Anda di halaman 1dari 18

UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Akuntansi

Dosen Pembimbing:

Ibu Rida Ristiyana, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Anwar Fauzi 1706020060


Ima Yanih 1706020086
Nabia Azhara 1706020055

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Unsur-unsur
Desain Penelitian” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Unsur-unsur Desain Penelitian” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rida Ristiyana, S.E., M.Ak ,
selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Akuntansi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian, harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu
pengetahuan yang baru pula, Aamiin.

Tangerang, 27 Februari 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1

1.3 TUJUAN..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

2.1 DESAIN PENELITIAN......................................................................................3

2.2 TUJUAN STUDI................................................................................................4

2.3 TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI.........................6

2.4 SITUASI STUDI.................................................................................................7

2.5 STRATEGI PENELITIAN................................................................................8

2.6 UNIT ANALISIS.............. ................................................................................11

2.7 HORIZON WAKTU.........................................................................................12

2.8 TINJAUAN UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN................................12

2.9 IMPLIKASI MANAJERIAL...........................................................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................14

3.2 SARAN...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain
penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas.

Desain penelitian (research design) adalah rencana untuk pengumpulan,


pengukuran, dan analisis data berdasarkan pertanyaan penelitian dari studi. Berbagai
persoalan yang termasuk di dalam desain penelitian dan dibahas dalam bab ini
ditunjukkan secara komprehensif seperti persoalan yang terkait dengan keputusan
yang berhubungan dengan tujuan studi, strategi penelitian, lokasi penelitian, tingkat di
mana studi dimanipulasi dan dikendalikan oleh peneliti (tingkat intervensi peneliti),
aspek temporal (horizon waktu), tingkat di mana data akan dianalisis (unit analisis),
merupakan hal penting dalam desain penelitian.

Tiap komponen desain penelitian memberikan beberapa poin pilihan penting.


Kualitas sebuah studi penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian
manajer/peneliti memilih alternatif desain yang tepat, dengan mempertimbangkan
tujuan khususnya. Penting untuk diperhatikan bahwa semakin ketat dan canggih
desain penelitian, semakin besar waktu biaya, dan sumber daya lain yang akan
digunakan. Oleh karena itu, menjadi relevan untuk bertanya kepada diri sendiri pada
setiap poin pilihan apakah manfaat yang berasal dari desain yang lebih canggih untuk
memastikan akurasi, keyakinan, generalisasi, dan seterusnya, sepadan dengan
investasi sumber daya yang lebih besar. Berdasarkan uraian tersebut, kami ingin
menganalisis hal tersebut dalam bentuk karya tulis dengan judul “Unsur-unsur Desain
Penelitian”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?
2. Apa yang dimaksud studi eksploratif, deskriptif, dan pengujian hipotesa?
3. Apakah tingkat intervensi oleh peneliti memiliki keterkaitan langsung dengan
studi yang dilakukan?
4. Jelaskan situasi tidak diatur dan diatur?
5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam strategi penelitian?
6. Sebutkan dan jelaskan yang terdapat dalam unit analisis?

1
7. Apa yang dimaksud horizon waktu, tinjauan unsur dan implikasi manajerial?

1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menjelaskan secara singkat segala sesuatu yang berkaitan dengan unsur-unsur
desain penelitian.
2. Menambah pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai unsur-unsur
desain penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN


Nazir (2014:70) mengungkapkan desain penelitian “adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Menurut Depdiknas
(2008), desain diartikan sebagai kerangka, pola atau rancangan. Sedangkan Penelitian
adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

       Dari definisi yang dijelaskan di atas, menyimpulkan bahwa desain penelitian
adalah pola atau bentuk yang digunakan seorang peneliti dalam menyelidiki kasus
untuk  memperoleh jawaban atas suatu permasalahan yang dapat dijadikan
perbandingan dalam mengambil suatu keputusan.

a. Desain dalam Merencanakan Penelitian

Dalam merencanakan penelitian, desain dimulai dengan mengadakan


penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui,
dalam memecahkan masalah. Pemilihan desain biasanya dimulai ketika seseorang
peneliti sudah mulai merumuskan hipotesis-hipotesisnya. Akan tetapi, aspek yang
paling penting adalah berkenaan dengan apakah suatu hipotesis yang khas
diterjemahkan ke dalam fenomena-fenomena yang diamati dan apakah metode
penelitian yang akan dipilih akan dapat menjamin diperolehnya data yang diperlukan
untuk menguji hipotesis tersebut.

Desain untuk perencanaan penelitian bertujuan untuk melaksanakan


penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis,
maupun dalam membuat kesimpulan. Desain rencana penelitian yang baik akan dapat
menterjemahkan model-model ilmiah ke dalam operasional penelitian secara praktis.
Tiap langkah dari desain perencanaan penelitian memerlukan pengambilan keputusan
yang tepat oleh si peneliti.

b. Desain Pelaksanaan Penelitian

Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun


pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dalam
teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data, kemudian membuat coding,
editing dan memproses data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian
termasuk proses analisis data serta membuat pelaporan.
2.2 TUJUAN STUDI : EKSPLORATIF, DESKRIPTIF, PENGUJIAN
HIPOTESIS (ANALISIS DAN PREDIKTIF)
Sifat studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif, atau dilakukan untuk
menguji hipotesis, bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan mengenai topik
yang diteliti. Keputusan desain menjadi semakin ketat saat kita berlanjut dari tahap
eksploratif, di mana peneliti berusaha mengeksplorasi bidang penelitian organisasi
yang baru ke tahap deskriptif. Peneliti mencoba menjelaskan karakteristik tertentu
dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis, menguji
apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan
penelitian telah diperoleh.

a. Studi Eksploratif

Studi eksploratif (exploratory study) dilakukan jika peneliti memiliki


keterbatasan informasi mengenai masalah penelitian tertentu. Karena penelitian-
penelitian sebelumnya yang meneliti masalah tersebut relatif belum banyak dilakukan
oleh peneliti yang lain. Demikian juga mengenai informasi latar belakang masalah
yang diperlukan oleh peneliti untuk memahami dan merumuskan masalah penelitian,
penyusunan kerangka teoritis, pengembangan hipotesis dan pengujiannya.

Indriantoro (1999:87) mengungkapkan studi eksploratif pada dasarnya untuk


memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, karena belum banyak
literatur hasil penelitian yang membahas masalah tersebut atau masalah yang sejenis.
Peneliti melalui studi ekploratif dapat mengembangkan konsep yang jelas dan
mendefinisikan variabel-variabel penelitian yang penting. Data yang dikumpulkan
dalam studi eksploratif dapat menggunakan berbagai teknik, antara lain observasi dan
wawancara. Berdasarkan hasil analisis data yang dikumpulkan dalam studi ini,
peneliti dapat mengembangkan teori atau hipotesis yang perlu diuji melalui
penelitian-penelitian berikutnya. Studi eksploratif dilakukan:

a) Untuk memahami sifat masalah, karena baru sedikit studi yang dilakukan
dalam bidang tersebut.
b) Untuk memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai fenomena untuk
melengkapi pengetahuan lewat pengembangan teori lebih lanjut dan pengujian
hipotesis.
c) Sejumlah studi kualitatif, dimana data dikumpulkan melalui pengamatan atau
wawancara hal ini dikenal dengan sebutan eksploratif dalam sifatnya.
d) Dimaksudkan untuk mendapatkan fakta-fakta atau bukti-bukti mengenai suatu
hipotesis
e) Penelitian ini dilakukan bila tidak banyak yang diketahui mengenai keadaan
atau situasi tertentu atau bila tidak mengetahui atau tidak memiliki informasi
mengenai permasalahan yang sama yang pernah dipecahkan oleh peneliti lain
sebelumnya.
Contoh: Penelitian untuk mengetahui apakah di daerah tertentu terdapat deposit bahan
tambang/ sumber daya alam (misal: pasir besi, mangan dan sebagainya) serta berapa
volume deposit masing-masing sumber daya alam tersebut.

Catatan: melakukan studi untuk pertama kali dalam sebuah organisasi tertentu tidak
berarti sama dengan penelitian eksploratif, hanya saja jika pengetahuan sedikit dan
pemahaman yang lebih dalam dihasilkan, maka studi tersebut menjadi eksploratif.

b. Studi Deskriptif

Indriantoro (1999:88) menyatakan studi deskriptif merupakan penelitian


terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa
individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Studi ini membantu
peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek
dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau
penelitian selanjutnya.

Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat


digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah
bisnis. Meskipun pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk memecahkan masalah-
masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis yang datanya dapat berupa
kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian membantu peneliti untuk:

1. Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu;


2. Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi tertentu;
3. Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut;
4. Membuat keputusan tertentu yang sederhana.

Studi deskriptif dilakukan:

a) Untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam


suatu situasi.
b) Dengan tujuan memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk
menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari
perspektif seseorang, organisasi, dan lainnya.

Catatan : studi deskriptif menjadi sangat penting dalam banyak situasi, data kualitatif
yang diperoleh dengan mewawancarai orang mungkin membantu memahami
fenomena pada tahap eksploratif studi, sedangkan data kuantitatif dalam hal frekuensi,
mean dan standar deviasi adalah penting untuk studi deskriptif.

•Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai


sesuatu obyek

•Contoh Penelitian untuk mengetahui dan menggambarkan ciri-ciri suatu kelompok


tertentu, misalnya mengenai umut, status, pendidikan, pengalaman kerja dan
sebagainya.
c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan:

a) Untuk menjelaskan hubungan tertentu, atau perbedaan antar kelompok atau


kebebasan dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.
b) Untuk pengujian hipotesis peneliti bergerak melampaui deskripsi variabel
dalam suatu situasi ke pemahaman terhadap hubungan antar faktor yang
diteliti.

Tipe hubungan:

 Ketika banyak banyak variabel yang menyebabkan suatu masalah dalam


organisasi maka sangat penting mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan
masalah bukan menentukan hubungan sebab akibat. Studi korelasional
adalah peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang berkaitan
dengan masalah.
 Hubungan sebab akibat yang defenitif, agar peneliti mampu menyatakan
bahwa variabel X menyebabkan variavel Y, dan jika variabel X dihilangkan
atau diubah dalam cara tertentu maka masalah Y terpecahkan. Studi kausal
adalah studi di mana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih
masalah.

d. Analisis Studi Kasus

a) Merupakan analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan


dengan situasi serupa dalam organisasi.
b) Studi kasus yang bersifat kualitatif berguna dalam menerapkan solusi pada
masalah terkini berdasarkan pemecahan masalah masa lalu.
c) Untuk menjelaskan sfat-sifat dari suatu hubungan yang ada terutama
hubungan sebab akibat.

Contoh Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengeluaran


advertensi terhadap volume penjualan, atau suatu penelitian yang bertujuan untuk
mencari faktor-faktor utama yang mempengaruhi keinginan  sekelompok masyarakat
tertentu.

2.3 TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI


Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal di tempat kerja
mempunyai keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan adalah kasual
atau korelasional. Studi korelasional dilakukan dalam lingkungan alami organisasi
dengan intervensi minimum oleh peneliti dan arus kerja yang normal. Misalnya, jika
seorang peneliti ingin mempelajari faktor yang memengaruhi efektivitas pelatihan
(studi korelasional), yang harus dilakukan adalah menyusun kerangka teoritis,
mengumpulkan data relevan, dan menganalisisnya untuk menghasilkan temuan.

Meskipun ada sejumlah gangguan pada arus kerja normal dalam sistem saat
peneliti mewawancarai karyawan dan menyebarkan kuesioner di tempat kerja,
intervensi peneliti dalam fungsi rutin sistem adalah minimal jika dibandingkan dengan
yang disebabkan selama studi kasual. Dalam studi yang diakukan untuk menentukan
hubungan sebab-akibat, peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu untuk
mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variabel terikat yang diteliti. Dengan
kata lain, peneliti dengan sengaja mengubah variabel tertentu dalam konteks dan
mengintervensi peristiwa sejauh peristiwa tersebut terjadi secara normal dalam
organisasi.

Tingkat intervensi peniliti terhadap arus kerja ditempat kerja mempunyai


keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan kausal atau korelasional.
Adapun contoh penelitian dengan beragam tingkat intervensi-minimal, sedang, dan
berlebih.

a) Intervensi Minimal
Peneliti tidak melakukan intervensi dalam aktifitas normal yang
diteliti.
b) Intervensi Sedang
Peneliti tidak hanya mengumpulkan data dari dua selang waktu
yang berbeda, melainkan peneliti juga bermain bersama, atau
memanipulasi peristiwa normal dengan cara sengaja mengubah
tingkat emosi atau mempengaruhi, serta mengabaikan dibagian
lain.
c) Intervensi Berlebih
Dimana peneliti tidak hanya dukungan yang dimanipulasi, tetapi
juga situasi, menarik subjek keluar dari lingkungan normal dan
menempatkannya dalam keadaan yang benar-benar berbeda.

2.4 SITUASI STUDI: DIATUR DAN TIDAK DIATUR


Penelitian organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, dimana
pekerjaan berproses secara normal (yaitu, dalam situasi tidak diatur) atau dalam
keadaan artifisial dan diatur. Studi korelasional selalu dilakukan dalam situasi tidak
diatur, sedanngkan kebanyakan studi kasual yang ketat dilaksanakan dalam situasi lab
yang diatur.

Studi korelasional yang dilakukan dalam organisasi disebut studi


lapangan (field study). Studi yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-
akibat menggunakan lingkungan alami yang sama, dimana karyawan berfungsi secara
normal disebut eksperimen lapangan (field experiment). Di sini, peneliti melakukan
intervensi terhadap peristiwa alami karena variebel bebas dimanipulasi. Misalnya,
seorang manajer yang ingin mengetahui pengaruh gaji pada kinerja akan menaikkan
gaji karyawan dalam satu unit, menurunkan gaji karyawan dalam unit lain, dan
membiarkan gaji karyawan di unit ketiga tanpa perubahan apapun. Dalam hal ini
terjadi manipulasi terhadap sistem gaji untuk menentukan hubungan sebab-akibat
antara gaji dan kinerja, namun studi tetap dilakukan dalam situasi alami dan karena itu
disebut eksperimen lapangan.

Eksperimen yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat yang


melampaui kemungkinan dari setidaknya keraguan memerlukan pembuatan sebuah
lingkungan yang artifisial dan teratur, dimana semua faktor asing dikontrol dengan
ketat. Subjek yang sama dipilih secara seksama untuk merespon stimuli tertentu yang
dimanipulasi. Studi tersebut dianggap sebagai eksperimen lab (lab experiment).

2.5 STRATEGI PENELITIAN

Yaitu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk mengintegrasikan secara


menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan
menganalisis apa yang menjadi fokus penelitian.

Deskripsi pengertian di atas menyinggung tentang integrasi seluruh komponen


riset yang artinya desain riset merupakan bentuk komprehensif dari rencana
penelitian. Kata komprehensif ini tentu saja mencakup semuanya, yaitu semua
komponen riset yang diperlukan, dari pertanyaan penelitian, jenis data, metode,
sampai analisis yang hendak dilakukan.

Di sini, semua komponen tersebut ditentukan sekaligus menentukan desain


penelitian yang dipilih peneliti. Beberapa desain penelitian lebih sering diterapkan
dalam riset kuantitatif. Sedangkan beberapa yang lain lebih sering diterapkan dalam
riset kualitatif. Adapula desain yang lumrah digunakan dalam riset baik kuantitatif
maupun kualitatif. Berikut ini beberapa macam atau jenis strategi penelitian:

a. Eksperimen

Eksperimen biasanya berhubungan dengan penelitian deduktif dan pendekatan


ilmiah atau hipotesis-deduktif untuk penelitian. Desain eksperimen sering kali
digunakan untuk menemukan hubungan kausal. Seperti yang anda perkirakan, desain
eksperimen kurang berguna untuk banyak-studi eksploratif atau deskriptif-pertanyaan
bisnis dan manajemen lainnya.

b. Penelitian survei

Survei adalah sebuah sistem untuk mengumpulkan informasi dari atau tentang
orang-orang untuk mendeskripsikan, membandingkan, atau menjelaskan pengetahuan,
sikap, dan perilaku mereka (Fink, 2003). Menurut Fink, sistem survei termasuk
membuat tujuan untuk pengumpulan data , mendesain studi, menyiapkan instrumen
survei yang reliable dan valid, mengelola survei, mengelola dn menganalisi data
survei, dan melaporkan temuan. Strategi survei sangat populer dalam penelitian bisnis
karena hal ini membuat survei digunakan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, dan
kausal untuk mengumpulkan data tentang orang, kejadian, atau situasi.

Sebagai contoh, dalam konteks bisnis, survei seringkali dilakukan pada subjek
pengambilan keputusan konsumen, kepuasan konsumen, kepuasan kerja, penggunaan
layanan kesehatan, sistem informasi, dan lainnya. Banyak survei semacam itu
merupakan survei satu waktu. Survei yang lain memiliki sifat berkelanjutan, membuat
peneliti dapat mengobservasi perubahan dari waktu ke waktu. Pertanyaan-pertanyaan
dalam instrumen survei biasanya dibuat untuk angket dimana responden
menyelesaikan pertanyaan tersebut sendiri, baik pada kertas maupun melalui
komputer. Instrumen survei yang lain adalah wawancara dan observasi terstruktur.

c. Observasi

Strategi yang berguna untuk mengumpulkan data pada tindakan dan perilaku
orang-orang adalah observasi. Observasi termasuk datang ke lingkungan alami dari
orang-orang, melihat apa yang mereka kerjakan, menganalisis, dan
menginterpretasikan apa yang seseorang lihat. Observasi dapat didefinisikan sebagai
pengamatan; pencatatan; analisis; dan interpretasi perilaku, tindakan, atau kejadian
yang terencana. Terkadang observasi diberikan label yang lebih luas untuk melibatkan
penggunaan metode lain seperti wawancara. Berbagai pendekatan observasi telah
digunakan dalam penelitian bisnis, digolongkan dengan empat dimensi utama yang
membedakan cara observasi dilakukan : kontrol, pengamat, struktur, penyembunyian
observasi.

d. Studi kasus

Desain penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi isu yang


spesifik dan kontekstual secara mendalam. Lingkup desain penelitian studi kasus
sangat terbatas dan hasilnya hampir selalu tidak bisa diaplikasikan pada konteks atau
tempat yang lain. Misalnya, penelitian tentang pola konsumsi fashion komunitas seni
di Pacitan. Penelitian ini bisa dilakukan dengan desain penelitian studi kasus.

Studi kasus sebagai desain penelitian kualitatif cukup sering dilakukan oleh
peneliti sosial. Salah satu metode yang kerap digunakan adalah etnografi. Desain studi
kasus hampir selalu menerapkan etnografi dengan wawancara mendalam dan
observasi partisipatoris sebagai teknik pengumpulan datanya. Fokus penelitian studi
kasus sangat terbatas. Biasanya peneliti hanya fokus pada satu isu, misalnya pola
konsumsi fashion di kalangan seniman. Maka hanya pola konsumsi fashionnya saja
yang menjadi fokus penelitian.
Studi kasus sebagai desain penelitian juga dapat diadopsi oleh riset kuantitatif
meskipun cukup jarang. Penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus umumnya
menerapkan metode survey dengan penggunaan kuesioner sebagai instrumen
penelitian. Misalnya penelitian tentang pola konsumsi fahion dikalangan seniman
yang menggunakan metode survey sebagai teknik pengumpulan datanya.

e. Teori dasar

Teori dasar (grounded theory) merupakan serangkain prosedur sistematis


untuk mengembangkan teori yang dibuat secara induktif dari data (Strauss dan
Corbin, 1990). Alat penting dari teori dasar adalah pengamblan sampel teoretis,
pengkodean, dan perbandingan konstan. Pengambilan sampel teoretis merupakan
“proses pengumpulan data untuk membuat teori di mana analisis secara bersamaan
mengumpulkan, membuat kode, dan menganalisis data, serta memutuskan apakah
data yang akan dikumpulkan selanjutnya dan di mana menemukannya, dengan tujuan
untuk mengembangkan teori ketika teori tersebut muncul” (Glaser dan Strauss, hlm.
45).

f. Penelitian tindakan

Penelitian tindakan (action research) terkadang dilakukan oleh konsultan yang


ingin memprakarsai proses perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, penelitian
tindakan adalah metodologi paling tepat ketika berkenaan dengan perubahan yang
direncanakan. Di sisni, peneliti memulai dengan sebuah masalah yang telah
diidentifikasi dan mengumpulkan data yang relevan untuk memberikan solusi
sementara pada masalah. Solusi tersebut kemudian dilaksanakan, dengan kesadaran
bahwa mungkin terdapat konsekuensi yang tidak diinginkan yang mengikuti
pelaksaanaan tersebut. Pengaruh tersebut kemudian dievaluasi, didefinisikan,
didiagnosis, dan penelitian berlanjut hingga masalah tersebut sepenuhnya
terselesaikan.

Dengan demikian, penelitian tindakan merupakan proyek yang berkembang


secara terus-menerus dengan saling mempengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh
atau konsekuensi, dan solusi baru. Definisi masalah dengan pemahaman yang baik
dan realistis serta cara pengumpulan data yang kreatif merupakan hal penting dalam
penelitian tindakan.

g. Metode campuran

Triangulasi merupakan teknik yang juga sering dihubungkan dengan


penggunaan metode campuran. Ide dibalik triangulasi adalah bahwa seseorang dapat
lebih yakin dengan temuan jika penggunaan metode atau sumber yang berbeda
menghasilkan temuan yang sama. Triangulasi mengharuskan bahwa penelitian
berhubungan dengan berbagai perspektif. Beberapa jenis triangulasi dapat berupa:

1) Metode triangulasi: menggunakan berbagai metode pengumpulan data dan


analisis.
2) Data triangulasi: mengumpulkan data dari beberapa sumber dan/atau periode
waktu yang berbeda.
3) Penelitian triangulasi: banyak peneliti mengumpulkan data dan/atau
menganalisi data.
4) Teori triangulasi: berbagai teori dan/atau perspektif digunakan untuk
menginterpretasikan dan menjelaskan data.

2.6 UNIT ANALISIS: INDIVIDU, PASANGAN (DYADS), KELOMPOK,


ORGANISASI, DAN KEBUDAYAAN

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama


tahap analisis data selanjutnya. Jika misalnya, pernyataan masalah berfokus pada
bagaimana meningkatkan tingkat motivasi karyawan secara umum, maka kita
memperhatikan individu karyawan organisasi dan harus menemukan apa yang bisa
kita lakukan untuk meningkatkan motivasi mereka. Dalam hal ini, unit analisis adalah
individu (individual). Jika peneliti berminat mempelajari interaksi dua orang, maka
beberapa kelompok dua orang, atau dikenal sebagai pasangan (dyads), akan menjadi
unit analisis. Analisis terhadap interaksi suami-istri dalam keluarga dan hubungan
atasan-bawahan di tempat kerja merupakan contoh yang baik dari pasangan sebagai
unit analisis. Tetapi, jika pernyataan masalah berkaitan dengan efektivitas kelompok,
maka unit analisis adalah pada tingkat kelompok.

Pernyataan penelitian kita menentukan unit analisis. Misalnya, jika kita ingin
mempelajari pola pengambilan keputusan kelompok, kita mungkin akan menguji
aspek seperti ukuran kelompok, struktur kelompok, kepaduan, dan semacamnya,
untuk mencoba menjelaskan varians dalam pembuatan keputusan kelompok. Disini,
kita akan menelaah dinamika yang berlaku dalam beberapa kelompok berbeda dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan kelompok. Dalam hal
tersebut, unit analisis adalah kelompok.

Seiring pertanyaan penelitian kita terhadap persoalan bergerak dari individu ke


pasangan, dan ke kelompok, organisasi, dan bahkan negara, demikian pula unit
analisis, bergeser dari individu ke pasangan, kelompok, organisasi, dan negara.
Karakteristik “tingkat analisis” ini adalah bahwa tingkat lebih rendah termasuk dalam
tingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian, jika kita ingin mempelajari dinamika
kelompok, kita mungkin perlu mempelajari, katakanlah enam atau lebih kelompok,
dan kemudian menganalisis data yang dikumpulkan dari pengujian terhadap pola
dalam tiap kelompok. Jika kita ingin mempelajari perbedaan budaya antarbangsa, kita
harus mengumpulkan data dari berbagai negara dan mempelajari pola budaya yang
berlaku dalam setiap negara. Jadi secara garis besar:

a. Individu
b. Pasangan
c. Kelompok
d. Organisasi
e. Kebudayaan pengunaan unit analisis terkait dengan pertanyaan penelitian, unit
analisis akan bergerak secara integral sesuai dengan arah pertanyaan tersebut.

2.7 HORIZON WAKTU: STUDI CROSS-SECTIONAL VERSUS


LONGITUDINAL

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik
waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif
lebih lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada karakteristik masalah
penelitian yang akan dijawab.

a. Studi Cross-Sectional

Sekaran (2014:177) mengungkapkan studi cross-sectional merupakan sebuah


studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama
periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian. Atau data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,
mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau
Mempelajari sampel dari berbagai strata pada waktu bersamaan.

b. Studi Longitudinal

Sebuah studi yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu
yang lama terhadap sekolompok subjek penelitian tertentu dan diamati terus menerus
mengikuti masa perkembangannya. Dalam sejumlah kasus, peneliti mungkin ingin
mempelajari fenomena lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Atau data yang dikumpulkan lebih dari satu batas waktu atau
dua batas waktu yang berbeda dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian,
biasanya terkait dengan sebelum dan sesudah, atau Mempelajari sampel peserta pada
jangka waktu yang panjang. Biasanya longitudinal ini selalu dilakukan untuk desain
eksperimen, dan ada juga studi lapangan akan tetapi biasanya biaya, waktu dan
lainnya membuat kebanyakan studi lapangan bersifat cross – sectional.

2.8 TINJAUAN UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN

Pembahaan mengenai isu desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis
investigasi, tingkat intervensi peneliti, keadaan studi, unit analisis, dan horizon waktu.
Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi
berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang diinginkan,
dan pertimbangan biaya. Kadang-kadang karena waktu dan biaya, seorang peneliti
mungkin terbatas untuk menyelesaikan kurang dari desain penelitian “ideal”.
Misalnya, peneliti mungkin terpaksa melakukan studi cross-sectional dan bukan
longitudinal, melakukan studi lapangan alih-alih desain eksperimen, memilih ukuran
sampel lebih kecil dan bukan lebih besar dan seharusnya, sehingga menetapkan
suboptimasi dari keputusan desain penelitian dan menentukan tingkat keketatan
ilmiah yang lebih rendah karena keterbatasan sumber daya.

Desain penelitian yang ketat mungkin menuntut biaya yang lebih tinggi adalah
perlu jika hasil studi sangat penting untuk membuat keputusan penting yang
memengaruhi kelangsungan organisasi dan keberadaan sebagian besar anggota
sistem. Baik sekali untuk memikirkan persoalan keputusan desain penelitian, bahkan
saat kerangka teoritis disusun.

2.9 IMPLIKASI MANAJERIAL

Penguasaan mengenai persoalan desain penelitian membantu manajer untuk


memahami apa yang peneliti berusaha lakukan. Manajer memahami mengapa laporan
kadang kala menunjukkan analisis data berdaarkan ukuran sampel kecil, jika banyak
waktu yang dihabiskan dalam mengumpulkan data dari beberapa kelompok orang,
seperti dalam kasus studi yang meliputi kelompok, departemen atau kantor cabang.

Manajer harus membuat satu keputusan penting sebelum memulai studi yang
berkaitan dengan bagaimana keketatan studi seharusnya. Mengetahui bahwa desain
penelitian yang lebih ketat memakan sumber daya lebih banyak, manajer berada
dalam posisi untuk menimbang kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan
jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara
yang efisien. Pengetahuan mengenai interkoneksi di antara beragam aspek dari desain
penelitian membantu manajer memutuskan studi yang paling efektif, setelah
mempertimbngkan sifat dan besarnya masalah yang dihadapi, dan jenis solusi yang
diharapkan. Satu manfaat utama dalam memahami sepenuhnya perbedaan antara studi
kasual dan korelasional adalah bahwa manajer tidak terpeleset ke dalam jebakan
membuat asumsi kasual implisit ketika dua variabel hanya berhubungan satu sama
lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Desain Penelitian merupakan serangkaian pilihan pengambilan keputusan


rasional, keputusan mengenai tujuan studi (eksploratif, deskriptif, pengujian
hipotesis), letaknya (yaitu konteks studi), jenis yang sesuai untuk penelitian (jenis
investigasi), tingkat manipulasi dan control penelitian (tingkat intervensi peneliti),
aspek temporal (horizon waktu), dan level analisis data (unit analisis) ini adalah
bagian integral pada desain penelitian.
Semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar waktu, biaya dan
sumber daya lain yang akan dihabiskan. Penting diperhatikan mengenai relevan
terhadap manfaat bagi peneliti, terkait akurasi, keyakinan, generalisasi, sepadan
dengan investasi yang dikeluarkan.
Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi
berdasarkan defenisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang diinginkan,
dan petimbangan biaya.
3.2 SARAN
Dari makalah diatas, semoga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang
menempuh mata kuliah metodologi penelitian. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2014. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Indriantoro, Nur. dan Bambang Supomo. 1999. Dasar-dasar Metodologi


Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Sekaran, Uma. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitan Bisnis , 15thEdition, Bandung : Alfabeta.

Susila dan Suyanto. 2015. Metodologi Penelitian Cross Sectional, Edisi ke-1, Klaten :
Bossscript.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia , 4thedition, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai