Anda di halaman 1dari 28

VAKSINASI DALAM PANDANGAN ISLAM DARI PERSPEKTIF SEJARAH

DAN KONTEMPORER

Dalam Surat Al-Hadid (57) ayat 22 Allah SWT berfirman:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah
(QS. Al-Hadid : 22)

Pada awalnya, pandemi Covid menimbulkan ancaman serius dengan


korban mencapai ratusan ribu orang. Namun, berkat penemuan vaksin, citra
Covid sebagai penyakit mematikan mulai memudar. Vaksin pandemi Covid telah
membantu mengatasi penyebaran penyakit tersebut.Berbicara tentang vaksin
Covid-19, ada berbagai jenis vaksin yang memiliki tujuan serupa, yaitu
membentuk antibodi untuk memberikan reaksi imun spesifik terhadap infeksi
SARS-CoV-2. Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat melindungi individu dari
penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut.Di Indonesia, dua jenis vaksin
Covid-19 yang telah didistribusikan secara luas adalah Coronavac (Sinovac) dan
Astrazeneca.Keduanya telah tersedia di berbagai kota di Indonesia sebagai
upaya untuk mempercepat vaksinasi dan menanggulangi penyebaran
virus.Selain itu, terdapat jenis vaksin lain yang juga disebarkan di Indonesia,
seperti vaksin PT. Bio Farma (Persero), Sinopharm, Moderna, dan Pfizer.
Masing-masing vaksin ini memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda, namun
semua diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap Covid-19.

Sejarah Corona Para ahli meyakini bahwa penyakit virus corona (COVID-
19) atau penyakit virus corona 2019 disebabkan oleh virus yang disebut SARS-
CoV-2, virus baru dari keluarga Coronaviridae, yang konon merupakan penyakit
yang dapat terjadi.Virus ini, seperti virus corona lainnya, adalah virus baru yang
diketahui pertama kali menyebar melalui hewan, menular, dan kemudian
menyerang semua orang.125 Covid-19 adalah singkatan dari penyakit virus
corona.Angka 19 mengacu pada tahun penemuannya, yakni 2019.Sebelum
nama resmi Covid diperkenalkan, nama sementara adalah 2019-nCoV.Angka
2019 melambangkan tahun, huruf n melambangkan alfabet Romawi yang berarti
baru, dan CoV berarti yang berarti virus corona.Nama ini diberikan oleh Pusat

1
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.Otoritas kesehatan Tiongkok kini telah
memberi nama Novel Coronavirus Pneumonia (NCP) kepada 4.444 orang.Untuk
memudahkan pengucapannya di seluruh dunia, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkenalkan nama Covid-19 untuk penyakit tersebut.Alasan
penggunaan nama ini adalah untuk menghindari referensi ke lokasi geografis,
spesies hewan, dan kelompok masyarakat tertentu.Keputusan ini diambil sesuai
dengan rekomendasi International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)
untuk menghindari bias.126 Penyakit virus corona (Covid-19) disebabkan oleh
infeksi virus SARS-Cov-2.Merupakan varian dari virus SARS-Cov penyebab
SARS, sehingga disebut dengan virus SARS-Cov-2.Umumnya virus SARS-Cov-2
termasuk dalam keluarga virus corona penyebab SARS dan MERS.Namun
peneliti mengatakan virus corona penyebab Covid-19 memiliki sifat yang
berbeda dengan virus SARS dan MERS.Anda dapat memahami ini dengan
melihat seberapa cepat penyebarannya.Pada prinsipnya, Covid-19 dan SARS
mudah menular dari orang ke orang, begitu pula dengan MERS.Namun
dibandingkan SARS, virus corona baru memegang rekor tingkat penyebaran
tertinggi dengan 4.444 kasus.Para peneliti mengatakan hal ini karena virus
corona baru memiliki afinitas terhadap zat yang disebut ACE2 sekitar 10 hingga
20 kali lebih tinggi daripada SARS.Afinitas adalah kecenderungan suatu unsur
untuk membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain.ACE2 (enzim
pengubah angiotensin) saat ini menjadi reseptor pada 4.444 sel inang di tubuh
manusia yang dihuni kedua virus tersebut.Selain itu, Covid-19 juga diduga tidak
membentuk ikatan yang kuat dengan ketiga antibodi dalam tubuh manusia yang
sebelumnya berperan saat SARS menyerang manusia.128 Virus corona
mempunyai sejarah yang panjang.

Dalam penelitian yang dilakukan David Tyrrell dan Byno pada tahun
1960an, virus ini diketahui ada di tubuh 4.444 orang.Saat itu, mereka
mengundang beberapa ahli virologi Inggris untuk mempelajari 4.444 virus yang
ditemukan pada manusia dan banyak hewan.Faktanya, beberapa virus bisa
menular dari hewan ke manusia.Virus tipe ini disebut virus zoonosis.Zoonosis
adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.Sebagian besar ahli dan
pegiat konservasi sepakat bahwa penyakit zoonosis telah meningkat secara
dramatis dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat penggundulan hutan

2
(sebuah fenomena yang juga terkait dengan peningkatan emisi karbon
dioksida), dan bahwa penyakit zoonosis telah meningkat secara dramatis antara
manusia dan manusia.Risiko interaksi dengan hewan di dekatnya dan
kontaminasi. Corona berasal dari bahasa Latin "corona" dan bahasa Yunani
"corone", yang berarti mahkota atau lingkaran cahaya.Pasalnya, virus tersebut
terlihat seperti mahkota jika dilihat di bawah mikroskop.

Human coronavirus dapat menyebabkan pneumonia pada bayi dan anak-


anak, menurut penelitian para ahli lainnya.Selain itu, virus ini juga menyebabkan
asma pada anak-anak dan orang dewasa. Faktanya, menyebabkan infeksi
saluran pernapasan serius pada orang lanjut usia. Sekitar penyakit infeksi
pernafasan berat yang menjadi epidemi dan pandemi adalah SARS, MERS, dan
Covid-19.130 Epidemi SARS (Sindrom Pernafasan Akut Parah) juga dikenal
sebagai Sindrom Pernafasan Akut Parah .SARS adalah jenis pneumonia atipikal
yang disebabkan oleh sejenis virus corona yang berasal dari Tiongkok pada
bulan November 2002.Virus tersebut kemudian menyebar ke Hong Kong,
Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia,
dan pada tahun , Amerika Serikat. Epidemi ini berakhir pada pertengahan tahun
2003, dengan 4.444 dan 8.098 infeksi dan hingga 774 kematian.
Sedangkan MERS (sedang)

1.PENGERTIAN VAKSINASI

Vaksinasi sendiri berbeda dengan imunisasi vaksinasi adalah pemberian


antigen dari virus atau bakteri untuk merangsang daya tahan tubuh, sementara
imunisasi melibatkan pemindahan antibodi secara pasif. Imunisasi terbagi
menjadi pasif (kekebalan bawaan dari ibu) dan aktif (diperoleh melalui vaksinasi).
Vaksin, senyawa antigen, meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Meskipun
vaksin mengandung kuman lemah, tubuh menghasilkan antibodi dan vaksinasi
tidak menjamin kekebalan, yang terjadi setelah pulih dari penyakit sebenarnya.

2.MACAM-MACAM VAKSIN

Tekhnologi pembuatan vaksin dan ilmu pengetahuan tentang vaksin maju


dengan sangat pesatnya, dan hal positif yang dapat dilihat adalah bahwa dunia

3
kedokteran saat ini telah berhasil mengeliminasi beberapa jenis penyakit infeksi
yang dahulu kala sangat mematikan. Dan setiap kali terjadi wabah pasti akan
membawa korban meninggal yang cukup banyak. Beberapa penyakit ini bisa
diatasi dengan pemberian vaksin yang tepat.

Beberapa jenis vaksin diantaranya adalah :

Hepatitis A: Mencegah penyakit Hepatitis A yang menyebar melalui kotoran/tinja.

Hepatitis B: Melawan Virus Hepatitis B yang dapat menyebabkan peradangan


hati dan kanker.

Demam Typhus: Mencegah penyakit akibat bakteri Salmonella Tiphi yang


menyebar melalui kotoran manusia.

Tetanus: Melindungi dari infeksi bakteri Clostridium Tetani yang dapat


menyebabkan kejang dan kematian.

Influenza: Mencegah infeksi bakteri Haemophilus Influenza pada jaringan


berlendir, terutama pada anak-anak.

Pneumonia: Melawan bakteri Streptococcus Pneumoniae yang menyerang paru-


paru dan dapat menyebabkan komplikasi.

BCG: Mencegah penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium


Tuberculosis.

Pertussis: Melindungi dari penyakit batuk-batuk parah akibat bakteri Bortella


Pertussis.

Meningitis: Mencegah serangan bakteri Neisseria Meningitidis pada selaput otak


manusia

Kolera: Mengatasi serangan bakteri Vibrio Cholera pada saluran pencernaan.

Polio: Mencegah kelumpuhan permanen akibat virus Polio.

Campak: Melindungi dari penyakit virus Morbilivirus yang ditularkan melalui


percikan cairan tubuh.

Mumps (Gondongan): Mencegah penyakit virus Rubulavirus yang menular


melalui air liur, kontak langsung, dan bahan muntah.

4
Rubella: Mencegah penyakit kulit parah akibat virus Rubivirus Togavirus yang
menular melalui saluran pernafasan.

Flubio: Mengatasi penyakit flu burung dengan berbagai varian influenza.

Rabies: Pencegah penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan berdarah


panas.

Cacar: Mencegah penyakit akibat virus variola (cacar) yang termasuk penyakit
kuno.

Kanker Serviks: Mencegah kanker mulut rahim perempuan akibat virus Human
Papilloma.

Yellow Fever: Mencegah penyakit demam kuning yang disebabkan virus yang
dibawa oleh nyamuk.

MMR: Campuran dari tiga jenis virus campak, beguk, dan rubella yang
dilemahkan.

DTwP dan DtaP: Vaksin kombinasi untuk penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

DTaP HepB Poli: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, hepatitis B, dan polio.

DTaP Hib Polio: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, Haemophilus Influenza,
dan polio.

DPaT HepB Hib Polio: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, Hib, hepatitis B,
dan polio.

DPaT Hib: Vaksin kombinasi untuk penyakit DPT dan Hib.

Vaksin Covid-19 memiliki fungsi dan manfaat yang luas:

Pertama, vaksin berperan dalam menurunkan risiko kesakitan dan kematian


akibat Covid-19, membentuk daya imun tubuh yang lebih kuat, dan mengurangi
jumlah kasus secara global.

Kedua, vaksin berkontribusi dalam mencapai herd immunity atau kekebalan


kelompok, yang dapat membatasi pergerakan dan penyebaran virus secara
efektif, sehingga menjadi langkah ikhtiar medis yang penting.

5
Ketiga, vaksin melindungi kesehatan masyarakat secara menyeluruh,
memberikan manfaat tidak hanya pada individu yang divaksinasi tetapi juga pada
lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan orang terdekat.

Keempat, vaksinasi memiliki dampak positif dalam aspek lebih luas, seperti
meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak sosial secara ekonomi,
politik, dan pendidikan. Ini menciptakan keleluasaan bagi individu untuk
menjalani kehidupan secara normal tanpa khawatir terkena Covid-19.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun vaksin efektif dalam menurunkan risiko
penularan, jenis vaksin dan tingkat efektivitasnya dapat bervariasi. Sebagai
contoh, Sinovac memiliki efikasi sekitar 78%, sementara Pfizer mencapai 95%.

Perbedaan efikasi juga terlihat dalam penggunaannya di berbagai negara.


Misalnya, efikasi vaksin Sinovac berbeda antara Turki (81%), Brazil (50,7%), dan
Indonesia (64%). Oleh karena itu, pemilihan dan implementasi vaksin perlu
memperhitungkan faktor-faktor ini.

3.FATWA MUI TERKAIT VAKSINASI COVID 19

Vaksinasi Covid-19. MUI sebelumnya telah mengeluarkan fatwa terkait


imunisasi dan vaksinasi. Dalam satu tahun terakhir, MUI menghasilkan tiga fatwa
terkait vaksinasi Covid-19, salah satunya untuk vaksin Sinovac. Fatwa tersebut
menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan Bio Farma hukumnya suci dan halal
setelah melalui uji klinis, pemantauan, dan pengawasan BPOM

Fatwa MUI menyatakan vaksinasi Covid-19 saat berpuasa tidak


membatalkan puasa, asalkan dilakukan dengan injeksi intramuscular yang tidak
menyebabkan bahaya. Meskipun obat disuntikkan ke otot, MUI menganggap
tidak setara dengan benda yang membatalkan puasa. Meski diperbolehkan, MUI
merekomendasikan vaksinasi pada malam hari untuk menghindari potensi
bahaya saat berpuasa. Vaksin AstraZeneca dari Korea Selatan diharamkan
karena menggunakan tripsin babi dalam produksinya. Namun, penggunaannya
saat ini diperbolehkan dalam kondisi darurat syar'iyyah dengan pertimbangan
kebutuhan mendesak, keamanan, dan ketersediaan vaksin halal yang terbatas.

Fatwa MUI dan Penggunaan Vaksin:

6
Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2021 mengkaji Sinovac dan Bio Farma sebagai suci
dan halal, mendukung vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pencegahan.

Fatwa Nomor 14 Tahun 2021 berkaitan dengan Astrazeneca, mengharamkannya


dalam prinsip, tapi memberikan izin pada kondisi tertentu.

Dukungan dari Ulama dan Masyarakat:

Pemimpin MUI Banyumas, Taefur Arofat, menegaskan pentingnya dukungan


terhadap vaksinasi sebagai langkah preventif terhadap COVID-19.

Fatwa MUI menegaskan partisipasi umat Islam dalam program vaksinasi demi
mencapai herd immunity.

Pandangan dan Alasan Penentang Vaksinasi:

Pendukung pandangan anti-vaksin menyebutkan bahan najis, potensi efek


samping berbahaya, dan klaim bahwa manfaat vaksinasi lebih rendah daripada
risikonya.

Muncul argumen konspirasi dan dugaan keberadaan bisnis besar yang


tersembunyi di balik program vaksinasi.

Alternatif Pengobatan:

Beberapa ulama menggarisbawahi metode pengobatan nabawi, seperti minum


madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda, sebagai opsi alami yang
dianjurkan oleh Islam.

Detil Fatwa Astrazeneca:

Fatwa memberikan izin penggunaan Astrazeneca dalam kondisi tertentu,


termasuk kebutuhan mendesak, bahaya fatal tanpa vaksinasi, ketersediaan
vaksin halal yang terbatas, dan jaminan keamanan dari pemerintah.

Seruan Pengembangan Vaksin Halal:

Terdapat seruan untuk mengembangkan vaksin sepenuhnya halal, yang terbuat


dari bahan atau sintetis yang bersifat halal secara material.

Kritik Terhadap Pandangan Penentang:

7
Pandangan anti-vaksin dikritik karena dianggap bersumber dari prasangka dan
kurang didasarkan pada ilmu pengetahuan, yang dianggap sebagai dosa dalam
Islam.

Proses Produksi Vaksin yang Kompleks:

Penjelasan detail diberikan mengenai kompleksitas proses produksi vaksin,


menunjukkan bahwa bahan najis tidak tersisa dalam produk akhir.

Keragaman Pandangan dalam Komunitas Islam:

Terdapat beragam pandangan dalam komunitas Islam, mulai dari dukungan


penuh hingga penentangan terhadap vaksinasi, dengan argumen dan perspektif
yang beragam disajikan.

4.PERSPEKTIF SEJARAH DAN KONTEMPORER ISLAM TERHADAP


VAKSINASI:

Di masa Nabi SAW juga pernah terjadi wabah penyakit, yang salah satunya
adalah penyakit Thaun. Penyakit Thaun ini tercatat dalam sebuah hadits,
dimana Rasulullah bersabda : “Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah
di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di
daerah itu, jangan hengkang (lari) dari Thaun”. Selain saat zaman Nabi, penyakit
Thaun juga terjadi di zaman Umar bin Khattab. Kala itu, Umar bin Kattab
menahan diri memasuki negeri Syam, karena di daerah tersebut tengah terjadi
wabah penyakit thaun.

Dikutip dari buku “Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW” karya Nabhil Thawil,
penyakit Thaun ini adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan kematian.
Penyakit ini berasal dari infeksi bakteri Pasterella Pestis. Bakteri thaun ini dibawa
oleh Xenopsella Cheopis (kutu anjing) yang berasal dari darah tikus. Sebab,
Xenopsella Cheopis sejatnya hidup di tubuh tikus. Artinya wabah ini pertama kali
terjadi pada tikus dan menyebar kepada manusia. Melalui darah tikus yang
berada di kutu anjing itu tersebut menular ke manusia melalui kulit dan darah.
Adapun masa inkubasi penyakit thaun ini antara dua sampai dua belas hari. Para
penderitanya harus menjalani karantina dan menjalani pengobatan yang berlaku
sesuai apa yang dilakukan di zaman Rasulullah maupun Umar bin khattab.

8
Lalu bagaimana Islam memandang musibah, baik musibah alam atau
musibah non alam sebagaimana wabah penyakit atau pandemi? Dalam Islam
semua yang dialami manusia berupa musibah adalah merupakan ketentuan Allah
SWT untuk menguji kesabaran manusia. Dalam Alqur’an surat Al-Baqarah (2)
ayat 155 Allah SWT berfirman :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan ketakutan,


kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar (QS.Al-Baqarah : 155) Semua yang
terjadi di muka bumi ini merupakan ketentuan Allah SWT untuk menunjukkan
kepada kita kebesaran-Nya dan supaya kita sebagai manusia tidak merasa
angkuh dan sombong karena dengan musibah itu manusia menjadi tidak ada
artinya dihadapan Allah SWT.

Syarah Riyadhush Shalihin Jilid V menggambarkan Tha'un sebagai


penyakit menular.Tidak semua kejadian merupakan Tha'un, namun Tha'un
biasanya merupakan kejadian tersendiri.Penyakit Town menyebabkan
pembengkakan, bisul, dan nanah.Kata tha'un digunakan untuk melambangkan
tiga hal.Menurut dokter, tanda-tanda pertama muncul.Kedua, mengenai kematian
yang terjadi akibat Taun, sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits shahih,
Rasulullah SAW bersabda: “Taun adalah syahidnya seluruh umat Islam.” Ketiga
In, Kota juga digunakan untuk mengungkapkan kebenaran.

faktor penyebab penyakit ini.Sebuah hadits shahih berbunyi: “Kota adalah


sisa azab yang ditimpakan kepada bani Israel.” Hadits lain juga berbunyi:
“Sesungguhnya ini adalah sengatnya jin.” Ada juga hadits yang mengatakan:
Kota adalah doa nabi.Ada yang menyatakan bahwa Taun (ath-tha'un) adalah
kepunahan massal, sebagaimana disebutkan dalam Ensiklopedia Doa Jilid 2
karya Sa'id bin Ali bin Wah al-Qahtani.Ada yang bilang itu adalah penyakit
menular yang merusak udara atau bagian tubuh.Tha'un menginfeksi banyak
orang di lokasi tertentu.Untuk mengendalikan penyebaran penyakit Taun, Nabi
SAW menggunakan banyak cara seperti yang dijelaskan dalam beberapa hadis
sejarah.

Berikut tiga cara Nabi SAW menghadapi wabah mematikan pada masanya.

1.Diam di rumah

9
Dalam hadits dari Aisha Ra.Salah satu cara yang bisa dilakukan ketika terjadi
wabah adalah dengan bersabar dan tetap berada di rumah serta mengharapkan
berkah dari Tuhan.

: ‫ َس َأْلُت َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ِن الَّط اُعوِن ؟ َف َأْخ َبَر ِني َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫ َأَّن َه ا َق اَلْت‬، ‫ْن َعاِئَش َة‬
‫ َف َي ْم ُك ُث ِفي َبْيِت ِه‬، ‫ َف َلْي َس ِمْن َر ُج ٍل َي َق ُع الَّط اُعوُن‬، ‫ َف َج َع َل ُه َر ْح َم ًة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬،‫" َأَّن ُه َك اَن َع َذ اًبا َي ْب َع ُث ُه ُهللا َع َلى َم ْن َي َش اُء‬
‫َص اِبًر ا ُمْح َت ِس ًبا َي ْع َلُم َأَّن ُه اَل ُيِص يُبُه ِإاَّل َم ا َكَت َب ُهللا َلُه ِإاَّل َك اَن َلُه ِم ْث ُل َأْج ِر الَّش ِه يِد‬

Artinya: "Dari Siti Aisyah ra, ia berkata, 'Ia bertanya kepada Rasulullah SAW
perihal tha'un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, 'Zaman dulu tha'un
adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya,
tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang
yang sedang tertimpa tha'un, kemudian menahan diri di rumahnya dengan
bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa tha'un tidak
akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya,
niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati
syahid," (HR. Ahmad).

2.Jangan mengunjungi atau meninggalkan area yang terkena dampak.

Jika terjadi wabah di suatu tempat, dianjurkan untuk tidak memasuki tempat
tersebut.Namun jika terjadi penyakit menular di tempat kita tinggal, maka kita
dilarang meninggalkan tempat tinggal kita.

‫َع ْن َعْبِد ِهَّللا ْب ِن َعاِم ِر ْب ِن َر ِبيَع َة َأَّن ُع َمَر َخ َر َج ِإَلى الَّش اِم َفَلَّما َج اَء َس ْر َغ َب َلَغ ُه َأَّن اْلَو َب اَء َق ْد َو َق َع ِبالَّش اِم َف َأْخ َبَر ُه َع ْب ُد‬
‫الَّر ْح َم ِن ْبُن َع ْو ٍف َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَذ ا َس ِمْع ُتْم ِبِه ِبَأْر ٍض َف اَل َت ْق َدُموا َع َلْيِه َو ِإَذ ا َو َق َع ِب َأْر ٍض َو َأْنُتْم‬
‫ِبَه ا َف اَل َت ْخ ُرُجوا ِفَر اًر ا ِم ْن ُه َف َر َج َع ُع َم ُر ْبُن اْلَخ َّط اِب ِمْن َس ْر َغ‬

Artinya: "Dari Abdullah bin Amir bin Rabi'ah, Umar bin Khattab ra. menempuh
perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa
wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan
kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Bila kamu mendengar
wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah
terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.' Lalu
Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh," (HR Bukhari dan Muslim).

3.Saya mencari pengobatan dan berharap atas berkah-Nya.

10
Allah SWT memadamkan penyakit dengan obat. Sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah Rah.Selain itu, dalam hadits
riwayat Ahmad dijelaskan bahwa bilamana terjadi wabah, carilah pengobatan
yang diridhoi Allah, Dia pasti akan mendapat pahala seperti orang yang syahid
(HR.Ahmad).

‫"َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة ـ رضى هللا عنه ـ َع ِن الَّن ِبِّي صلى هللا عليه وسلم َقاَل " َم ا َأْن َز َل ُهَّللا َد اًء ِإَّال َأْن َز َل َلُه ِش َفاًء‬

Artinya: "Diceritakan Abu Huraira, Rasulullah SAW mengatakan, "Tidak ada


penyakit yang Allah SWT ciptakan, kecuali Allah SWT telah menciptakan
obatnya." (HR. Bukhari).

Wabah lain pada zaman nabi yaitu Kusta Penyakit Kusta atau Kusta pernah
merajalela pada masa Nabi.

Kulit penderita kusta menjadi keriput.Bakteri menggerogoti bagian tubuh,


mengubah bentuknya.Penyakit ini menular melalui cairan dari hidung
penderita.Terjadinya penyakit ini diriwayatkan dalam sebuah hadits sebagai
berikut: “Dari Anas bin Malik yang pernah didoakan Nabi SAW: Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, kegilaan, kusta,
dan penyakit mengerikan lainnya.” (Sumber Daya Manusia). (Abu Dawud) Pada
masa ini, Nabi mengatasi wabah penyakit kusta dengan menghindari penyebab
penyakit kusta atau dengan menjaga jarak fisik dengan orang yang terkena
penyakit kusta.Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari: ``Jika kamu
mendengar wabah penyakit merajalela di suatu daerah, maka janganlah kamu
memasuki daerah itu; jika ada wabah penyakit, janganlah kamu meninggalkan
daerah itu.'' Caranya Penanganan penyakit kusta yang Nabi Muhammad SAW
saat ini sama dengan menjaga jarak fisik yang kita praktikkan saat ini.Fungsinya
untuk mengurangi kecepatan penyebaran penyakit.Hal ini bertujuan agar tenaga
medis tidak kewalahan saat menangani pasien yang terpapar penyakit
tersebut.Penyakit Kudis yang Merepotkan Wabah lain pada masa Nabi adalah
penyakit kudis.Ini adalah penyakit yang menyebabkan kulit gatal dan ditandai
dengan ruam disertai jerawat dan lecet.Penyakit ini disebabkan oleh tungau kecil
yang bersarang di kulit.Setelah kutu tumbuh, mereka dapat menyebar dari orang
ke orang.Penyakit kudis pernah diriwayatkan dalam sebuah hadis riwayat Ahmad
sebagai berikut: Dia berkata; Rasulullah melihat.Tidak ada yang bisa menulari

11
orang lain.Orang Arab di pedalaman bangkit memprotes.Ya Rasulullah, mula-
mula kudis menyebar dari mulut atau ekor unta, lalu menyebar hingga semua
unta lainnya terkena kudis.Lalu, ya Rasulullah, saw.Lalu siapa yang pertama kali
tertular pada unta?” Mengatasi epidemi kudis.Nabi meminta untuk mengetahui
siapa yang pertama kali menginfeksi unta, yaitu mata rantai pertama yang
tertular.Setelah Anda menemukan orang yang terinfeksi pertama kali, Anda dapat
mengetahui dengan siapa orang yang terinfeksi tersebut berinteraksi.Mereka
yang pernah melakukan kontak kemudian dapat menerima pengobatan dini jika
belum sakit parah dan dapat diisolasi sementara agar tidak menulari orang
lain.Metode Nabi Muhammad mirip dengan tes virus corona secara cepat.Artinya
mencari orang yang terjangkit virus Covid-19 agar bisa diisolasi sejak dini untuk
mencegah penyebaran infeksi semakin parah.

Cacar air juga mewabah Cacar air mewabah pada masa Nabi.

Ini adalah penyakit yang ditandai dengan jerawat, demam, kehilangan nafsu
makan, dan kesulitan bernapas.Anda mudah tertular cacar air jika menyentuh
kulit orang yang sakit atau menyentuh orang yang bersin.Sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh al-Hakim mengatakan tentang kesembuhan orang sakit: “Dari
Ibnu Abbas dia bersabda (kepada Rasulullah) tentang firman Allah: “Dan , jika
kamu sakit atau dalam perjalanan.'' ( QS) .al-Nisa' [4]: 43) Beliau bersabda: Jika
seseorang terluka di jalan Allah; Jika seseorang menderita abses atau cacar,
maka ia memiliki genub dan takut terhadapnya.Kalau dia mandi, dia akan mati,
tapi kamu bisa jalan-jalan. ”(HR.Al-Hakim) Selama menderita penyakit cacar,
masyarakat yang terkena cacar diberi kesempatan untuk menerapkan syariat
Islam.Jika takut mandi karena sangat sakit, boleh saja melakukan tayammum
sendiri.Mengingat situasi epidemi saat ini, jelas bahwa alternatif lain dapat
digunakan ketika mengadakan kebaktian gereja untuk memerangi penyakit
tersebut.Misalnya, jika Anda tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk shalat
sambil berdiri, maka Anda bisa shalat sambil duduk.Hikmah dari Wabah Campak
Campak adalah salah satu penyakit kulit yang menimbulkan bintik-bintik di
sekujur tubuh.Penyakit ini menular dan ditandai dengan demam dan batuk.Ada
sebuah hadis riwayat al-Bukhari mengenai pertanyaan seorang wanita mengenai
penyakit campak."Dari Azuma," katanya. Seorang wanita bertanya kepada nabi.
Beliau bersabda: Ya Rasulullah, ternyata putriku menderita penyakit campak

12
hingga rambutnya rontok.Saya ingin menikahinya, tetapi bolehkah saya
memanjangkan rambutnya? Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah melaknat
orang-orang yang mengepang rambutnya dan orang-orang yang berusaha
mengepang rambutnya.(Tn.Al-Bukhari) Jika rambut wanita itu tetap diikat, maka
perkawinan akan dilangsungkan.Anak tersebut saat ini menderita campak dan
mungkin menular.Dari hadis ini kita mengetahui bahwa seseorang yang terjangkit
penyakit menular harus sembuh total sebelum kembali ke kehidupan sosial.

Hikmah Yang Terhormat, Cara yang dilakukan Rasulullah SAW bisa menjadi
contoh cara mencegah penyebaran COVID-19 saat ini.

Lalu bagaimana cara islam dalam mengatasi maslalah wabah Covid 19 ini yaitu:

1. Pendekatan Al-Quran:

Islam mendorong eksplorasi alam semesta melalui cendekiawan (ulil albab).Al-


Quran menekankan pada tanda-tanda Allah dalam penciptaan langit dan bumi,
memerlukan orang berakal.

2. Harmonisasi Dzikir dan Fikir:

Islam tidak memisahkan berdzikir dan berfikir mendalam.Kegiatan berfikir tentang


penciptaan alam semesta dianggap meningkatkan keimanan dan mendukung
kegiatan dzikir.

3. Ilmu Qauliyah dan Kauniyah:

Ilmu diturunkan melalui wahyu (qauliyah) dan ilham (kauniyah).Ilmu qauliyah


bersifat umum, menjadi panduan hidup; ilmu kauniyah bersifat spesifik,
melengkapi kehidupan.

4. Vaksinasi Sebagai Ilmu Kauniyah:

Praktik awal vaksinasi berasal dari masyarakat Muslim Turki pada abad ke-
18.Vaksinologi berkembang dengan pesat, mencakup berbagai jenis vaksin
sebagai hasil eksplorasi alam semesta.

5. Proses Penelitian dan Keamanan Vaksin:

13
Penelitian vaksin memakan waktu belasan tahun dan melibatkan uji laboratorium,
hingga penerapan pada anak dan bayi.Proses purifikasi vaksin sangat ketat
untuk memastikan keamanan, dengan penarikan vaksin jika terjadi efek samping
berat.

6. Prestasi Vaksinasi dalam Sejarah:

Penghapusan penyakit cacar pada 1979 menjadi prestasi besar


vaksinasi.Eksplorasi alam semesta dan ilmu vaksinologi memberikan manfaat
luar biasa dalam pencegahan penyakit.

7. Perspektif Ulama dan Fatwa Halal:

Ulama dari berbagai negara, termasuk Saudi Arabia dan Qatar, memberikan
fatwa halal terhadap vaksinasi.Mendorong mengikuti panduan para dokter dan
peneliti vaksinologi sebagai ahlinya.

8. Persepsi Keliru dan Prasangka:

Isu seperti enzim babi dalam vaksin berasal dari persepsi keliru dan
prasangka.Proses pembuatan vaksin kompleks, melibatkan tahapan seperti
pemecahan protein dan purifikasi.

9. Relevansi Fatwa Halal:

Fatwa halal dari Majlis Ulama Indonesia menegaskan bahwa vaksinasi dapat
dilakukan dengan pemahaman mendalam.Persepsi keliru mengenai bahan-
bahan vaksin, termasuk enzim babi, perlu diatasi dengan pemahaman yang lebih
baik.Dengan demikian, perspektif Islam terhadap vaksinasi sangat mendukung
eksplorasi ilmiah dan memandang vaksinasi sebagai upaya pencegahan yang
sejalan dengan ajaran agama.

5.HUKUM VAKSIN

Hukum vaksin COVID-19 menurut Ma'ruf Amin adalah fardu kifayah, yaitu
kewajiban yang jika dilakukan oleh sebagian, maka yang lain terbebas. Tidak ada
dalil langsung dari Al-Qur'an atau Hadits yang menyebutkan vaksinasi, tetapi
Islam menganjurkan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, vaksinasi dianggap
wajib untuk menjaga kesehatan dan mencapai herd immunity.

14
Berikut Hadist dan Ayat Al Quran yang menunjukkan islam sangat menganjurkan
aspek pencegahan terhadap penyakit:

Dari Ibnu ‘Abbas c, Rasulullah n pernah menasehati seseorang,

‫ َش َب اَبَك َق ْب َل َهَر ِمَك َو ِص َّح َت َك َق ْب َل َس َقِمَك َو ِغ َن اَك َق ْب َل َف ْق ِر َك َو َف َر اَغ َك َق ْب َل َشْغ ِلَك َو َح َي اَت َك َق ْب َل‬: ‫ِاْغ َت ِنْم َخ ْمًس ا َق ْب َل َخ ْم ٍس‬
‫َم ْو ِتَك‬

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: 1) Waktu mudamu sebelum


datang waktu tuamu, 2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3) Masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, 4) Masa luangmu sebelum datang
masa sibukmu, 5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (H.R. Al-Hakim dalam Al-
Mustadroknya 4: 341.)[1]

Dari Abu Hurairah a, beliau berkata, Rasûlullâh n bersabda,

‫ َو ِفـْي ُك ـٍّل َخ ـْيـٌر‬، ‫َاْلـُمْؤ ِمُن اْلَقـِو ُّي َخ ـْيٌر َو َأَح ُّب ِإَلـى ِهللا ِمَن اْلـُمْؤ ِم ِن الَّضِعْيِف‬

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada
Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (H.R. Muslim no.2664)
[2]

Untuk menghadapi wabah, Nabi n mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin
Zaid a, dari Nabi n, beliau bersabda,

‫ متفق َع َلْيِه‬.‫ َفَال َت ْخ ُرُجوا ِم ْن َه ا‬،‫ وأْنُتْم ِفيَه ا‬، ‫ َو ِإَذ ا َو َق َع ِبأْر ٍض‬،‫ َفَال َتْد ُخ ُلوَه ا‬، ‫ِإَذ ا َس ِمْع ُتُم الَّط اُعوَن ِبَأْر ٍض‬

“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah
kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang
kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (H.R.
Bukhari, no. 3473 dan Muslim, no. 2218)

Kemudian terkait dengan aspek kehalalan, setelah dilakukan diskusi yang cukup
panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor, maka komisi fatwa menyepakati
bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac yang diajukan oleh Bio
Farma hukumnya suci dan halal, ini yang terkait dengan aspek kehalalannya,”
kata Ketua MUI Bidang Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam Sholeh, melalui
akun YouTube TV MUI, Jumat (8/1/2021).

15
beberapa konsep penting dalam pandangan Islam terkait menghadapi wabah
seperti Covid-19:

 Tawakkal kepada Allah: Setiap muslim diminta untuk pasrah dan tawakkal
kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi.
 Menjaga aturan Allah: Mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya
untuk mendapatkan perlindungan dari Allah.
 Bersyukur dan bersabar: Seorang mukmin diharapkan bersyukur saat
mendapatkan kesenangan dan bersabar saat menghadapi kesulitan.
 Melakukan ikhtiar dan sebab: Muslim diingatkan untuk melakukan upaya
fisik dan syar'i untuk melawan wabah
 Upaya Fisik (Kauni):
Menjaga Kebersihan Diri: Sering mencuci tangan dengan air dan sabun,
terutama setelah berpergian, sebelum dan sesudah makan.
Physical Distancing: Menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain
untuk menghindari penularan.
Penggunaan Masker: Menggunakan masker saat keluar rumah dan
beraktivitas di luar untuk melindungi diri dan orang lain.
Menutup Mulut Saat Bersin dan Batuk: Menggunakan lengan atas untuk
menutup mulut saat bersin atau batuk, dan mencuci tangan segera
setelahnya.
 Upaya Syar'i (Non-Fisik):
Tawakkal kepada Allah: Meyakini bahwa segala sesuatu terjadi dengan
izin Allah, dan menyandarkan diri kepada-Nya.
Bertawakal dan Bertaubat: Menyempurnakan tawakal kepada Allah dan
bertaubat, memohon ampun dan perlindungan.
Doa: Berdoa kepada Allah untuk perlindungan dan kesehatan,
menggunakan doa khusus seperti doa dalam menghadapi wabah.
Dzikir Pagi dan Petang: Rutin berdzikir pada waktu pagi dan petang
sebagai bentuk mengingat Allah.
 Membersihkan Permukaan yang Sering Disentuh: Sering membersihkan
atau mengelap permukaan benda yang sering disentuh untuk mencegah
penyebaran virus.

16
 Tawakal dan taubat kepada Allah: Meyakini takdir Allah, menyandarkan
urusan kepada-Nya, dan bertaubat sebagai bentuk kembali kepada Allah.
 Upaya nyata dan doa: Mengambil langkah-langkah preventif fisik, mencari
informasi dari sumber terpercaya, dan berdoa kepada Allah.
 Dzikir dan doa khusus: Merutinkan dzikir pagi dan petang serta
menggunakan doa khusus sebagai perlindungan.
 menekankan pentingnya menjaga kesehatan, kebersihan, dan
menerapkan pola hidup sehat sebagai bagian dari upaya
menghadapi wabah.

6.PEMAHAMAN VAKSINASI COVID 19 DARI PERSPEKTIF FIQIH ISLAM

Mencakup konsep kemaslahatan (maqasidu syari‟ah), yang


menitikberatkan pada kepentingan umat Islam. Vaksin, sebagai zat untuk
membentuk kekebalan tubuh, diarahkan pada melindungi kesehatan individu dan
masyarakat secara umum.

Dalam Islam, beberapa kelompok masyarakat menolak vaksinasi, termasuk


karena alasan agama. Sebagian ulama mengakui kelonggaran dalam kondisi
darurat atau kebutuhan yang mendesak. Meskipun ada kelompok yang skeptis,
MUI telah mengeluarkan fatwa yang memperbolehkan penggunaan vaksin haram
dalam situasi tertentu.

Pentingnya kemaslahatan umum diutamakan, yang mencakup


perlindungan terhadap pandemi. Prinsip fiqih, seperti ad-dharurat tubih al-
mahzhurat, membolehkan tindakan yang biasanya diharamkan dalam keadaan
darurat. Ini mencerminkan sikap fleksibilitas untuk menjaga kepentingan umat
manusia.

Dalam konteks ini, protokol kesehatan dan vaksinasi dipandang sebagai


ikhtiar bersama dalam menghadapi pandemi. Prinsip kemaslahatan umum dan
perlindungan terhadap jiwa serta kesehatan manusia menjadi dasar untuk
mendukung upaya ini.

Ayat-ayat dari Surah Adz-Dzariyat dan Surah Az-Zumar menegaskan


bahwa kekuasaan penuh dalam menolak mudharat dan memberikan manfaat
hanya dimiliki oleh Allah. Dalam konteks vaksinasi, penting untuk menghindari

17
keyakinan bahwa vaksinasi itu sendiri memberikan perlindungan mutlak, karena
keputusan tersebut ada di tangan Allah.

Dari segi Syari’at Islam, penanganan kesehatan termasuk dalam


muamalah yang diperbolehkan, asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip syari’at.
Kaidah fikih yang menyatakan "asal dari semua muamalah adalah mubah,
kecuali ada dalil yang mengharamkannya" diterapkan pada hasil pengembangan
ilmu imunologi, memungkinkan penggunaan teknologi vaksinasi selama sesuai
dengan prinsip-prinsip agama.

Oleh karena itu, disarankan agar kaum muslimin menjaga keyakinan pada
Allah, mengucapkan bismillah sebelum vaksinasi, dan memahami bahwa
kekuasaan mutlak berada di tangan-Nya. Hal ini esensial agar tindakan
kesehatan yang diambil tetap sejalan dengan nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip
syari’at Islam, sambil tetap menghargai kemajuan ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan.

kontroversi vaksinasi di Indonesia, khususnya terkait dengan pandangan


agama Islam. Meskipun tidak ada penjelasan spesifik dalam Islam mengenai
kebolehan vaksinasi Covid-19, pembahasan dilakukan dengan merujuk pada
ayat-ayat qauniyah dan memperhatikan tiga metode penyembuhan dalam Islam:
spiritual, preventif, dan kuratif.Pentingnya ilmu pengetahuan modern dalam
memahami kebolehan vaksinasi disorot, dengan vaksin Covid-19 dianggap
sebagai langkah medis kontemporer yang memiliki pendekatan kuratif-preventif.

Terkait hukum kebolehan vaksinasi di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia


(MUI) memainkan peran penting dengan menerbitkan fatwa. Beberapa fatwa
yang disebutkan termasuk fatwa tentang vaksin meningitis, imunisasi, dan vaksin
measels rubella. Untuk vaksin Covid-19, MUI menerbitkan fatwa khusus untuk
Sinovac dan AstraZeneca, menegaskan kebolehan penggunaannya berdasarkan
audit dan kriteria syariah.Fatwa MUI Nomor 02 Tahun 2021 menyatakan
kebolehan penggunaan vaksin Sinovac setelah memastikan bahwa proses
produksi dan bahan yang digunakan halal. Sementara Fatwa Nomor 14 Tahun
2021 mengenai vaksin AstraZeneca menyatakan kebolehan (mubah)
penggunaannya, dengan mempertimbangkan kondisi darurat syar'i, risiko fatal,
ketersediaan vaksin halal, jaminan keamanan, dan keterbatasan pilihan vaksin

18
oleh pemerintah.Dengan adanya fatwa ini, diharapkan dapat meredakan
spekulasi dan perdebatan mengenai kehalalan vaksin di tengah
masyarakat Indonesia.

Dalam menghadapi isu kontemporer, seperti hukum vaksinasi Covid-19,


pentingnya mempertimbangkan maslahat dan mafsadat terlihat dalam
pendekatan keilmuan. Keputusan "boleh" atau "tidak boleh" didasarkan pada
keseimbangan manfaat dan mudarat, dengan kecenderungan meninggalkan
maslahat dalam situasi seimbang. Penggunaan konsep dar'ul mafãsid
muqaddamun ‘alã jalb al-masalih mengedepankan penolakan maslahat untuk
menjaga keseimbangan. Dalam kondisi darurat, seperti vaksinasi Covid-19,
penetapan kebolehan memerlukan kerjasama ahli disiplin ilmu, terutama dalam
bidang medis, untuk memahami secara mendalam maslahat dan
memisahkannya dari maslahat semu.

Fatwa MUI terkait vaksinasi didasarkan pada metodologi istinbath yang


dapat diterima dan dipertanggungjawabkan, dengan dukungan berbagai kaedah
fiqh dan metode penalaran. Namun, disadari perlunya penjabaran rinci mengenai
batasan dan kriteria kebolehan dalam situasi darurat yang bervariasi.
Keheterogenan kondisi antar daerah di Indonesia menuntut pendekatan yang
lebih fleksibel dan adaptif sesuai dengan tingkat kesulitan yang dihadapi,
sehingga keputusan dapat lebih kontekstual dan sesuai dengan
keadaan setempat.

Pendapat mengenai vaksin sekolompok pendapat menyatakan keharaman


tentang vaksin.Adapun alasan keharamannya mulai dari yang bersifat mendasar,
hingga alasan-alasan penunjang dan tambahan. Di antara alasan yang
digunakan untuk mengharamkan adalah:

1. Mengunakan Zat Yang Najis. Vaksin haram karena menggunakan media babi,
aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabenenya
pengguna alkohol, dll. Ini semua haram dipakai secara syari’at.

2. Banyak Efek Samping. Yusuf al Qardhawy, Halal danEfek samping yang


membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium,
benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme,
cacat otak, dan lain-lain.

19
3. Lebih Besar Madharatnya.Meski vaksinasi ada manfaatnya, tetapi ada banyak
kerugiannya. Dan kalau kalau dilihat secara keseluruhan, ternyata jauh lebih
banyak bahayanya dari pada manfaatnya, banyak efek sampingnya. Dan oleh
karena itu logika hukumnya menyebutkan bahwa kita harus menolak manfaat
karena adanya mafsadat yang lebih besar.

4. Tiap Manusia Sudah Punya Kekebalan Tubuh Alami. Kekebalan tubuh


sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana
menjaganya dan menerapkan pola hidup sehat. Tidak perlu diberi vaksin dan
obat-obatan kimiawi yang hanya akan merusak jaringan yang alami. Justru
kekebalan yang alami yang lebih diprioritaskan dan bukan kekebalan yang
bersifat kimiawi.

5. Konspirasi Yang Terstruktur.Di balik adanya gerakan vaksinasi pada bayi,


ternyata terindikasi adanya konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk
memperbodoh dan meracuni negara berkembang dan negara muslim dengan
menghancurkan generasi muda mereka. Agenda terselubung ini memang tidak
nampak secara kasat mata, namun dipastikan keberadaannya secara tersturktur
dan rahasia. Umat Islam harus jauh lebih waspada dan hati-hati terhadap tipu
daya yahudi zionis international. Sebab mereka tidak akan rela dengan umat
Islam sehingga kita mengikuti rencana mereka.

6. Bisnis Besar di Baliknya.Selain adanya tujuan untuk merusak dan menguasai


umat Islam, ternyata ada indikasi bahwa di balik program imunisasi ada bisnis
besar yang terselubung. Ternyata di balik program vaksinasi internasional ini, ada
pihak-pihak yang meraup keuntungan berlimpah, yaitu pihak produsen yang nota
bene adalah perusahan milik nonmuslim. Dengan ikut program vaksinasi
sesungguhnya umat Islam telah dengan rela dan sengaja menyumbangkan uang
untuk kalangan musuh-musuh Islam, yang tentunya keuntungannya
dimanfaatkan untuk menghancurkan agama Islam.

7. Menyingkirkan Pengobatan Nabawi.Semua bentuk vakisinasi tidak lain adalah


produk kedokteran barat yang semata-mata hanya disandarkan pada akal dan
logika semata. Sementara sebagai umat Islam sebenarnya sudah diberikan
metode pengobatan ala nabi (tibbun-nabawi) yang turun lewat wahyu, seperti
minum madu, minyak zaitun, kurma, habbatussauda dan sebagainya. Tentunya

20
akan jauh lebih berkah karena merupakan bagian dari mukjizat Rasulullah SAW.
Maka kalau umat Islam masih saja mengunggulkan penggunakan produk
kedokteran barat itu sama saja dengan menyingkirkan metode pengobatan
nabawi.

8. Walau sudah imuniasi tetapi tetap tidak menjamin, adanya beberapa laporan
bahwa anak mereka yang tidak divaksinasi masih tetap sehat, dan justru lebih
sehat dari anak yang divaksinasi.Atas dasar lima pertimbangan umum di atas
dinyatakan bahwa vaksinasi-imunisasi yang bertujuan untuk mengusahakan
kesehatan manusia itu boleh atau halal selagi belum ada bahan vaksinasi-
imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu, tenaga medis: dokter, perawat, dan
bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG, MMR, IPV, dan meningitis) untuk
mengusahakan kekebalan tubuh manusia inklusif balita dari serangan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus yang berbahaya bagi kesehatan.
Akan sangat bagus kalau para sarjana kesehatan (apoteker, analis kesehatan,
dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis) segera memproduk vaksin
yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya
secara material halal.

7.Metode Vaksinasi
Metode pelaksanaan vaksinasi yang pertama dilakukan di sekitar 13.600 fasilitas
kesehatan di Indonesia.Selain itu, cara penerapan kedua adalah melalui instansi
terkait seperti TNI-Polri.
Opsi ketiga untuk menerapkan adalah vaksinasi massal di tempat.Cara keempat
adalah dengan melakukan 4.444 vaksinasi massal keliling.Tim vaksinasi
kemudian akan fokus pada kelompok sasaran tertentu, seperti pedagang pasar.
Mengingat ketersediaan dan waktu kedatangan vaksin, kami memberikan rincian
langkah-langkah pelaksanaan vaksinasi virus corona:
1. Metode pertama, yang akan diterapkan mulai Januari 2021, akan
menyasar kelompok prioritas yang terdiri dari 4.444 orang berusia 18
tahun hingga lebih dari 4.444 orang: petugas kesehatan, asisten medis
dan staf pendukung, serta pelajar yang sedang menjalani pelatihan medis
dan bekerja di institusi kesehatan.
2. Metode pelaksanaan kedua dilaksanakan mulai minggu ketiga Februari
2021 dan menyasar kelompok PNS prioritas yaitu TNI/Polri, aparat

21
hukum, dan ASN lainnya.Ini termasuk staf di bandara, pelabuhan, stasiun
kereta api , terminal, bank, Perusahaan Listrik Daerah (PLN) dan
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) , serta mereka yang terlibat
langsung dalam pemberian layanan kepada masyarakat lokal.Ini
termasuk karyawan lain yang melakukannya.
3. Cara ketiga yaitu melalui vaksinasi massal di tempat.Selain kelompok
prioritas yang divaksin metode 1 dan metode 2, jumlah sasaran penduduk
pada kelompok prioritas sebanyak 4.444 jiwa yang terdiri dari masyarakat
rentan sosial dan ekonomi berusia 60 tahun ke atas, 4.444 orang berusia
18 tahun ke atas, serta masyarakat kurang mampu secara sosial dan
ekonomi., dan lain-lain Komunitas ini berjumlah orang.merupakan metode
keempat yang akan dilaksanakan sejak awal Juli 2021, yakni vaksinasi
massal (vaksin virus corona baru) yang menyasar 4.444 orang.Tim
vaksinasi kemudian akan fokus pada 4.444 sasaran spesifik seperti
pedagang pasar.Vaksinasi massal merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi di masa pandemi agar permasalahan wabah penyakit virus
corona yang melanda seluruh dunia dapat segera diatasi.

Cara mencegah infeksi virus corona

1. Menggunakan masker Cara mencegah infeksi virus corona yang paling efektif
adalah dengan menggunakan masker. Alat ini sebaiknya digunakan terutama di
tempat umum dan saat berinteraksi dengan orang lain.Menutup mulut dan
hidung mencegah tetesan masuk ke tubuh Anda dan secara efektif mengurangi
risiko penyebaran virus corona penularan melalui udara juga dapat terjadi,
sehingga sebaiknya digunakan di dalam ruangan, terutama di dalam ruangan
yang ber-AC.

2. Rutin mencuci tangan Rutin mencuci tangan juga dapat mencegah risiko
tertular virus corona.Perbanyak frekuensi mencuci tangan dengan sabun dan air
selama 20 detik setelah melakukan aktivitas tertentu.Misalnya saja menyentuh
suatu benda, memegang bagian depan masker, atau menyentuh binatang.Anda
juga harus mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh wajah.Jika sabun
dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol
minimal 60%.

22
3. Jaga Jarak Fisik Cara lain untuk mencegah penyebaran virus ini adalah
dengan menjaga jarak fisik dengan orang lain.Saat berada di luar rumah, selalu
jaga jarak kurang lebih 1,5 meter. Ingatlah selalu bahwa beberapa orang
mungkin terinfeksi COVID-19 tetapi tidak menunjukkan gejala.Selain itu, hindari
tinggal di dalam rumah dalam waktu lama dan tingkatkan aktivitas Anda di ruang
terbuka yang tersedia udara segar.

4.Menjauhi keramaian Berada di tengah keramaian meningkatkan risiko tertular


COVID-19.Jika Anda ingin berinteraksi dengan lebih dari satu orang, pastikan
mereka dalam keadaan sehat.Intensitas dan jumlah orang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat risiko yang mungkin terjadi.

5.Pembatasan Bergerak Setiap orang perlu benar-benar memahami bahwa


kecuali ada keperluan yang mendesak, lebih baik diam di rumah.COVID-19 tidak
selalu menimbulkan gejala, jadi Anda harus berhati-hati meskipun Anda merasa
sehat.Bisa saja Anda tertular virus tanpa menunjukkan gejala dan akhirnya
menularkannya ke keluarga Anda di rumah.Harap ekstra waspada, apalagi jika
Anda memiliki orang tua atau anak di rumah yang masih rentan terhadap COVID-
19.

6. Bersihkan perangkat secara rutin Virus corona dapat menempel di berbagai


permukaan.Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah penyebaran
COVID-19 adalah dengan rutin membersihkan barang-barang yang sering
digunakan, seperti peralatan rumah tangga.Bersihkan ponsel, laptop, dan
perangkat lainnya dengan kain yang telah disemprot disinfektan.

7. Membersihkan Lingkungan Rumah Selain mendisinfeksi peralatan, penting


juga untuk membersihkan lingkungan rumah secara rutin.Semprotkan
disinfektan secara rutin pada berbagai barang di sekitar rumah Anda, termasuk
lantai, kolong meja, dan kasur.

8. Membuat makanan sendiri Di era digital yang serba mudah, memesan


makanan melalui aplikasi sudah menjadi budaya baru.Namun, makanan yang
dibeli dapat terkena virus selama pemrosesan atau pengiriman.Oleh karena itu,
cara efektif untuk mencegah tertular virus ini adalah dengan menyiapkan
makanan sendiri.Memasak sendiri tidak hanya lebih sehat, tapi juga lebih
higienis.

23
9. Selalu membawa peralatan makan sendiri Kalau sibuk tentu akan lebih sering
makan di luar.Masalah ini bisa Anda hindari dengan selalu membawa peralatan
pribadi untuk mencegah penyebaran COVID-19.

10. Patuhi etika batuk dan bersin.Anda juga harus memahami etika batuk dan
bersin, karena virus ini dapat menular melalui droplet orang yang sakit.Apalagi
jika Anda sedang sakit atau tidak enak badan.Inilah cara Anda menyebarkan
penyakit ini kepada orang lain.

11. Dapatkan Vaksin COVID-19 Cara lain yang efektif untuk mencegah infeksi
virus ini adalah dengan mendapatkan vaksinasi COVID-19. Vaksin COVID-19
membantu menghasilkan antibodi atau kekebalan sehingga tubuh menjadi lebih
kuat melawan virus yang menyerang.

12. Meningkatkan daya tahan tubuh Selain mencoba berbagai cara di atas,
Anda juga bisa mencegah infeksi virus corona dengan meningkatkan daya tahan
tubuh.Misalnya saja makan makanan yang seimbang dan bergizi, rutin
berolahraga, tidur yang cukup, dan mengonsumsi suplemen nutrisi
sesuai kebutuhan.

 Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan dalam bukunya Malachi Al-


Ubudiya bahwa shalat merupakan salah satu cara seorang hamba benar-
benar menunaikan perintah Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Mukmin Ayat


60 : 444 4 Dan Tuhanmu berfirman:

َ ‫َو َق اَل َر ُّب ُك ُم ٱْد ُعوِنٓى َأْس َت ِج ْب َلُك ْم ۚ ِإَّن ٱَّلِذيَن َي ْس َت ْك ِبُروَن َع ْن ِع َب اَد ِتى َس َي ْد ُخ ُلوَن َج َه َّن َم َد اِخ ِر يَن‬

``Berdoalah, niscaya Aku akan mengabulkannya.''


Kepadamu.Sesungguhnya orang-orang yang sombong beribadah
kepada-Ku, maka dia akan masuk neraka dalam keadaan terhina.”
Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani, shalat juga merupakan wujud ibadah
manusia hanya kepada Allah SWT dan tidak meminta apa pun lagi
kepada Allah.Dalam hadits riwayat Imam at-Tirmidzi, Nabi SAW
bersabda: “Doa bermanfaat bagi sesuatu, baik yang diturunkan oleh Allah

24
maupun yang belum.” Kada (lokasi bagus) tidak dapat menawarkan apa
pun selain lokasi persisnya (yang terdengar).” Bila Rukya adalah
temanmu Arab: ‫ ُه إاَّل َأْن َت‬Latin: Imsahil ba'sa rabba n negeri.Bi yadikas
sifa.Ra Kashifa Rahu tanpa jalan.Artinya: Ya Tuhan, tolong hapuskan
penyakit ini.Kesembuhan ada di tangan Anda.Tidak ada yang bisa
mengangkatnya kecuali Anda.Doa di Saat Sakit Saat ini penyakit sedang
menyebar dimana-mana.Saat badan sakit, ada doa yang bisa dibaca
sebagai berikut: ‫ م ُر َس ْق ًما‬Latin: Allahumma rabban nasi, adzhibil
ba'sa.Ishfi.Antas Syafii.Artinya, Anda bukan korbannya.Artinya : Ya
Tuhan, Tuhan umat manusia, mohon hilangkan penyakit.Anda adalah
seorang penyembuh, jadi berikanlah kesembuhan.Tidak seorang pun
kecuali Anda yang dapat menyembuhkan penyakit Anda dengan
penyembuhan tanpa rasa sakit.

 Doa Kesehatan Selain itu, umat Islam dapat berdoa kepada Allah SWT
untuk kesehatan yang baik dengan memanjatkan doa agar terhindar dari
wabah penyakit.
Dari Abdullah bin Umar RA berkata : Rasulullah SAW : 44

Arab: ‫الَّلُهَّم ِإِّن ى َأُعوُذ ِبَك ِمْن َز َو اِل ِنْع َمِتَك َو َت َح ُّو ِل َع اِفَيِتَك َو ُفَج اَءِة ِنْق َمِتَك َو َج ِميِع َس َخ ِط َك‬

Latin : Allohumma Innii A'uudzu Bika Min Zawaali Ni'matic, Wa Tahawulli


'Aafiyatik, Wa FuJaa' ati Niqmatic, Wa Jamii'i Sakhothik.
Artinya: Ya Allah, aku menderita karena kehilangan nikmat yang Engkau
anugerahkan kepadaku, karena perubahan kesehatan yang Engkau
berikan kepadaku, karena azab-Mu yang tiba-tiba, dan karena segala
murka-Mu, aku berlindung kepada-Mu.

 Doa Ketika Sedang Sakit

Arab: ‫الَّلُهَّم َر َّب الَّن اِس َأْذ ِهِب اْلَب ْأَس اْش ِف َأْن َت الَّش اِفي اَل َش اِفَي إاَّل َأْن َت ِش َفاًء اَل ُيَغ اِدُر َس ْق ًما‬

Latin: Allahumma rabban nasi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syafi. Lā syafiya
illa anta syifa'an la yughadiru saqaman.Artinya: Tuhanku, Tuhan manusia,

25
hilangkan lah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah
penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau
dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.

KESIMPULAN

Secara mendalam, vaksinasi dalam perspektif Islam merupakan bagian


integral dari pemeliharaan kesehatan dan keselamatan umat manusia. Dari
perspektif sejarah, penekanan Islam terhadap tibb al-nabawi, atau kedokteran
Nabi, menciptakan landasan filosofis untuk mendorong praktek medis, termasuk
vaksinasi. Sejak zaman Nabi Muhammad, konsep pencegahan penyakit dan
perawatan kesehatan telah menjadi bagian dari ajaran Islam.

Sejarah perkembangan ilmu kedokteran Islam, seperti yang terlihat dalam


karya-karya Ibnu Sina dan lainnya, menyoroti pentingnya pencegahan penyakit
melalui penggunaan obat-obatan. Hal ini memberikan fondasi historis yang kuat
untuk mendukung vaksinasi sebagai kelanjutan dari tradisi Islam dalam
memahami dan merawat tubuh. Pemahaman tersebut diperkaya oleh kontribusi
ilmuwan Muslim di berbagai bidang, yang menciptakan landasan ilmiah untuk
prinsip-prinsip medis modern, termasuk vaksinasi.

Dalam konteks kontemporer, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh ulama-


ulama Islam menegaskan keabsahan dan kebutuhan vaksinasi. Pandangan ini
mencerminkan pemahaman bahwa agama Islam mengakui kesehatan sebagai
harta yang sangat berharga dan bahwa tindakan medis seperti vaksinasi dapat
menjadi sarana perlindungan yang sah. Oleh karena itu, dalam menghadapi
pandemi global, umat Islam dipersilakan untuk menerima vaksinasi sebagai
langkah proaktif dalam melindungi diri dan masyarakat dari penyebaran penyakit.

Dengan demikian, kesimpulan dari perspektif Islam terhadap vaksinasi


mencerminkan harmoni antara nilai-nilai kesehatan, kepedulian terhadap
kehidupan, dan tradisi ilmiah Islam. Vaksinasi dilihat sebagai manifestasi nyata
dari tanggung jawab moral untuk menjaga kesejahteraan dan keselamatan
manusia, yang selaras dengan prinsip-prinsip agama Islam yang
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan hidup.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abd Hannan. (2022). Kemaslahatan Sosial Vaksin sebagai Instrumen Medis


Penanggulangan Covid-19 dalam Perspektif Islam. Asy-Syari’ah : Jurnal
Hukum Islam, 8(1), 1–24. https://doi.org/10.55210/assyariah.v8i1.667

A. Latief, H. M. (2022). Darurat Vaksin, Fatwa Mui Dan Tinjauan Fikih Daruri
(Studi Kasus Fatwa Vaksin Covid-19 Di Indonesia). Istinbath, 20(2), 241–
261. https://doi.org/10.20414/ijhi.v20i2.386

Doa Terhindar dari Wabah dan Penyakit yang Diajarkan Rasulullah SAW
https://news.detik.com/berita/d-5261091/4-doa-terhindar-dari-wabah-dan-
penyakit-yang-diajarkan-rasulullah-saw

Cara Rasulullah Hadapi Wabah Mematikan pada Zamannya - detikNews


https://news.detik.com/berita/d-5633344/3-cara-rasulullah-hadapi-wabah-
mematikan-pada-zamannya/amp

(Fatwa MUI No 13 Tahun 2021 Tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 Saat


Berpuasa.Pdf, n.d.)Fatwa MUI No 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi
Covid-19 Saat Berpuasa.pdf. (n.d.).

Nurhasin, B., & Jalaluddin, M. (2022). Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Kajian Al-
Qur’an. AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman, 5(1), 58–72.
http://ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/article/view/67%0Ahttp://
ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/article/download/67/55

Nasution, M. M. (2020). Vaksinasi Dalam Perspektif Islam. Forum Paedagogik,


10(2), 61– 70. https://doi.org/10.24952/paedagogik.v10i2.2818
Rosdiana, H. (2023). Studi komparatif hukum vaksinasi covid-19 perspektif
hukum positif indonesia dan hukum islam skripsi.

Vaksinasi Hukumnya Makruh dalam Islam - UIN Alauddin Makassar https://uin-


alauddin.ac.id/berita/detail/vaksinasi-hukumnya-makruh-dalam-islam/6809

Wabah Sejak Zaman Rasulullah - Historia

27
https://historia.id/amp/kultur/articles/wabah-sejak-zaman-rasulullah-DWq02

28

Anda mungkin juga menyukai