Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

DESAIN PENELITIAN
Dosen Pengampu: Dr. Andi Ika Prasasti Abrar, S.SI, M.Pd

Disusun Oleh:

Muhammad Rizky Ramadhan (2070012140)


Pendidikan Matematika B Ang. 2021

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa pula
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang.
Adapun tujuan penulisan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan mengenai mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul materi “Desain
Penelitian.” Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Andi Ika Prasasti
Abrar, S.SI, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan yang telah membimbing kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dengan selesainya penulisan makalah ini diharapkan
mahasiswa mampu untuk memahami materi jenis-jenis desain penelitian dengan baik.
Kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak,
agar bisa menjadi lebih baik lagi. Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi
informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama mahasiswa agar menguasai
materi ini dan kelak bias di ajarkan dengan baik.

Gowa, 12 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada beberapa dekade terakhir, para peneliti telah mengembangkan studi atau
analisis isi sebagai jenis penelitian seiring dengan perkembangan metodologi
penelitian lapangan (field research). Penelitian pustaka biasanya digunakan dalam
penelitian lapangan sebagai langkah awal dalam menyusun kerangka penelitian
(rancangan penelitian) untuk mendapatkan informasi sejenis, memperdalam studi
teori, atau mempertajam metodologi. Penelitian teks dalam analisis isi lebih dari
sekedar mengkaji teori dan metodologi. (Fauziah 2015)
Analisis isi juga memanfaatkan sumber kepustakaan sebagai bahan penelitian.
Studi mungkin eksploratif atau deskriptif, atau mungkin dilakukan untuk menguji
hipotesis. Studi kasus adalah jenis penelitian yang dilakukan dalam lingkungan
organisasi yang sebanding. Ini digunakan sebagai cara untuk memecahkan masalah
atau untuk memahami fenomena tertentu dan memperoleh pengetahuan lebih lanjut
tentang topik tersebut. (Sari et al. 2021)
Peneliti harus menentukan apakah studi kausal (causal) atau korelasional
(correlational) yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan. Di mana penentuan studi
ini juga akan menentukan tingkat intervensi peneliti terhadap studi tersebut. Pada
akhirnya, kita akan mempelajari kondisi di mana setiap keputusan desain akan tepat.
Salah satu proses yang sangat penting dalam proses penelitian adalah desain
penelitian. Karena desain penelitian sangat penting untuk melakukan penelitian,
penelitian yang baik akan menghasilkan proses penelitian yang efektif dan efisien
karena desain penelitian yang lebih ketat dan canggih memerlukan lebih banyak
waktu, biaya, dan sumber daya.
Desain penelitian berfungsi sebagai cetak biru yang menentukan langkah-
langkah setelahnya. Setelah peneliti menetapkan topik atau judul penelitian yang akan
dilakukan, desain ini dibuat. Desain penelitian menunjukkan apa masalah itu, mengapa
itu diteliti, dan metodologi apa yang digunakan.
Dalam dunia pendidikan, ilmu pendidikan sudah sepantasnya mengalami
kemajuan yang cukup menggembirakan berkat penggunaan metodologi penelitian
oleh para pakar pendidikan. Namun, para pelaksana pendidikan, termasuk guru,
tampaknya tidak mengamati situasi seperti itu. Guru sering menghadapi banyak
masalah dan merumuskannya dengan cara mereka sendiri dan menyelesaikannya
dengan cara mereka sendiri. Namun, mereka belum terbiasa menulis ide-ide mereka,
yang membuat sulit bagi orang lain untuk mempelajari atau meniru apa yang mereka
lakukan.
Ada sejumlah alasan mengapa guru belum terbiasa menulis karya tulis atau
melakukan penelitian tentang bidang pekerjaan mereka. Salah satunya adalah
keterbatasan kemampuan mereka dalam meneliti dan menulis. Terlepas dari
kenyataan bahwa informasi yang diperoleh dari penelitian bermanfaat sebagai dasar
yang logis untuk pengambilan keputusan, tidak semua keputusan yang dibuat harus
didasarkan pada hasil penelitian.
Desain penelitian yang baik akan membantu Anda mencapai tujuan penelitian,
menghindari bias, dan menghasilkan data yang dapat diandalkan. Desain penelitian
yang baik juga akan memudahkan Anda menjalankan penelitian dan membuat
keputusan yang tepat berdasarkan hasilnya. Anda dapat meningkatkan peluang untuk
hasil penelitian yang berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu
pengetahuan dengan memahami pentingnya desain penelitian dan merencanakannya
dengan baik. (Amalia Yunia Rahmawati 2020)

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian desain penelitian!
2. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian expo facto?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan desain penelitian pengembangan!
4. Apa yang kamu ketahui tentang desain penelitian tindakan kelas (PTK)?
5. Apa yang kamu ketahui tentang desain penelitian eksperimen?
6. Jelaskan secara rinci mengenai desain penelitian single subject research (SSR)!
7. Apa yang kamu ketahui tentang desain penelitian meta analysis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Penelitian


Desain penelitian adalah dasar yang penting dalam menjamin keberhasilan dan
kualitas penelitian. Dengan merencanakan dengan baik dan memperhatikan semua
elemen desain penelitian, peneliti dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan
hasil penelitian yang andal, relevan, dan signifikan sesuai dengan tujuan penelitian

mereka. Desain penelitian adalah rencana atau kerangka kerja yang sistematis yang
digunakan oleh seorang peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis penelitian. Ini mencakup serangkaian langkah-langkah yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan data dan menjawab pertanyaan penelitian atau mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Desain penelitian memainkan peran kunci
dalam menentukan bagaimana data akan dikumpulkan, dianalisis, dan
diinterpretasikan. (Maydiantoro 2019)
Desain penelitian merujuk pada rencana atau kerangka kerja sistematis yang
digunakan oleh peneliti untuk merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis suatu
penelitian. Ini mencakup pengaturan langkah-langkah, metode, teknik, dan prosedur
yang akan digunakan dalam proses penelitian untuk mencapai tujuan tertentu. Desain
penelitian memainkan peran kunci dalam menentukan bagaimana data akan
dikumpulkan, diolah, dan diinterpretasikan. Hakikat desain penelitian adalah bahwa itu
adalah pondasi penting dari proses penelitian yang memastikan bahwa penelitian
dilakukan dengan metode yang tepat, etika, dan terarah untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditentukan.
Desain penelitian yang baik adalah landasan yang kuat untuk memastikan
keandalan, validitas, dan relevansi hasil penelitian. Dengan demikian, pemahaman
yang mendalam tentang desain penelitian adalah kunci keberhasilan dalam melakukan
penelitian yang bermutu tinggi.
Desain penelitian sangat penting dalam proses penelitian karena berperan
sebagai kerangka kerja yang merencanakan, mengatur, dan mengarahkan semua
aspek penelitian. Berikut adalah beberapa alasan mengapa desain penelitian penting:
 Mengarahkan Penelitian: Desain penelitian membantu menentukan arah dan
tujuan penelitian. Ini membantu peneliti untuk fokus pada pertanyaan
penelitian yang relevan dan tujuan yang ingin dicapai.
 Kualitas Data: Desain penelitian yang baik membantu memastikan bahwa data
yang dikumpulkan berkualitas tinggi. Ini mencakup pemilihan metode yang
sesuai, instrumen yang valid dan reliabel, serta pemilihan sampel yang
representatif.
 Validitas dan Keandalan: Desain penelitian memainkan peran penting dalam
memastikan validitas dan keandalan hasil penelitian. Ini mencakup
pengendalian variabel-variabel yang mempengaruhi hasil dan meminimalkan
bias.
 Efisiensi Sumber Daya: Dengan merencanakan dengan baik, desain penelitian
membantu memastikan penggunaan sumber daya yang tersedia, seperti waktu,
dana, dan tenaga kerja, dengan efisien.
 Kausalitas dan Hubungan Sebab-Akibat: Desain penelitian eksperimental
memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi hubungan sebab-akibat antara
variabel-variabel, yang seringkali menjadi tujuan penelitian.
 Relevansi Hasil: Desain penelitian membantu memastikan bahwa hasil
penelitian relevan dengan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian. Ini
memungkinkan hasil untuk memiliki implikasi yang lebih besar dalam konteks
yang relevan.
 Etika Penelitian: Desain penelitian mencakup aspek-etika penelitian, seperti
perlindungan hak subjek penelitian, privasi, dan kepatuhan terhadap aturan
etika penelitian. Ini penting untuk menjaga integritas penelitian Anda.
 Kontrol Kesalahan dan Bias: Dengan merencanakan dengan baik, desain
penelitian membantu mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan dan bias
yang mungkin muncul dalam penelitian.
 Pengambilan Keputusan yang Tepat: Hasil penelitian sering digunakan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan dalam berbagai bidang. Dengan desain
penelitian yang baik, keputusan yang diambil lebih mungkin berdasarkan data
yang kuat dan dapat dipercaya.
 Reproduksi dan Replikasi: Desain penelitian yang terperinci memungkinkan
peneliti lain untuk mengulangi penelitian Anda, mengkonfirmasi temuan, dan
membangun pengetahuan ilmiah yang lebih kokoh.
 Komunikasi Hasil: Desain penelitian mencakup rencana untuk menyampaikan
hasil penelitian kepada komunitas ilmiah atau pemangku kepentingan lainnya.
Dengan memahami pentingnya desain penelitian dan berkomitmen untuk
merencanakan penelitian dengan baik, Anda dapat meningkatkan kualitas dan
signifikansi penelitian Anda, serta membuat hasil yang lebih bermakna bagi ilmu
pengetahuan dan masyarakat. (Ratminingsih 2010)

B. Desain Penelitian Expo Facto


Istilah Latin "ex post facto" berarti "dari sesuatu yang dilakukan sesudahnya"
dan merujuk pada sesuatu yang terjadi "setelah fakta". Secara keseluruhan, penelitian
ex post facto adalah alat yang berharga untuk memahami bagaimana variabel bekerja
di dunia nyata. Ini memungkinkan peneliti untuk memeriksa hubungan antara variabel
yang tidak dapat dimanipulasi atau dikendalikan di laboratorium.
Desain penelitian ekspos facto (ex post facto) adalah jenis desain penelitian
yang digunakan ketika peneliti tidak memiliki kontrol langsung atas variabel
independen (penyebab) yang ingin diteliti. Dalam desain ini, peneliti memeriksa
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang telah terjadi secara
alami atau telah ada sebelum penelitian dimulai. (Qodrianti 2020)
Hakikat desain penelitian ekspos facto (ex post facto) adalah pendekatan
penelitian yang memeriksa hubungan antara variabel-variabel yang telah ada atau
terjadi secara alami tanpa campur tangan peneliti. Dalam desain ini, peneliti tidak
dapat mengontrol atau memanipulasi variabel independen, dan penelitian ini berfokus
pada mengamati dan menggambarkan hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Berikut adalah beberapa aspek hakikat desain penelitian ekspos facto:
 Variabel Independen Ada Terlebih Dahulu: Penelitian ekspos facto melibatkan
variabel independen yang sudah ada atau telah terjadi sebelum penelitian
dimulai. Peneliti tidak dapat mengubah atau mengontrol variabel ini, karena
mereka hanya dapat mengamati apa yang telah terjadi.
 Tujuan Deskriptif dan Eksplanatori: Desain penelitian ini sering bersifat
deskriptif, yang berarti fokusnya adalah pada penggambaran dan penjelasan
hubungan antara variabel. Ini dapat membantu memahami fenomena yang
telah terjadi.
 Analisis Kausalitas Terbatas: Penelitian ekspos facto tidak selalu mampu
menentukan hubungan sebab-akibat dengan kepastian. Ini karena penelitian ini
bersifat observasional dan tidak melibatkan manipulasi variabel independen.
 Data Retrospektif: Penelitian ini sering melibatkan pengumpulan data yang
bersifat retrospektif, yaitu data yang dikumpulkan dari masa lalu atau dari
peristiwa yang sudah terjadi.
 Kontrol Faktor-Faktor Lain: Penelitian ekspos facto harus memperhatikan dan
mencoba mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hubungan
antara variabel independen dan dependen. Ini untuk memastikan bahwa hasil
penelitian tidak dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
 Waktu Terbalik: Desain penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara
variabel-variabel setelah peristiwa yang diteliti telah terjadi, sehingga urutan
waktu terbalik.
 Pemahaman Realitas yang Ada: Hakikat desain penelitian ekspos facto adalah
pemahaman realitas yang ada dan keterbatasan dalam menciptakan kondisi
eksperimental atau memanipulasi variabel.
Meskipun penelitian ekspos facto memiliki keterbatasan dalam menentukan
hubungan sebab-akibat, itu dapat memberikan wawasan yang berharga tentang
hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam situasi di mana eksperimen
langsung tidak memungkinkan atau etis.
Pentingnya penelitian ekspos facto terutama terletak pada kemampuannya
untuk memahami hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam situasi di mana
eksperimen langsung tidak memungkinkan atau tidak etis. Penelitian ekspos facto
adalah alat berharga dalam koteks penelitian sosial, medis, dan ilmiah lainnya, yang
memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sulit
atau tidak mungkin dijawab dengan eksperimen langsung.

Ciri-Ciri Desain Penelitian Expo Facto


Desain penelitian ekspos facto memiliki beberapa ciri-ciri yang
membedakannya dari desain penelitian eksperimental dan desain penelitian kausal
lainnya. Berikut adalah ciri-ciri utama dari desain penelitian ekspos facto:
a. Variabel Independen Tidak Dapat Dimanipulasi: Dalam desain penelitian ekspos
facto, variabel independen (penyebab) tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti.
Ini berarti peneliti hanya dapat mengamati variabel independen seperti apa
adanya.
b. Urutan Waktu Terbalik: Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dan
pengamatan hubungan antara variabel-variabel setelah peristiwa yang ingin
diteliti telah terjadi. Sebagai contoh, peristiwa atau faktor penyebab terjadi
sebelum pengumpulan data.
c. Fokus pada Hubungan Antar Variabel: Penelitian ekspos facto berfokus pada
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang telah ada.
Ini mencoba menjelaskan bagaimana variabel independen dapat memengaruhi
atau berkaitan dengan variabel dependen.
d. Deskriptif dan Eksplanatori: Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan hubungan antara variabel-variabel yang ada dan mungkin
memberikan penjelasan tentang hubungan tersebut. Namun, penelitian ini
mungkin tidak dapat mengungkapkan penyebab yang pasti.
e. Analisis Data Statistik: Penelitian ekspos facto sering melibatkan analisis data
statistik untuk mengukur hubungan antara variabel independen dan dependen.
Ini dapat mencakup analisis regresi atau uji statistik lainnya.
f. Kontrol Variabel Lain: Untuk menghindari kesalahan dan bias, penelitian ekspos
facto harus mempertimbangkan dan mencoba mengendalikan faktor-faktor lain
yang dapat memengaruhi hubungan antara variabel independen dan
dependen.
g. Keterbatasan dalam Menentukan Sebab-Akibat: Karena penelitian ini bersifat
observasional dan variabel independen tidak dapat dimanipulasi, tidak selalu
memungkinkan untuk menentukan hubungan sebab-akibat dengan kepastian.
Penelitian ini lebih bersifat asosiatif daripada kausal.
Penelitian ekspos facto memiliki kekuatan dan kelemahan tertentu, dan penting untuk
memahami ciri-ciri khas dari desain penelitian ini saat merencanakan dan menjalankan
penelitian. Hal ini juga membantu peneliti dalam mengidentifikasi batasan penelitian
dan memahami apa yang dapat dan tidak dapat dikonklusikan dari hasil penelitian
ekspos facto. (Penelitian, Penulisan, and Penelitian 1981)

C. Desain Penelitian Pengembangan


Desain penelitian pengembangan merupakan jenis desain penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki suatu produk, proses, atau
sistem. Penelitian pengembangan ini umumnya diterapkan dalam berbagai bidang,
seperti teknologi, pendidikan, bisnis, dan ilmu social (Hera and Elvandari 2021).
Desain penelitian pengembangan dapat sangat bervariasi tergantung pada
konteks penelitian Anda dan tujuan yang ingin dicapai. Penting untuk memastikan
bahwa desain penelitian Anda sesuai dengan masalah yang Anda hadapi dan metode
penelitian yang paling cocok untuk menjawab pertanyaan penelitian Anda. Penting
untuk diingat bahwa desain penelitian pengembangan dapat diterapkan di berbagai
bidang, seperti pendidikan, teknologi, bisnis, kesehatan, dan lain sebagainya. Definisi
dan pendekatan dapat bervariasi tergantung pada konteks khusus penelitian dan
tujuan yang ingin dicapai. Desain penelitian pengembangan adalah pendekatan
penelitian yang fokus pada pengembangan, perbaikan, atau evaluasi produk, proses,
atau sistem yang ada. Secara umum, desain penelitian pengembangan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, kinerja, atau efektivitas suatu hal dengan menerapkan metode
ilmiah. Desain penelitian pengembangan memiliki peran penting dalam
pengembangan dan perbaikan dalam berbagai konteks. (Iii, Penelitian, and Penelitian
n.d.)
Ini membantu mendorong inovasi, meningkatkan kualitas, dan memastikan
bahwa tindakan yang diambil didasarkan pada bukti dan analisis yang teliti. Desain
penelitian pengembangan adalah sebuah pendekatan penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan, memperbaiki, atau menguji produk, proses, atau sistem yang ada.
Ini adalah jenis penelitian yang berfokus pada solusi praktis untuk masalah tertentu
atau perbaikan dalam konteks tertentu. Desain penelitian pengembangan dapat
diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, pendidikan, bisnis, ilmu sosial,
dan banyak lagi. Ini adalah alat yang efektif untuk menciptakan inovasi, meningkatkan
kualitas, dan menjawab masalah praktis. (Ariyani 2022)

Definisi Desain Penelitian Menurut Para Ahli


Desain penelitian pengembangan adalah pendekatan penelitian yang
difokuskan pada pengembangan, perbaikan, atau evaluasi suatu produk, proses, atau
sistem yang ada. Terdapat beberapa definisi desain penelitian pengembangan menurut
para ahli, berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Borg and Gall: Menurut Borg and Gall, desain penelitian pengembangan adalah
"proses sistematis yang mencakup pengembangan, pengujian, dan
implementasi model, alat, atau produk yang merupakan bagian integral dari
situasi kerja dan perubahan situasi yang diinginkan."
2. Dick and Carey: Menurut Dick dan Carey, desain penelitian pengembangan
adalah "proses perancangan dan pengujian media, program, atau metode
pembelajaran yang terstruktur untuk memenuhi tujuan pembelajaran yang
spesifik."
3. Kemmis and McTaggart: Kemmis and McTaggart menyatakan bahwa desain
penelitian pengembangan adalah "suatu bentuk tindakan penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan pengetahuan yang akan membantu dalam
merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi praktik yang berdampak
baik pada pengembangan diri, pekerjaan, dan masyarakat."
4. Plomp: Plomp mendefinisikan desain penelitian pengembangan sebagai
"proses yang direncanakan, sistematis, dan berorientasi kepada
pengembangan, yang bertujuan untuk mengembangkan produk atau
perangkat, yang melibatkan pemahaman yang jelas tentang masalah dan
kriteria-kriteria kualitas, serta dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut."
Dalam semua definisi di atas, terdapat kesamaan dalam pandangan bahwa
desain penelitian pengembangan adalah proses yang berfokus pada pengembangan
atau perbaikan suatu produk, proses, atau sistem, dan itu melibatkan tahapan yang
sistematis, pengujian, implementasi, serta evaluasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Penekanan juga diberikan pada perbaikan dan dampak positif yang
diharapkan dalam konteks praktis atau pekerjaan.

Fungsi Desain Penelitian Pengembangan


 Mengembangkan Solusi Baru: Fungsi utama dari desain penelitian
pengembangan adalah menghasilkan solusi baru atau meningkatkan solusi
yang sudah ada dalam rangka mengatasi masalah atau kebutuhan tertentu. Ini
dapat berupa produk, proses, sistem, atau metode baru.
 Evaluasi dan Perbaikan: Melalui desain penelitian pengembangan, produk atau
solusi yang ada dievaluasi secara menyeluruh, dan perbaikan dilakukan
berdasarkan temuan evaluasi. Ini membantu memastikan bahwa solusi yang
ada selalu diperbarui dan ditingkatkan.
 Peningkatan Kualitas: Desain penelitian pengembangan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas produk atau layanan. Ini mencakup peningkatan
performa, keamanan, kehandalan, dan efisiensi.
 Optimisasi Sumber Daya: Desain penelitian pengembangan membantu dalam
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti waktu, dana, dan tenaga
kerja. Ini mengurangi pemborosan sumber daya.
 Pengembangan Inovasi: Salah satu fungsi utama adalah mendorong inovasi. Ini
berarti menciptakan sesuatu yang baru atau menghadirkan pendekatan baru
dalam menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan.

Tujuan Desain Penelitian Pengembangan


 Menghasilkan Solusi yang Lebih Baik: Tujuan pokok desain penelitian
pengembangan adalah menghasilkan solusi yang lebih baik, yang bisa lebih
efisien, efektif, dan relevan dengan masalah atau kebutuhan yang ada.
 Mengukur Dampak: Melalui penelitian, tujuan adalah untuk mengukur dampak
positif dari perubahan atau pengembangan yang diusulkan. Ini membantu
memahami apakah perubahan tersebut berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
 Mendukung Keputusan: Desain penelitian pengembangan memberikan bukti
ilmiah yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan pengembangan atau
perbaikan. Keputusan yang didasarkan pada bukti lebih mungkin untuk
berhasil.
 Inovasi: Tujuan penting adalah mendorong inovasi dan menciptakan solusi yang
lebih baik daripada yang sudah ada. Inovasi ini dapat mengubah cara bisnis,
pendidikan, dan pelayanan publik beroperasi.
 Perbaikan Berkelanjutan: Desain penelitian pengembangan bertujuan untuk
menciptakan budaya perbaikan berkelanjutan di mana produk, proses, atau
sistem selalu ditingkatkan seiring berjalannya waktu.
 Keterapan Praktis: Salah satu tujuan penting adalah memastikan bahwa solusi
yang dihasilkan memiliki keterapan praktis dan dapat diimplementasikan dalam
konteks dunia nyata.
 Ketepatan Sasaran: Tujuan adalah mencapai hasil yang sesuai dengan
kebutuhan, tujuan, dan ekspektasi pengguna atau pemangku kepentingan.
 Penghematan Sumber Daya: Desain penelitian pengembangan bertujuan untuk
menghemat sumber daya dengan mengurangi pemborosan, baik dalam hal
waktu maupun biaya.
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi ini, desain penelitian pengembangan
melibatkan proses yang sistematis, pengujian, dan evaluasi yang terstruktur. Ini
memungkinkan perbaikan berkelanjutan dan pengembangan yang terfokus pada solusi
yang lebih baik.

Contoh Penerapan Desain Penelitian Pengembangan


 Pengembangan Produk: Sebuah produsen mobil dapat melakukan penelitian
pengembangan untuk merancang mobil yang lebih efisien dalam hal konsumsi
bahan bakar atau dengan fitur keselamatan yang lebih baik.
 Pengembangan Metode Pembelajaran: Seorang pendidik atau lembaga
pendidikan dapat menggunakan desain penelitian pengembangan untuk
merancang metode pembelajaran yang lebih efektif, seperti kurikulum baru,
alat pembelajaran, atau strategi evaluasi.
 Pengembangan Kebijakan Publik: Pemerintah atau lembaga kebijakan publik
dapat melakukan penelitian pengembangan untuk merancang kebijakan baru
atau memperbaiki kebijakan yang ada, seperti kebijakan lingkungan atau
kebijakan pendidikan. Pengembangan Produk Kesehatan: Sebuah rumah sakit
atau perusahaan farmasi dapat melakukan penelitian pengembangan untuk
mengembangkan obat baru, peralatan medis, atau metode perawatan yang
lebih efektif dan aman.
 Pengembangan Bisnis: Seorang wirausaha dapat menggunakan desain
penelitian pengembangan untuk mengembangkan model bisnis baru, menguji
strategi pemasaran, atau memperbaiki operasi bisnis.
 Pengembangan Teknologi: Sebuah perusahaan teknologi dapat melakukan
penelitian pengembangan untuk mengembangkan teknologi baru atau
memperbaiki teknologi yang sudah ada, seperti pengembangan perangkat
keras komputer atau perangkat mobile.
Penerapan desain penelitian pengembangan bervariasi tergantung pada konteks dan
tujuan. Tujuan akhirnya adalah menciptakan solusi yang lebih baik atau memperbaiki
sesuatu dalam berbagai bidang.
D. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pendekatan penelitian yang
digunakan oleh pendidik atau guru untuk memahami, merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi perubahan dalam pengajaran dan pembelajaran di lingkungan kelas. PTK
bertujuan untuk meningkatkan praktik pengajaran dan hasil belajar siswa melalui
proses berkelanjutan yang melibatkan refleksi, tindakan, evaluasi, dan perbaikan. Ini
adalah metode penelitian yang digunakan di dunia pendidikan untuk menciptakan
perubahan positif dan berkelanjutan dalam proses pembelajaran. (Yuwono 2018)
Dalam PTK, pendidik bekerja sama dengan siswa untuk mengidentifikasi
masalah atau tantangan dalam pembelajaran, merancang rencana tindakan, dan
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengevaluasi dampak dari perubahan
yang telah diimplementasikan. Proses ini dapat melibatkan beberapa siklus tindakan,
di mana setiap siklus melibatkan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, evaluasi,
dan refleksi (Prihantoro and Hidayat 2019).
Tujuan utama dari PTK adalah meningkatkan kualitas pengajaran,
mengidentifikasi strategi yang paling efektif, dan memastikan bahwa pembelajaran
siswa menjadi lebih baik. PTK membantu dalam mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang apa yang berhasil atau tidak dalam pengajaran, dan memberikan
landasan ilmiah untuk pengambilan keputusan dalam merancang pembelajaran yang
lebih efektif. Berikut adalah beberapa definisi Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menurut para ahli:
 Kemmis dan McTaggart: Menurut Kemmis dan McTaggart, PTK adalah "sebuah
bentuk tindakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan pengetahuan
yang akan membantu dalam merancang, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi praktik yang berdampak baik pada pengembangan diri,
pekerjaan, dan masyarakat."
 Kurt Lewin: Kurt Lewin, seorang ahli psikologi sosial, dikaitkan dengan
pengembangan konsep tindakan penelitian. Ia menggambarkan PTK sebagai
"sebuah upaya berkelanjutan untuk memahami dan memperbaiki praktik
dalam situasi nyata."
 Stephen Corey: Menurut Stephen Corey, PTK adalah "tindakan penelitian yang
direncanakan dan sistematis yang digunakan oleh pendidik untuk merancang
dan merencanakan aktivitas pembelajaran mereka, mengamati apa yang
terjadi, merenungkan hasilnya, dan kemudian merencanakan tindakan lain."
 Elliot: Elliot menyatakan bahwa PTK adalah "proses sistematis yang digunakan
oleh pendidik untuk merencanakan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dengan
tujuan memahami dan memperbaiki pengajaran dan pembelajaran mereka."
 Osterman dan Kottkamp: Osterman dan Kottkamp menjelaskan PTK sebagai
"suatu pendekatan penelitian yang melibatkan guru sebagai peneliti untuk
memperbaiki pengajaran mereka dengan merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi perubahan dalam praktik pengajaran mereka."
Secara umum, PTK adalah pendekatan penelitian yang melibatkan pendidik
sebagai peneliti dalam upaya untuk memahami dan memperbaiki praktik pengajaran
mereka. Ini melibatkan siklus tindakan yang berulang yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, evaluasi, dan refleksi, dengan tujuan meningkatkan kualitas
pengajaran dan hasil belajar siswa. (Eksperimental 2001)
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, PTK adalah alat
yang sangat penting untuk memastikan bahwa praktik pengajaran selalu berkembang
dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan perkembangan dalam pendidikan.
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa kepentingan yang sangat
signifikan dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu untuk meningkatan kualitas
pengajaran. PTK membantu pendidik dalam memahami praktik pengajaran mereka
secara lebih mendalam dan meningkatkan kualitas pengajaran. Melalui perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan, praktik pengajaran menjadi lebih
efektif. (Yuwono 2015)
Selain itu PTK juga memiliki peran dalam pengembangan inovasi dalam
pendidikan. PTK menciptakan ruang bagi inovasi dalam pendidikan. Pendekatan ini
memungkinkan guru untuk mencoba pendekatan, metode, atau strategi baru dalam
pengajaran. Guru juga merasa memiliki perubahan dalam pengajaran karena mereka
terlibat aktif dalam perencanaan dan evaluasi PTK. Ini dapat meningkatkan motivasi
dan keterlibatan guru dalam perbaikan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, PTK
adalah alat yang sangat penting untuk memastikan bahwa praktik pengajaran selalu
berkembang, disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dan berfokus pada hasil belajar
yang lebih baik (Effendi 2013).

Tujuan Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


 Mengatasi Masalah Spesifik: Tujuan utama PTK adalah mengidentifikasi dan
mengatasi masalah atau tantangan spesifik yang dihadapi oleh pendidik dalam
pengajaran dan pembelajaran. Hal ini dapat mencakup masalah dalam
pemahaman siswa, kualitas materi pembelajaran, atau efektivitas metode
pengajaran.
 Mengukur Dampak Perubahan: PTK bertujuan untuk mengukur dampak dari
perubahan yang diusulkan pada praktik pengajaran. Tujuan ini mencakup
pengumpulan data dan bukti yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas perubahan tersebut.
 Pengembangan Profesional Guru: PTK juga memiliki tujuan untuk mendukung
pengembangan profesional pendidik. Ini membantu guru untuk belajar dari
pengalaman mereka sendiri dan dari proses perbaikan yang mereka jalani.
 Kustomisasi Pembelajaran: PTK bertujuan untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Ini menciptakan peluang untuk
menyediakan pembelajaran yang lebih relevan dan efektif.
 Dampak pada Hasil Belajar Siswa: Yang terpenting, tujuan akhir dari PTK adalah
mencapai dampak positif pada hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya
kualitas pengajaran, siswa memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai
pemahaman yang lebih baik dan prestasi yang lebih tinggi.
Tujuan PTK adalah memastikan bahwa pendidik memahami, mengidentifikasi,
dan mengatasi masalah dalam pengajaran mereka, serta terus meningkatkan praktik
pengajaran untuk memberikan pendidikan yang lebih efektif dan relevan bagi siswa.

Tahapan Pelaksanaan Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Tahapan Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang paling umum melibatkan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Inilah tahapan-tahapan tersebut
lebih detail:
 Perencanaan (Planning): Pada tahap perencanaan, guru atau peneliti
pendidikan merencanakan perubahan yang akan diimplementasikan dalam
praktik pengajaran. Ini mencakup pengembangan rencana tindakan yang
mencakup tujuan perbaikan, strategi pengajaran yang akan digunakan, bahan
ajar yang diperlukan, dan aktivitas pembelajaran yang akan dijalankan.
 Pelaksanaan (Acting): Tahap ini melibatkan pelaksanaan rencana tindakan yang
telah dirancang dalam kelas. Guru menerapkan perubahan dalam pengajaran
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
 Pengamatan (Observing): Selama tahap pelaksanaan, guru atau peneliti
melakukan pengamatan aktif terhadap proses pengajaran dan respons siswa.
Data yang terkumpul melalui pengamatan ini menjadi dasar untuk evaluasi.
 Refleksi (Reflecting): Refleksi adalah tahap kunci dalam PTK. Setelah
pelaksanaan, guru atau peneliti mengumpulkan data hasil pengamatan dan
merenungkan hasilnya. Mereka mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari
dari pengamatan, apa yang telah berhasil, dan apa yang perlu diperbaiki.
Namun, perlu diingat bahwa PTK biasanya melibatkan siklus tindakan yang
berulang. Setelah tahap refleksi, langkah-langkah ini dapat diulang untuk terus
meningkatkan praktik pengajaran. Setelah tahap refleksi, mungkin ada tahap
perbaikan atau revisi, di mana guru atau peneliti merancang perubahan lebih lanjut
atau modifikasi berdasarkan temuan refleksi. Ini adalah proses iteratif yang terus
berlanjut untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan dalam pengajaran dan
pembelajaran.
E. Desain Penelitian Eksperimen
Desain penelitian eksperimen merupakan alat penting dalam penelitian ilmiah
yang membantu mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang
diteliti. Dengan cermat merancang, melaksanakan, dan menganalisis eksperimen,
peneliti dapat memahami dampak dari manipulasi variabel independen terhadap
variabel dependen, yang dapat memberikan wawasan berharga dalam berbagai bidang
pengetahuan. (Eksperimental 2001)
Desain penelitian eksperimen adalah pendekatan penelitian yang digunakan
untuk memahami hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel tertentu. Dalam
eksperimen, peneliti secara aktif memanipulasi satu atau lebih variabel independen
untuk mengukur dampaknya pada variabel dependen. Tujuan dari desain penelitian
eksperimen adalah untuk menentukan apakah perubahan pada satu atau lebih
variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Desain
penelitian eksperimen secara umum merujuk pada pendekatan penelitian yang
digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel
tertentu. Dalam eksperimen, peneliti secara sengaja memanipulasi satu atau lebih
variabel independen untuk mengukur dampaknya pada variabel dependen.
Eksperimen digunakan untuk mengevaluasi hipotesis dan mengidentifikasi
sebab-akibat dalam situasi yang dikendalikan. Ini adalah alat yang kuat dalam
penelitian ilmiah untuk menguji teori, menentukan dampak dari intervensi, dan
memahami hubungan sebab-akibat antara variabel (Yuna, Widodo, and Sukarti 2020).
Berikut adalah definisi desain penelitian eksperimen menurut beberapa ahli:
 Kerlinger dan Lee (2000): Menurut Kerlinger dan Lee, eksperimen adalah
"sebuah teknik penelitian di mana satu atau lebih variabel independen
dimanipulasi untuk melihat dampaknya pada satu atau lebih variabel
dependen."
 John W. Creswell (2009):** Creswell mendefinisikan eksperimen sebagai
"sebuah desain penelitian di mana peneliti secara sengaja memanipulasi satu
atau lebih variabel independen untuk melihat efeknya pada satu atau lebih
variabel dependen."
 Paul C. Cozby (2009): Menurut Cozby, "Eksperimen adalah desain penelitian di
mana peneliti memiliki kendali penuh terhadap satu atau lebih variabel
independen dan mencoba untuk mengukur dampak manipulasi tersebut pada
satu atau lebih variabel dependen."
 Robert S. Feldman (2011): Feldman menggambarkan eksperimen sebagai
"sebuah desain penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat antara satu atau lebih variabel independen yang dimanipulasi dan
satu atau lebih variabel dependen yang diukur."
 John W. Best dan James V. Kahn (2006): Menurut Best dan Kahn, "Eksperimen
adalah desain penelitian di mana peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel
independen untuk mengukur efeknya terhadap satu atau lebih variabel
dependen."
Semua definisi ini menekankan pada konsep manipulasi variabel independen
untuk mengukur dampaknya pada variabel dependen, yang merupakan ciri khas dari
desain penelitian eksperimen. Eksperimen adalah alat yang kuat dalam penelitian
ilmiah untuk memahami hubungan sebab-akibat dalam berbagai disiplin pengetahuan.

Fungsi Desain Penelitian Eksperimen


Desain penelitian eksperimen memiliki berbagai fungsi yang sangat penting
dalam konteks penelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa dari mereka:
 Mengidentifikasi Hubungan Sebab-Akibat: Salah satu fungsi utama eksperimen
adalah untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel
tertentu. Dengan manipulasi variabel independen, eksperimen memungkinkan
peneliti untuk menentukan apakah perubahan dalam variabel independen
memiliki pengaruh yang signifikan pada variabel dependen.
 Memungkinkan Pengendalian Variabel: Eksperimen memberikan kontrol yang
tinggi terhadap variabel yang diteliti. Ini memungkinkan peneliti untuk
mengendalikan faktor-faktor yang tidak relevan dan memfokuskan perhatian
pada variabel yang benar-benar ingin diuji.
 Pengujian Hipotesis: Eksperimen membantu dalam pengujian hipotesis dan
teori. Dengan memanipulasi variabel independen, peneliti dapat menguji
apakah hipotesis mereka tentang hubungan sebab-akibat sesuai dengan data
yang ditemukan.
 Memberikan Bukti Ilmiah yang Kuat: Hasil dari eksperimen sering dianggap
sebagai bukti ilmiah yang kuat karena desain ini dapat menghasilkan hasil yang
dapat diulang dan diuji ulang oleh peneliti lain.

Tujuan Desain Penelitian Eksperimen


 Mengidentifikasi Dampak Perlakuan: Tujuan utama eksperimen adalah untuk
menentukan apakah perlakuan atau manipulasi variabel independen memiliki
dampak yang signifikan pada variabel dependen. Ini membantu menjawab
pertanyaan tentang sebab-akibat.
 Mengukur Efek Perlakuan: Eksperimen bertujuan untuk mengukur efek
perlakuan atau manipulasi secara obyektif. Ini memungkinkan peneliti untuk
memahami sejauh mana variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
 Mengumpulkan Data Empiris: Tujuan eksperimen adalah untuk mengumpulkan
data empiris yang dapat digunakan sebagai dasar bukti untuk mendukung atau
menolak hipotesis penelitian.
 Menghasilkan Temuan yang Dapat Diandalkan: Eksperimen dirancang untuk
menghasilkan temuan yang dapat diandalkan dan diulang oleh peneliti lain. Ini
membantu membangun konsensus ilmiah dan keandalan dalam penelitian.
 Mendukung Pengambilan Keputusan: Hasil eksperimen dapat digunakan untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam berbagai konteks, termasuk ilmu
pengetahuan, kedokteran, pendidikan, dan banyak disiplin ilmiah lainnya.
Dalam rangka mencapai tujuan eksperimen, perlu melakukan perencanaan dan
pelaksanaan yang cermat serta analisis data yang teliti. Eksperimen adalah alat yang
penting dalam metode ilmiah yang membantu kita memahami dan menjelaskan
fenomena dalam berbagai bidang pengetahuan.

Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimen


Terdapat berbagai jenis desain penelitian eksperimen, dan tiga di antaranya
adalah pre-eksperimental, quasi-eksperimental, dan true eksperimental research.
Berikut penjelasan singkat tentang ketiga jenis desain tersebut:
a. Pre-Eksperimental Research: Pre-eksperimental research adalah jenis
eksperimen yang memiliki tingkat kontrol yang lebih rendah dibandingkan
dengan desain eksperimen lainnya. Penelitian pre-eksperimental sering
digunakan ketika penelitian eksperimental yang lebih ketat tidak mungkin
dilakukan. Biasanya, penelitian pre-eksperimental melibatkan satu kelompok
perlakuan dan tidak memiliki kelompok kontrol yang jelas. Ini membuatnya
kurang mampu untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat secara pasti.
Contoh pre-eksperimental adalah eksperimen satu kelompok, di mana hanya
satu kelompok menerima perlakuan, dan tidak ada kelompok kontrol untuk
perbandingan.
b. Quasi-Eksperimental Research: Quasi-eksperimental research digunakan ketika
peneliti tidak dapat secara acak mengatur subjek atau kelompok ke dalam
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Ini sering terjadi dalam situasi di
mana variabel independen tidak dapat dimanipulasi dengan cara yang sama
seperti dalam true eksperimen. Quasi-eksperimen memungkinkan untuk
mengevaluasi efek perlakuan atau manipulasi, tetapi kesimpulan sebab-akibat
mungkin kurang kuat dibandingkan dengan true eksperimen. Contoh quasi-
eksperimental adalah penelitian yang membandingkan kelompok yang telah
eksposur alami terhadap suatu faktor (misalnya, orang yang merokok dan yang
tidak) tanpa pengaturan eksperimental yang sempurna.
c. True Experimental Research (Eksperimen Sejati): True experimental research
adalah jenis eksperimen yang memiliki tingkat kontrol yang tinggi. Ini
melibatkan penggunaan kelompok kontrol yang dipilih secara acak dan
manipulasi sistematis dari variabel independen. Dalam true eksperimen,
peneliti dapat membuat klaim sebab-akibat yang kuat karena kontrol yang
ketat terhadap variabel-variabel lain yang mempengaruhi hasil. Contoh true
eksperimen adalah uji klinis obat, di mana subjek secara acak diberikan obat
atau plasebo (pil palsu), dan efeknya diukur.
Ketiga jenis desain penelitian ini memiliki tingkat kontrol yang berbeda dan
cocok untuk situasi penelitian yang berbeda. True eksperimen sering dianggap yang
paling kuat dalam mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, sementara pre-
eksperimental dan quasi-eksperimental sering digunakan ketika kendala etika atau
praktis menghambat true eksperimen. (Manaf and Natsir 2022)

F. Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)


Desain penelitian single subject research merupakan jenis desain penelitian
eksperimen yang fokus pada individu atau subjek tunggal, atau kelompok kecil subjek
yang memiliki karakteristik awal yang serupa. Tujuan utama dari desain ini adalah
untuk memahami dampak dari perlakuan atau intervensi tertentu pada subjek atau
kelompok kecil tersebut. (Dwi Etika et al. 2021)
Dalam keseluruhan, desain penelitian single subject research memberikan
wawasan yang mendalam tentang bagaimana perubahan dalam variabel independen
memengaruhi variabel dependen pada subjek atau kelompok kecil dalam situasi yang
sangat terkontrol. Hal ini sering digunakan dalam konteks penelitian di mana kontrol
yang ketat dan pemahaman mendalam tentang subjek individu atau situasi adalah
penting. Desain penelitian single subject research adalah pendekatan penelitian yang
berfokus pada individu atau subjek tunggal. Dalam desain ini, peneliti memeriksa
bagaimana perubahan pada satu variabel independen memengaruhi variabel
dependen pada satu subjek atau sekelompok subjek dengan kondisi yang serupa.
(Lestari 2017)
Dalam desain penelitian Single Subject Research (SSR), "baseline" merujuk pada
periode waktu atau kondisi di mana peneliti mengumpulkan data mengenai variabel
dependen (perilaku atau respons) sebelum perlakuan atau intervensi diberikan kepada
subjek atau subjek-subjek penelitian. Fase baseline digunakan sebagai titik awal untuk
memahami tingkah laku atau respons subjek sebelum mereka mengalami perlakuan
atau intervensi tertentu. Karakteristik utama dari fase baseline adalah:
 Data Awal: Selama fase baseline, data pengukuran rutin dikumpulkan untuk
mencatat tingkah laku atau respons subjek. Data ini mencerminkan kondisi
alami atau tingkah laku subjek sebelum adanya perubahan yang disebabkan
oleh perlakuan.
 Stabilitas: Peneliti mencari stabilitas atau kecenderungan dalam data selama
fase baseline. Ini membantu dalam memahami tingkah laku subjek secara alami
sebelum perlakuan diberikan.
 Perbandingan: Data yang diperoleh selama fase baseline kemudian
dibandingkan dengan data yang diperoleh selama atau setelah perlakuan (fase
B atau C). Perbandingan ini memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi efek
perlakuan dengan memeriksa apakah ada perubahan yang signifikan dalam
tingkah laku atau respons subjek setelah perlakuan dibandingkan dengan
kondisi awal (baseline).
Fase baseline adalah bagian penting dari SSR karena berfungsi sebagai dasar untuk
mengevaluasi efek perlakuan atau intervensi. Perubahan yang terlihat setelah
perlakuan dapat dibandingkan dengan kondisi awal subjek selama fase baseline untuk
menentukan apakah perlakuan tersebut efektif.

Karakteristik Desain Penelitian SSR


Desain penelitian single subject research memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dari jenis desain penelitian lainnya. Berikut adalah beberapa
karakteristik utama dari desain penelitian single subject research:
 Fokus pada Subjek Tunggal atau Kelompok Kecil: Single subject research
menempatkan fokus pada subjek tunggal atau kelompok kecil subjek yang
memiliki karakteristik awal yang serupa. Data dikumpulkan pada individu atau
kelompok kecil yang mungkin memiliki situasi atau kondisi unik.
 Pengulangan Pengukuran: Data pengukuran dikumpulkan sebelum, selama, dan
setelah pemberian perlakuan atau intervensi. Pengulangan pengukuran
memungkinkan peneliti untuk mengamati perubahan dalam variabel dependen
seiring waktu.
 Desain A-B-A atau A-B-C: Desain yang umum digunakan dalam single subject
research adalah desain A-B-A atau A-B-C. Ini mencakup tiga fase:
 Fase A (baseline): Data awal dikumpulkan sebelum pemberian perlakuan.
 Fase B (perlakuan): Subjek menerima perlakuan atau intervensi.
 Fase A atau C (baseline kedua): Data dikumpulkan kembali dalam fase
baseline kedua.
 Analisis Visual: Hasil dari single subject research sering dianalisis secara visual
dengan menggunakan grafik garis waktu (time series). Grafik ini memungkinkan
peneliti untuk melihat tren, perubahan, dan efek dari perlakuan pada variabel
dependen.
 Kesulitan dalam Umumkan Hasil: Karena fokus pada subjek individu atau
kelompok kecil, hasil dari single subject research sering sulit untuk
digeneralisasi ke populasi yang lebih besar. Penelitian ini lebih berfokus pada
pemahaman kasus individual atau situasi tertentu.
 Penggunaan dalam Psikologi dan Pendidikan: Single subject research sering
digunakan dalam psikologi, pendidikan, dan bidang klinis untuk mengevaluasi
efektivitas intervensi pada tingkat individual. Ini juga berguna dalam
pengembangan strategi intervensi yang spesifik untuk kasus-kasus unik.
 Pemantauan Tren dan Perubahan: Penelitian ini memberikan wawasan yang
mendalam tentang bagaimana perubahan dalam variabel independen
memengaruhi variabel dependen pada subjek atau kelompok kecil dalam
situasi yang sangat terkontrol. Pemantauan tren dan perubahan sangat penting
dalam penelitian ini.
Karakteristik-karakteristik ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman
mendalam tentang bagaimana perlakuan atau intervensi memengaruhi subjek atau
kelompok kecil dalam situasi yang sangat terkontrol, dan hasilnya dapat digunakan
untuk membuat keputusan yang relevan dalam bidang seperti psikologi, pendidikan,
dan klinis.

Fungsi dan Tujuan Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)


Desain penelitian Single Subject Research (SSR) memiliki fungsi, tujuan, dan
contoh-contoh penelitian yang berfokus pada subjek tunggal atau kelompok kecil
subjek (Arimurti, Praja, and Muhtarulloh 2019). Berikut adalah penjelasan tentang
fungsi, tujuan, dan contoh-contoh SSR:

a. Fungsi Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)


 Mengidentifikasi Dampak Perlakuan atau Intervensi: SSR digunakan untuk
mengevaluasi efek atau dampak dari perlakuan atau intervensi tertentu pada
subjek atau kelompok kecil.
 Mengamati Perubahan dan Tren: Penelitian ini membantu dalam mengamati
perubahan dan tren dalam variabel dependen seiring waktu dalam situasi yang
sangat terkontrol.
 Mengembangkan Strategi Intervensi yang Efektif: SSR dapat membantu
pengembangan strategi intervensi yang efektif untuk individu atau situasi
tertentu.

b. Tujuan Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)


 Mengidentifikasi Dampak Perlakuan: Tujuan utama SSR adalah untuk
menentukan apakah perlakuan atau intervensi memiliki dampak yang signifikan
pada variabel dependen.
 Memahami Perubahan dan Tren: SSR bertujuan untuk memahami perubahan
dan tren dalam variabel dependen yang berkaitan dengan perlakuan atau
intervensi.
 Menghasilkan Data yang Relevan: Tujuan adalah menghasilkan data yang
relevan untuk menginformasikan keputusan dalam konteks psikologi,
pendidikan, atau bidang klinis.
Contoh Penerapan Desain Penelitian Single Subject Research (SSR)
Berikut adalah beberapa contoh penerapan desain penelitian Single Subject Research
(SSR) dalam berbagai bidang:
 Pendidikan: Seorang guru ingin mengevaluasi efektivitas penggunaan metode
pengajaran yang berbeda terhadap kemampuan membaca siswanya. Mereka
menggunakan SSR untuk memantau perkembangan siswa secara individu
ketika mereka mengalami dua metode pengajaran yang berbeda pada waktu
yang berbeda. Dengan demikian, guru dapat menilai metode yang paling
efektif.
 Psikologi Klinis: Seorang psikolog ingin mengevaluasi efek terapi kognitif-
tingkah laku pada seorang individu yang mengalami gangguan kecemasan.
Mereka menggunakan SSR untuk melacak perubahan dalam gejala kecemasan
pasien selama sesi terapi yang berlangsung beberapa minggu atau bulan.
 Perilaku Organisasi: Seorang manajer HR ingin mengevaluasi dampak program
pelatihan yang baru diperkenalkan dalam perusahaan. Mereka menggunakan
SSR untuk memantau produktivitas dan kepuasan karyawan sebelum dan
setelah pelatihan.
 Kesehatan dan Gizi: Seorang ahli gizi ingin mengevaluasi pengaruh perubahan
pola makan pada berat badan individu. Mereka menggunakan SSR untuk
mengumpulkan data tentang asupan makanan dan berat badan subjek selama
beberapa periode waktu, yang mencakup periode baseline dan periode
perlakuan.
 Evaluasi Terapi Behavioral untuk Autism Spectrum Disorder (ASD): Seorang
peneliti menggunakan desain SSR untuk mengevaluasi efektivitas terapi
perilaku pada seorang anak dengan ASD. Mereka mengumpulkan data
mengenai perilaku anak tersebut selama periode baseline (A), selama terapi
(B), dan kembali selama periode baseline kedua (A). Ini membantu peneliti
memahami apakah terapi tersebut memiliki dampak positif pada perilaku anak
tersebut.
 Pengaruh Teknik Pujian dalam Kelas: Seorang guru menggunakan SSR untuk
mengevaluasi apakah penggunaan teknik pujian dalam kelas dapat
meningkatkan partisipasi siswa. Mereka mengumpulkan data mengenai
partisipasi siswa selama periode baseline (A), selama penggunaan teknik pujian
(B), dan kembali selama periode baseline kedua (A). Hasilnya dapat
memberikan wawasan tentang efektivitas teknik tersebut.
 Evaluasi Program Diet untuk Manajemen Berat Badan: Seorang ahli gizi
menggunakan SSR untuk mengevaluasi program diet pada individu yang ingin
mengelola berat badan mereka. Mereka mengukur berat badan dan asupan
makanan subjek selama periode baseline (A), selama menjalani program diet
(B), dan kembali selama periode baseline kedua (A). Ini membantu menentukan
apakah program diet tersebut efektif dalam mengurangi berat badan.
Contoh-contoh di atas mencerminkan bagaimana SSR digunakan untuk memahami
dampak perlakuan atau intervensi pada tingkat individu atau kelompok kecil dengan
situasi yang sangat terkontrol. Penelitian ini membantu dalam membuat keputusan
yang lebih informasional dalam berbagai konteks. SSR digunakan untuk memahami
dampak perlakuan atau intervensi pada subjek individu atau kelompok kecil dalam
situasi yang sangat terkontrol. Ini membantu peneliti atau praktisi dalam membuat
keputusan yang lebih informasional, mengidentifikasi strategi yang efektif, dan
memahami perubahan atau tren yang berkaitan dengan perlakuan atau intervensi
yang diberikan. (Indah 2019)

G. Desain Penelitian Meta Analysis


Desain penelitian meta-analysis adalah pendekatan statistik yang digunakan
untuk menggabungkan dan menganalisis hasil penelitian dari beberapa studi ilmiah
yang telah dilakukan sebelumnya dalam suatu bidang tertentu. Tujuan utama dari
meta-analysis adalah untuk menyusun, mengintegrasikan, dan menyimpulkan temuan-
temuan dari berbagai penelitian yang relevan sehingga menghasilkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang suatu topik atau pertanyaan penelitian. (Ani Widayati
2008)

Dalam meta-analysis, peneliti mengumpulkan data yang diterbitkan dari


berbagai penelitian yang relevan yang memiliki metode dan pertanyaan penelitian
yang serupa. Data ini kemudian dianalisis secara statistik untuk mengidentifikasi pola,
tren, dan efek yang mungkin ada di seluruh penelitian tersebut. Hasil analisis dapat
berupa estimasi efek umum, ukuran efek, atau kesimpulan statistik lainnya yang
mencerminkan temuan bersama dari penelitian-penelitian tersebut. Meta-analysis
digunakan dalam berbagai bidang penelitian, termasuk kedokteran, psikologi, ilmu
sosial, ekonomi, dan banyak bidang ilmu lainnya. Ini membantu para peneliti dan
pengambil keputusan untuk membuat kesimpulan yang lebih kuat dan informasional
berdasarkan temuan-temuan dari studi-studi sebelumnya. (Sabdah 2019)
Desain penelitian meta-analysis, menurut para ahli, adalah suatu pendekatan
statistik yang digunakan untuk menggabungkan, mengintegrasikan, dan menganalisis
hasil penelitian dari beberapa studi ilmiah yang telah dilakukan sebelumnya dalam suatu
bidang tertentu. Tujuan utama dari meta-analysis adalah untuk menyusun,
mengintegrasikan, dan menyimpulkan temuan-temuan dari berbagai penelitian yang
relevan sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu
topik atau pertanyaan penelitian. Berikut beberapa definisi dari para ahli:
 Cooper, H., Hedges, L. V., & Valentine, J. C. (2009): "Meta-analysis adalah
sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menggabungkan hasil-hasil dari
berbagai penelitian empiris yang independen yang telah dilakukan dalam suatu
domain ilmiah tertentu."
 Borenstein, M., Hedges, L. V., Higgins, J. P. T., & Rothstein, H. R. (2009): "Meta-
analysis adalah metode ilmiah yang memungkinkan untuk memadukan
temuan-temuan dari studi-studi empiris yang sudah ada untuk mencapai suatu
kesimpulan ilmiah yang lebih kuat dan lebih umum."
 Lipsey, M. W., & Wilson, D. B. (2001): Meta-analysis adalah teknik yang
memungkinkan untuk menggabungkan dan menganalisis data dari berbagai
penelitian ilmiah untuk mengidentifikasi pola, tren, dan efek yang mungkin ada
secara statistik."
 Hunter, J. E., & Schmidt, F. L. (1990): "Meta-analysis adalah suatu pendekatan
ilmiah untuk menggabungkan temuan-temuan dari penelitian-penelitian yang
berbeda untuk membentuk satu ringkasan yang kuat dan dapat diandalkan."
 Schmidt, F. L., & Oh, I. S. (2013): "Meta-analysis adalah suatu teknik statistik
yang digunakan untuk mengintegrasikan temuan-temuan dari berbagai
penelitian ilmiah dengan tujuan untuk menghasilkan generalisasi yang lebih
luas dan lebih akurat."
Secara umum, para ahli sepakat bahwa meta-analysis adalah metode ilmiah yang kuat
untuk mengintegrasikan temuan dari studi-studi yang berbeda sehingga menghasilkan
kesimpulan yang lebih umum, lebih kuat, dan lebih terpercaya tentang topik penelitian
tertentu. Meta-analysis sangat berguna dalam mengatasi variabilitas hasil, menyelidiki
interaksi, dan menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang topik
tertentu.

Fungsi dan Tujuan Desain Penelitian Meta Analysis


Desain penelitian meta-analysis memiliki fungsi dan tujuan yang penting dalam
konteks ilmiah. Berikut adalah penjelasan tentang fungsi dan tujuan dari desain
penelitian meta-analysis:

a. Fungsi Desain Penelitian Meta-Analysis


 Integrasi Data: Meta-analysis memungkinkan penggabungan data dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk mencapai pemahaman yang
lebih komprehensif tentang suatu topik penelitian.
 Penyelidikan Efek Umum: Melalui meta-analysis, peneliti dapat mengukur
ukuran efek umum (effect size) yang mencerminkan sejauh mana suatu
variabel independen (misalnya, perlakuan atau faktor risiko) berpengaruh
terhadap variabel dependen dalam berbagai studi. Ini membantu dalam
mengidentifikasi apakah efek tersebut konsisten dan signifikan.
 Penilaian Kualitas Penelitian: Meta-analysis dapat digunakan untuk menilai
kualitas metodologi penelitian yang ada dan mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dalam penelitian-penelitian tersebut.
 Pengatasi Variabilitas Hasil: Dengan menganalisis temuan dari berbagai
penelitian, meta-analysis dapat membantu mengatasi variabilitas hasil yang
mungkin terjadi di antara studi-studi individu.
 Pengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Meta-analysis dapat
membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan
perbedaan atau heterogenitas dalam hasil penelitian yang berbeda.

b. Tujuan Desain Penelitian Meta-Analysis


 Menghasilkan Kesimpulan yang Lebih Kuat: Tujuan utama dari meta-analysis
adalah untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat dan lebih obyektif
daripada hanya mengandalkan satu studi atau penelitian tunggal. Dengan
menggabungkan bukti dari berbagai penelitian, meta-analysis dapat
menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih kuat tentang suatu
topik tertentu.
 Menggeneralisasi Hasil: Meta-analysis memungkinkan peneliti untuk membuat
generalisasi yang lebih kuat tentang suatu fenomena atau efek yang berlaku
secara umum, berdasarkan temuan dari berbagai penelitian yang sudah ada.
 Dukungan dalam Pengambilan Keputusan: Memberikan dukungan bagi
pengambilan keputusan dalam konteks klinis, kebijakan, atau manajemen
dengan menyediakan bukti yang kuat tentang efek atau hubungan tertentu.
 Penelitian Lebih Lanjut: Melalui analisis literatur, meta-analysis dapat
membantu mengidentifikasi area yang perlu penelitian lebih lanjut atau area di
mana ada ketidakpastian dalam bukti yang ada.
 Kontribusi Ilmiah: Dengan menyediakan ringkasan yang kuat dari temuan
penelitian yang ada, meta-analysis berkontribusi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian dalam berbagai bidang.
Secara keseluruhan, desain penelitian meta-analysis memiliki peran penting dalam
mengintegrasikan, menganalisis, dan menginformasikan penelitian ilmiah, serta
memberikan bukti yang kuat bagi para pengambil keputusan di berbagai bidang.

Langkah-Langkah Melakukan Desain Penelitian Meta Analysis


Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus Anda ikuti dalam
menerapkan desain penelitian meta-analysis:
1) Definisikan Pertanyaan Penelitian: Tentukan pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang jelas dan spesifik yang akan dijawab oleh meta-analysis.
Pertanyaan ini akan membimbing seluruh proses meta-analysis.
2) Identifikasi Sumber Data: Identifikasi semua sumber data yang relevan, seperti
basis data ilmiah, jurnal, buku, dan laporan penelitian. Pastikan untuk mencari
data secara sistematis dengan kata kunci yang sesuai dengan pertanyaan
penelitian Anda.
3) Pengumpulan Data: Kumpulkan data dari sumber-sumber yang telah
diidentifikasi. Ini bisa mencakup data berupa ukuran efek (effect size), statistik
deskriptif, ukuran sampel, dan lainnya. Pastikan untuk mencatat sumber dan
metode yang digunakan dalam setiap studi.
4) Inklusi dan Eksklusi: Terapkan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas untuk
memutuskan studi mana yang akan dimasukkan dalam meta-analysis. Kriteria
ini harus konsisten dengan pertanyaan penelitian Anda.
5) Ekstraksi Data: Ekstrak data yang diperlukan dari setiap studi yang memenuhi
kriteria inklusi. Ini bisa mencakup data dasar seperti ukuran sampel, rincian
tentang perlakuan atau variabel independen, ukuran efek, interval
kepercayaan, dan lainnya.
6) Analisis Statistik: Gunakan teknik statistik yang sesuai untuk menggabungkan
data dari berbagai studi. Ini dapat melibatkan perhitungan ukuran efek yang
diharapkan (misalnya, Hedges' g, Cohen's d) dan pemilihan model statistik
(fixed-effects atau random-effects).
7) Evaluasi Heterogenitas: Evaluasi apakah ada heterogenitas (perbedaan yang
signifikan antara hasil studi) dalam data. Ini dapat melibatkan uji statistik
seperti Q-test, I^2-statistic, atau visualisasi seperti forest plots.
8) Analisis Sensitivitas: Lakukan analisis sensitivitas untuk menguji sejauh mana
hasil meta-analysis Anda tetap konsisten jika satu atau beberapa studi
dikecualikan dari analisis. Ini membantu memahami sejauh mana satu atau
beberapa studi dapat memengaruhi hasil keseluruhan.
9) Penafsiran Hasil: Interpretasikan hasil meta-analysis dengan merujuk kepada
pertanyaan penelitian awal. Diskusikan implikasi temuan Anda dan kesimpulan
yang dapat diambil.
10) Penyusunan Laporan: Tulis laporan meta-analysis dengan rinci, mencakup
pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi. Sertakan tabel, grafik, atau visualisasi
yang memperjelas temuan Anda.
11) Tinjauan Rekan Sejawat (Peer Review): Ajukan laporan meta-analysis Anda
untuk tinjauan oleh sesama peneliti atau ahli dalam bidang yang relevan untuk
memastikan kualitas dan ketepatan analisis Anda.
12) Publikasi: Publikasikan hasil meta-analysis Anda dalam jurnal ilmiah atau
platform ilmiah lainnya agar temuan Anda dapat diakses oleh komunitas ilmiah.
13) Penyimpanan Data: Simpan data mentah dan data analisis Anda dengan baik
agar bisa diverifikasi atau digunakan kembali oleh peneliti lain.
Langkah-langkah ini membantu memastikan bahwa meta-analysis Anda dilakukan
dengan hati-hati, transparan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah yang baik.
Memastikan bahwa Anda mengikuti langkah-langkah yang benar adalah kunci untuk
menghasilkan hasil yang kuat dan valid dalam meta-analysis. (Widodo et al. 2021)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Desain penelitian adalah suatu rencana atau kerangka kerja yang mengatur
langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka mencapai tujuan penelitian
tertentu.
 Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan secara
sistematis, obyektif, dan dapat diandalkan sehingga hasilnya bisa digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memberikan wawasan yang lebih
baik tentang fenomena yang diteliti.
 Desain penelitian expo facto adalah desain yang digunakan untuk menguji
hubungan antara variabel-variabel yang telah ada atau terjadi secara alami.
Penelitian ini berfokus pada mengidentifikasi faktor-faktor penyebab atau
hubungan antara variabel-variabel tanpa adanya manipulasi eksperimental.
 Desain Penelitian Pengembangan adalah desain yang berfokus pada
pengembangan atau penilaian program, metode, instrumen, atau model baru. Ini
digunakan untuk menghasilkan produk atau solusi yang baru atau lebih baik.
 Desain penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pendekatan penelitian yang
digunakan dalam konteks pendidikan. Ini melibatkan kolaborasi antara peneliti
dan praktisi pendidikan untuk memahami dan memperbaiki praktik
pembelajaran di kelas.
 Desain penelitian eksperimen adalah desain yang melibatkan manipulasi variabel
independen untuk memahami dampaknya terhadap variabel dependen. Ini
adalah desain yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah dan eksperimen
kontrol acak adalah bentuk yang umum dalam desain ini.
 Desain penelitian single subject research (SSR) adalah desain penelitian yang
digunakan untuk memahami perubahan dalam perilaku atau respons individu
atau subjek selama waktu. Ini sering digunakan dalam bidang psikologi dan
pendidikan khusus.
 Desain penelitian meta analysis adalah desain yang melibatkan penggabungan
dan analisis temuan dari berbagai penelitian sebelumnya untuk menghasilkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu topik penelitian.
 Setiap jenis desain penelitian memiliki tujuan, metode, dan karakteristik yang
unik sesuai dengan pertanyaan penelitian dan konteks penelitian. Pemilihan
desain penelitian yang tepat sangat penting untuk menjawab pertanyaan
penelitian dengan validitas dan reliabilitas yang tinggi.

B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Yunia Rahmawati. 2020. “済無 No Title No Title No Title.” (July): 1–23.
Ani Widayati, 2018. 2008. “Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi – Universitas
Negeri Yogyakarta 87.” JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI No. 1
– Tahun 2008 Hal. 87 - 93 PENELITIAN VI(1): 87–93.
Arimurti, Ida, Ena Suhena Praja, and Fahrudin Muhtarulloh. 2019. “Desain Modul
Berbasis Model Discovery Learning Untuk Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa.” Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 8(3): 459–70.
Ariyani, Winda. 2022. “Pengembangan Lkpd Berbasis Metode Latis Pada Materi
Operasi Perkalian Bilangan Desimal Kelas V Sdn Pekauman 3 Banjarmasin Tahun
Pelajaran 2021/2022.” : 45–58. http://idr.uin-antasari.ac.id/id/eprint/18942.
Dwi Etika, Erdyna et al. 2021. “Studi Pustaka Penggunaan Metode Pembelajaran Jarak
Jauh Berbasis E-Learning Pada Mahasiswa PPKn Masa New Normal.” Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 3(1): 32–39. https://e-
journal.unmas.ac.id/index.php/dharmajnana/article/view/5070%0Ahttps://e-
journal.unmas.ac.id/index.php/dharmajnana/article/download/
5070/3876%0Ahttps://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2110.
Effendi, M. S. 2013. “Desain Eksperimental Dalam Penelitian Pendidikan.” Jurnal
Perspektif Pendidikan 6(1): 87–102.
https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JPP/article/view/363.
Eksperimental, Desain Penelitian. 2001. “Punya Metpen.” : 1–12.
Fauziah, Uzi. 2015. “Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Tema
Cahaya Dan Warna Untuk Pembelajaran IPA SMP.” Prosiding Simposium Nasional
Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) 2015(Snips): 573–76.
Hera, Treny, and Efita Elvandari. 2021. “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit
Instruction Pada Pembelajaran Tari Daerah Sebagai Dasar Keterampilan Menari
Tradisi.” Jurnal Sitakara 6(1): 40–54.
Iii, B A B, A Desain Penelitian, and B Lokasi Penelitian. “Agung Widhi Kurniawan Dan
Zarah Puspitaningtyas, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pandiva Buku,
2016), Hlm 78. 47 44.” : 44–55.
Indah, Dr. Rohmani Nur. 2019. “Desain Penelitian Eksperimental.” Fk Unissula
(Semester 5): 1–51. https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/DESAIN
PENELITIAN EKSPERIMENTAL.pdf.
Lestari, Iing Dwi. 2017. “Pengaruh Literasi Sains Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa
Pada Konsep Ekosistem.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA:
103–6.
Manaf, Abdul, and Siti Rahmalia Natsir. 2022. “Nilai Karakter Kemandirian Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa SD ( Meta-Analysis Fixed Effect Model ).” Jurnal
Terampil (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar) 9(2).
Maydiantoro, Albet. 2019. “Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and
Development).” Jurnal Metode Penelitian (10): 1–8.
http://repository.lppm.unila.ac.id/34333/1/Model-Model Penelitian dan
Pengembangan.pdf.
Penelitian, Desain, Cara Penulisan, and Hasil Penelitian. 1981. “Beherapa Desain
Penelitian Dan Cara Penulisan Hasil Penelitian.”
Prihantoro, Agung, and Fattah Hidayat. 2019. “Melakukan Penelitian Tindakan Kelas.”
Ulumuddin : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 9(1): 49–60.
Qodrianti, Siregar Nurlailia. 2020. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan
Perawat Dalam Pemasangan Infus Di RSU Mitra Medika Amplas Tahun 2020.”
Jurnal Institut Kesehatan Helvetia 2(3): 99–106.
http://repository.helvetia.ac.id/1727/.
Ratminingsih, Ni Made. 2010. “Penelitian Eksperimental Dalam Pembelajaran Bahasa
Kedua.” Prasi 6(11): 31–40.
Sabdah, Sabdah. 2019. “Desain Penelitian Tindakan Kelas Berbasis Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Game Tournament.” Shautut Tarbiyah 25(1): 135.
Sari, Yulina Kartika, Dadang Juandi, Maximus Tamur, and Angela Merici G Adem. 2021.
“Meta-Analysis: Mengevaluasi Efektivitas Problem Based Learning Pada
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa.” Journal of Honai Math 4(1): 1–18.
Widodo, Sri Adi, K Kustantini, Krida Singgih Kuncoro, and Fiki Alghadari. 2021. “Single
Subject Research: Alternatif Penelitian Pendidikan Matematika Di Masa New
Normal.” Journal of Instructional Mathematics 2(2): 78–89.
Yuna, Sri yunani, Urip Widodo, and Sukarti. 2020. “Pengaruh Ketersediaan Sarana
Prasarana Pembelajaran Dan Keaktifan Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha.” Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan
Agama 6(1): 22–38.
Yuwono, Imam. 2015. 3 Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan
di RSUD Kota Semarang Penelitian SSR ( Single Subject Research. https://repo-
dosen.ulm.ac.id//handle/123456789/20734.
———. 2018. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Buku SSR 2.
Borg, & Gall. (1983). Educational research: An introduction. In: New York Longman.
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2005). The systematic design of instruction.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Thiagarajan, S.
(1974). Instructional development for training teachers of exceptional children: A
sourcebook.
Baharuddin. Pendidikan Dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
2010
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. Jakarta : Pt. Rineka Cipta. 2011.
Fathurrohman, Muhammad. "Model-Model Pembelajaran." Universitas Negeri
Yogyakarta. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Retrieved from (2015).
Latief, Adnan. 2010. Tanya Jawab Metode Penelitian Pembelajaran Bahasa. Malang:
UM Press.
Ratna Yudhawati dan dany haryanto. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta :
PT. Prestasi Pustakaraya. 2011
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. Ciputat : Quantum
Teaching. 2007.
Sanjaya, DR H. Wina. Penelitian tindakan kelas. Prenada Media, 2016.

Anda mungkin juga menyukai