DAN KONTEMPORER
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah
(QS. Al-Hadid : 22)
Sejarah Corona Para ahli meyakini bahwa penyakit virus corona (COVID-
19) atau penyakit virus corona 2019 disebabkan oleh virus yang disebut SARS-
CoV-2, virus baru dari keluarga Coronaviridae, yang konon merupakan penyakit
yang dapat terjadi.Virus ini, seperti virus corona lainnya, adalah virus baru yang
diketahui pertama kali menyebar melalui hewan, menular, dan kemudian
menyerang semua orang.125 Covid-19 adalah singkatan dari penyakit virus
corona.Angka 19 mengacu pada tahun penemuannya, yakni 2019.Sebelum
nama resmi Covid diperkenalkan, nama sementara adalah 2019-nCoV.Angka
2019 melambangkan tahun, huruf n melambangkan alfabet Romawi yang berarti
baru, dan CoV berarti yang berarti virus corona.Nama ini diberikan oleh Pusat
1
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.Otoritas kesehatan Tiongkok kini telah
memberi nama Novel Coronavirus Pneumonia (NCP) kepada 4.444 orang.Untuk
memudahkan pengucapannya di seluruh dunia, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkenalkan nama Covid-19 untuk penyakit tersebut.Alasan
penggunaan nama ini adalah untuk menghindari referensi ke lokasi geografis,
spesies hewan, dan kelompok masyarakat tertentu.Keputusan ini diambil sesuai
dengan rekomendasi International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)
untuk menghindari bias.126 Penyakit virus corona (Covid-19) disebabkan oleh
infeksi virus SARS-Cov-2.Merupakan varian dari virus SARS-Cov penyebab
SARS, sehingga disebut dengan virus SARS-Cov-2.Umumnya virus SARS-Cov-2
termasuk dalam keluarga virus corona penyebab SARS dan MERS.Namun
peneliti mengatakan virus corona penyebab Covid-19 memiliki sifat yang
berbeda dengan virus SARS dan MERS.Anda dapat memahami ini dengan
melihat seberapa cepat penyebarannya.Pada prinsipnya, Covid-19 dan SARS
mudah menular dari orang ke orang, begitu pula dengan MERS.Namun
dibandingkan SARS, virus corona baru memegang rekor tingkat penyebaran
tertinggi dengan 4.444 kasus.Para peneliti mengatakan hal ini karena virus
corona baru memiliki afinitas terhadap zat yang disebut ACE2 sekitar 10 hingga
20 kali lebih tinggi daripada SARS.Afinitas adalah kecenderungan suatu unsur
untuk membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain.ACE2 (enzim
pengubah angiotensin) saat ini menjadi reseptor pada 4.444 sel inang di tubuh
manusia yang dihuni kedua virus tersebut.Selain itu, Covid-19 juga diduga tidak
membentuk ikatan yang kuat dengan ketiga antibodi dalam tubuh manusia yang
sebelumnya berperan saat SARS menyerang manusia.128 Virus corona
mempunyai sejarah yang panjang.
Dalam penelitian yang dilakukan David Tyrrell dan Byno pada tahun
1960an, virus ini diketahui ada di tubuh 4.444 orang.Saat itu, mereka
mengundang beberapa ahli virologi Inggris untuk mempelajari 4.444 virus yang
ditemukan pada manusia dan banyak hewan.Faktanya, beberapa virus bisa
menular dari hewan ke manusia.Virus tipe ini disebut virus zoonosis.Zoonosis
adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.Sebagian besar ahli dan
pegiat konservasi sepakat bahwa penyakit zoonosis telah meningkat secara
dramatis dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat penggundulan hutan
2
(sebuah fenomena yang juga terkait dengan peningkatan emisi karbon
dioksida), dan bahwa penyakit zoonosis telah meningkat secara dramatis antara
manusia dan manusia.Risiko interaksi dengan hewan di dekatnya dan
kontaminasi. Corona berasal dari bahasa Latin "corona" dan bahasa Yunani
"corone", yang berarti mahkota atau lingkaran cahaya.Pasalnya, virus tersebut
terlihat seperti mahkota jika dilihat di bawah mikroskop.
1.PENGERTIAN VAKSINASI
2.MACAM-MACAM VAKSIN
3
kedokteran saat ini telah berhasil mengeliminasi beberapa jenis penyakit infeksi
yang dahulu kala sangat mematikan. Dan setiap kali terjadi wabah pasti akan
membawa korban meninggal yang cukup banyak. Beberapa penyakit ini bisa
diatasi dengan pemberian vaksin yang tepat.
4
Rubella: Mencegah penyakit kulit parah akibat virus Rubivirus Togavirus yang
menular melalui saluran pernafasan.
Cacar: Mencegah penyakit akibat virus variola (cacar) yang termasuk penyakit
kuno.
Kanker Serviks: Mencegah kanker mulut rahim perempuan akibat virus Human
Papilloma.
Yellow Fever: Mencegah penyakit demam kuning yang disebabkan virus yang
dibawa oleh nyamuk.
MMR: Campuran dari tiga jenis virus campak, beguk, dan rubella yang
dilemahkan.
DTwP dan DtaP: Vaksin kombinasi untuk penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
DTaP HepB Poli: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, hepatitis B, dan polio.
DTaP Hib Polio: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, Haemophilus Influenza,
dan polio.
DPaT HepB Hib Polio: Kombinasi vaksin untuk penyakit DPT, Hib, hepatitis B,
dan polio.
5
Ketiga, vaksin melindungi kesehatan masyarakat secara menyeluruh,
memberikan manfaat tidak hanya pada individu yang divaksinasi tetapi juga pada
lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan orang terdekat.
Keempat, vaksinasi memiliki dampak positif dalam aspek lebih luas, seperti
meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak sosial secara ekonomi,
politik, dan pendidikan. Ini menciptakan keleluasaan bagi individu untuk
menjalani kehidupan secara normal tanpa khawatir terkena Covid-19.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun vaksin efektif dalam menurunkan risiko
penularan, jenis vaksin dan tingkat efektivitasnya dapat bervariasi. Sebagai
contoh, Sinovac memiliki efikasi sekitar 78%, sementara Pfizer mencapai 95%.
6
Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2021 mengkaji Sinovac dan Bio Farma sebagai suci
dan halal, mendukung vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pencegahan.
Fatwa MUI menegaskan partisipasi umat Islam dalam program vaksinasi demi
mencapai herd immunity.
Alternatif Pengobatan:
7
Pandangan anti-vaksin dikritik karena dianggap bersumber dari prasangka dan
kurang didasarkan pada ilmu pengetahuan, yang dianggap sebagai dosa dalam
Islam.
Di masa Nabi SAW juga pernah terjadi wabah penyakit, yang salah satunya
adalah penyakit Thaun. Penyakit Thaun ini tercatat dalam sebuah hadits,
dimana Rasulullah bersabda : “Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah
di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di
daerah itu, jangan hengkang (lari) dari Thaun”. Selain saat zaman Nabi, penyakit
Thaun juga terjadi di zaman Umar bin Khattab. Kala itu, Umar bin Kattab
menahan diri memasuki negeri Syam, karena di daerah tersebut tengah terjadi
wabah penyakit thaun.
Dikutip dari buku “Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW” karya Nabhil Thawil,
penyakit Thaun ini adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan kematian.
Penyakit ini berasal dari infeksi bakteri Pasterella Pestis. Bakteri thaun ini dibawa
oleh Xenopsella Cheopis (kutu anjing) yang berasal dari darah tikus. Sebab,
Xenopsella Cheopis sejatnya hidup di tubuh tikus. Artinya wabah ini pertama kali
terjadi pada tikus dan menyebar kepada manusia. Melalui darah tikus yang
berada di kutu anjing itu tersebut menular ke manusia melalui kulit dan darah.
Adapun masa inkubasi penyakit thaun ini antara dua sampai dua belas hari. Para
penderitanya harus menjalani karantina dan menjalani pengobatan yang berlaku
sesuai apa yang dilakukan di zaman Rasulullah maupun Umar bin khattab.
8
Lalu bagaimana Islam memandang musibah, baik musibah alam atau
musibah non alam sebagaimana wabah penyakit atau pandemi? Dalam Islam
semua yang dialami manusia berupa musibah adalah merupakan ketentuan Allah
SWT untuk menguji kesabaran manusia. Dalam Alqur’an surat Al-Baqarah (2)
ayat 155 Allah SWT berfirman :
Berikut tiga cara Nabi SAW menghadapi wabah mematikan pada masanya.
1.Diam di rumah
9
Dalam hadits dari Aisha Ra.Salah satu cara yang bisa dilakukan ketika terjadi
wabah adalah dengan bersabar dan tetap berada di rumah serta mengharapkan
berkah dari Tuhan.
: َس َأْلُت َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ِن الَّط اُعوِن ؟ َف َأْخ َبَر ِني َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َأَّن َه ا َق اَلْت، ْن َعاِئَش َة
َف َي ْم ُك ُث ِفي َبْيِت ِه، َف َلْي َس ِمْن َر ُج ٍل َي َق ُع الَّط اُعوُن، َف َج َع َل ُه َر ْح َم ًة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن،" َأَّن ُه َك اَن َع َذ اًبا َي ْب َع ُث ُه ُهللا َع َلى َم ْن َي َش اُء
َص اِبًر ا ُمْح َت ِس ًبا َي ْع َلُم َأَّن ُه اَل ُيِص يُبُه ِإاَّل َم ا َكَت َب ُهللا َلُه ِإاَّل َك اَن َلُه ِم ْث ُل َأْج ِر الَّش ِه يِد
Artinya: "Dari Siti Aisyah ra, ia berkata, 'Ia bertanya kepada Rasulullah SAW
perihal tha'un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, 'Zaman dulu tha'un
adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya,
tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman. Tiada seseorang
yang sedang tertimpa tha'un, kemudian menahan diri di rumahnya dengan
bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa tha'un tidak
akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya,
niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati
syahid," (HR. Ahmad).
Jika terjadi wabah di suatu tempat, dianjurkan untuk tidak memasuki tempat
tersebut.Namun jika terjadi penyakit menular di tempat kita tinggal, maka kita
dilarang meninggalkan tempat tinggal kita.
َع ْن َعْبِد ِهَّللا ْب ِن َعاِم ِر ْب ِن َر ِبيَع َة َأَّن ُع َمَر َخ َر َج ِإَلى الَّش اِم َفَلَّما َج اَء َس ْر َغ َب َلَغ ُه َأَّن اْلَو َب اَء َق ْد َو َق َع ِبالَّش اِم َف َأْخ َبَر ُه َع ْب ُد
الَّر ْح َم ِن ْبُن َع ْو ٍف َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَذ ا َس ِمْع ُتْم ِبِه ِبَأْر ٍض َف اَل َت ْق َدُموا َع َلْيِه َو ِإَذ ا َو َق َع ِب َأْر ٍض َو َأْنُتْم
ِبَه ا َف اَل َت ْخ ُرُجوا ِفَر اًر ا ِم ْن ُه َف َر َج َع ُع َم ُر ْبُن اْلَخ َّط اِب ِمْن َس ْر َغ
Artinya: "Dari Abdullah bin Amir bin Rabi'ah, Umar bin Khattab ra. menempuh
perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa
wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan
kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Bila kamu mendengar
wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah
terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.' Lalu
Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh," (HR Bukhari dan Muslim).
10
Allah SWT memadamkan penyakit dengan obat. Sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadis yang berasal dari Abu Hurairah Rah.Selain itu, dalam hadits
riwayat Ahmad dijelaskan bahwa bilamana terjadi wabah, carilah pengobatan
yang diridhoi Allah, Dia pasti akan mendapat pahala seperti orang yang syahid
(HR.Ahmad).
"َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة ـ رضى هللا عنه ـ َع ِن الَّن ِبِّي صلى هللا عليه وسلم َقاَل " َم ا َأْن َز َل ُهَّللا َد اًء ِإَّال َأْن َز َل َلُه ِش َفاًء
Wabah lain pada zaman nabi yaitu Kusta Penyakit Kusta atau Kusta pernah
merajalela pada masa Nabi.
11
orang lain.Orang Arab di pedalaman bangkit memprotes.Ya Rasulullah, mula-
mula kudis menyebar dari mulut atau ekor unta, lalu menyebar hingga semua
unta lainnya terkena kudis.Lalu, ya Rasulullah, saw.Lalu siapa yang pertama kali
tertular pada unta?” Mengatasi epidemi kudis.Nabi meminta untuk mengetahui
siapa yang pertama kali menginfeksi unta, yaitu mata rantai pertama yang
tertular.Setelah Anda menemukan orang yang terinfeksi pertama kali, Anda dapat
mengetahui dengan siapa orang yang terinfeksi tersebut berinteraksi.Mereka
yang pernah melakukan kontak kemudian dapat menerima pengobatan dini jika
belum sakit parah dan dapat diisolasi sementara agar tidak menulari orang
lain.Metode Nabi Muhammad mirip dengan tes virus corona secara cepat.Artinya
mencari orang yang terjangkit virus Covid-19 agar bisa diisolasi sejak dini untuk
mencegah penyebaran infeksi semakin parah.
Cacar air juga mewabah Cacar air mewabah pada masa Nabi.
Ini adalah penyakit yang ditandai dengan jerawat, demam, kehilangan nafsu
makan, dan kesulitan bernapas.Anda mudah tertular cacar air jika menyentuh
kulit orang yang sakit atau menyentuh orang yang bersin.Sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh al-Hakim mengatakan tentang kesembuhan orang sakit: “Dari
Ibnu Abbas dia bersabda (kepada Rasulullah) tentang firman Allah: “Dan , jika
kamu sakit atau dalam perjalanan.'' ( QS) .al-Nisa' [4]: 43) Beliau bersabda: Jika
seseorang terluka di jalan Allah; Jika seseorang menderita abses atau cacar,
maka ia memiliki genub dan takut terhadapnya.Kalau dia mandi, dia akan mati,
tapi kamu bisa jalan-jalan. ”(HR.Al-Hakim) Selama menderita penyakit cacar,
masyarakat yang terkena cacar diberi kesempatan untuk menerapkan syariat
Islam.Jika takut mandi karena sangat sakit, boleh saja melakukan tayammum
sendiri.Mengingat situasi epidemi saat ini, jelas bahwa alternatif lain dapat
digunakan ketika mengadakan kebaktian gereja untuk memerangi penyakit
tersebut.Misalnya, jika Anda tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk shalat
sambil berdiri, maka Anda bisa shalat sambil duduk.Hikmah dari Wabah Campak
Campak adalah salah satu penyakit kulit yang menimbulkan bintik-bintik di
sekujur tubuh.Penyakit ini menular dan ditandai dengan demam dan batuk.Ada
sebuah hadis riwayat al-Bukhari mengenai pertanyaan seorang wanita mengenai
penyakit campak."Dari Azuma," katanya. Seorang wanita bertanya kepada nabi.
Beliau bersabda: Ya Rasulullah, ternyata putriku menderita penyakit campak
12
hingga rambutnya rontok.Saya ingin menikahinya, tetapi bolehkah saya
memanjangkan rambutnya? Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah melaknat
orang-orang yang mengepang rambutnya dan orang-orang yang berusaha
mengepang rambutnya.(Tn.Al-Bukhari) Jika rambut wanita itu tetap diikat, maka
perkawinan akan dilangsungkan.Anak tersebut saat ini menderita campak dan
mungkin menular.Dari hadis ini kita mengetahui bahwa seseorang yang terjangkit
penyakit menular harus sembuh total sebelum kembali ke kehidupan sosial.
Hikmah Yang Terhormat, Cara yang dilakukan Rasulullah SAW bisa menjadi
contoh cara mencegah penyebaran COVID-19 saat ini.
Lalu bagaimana cara islam dalam mengatasi maslalah wabah Covid 19 ini yaitu:
1. Pendekatan Al-Quran:
Praktik awal vaksinasi berasal dari masyarakat Muslim Turki pada abad ke-
18.Vaksinologi berkembang dengan pesat, mencakup berbagai jenis vaksin
sebagai hasil eksplorasi alam semesta.
13
Penelitian vaksin memakan waktu belasan tahun dan melibatkan uji laboratorium,
hingga penerapan pada anak dan bayi.Proses purifikasi vaksin sangat ketat
untuk memastikan keamanan, dengan penarikan vaksin jika terjadi efek samping
berat.
Ulama dari berbagai negara, termasuk Saudi Arabia dan Qatar, memberikan
fatwa halal terhadap vaksinasi.Mendorong mengikuti panduan para dokter dan
peneliti vaksinologi sebagai ahlinya.
Isu seperti enzim babi dalam vaksin berasal dari persepsi keliru dan
prasangka.Proses pembuatan vaksin kompleks, melibatkan tahapan seperti
pemecahan protein dan purifikasi.
Fatwa halal dari Majlis Ulama Indonesia menegaskan bahwa vaksinasi dapat
dilakukan dengan pemahaman mendalam.Persepsi keliru mengenai bahan-
bahan vaksin, termasuk enzim babi, perlu diatasi dengan pemahaman yang lebih
baik.Dengan demikian, perspektif Islam terhadap vaksinasi sangat mendukung
eksplorasi ilmiah dan memandang vaksinasi sebagai upaya pencegahan yang
sejalan dengan ajaran agama.
5.HUKUM VAKSIN
Hukum vaksin COVID-19 menurut Ma'ruf Amin adalah fardu kifayah, yaitu
kewajiban yang jika dilakukan oleh sebagian, maka yang lain terbebas. Tidak ada
dalil langsung dari Al-Qur'an atau Hadits yang menyebutkan vaksinasi, tetapi
Islam menganjurkan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, vaksinasi dianggap
wajib untuk menjaga kesehatan dan mencapai herd immunity.
14
Berikut Hadist dan Ayat Al Quran yang menunjukkan islam sangat menganjurkan
aspek pencegahan terhadap penyakit:
َش َب اَبَك َق ْب َل َهَر ِمَك َو ِص َّح َت َك َق ْب َل َس َقِمَك َو ِغ َن اَك َق ْب َل َف ْق ِر َك َو َف َر اَغ َك َق ْب َل َشْغ ِلَك َو َح َي اَت َك َق ْب َل: ِاْغ َت ِنْم َخ ْمًس ا َق ْب َل َخ ْم ٍس
َم ْو ِتَك
َو ِفـْي ُك ـٍّل َخ ـْيـٌر، َاْلـُمْؤ ِمُن اْلَقـِو ُّي َخ ـْيٌر َو َأَح ُّب ِإَلـى ِهللا ِمَن اْلـُمْؤ ِم ِن الَّضِعْيِف
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada
Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (H.R. Muslim no.2664)
[2]
Untuk menghadapi wabah, Nabi n mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin
Zaid a, dari Nabi n, beliau bersabda,
متفق َع َلْيِه. َفَال َت ْخ ُرُجوا ِم ْن َه ا، وأْنُتْم ِفيَه ا، َو ِإَذ ا َو َق َع ِبأْر ٍض، َفَال َتْد ُخ ُلوَه ا، ِإَذ ا َس ِمْع ُتُم الَّط اُعوَن ِبَأْر ٍض
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah
kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang
kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (H.R.
Bukhari, no. 3473 dan Muslim, no. 2218)
Kemudian terkait dengan aspek kehalalan, setelah dilakukan diskusi yang cukup
panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor, maka komisi fatwa menyepakati
bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac yang diajukan oleh Bio
Farma hukumnya suci dan halal, ini yang terkait dengan aspek kehalalannya,”
kata Ketua MUI Bidang Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam Sholeh, melalui
akun YouTube TV MUI, Jumat (8/1/2021).
15
beberapa konsep penting dalam pandangan Islam terkait menghadapi wabah
seperti Covid-19:
Tawakkal kepada Allah: Setiap muslim diminta untuk pasrah dan tawakkal
kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi.
Menjaga aturan Allah: Mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya
untuk mendapatkan perlindungan dari Allah.
Bersyukur dan bersabar: Seorang mukmin diharapkan bersyukur saat
mendapatkan kesenangan dan bersabar saat menghadapi kesulitan.
Melakukan ikhtiar dan sebab: Muslim diingatkan untuk melakukan upaya
fisik dan syar'i untuk melawan wabah
Upaya Fisik (Kauni):
Menjaga Kebersihan Diri: Sering mencuci tangan dengan air dan sabun,
terutama setelah berpergian, sebelum dan sesudah makan.
Physical Distancing: Menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain
untuk menghindari penularan.
Penggunaan Masker: Menggunakan masker saat keluar rumah dan
beraktivitas di luar untuk melindungi diri dan orang lain.
Menutup Mulut Saat Bersin dan Batuk: Menggunakan lengan atas untuk
menutup mulut saat bersin atau batuk, dan mencuci tangan segera
setelahnya.
Upaya Syar'i (Non-Fisik):
Tawakkal kepada Allah: Meyakini bahwa segala sesuatu terjadi dengan
izin Allah, dan menyandarkan diri kepada-Nya.
Bertawakal dan Bertaubat: Menyempurnakan tawakal kepada Allah dan
bertaubat, memohon ampun dan perlindungan.
Doa: Berdoa kepada Allah untuk perlindungan dan kesehatan,
menggunakan doa khusus seperti doa dalam menghadapi wabah.
Dzikir Pagi dan Petang: Rutin berdzikir pada waktu pagi dan petang
sebagai bentuk mengingat Allah.
Membersihkan Permukaan yang Sering Disentuh: Sering membersihkan
atau mengelap permukaan benda yang sering disentuh untuk mencegah
penyebaran virus.
16
Tawakal dan taubat kepada Allah: Meyakini takdir Allah, menyandarkan
urusan kepada-Nya, dan bertaubat sebagai bentuk kembali kepada Allah.
Upaya nyata dan doa: Mengambil langkah-langkah preventif fisik, mencari
informasi dari sumber terpercaya, dan berdoa kepada Allah.
Dzikir dan doa khusus: Merutinkan dzikir pagi dan petang serta
menggunakan doa khusus sebagai perlindungan.
menekankan pentingnya menjaga kesehatan, kebersihan, dan
menerapkan pola hidup sehat sebagai bagian dari upaya
menghadapi wabah.
17
keyakinan bahwa vaksinasi itu sendiri memberikan perlindungan mutlak, karena
keputusan tersebut ada di tangan Allah.
Oleh karena itu, disarankan agar kaum muslimin menjaga keyakinan pada
Allah, mengucapkan bismillah sebelum vaksinasi, dan memahami bahwa
kekuasaan mutlak berada di tangan-Nya. Hal ini esensial agar tindakan
kesehatan yang diambil tetap sejalan dengan nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip
syari’at Islam, sambil tetap menghargai kemajuan ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan.
18
oleh pemerintah.Dengan adanya fatwa ini, diharapkan dapat meredakan
spekulasi dan perdebatan mengenai kehalalan vaksin di tengah
masyarakat Indonesia.
1. Mengunakan Zat Yang Najis. Vaksin haram karena menggunakan media babi,
aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabenenya
pengguna alkohol, dll. Ini semua haram dipakai secara syari’at.
19
3. Lebih Besar Madharatnya.Meski vaksinasi ada manfaatnya, tetapi ada banyak
kerugiannya. Dan kalau kalau dilihat secara keseluruhan, ternyata jauh lebih
banyak bahayanya dari pada manfaatnya, banyak efek sampingnya. Dan oleh
karena itu logika hukumnya menyebutkan bahwa kita harus menolak manfaat
karena adanya mafsadat yang lebih besar.
20
akan jauh lebih berkah karena merupakan bagian dari mukjizat Rasulullah SAW.
Maka kalau umat Islam masih saja mengunggulkan penggunakan produk
kedokteran barat itu sama saja dengan menyingkirkan metode pengobatan
nabawi.
8. Walau sudah imuniasi tetapi tetap tidak menjamin, adanya beberapa laporan
bahwa anak mereka yang tidak divaksinasi masih tetap sehat, dan justru lebih
sehat dari anak yang divaksinasi.Atas dasar lima pertimbangan umum di atas
dinyatakan bahwa vaksinasi-imunisasi yang bertujuan untuk mengusahakan
kesehatan manusia itu boleh atau halal selagi belum ada bahan vaksinasi-
imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu, tenaga medis: dokter, perawat, dan
bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG, MMR, IPV, dan meningitis) untuk
mengusahakan kekebalan tubuh manusia inklusif balita dari serangan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, kuman, dan virus yang berbahaya bagi kesehatan.
Akan sangat bagus kalau para sarjana kesehatan (apoteker, analis kesehatan,
dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis) segera memproduk vaksin
yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya
secara material halal.
7.Metode Vaksinasi
Metode pelaksanaan vaksinasi yang pertama dilakukan di sekitar 13.600 fasilitas
kesehatan di Indonesia.Selain itu, cara penerapan kedua adalah melalui instansi
terkait seperti TNI-Polri.
Opsi ketiga untuk menerapkan adalah vaksinasi massal di tempat.Cara keempat
adalah dengan melakukan 4.444 vaksinasi massal keliling.Tim vaksinasi
kemudian akan fokus pada kelompok sasaran tertentu, seperti pedagang pasar.
Mengingat ketersediaan dan waktu kedatangan vaksin, kami memberikan rincian
langkah-langkah pelaksanaan vaksinasi virus corona:
1. Metode pertama, yang akan diterapkan mulai Januari 2021, akan
menyasar kelompok prioritas yang terdiri dari 4.444 orang berusia 18
tahun hingga lebih dari 4.444 orang: petugas kesehatan, asisten medis
dan staf pendukung, serta pelajar yang sedang menjalani pelatihan medis
dan bekerja di institusi kesehatan.
2. Metode pelaksanaan kedua dilaksanakan mulai minggu ketiga Februari
2021 dan menyasar kelompok PNS prioritas yaitu TNI/Polri, aparat
21
hukum, dan ASN lainnya.Ini termasuk staf di bandara, pelabuhan, stasiun
kereta api , terminal, bank, Perusahaan Listrik Daerah (PLN) dan
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) , serta mereka yang terlibat
langsung dalam pemberian layanan kepada masyarakat lokal.Ini
termasuk karyawan lain yang melakukannya.
3. Cara ketiga yaitu melalui vaksinasi massal di tempat.Selain kelompok
prioritas yang divaksin metode 1 dan metode 2, jumlah sasaran penduduk
pada kelompok prioritas sebanyak 4.444 jiwa yang terdiri dari masyarakat
rentan sosial dan ekonomi berusia 60 tahun ke atas, 4.444 orang berusia
18 tahun ke atas, serta masyarakat kurang mampu secara sosial dan
ekonomi., dan lain-lain Komunitas ini berjumlah orang.merupakan metode
keempat yang akan dilaksanakan sejak awal Juli 2021, yakni vaksinasi
massal (vaksin virus corona baru) yang menyasar 4.444 orang.Tim
vaksinasi kemudian akan fokus pada 4.444 sasaran spesifik seperti
pedagang pasar.Vaksinasi massal merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi di masa pandemi agar permasalahan wabah penyakit virus
corona yang melanda seluruh dunia dapat segera diatasi.
1. Menggunakan masker Cara mencegah infeksi virus corona yang paling efektif
adalah dengan menggunakan masker. Alat ini sebaiknya digunakan terutama di
tempat umum dan saat berinteraksi dengan orang lain.Menutup mulut dan
hidung mencegah tetesan masuk ke tubuh Anda dan secara efektif mengurangi
risiko penyebaran virus corona penularan melalui udara juga dapat terjadi,
sehingga sebaiknya digunakan di dalam ruangan, terutama di dalam ruangan
yang ber-AC.
2. Rutin mencuci tangan Rutin mencuci tangan juga dapat mencegah risiko
tertular virus corona.Perbanyak frekuensi mencuci tangan dengan sabun dan air
selama 20 detik setelah melakukan aktivitas tertentu.Misalnya saja menyentuh
suatu benda, memegang bagian depan masker, atau menyentuh binatang.Anda
juga harus mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh wajah.Jika sabun
dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan yang mengandung alkohol
minimal 60%.
22
3. Jaga Jarak Fisik Cara lain untuk mencegah penyebaran virus ini adalah
dengan menjaga jarak fisik dengan orang lain.Saat berada di luar rumah, selalu
jaga jarak kurang lebih 1,5 meter. Ingatlah selalu bahwa beberapa orang
mungkin terinfeksi COVID-19 tetapi tidak menunjukkan gejala.Selain itu, hindari
tinggal di dalam rumah dalam waktu lama dan tingkatkan aktivitas Anda di ruang
terbuka yang tersedia udara segar.
23
9. Selalu membawa peralatan makan sendiri Kalau sibuk tentu akan lebih sering
makan di luar.Masalah ini bisa Anda hindari dengan selalu membawa peralatan
pribadi untuk mencegah penyebaran COVID-19.
10. Patuhi etika batuk dan bersin.Anda juga harus memahami etika batuk dan
bersin, karena virus ini dapat menular melalui droplet orang yang sakit.Apalagi
jika Anda sedang sakit atau tidak enak badan.Inilah cara Anda menyebarkan
penyakit ini kepada orang lain.
11. Dapatkan Vaksin COVID-19 Cara lain yang efektif untuk mencegah infeksi
virus ini adalah dengan mendapatkan vaksinasi COVID-19. Vaksin COVID-19
membantu menghasilkan antibodi atau kekebalan sehingga tubuh menjadi lebih
kuat melawan virus yang menyerang.
12. Meningkatkan daya tahan tubuh Selain mencoba berbagai cara di atas,
Anda juga bisa mencegah infeksi virus corona dengan meningkatkan daya tahan
tubuh.Misalnya saja makan makanan yang seimbang dan bergizi, rutin
berolahraga, tidur yang cukup, dan mengonsumsi suplemen nutrisi
sesuai kebutuhan.
َ َو َق اَل َر ُّب ُك ُم ٱْد ُعوِنٓى َأْس َت ِج ْب َلُك ْم ۚ ِإَّن ٱَّلِذيَن َي ْس َت ْك ِبُروَن َع ْن ِع َب اَد ِتى َس َي ْد ُخ ُلوَن َج َه َّن َم َد اِخ ِر يَن
24
maupun yang belum.” Kada (lokasi bagus) tidak dapat menawarkan apa
pun selain lokasi persisnya (yang terdengar).” Bila Rukya adalah
temanmu Arab: ُه إاَّل َأْن َتLatin: Imsahil ba'sa rabba n negeri.Bi yadikas
sifa.Ra Kashifa Rahu tanpa jalan.Artinya: Ya Tuhan, tolong hapuskan
penyakit ini.Kesembuhan ada di tangan Anda.Tidak ada yang bisa
mengangkatnya kecuali Anda.Doa di Saat Sakit Saat ini penyakit sedang
menyebar dimana-mana.Saat badan sakit, ada doa yang bisa dibaca
sebagai berikut: م ُر َس ْق ًماLatin: Allahumma rabban nasi, adzhibil
ba'sa.Ishfi.Antas Syafii.Artinya, Anda bukan korbannya.Artinya : Ya
Tuhan, Tuhan umat manusia, mohon hilangkan penyakit.Anda adalah
seorang penyembuh, jadi berikanlah kesembuhan.Tidak seorang pun
kecuali Anda yang dapat menyembuhkan penyakit Anda dengan
penyembuhan tanpa rasa sakit.
Doa Kesehatan Selain itu, umat Islam dapat berdoa kepada Allah SWT
untuk kesehatan yang baik dengan memanjatkan doa agar terhindar dari
wabah penyakit.
Dari Abdullah bin Umar RA berkata : Rasulullah SAW : 44
Arab: الَّلُهَّم ِإِّن ى َأُعوُذ ِبَك ِمْن َز َو اِل ِنْع َمِتَك َو َت َح ُّو ِل َع اِفَيِتَك َو ُفَج اَءِة ِنْق َمِتَك َو َج ِميِع َس َخ ِط َك
Arab: الَّلُهَّم َر َّب الَّن اِس َأْذ ِهِب اْلَب ْأَس اْش ِف َأْن َت الَّش اِفي اَل َش اِفَي إاَّل َأْن َت ِش َفاًء اَل ُيَغ اِدُر َس ْق ًما
Latin: Allahumma rabban nasi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syafi. Lā syafiya
illa anta syifa'an la yughadiru saqaman.Artinya: Tuhanku, Tuhan manusia,
25
hilangkan lah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah
penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau
dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
A. Latief, H. M. (2022). Darurat Vaksin, Fatwa Mui Dan Tinjauan Fikih Daruri
(Studi Kasus Fatwa Vaksin Covid-19 Di Indonesia). Istinbath, 20(2), 241–
261. https://doi.org/10.20414/ijhi.v20i2.386
Doa Terhindar dari Wabah dan Penyakit yang Diajarkan Rasulullah SAW
https://news.detik.com/berita/d-5261091/4-doa-terhindar-dari-wabah-dan-
penyakit-yang-diajarkan-rasulullah-saw
Nurhasin, B., & Jalaluddin, M. (2022). Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Kajian Al-
Qur’an. AL-THIQAH: Jurnal Ilmu Keislaman, 5(1), 58–72.
http://ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/article/view/67%0Ahttp://
ejurnal.stiuda.ac.id/index.php/althiqah/article/download/67/55
27
https://historia.id/amp/kultur/articles/wabah-sejak-zaman-rasulullah-DWq02
28