Anda di halaman 1dari 13

SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROM (SARS)

Nurul Afisyah Al Azhar

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Alaudddin Makassar

ABSTRAK

Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama

di sebagian besar media masa dunia. Dan bahkan hari demi hari masyarakat

semakin panik karena jumlah pasien yang terus bertambah, sementara belum

ada cara penanggulangannya. WHO telah menunjuk 11 laboratorium di

berbagai negara, termasuk National Institute of Infectious Diseases (NIID)-

Tokyo dan The Center for Disease Control and Prevention (CDC)-Atlanta,

untuk meneliti virus penyebabnya. Pada awalnya peneliti di Cina mengatakan

kalau penyebabnya adalah bakteri Chlamydia. Namun setelah itu peneliti dari

Hongkong dan beberapa peneliti dari negara lainnya menduga bahwa ada

dua kemungkinan penyebabnya, yaitu Coronavirus dan Paramyxovirus.

Setelah melalui masa yang cukup lama, akhirnya WHO mengumumkan bahwa

yang menjadi dalang SARS adalah Coronavirus.

SARS pertama kali muncul pada November 2002 di

Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS sekarang dipercayai disebabkan

oleh virus SARS. Sekitar 10% dari penderita SARS meninggal dunia. Setelah

Tiongkok membungkam berita wabah SARS baik internal maupun

internasional, SARS menyebar sangat cepat, mencapai negeri tetangga Hong

Kong dan Vietnam pada akhir Februari 2003. Kemudian ke negara lain
dengan perantaraan wisatawan internasional. Kasus terakhir

dari epidemi ini terjadi pada Juni 2003. Dalam wabah itu, 8.069 kasus

muncul yang menewaskan 775 orang.

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family

paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Virus

ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat

bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona

menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di

paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang

kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas

menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung

dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet)

saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan

alat-alat yang terkontaminasi. (Jong W, 1997).

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang dikenal juga sebagai

pneumonia atorpik adalah infeksi virus saluran napas akut yang disebabkan

oleh Corona virus yaitu SARS associated coronavirus (SARS-Cov). SARS

(Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit

pernapasa yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi

saluran pernapasan disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia

(CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit

infeksi saluran pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada

jaringan paru manusia. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah

suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda,


yang menyebabkan terjadinya pengumpumpulan cairan di paru-paru (edema

paru). (WHO, 2003).

PENDAHULUAN

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang dikenal juga sebagai

pneumonia atorpik adalah infeksi virus saluran napas akut yang disebabkan oleh

Corona virus yaitu SARS associated coronavirus (SARS-Cov). Coronavirus

(SARS cornonavirus) adalah virus RNA dari family coronaviridae yang

mempunyai virion berselebung, bersifat pleomorfok ukuran 70-12 nm. Virus ini

juga disebabkan coronavirus pneumonia (CVP) merupakan starain baru

viruscorona yang mirip dengan virus corona pada sapi. Selain itu SARS diduga

juga berkaitan dengan virus baru lain yang menimbulkan demam dan

metapneumovirus yang berasal dari famili viruas yang sering menyebabkan

gangguan napas pada anak. Penyakit ini pertama kali muncul pada November

2002 di provinsi Guandong, Tiongkok. Saat munculnya virus SARS, Tiongkok

membungkam berita wabah SARS baik internal maupun internasional, sehingga

penyakit ini menyebar secara cepat, mencapai negeri tetangga Hongkong dan

Vietnam pada akhir Februari 2003, kemudian ke negara lain dengan perantaraan

wisatawan internasional. Kasus terakhir dari epidemi ini terjadi pada Juni 2003.

Dalam wabah itu, 8.069 kasus muncul yang menewaskan 775 orang. (Jong W,

1997).

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sekumpulan gejala

sakit pernapasa yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi

saluran pernapasan disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus. Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah

Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi saluran


pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru

manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. (Jong W,

1997).

SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah suatu jenis kegagalan

paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya

pengumpumpulan cairan di paru-paru (edema paru). SARS merupakan

kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai

paru-paru yang normal. Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut

dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak. Secara proposional ada 2

definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan “probable” sesuai kriteria WHO. (Jong

W, 1997).

ETIOLOGI

WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru

teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari

kata “corona” yang berasal dari bahasa latin yang artinya “crown” atau mahkota.

Ini sesuai dengan bentuk coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan

mikroskop nampak seperti mahkota. (Jong W, 1997).

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family

paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron.Virus ini

stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan

lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat

udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu

berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-

paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya

melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk.Dan kemungkinan

juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi. (Jong, W. 1997).

Penyebab lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung

ataupun tidak langsung melukai paru-paru, diantaranya :

A. Pneumonia

B. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

C. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari

lambung

D. Beberapa transfusi darah

E. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

F. Emboli paru

G. Cedera pada dada

H. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin

I. Trauma hebat

J. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak.

Terjadi akibat kontak orang ke orang dengan penderita SARS yang

menular melalui udara, pernapasan, berasal deri batuk atau bersin penderita.

Selain itu bahan-bahan yang berasal dari tubuh penderita misalnya dahak dan

cairan tubuh lainnya (darah, air seni, air liur penderita) yang mencemari benda-

benda yang dipegang oleh seseorang yang kemudian mengusap mulut, hidung

atau matanya. Diduga juga menularkan virus ini.

Virus juga dapat menular melalu mulut, hidung atau mata yang tersentuh

benda yang tercemar bahan infeksi berasal dari penderita SARS. Kontak langsung

dengan penderita melalui ciuman makan minum dari menggunakan alat makan

dan gelas yang sama, menyentuh penderita secara langsung atau berbicara dengan
penderita secara langsung atau atau berbicara dengan penderita kurang dari 3 kali

merupakan cara penularan utama virus SARS dari penderita ke orang lain. Karena

itu, pada wabah SARS orang-orang yang paling sering tertular penyakit ini adalah

para perawat dan tenaga medis yang menangani dan merawat penderita SARS.

Krena gejala klinis SARS yang mulanya tidak khas,pekerja dan pelayanan publik

lainnya misalnya pegawai imigrasi, polisi pegawai biro perjalanan, pelayanan toko

dan pelayanan restoran juga memiliki risiko tinngi tertular SARS.

Mikroba yang sama bisa ditularkan melalui lebih dari satu rute penularan.

Penularan lewat udara secara langsung bisa juga terjadi misalnya melalui droplet,

atau melalui partikel debu dalam udara di ruangan. Penularan lewat udara

termasuk aerosol (partikel kolloidal dalam gas) yang bisa dihasilkan pada

berbagai prosedur tindakan, antara lain mencuci alat medis dan peralatan lain

secara manual, pembuangan sampah pada tempat sampah yang dipakai tanpa

penutup. Mikroorganisme yang dibawa dengan cara ini bisa disebarkan oleh udara

sampai jauh, melalui ventilasi atau mesin penyejuk ruangan. Penyebaran lewat

droplet bisa terjadi saat bersin, batuk, berbicara, atau saat melakukan prosedur

medis misalnya bronkhoskopi, dan mengisap (suctioning).

Jarak penyebaran droplet ditentukan oleh kekuatan eksplosif dan gaya

gravitasi, sedang distribusi partikel udara ditentukan oleh gerakan udara. Kontak

kulit bisa langsung atau tidak langsung, dan biasanya disebarkan oleh tangan atau

via kontak dengan darah dan bagian tubuh lain. Penyebaran infeksi bisa juga lewat

common vehicle (makanan, air, obat-obatan, devices dan peralatan yang

terkontaminasi). Penularan melalui vektor (lewat nyamuk, lalat, tikus dan

binatang lain) mungkin bisa terjadi, walaupun jarang. (WHO, 2003).


PATOGENESIS

SARS secara klinis banyak melibatkan saluran nafas bagian bawah,

dibandingkan dengan saluran napas bagian atas. Pada saluran nafas bawah, sel-sel

asinus adalah sasaran yang lebih banyak terkena daripada trakea ataupun bronkus.

Menurut hasil pemeriksaan post mortem yang dilakukan, diketahui sars memiliki

2 fase dalam pathogenesis.

Fase awal terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini terjadi

proses akut yang mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif.

Fase ini dicirikan dengan adanya infiltrasi dari campuran sel-sel inflamasi serta

edema dan pembentukan membrane hialin. Membran hialin terbentuk dari

endapan protein plasma serta debris nucleus dan sitoplasma sel-sel epitel paru

(pneumonia) yang rusak.

Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel paru maka barrier antara sirkulasi

darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang berasal dari pembuluh

darah kapiler paru menjadi bebas untuk masuk kedalam ruang alveolus. Namun,

demikian, karena keterbatasa jumlah pasien SARS yang meninggal untuk

diautopsi, maka masih belum dapat dibuktikan apakah kerusakan epitel paru

disebabkan efek toksik virus secara langsung atau sebagai akibat dari respon imun

tubuh. Pada tahap eksudatif ini, RNA danantigen virus dapat diidentifikasi dari

makrofag alveolar dan sel epitel paru dengan menggunakan mikroskop electron.

Penderita SARS pada minggu pertama penyakitnya mula-mula

mengalami demam (>38C) disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan

penderita. Selain itu penderita mengeluh sakit kepala yang disertai rasa lemah dan

lesuh. Beberapa orang penderita juga mengalami gangguan pernapasan ringan dan

diare.
Jika daya tahan tubuh penderita tinggi, penyakit akan sembuh dalam 3-7

hari. Sebaliknya jika daya tahan tubuh rendah SARS akan berkembang progresif

yang terjadi pada minggu ke 2 ditandai batuk-batuk kering dan berat, disertai

gangguan pernapasan, napas penderita pendek-pendek sehingga dibutuhkan alat

bantu pernapasan. Sebagian besar penderita akan mengalami pneumonia yang

dapat mengakibatkan kematian. Pada orang lanjut usia penyakit SARS dapat

menjadi berat akibat adanya penyakit lain yang diderita. Pada perempuan hamil

muda dengan menderita SARS dapat mengalami abortus. Sedangkan SARS ibu

hamil tua, ibu hamil berisiko meninggal dunia. Untuk keperluan surveilans SARS,

WHO menentukan gambaran klinis untuk menetapkan diagnosis SARS.

Seseorang ditetapkan sebagai penderita SARS jika menunjukkan:

A. Sedang menderita demam, atau pernah menderita demam >38 C

B. Satu atau lebih gejala saluran pernapasan bawah (batuk, sukar

bernapas dan napas pendek).

C. Pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya infiltrat paru dengan

pneumonia atau pemeriksaan outopsi menunjukkan gambaran

patologi pneumonia yang penyebab lainnya tidak diketahui

D. Tidak ada penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala klinisnya

Demam tinggi (> 38 C) disertai dengan batuk atau mengalami kesulitan

bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10 hari

sebelum timbulnya gejala klinis yaitu :

A. Pernah kontak dekat dengan penderita suspect atau penderita

probable SARS (seperti merawat penderita, tinggal bersama,

menangani sekret atau cairan tubuh penderita).

B. Adanya riwayat pernah melakukan perjalanan ke daerah yang

sedang terjangkit SARS.


C. Dan atau tinggal di daerah yang sedang terjangkit SARS

Definisi penderita probable (mungkin) adalah penderita suspect seperti

yang disebutkan diatas disertai demgan :

A. Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang konsisten

dengan gejala klinis pneumonia atau Respiratory dDistress

Syndrome (RDS) yang ada.

B. Ditemukannya coronavirus SARS dengan satu atau lebih metode

pemeriksaan laboratorium.

C. Pada otopsi ditemukan gambaran patologis RDS tanpa sebab yang

jelas. (WHO, 2003).

EPIDEMIOLOGI

Epidemi SARS menjadi perhatian publik pada Februari 2004 ketika

seorang pengusaha asal Amerika yang berangkat dari Tiongkok menderita gejala

yang mirip dengan pneumonia dalam penerbangan menuju Singapura. Pesawat

terpaksa mendarat di Hanoi, Vietnam, di mana korban meninggal di rumah sakit.

Beberapa dokter dan perawat yang mencoba menyembuhkannya perlahan-lahan

menderita penyakit yang sama walaupunprosedur dasar rumah sakit telah

diterapkan. Beberapa dari mereka meninggal. Gejala yang ganas dan infeksi yang

diderita oleh staf rumah sakit menggemparkan otoritas kesehatan sedunia yang

takut akan munculnya epidemi pneumonia baru. Pada 12 Maret 2003, WHO

mengeluarkan sebuah peringatan global yang juga diikuti dengan peringatan

kesehatan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengontrolan Penyakit dan Pencegahan

(CDC) Amerika Serikat.

Penyebab SARS secara lokal terjadi di Toronto, Singapura, Hanoi

”Taiwan, Hong kong, Dan provinsi Guangdong setrta Shanxi di Tiongkok. Di

Hong Kong grup pertama yang menderita SARS keluar dari rumah sakit pada 29
Maret 2003. SARS menyebar di Hong Kong melalui seorang dokter daratan

Tiongkok tepatnya di lantai 9 Hotel Metropole di Peninsula Kowloon yang

menginfeksi 16 pengunjung hotel. Para pengunjung ini kemudian pergi ke

Singapura dan Toronto sehingga menyebarkan SARS di lokasi tersebut.

Pusat Pengontrolan Penyakit (CDC) yang berbasis diAtlanta

mengumumkan pada awal April mengenai keyakinan bahwa sebuah jenis

viruscorona, jenis yang memungkinkan tidak pernah terlihat pada manusia,

merupakan perantara menular yang bertanggung jawab terhadap penularan SARS.

Transmisi penyakit itu hingga kini belum dapat diketahui secara pasti. Ada

anggapan bahwa ia menyebar melalui penghirupan cairan yang dikeluarkan oleh

si penderita ketka dia batuk atau bersin. Otoritas kesehatan juga menyelidiki

kemungkinan penyebaran lewat udara yang meningkatkan potensi keganasan

penyakit.

Kemungkinan penderita SARS menjadi asymptomatic, artinya si

penderita bisa meularkan penyakit tanpa mengalami gejala jasmani sehingga dapat

menyebar di sebuah populasi tanpa terdeteksi sangat kecil, menurut pejabat

WHO. “Apabila penderita asymptomatic memainkan peranan penting, kami

mampu mengetahuinya hingga sekarang,” ujar juru bicara WHO Dick Thompson

kepada Reuters pada April 2004.

Pada 16 April 2003, WHO mengeluarkan pernyataan pers tentang hasil

penelitian di sejumlah laboratorium yang mengidentifikasi coronavirus sebagai

penyebab resmi SARS. Pada akhir Mei 2003, studi dari berbagai sampel binatang

liar yang dijual sebagai makanan di pasar di Guangdong, Tiongkok menunjukkan

coronavirus SARS dapat menembus spesies dari Musang. Namun hasil ini tidak

pasti karena mungkin saja musang terjangkit virus dari manusia dan bukan

sebaliknya atau bahkan musang adalah semacam agen penularan. (WHO, 2003).
INTEGRITAS KEISLAMAN

Semua orang pasti pernah mengalami sakit. Entah itu sakit ringan

maupun sakit yang cukup serius, hal ini memang sudah manusiawi. Karena

sebagai manusia biasa, dengan seiring berjalannya waktu tentu akan mengalami

penurunan kondisi fisik yang disebabkan oleh banyak faktor, sehingga penurunan

tersebut menyebabkan seseorang menjadi sakit. Di balik penyakit yang kita alami,

tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si penderita khususnya dan

bagi orang lain pada umumnya.

Allah SWT pasti menyimpan hikmah di balik setiap sakit yang kita

alami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan tersendiri yang

menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT melakukan sesuatu

tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua. Oleh

karena itu, sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas dan bersabar atas apa

yang dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, termasuk dikaruniai penyakit.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah surah Al-

Baqarah ayat 155-156.


“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-

orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “ Inna lillaahi

wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156).

Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat

sesuai dengan penyakit maka dua akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu

wa Ta’alah.” (HR. Muslim).

Ini merupakan wujud dari sempurnanya rahmat Allah subhanahu wa

ta’ala kepada hamba-hambaNya. Maka dari itu orang-orang yang beriman sangat

beruntung karena mereka dekat dengan sumber rahmat Allah yang sempurna

didalam wahyu Allah yang diturunkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang

shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

KESIMPULAN
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang dikenal juga sebagai

pneumonia atorpik adalah infeksi virus saluran napas akut yang disebabkan oleh

Corona virus yaitu SARS associated coronavirus (SARS-Cov). Penyebab penyakit

SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang pada

pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Virus ini stabil pada tinja dan urine pada

suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita

diare.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Prima. 2014. Virologi Mengenal Virus, Penyakit, dan Pencegahannya.

Yogyakarta. Nuha Medika

Jong, W. 1997. Buku AjarIlmu Bedah. Jakarta. EGC.

Masriadi. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Depok. Rajawali Pers.

Natoadmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.

Jakarta. Rineka Cipta.

Putri, dkk. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Severe Acute Respiratory

Syndrome Pada Manusia Dengan menggunakan Metode Certainty Factor.

Jurnal Riset Komputer; 3 (6): 119-123.

Anda mungkin juga menyukai