Anda di halaman 1dari 40

SISTEMATIKA DAN LANGKAH-LANGKAH

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu:

Eliza Trisnadewi M.PH

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Dian Maulani (2103029)


2. Habibbullah (2103031)
3. Netri Gusmay Hennia (2103036)
4. Qori Santriani (2103040)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapaun
judul dari makalah ini adalah “Sistematika Dan Langkah-Langkah Penelitian
Kualitatif Dan Kuantitatif”

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada


dosen mata kuliah “Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif” yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini baik secara
materi, waktu dan tenaga.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritikan dan saran dari para pembaca
sangat kami harapkan. Semoga makakalah ini dapat berguna bagi penulis dan para
pembaca.

Padang, 22 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A.Latar Belakang......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah.................................................................................................2
C.Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A.Studi Pendahuluan...............................................................................................15
B.Konsep Map Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.............................................16
C.Hubungan teori dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif...............................17
D.Karakteristik Dan Prorioritas Masalah Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.....20

BAB III PENUTUP.....................................................................................................33

A.Kesimpulan..........................................................................................................33
B.Saran....................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam peneltian dikenali stilah kuantitatif dan kualitatif. Di tingkat
metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua
mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal dalam (musafa
nanang, 2012) membaginya menjadi 2 yaitu: Pertama, mazhab penelitian sosial
yang menggunakan pendekatan kuantitatif, atau yang lebih populer dengan
sebutan Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Kedua, mazhab penelitian sosial
yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau yang biasa dikenal dengan
sebutan Pendekatan Penelitian Kualitatif.
Suharsimi Arikuntodalam (musafa nanang, 2012) berpendapat bahwa
kaitan pilihan memulai dan memilih suatu pendekatan atau metode ilmiah juga
yang ada dalam penelitian tentu tidak bisa terlepas dari kebaikan dan
kelemahan, keuntungan dan kerugian. Oleh karena itu untuk dapat memberikan
pertimbangan dan keputusan mana yang lebih baik dalam penggunaan suatu
pendekatan maka terlebih dahulu perlu dipahami masing-masing pendekatan
tersebut. Atas dasar pernyataan diatas, maka kami menyusun sebuah makalah
yang berisi mengenai Penelitian kuantitatif, prosedur penelitian kuantitatif, dan
dimensi-dimensi penelitian kuantitatif yang sangat bermanfaat sekali terutama
bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam lagi mengenai penelitian
kuantitatif.
Menurut Sugiyono (14-2015), metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

1
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Studi pendahuluan
2. Konsep map penelitian kualitatif dan kuantitatif
3. Hubungan teori dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif
4. Karakteristik dan prorioritas masalah penelitian kualitatif dan kuantitatif

C. TUJUAN
1. Dapat memahami studi pendahuluan dari dan langkah-langka penelitian
kualitatif dan kuantitatif .
2. Dapat memahmi apa konsep map dalam penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
3. Dapat memahami apa hubungan antara teori dengan penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
4. Dapat lebih memahami apa saja karakteristik dan prioritas masalah
penelitian dalam penelitian kualitatif dan kuantitaif

2
BAB II

PENDAHULUAN

SISTEMATIKA DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN KUANTITATIF


DAN KUALITATIF

1. Sistematika penelitian kuantitatif


penelitian kuantitatif terdiri tiga bagian, yaitu bagian awal, inti, dan
bagian akhir.
a. Bagian awal terdiri atas:
1) Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata skripsi, nama
dan nomor induk mahasiswa (NIM), logo IKIP PGRI Bojonegoro,
diikuti dengan nama lengkap program studi, fakultas, institut, dan
tahun lulus. Semua huruf dicetak huruf kapital jenis Times New
Roman. Contoh halaman sampul dapat dilihat pada lampiran 1 dan
lampiran 2.
2) Halaman Judul
Halaman judul merupakan tampilan utama skripsi yang dapat
memberikan sugesti terhadap pembaca. Dengan melihat halaman
judul luar, pembaca dapat membayangkan keseluruhan isi skripsi.
Oleh karena itu, halaman judul hendaknya dibuat dengan sebaik-
baiknya agar pembaca dapat membayangkan isi skripsi tersebut.
Halaman judul memuat hal-hal berikut:
a. Judul skripsi
b. Logo kampus.

3
c. Nama lengkap mahasiswa dan Nomor Induk Mahasiswa
(NIM).
d. Nama lembaga yang ditulis secara urut ke bawah mulai
nama Program Studi, nama Fakultas, nama Institut yang
diakhiri dengan tahun penyusunan skripsi.
e. Warna sampul disesuaikan dengan warna identitas Program
Studi.

Contoh halaman judul dapat dilihat pada lampiran 3 dan


lampiran 4.

3) Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan baik untuk proposal maupun skripsi, berisi
pemberian persetujuan dua dosen pembimbing skripsi. Halaman
persetujuan memuat judul skripsi, nama mahasiswa, dan tanda
tangan dosen pembimbing proposal/skripsi. Halaman persetujuan
diberi nomor halaman dengan menggunakan huruf latin kecil
(misal: ii, iii dan seterusnya sesuai urutan halaman). Contoh
halaman persetujuan dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6.
4) Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat judul skripsi, nama mahasiswa,
NIM, program studi/fakultas, tanda tangan dewan penguji dan
tanda tangan rektor. Halaman pengesahan diberi nomor halaman
dengan huruf latin kecil (misal: ii, iii, dan seterusnya sesuai urutan
halaman). Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada lampiran
7 dan lampiran 8.
5) Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan ini berisi pernyataan mahasiswa bahwa skripsi yang
diajukan bukan jiplakan, baik sebagian maupun keseluruhan. Di
samping pernyataan tentang keaslian skripsi, dalam surat

4
pernyataan itu juga tertulis kesanggupan mahasiswa menerima
sanksi akademis dari program studi jika kelak terbukti bahwa
skripsi yang telah diajukan merupakan jiplakan. Halaman
pernyataan ini diberi nomor dan halaman dengan huruf latin (misal
iii, iv dan seterusnya sesuai urutan halaman). Format pernyataan
keaslian tulisan dapat dilihat pada lampiran 9.
6) Abstrak
Abstrak merupakan inti skripsi yang memuat judul, nama
peneliti, kata kunci, latar belakang, tujuan, metode penelitian, hasil
penelitian, dan kesimpulan. Teks di dalam abstrak diketik dengan
spasi tunggal dan panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas
ukuran A4. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran 10.
7) Kata Pengantar
Kata pengantar dimaksud untuk menyambung pikiran pembaca
dengan skripsi. Oleh karena itu, kata pengantar idealnya berisi
pernyataan yang mengarah garis besar proses penelitian hingga
penyusunan skripsi. Tulisan “kata pengantar” ditulis menggunakan
huruf kapital. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua
spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran A4.
Pada bagian akhir teks di pojok kanan bawah dicantumkan kata
Penulis tanpa menyebut nama terang. Hal yang perlu diungkapkan
dalam kata pengantar di antaranya adalah:
a. Ucapan syukur kepada Tuhan,
b. Judul penelitian,
c. Fenomena atau garis besar isi skripsi,
d. Hambatan dalam proses penyusunan skripsi dan solusinya,
e. Ucapan terima kasih kepada pembimbing kemudian pihak
yang membantu,

5
f. Saran dan pernyataan kesanggupan menerima kritik dan
saran,
g. Penyebutan tempat, tanggal, bulan, dan tahun penulisan
skripsi tanpa penyebutan nama atau identitas mahasiswa.
Kata pengantar diberi nomor halaman dengan huruf latin kecil
(misal vi, vii dan seterusnya sesuai urutan halaman).
8) Daftar Isi
Daftar isi berguna untuk memudahkan pencarian hal–hal yang
dikehendaki oleh pembaca. Oleh karena itu, nomor halaman dalam
daftar isi harus sesuai dengan nomor halaman dalam skripsi.
9) Daftar Tabel/Bagan/Gambar
Tabel atau Bagan atau Gambar dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan bagi penulis dalam menyampaikan informasi secara
terstruktur. Bagi pembaca skripsi, tabel/bagan/gambar berguna
dalam membantu memahami berbagai informasi secara cepat
10) Daftar Lampiran
b. Bagian inti terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian isi skripsi yang mengantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan (1) apa yang diteliti dan (2)
untuk apa dan mengapa penelitian perlu dilakukan.
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian latar belakang masalah, penulis memaparkan
secara ringkas pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait
dengan pokok masalah yang diteliti. Penulis harus dapat
meyakinkan pembaca bahwa penelitiannya penting untuk
dilakukan.
B. Rumusan Masalah

6
Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan
rinci mengenai ruang lingkup yang akan diteliti berdasarkan
identifikasi dan pembatasan masalah.
C. Tujuan Penelitian
Baik dari segi jumlah maupun substansi, tujuan penelitian
sejalan dengan rumusan masalah. Secara garis besar dapat
dinyatakan bahwa tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang
ingin dicapai dalam penelitian.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis berisi kegunaan hasil penelitian dalam
pengembangan teori atau khasanah keilmuan tertentu, sedangkan
manfaat praktis berisi kegunaan hasil penelitian bagi
pengembangan kerja para praktisi, misalnya guru, siswa, peneliti,
pengelola lembaga, dan pengambil kebijakan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan
timbul perbedaan pengertian makna terhadap istilah dalam judul.
Istilah yang perlu diberi penegasan adalah variabel penelitian dan
istilah yang berhubungan erat dengan variabel penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritis
Kajian teori berisi informasi–informasi penting yang terkait
dengan masalah penelitian serta dijadikan sebagai landasan
pemecahan masalah. Informasi dalam kajian pustaka dipilih
berdasarkan pertimbangan relevansi, keakuratan, kompleksitas,
dan kemutakhiran.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu
gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir

7
ini disusun berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian yang
relevan. Kerangka berpikir merupakan suatu argumentasi peneliti
dalam merumuskan hipotesis.
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis penelitian. Oleh
karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam
skripsi. Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian teori, karena hipotesis merupakan
deduksi kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian teori.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian diartikan sebagai
strategi mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid
sesuai karakteristik variabel yang diteliti.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel digunakan jika penelitian yang dilakukan
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika
sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, maka
istilah yang sesuai adalah subjek penelitian. Hal-hal yang dibahas
dal
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang
digunakan, misalnya tes, observasi (partisipan atau nonpartisipan),
wawancara, kuesioner, atau dokumentasi. Uraian mengenai teknik
pengumpulan data disertai dengan prosedur, data yang akan
diperoleh, tenaga yang dilibatkan beserta kualifikasinya, dan
durasi waktu yang diperlukan.
D. Instrumen Penelitian

8
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti, kemudian dipaparkan prosedur
pengembangan instrumen pengumpulan data. Suatu instrumen
yang baik harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
E. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan jenis analisis statistik
yang digunakan. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan
oleh jenis data dengan tetap berorientasi kepada hipotesis yang
hendak diuji. 15 Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan teknik
analisis, bukan kecanggihannya. Apabila dalam analisis ini
menggunakan program, maka perlu menyebutkan programnya,
misalnya SPSS for Windows.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
B. Analisis Data
Bagian ini berisi deskripsi data penelitian beserta analisisnya
yang sudah terorganisasi dengan baik. Data penelitian disajikan
secara informatif, komunikatif, dan relevan dengan masalah dan
tujuan penelitian.
C. Pembahasan
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis selanjutnya dibahas
pada butir pembahasan yang meliputi:
1) Menjawab masalah penelitian. Dalam menjawab masalah
penelitian harus disimpulkan secara eksplisit hasil yang
diperoleh.
2) Mengintegrasi temuan penelitian ke dalam kumpulan
pengetahuan yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara
menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks

9
khasanah ilmu, membandingkan temuan penelitian dengan
teori dan temuan empiris yang relevan.
3) Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
berdasarkan temuan penelitian
4) Menjelaskan implikasi hasil penelitian, termasuk keterbatasan
penemuan penelitian.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
c. Bagian akhir terdiri atas:
Daftar Rujukan
Lampiran

2. Sistematika Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif terdiri tiga bagian, yaitu bagian awal, inti, dan
bagian akhir.
a. Bagian awal terdiri atas:
1) Halaman Sampul
2) Halaman Judul
3) Halaman Persetujuan
4) Halaman Pengesahan
5) Pernyataan Keaslian Tulisan
6) Abstrak
7) Kata Pengantar
8) Daftar Isi
9) Daftar Tabel/Bagan/Gambar
10) Daftar Lampiran
b. Bagian inti terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN

10
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritis
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Sumber Data
D. Prosedur Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Pengecekan Keabsahan Temuan
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
B. Temuan Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
c. Bagian akhir terdiri atas:
Daftar Rujukan
Lampiran
3. Langkah langkah penelitian kualitatif
a) Membuat Rumusan Masalah

11
Langkah pertama yang harus dilakukan, adalah membuat
rumusan masalah, yakni berupa kalimat yang berbentuk pertanyaan dan
bukan pernyataan.
Pastikan membuat rumusan masalah yang spesifik dan relevan
dengan topik yang diangkat. Tidak hanya itu, rumusan masalah tersebut
bersifat baru dan asli serta tentunya bisa menarik perhatian.
b) Menentukan Landasan Teori
Langkah selanjutnya adalah menentukan landasan teori untuk
menemukan jawabn dari rumusan masalah yang dibuat sebelumnya.
Yang dimaksud dengan landasan teori, adalah peneliti melakukan
kajian literatur dan penelitian yang terkait dengan tik yang diangkat.
Biasanya kajian ini dikumpulan dari berbagai sumber untuk
menemukan jawaban yang diharapkan.
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotetis merupakan jawban smenetara dalam epenelitian yang
dieprlleh dari kajian teori yang sudah dilakukan sebelumnya. Hipotesis
yang dibuat ini, nantinya akan diuji untuk mengetahui apakah sudah
benar atau sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan
sebelumnya.
d) Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data untuk
mendapatkan solusi dan jawaban. Namu dalam pengumpulan data,
peneliti membutuhkan dua hal, yaitu instrumen penelitian dan menguji
instrumen.
Instrumen ini merupakan sarana yang dapat memudahkan
peneliti untuk mengambil data di lapangan. Ada banyak bentuk
instrumen penelitian, beberapa diantaranya adalah angket, kuesioner,
lembar observasi, tes dan wawancara.
e) Menganalisa Data

12
Langkah berikutnya adalah menganalisis data yang bersifat
penting dan relevan untuk menjawab hipotesis yang dibuat sebelumnya.
Ada tiga teknik analisis dalam penelitian kuantitatif yang bisa
dilakukan yaitu statistik, statistik deskriptif, dan statistik induktif.
Hasil analisis ini kemudian bisa dibuat dalam bentuk pembahasan.
Hasil analisis ini juga bisa dibuat dalam bentuk tabel, diagram,
atau grafik. Dengan demikian, peneliti bisa lebih mudah memahami
hasil penelitian khususnya jika data yang dijadikan berupa data angka.
f) Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menulis kesimpulan dari hasil
pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti cukup
menulis kesimpulan secara garis besarnya saja. Selain itu, tulis juga
kesimpulan yang didapat secara singkat, padat, dan jelas.
4. Langkah langkah penelitian kualitatif
a) Merumuskan Masalah
Langkah awal dalam melakukan proses penelitian kuantitatif
yaitu merumuskan dan mendefinisikan masalah. Dalam hal ini, masalah
yang diangkat harus dirumuskan dengan jelas. Supaya masalah
ditemukan dengan baik, maka memerlukan fakta-fakta empiris.
b) Studi Pustaka
Langkah ini merupakan tahapan untuk mencari acuan teori.
Adanya penguasaan teori dengan mengkaji berbagai literatur relevan
merupakan langkah selanjutnya dalam melakukan penelitian kuantitatif.
c) Pengajuan Hipotesis
Formulasikan hipotesis (pernyataan/dugaan semantara). Di
mana, masalah yang dirumuskan perlu relevan dengan hipotesis yang
diajukan.

13
Hipotesis bisa didapatkan dari penelusuran referensi teoritis.
Selain itu, cara menentukan hipotesis yaitu dengan mengkaji hasil
penelitian sebelumnya.

d) Menentukan Metode
Langkah ini dilakukan sebagai penyederhanaan atau strategi,
untuk bisa membayangkan kemungkinan yang terjadi setelah terdapat
hipotesis atau asumsi. Dalam menguji hipotesis, peneliti perlu metode
penelitian yang sesuai.
e) Menyusun Instrumen Penelitian
Langkah pada penelitian kuantitatif selanjutnya yaitu peneliti
merancang instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk
pengumpulan data, seperti angket, wawancara/pedoman observasi.
Selain itu, peneliti juga perlu melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen. Tujuannya agar hasilnya bisa tepat dan layak
untuk mengukur variabel penelitian.
f) Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Data penelitian perlu dikumpulkan, dengan menggunakan
metode yang sesuai dengan metode pengambilan sampel yang
digunakan. Data penelitian dengan instrumen yang valid dan reliabel.
Selanjutnya, data tersebut diolah dan dianalisis. Hal itu
dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yang relevan dari
tujuan penelitian.
g) Kesimpulan
Setelah data berhasil diolah dan dianalisis, maka informasi
didapatkan untuk membuat kesimpulan. Melalui kesimpulan, rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan akan terjawab dan bisa dibuktikan
kebenarannya

14
A. STUDI PENDAHULUAN
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk
mempertajam arah studi utama Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan
penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya masih belum
jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun
di dalam proposal. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang
telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja
menghasilkan perubahan prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran
meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi
utama Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama.

Tak jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah instrumen yang


akan digunakan dalam studi utama. Studi pendahuluan dalam penelitian
kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan dalam hal tujuan, pendekatan, dan
metode yang digunakan. Tujuan Studi pendahuluan dalam penelitian kualitatif
bertujuan untuk memahami konteks, karakteristik, dan kompleksitas fenomena
yang akan diteliti. Sedangkan penelitian pendahuluan dalam penelitian
kuantitatif bertujuan untuk mengumpulkan data awal yang akan digunakan
dalam perancangan penelitian kuantitatif yang lebih besar. Pendekatan studi
pendahuluan dalam penelitian kualitatif menggunakan pendekatan induktif, di
mana peneliti mengumpulkan data secara mendalam dan kemudian
mengembangkan teori atau konsep berdasarkan data tersebut. Sedangkan
penelitian pendahuluan dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
deduktif, dimana peneliti menguji hipotesis atau teori yang telah ada
menggunakan data yang dikumpulkan.

Metode studi pendahuluan dalam penelitian kualitatif sering kali


melibatkan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis
dokumen. Sedangkan penelitian pendahuluan dalam penelitian kuantitatif
sering kali melibatkan survei, eksperimen, dan analisis statistik studi

15
pendahuluan dalam penelitian kualitatif menghasilkan pemahaman yang
mendalam tentang fenomena yang diteliti, sementara studi pendahuluan dalam
penelitian kuantitatif menghasilkan data awal yang digunakan dalam
perancangan penelitian kuantitatif yang lebih besar.

B. KONSEP MAP PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF


Peta konsep atau mind map adalah salah satu teknik yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk membantu
mengorganisir dan memvisualisasikan informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara, observasi, atau studi literatur

a. Konsep Map Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, konsep map dapat merujuk pada beberapa
jenis peta atau diagram yang digunakan untuk memvisualisasikan
hubungan antara konsep-konsep yang terkait dalam penelitian.
Berikut adalah beberapa jenis konsep map dalam penelitian kualitatif
1. Peta konsep: digunakan untuk memvisualisasikan hubungan antara
konsep-konsep yang terkait dalam penelitian dan membantu peneliti
dalam mengorganisir dan memahami data yang telah dikumpulkan.
2. Mind map: digunakan untuk merepresentasikan tahapan-tahapan
penelitian secara visual dan membantu peneliti dalam memahami
tahapan-tahapan penelitian.
3. Mapping penelitian terdahulu digunakan untuk memvisualisasikan
hubungan antara penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang sedang dilakukan.
Konsep map dalam penelitian kualitatif dapat membantu peneliti dalam
memvisualisasikan hubungan antara konsep-konsep yang terkait dalam
penelitian, serta membantu peneliti dalam memahami dan mengorganisir
data yang telah dikumpulkan.

16
b. Konsep Map Penelitian Kuantitatif
Konsep map dalam penelitian kuantitatif dapat merujuk pada beberapa
jenis peta atau diagram yang digunakan untuk memvisualisasikan
hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Berikut
adalah beberapa jenis konsep map dalam penelitian kuantitatif
1. Mapping penelitian terdahulu digunakan untuk memvisualisasikan
hubungan antara penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang sedang dilakukan
2. Mind map: digunakan untuk merepresentasikan tahapan-tahapan
penelitian secara visual dan membantu peneliti dalam memahami
tahapan-tahapan penelitian
3. Peta konsep digunakan untuk memvisualisasikan hubungan antara
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian dan membantu peneliti
dalam mengorganisir dan memahami data yang telah dikumpulkan

C. HUBUNGAN TEORI DENGAN PENELITIAN KUALITATIF DAN


KUANTITATIF
Teori adalah seperangkat dalil mengenai hubungan berbagai konsep.
Dalam penelitian kualitatif pada saat pertama, tetapi bersifat jamak untuk
mengubah bagaimana teori sosial berubah. Pada umumnya, teori bagi peneliti
kualitatif berguna sebagai sumber inspirasi dan pembanding. (Bahar, 2011).
Kedudukan teori sendiri dalam peneliti hendaknya dipahami dari
keterkaitannya dengan kedudukan hipotesis, metode, dan metodologi.

1. Hubungan Teori dengan Penelitian Kualitatif

Peneliti kualitatif akan lebih profesional kalau menguasai semua teori


sehingga wawasannya lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian
yang baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk

17
bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun
peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam,
namun dalam melaksanakan penelitian, peneliti kualitatif harus mampu
melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan dalam menyusun instrument dan sebagai panduan dalam
menyusun panduan untuk wawancara, dan observasi.

Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang


diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.
Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data
bukan “sebagai seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh
peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan,
yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data. Oleh
karena itu penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif,
karena peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu
menjadi “human instrument” yang baik. Penelitian kualitatif jauh lebih
sulit bila.

Dengan kebutuhan akan teori yang memadai, maka untuk dapat


menjadi instrument penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk
memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan
yang berkaitan dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai,
budaya, keyakinan, hukum, adatistiadat yang terjadi dan berkembang pada
konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak memiliki wawasan yang luas,
maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan pada sumber data, sulit
memahami apa yang terjadi, tidak akan mampu memahami analisis secara
induktif terhadap data yang diperoleh, padahal pendekatan induktif
memberikan panekanan pada pemahaman yang kompresif atau “holistik"
mengenai situasi sosial yang ditelaah. Artinya, kehidupan sosial dipandang

18
sebagai pelibatan serangkaian peristiwa yang saling berpautan, yang perlu
untuk digambarkan secara lengkap oleh peneliti kualitatif.

2. Hubungan Teori dengan penelitian kuantitatif

Teori dalam penelitian kuantitatif memiliki hubungan yang erat dengan


penelitian itu sendiri. beberapa hubungan antara teori dan penelitian
kuantitatif pada Panduan penelitian Teori digunakan sebagai pedoman
umum bagi peneliti dalam meneliti suatu fenomena. Teori memberikan
kerangka kerja yang diperlukan untuk merancang penelitian,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Tujuan
dari penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori yang sudah ada. Pada
bagian ini, teori berfungsi sebagai tujuan penelitian, yang menghasilkan
petunjuk dan kerangka kerja yang harus diperhatikan oleh peneliti. Teori
sangat menentukan arah penemuan kebenaran penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif, teori digunakan untuk mengajukan hipotesis


dan menguji hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Teori
digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hubungan antara variabel-
variabel dan membuat prediksi tentang perilaku yang akan terjadi . Teori
dalam penelitian kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan data yang
dikumpulkan. Hasil penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk
memperkaya dan mengembangkan teori yang sudah ada, atau bahkan untuk
menghasilkan teori baru dalam penelitian kuantitatif juga digunakan untuk
penerapan praktis, seperti dalam pengambilan keputusan atau kebijakan
perencanaan. Teori memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data,
yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang relevan dan
bermakna.

19
Teori juga berfungsi sebagai pedoman dalam penyajian gaya penelitian,
yang mencakup pemilihan metode penelitian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyajian hasil penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori
mempunyai posisi yang penting dan tidak dapat diabaikan. Teori digunakan
sebagai pedoman, tujuan, arah, dan alat untuk menguji hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti. Teori juga dapat dikembangkan berdasarkan
data yang dikumpulkan, digunakan untuk penerapan praktis, memberikan
perspektif dalam pengumpulan data, dan menyajikan gaya penelitian yang
tepat.

D. KARAKTERISTIK DAN PRORIORITAS MASALAH PENELITIAN


KUALITATIF DAN KUANTITATIF
1. Karakteristik Penlitian Kualitatif Dan Kuantitatif
a. Karakteristik Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic


inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis data
kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan
adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai
karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam
sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi,
transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen
terkait berupa tulisan ataupun gambar.

Penelitian kualitatif dapat dipandang juga sebagai penelitian partisipatif


yang memiliki desain penelitian fleksibel atau dapat disesuaikan
berdasarkan rencana yang telah dibuat. Penguasaan teori yang
mendalam dalam penelitian kualitatif merupakan syarat yang mutlak.
Karakteristik penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga, yaitu secara

20
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Berikut karakteristik
penelitian kualitatif:
1. Ontologis
Secara ontologis, penelitian kualitatif memandang realita Idari
hakikat manusia sebagai subjek yang memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihan berdasarkan fenomena sosial, budaya, dan
tingkah laku manusia.
2. Epistemologis
Secara epistemologis, proses yang terdapat dalam penelitian
kualitatif memiliki nilai yang lebih penting dibanding hasil yang
diperoleh. Peneliti sebagai instrumen utama merupakan salah satu
karakteristik dalam penelitian kualitatif. Peneliti terlibat langsung
dalam penelitian memiliki arti hasil penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Aksiologis
Secara aksiologis, konsep dan teori yang diperoleh dari hasil
proses penelitian kualitatif dapat dimanfaatkan dalam membangun
kehidupan kelompok masyarakat berlandaskan nilai-nilai dasar
kehidupan. Nilai-nilai yang digali melalui interaksi antara peneliti
dengan informan menghasilkan teori lokal dan spesifik yang dapat
merepresentasikan kehidupan sosial, budaya, tradisi, dan kehidupan
individu atau masyarakat yang diteliti.
4. Design Strategies
a. Naturalistic inquiry (Studi dalam situasi alamiah).
Bersifat alamiah: peneliti tidak berusaha untuk
memanipulasi setting penelitian, melainkan melakukan studi
terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena
tersebut ada (orang, kelompok orang, situasi, hubungan). Studi
dalam situasi alamiah sebagai studi yang berorientasi pada

21
penemuan (discovery oriented) dan menunggu apa yang akan
ditemukan/muncul, tanpa memiliki dugaan diawal sebelum
penelitian dilakukan.
b. Emergent design flexibility (Desain yang fleksibel)
Peneliti terbuka terhadap perubahan situasi yang
dihadapi, dan peneliti menghindari desain yang kaku dan
berkembang terhadap penemuan yang ada.
c. Purposeful Sampling
Studi kasus (manusia, organisasi, komunitas, budaya,
dll) digunakan karena mereka kaya akan informasi dan
illuminative, dan mendapatkan insight dari suatu fenomena
bukan generalisasi dari sampel populasi.

5. Pengumpulan Data dan Strategi Lapangan


Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut
dalam bentuk aslinya. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa,
alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan
oleh peneliti. Data dari observasi yang detail, wawancara
mendalam, deskripsi yang lengkap, mereview dokumen secara
cermat.
a. Personal experience and engagement
Kegiatan lapangan merupakan aktivitas sentral dari
sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan
berarti mengembangkan hubungan personal langsung dengan
orang-orang yang diteliti. Peneliti tidak dapat begitu saja
menetapkan desain penelitian yang sesungguhnya untuk alasan
lebih memudahkannya sebagai peneliti tetapi justru tidak

22
memungkinkan diperolehnya data yang sungguh-sungguh
merefleksikan kehidupan subjek penelitiannya.
b. Empathic Neutrality and Mindfullness
Empati mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek
yang dihadapi dan diteliti, Netralitas mengacu pada sikap
peneliti menghadapi temuan penelitian. Peneliti dengan
netralitas empatis akan memasuki arena penelitian tanpa teori
yang harus dibuktikan, tanpa dugaan tentang hasil-hasil yang
harus didukung atau ditolak (bersikap netral).
Empati berkembang dari kontak pribadi dengan orang-
orang yang diamati dan diwawancara. Nilai empati ditekankan
oleh perspektif fenomenologis, mengacu pada kapasitas unik
manusia untuk mengambil dan memahami kondisi, posisi,
perasaan, pengalaman dan cara pandang pihak lain.
c. Dynamic Systems
Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu
yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai suatu yang akan
statis dan tidak mungkin berubah dalam perkembangan kondisi
dan waktu. Minat peneliti kualitatif adalah mendeskripsikan dan
memahami proses dinamis yang terjadi berkenaan dengan gejala
yang diteliti.
6. Strategi Analisis
a. Unique case orientation
Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus
yang diuraikan dalam tujuan penelitian. Studi kasus sangat
bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu
spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik
tertentu ataupun situasi unik secara mendalam
b. Inductive analysis and Creative Synthesis

23
Peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi
penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-
dugaannya, melainkan mencoba memahami situasi (make
sense of the situation) sesuai dengan bagaimana situasi tersebut
menampilkan diri.
c. Holistic Perspective
Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan
fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang
kompleks dan tidak dapat dipahami penggalan demi
penggalan.
d. Context Sensitivity
Menekankan pada penelitian yang sesuai konteks,
berhati-hati terhadap mengeneralisasikan hasil penelitian dan
membandingkan analisis kasus
e. Voice, perspective, reflexivity Obyektifitas murni hampir tidak
mungkin namun peneliti menyuarakan perspektif dengan
kesadaran yang reflektif, sehingga penting untuk melakukan
Triangulasi.

b. Karakteristik kuantitatif
Karakteristik dalam penelitiam kuantitatif terdiri atas beberapa diantara
adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pola pikir deduktif
2. Menggunakan logika positivistik
3. Menggunakan perencanaan prosedur
4. Bertujuan untuk menyusun ilmu yang sifatnya nomotetik
5. Data dikumpulkan dan diolah sesuai rencana
6. Melibatkan perhitungan angka atau kuantifikasi dalam variabel
datanya.

24
7. Dianalisis menggunakan rumus statistik
8. Analisis data dilakukan setelah data berhasil terkumpul
9. Disebut sebagai penelitian ilmiah
2. Prioritas Masalah Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
a) Prioritas masalah kualitatif

1) Teknik Non-Skoring
a. Metode Delbeq
Metode Delbeque adalah metoda kualitatif dimana
prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh
panel expert. Caranya sekelompok pakar diberi informasi
tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya
termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing
penyakit tersebut.
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini
adalah melalui diskusi kelompok. Namun peserta diskusi
terdari dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka
sebelunya dijelaskan dahulu, sehingga mereka mempunyal
presepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan
dibahas. Hasil diskusi ini merupakan prioritas maslah yang
disepakati bersama. Dalam penentuan prioritas masalah
kesehatan disuatu wilayah, Kelompok pakar melalui langka-
langkah:
1. Peringkat masalah ditentukan oleh kelompok ahli yang
berjumlah antara 6 sampai 8 orang.
2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang
akan ditentukan peringkat prioritasnya.
3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan
peringkat urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan
ditentukan prioritasnya.

25
4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.
5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan
dan hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah.
6. Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah
paling kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas
tinggi).
b. Metode Delphi
Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik
brainwriting dan survei. Dalam metode ini,panel digunakan
dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuisioner yang
tertuang dalam tulisan. Teknik Delphi dikembangkan pada awal
tahun 1950 untuk memperoleh opini ahli. oblek dari metode ini
adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliabel dari
sebuah grup ahli. Teknik ini diterapkan di berbagai bidang,
misalnya untuk teknologi peramalan, analisis kebilakan publik,
inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain-lain. Metode
Delphi dikembangkan oleh Derlkey dan asosiasinya di rand
corporation, california pada tahun 1960 an.
Metode Delphi merupakan metode yang menyelaraskan
proses komunikasi komunikasi suatu grup sehingga dicapai
proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang
kompleks dan dapat pula digunakan untuk menentukan prioritas
masalah. Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang berbeda
yaitu: Pembuat keputusan, staf, dan responden. Pembuat
keputusan akan bertangung jawab terhadap keluaran dari kajian
Delphi. Grup bekerja terdiri dari lima sampai sembilan anggota
yangtersusun atas staf dan pembuat keputusan, bertugas
mengembangkan dan menganalisis semua kuisioner, evaluasi
pengumpulan data dan merevisi kuisioner yang diperlukan.

26
Grup staf dipimpin oleh kordinator yang harus memiliki
pengalaman dalam desain dan mengerti metode Delphi serta
mengenal problem area. Tugas staf kordinator adalah
mengontrol staf dalam pengetikan. Mailing kuesioner, membagi
dan proses hasil serta perjadwalan pertemuan.
Responden adalah orang yang ahli dalam masalah dan
siapa saja yang setuju untuk menjawab kuisioner. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam teknik ini adalah (Dermawan,
2004):
1. Para pembuat keputusan melalui proses Delphi dengan
identifikasi isu dan masalah pokok yang hendak
diselesaikan.
2. Kemudian kuesioner dibuat dan para peserta teknik Delphi,
para ahli, mulai dipilih.
3. Kuesioner yang telah dibuat dikirim kepada para ahli, baik
didalam maupun luar organisasi, yang di anggap
mengetahui dan menguasai dengan baik permasalahan yang
dihadapi.
4. Para ahli diminta untuk mengisi kuesioner yang dikirim,
menghasilkan ide dan alternatif solusi penyelesaian
masalah, serta mengirimkan kembali kuesioner kepada
pemimpin kelompok, para pembuat keputusan akhir.
5. Sebuah tim khusus dibentuk merangkum seluruh respon
yang muncul dan mengirimkan kembali hasil rangkuman
kepada partisipasi teknik ini.
6. Pada tahap ini, partisipan diminta untuk menelaah ulang
hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas atau
memperingkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan

27
mengembalikan seluruh hasil rangkuman beserta masukan
terakhir
7. Proses ini kembali diulang sampai para pembuat keputusan
telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna
mencapai kesepakatan untuk menentukan satu dalam
periode waktu tertentu. alternatif solusi atau tindakan
terbaik.
Kelebihan Metode Delphi
1. Hasil berdasarkan dari para ahli.
2. Anonimitas dan isolasi memungkinkan kebebasan yang
maksimal dari aspek
3. Opini yang diungkapkan para ahli luas, karena dari
pendapat masing-masing aspek negative dari interaksi
sosial ahli.
Kekurangan Metode Delphi
1. Biaya yang besar untuk mengundang para ahli. .
2. Hasil berdasarkan anggapan-anggapan (asumsi).
3. Tidak semua hasil berjalan sesuai prediksi.
4. Memakan waktu yang lama.

b) Prioritas masalah kuantitatif


1. Teknik Skoring
Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif
atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka,
yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam
penetuan prioritas masalah, yakni:
a. Metode Matematik PAHO ( Planning American Health
Organization)

28
Metoda ini dikenal juga sebagai metoda PAHO yaitu
singkatan dari Pan American Health Organization, karena
digunakan dan dikembangkan di wilayah Amerika Latin. Dalam
metode ini dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan
prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan:
a) Luasnya masalah (magnitude)
b) Beratnya kerugian yang timbul (Severity).
c) Tersedianya sumber daya untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut (Vulnerability)
d) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat
(Community andpolitical concern)
e) Ketersediaan data (Affordability)

Magnitude masalah, menunjukkan berapa banyak


penduduk yang terkena masalah atau penyakit tersebut. Ini
ditunjukan oleh angka prevalensi atau insiden penyakit. Makin
luas atau banyak penduduk terkena atau semakin tinggi
prevalen, maka semakin tinggi prioritas yang diberikan pada
penyakit tersebut.

Severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada


masa lalu yang dipakai sebagai ukuran severity adalah Case
Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. Sekarang severity
tersebut bisa juga dilihat dari jumlah disability days atau
disability years atau disesase burden yang ditimbulkan oleh
penyakit bersangkutan. HAIV/AIDS misalnya akan mendapat
nilai skor tinggi dalam skala prioritas yaitu dari sudut pandang
severity ini.

Vulnerability menunjukan sejauh mana tersedia


teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah

29
tersebut. Tersedianya vaksin cacar yang sangat efektif misalnya,
merupakan alasan kuat kenapa penyakit cacar mendapat
prioritas tinggi pada masa lalu. Sebaliknya dari segi
vulnerability penyakit HIV/AIDS mempunyai nilai prioritas
rendah karena sampai sekarang belum ditemukan teknologi
pencegahan maupun pengobatannya. Vulnerability juga bisa
dinilai dari tersedianya infrastruktur untuk melaksanakan
program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.

Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang


tersedia. Bagi negara maju masalah dana tidak merupakan
masalah akan tetapi di negara berkembang sering kali
pembiayaan program kesehatan tergantung pada bantuan luar
negeri. Kadang kala ada donor yang mengkhususkan diri untuk
menunjang program kesehatan atau penyakit tertentu katakanlah
program gizi, HIV/AIDS dan lainnya.

b. Metode Hanlon
Proses penetuan kriteria diawali dengan pembentukan
kelompok yang akan mendiskusikan, merumuskan dan
menetapkan kriteria. Sumber informasi yang dipergunakan dapat
berasal dari:

1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota


2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.
c. Metode CARL(capability, Accessibility, Readiness, Leverage,)
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di
kesehatan. Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara
yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data

30
yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan,
kemudahan, kesiapan, serta pengungkit. Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya
pada urutan prioritas, Penggunaan metode CARL untuk
menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola
program menghadapi hambatan keterbatasan dalam
menyelesaikan masalah.
d. Metode Reinke
Metode Reinke juga merupakan metode dengan
mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian
kriteria:

1. M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah


yang dapat dilihat dari % atau jumlah / kelompok yang
terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan
instansi terkait
2. I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya
angka morbiditas dan mortalitas serta kecenderunagn dari
waktu ke waktu.
3. V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil (output)
yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input)
yang dipergunakan.
4. C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya
semakin kecil skomnya.
5. P = Prioritas atau pemecahan masalah.
e. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

31
Metode MCUA merupakan suatu teknik atau suatu cara
yang digunakan untuk membantu tim dalam mengambil
keputusan atas beberapa pilihan atau alternatif..

32
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk
mempertajam arah studi utama Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan
penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya masih belum
jelas. Tujuan Studi pendahuluan dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami konteks, karakteristik, dan kompleksitas fenomena yang akan
diteliti. Sedangkan penelitian pendahuluan dalam penelitian kuantitatif
bertujuan untuk mengumpulkan data awal yang akan digunakan dalam
perancangan penelitian kuantitatif yang lebih besar.

penelitian kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian kuantitatif, karena


peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi
“human instrument” yang baik. Penelitian kualitatif jauh lebih sulit bila. . Teori
dalam penelitian kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan data yang
dikumpulkan. Hasil penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk memperkaya
dan mengembangkan teori yang sudah ada, atau bahkan untuk menghasilkan
teori baru dalam penelitian kuantitatif juga digunakan untuk penerapan praktis,
seperti dalam pengambilan keputusan atau kebijakan perencanaan.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat
kekurangannya. Kurangnya sumber-sumber yang penulis cantupkan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis sangat berharap bahwa
pembaca dapat memberikan penulis masukan yang baik. Sehingga
kedepannya, penulis lebih baik lagi dalam pembuatan makalah ini.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kualitatif/

Basmatulhana, H. (2022). Mengenal Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif .


detikedu .
Nanda, S. (2022). Metode Penelitian Kualitatif :Pengertian,Tujuan,Ciri,Jenis &
Contohnya. Brain Academy .
Madekhan, Madekhan. "Posisi Dan Fungsi Teori Dalam Penelitian
Kualitatif." Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 7.2 (2018): 62-69.
Neliwati, Neliwati. "Metodologi Penelitian Kuantitatif (Kajian Teori Dan Praktek)."
(2018).

SKRIPSI, HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN, DAFTAR TABEL, and


DAFTAR GAMBAR. "SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI." LEMBAR
PENGESAHAN BUKU PANDUAN SKRIPSI: 100.

34
PERTANYAAN DAN JAWABANNYA
1. Eva kel :apa yang menjadi kelemahan penelitian kualitatif dan kuantitatif ?
Penjawab : Habibullah
Jawabannya: Kelemahan Penelitian Kualitatif:
a. Subjektivitas: Kualitatif cenderung lebih subjektif karena tergantung pada
penafsiran dan perspektif peneliti. Ini dapat memunculkan masalah
keberlanjutan dan validitas.
b. Waktu dan Sumber Daya: Penelitian kualitatif seringkali memerlukan lebih
banyak waktu dan sumber daya daripada penelitian kuantitatif. Pengumpulan
data melalui wawancara, observasi, dan analisis teks bisa memakan waktu.
c. Generalisasi Terbatas: Hasil penelitian kualitatif cenderung sulit untuk
digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar karena sifatnya yang mendalam
dan terfokus.
Kelemahan Penelitian Kuantitatif:
a. Kurangnya Kedalaman: Penelitian kuantitatif sering kali tidak dapat
menyediakan pemahaman mendalam tentang fenomena yang diteliti karena
fokus pada data numerik.
b. Keterbatasan dalam Konteks Kualitatif: Data kuantitatif mungkin tidak bisa
menangkap nuansa dan konteks sosial yang penting dalam beberapa penelitian,
terutama yang terkait dengan ilmu sosial atau humaniora.
c. Ketergantungan pada Pengukuran yang Tidak Sempurna: Kuantifikasi
fenomena sering mengharuskan penggunaan pengukuran yang mungkin tidak
sepenuhnya mencerminkan kompleksitas asli dari fenomena tersebut.
Penting untuk diingat bahwa pemilihan metode penelitian harus sesuai dengan
pertanyaan penelitian, tujuan, dan konteks penelitian tertentu. Dalam banyak kasus,
penelitian yang baik dapat menggunakan pendekatan gabungan (mixed methods)
untuk mengatasi beberapa kelemahan dari kedua jenis penelitian ini.
2. Adrian : Jelaskan konsep map kualitatif pada slide PTT kelompok !
Penjawab: Netri Gusmay Hennia
Jawabannya :
Dalam penelitian kualitatif, konsep "map penelitian" sering merujuk pada
pengembangan dan penggunaan alat visual atau diagram untuk membantu
peneliti merencanakan, merinci, atau menggambarkan elemen-elemen penting
dari desain penelitian mereka. Ini membantu dalam memahami kerangka kerja,

35
metode, dan fokus penelitian dengan lebih baik. Beberapa aspek yang bisa
dimasukkan dalam map penelitian kualitatif meliputi:
a. Pertanyaan Penelitian: Merinci pertanyaan atau hipotesis penelitian
yang ingin dijawab.
b. Kerangka Konseptual: Menunjukkan konsep-konsep atau teori yang
menjadi dasar penelitian.
c. Desain Metodologi: Menggambarkan jenis pengumpulan data
(wawancara, observasi, analisis dokumen) dan metode analisis yang
akan digunakan.
d. Sampel dan Subjek Penelitian: Menyajikan informasi tentang siapa
atau apa yang akan menjadi subjek penelitian.
e. Instrumen Penelitian: Jika ada, termasuk pertanyaan wawancara, daftar
periksa observasi, atau alat pengumpulan data lainnya.
f. Pengolahan Data: Menunjukkan bagaimana data akan dikumpulkan,
dicatat, dan dianalisis.
g. Validitas dan Keandalan: Menjelaskan langkah-langkah untuk
memastikan validitas dan keandalan data.
h. Temuan Awal: Menggambarkan temuan awal atau hipotesis yang
mungkin muncul selama penelitian.
i. Referensi dan Sumber: Menyertakan daftar sumber dan literatur yang
relevan.
j. Jadwal Penelitian: Merinci tahapan waktu penelitian.

Map penelitian ini membantu peneliti untuk mengorganisasi pikiran


mereka dan mengkomunikasikan desain penelitian kepada pihak lain dengan
cara yang lebih jelas. Selain itu, ini juga dapat membantu dalam
mengidentifikasi potensi masalah atau kekurangan dalam perencanaan
penelitian sebelum pelaksanaan yang sebenarnya.

3. Sabrina kel 6 : Apa yg menjadi pertimbangan kita dalam menentukan dalam


menggunakan teknik skoring atau tidak dan jelaskan kelebihan dan
kekurangan?
Penjawab : Qori Santriani
Jawaban :
Pertimbangan dalam menggunakan teknik skoring atau tidak dalam
penelitian atau evaluasi tergantung pada tujuan , jenis data yang di miliki, dan
konteks penelitian atau evaluasi. Berikut adalah beberapa pertimbangan serta
kelebihan dan kekurangan teknik skoring:
Pertimbangan dalam Menggunakan Teknik Skoring:

36
a. Jenis Data:Pertimbangkan jenis data yang Anda miliki. Teknik skoring
sering digunakan untuk mengukur variabel-variabel kuantitatif, seperti
penilaian, hasil tes, atau survei.
b. Tujuan Penelitian: Tentukan apakah tujuan Anda memerlukan
pengukuran numerik atau jika data kualitatif lebih sesuai. Skala skoring
dapat memberikan hasil numerik yang berguna dalam analisis statistik.
c. Objektif Penelitian:Pertimbangkan sejauh mana Anda ingin mengukur
dan mengkategorikan variabel Anda. Teknik skoring dapat membantu
dalam memberikan gambaran yang lebih terstruktur.

Kelebihan Teknik Skoring:


a. Objektivitas:Skoring dapat memberikan hasil yang lebih objektif
daripada penilaian subjektif. Ini dapat berguna dalam pengukuran
prestasi atau evaluasi.
b. Analisis Statistik:Data skala dapat diolah menggunakan berbagai teknik
statistik, seperti regresi, analisis varians, atau uji hipotesis, untuk
mendapatkan wawasan yang lebih mendalam.

Kekurangan Teknik Skoring:


a. Sederhana dan Terbatas:Teknik skoring mungkin terlalu sederhana
untuk mengukur konsep yang kompleks. Ini juga dapat menghilangkan
nuansa dalam data.
b. Keterbatasan Skala:Memilih skala yang tepat dan pengukuran yang
sesuai bisa menjadi tantangan. Kesalahan dalam skala atau pengukuran
dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat.
c. Biaya dan Waktu: Proses skoring dapat memakan waktu dan biaya,
terutama jika melibatkan banyak responden atau variabel.
d. Tidak Cocok untuk Semua Konteks: Skoring tidak selalu cocok untuk
semua jenis penelitian. Dalam beberapa kasus, data kualitatif atau
naratif mungkin lebih informatif.

4. Vebby kel 3 :coba kelompok berikan contoh dari metode MCAU ?


Penjawab : Dian Maulani
Jawaban : Penentuan prioritas masalah kesehatan di puskesmas.
Dalam penelitian ini, metode MCUA digunakan untuk menentukan prioritas
masalah kesehatan di suatu puskesmas. Kriteria yang digunakan adalah
kegawatan, jumlah, dan tren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah
kesehatan yang paling prioritas di puskesmas tersebut adalah hipertensi,
diabetes, dan penyakit jantung.

37

Anda mungkin juga menyukai