Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

“Desain Penelitian Dan Instrument Penelitian”

Disusun Oleh : Kelas 3B (Kelompok 5)


1. Aziza Inayah
2. Eli Irna
3. Fanya Shaputri
4. Nunik Fitoloka
5. Resti Adidana
6. Sela Pratimi
7. Yuike Desri Yanti

Dosen Pembimbing : Dr. Nur Elly. M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sebelumnya terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan ikut bekerjasama dalam proses
penulisan makalah ini. Serta tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Nur Elly.
M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan metodologi penelitian
yang sudah berperan penting dalam memberikan ilmu kepada kami sehingga makalah
yang berjudul “Desain Penelitian Dan Instrument Penelitian” ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Metodologi penelitian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang sikap dan pembentukan sikap bagi para pembaca dan
juga penulis..Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Hal ini disebabkan
keterbatasan kami, maka karena itu kami mengarapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga apa yang telah kami
sampaikan dalam makalah ini bisa mengandung banyak manfaat khususnya bagi kami
yang masih tahap belajar dan umum bagi semua pembaca.

Bengkulu, 08 September 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................….i

Kata Pengantar .........................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................……..4

A. Latar Belakang ......................................................................……..4


B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan .............................................................................................5
D. Manfaat .................................................................................……..5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................6

A. Definisi Desain Penelitian................................................................6


B. Jenis Desain Penelitian ...................................................................6
C. Tujuan, Manfaat Dan Kegunaan Desain Penelitian.........................9
D. Ruang Lingkup Desain Desain Penelitian ................……………10
E. Desain Penelitian Jajakan..............................................................10
F. Desain deskriptif dan Desain kasual..............................................11
G. Pengujian Desain Penelitian..........................................................12
H. Memilih Jenis Desain Penelitian ...................................................13
I. Pengertian Instrument Penelitian ..................................................15
J. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian ...................................................15
K. Manfaat Penelitian ........................................................................18
L. Pengumpulan Data ........................................................................21

BAB III PENUTUP..................................................................................23

A. Kesimpulan ...................................................................................23
B. Saran..............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi yang modern ini dan perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin meningkat ini Setelah seseorang banyak menemukan berbagai permasalahan yang
hendak diteliti, merumuskan masalah dan menyusun pernyataan dugaan, asumsi perkiraan
yang merupakan jawaban sementara, hal yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti tersebut
adalah menentukan desain penelitiannya.
Desain penelitian erat hubungannya dengan proses penelitian karena merupakan
tuntunan bagi seorang peneliti agar bisa mendapatkan jawabanjawaban yang telah
dimunculkan. Tidak hanya menjadi tuntunan bagi para peneliti, desain penelitian juga
mempermudah peneliti untuk menggunakan suatu metode dalam mencari jawaban.
Pada bagian desain penelitian terdapat tuntunan bagi peneliti mengenai apa yang
harus dicari untuk menyempurnakan komponen penelitian, maupun apa yang seharusnya
dikerjakan dan apa pula yang seharusnya tidak dikerjakan. Pada makalah ini akan dijelaskan
lebih lanjut mengenai desain penelitian. Seperti apa definisi dari desain penelitian, manfaat
serta tujuan dari desain penelitian, macam-macam desain penelitian yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, serta bagaimana membuat desain penelitian yang baik.
Penelitian pada dasarnya merupakan proses menemukan kebenaran dari suatu
permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah. Salah satu tahapan dalam melakukan
metode ilmiah adalah pengumpulan data. Dalam pengumpulan data, instrumen sangat
penting dalam penelitian, karena instrumen merupakan alat ukur dan akan memberikan
informasi tentang apa yang kita teliti (Sappaile, 2011).
Oleh karena latar belakang tersebut, kelompok kami membuat makalah dengan
judul " Desain Penelitian Dan Instrument Penelitian ".
B. Rumusan Masalah
Dari paparan yang diuraikan rumusan masalah adalah :
1. Apakah definisi tentang desain penelitian?
2. Jenis Desain Penelitian?
3. Kegunaan Desain Penelitian?
4. Pengertian Instrument Penelitian?
4
5. Jenis Instrument Penelitian?
6. Manfaat Instrument Penelitian?
7. Pengumpulan Data : Jenis dan cara pengumpulan data?
C. Tujuan Penulisan
Untuk menjelaskan gambaran tentang desain penelitian dan instrumen penelitian
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Penddikan
Diharapkan memberikan referensi, serta menambah wawasan dan informasi kepada
institusi pendidikan terutama mahasiswa keperawatan untuk membekali mahasiswa
tentang Desain penelitian dan Instrumen penelitian.
2. Bagi Penelitian
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu penelitian keperawatan khususnya
tentang Desain penelitian dan Instrumen penelitian.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan menambah informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang
Desain penelitian dan Instrumen penelitian.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan
penganalisaan data. Desain tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana variabel
tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan untuk uji
hipotesis, dan analisis data atau hasilnya. Desain ini membentu ilmuwan dalam mengalokasi
sumber daya yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-pilihan penting (Thyer, 1993).
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat
sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain ini
merupakan program menyeluruh dari penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal
yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya sacara
operasional sampai kepada analisis akhir data. Suatu desain penelitian menyatakan baik
struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk
memperoleh bukti empiris mengenai hubungan dalam masalah (Keringler, 1986).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan sebuah rencana prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, obyektif, akurat dan ekonomis. Dengan kata
lain desain penelitian sangat diperlukan oleh peneliti untuk mengarahkan kerja penelitian
agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

B. JENIS DESAIN PENELITIAN


1. Desain Penelitian Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen diartikan
sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua
persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Menurut Sugiyono, 2012 metode
penelitian eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
Desain penelitian eksperimen ke dalam 3 bentuk, yakni pre-experimental design,
true experimental design, dan quasy experimental design.

6
a. Pre-Experimental Design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variable laur yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Bentuk Pre-
Experimental Design ini ada beberapa macam antara lain:
1) One-Shoot Case Study (Studi kasus satu tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi
treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment
adalah sebagai variable independen dan hasil adalah variable
dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa
jenis perlakuan lalu di ukuir hasilnya.
2) One-Group Comparison
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat
prestest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.
3) Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk
eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
control (yang tidak diberi perlakuan).
b. True Experimental Design
Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena
dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variable luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara acak dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel
yang dipilih secara acak. Desain true eksperimental terbagi atas:

7
1) Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok control.
2) Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control
3) The Solomon Four-Group Design
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara
random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak.
Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok
nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok
ini diberi posstest.
c. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok
control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun
demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan
administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan
sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagaian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok control dalam penelitian,
maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini
diantaranya sebagai berikut:

8
1) Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak
dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok
diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
Bila hasil prestes selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda,
berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak
konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan
jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini anyaa
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak mmerlukan
kelompok control.
2) Nonequivalent Control Group Desaign
Desain ini hampir sama dengan prestest-posttest control group desaign,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control
tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok
ekperimental maupun kelompok control dibandingkan, kendati
kelompok yang ada dberi prestest, kemudian diberikan perlakuan, dan
terakhir diberikan protes.
3) Counterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam
urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

2. Desain Penelitian Survey


Desain penelitian survey dilakukan pada popolasi yang besar atau kecil dan datanya
diambil dari sampel yang diambil dari populasi yang ada untuk menemukan berbagai
kejadian yang relative,distribusi dan hubungan antar berbagai variabel sosiologis
maupun psikologis.Desain penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu desain penelitian
dan juga survey berkepanjangan.

9
3. Desain Penelitian Studi Kasus
Desain penelitian ini paling sesuai untuk metode penelitian yaitu fase penyelidikan
atau stadi kasus karena mengutamakan survey dan proses historis sebagai jalan untuk
menjelaskan sebab dan kualitas.

C. TUJUAN DAN MANFAAT DESAIN PENELITIAN


1. Tujuan desain penelitian ada tiga yaitu:
a. Studi kasual yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat
(menjawab pertanyaan apakah dan mengapa) atau berusaha untuk menjelaskan
hubungan-hubungan antara variable.
b. Studi korelasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan
antara variabel yang diteliti (menjawab pertanyaan sejauh mana pengaruh).
c. Studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari tahu tentang siapa, apa, dimana,
bilamana, dan berapa banyak.
2. Manfaat Desain Penelitian
a. Terkait dengan identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan
logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian.
b. Menekankan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam
kaitannya dengan validitas, obyektivitas dan keakuratan kerja penelitian.
3. Kegunaan Desain Penelitian
a. Sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian
b. Alat bagi peneliti untuk mengontrol dan mengendalikan berbagai variabel yang
berpengaruh pada suatu penelitian.

D. RUANG LINGKUP DAN LINGKUNGAN DESAIN PENELITIAN


Ruang Lingkup Desain Penelitian Desain penelitian dalam menentukan
kesimpulan lebih mementingkan keluasaan dan bukan kedalaman. Desain ini berusaha untuk
mengetahui ciri-ciri populasi melalui penarikan kesimpulan secara inferensi berdasarkan
ciri-ciri sampel. Hipotesis diuji secara kuantitatif, dan kesimpulan mengenai hasil-hasil
temuan disajikan berdasarkan tingkat sejauh mana sampel adalah reprensentatif dan tingkat
validitas/keaslian sampel.

10
1. Lingkungan Desain Penelitian Desain-desain juga berbeda sesuai dengan kondisi
lingkungan actual atau kondisi-kondisi yang lain. Hal ini disebut kondisi lapangan
dan kondisi laboratorium. Ciri-ciri pokok dari berbagai kondisi dan hubungan dalam
situasi actual sering dinyatakan dalam model-model matematis yang dipandang
sebagai simulatis.

E. DESAIN PENELITIAN PENJAJAKAN


Penjajakan berguna untuk para peneliti yang belum mempunyai gambaran yang
jelas mengenai masalah yang akan dihadapi dalam penelitiannya. Melalui penjajakan
peneliti mengambarkan konsep-konsep dengan lebih jelas, menentukan prioritas, dan
memperbaiki desain penelitian akhir. Tujuan penjajakan dapat dicapai melalui berbagai
teknik pengumpulan data. Baik teknik kualitatif maupun kuuantitatif dapat dipakai meskipun
penjajakan lebih menekankan kepada teknik-teknik kualitatif.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dipakai untuk penyelidikan penjajakan bagi
pertanyaan-pertanyaan manajemen:
1. Wawasan secara mendalam
2. Pengamatan para peserta
3. Film, foto dan rekaman video
4. Teknik-teknik proyeksi dan tes psikologi
5. Studi kasus
6. Wawancara dengan kelompok elit
7. Analisis dokumen
8. Proxemics dan kinesics
Dengan kombinasi dari pendekatan diatas, muncul empat teknik penjajakan yang
dapat dipakai secara luas oleh peneliti bisnis yaitu:
1. Analisis Data Skunder
Langkah pertama dlam studi penjajakan adalah analisis data skunder, karena tidak
efesien untuk mencari tahu melalui pengumpulan data primer atau penelitian orisinal
mengenai hal-hal yang sudah dilakukan sebelumnya.data yang bersal dari sumber-
sumber skunderdapat membantu untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dan
dapat merupakan sumber yang kaya bagi hipotesis. Penelitian berdasar atas sumber

11
skunder memberikan latar belakang masalah yang sangat baik dan dapat memberikan
pengarahan yang baik.
2. Survei Pengalaman
Survei pengalaman merupakan sumber yang berharga, namun jarang apa yang
diketahui dalam bidang yang bersangkutan dibuat dalam bentuk tulisan.saat
melakukansurvei pengalaman kita perlu mencari tahu pemikiran mengenai isu-isu
atau aspek-aspek penting dari subyek yang bersangkutan. Hasil pertanyaan adalah
suatu hipotesis yang baru, pengungkapan data lebih mudah terjadi jjika peneliti dapat
menganalisi kasus-kasus yang memberikan wawasan yang khusus.
3. Kelompok Fokus
Dalam penelitian penjajakan, data kualitatif yang dihasilkan kelompok0kelompok
focus dapat dimanfaatkan untuk pengayaan pertanyaan penelitian dan hipotesis pada
semua tingkatan dan pembandingan mengenai efektivitas berbagai pilihan desain.
4. Desain Dua Tahapan Dengan pendekatan ini penjajakan menjadi tahap pertama yang
tersendiri dengan tujuan-tujuan terbatas yaitu: merumuskan masalah penelitian
dengan jelas dan mengembangkan desain penelitian.

F. DESAIN DESKRIPTIF DAN DESAIN KASUAL


1. Desain Deskriptif
Tujuan dari desain deskriptif adalah untuk mempelajari aspek-aspek yang sangat
sederhana menyangkut hipotesis univariate. Data mengenai masingmasing variabel
ini sendiri berguna bagi pengambilan keputusan manajemen. Bahkan hubungan-
hubungan antar variabel yang lain akan menarik.
2. Desain Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang terjadi antara dua variabel, dan dapat
menarik kesimpulan bahwa ada tiga kemungkinan. Dalam penelitian di bidang bisnis
jenis-jenis hubungan asimetris yang paling penting adalah:
a. Hubungan stimulus-respon. Hubungan ini mencerminkan suatu peristiwa atau
kekuatan yang menghasilkan suatu respon dari satu objek.
Contoh: suatu kenaikan dalam harga menyebabkan penjualan per unit lebih
sedikit. Hubungan ciri-disposisi.

12
b. Suatu ciri merupakankarakteristik yang menetap dari subjek dan yang tidak
tergantung kepada situasi. Suatu disposisi merupakan suatu kecenderungan
untuk memberi respon dengan suatu cara tertentu dalam situasi tertentu.
Contoh: pengruh usia terhadap sikap dalam menabung.
c. Hubungan disposisi-perilaku Respon perilaku mencakup cara-cara
berkonsumsi, kinerja pekerjaan, tindakan interpersonal dan kinerja lainnya.
Contoh: pendapatan tentang suatu merek dan pembelian merek tersebut, dan
kepuasan kerja dalam output perkerjaan.
d. Hubungan ciri-perilaku
Contoh: hubungan-hubungan seperti tahap siklus keluarga dan pembelian alat
rumah tangga.

G. PENGUJIAN DESAIN PENELITIAN


Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat
hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan (indepedensi)
dua atau lebih faktor dalam suatu situasi. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menelaah
varians dalam variabel terikat atau untuk memperkirakan keluaran organisasi.
1. Jenis Investigasi
Kausal Versus Korelasional Peneliti harus menentukan apakah yang diperlukan
adalah studi kasual atau studi korelasional untuk menemukan jawaban atas persoalan
persoalan yang dihadapi. Studi Kasual dilakukan untuk menentukan hubungan
sebab-akibat yang definitif. Tetapi, jika yang diinginkan peneliti adalah sekedar
identifikasi faktor-faktor penting yang “berkaitan dengan” masalah, maka studi
korelasional dipilih. Studi di mana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau
lebih masalah disebut studi kausal. Jika peneliti berminat untuk menemukan variabel
penting yang berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional.
2. Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi
a. Intervensi Minimal : hanya menyebarkan kuisoner, peneliti tidak
mengintervensi aktivitas normal dalam sebuah fenomena.
b. Intervensi Sedang : Peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari perawat
mengenai steress yang mereka alami pada dua selang waktu berbeda, tetapi

13
juga “bermain bersama” atau memanipulasi peristiwa normal dengan secara
sengaja mengubah tingkat dukungan emosi yang diterima oleh perawat di dua
bangsal, sementara membiarkan bangsal ketiga apa adanya.
c. Intervensi Berlebih : Tidak hanya dukungan dimanipulasi, tapi bahkan situasi
dimana eksperimen diadakan adalah artifisial karena peneliti menarik subyek
keluar dari lingkungan normalnya dan menempatkannya dalam keadaan yang
benar-benar berbeda.

H. MEMILIH JENIS DESAIN PENELITIA


Memilih jenis penelitian atau riset yang paling tepat merupakan sesuatu hal yang
bersifat subjektif. Pemilihan tersebut tidak hanya bergantung dari sifat dasar situasinya tetapi
juga bagaimana si pengambil keputusan dan si peneliti memahami tentang situasi penelitian.
Ada dua jenis penelitian yang harus dipilih yaitu:
1. Penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembengkan
pengetahuan atau dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan
bagi penelitian selanjutnya. Tujuan utama dari jenis penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi situasi penelitian dan tujuan khusus atau data yang diperlukan
untuk penelitian selanjutnya. Dalam praktek, penelitian eksploratif bias dilakukan
dengan empat prosedur yaitu:
a. Teknnik informal kunci (key informant technique). Metode ini dilakukan
dengan cara mencari dan mewawancarai beberapa orang ahli yang
berhubungan dengan situasi yang akan diteliti.
b. Focus group interview atau focus group discussion (FGD). Cara ini dilakukan
dengan membuat forum diskusi yng biasanya terdiri dari 8 sampai 12 orang.
c. Analisis data sekunder. Penelitian eksploratif juga bias mengambil data
skunder, yaitu pengumpulan data dari data yang sudah ada atau sudah
dipublikasikan.
d. Metode studi kasus. Metode kasus merupakan pengujian yang mendalam
terhadap unit yang berkepentingan seperti pelanggan atau konsumen, took,
penjual, perusahaan dan pasar.

14
2. Penelitian konklusif Penelitian konklusif adalah penelitian yang bertujuan untuk
membuktikan sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus
selanjutnya. Jenis tujuan ini sangan bermanfaat apabila peneliti mempunyai banyak
alternative dan membutuhkan banyak informasi untuk mengevaluasi setiap alternatif.
Tujuan konklusif dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Studi deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi data yang
mampu menggambarkan komposisi dan karakteristik dari unit yang diteliti,
seperti konsumen, penjual, perusahaan dan area pasar.
b. Studi eksperimental merupakan bentuk riset konklusif yang bertujuan untuk
memperoleh pengujian yang tepat dalam menarik kesimpulan hubungan
sebab akibat antarvariabel.

I. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN


Penelitian pada dasarnya merupakan proses menemukan kebenaran dari suatu
permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah. Salah satu tahapan dalam melakukan
metode ilmiah adalah pengumpulan data. Dalam pengumpulan data, instrumen sangat
penting dalam penelitian, karena instrumen merupakan alat ukur dan akan memberikan
informasi tentang apa yang kita teliti (Sappaile, 2011).
Mutu alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data penelitian sangat
berpengaruh terhadap keterpercayaan data yang diperoleh. Dengan demikian ketepatan dan
keterpercayaan hasil penelitian sangat ditentukan oleh mutu instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data.
Menurut Sugiono (2013), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Sedangkan menurut Purwanto (2018), instrumen penelitian pada dasarnya alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian dibuat sesuai dengan
tujuan pengukuran dan teori yang digunakan sebagai dasar.

J. FUNGSI INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen penilitian memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses penelitian, yaitu
digunakan sebagai alat dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Denganadanya intrumen penelitian, maka akan mengetahui sumber daya data yang akan diteliti dan

15
jenis datanya, teknik pengumpulan datanya, instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan
instrumen penelitian tersebut serta mengetahui validitas, rebilitas, tingkat kesukaran daya pembeda,
dan pengecoh/distractor suatu data dalam penelitian (Arifin, 2017). Instrumen yang baik memiliki
kriteria tertentu dalam penelitian, sehingga menghasilkan kualitas data penelitian yang baik juga.
Begitu juga sebaliknya instrumen yang tidak memiliki kriteria yang baik dalam penelitian akan
menghasilkan kualitas data penelitian tidak baik juga.

K. JENIS-JENIS INSTRUMEN PENELITIAN


Penelitian Pada umumnya dalam penelitian kuantitatif, jenis-jenis instrumen penelitian terdiri dari
yaitu lembar observasi, kuesioner (angket), dan tes hasil 4 belajar. Berikut akan dibahas ketiga jenis
instrumen penelitian yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif.
1. Lembar observasi merupakan pedomaan yang berisi indikator-indikator yang digunakan
untuk melakukan suatu pengamatan. Indikatorindikator tesebut merupakan acuan sekaligus
batasan-batasan dalam melakukan observasi pada suatu penelitian sehingga proses observasi
yang diakukan menjadi terstruktur dan terarah serta data yang dihasilkan tidak bias. Lembar
observasi berfungsi untuk memperoleh informasi pada suatu variabel, yang relevan dengan
tujuan penelitian dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin.
2. Angket merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berisi petanyaan
tertulis yang harus dijawab oleh responden. Menurut Purwanto (2018), kuesioner merupakan
intrumen penelitian yang umumnya digunakan untuk penelitian dengan pendekatan
kuantitatif yang berisi pernyataan-pernyaatan yang disusun sedemikian rupa tentang variabel
penelitian. Kuesioner memungkinkan peneliti untuk mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik yang dijadikan responden pada suatu variabel penelitian. Tujuan
dari pembuatan kuesioner adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian dan mendapatkan data dengan validitas dan reliabilitas yang setinggi mungkin.
3. Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarakan dan mengetahui tingkat
perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Nurjanah (2015), tes
secara edukasional adalah alat yang digunakan sebagai sarana untuk menentukan penilaian
atau evaluasi. Tes hasil belajar berfungsi untuk mengukur penguasaan peserta didik terhadap
materi yang diajarkan oleh guru yang digunakan sebagai data dan bahan evaluasi bagi guru
dan sekolah.
4. Wawancara atau interview merupakan kegiatan tanya-jawab antara dua orang untuk
mendapatkan informasi atau ide mengenai topik tertentu. Wawancara digunakan oleh

16
peneliti untuk menilai keadaan seseorang yang biasanya tidak terjawab apabila hanya
melalui angket atau kuesioner. Wawancara memungkinkan informasi yang didapat
lebih mendalam (in-depth interview). Pada jenis instrumen pengumpulan data ini
kalian harus menyusun lebih dulu interview guide atau panduan wawancara yang
akan memudahkan kalian agar nantinya wawancara tidak melebar dan mendapatkan
informasi-informasi yang relevan dengan penelitian.
5. Observasi diartikan sebagai kegiatan pengamatan secara langsung menggunakan
seluruh panca indera. Observasi dapat dilakukan melalui tes, kuesioner, ragam
gambar hingga rekam suara. Dalam melakukan observasi terdapat pedoman atau
panduan yang biasa disebut lembar observasi yang berisi daftar jenis kegiatan
pengamatan.
6. Skala Bertingkat disebut juga rating merupakan suatu ukuran objektif yang dibuat
berskala atau bertingkat. Instrumen ini memudahkan peneliti untuk memberikan
gambaran penampilan yang kemudian dapat menunjukkan frekuensi munculnya
sifat-sifat tertentu. Instrumen ini juga berguna untuk memperoleh gambaran
kuantitatif aspek tertentu dari suatu barang dalam bentuk skala yang sifatnya ordinal
seperti sangat baik, baik, sedang, tidak baik dan sangat tidak baik.
7. Dokumentasi Intrumen Penelitian
Dokumentasi merujuk pada barang-barang tertulis. Instrumen ini memungkinkan
peneliti memperoleh data melalui penelitian terhadap benda-benda tertulis, seperti
buku, majalah, catatan harian, artefak, video dan lain sebagainya. Instrumen ini
dikembangkan dalam penelitian dengan pendekatan analisis isi. Oleh karenanya
biasanya digunakan dalam penelitian seperti bukti-bukti sejarah, landasan hukum
suatu peraturan, dan lain sebagainya.
8. Forum Group Discussion (FGD)
FGD bisa disebut juga dengan diskusi kelompok terarah. Instrumen ini mengacu
pada suatu proses di mana peneliti dapat melakukan pengumpulan data melalui
beberapa kelompok di waktu yang bersamaan. Keuntungan penggunaan metode ini
adalah tingginya tingkat kredibilitas dan orisinalitas pada kegiatan penelitian.
Meskipun begitu terdapat beberapa tantangan seperti terlalu memakan biaya, waktu
serta tenaga.

17
9. Eksperimen
Instrumen pengumpulan data dengan eksperimen sering digunakan dalam penelitian
sains murni dan terapan. Dengan instrumen ini peneliti melakukan beberapa
percobaan dalam laboratorium dan melakukan uji coba terhadap beberapa reaksi
yang terjadi pada objek penelitian.

L. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penulisan manfaat penelitian di dalam karya tulis ilmiah, biasanya ada 2
jenis manfaat penelitian yang akan ditulis berdasarkan bagaimana penggunaannya.
Menurut Soekidjo (2010), berikut ini adalah dua jenis manfaat penelitian yang harus
dicantumkan di dalam penelitian atau di dalam karya tulis ilmiah.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian secara teoretis artinya manfaat penelitian yang memiliki tujuan
dalam hal akademis atau untuk pengembangan ilmu. Artinya, manfaat penelitian
secara teoretis ini berguna untuk dapat mengembangkan berbagai ilmu yang telah
diteliti dari segi teoretis.Di dalam manfaat penelitian teoretis ini juga biasanya
menggunakan teori yang diolah berdasarkan penelitian atau penulis sebelumnya
yang sudah pernah menulis penelitian yang serupa atau relevan. Manfaat
penelitian secara teoretis ini memiliki fungsi yaitu menjelaskan apabila ada teori
yang digunakan masih relevan untuk penelitian penulis dan relevan secara umum,
atau bahkan tidak relevan sama sekali.Sehingga manfaat teoretis ini menjadi data
penting untuk memperkuat atau justru menggugurkan teori yang didapatkan atau
digunakan di dalam penyelesaian masalah pada penulisan karya tulis ilmiah dan
untuk mengetahui hasil penelitian tersebut
2. Manfaat Praktis
Jenis manfaat penelitian yang harus ada juga di dalam manfaat penelitian adalah
manfaat praktis. Manfaat praktis ini ditulis berdasarkan bagaimana masalah yang
ada di dalam sebuah penelitian tersebut ingin diselesaikan atau dipecahkan.
Artinya, manfaat praktis ini berisi mengenai penjelasan manfaat yang berguna
untuk memecahkan masalah yang ada di dalam penelitian tersebut secara praktis.
Tentu saja manfaat penelitian secara praktis ini dapat diarahkan kepada lebih dari

18
satu subjek di dalam sebuah penelitian.Misalnya manfaat praktis untuk mahasiswa
yang mengerjakan skripsi atau tesis serupa, civitas akademia yang sedang
melakukan penelitian yang sama, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan atau
berpedoman terhadap manfaat penelitian secara praktis ini, maka subjeknya dapat
disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

M. PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, instrument pengumpulan data bisa di lakukan dengan 4 cara
yaitu kuesioner, observasi, wawancara, dan tes.
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner (angket) yakni pengumpulan data  dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.
Kuesioner atau angket ini akan cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar
dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup dan terbuka dan juga dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
melalui online kuesioner. 
Jenis Kuesioner dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Kuesioner terbuka, apabila jawaban tidak ditentukan sebelumnya 9
responden yang mengisi jawabannya sendiri).
b. Kuesioner tertutup, apabila alternative-alternatif jawaban telah disediakan
(responden tinggal memilih jawaban).
Dalam membuat kuesioner, bagian-bagian kuesioner yang sebaiknya ada yakni:
a. Judul
b. Pengantar kuesioner, yakni menerangkan maksud pengumpulan data,
jaminan kerahasiaan data, ucapan terima kasih.
c. Identitas responden
d. Isi kuesioner, pertanyaan penyaring, pertanyaan lanjutan.
Dalam membuat kuesioner, syarat pertanyaan yakni sebagai berikut:
a. Pertanyaan dimengerti responden
b. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pendidikan responden
c. Setiap pertanyaan hanya mengandung satu jawaba

19
d. Pertanyaan tidak boleh bersifat hipotetik
e. Pertanyaan jangan terlalu panjang sehingga membosankan
f. Pertanyaan jangan menyinggung perasaan responden.

2. Wawancara
Wawancara biasanya, wawancara dilakukan secara langsung, meski sekarang bisa
dilakukan secara online dan berjarak. Namun,wawancara tidak mengharuskan
langsung berhadapan, bisa memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada
kesempatan lain instrumennya dapat berupa:
a. Pedoman wawancara
b. Checklist
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti terlebih
dahulu. Selain untuk riset awal, wawancara juga berguna untuk mengetahui hal
dari responsden ang lebih mendalam pada jumlah responden yang kecil atau
sedikit. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan telepon (online).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara, yaitu:
a. Subjek (responden) adalah orang yang paing tahu tentang dirinya sendiri
atau memegang peran penting berkaitan dengan data yang dibutuhkan.
b. Apa yang ditanyakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
c. Interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.
Jenis instrument pengumpulan data pada wawancara
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur yakni digunakan sebagai teknik pengumpulan data
bila telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh maka harus.
1) Menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis yang
alternative jawabannya yang sudah disiapkan.

20
2) Setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data
mencatatnya.
3) Pewawancara harus memberikan instrument sebagai pedoman bagi
narasumber, dan dapat membawa alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur, hp, laptop, dan material lain yang dapat membantu
lancarnya wawancara.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Bisa melakukan wawancara dengan bebas tanpa harus memberikan atau ada
pedoman wawancara yang tersusun secara struktur. Wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap. Pada wawancara tidak terstruktur,  peneliti
belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga
peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan responden. Dalam
hal ini, skill mendengarkan dengan seksama diperlukan.

3. Observasi
Observasi Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitiannya. Instrumen yang
dipakai dapat berupa : 
a. Lembar pengamatan
b. Paduan pengamatan
Dalam observasi tidak bisa disepelekan karena tujuan yaitu untuk memperoleh
data seakurat mungkin dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung ke
tempat lokasi penelitian atau objek yang akan dijadikan penelitian. Dalam hal ini,
benar-benar fokus pada setting lokasi, objek, atau yang kan diteliti.
Seperti kuesioner, pengumpulan data melalui observasi dapat dibedakan menjadi 2
, yaitu :
a. Obeservasi berperan serta (participant observation)
b. Observasi non partisipan dengan jenis observasi terstruktur dan observasi
tidak terstruktur.

21
4. Tes
Tes yakni untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi. Tes bisa dilakukan
saat awal dan saat terakhir, untuk mengetahui adanya perubahan atau konsistensi
jawaban. Instrumen Tes yakni sebagai berikut :
a. Mengukur
b. Tingkatan data interval, rasio\
c. Perlu validasi instrument (validasi empiris)
d. Digunakan dalam penelitian kuantitatif statistic inferensial.

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengarahkan kerja penelitian
agar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Hasil peneilitian bersifat terbuka dan tidak
membatasi variabel.Pengelompokan dapat dilihat dari sudut pandang perumusan masalah,
metode pengumpulan data, pengendalian variabel-variabel, oleh peneliti, tujuan, dan
lingkungan studi.Sumber potensial kesalahan dalam penelitian adalah kesalahan dalam
perencanaan, pengumpulan data, melakukan analisis, dan pelaporan. instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik dan saran yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Donald R. Cooper. C. William Emory; Metode Penelitian Bisnis; Edisi kelima; Jilid
1;1996.

Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D.; Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Bagaimana
Meneliti dan Menulis Tesis?; Edisi 4.

https://www.academia.edu/6390167/Desain_Penelitian

https://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/05/desain-penelitian.

24

Anda mungkin juga menyukai