Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RANCANGAN PENELITIAN EVALUATIF: ANALISIS KONTEN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Lanjutan

Dosen Pengampu: Dr. Iva Sarifah, M.Pd.

Disusun oleh:

Firza Apriani (1107621078)


Najwa Kamila (1107621013)
Siti Maesaroh (1107621070)
Yosua Sebastian (1107621099)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis atas kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Rancangan Penelitian Evaluatif: Analisis Konten” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata untuk
melengkapi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Lanjutan. Penulis telah
menyusun makalah ini dengan maksimal tentunya dengan bantuan berbagai pihak, maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iva Sarifah, M.Pd. sebagai dosen pengampu
mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Lanjutan.
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis meminta masukan dalam bentuk kritik dan saran yang membangun
guna membantu perbaikan dalam penulisan di masa yang akan datang.

Jakarta. 10 Februari 2023

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
C. Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Penelitian Evaluatif .......................................................................................................... 6
1. Tahapan Proses Penelitian Evaluatif ............................................................................ 6
2. Contoh Penelitian Evaluatif : Program Kampus Merdeka ........................................... 7
B. Pengertian Penelitian Analisis Isi ..................................................................................... 8
1. Sejarah Penelitian Analisis Isi ...................................................................................... 9
2. Jenis Analisis Isi ......................................................................................................... 10
3. Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi ....................................................................... 11
4. Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi .......................................................... 12
5. Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi................................................................. 14
6. Reliabilitas dan Validitas ............................................................................................ 14
7. Karakteristik Metode Analisis Konten ....................................................................... 15
8. Contoh Penelitian Analisis Content ............................................................................ 16
9. Kekurangan dan Kelebihan Desain Penelitian Analisis Isi ........................................ 18
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian evaluatif adalah metode evaluasi dan desain yang memerlukan
pengumpulan dan analisis data secara sistematis untuk mengetahui nilai atau manfaat
(worth) dari suatu kegiatan praktik. Kelayakan atau nilai suatu praktik ditentukan oleh
hasil pengumpulan data dengan menggunakan standar atau kriteria tertentu yang dapat
digunakan secara absolut atau relatif. Ada banyak kemiripan antara penelitian evaluatif
dan evaluasi. Keduanya dapat menganalisis topik atau masalah yang sama, menerapkan
desain yang sama, dan mengumpulkan data dengan menerapkan metode dan teknik
kuantifikasi yang sama. Keduanya dapat menggunakan sampel dari lokasi atau area yang
sama, serta teknik analisis data dan teknik interpretasi yang sama.

Penelitian evaluatif termasuk dalam bagian dari penelitian terapan. Dalam hal ini,
evaluasi mengacu pada hal-hal yang diharapkan, yang kemudian ditinjau dengan
mengevaluasi.Menurut Kantun (2017) Penelitian Evaluatif adalah kegiatan penelitian
yang sifatnya mengevaluasi suatu kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur
keberhasilan suatu kegiatan/program dan menentukan keberhasilan suatu program dan
apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan definisi paragraf sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluatif adalah penelitian terapan yang dilakukan
untuk menentukan kesenjangan antara suatu hal/program dengan tolok ukur pencapaian
program tersebut.

Ketika menonton siaran berita di televisi atau menonton artikel di koran,


seringkali melihat konten atau konten di klip berita. Itu merupakan contoh sederhana dari
analisis isi adalah analisis konten yang terkandung dalam berita di surat kabar. Manusia
tidak dapat dipisahkan dari aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu dilakukan
sendiri maupun berkelompok. Tindakan ini terkadang direkam. Baik dalam catatan
pribadi maupun media cetak dan elektronik. Analisis isi didefinisikan sebagai teknik
penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik isi dan menarik
kesimpulan darinya. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori
teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian
diberi interpretasi.Analisis isi adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap isi informasi
tertulis atau tercetak di media massa.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja tahapan-tahapan dalam penelitian evaluatif?
2. Apa contoh dari penelitian evaluatif?
3. Apa saja tahapan-tahapan dalam penelitian analisis konten?
4. Apa contoh dari penelitian analisis konten?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan
tujuan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tahapan-tahapan dari penelitian evaluatif
2. Mengetahui contoh dari penelitian evaluatif
3. Mengetahui tahapan-tahapan dari penelitian analisis konten
4. Mengetahui contoh dari penelitian analisis konten

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan. Arti
evaluatif mengarah pada sifat dari suatu kegiatan. Dalam hal ini, bagian yang penting dalam
suatu evaluasi adalah adanya suatu tujuan atau keadaan yang diharapkan, dan kemudian
tujuan tersebut dinilai dengan melakukan evaluasi. Penilaian dalam evaluasi ini tidak saja
menyangkut perubahan yang direncanakan, akan tetapi juga perubahan-perubahan yang tidak
direncanakan. Oleh karena itu evaluasi akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dalam
program dicantumkan tujuan yang jelas, sehingga mampu mendefinisikan hasil yang
diharapkan untuk dicapai melalui kerangka konseptual metodologi pada penelitian evaluasi.
Menurut Borg and Gall (2003) evaluasi pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang
manfaat, nilai, atau keseimbangan program pendidikan. Tujuan utama dari penelitian evaluatif
adalah sebagai penyedia informasi berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah
dilaksanakan.
Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas, yaitu
kurikulum, program pendidikan, pembelajaran, pendidik, peserta didik, institusi dan
manajemen. Masing-masing bidang memiliki kewenangan masing-masing.
1. Tahapan Proses Penelitian Evaluatif
Prosedur pelaksanaan penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2007) yaitu
sebagai berikut:
1) Peneliti mengkaji buku-buku, kondisi lapangan dan menggali informasi dari para
pakar/ahli untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang akan diteliti.
2) Peneliti merumuskan permasalahan penelitian dalm bentuk pertanyaan penelitian
setelah terlebih dahulu mengkaji lagi sumber-sumber yang relevan untuk
mendapatkan ketajaman permasalahan.
3) Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian dengan mencantumkan latar
belakang masalah, alasan melakukan penelitian, problematika, tujuan, hipotesis
(disertai dengan dukungan teori dan penemuan-penemuan penelitian), metodologi
penelitian yang memuat subjek penelitian (populasi dan sampel dengan rincian

6
besarnya sampel, teknik sampling dan siapa sampel penelitiannya), instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data.
4) Peneliti melakukan pengaturan terhadap rencana penelitian, melakukan penyusunan
instrumen, mempersiapkan kancah penelitian dan melakukan uji coba instrumen.
5) Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian yang
telah dipilih. Dalam penelitian evaluasi peneliti mungkin memilih model eksperimen
murni (apabila syarat-syaratnya terpenuhi) atau model eksperimen semu.
6) Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun berdasrkan rincian
komponen-komponen yang akan dievaluasi.
7) Menganalisis data yang terkumpul dengan mengeterapkan tolok ukur yang telah
dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengelola
program.
8) Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan atas gambaran sejauh mana data sesuai
dengan tolok ukur.
9) Informasi yang berkaitan dengan hasil penelitian evaluasi disampaikan kepada
pengelola program atau pihak yang meminta bantuan kepada peneliti evaluasi.
Evaluasi tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk tindak lanjut program
yang dievaluasi.
Dalam hal ini peneliti berpikir bahwa dalam melakukan evaluasi program pasti ada
sesuatu yang dilaksanakan. Peneliti mengukur tingkat keberhasilan perlakuan yang
dilaksanakan dalam progran yang dievaluasi. Sehingga nantinya rencangan peneliti telah
mengkaji rencana pengelola program melalui sasaran yang dikehendaki sesudah
perlakuan diberikan, atau dengan kata lain sebelumnya pelaksana penelitian evaluasi
telah menyiapkan tolok ukur.

2. Contoh Penelitian Evaluatif : Program Kampus Merdeka


Program pendidikan Kampus Merdeka bisa menjadi topik riset evaluasi yang menarik
bagi para ahli dalam menggambarkan proses berjalannya serta dampaknya bagi para
mahasiswa yang menempuh studi akhir. Dimana perihal inilah Kampus Merdeka
merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

7
Republik Indonesia dengan tujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai
keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Tentu saja dalam penjelanannya sendiri proses penelitian evaluasi terkait program ini
terdiri dari teknik analisis data, yakni proses sistematis dan ketat yang melibatkan
pengumpulan data tentang mahasiswa yang melakukan magang, sehingga nantinya
meningkatkan pengetahuan dan pengambilan keputusan, dan mengarah pada aplikasi
praktis.

B. Pengertian Penelitian Analisis Isi


Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanya
digunakan pada penelitian kualitatif. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang
memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis,
kemudian diberi interpretasi. Ada beberapa definisi mengenai analisis isi. Analisis isi
secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis menganai isi teks,
tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis
yang khusus. Menurut Holsti, metode analisis isiadalah suatu teknik untuk mengambil
kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara
objektif, sistematis, dan generalis. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang
apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang
serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang
diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak
bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat
dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai
relevansi teoritis yang tinggi.
Berikut ini beberapa pengertian analisis isi berdasarkan pendapat dari beberapa ahli:
1) Berelson & Kerlinger
Menurut Berelson & Kerlinger analisis isi merupakan suatu metode untuk
mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif
terhadap pesan yang tampak.
2) Krippendorf

8
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat
direplikasi (ditiru) dan shahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.
3) Weber
Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat
prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.
Dapat disimpulkan analisis isi merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengetahui kecenderungan isi komunikasi. Dalam hal ini, content analysis mencakup:
klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria sebagai
dasar klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu sebagai pembuat prediksi.

1. Sejarah Penelitian Analisis Isi


Analisis Isi (content analysis) mempunyai sejarah yang panjang. Neuendrof
menyebutkan bahwa analisis isi telah dipakai sejak 4.000 tahun yang lalu pada masa
Romawi kuno. Konsep Aristoteles tentang retorika adalah salah satu pemanfaatan
analisis isi, dimana pesan dibentuk dan disesuaikan dengan kondisi khalayak.
Sementara Krippendorff melihat bahwa penggunaan analisis isi dapat dilacak
pertama kali pada abad XVIII di Swedia, tentang peristiwa menyangkut sebuah buku
populer yang berisi 90 himne berjudul Nyanyian Zion (Song of Zion) yang lolos dari
sensor negara dan kontroversi di kalangan gereja ortodoks Swedia. Mereka khawatir
jika nyanyian tersebut menyimpang dari ajaran gereja. Kalangan gereja kemudian
mengumpulkan sejumlah sarjana untuk meneliti himne tersebut. Sebagian sarjana
menghitung simbol-simbol agama yang ada dalam nyanyian, sementara sarjana lain
menghitung simbol yang sama dalam nyanyian resmi dan membandingkannya dengan
buku Nyanyian Zion. Ternyata tidak ada perbedaan di antara keduanya.
Perkembangan penting analisis isi terjadi pada abad XIX ketika mulai dibukanya
studi mengenai jurnalisme dan surat kabar di Amerika. Sekolah kewartawanan mulai
muncul dan menimbulkan kebutuhan penelitian empiris terhadap persuratkabaran, sejak
saat itu muncul analisis isi terhadap surat kabar. Krippendorf secara spesisifk menyebut
fase penting analisis isi terjadi pada tahun 1920-an ketika para ilmuwan sosial dari
berbagai bidang secara tidak langsung menaikkan status analisis isi sebagai metode
ilmiah.

9
2. Jenis Analisis Isi
1) Analisis Isi Kuantitatif
Analisis isi kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang
hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka tidak terlalu mementingkan kedalaman data
atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau
hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Maka secara umum analisis isi kuantitatif adalah teknik penelitian ilmiah yang
ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi.
Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis komunikasi yang
tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat
direplikasi.
Karena peneliti harus menjaga sifat objektif dan valid maka dalam analisis data,
peneliti tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif
sehingga hasil analisis benar-benar obyektif dan bila dilakukan penelitian oleh
peneliti lainnya, hasilnya relatif sama atau tidak jauh berbeda. Analisis isi harus
dikuantitatifkan ke dalam angka-angka, misalnya “70% berita Media Indonesia
adalah bertema ekonomi”.

2) Analisis Isi Kualitatif


Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif. Dimana
peneliti berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya sehingga
penelitian ini sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otensitas. Menggunakan
metode analisis isi harus mengamati fenomena komunikasi, dengan merumuskan
dengan tepat apa yang diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan
tersebut.
Selanjutnya memilih unit analisis yang akan dikaji, memilih objek penelitian yang
menjadi sasaran analisis. Apabila objek penelitian berhubungan dengan data-data
verbal maka perlu disebutkan tempat, tanggal dan alat komunikasi yang
bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesanpesan satu

10
dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang
mengantarkan pesan itu.
Metode analisis isis kualitatif :
 Analisis Semiotik (Semiotic Analysis)
 Analisis Wacana (Discourse Analysis)
 Analisis Hermeneutika

3. Tahapan Proses Penelitian Analisis Isi


Analisis isi memiliki prosedur yang spesifik, yang agak berbeda dengan metode
penelitian yang lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Perumusan Masalah: Analisis isi dimulai dengan rumusan masalah penelitian yang
spesifik, misalnya bagaimana kualitas pemberitaan surat kabar di Indonesia?
2) Pemilihan Media (Sumber Data): peneliti harus menentukan sumber data yang
relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam terhadap
perpustakaan dan berbagai media massa seringkali akan membantu penentuan
sumber data yang relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah media yang diteliti
(sample), bila jumlahnya berlebihan, juga penting untuk ditentukan pada tahap ini.
3) Definisi Operasional: definisi operasional ini berkaitan dengan unit analisis.
Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topik atau masalah riset yang telah
ditentukan sebelumnya.
4) Pelatihan Penyusunan Kode dan Mengecek Reliabilitas: kode dilakukan untuk
mengenali ciri-ciri utama kategori. Idealnya, dua atau lebih coder sebaiknya
meneliti secara terpisah dan reliabilitasnya dicek dengan cara membandingkan satu
demi satu kategori.
5) Analisis Data dan Penyusunan Laporan: data kuantitatif yang diperoleh dengan
analisis isi dapat dianalisis dengan teknik statistik yang baku. Penulisan laporan
dapat menggunakan format akademis yang cenderung baku dan menggunakan
prosedur yang ketat atau dengan teknik pelaporan populer versi media massa atau
buku. Data dianalisis juga dalam bentuk Coding Sheets.

11
4. Dasar-dasar Rancangan Penelitian Analisis Isi
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis isi terdiri
atas 6 tahapan-tahapan, yaitu :
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya
2) Melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih
3) Pembuatan kategori yang digunakan dalam analisis
4) Pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengkodean
5) Pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data
6) Interpretasi/penafsiran data yang diperoleh.

Urutan langkah tersebut harus tertib. Langkah sebelumnya merupakan prasyarat


untuk menentukan langkah berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan
diarahkan, serta dapat diukur dan dijawab dengan usaha penelitian. Pada perumusan
hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui penelitian, peneliti dapat
memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau hipotesis statistik.
Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan dengan
rumusan masalah dan kemampuan peneliti.Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan
digunakan untuk analisis berdasarkan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan
acuan tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-indikator
yang terukur. Kemudian, pengumpulan atau pengkodean data, dilakukan dengan
menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah disiapkan. Setelah semua
data diproses, kemudian diinterpretasikan maknanya.
Untuk lebih lanjut memahami prosedur penelitian analisis isi dengan kedua pendekatan
sebagaimana dijelaskan di atas, Krippendorff memberikan gambaran mengenai tahapan-
tahapan yang ada di dalam penelitian ini. Ia membuat skema penelilitan analisis isi ke
dalam 6 tahapan, yaitu:
1) Unitizing (peng-unit-an)
Adalah upaya untuk mengambil data yang tepat dengan kepentingan penelitian yang
mencakup teks, gambar, suara, dan data-data lain yang dapat diobservasi lebih lanjut.
Unit adalah keseluruhan yang dianggap istimewa dan menarik oleh analis yang

12
merupakan elemen independen. Unit adalah objek penelitian yang dapat diukur dan
dinilai dengan jelas, oleh karenanya harus memilah sesuai dengan pertanyaan
penelitian yang telah dibuat.
2) Sampling (pe-nyamling-an)
Adalah cara analis untuk menyederhanakan penelitian dengan membatasi observasi
yang merangkum semua jenis unit yang ada. Dengan demikian terkumpullah unit-
unit yang memiliki tema/karakter yang sama. Dalam pendekatan kualitatif, sampel
tidak harus digambarkan dengan proyeksi statistik. Dalam perdekatan ini kutipan-
kutipan serta contoh-contoh, memiliki fungsi yang sama sebagai sampel. Sampel
dalam bentuk ini digunakan untuk mendukung atas pernyataan inti dari peneliti.
3) Recording/coding (perekaman/koding)
Dalam tahap ini peneliti mencoba menjembatani jarak (gap) antara unit yang
ditemukan dengan pembacanya. Perekamaan di sini dimaksudkan bahwa unit-unit
dapat dimainkan/digunakan berulang ulang tanpa harus mengubah makna. Kita
mengetahui bahwa setiap rentang waktu memiliki pandangan umum yang berbeda.
Olehkarenanya recording berfungsi untuk menjelaskan kepada pembaca/pengguna
data untuk dihantarkan kepada situasi yang berkembang pada waktu unit itu muncul
dengan menggunakan penjelasan naratif dan atau gambar pendukung. Dengan
demikian penjelasan atas analisis isi haruslah tahan lama dapat bertahan disetiap
waktu.
4) Reducing (pengurangan) data atau penyederhanaan data
Tahap ini dibutuhkan untuk penyediaan data yang effisien. Secara sederhana unit-
unit yang disediakan dapat disandarkan dari tingkat frekuensinya. Dengan begitu
hasil dari pengumpulan unit dapat tersedia lebih singkat, padat, dan jelas.
5) Abductively inferring (pengambilan simpulan); bersandar kepada analisa konstuk
dengan berdasar pada konteks yang dipilih
Tahap ini mencoba menanalisa data lebih jauh, yaitu dengan mencari makna data
unit-unti yang ada. Dengan begitu, tahap ini akan menjembatanai antara sejumlah
data deskriptif dengan pemaknaan, penyebab, mengarah, atau bahkan memprovokasi
para audience/pengguna teks. Inferring, bukan hanya berarti deduktif atau induktif,
namun mencoba mengungakap konteks yang ada dengan menggunkan konstruksi

13
analitis (analitical construct). Konstuksi analitis befngsi untuk memberikan model
hubungan antara teks dan kesimpulan yang dituju. Dengan begitu, konstuksi analitis
harus menggunkan bantuan teori, konsepsi yang sudah memiliki kebasahan dalam
dunia akademis
6) Naratting (penarasian) atas jawaban dari pertanyaaan penelitian.
Merupakan tahan yang terakhir. Narasi merupakan upaya untung menjawab
pertanyaan penelitian. Dalam narasi biasanya juga berisi informasi-informasi penting
bagi pengguna penelitian agar mereka lebih paham atau lebih lanjut dapat mengambil
keputusan berdasarkan hasil penelitian yang ada.

5. Teknik Pembuatan Skala pada Analisis Isi


Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk
mengukur intensitas, yaitu :
1) Metode Q-Sort
Metode ini menyediakan suatu cara penskalaan universe kerahasiaan-pernyataan
mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort pemanfaatan distribusi skala 9 titik. Pada
tingkat pertama, (Y) berisi nilai 9 poin, yang menunjukkan tingkat terendah (1)
sampai tingkat tertinggi (9), dan tingkat kedua (X) yang menunjukkan proporsi
persentase dalam setiap kategori. Untuk menentukan item-item masuk pada
kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap
sebagai juri penilai. Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat
ukur, dan kesahihan (validitas) pengukuran.
2) Metode Skala Perbandingan Pasangan (pair comparison scaling)
Yaitu teknik penentuan skala relatif item-item yang tidak melibatkan distribusi
nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui markas-pernyataan yang
paling intens di antara pasangan-pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini
akan menghasilkan suatu skala relatif antaritem.

6. Reliabilitas dan Validitas


Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan) merupakan 2
hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan. Reliabilitas didefinisikan
sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian. Apakah kita benar-
14
benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki.
Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini:
1) Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari dalam.
2) Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri pemberi
nilai.
3) Keandalan kategori, yaitu tingkat kemampuan penerapan penempatan data dalam
berbagi kategori.
Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Dalam
analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut.
1) Pengukuran produktivitas (produktivitas), yaitu derajat di mana suatu studi
menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel.
2) Validitas prediktif, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa yang akan
datang.
3) Validitas konstruk, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai dengan
alat ukur yang dipakai dalam penelitian tersebut.

7. Karakteristik Metode Analisis Konten


Adapun karakteristik khas dari metode analisis isi adalah:
1) Penelitian analisis isi menggunakan media sehingga praktis hanya terjalin dalam
hubungan antara peneliti dan objek non manusia yang ditelitinya. Peneliti tidak dapat
mengintervensi objek yang diteliti. Ini berbeda dengan metode riset yang lain,
misalnya wawancara dan observasi.
2) Penelitian dengan metode analisis isi bisa dilakukan oleh peneliti di tempat kerjanya
berada. Peneliti tidak harus turun ke lapangan karena semua bahan penelitian dapat
dihadirkan atau dikumpulkan di tempat peneliti. Dengan pertimbangan tempat yang
demikian, penelitian dengan metode analisis isi memiliki keleluasaan waktu dalam
pengerjaannya.
3) Penelitian metode analisis isi hanya berkait dengan data terdokumentasi yang secara
eksplisit terekam indera manusia. Data yang demikian cenderung tidak akan berubah
dan imun terhadap intervensi peneliti.

15
4) Riset analisis isi berbiaya lebih murah dibanding dengan metode penelitian yang lain
dan sumber data lebih mudah diperoleh.
5) Analisis isi dapat digunakan ketika penelitian survey tidak dapat dilakukan.

8. Contoh Penelitian Analisis Content


Darwis Sagita yang meneliti kecenderungan isi berita media online tentang
pernyataan Gubernur Ahok ketika mengutip Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 51 dengan
judul “Analisis Isi Berita Pernyataan Kontroversial Gubernur Basuki Cahya Purnama
tentang Isu Penistaan Agama pada Media Online”.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan teknik analisis isi kuantitatif,
penelitian deskriptif digunakan untuk mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara dalam masyarakat dan situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan,
sikap dan pandangan yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
Dalam penelitian terhadap analisis isi berita pernyataan kontoversial Gubernur
Basuki Cahaya Purnama tentang isu penistaan agama ini Darwis Sagita membuat
konstruksi kategori perihal Perspektif Pemberitaan. Selain itu, Darwis Sagita
menggunakan tiga unit analisis isi yaitu topik, narasumber dan nada pemberitaan.
1) Unit analisis Topik merupakan langkah awal untuk menuju pada topik awal dalam
pemberitaan keseluruhan. Ketika telah masuk dalam pemberitaan secara keseluruhan,
selalu akan dijumpai narasumber, biasanya orang yang terlibat dalam peristiwa.
2) Unit analisis Narasumber digunakan sebagi alat pelacak untuk menangkap perspektif
pemberitaan. Unit analisis ketiga yaitu nada pemberitaan. Dalam melaporkan suatu
peristiwa, wartawan secara sadar maupun tidak sadar memberikan penilaian sebagai
ekspresi dari apa yang diyakininya. Penilain dalam surat kabar dapat berupa
mendukung atau memihak (seperti pujian,simpati, suka, setuju, menerima), sikap
tidak mendukung atau tdak memihak (seperti sinis,antipati, tidak suka, tdak stuju,
menolak), dan sikap netral yang tidak memihak atau mendukung.
3) Unit analisis Nada Pemberitaan merupakan representasi wartawan yang didasari
ideologi, pengetahuan, gagasan, dan keyakinan yang dimiliki pribadi wartawan
maupun intuisinya.

16
Media online yang diteliti adalah kompas.com dan republika.co.id, dengan batasan
waktu penelitian tanggal 7-21 Oktober 2016. Sehingga menghasilkan populasi
penelitian pada kompas.com sebanyak 22 berita, sedangkan pada republika.co.id
sebanyak 32 berita. Kemudian rumus sampel yang peneliti pilih adalah total sampling,
sehingga jumlah keseluruhan yang ada pada kedua populasi merupakan sampel pada
penelitian ini.
Contoh Berita Penistaan Agama di kompas.com

Dalam unit analisis isi tentang topik berita, Sagita menemukan bahwa pada kompas.com
pada topik berita lebih banyak mengangkat tentang bantahan Gubernur Ahok sebesar
19% dan Persiapan pihak Kepolisian dalam mengamankan aksi yang dilakukan pada
tanggal 14 Oktober 2016 sebesar 19% pula. Sedangkan republika banyak berfokus pada
perihal pelaporan Gubernur Ahok yang dianggap telah menistakan agama Islam
sebanyak 38%,melebihi isi berita yang mengangkat isu penistaan agama itu sendiri
sebanyak 18%.
Dalam unit analisis isi tentang narasumber, Sagita menemukan bahwa kompas.com
banyak memilih sudut pandang Gubernur Ahok dan kepolisian. Gubernur Ahok yang
dilaporkan pada isu penistaan agama diberikan porsi narasumber cukup besar sebesar
38%, namun tidak demikian pada porsi narasumber dari unsur yang melaporkan.
Adapun republika.co.id, lebih memilih sudut pandang berita dari unsur yang
melaporkan isu penistaan agama oleh Gubernur Ahok, yang didominasi oleh Organisasi
Masyarakat (ORMAS) Islam dengan frekuensi kemunculan sebanyak 40%.

17
Dalam unit analisis isi tentang nada berita, Sagita menemukan bahwa nada berita positif
tentang Gubernur Ahok sangat terlihat besar frekuensi kemunculannya pada
kompas.com yaitu sebesar 45%, dibandingkan pada republika.co.id yang hanya sebesar
3%. Maka kompas.com secara subjektifitas dari perspektif wartawannya memiliki
keberpihakan terhadap Gubernur Ahok yang berbeda dengan subjektifitas wartawan
republika.co.id.

9. Kekurangan dan Kelebihan Desain Penelitian Analisis Isi


Apabila dibandingkan dengan penelitian lapangan, analisis isi relatif lebih mudah
dilakukan serta memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
 Lebih hemat waktu, tenaga dan biaya
 Analisis isi lebih aman dilakukan
 Analisis isi memungkinkan kita meneliti dalam jangka waktu yang sangat panjang
 Analisis isi tidak memiliki efek sosial karena objeknya bersifat pasif
Meskipun demikian, analisis isi memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
 Peneliti memiliki keterbatasan kemampuan merekam data; pada masalah validitas
data
 Informasi yang digali sangat banyak, sehingga memerlukan kehati-hatian dan
kejelian peneliti terutama saat melakukan koding data

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian evaluatif adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi suatu
kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan/program

18
dan menentukan keberhasilan suatu program dan apakah telah sesuai dengan yang
diharapkan. Terdapat tahapan prosedur pelaksanaan penelitian evaluatif, diantaranya
yaitu dengan mengkaji buku-buku, merumuskan masalah, melakukan penyusunan
proposal penelitian, melakukan pengaturan terhadap rencana penelitian, mengumpulkan
dan menganalisis data instrumen, dan menyimpulkan.
Penelitian analisis isi merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui
kecenderungan isi komunikasi. Analisis Isi (content analysis) mempunyai sejarah yang
panjang. Perkembangan penting analisis isi terjadi pada abad XIX ketika mulai dibukanya
studi mengenai jurnalisme dan surat kabar di Amerika. Jenis analisis isi ada dua, yaitu
analisis isi kuantitatif dan analisis kualitatif.
Tahapan proses analisis meliputi, perumusan masalah, pemilhan media (sumber data),
definisi operasional, analisis data dan penyusunan laporan. Kelebihan rancangan
penelitian analisis isi yaitu lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya; lebih aman; meneliti
dalam jangka waktu yang panjang; tidak memiliki efek sosial. Kekurangannya adalah
keterbatasan kemampuan merekam data pada masalah validitas data dan informasi yang
digali sangat banyak.

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, pastilah dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan karena kami sadar ini merupakan keterbatasan
dari kami. Maka dari itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun guna
melengkapi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai
sumber pengetahuan dan referensi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. (2018). Desain penelitian analisis isi (Content analysis). Research Gate, 5(9), 1-20
Cresswell, John W, Research Design: qualitative, quantitative and mixed method approaches,
London: SAGE Publications, 1994

19
Eriyanto, Analisis Isi: Pengangar Metodologi untuk Penelitian Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya, hal. 15
Kantun, Sri. 2017. Penelitian Evaluatif sebagai salah satu Model Penelitian dalam Bidang
Pendidikan.
Krippendorff, Klaus, Content Analysis: an introduction ot its Methodology, London: SAGE
Publucations, 1991
Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, Cet. 4,
Jakarta: Rajawali Press 2014
Sagita, D. (2017). Analisis Isi Berita Pernyataan Kontroversial Gubernur Basuki Cahaya
Purnama tentang Isu Penistaan Agama pada Media Online. Tersedia secara online di:
file:///C:/Users/acer/Downloads/321-585-1-PB. pdf [diakses di Kudus, Indonesia: 27 Juli
2017].
Wijihastuti, R. S., Perdana, A. T., Pambudi, A., Alamsyah, F., Puspitasari, R. L., Effendi, Y., ...
& Dianita, A. C. (2022). Evaluasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Mandiri
Prodi Biologi Universitas Al Azhar Indonesia: Studi Kasus Respon Mahasiswa. Jurnal Al
Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 3(2), 442792.
Wirawan. 2016. Evaluasi Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.

20

Anda mungkin juga menyukai