleh
karena itu, langkah demi langkah harus dikemukakan secara jelas termask alasan-
alasan mengapa hal tersebut dilakukan.
c. Penulis harus menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta
minat pembaca tidaklah sama. Oleh sebab itu apabila peneliti memahami betapa
pentingnya penelitian itu hendaknya laporan tersebut dikemukakan dengan jelas
letak dan kedudukan hasil penelitiannya dalam konteks pengetahuan secara
umum.
d. Laporan penelitian merupakan elemen penting dalam proses kemajuan
pengetahuan. Tidak semua yang dikerjakan selama penelitian berlangsung dapat
dilaporkan. Oleh karena itu, dalam menulis laporan penelitian yang terpenting
adalah jelas dan meyakinkan.

9. kode etik penulisan karya ilmiah atau penelitian


Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan
karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan
terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan
terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau
pikiran dari sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan diidentikkan
dengan pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang
berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil
tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulisan skripsi wajib
membuat dan mencamtumkan pernyataan dalam skripsinya bahwa karyanya itu
bukanmerupakan pengambil alihan atau plagiasi atas tulisan atau pemikiran orang
lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan
kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini sangat dianjurkan, karena perujukan
dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari
suatu sumber (misalnya instrument, bagan, gambar, dan table), penulis wajib meminta
ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika
pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan
menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian,
dimodifikasi, atau dikembangkan.

10. Beberapa petunjuk teknik


Teknik penulisan laporan atau karya akademik secara umum mempunyai
keseragaman, terutama mengenai aturan-aturan teknis. Berikut ini akan diuraikan
beberapa petunjuk teknis, yakni tentang cara penulisan nomor halaman dan kepala,
membuat tabel dan ilustrasi, membuat kutipan, menunjukan sumber membuat footnot
(catatan kaki halaman), dan daftar kepustakaan atau bibliografi.

1. Penulisan Nomor Halaman dan Kepala


Penulisan nomor halaman pada umumnya mempunyai kesamaan teknis, yakni
dengan menggunakan angka romawi kecil (i, ii, iii.... dan seterusnya) di tengah-
bawah untuk bagian pendahuluan; dan dengan menggunakan angka latin (l, 2, 3,
… dan seterusnya) untuk bagian isi dan bagian penutup; dengan ketentuan
penempatan adalah: nomor ditempatkan di bagian bawah-tengah bila pada
halaman yang bersangkutan terdapat bab baru, dan ditempatkan di sebelah kanan-
atas bila bukan bab baru. Khusus untuk bagian isi, ada semacam cara untuk
menuliskan kepala (heading) dan sub-kepala (sub-heading) dengan urutan sebagai
berikut:
a. Kepala ditempatkan di tengah
b. Kepala ditempatkan di tengah
c. Kepala ditempatkan di tepi kiri

Cara pemberian nomor pada tiap kepala dan/atau sub kepala dapat
mengikuti urutan berikut:
a. Angka Romawi Besar
b. Huruf Besar
c. Angka Latin
d. Huruf Kecil
e. Angka latin dengan satu tanda kurung
f. Huruf kecil dengan satu tanda kurung
g. Angka latin di antara dua tanda kurung
h. Huruf kecil di antara dua tanda kurung
i. Angka Romawi kecil di antara dua tanda kurung
2. Membuat tabel dan ilustrasi
Setiap tabel, ilustrasi maupun gambar harus diberi keterangan atau nama.
Penempatan keterangan atau nama tabel dan ilustrasi dapat dilakukan di atas atau
di bawahnya. Judul atau nama illustrasi dan tabel dapat ditempatkan pada bagian
atas, atau pada illustrasi atau tabel itu sendiri; dan bila terdapat lebih dari satu,
maka setiap tabel atau illustrasi harus diberi nomor secara berurutan diatasnya.
Baik tabel maupun illustrasi, judulnya ditulis dengan huruf besar. Apabila
terdapat lebih dari satu, maka setiap tabel atau ilustrasi diberi nomor secara
berurutan:
a. Penempatan tabel harus segera setelah paragraf yang menjelaskannya, tetapi
bila paragraf itu memenuhi halaman sehingga tabel tidak bisa ditempatkan
pada halaman tersebut. Atau mungkin akan terpotong, maka tabel ditempatkan
pada halaman berikutnya. Tabel yang panjang ditempatkan pada satu halaman
khusus; bila lebih panjang lagi, ditempatkan pada bagian lampiran sehingga
tidak memutuskan hubungan antar kalimat.
b. Illustrasi meliputi gambar, bagan, grafik, diagram, kurva clan peta.
Sebagaimana tabel, illustrasi ditempatkan segera setelah paragraf yang
menjelaskan, atau ditempatkan pada halarrtan lain bila paragraf yang
bersangkutan sudah memenuhihalaman, atau bila ada kemungkinan illustrasi
akan terpotong.

3. Membuat kutipan
Menulis kutipan dilakukan dengan cara mengutip kata-kata, kalimat, ejaan
maupun tanda baca yang digunakan secara persis sesuai dengan aslinya. Kutipan
yang panjangnya kurang dari lima baris, biasanya dapat dimasukkan pada teks
dengan diberi tanda petik clan diberi bernomor yang diangkat sedikit dari garis
teks. Kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih biasanya dibuat dengan
mengosongkan empat pukulan tik dari garis margin sebelah kiri, ditik satu spasi,
tidak diberi tanda petik clan nomornya pun tidak diangkat sebagaimana kutipan
yang panjangnya kurang dari lima baris.

Apabila dari kutipan dihilangkan satu kalimat atau lebih namun kurang dari satu
baris, maka hal ini harus ditunjukkan dengan titik tiga kali; sedangkan bila yang
dihilangkan itu satu baris penuh atau lebih, maka penunjukkannya dengan titik-
titik yang memenuhi satu baris. Apabila dalam kutipan disisipkan kata atau
kalimat, maka sisipan harus ditandai dengan tanda kurung besar - [. . ] - dan
apabila pada kutipan terdapat tanda petik, harus diganti dengan tanda petik satu
koma di atas – (‘…’).

4. Menunjuk sumber rujukan


Dalam menunjukkan sumber rujukan dapat diikuti petunjuk sebagai berikut:
a. Apabila yang petik itu adalah ide atau konsep pokoknya saja, clan pcncliti
menggunakan bahasanya sendiri dalam menguraikan ide atau konsep itu,
maka penunjukannya dibuat dengan mencantumkan nama akhir pengarang,
atau penerbit (bila tidak ada pengarangnya), tahun penerbitan, dan halaman
yang dipetik.
b. Apabila mengutip secara persis, maka sebelum kutipan ditulis nama
pengarang atau penerbit (bila tidak ada pengarangnya) buku yang dikutip,
kemudian dicantumkan kutipannya, setelah kutipan, ditulis dalam tanda
kurung kata halaman, titik dua, clan nomor halaman yang dimaksud.

5. Membuat Footnote (Catatan di kaki halaman)


Footnote adalah semacam catatan di kaki halaman yang berfungsi:
a. Menunjukan sumber suatu kutipan.
b. Menunjukan materi yang ada pada bagian lain suatu laporan atau karya ilmiah.
c. Menunjukan sumber yang berisi penguatan suatu bukti, clan
d. Menjelaskan isi teks (Van Dallen, 1973).
Memisahkan isi teks dengan footnote dilakukan dengan memberi garis yang
panjangnya dua belas pukulan tik. Nomor footnote diangkat sedikit dengan
mengosongkan tujuh pukulan dari garis margin kiri. Baris selanjutnya dari
footnote pada suatu nomor, ditik pada garis margin biasa. Footnote yang
berfungsi menunjukan sumber kutipan atau sumber penguatan suatu bukti, catatan
yang diperlukan meliputi:
a. Nama pengarang (bila pengarang lebih dari tiga orang, cukup ditulis et-al
setelah nama pengarang pertama, dalam hal tidak ada pengarang, dicantumkan
nama editor atau lembaga yang menerbitkannya).
b. Judul karangan bergaris bawah (dengan nomor jilidnya, bila terdiri dari lebih
satu jilid.
c. Nama penerbit, tempat dan tahun penerbitan (Bila kutipan diambil dari suatu
media massa seperti koran dan majalah, yang perlu dituliskan adalah nama
media, nomor terbitan, tanggal, bulan dan tahun penerbitan).
d. Nomor halaman di mana kutipan diambil.
Apabila suatu sumber sudah dicantumkan pada suatu nomor footnote,
kemudian dari sumber yang sama dibuat pengutipan lagi tanpa terselang oleh
sumber lain, maka pada footnote tersebut cukup dituliskan Ibid bergaris bawah
(singkatan dari Ibidom pada tempat yang sama), kemudian ditunjukkan nomor
halaman yang diambil kutipannya. Bila hal itu terselang oleh sumber lain,
penulisan footnote dibuat dengan menuliskan nama pengarang dan diikuti
dengan Op-Cit bergaris bawah (OpereCitato dalam karangan yang telah
disebut), kemudian baru disusul dengan nomor halaman.
Bila dari halaman clan sumber yang sama diambil kutipannya, digunakan Loc-Cit
(LocoCitato pada tempat yang telah disebut) bergaris bawah, setelah terlebih
dahulu dicantumkan nama pengarangnya. Dalam hal ini nomor halaman tidak
perlu dicantumkan Footnote yang menunjukkan sumber kutipan tidak digunakan
bila cara menunjukkan sumber rujukan (butir d) digunakan.

6. Daftar Kepustakaan (Bibliografi)


Daftar kepustakaan atau bibliografi disusun secara berurutan menurut abjad huruf
pertama (dan seterusnya) dari nama akhir atau nama diri pengarang, editor, atau
badan yang menerbitkan (dalam hal tidak ada pengaxang), atau editor. Bila
seorang penulis, editor atau badan yang menerbitkan menulis lebih dari satu
naskah dan naskah itu dijadikan bahan sumber dalam satu karya ilmiah, nama
pengarang itu cukup dituliskan satu kali pada bibliografi, sedangkan pada naskah
lainnya cukup ditunjukkan dengan garis sepanjang delapan pukulan tik. Bila
pengarang lebih dari tiga orang, penulisan nama pengarang hanya untuk yang
pertama, kemudian disusul dengan itu. Cara menyusun bibliografi yang diambil
dari bermacam-macam berdapat diikuti petunjuk berikut ini:
a. Bila buku dijadikan sumber, maka penyusunan bibliograti dilakukan dengan
cara menuliskan nama akhir atau nama diri pengarang, kemudian insial dari
nama depan atau nama tambahan. Dalam hal tidak ada pengarang cantumkan
nama badan yang menerbitkan setelah itu cantumkan tahun terbitan dalam
tanda kurung, judul buku dengan bergaris bawah; edisi ke (jika ada); volume
atau jilid ke (jika buku terdiri dari beberapajilid); tempat penerbitan, dan
nama penerbit.
Contoh:
Allen, L.E., (1984). An Introduction to LinearRegression and Correlation.
New York: W. H. Freeman and Company.Bila buku itu berbentuk bunga
rampai atau readings, yakni kumpulan karangan, maka cara menuliskannya
dalam daftar kepustakaan adalah: Tulis nama diri (nama akhir) penulis
karangan (biasanya merupakan satu bab), tahun terbitan buku, judul karangan
(tanpa garis bawah). Kemudian tulis nama editor dan dalam kurung ditulis
pula kata Ed., lalu judul buku bunga rampai bergaris bawah, tempat
penerbitan, nama penerbit, dan nomor halaman karangan tersebut dalam
bunga rampai.
Contoh:
Schlechty, P., (1974). Power and influence variables in the classroom. Dalam
R.H. Coop and K. white (Eds.). Psychological Concepts in The Classroom.
New York: Harper and Row Publishers, halaman 22-42.
b. Bila naskah itu berbentuk artikel yang dimuat dalam koran, majalah atau
jurnal, cara penulisannya dalam daftar kepustakaan hampir sama dengan
penulisan karangan dari sebuah bunga rampai. Perbedaannya adalah tidak
ditulis nama editor, dan nama bunga rampai diganti dengan nama majalah
atau jurnal, disusul dengan nomor atau volume, dan halaman artikel itu pada
majalah atau jurnal.
c. Bila naskah yang dijadikan sumber acuan itu tidak diterbitkan, seperti laporan
penelitian, atau makalah seminar, maka penulisannya dalam daftar
kepustakaan adalah sama dengan penulisan buku acuan, namun setelah judul
karangan ditulis laporan, tempat dan lembaga apa laporan disampaikan;
sedangkan untuk makalah seminar ditulis makalah seminar dan
dipresentasikan dalam seminar apa.
2.2 SISTEMATIS PENULISAN LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF
Sistematis penulisan laporan penelitian Kuantitatif berupa:

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING

DEKLARASI PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PEDOMAN TRANSLITERASI

DAFTAR SINGKATAN

BAB I: PENDAHULUAN, berisi:

A. Latar Belakang Masalah


B. Penegasan Istilah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Telaah Pustaka
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
3. Metode Pengumpulan Data
4. Metode Analisis Data

BAB II: LANDASAN TEORI, berisi:

Landasan teori sangat berkaitan dengan tema penelitian,


dan sifanya hanya untuk mendukung analisis.

BAB III: KAJIAN OBJEK PENELITIAN, berisi:

Pemaparan Data Penelitian


BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V: KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

2.3 PEMBAHASAN ISI LAPORAN


Sebagaimana halnya penyusunan hasil penelitian, dalam penyusunan pembahasan hasil
penelitian belum ada format dan teknik yang baku. Persyaratan bab pembahasan yang baik
adalah sebagai berikut:

a. Minimal memuat hasil penelitian secara ringkas

b. Terdapat pembahasan hasil penelitian. Teknik pembahasan hasil yang sering dipakai
adalah:

1. Komparasi hasil penelitian dengan teori, regulasi dan hasil penelitian sebelumnya.
Sumber teori, regulasi dan hasil penelitian lainnya sebaiknya diambil dari bab
landasan teori (bab II). Bila ada tambahan rujukan teori/regulasi/penelitian sebaiknya
ditambahkan dalam bab II.

2. Analisis sebab-akibat dari hasil penelitian. Dengan teknik ini peneliti menganalisis
kemungkinan penyebab timbulnya hasil penelitian, dan menganalisis akibat/dampak
yang ditimbulkan dari hasil penelitian.

c. Terdapat pendapat/pandangan peneliti terhadap hasil pembahasan, yang dapat berbentuk


saran, opini, penilaian, dan sebagainya.
Berikut adalah contoh pembahasan hasil penelitian pada penelitian tentang peran
kader posyandu dalam keberhasilan pelayanan pemeriksaan balita di RW16

Peran Kader Posyandu

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kader posyandu di RW16 sudah


menjalankan tugasnya dengan cukup baik dan rutin mendapat pelatihan dari puskesmas
setempat. Kader posyandu secara rutin mensosialisasikan kegiatan penimbangan balita.
Terdapat kendala antara lain tidak patuhnya ibu balita dalam membawa KMS ke
posyandu.

Hasil penelitian di atas sejalan dengan studi yang dilakukan Yusuf (2017) di posyandu
desa A. Kader di desa tersebut bahkan telah melakukan pelayanan secara terintegrasi
dengan sektor lainnya seperti pemberdayaan ekonomi. Namun penelitian lain yang
dilakukan Luli (2017) menunjukkan peran kader yang kurang optimal, yang disebabkan
oleh dukungan tokoh masyarakat yang kurang.

Menurut Romli (2016) kader kesehatan merupakan tenaga atau personil yang
membantu pelayanan kesehatan dalam menjalankan program-program kesehatan yang
menyentuh langsung masyarakat. Dengan demikian peran kader merupakan kepanjangan
tangan dari pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Kader posyandu RW16 telah
mendapatkan pembinaan yang cukup baik dari puskesmas setempat sehingga
kerjasamanya menghasilkan sinergi yang positif.
Dalam Pedoman Pengelolaan Posyandu (Kemenkes, 2010) dijelaskan bahwa Kartu
Menuju Sehat merupakan media yang dapat digunakan untuk mengontrol kesehatan
Balita. Ketiadaan KMS akan menyulitkan ibu balita dalam menjaga kesehatan anaknya.
Ibu balita di RW16 masih banyak yang tidak membawa KMS saat melakukan
pemeriksaan. Kader posyandu sebaiknya secara intens mengingatkan ibu balita agar
membawa KMS saat pelayanan. Dampak terhadap posyandu tentunya akan menyebabkan
pelayanan balita yang tidak optimal.

Berdasarkan pembahasan di atas, disarankan kader posyandu saat melakukan


penyampaian informasi kegiatan agar mengingatkan kader posyandu untuk membawa
KMS. Ada baiknya saat melakukan penyampaian informasi ke rumah-rumah, kader
posyandu menawarkan membawa terlebih dahulu KMS ke posyandu agar tidak lupa pada
saat pemeriksaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam laporan penelitian bisnis mengenai teknik menyusun laporan penelitian kualitatif,
ditemukan bahwa teknik ini melibatkan proses yang cermat dan terstruktur dalam
mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang bersifat deskriptif atau
interpretatif. Metode kualitatif menuntut peneliti untuk terlibat secara mendalam dengan
subjek penelitian, menggali pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diamati.
Oleh karena itu, penyusunan laporan penelitian kualitatif memerlukan keterampilan dalam
merangkai narasi yang koheren dan menjelaskan temuan dengan jelas.

Sistematika penulisan laporan penelitian kualitatif menjadi aspek penting dalam menjaga
kejelasan dan keberhasilan komunikasi hasil penelitian. Biasanya, laporan tersebut dimulai
dengan pendahuluan yang memperkenalkan latar belakang penelitian, tujuan, dan
pertanyaan penelitian. Kemudian, disusul dengan tinjauan pustaka yang mendukung,
metodologi penelitian yang digunakan, temuan utama, dan analisis mendalam terhadap
temuan tersebut. Terakhir, laporan ditutup dengan kesimpulan yang merangkum hasil
temuan dan memberikan implikasi praktis serta saran untuk penelitian masa depan.

Pembahasan laporan penelitian kualitatif melibatkan analisis mendalam terhadap temuan


yang ditemukan. Peneliti harus mampu menafsirkan data secara kritis, mengaitkan temuan
dengan teori yang relevan, dan mengeksplorasi makna di balik setiap hasil. Selain itu,
pembahasan juga harus memperhitungkan konteks penelitian, mempertimbangkan
keterbatasan metodologi, serta menyajikan interpretasi yang akurat dan bermanfaat bagi
pemangku kepentingan.

Secara keseluruhan, laporan penelitian kualitatif memerlukan perhatian yang seksama


dalam setiap tahap penyusunan, mulai dari teknik pengumpulan data hingga pembahasan
temuan. Keterampilan dalam merangkai narasi yang kohesif dan analisis yang mendalam
sangatlah penting untuk menghasilkan laporan yang informatif dan bermutu tinggi dalam
konteks penelitian bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. Jacobs, Lucy Cheser & Razavieh, Asghar. (1979).

Introduction to Research in Education. N.Y.: Holt, Rinehan and Winson Inc.Biklen, Robert and
Sary Knopp Bigdan. (1992).

Qualitative Research for Education. New York: Allyn and Bacon.Borg, Walter R, and Meredith
Damien Gall. (1989).

Educational Research. London: Longman.James Popham, W. (1981). Modern Educational


Measurment, London: Printice-Hall Inc.

Anda mungkin juga menyukai