Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MODEL EVALUASI PROGRAM PELATIHAN KIRKPATRICKS


Mata Kuliah Evaluasi Program Pelatihan yang diampu oleh :
Dian Wahyuningsih, S. Pd., M. Pd.

Diajukan Oleh
Ulfah Fitriyani 18105241046
Pramestika Adinda 18105241049
Sri Wahyuningsih 18105241052
Dinar Fitri Ramdhani 18105244013

KONSENTRASI TEKNOLOGI KINERJA


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subḥānahu wata'alā yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah
mengenai “Model Evaluasi Program Pelatihan Kirkpatricks”.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tim
penulis dalam penulisan makalah ini, diantarnya:
1. Ibu Dian Wahyuningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi Program
Pelatihan yang telah memberikan kepercayaan untuk menyelesaikan tugas ini sekaligus
memberikan bimbingan;
2. Teman-teman yang ikut terlibat dalam pembuatan makalah ini;
3. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan bantuan kepada
kelompok kami.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami dapat melakukan perbaikan makalah yang baik dan benar.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Model Evaluasi Program
Pelatihan Kirkpatricks” ini dapat bermanfaat ataupun menginspirasi kepada pembaca.

Yogyakarta, 9 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I (PENDAHULUAN) ...................................................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 5
D. Metode Penulisan ....................................................................................................... 5
BAB II (PEMBAHASAN) ....................................................................................................... 6
A. Definisi Model Kirkpatrik ........................................................................................ 6
1. Evaluasi Tahap 1 : Reaksi (Reaction Evaluating). ...................................................... 6
2. Evaluasi Tahap 2 : Evaluasi Belajar (Learning Evaluating). ...................................... 7
3. Evaluasi Tahap 3 : Tingkah Laku (Behavior Evaluating)........................................... 8
4. Evaluasi Tahap 4 : Evaluasi Hasil (Result Evaluating)............................................... 8
B. Kelebihan Model Evaluasi Pelatihan (Kirkpatricks) ............................................. 9
C. Implementasi Model Evaluasi Program Pelatihan (Kirkpatricks) ....................... 9
1. Penerapan Evaluasi Model Kirkpatricks pada Program Diklat Teknis Subtantif
Materi Perencanaan Pembelajaran di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan Riau. .................. 9
2. Implementasi Model Evaluasi Kirkpatricks pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah
Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas (Universitas Negeri Gorontalo). .............................. 12
BAB III (PENUTUP) ............................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan menjadi dasar dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik. Evaluasi merupakan proses penetapan nilai
dari suatu program yang telah ditetapkan. Secara umum evaluasi dapat diartikan sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja,
proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Dalam kegiatan pembelajaran,
evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran. Pendidik dapat melakukan banyak hal untuk mengumpulkan informasi
mengenai tingkat penguasaan yang diberikan seperti melalui tes, tugas, mengajukan
pertanyaan secara lisan, mengamati aktivitas saat kegiatan belajar mengajar, dan portofolio.
Aktivitas itu dilakukan tidak hanya untuk menentukan nilai dari subyek belajar tetapi juga
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif
tentang suatu program yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Informasi tersebut dapat
berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efisiensi. Hasil evaluasi
dapat juga dijadikan tolak ukur apakah program tersebut berhasil atau tidak, dapat
dilanjutkan atau dihentikan, serta dapat dijadikan pijakan untuk menyusun program
lanjutan.
Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkatian dengan keahlian dan kemampuan pegawai
untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu
pegawai untuk mencapai kehalian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam
melaksanakan pekerjaanya (Rivai, 2005). Pendapat lain mengatakan bahwa definisi
pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode
tertentu secara konsepsional dan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan kerja seseorang atau sekelompok orang (Siagian dalam Lubis, 2008).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan

4
suatu proses belajar mengajar yang tersusun secara sistematis untuk meningkatkan kinerja
seseorang atau sekelompok orang agar berhasil dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Dalam pelaksanaan pelatihan, terdapat berbagai tahapan yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya agar tercipta suatu pelatihan yang efektif serta efisien. Salah satu
tahapan dalam pelatihan adalah adanya evaluasi pelatihan. Evaluasi pelatihan diharapkan
mampu menjadi suatu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan suatu pelatihan serta
mengetahui berbagai kendala/kekurangan dalam perencanaan suatu pelatihan dengan
harapan dapat diperoleh suatu perbaikan untuk menunjang keberhasilan terlaksananya
suatu pelatihan. Berbagai model evaluasi pelatihan dapat diterapkan yaitu model evaluasi
pelatihan training evaluation (kirkpatricks), CIPP model (Daniel Stufflebeam),
countenance (Robert Stake), dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai salah satu model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang
ada dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks)?
2. Apa saja tahapan dalam model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks)?
3. Bagaimana implementasi dari model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks)?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penulisa yang ingin dicapai dalam makalah
ini adalah :
1. Memahami dan mengetahui pengertian dari model evaluasi program pelatihan
(Kirkpatricks).
2. Memahami dan mengetahui langkah-langkah dalam model evaluasi program pelatihan
(Kirkpatricks).
3. Memahami dan mengetahui implementasi dari model evaluasi program pelatihan
(Kirkpatricks).

D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini dilakukan berdasarkan hasil studi pustaka dari berbagai sumber
literatur buku, artikel dan karya ilmiah, sumber-sumber terpercaya di berbagai website serta
hasil diskusi kelompok terkait model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks).

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Model Kirkpatrik


Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang pengembangan
sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick
dikenal dengan istilah Kickpatrick Four Levels Evaluation Model. Evaluasi terhadap
efektivitas program pelatihan (training) menurut Kickpatrick (1998) mencakup empat level
evaluasi, yaitu: level 1 (reaction), level 2 (learning), level 3 (behavior), dan level 4 (result).

1. Evaluasi Tahap 1 : Reaksi (Reaction Evaluating).


Mengevaluasi terhadap reaksi peserta pembelajaran berarti mengukur kepuasan
siswa. Pembelajaran dianggap efektif apabila proses pembelajaran dirasa
menyenangkan dan memuaskan bagi siswa sehingga mereka tertarik dan termotivasi
untuk belajar dan berlatih. Dengan kata lain siswa akan termotivasi apabila proses
pembelajaran berjalan secara memuaskan bagi siswa yang pada akhirnya akan
memunculkan reaksi dari siswa yang menyenangkan. Sebaliknya apabila siswa tidak
merasa nyaman terhadap proses pembelajaran yang diikutinya maka mereka tidak akan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran lebih lanjut.
Partner (2009) mengemukakan “the interest, attention and motivation of the
participants are critical to the success of any training program, people learn better when
they react positively to the learning environment”. Disimpulkan bahwa keberhasilan
proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari minat, perhatian, dan motivasi peserta
pelatihan dalam mengikuti jalannya kegiatan pembelajaran. Siswa akan belajar lebih
baik manakala mereka memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar.
Kepuasan siswa dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang diberikan,
fasilitas yang tersedia, strategi penyampaian materi yang digunakan oleh guru, media
pembelajaran yang tersedia, waktu pelaksanaan pembelajaran, hingga gedung tempat
pembelajaran dilaksanakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet
dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Langkah - langkah dalam
melakukan evaluasi di level-1 adalah:
a) Membuat daftar item mengenai semua hal yang menyangkut penyelenggaraan
program pelatihan seperti, kepuasan peserta terhadap materi, instruktur, konsumsi,
materi, fasilitas, kepanitiaan dll.

6
b) Reaksi yang didapat di desain secara kuantifikasi dengan bentuk skala likert dan
memberi ruang untuk komentar.
c) Ketika penilaian reaksi dilakukan jangan lupa meminta saran untuk perbaikan
kepada peserta.
d) Menjaga kerahasiaan identitas peserta atau.
e) Lakukan evaluasi diakhir program untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Evaluasi Tahap 2 : Evaluasi Belajar (Learning Evaluating).


Kirkpatrick (1998:20) mengemukakan “learning can be defined as the extend
to which participans change attitudes, improving knowledge, and/or increase skill as a
result of attending the program”. Terdapat tiga hal yang dapat guru ajarkan dalam
pelaksanaan program pembelajaran, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Siswa
dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap,
perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan.
Oleh karena itu untuk mengukur efektivitas program pelatihan maka ketiga
aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap, peningkatan
pengetahuan maupun perbaikan keterampilan pada siswa maka program dapat
dikatakan gagal. Penilaian evaluating learning ini ada yang menyebut dengan penilaian
hasil (output) belajar. Oleh karena itu dalam pengukuran hasil belajar (learning
measurement) berarti penentuan satu atau lebih hal berikut:
a. Pengetahuan yang telah dipelajari,
b. Perubahan sikap,
c. Keterampilan yang telah dikembangkan atau diperbaiki.
Mengukur hasil belajar lebih sulit dan memakan waktu dibandingkan dengan
mengukur reaksi. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam bentuk
angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Menurut Kirkpatrick (1998: 40),
penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan: “a control group if practical,
evaluate knowledge, skill and/or attitudes both before and after the program, a paper-
and-pencil test to measure knowledge and attitudes, and performance test to measure
skills”. Dengan demikian untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan dengan kelompok
pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan kelompok yang tidak ikut pelatihan
diperbandingkan perkembangannya dalam periode waktu tertentu. Dapat juga
dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest, tes tertulis maupun tes

7
kinerja (performance test). Langkah-langkah dalam melaksanakan evaluasi di level-2,
adalah:
a) Menggunakan grup kontrol sebagai pembanding.
b) Mengevaluasi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebelum dan sesudah program.
c) Gunakan tes kinerja untuk mengukur peningkatan keterampilan.
d) Gunakan hasil evaluasi untuk melakukan tidakan yang sesuai

3. Evaluasi Tahap 3 : Tingkah Laku (Behavior Evaluating).


Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi
terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada
perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan pembe;ajaran dilakukan sehingga lebih
bersifat internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah
laku siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku ini
lebih bersifat eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka maka evaluasi
level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi terhadap outcomes dari kegiatan pelatihan.
Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi level-3 adalah:
a) Evaluasi dilakukan ketika level 1 dan level 2 telah dilaksanakan.
b) Evaluasi dilakukan ketika pelaksanaan pelatihan benar-benar selesai dan para
peserta telah kembali ke pekerjaannya masing-masing.
c) Mengevaluasi sebelum dan sesudah pelatihan jika memungkinkan
d) Metode evaluasi yang dilakukan dalah metode surveri dan wawancara kepada
peserta pelatihan, atasan, teman sejawat dll.
e) Evaluasi dilakukan kepada semua peserta pelatihan atau di sampel.
f) Mengulangi evaluasi pada waktu yang tepat
g) Pertimbangkan biaya

4. Evaluasi Tahap 4 : Evaluasi Hasil (Result Evaluating).


Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final result)
yang terjadi karena siswa telah mengikuti suatu program pembelajaran. Termasuk
dalam kategori hasil akhir dari suatu program pembelajaran diantaranya adalah
peningkatan hasil belajar, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan
(skills). Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja maupun
membangun teamwork (kerjasama tim) yang lebih baik. Dengan kata lain adalah
evaluasi terhadap impact program (pengaruh program). Tidak semua pengaruh dari

8
sebuah program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu evaluasi level 4 ini lebih sulit di bandingkan dengan evaluasi pada level-level
sebelumnya. Evaluasi hasil akhir ini dapat dilakukan dengan membandingkan
kelompok kontrol dengan kelompok peserta pembelajaran, mengukur kemampuan
siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran apakah ada peningkatan atau tidak
(Kirkpatrick, 1998: 61). Langkah-langkah dalam melakukan evalausi di level- 4 adalah:
a) Menggunakan control group.
b) Analisis tren atas kinerja.
c) Menggunakan metode peramalan atas kinerja.
d) Perkiraan peserta, atasa, jajaran atas pengeruh program pelatihan.
e) Menggunakan data historis.
f) Menghitung perkiraan adanya penyebab dari faktor lain.
g) Berikan waktu untuk hasil yang ingin dicapai.

B. Kelebihan Model Evaluasi Pelatihan (Kirkpatricks)


Kelebihan dari penggunaan model evaluasi ini adalah sebagai berikut :
1. Model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks) sifatnya menyeluruh, sederhana, dan
dapat diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan.
2. Model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks) mampu menjangkau semua sisi dari
suatu program pelatihan.
3. Model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks) memiliki alur logika yang sederhana
dan mudah dipahami.
4. Model evaluasi program pelatihan (Kirkpatricks) dapat digunakan untuk
mengevaluasi berbagai pelatihan yang memiliki berbagai macam situasi.

C. Implementasi Model Evaluasi Program Pelatihan (Kirkpatricks)


Berikut merupakan beberapa implementasi dari penerapan model evaluasi Kirkpatrick
yaitu:
1. Penerapan Evaluasi Model Kirkpatricks pada Program Diklat Teknis Subtantif Materi
Perencanaan Pembelajaran di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan Riau.
Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang diselenggarakan merupakan program
pelatihan untuk para guru yang memerlukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan diklat. Model evaluasi program yang khusus diciptakan untuk

9
pelatihan adalah Model Evaluasi Kirkpatrick. Model ini dipilih karena telah banyak
digunakan untuk mengevaluasi program-program pelatihan di seluruh dunia. Secara
khusus sebagai penelitian evaluasi, evaluasi ini memiliki tujuan mengetahui berbagai
dimensi yang dapat mempengaruhi efektivitas Program Diklat Teknis Subtantif Materi
Perencanaan Pembelajaran di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan Riau. Tujuan tersebut
antara lain:
a) Mengetahui reaksi peserta terhadap pelaksanaan program Diklat di Wilayah Kerja
Diklat Teknis Subtantif Materi Perencanaan Pembelajaran di Wilayah Kerja
Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan evaluasi yang dilakukan meliputi reaksi peserta
terhadap panitia penyelenggara dan reaksi peserta terhadap narasumber,
b) Mengetahui pencapaian hasil belajar peserta berupa peningkatan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan setelah mengikuti pelaksanaan diklat,
c) Mengetahui perubahan pada tahap perilaku peserta diklat di lingkungan tempat
peserta bertugas, dan
d) Mengetahui dampak diklat dilihat dari segi kinerja peserta (lulusan) pada diklat
tersebut setelah kembali di lingkungan tempat peserta bertugas.
Metode evaluasi empat level (reaksi, belajar, perilaku, dan dampak) tersebut
merepresentasikan sebuah sekuen dari setiap tahapan untuk mengevaluasi program
pelatihan. Sekuen yang dimaksud adalah setiap level harus dilakukan secara bertahap.
Hal tersebut karena setiap level dalam model empat level adalah penting dan setiap
level memberi dampak pada level berikutnya. Hasil penelitian dari empat level tersebut
adalah:
a) Level Reaksi
Berdasarkan evaluasi reaksi peserta terhadap diklat ini dapat dikatakan efektif dan
nyaman. Namun ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian lebih lanjut
atau belum sesuai dengan harapan peserta yaitu: konsumsi, ketersediaan bahan ajar
dan flashdisc yang diberikan ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik atau
maksimal. Berdasarkan hasil observasi lapangan diketahui bahwa peserta cukup
aktif setiap sesi. Namun masih ada sebagian kecil peserta yang kelihatannya
mengantuk dalam beberapa sesi penyajian materi kemungkinan kondisi bulan
puasa. Peserta selalu hadir pada setiap sesi dan mereka aktif dalam mengikuti sesi
penyajian materi.

10
b) Level Belajar
Evaluasi pada tahap belajar menunjukkan peserta sangat antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran. Penilaian sikap (perilaku, disipin, kehadiran, prakarsa,
kerjasama, partisipasi dan tanggungjawab), pengetahuan (nilai pre dan post tes) dan
keterampilan (microteaching) cukup memuaskan. Atas keberhasilan seluruh peserta
diklat dinyatakan lulus dengan mendapatkan sertifikat tanda tamat pelatihan.
Namun perlu ditingkatkan kemampuan peserta dalam menggunakan atau
mengoperasikan laptop sehingga dalam menyelesaikan tugas yang diberikan tidak
mengalami kendala waktu.
c) Level Perilaku
Evaluasi pada tahap perilaku menunjukkan alumni peserta diklat telah mengalami
perubahan perilaku. Kedisiplinan kehadiran, penampilan berpakaian, kemandirian,
pelayanan kepada peserta didik, sikap dalam kerja tim atau kelompok, kecepatan
dan ketepatan dalam menyelesaikan tugas, kesemuanya mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik. Kedisiplinan kehadiran alumni peserta diklat, masih ada
keterlambatan hadir dikarenakan jarak antara rumah dengan madrasah terlalu jauh.
Ditinjau dari hasil wawancara kepada peserta memang terlihat jelas bahwa peserta
diklat sangat antusias ketika kembali ke unit kerjanya masing-masing. Ketika
dilakukan wawancara jawaban dari kepala madrasah dan teman sejawatnya, semua
peserta telah mengalami perubahan perilaku relatif menjadi baik. Hal ini dapat
diartikan bahwa tugas aktualisasi yang diberikan pada peserta diklat sepenuhnya
dijalankan.
d) Level Dampak
Ilmu yang telah diperoleh dari keikutsertaan diklat, sebagian besar telah
didesiminasikan kepada teman sejawatnya. Pelaksanaan desiminasi di tempat kerja
setelah melaksanakan diklat cukup beragam dalam hal pelaksanaannya,
dikarenakan kesibukan dengan pekerjaannya sehari-hari yaitu mengajar.
Bimbingan serta arahan dari alumni kepada teman sejawat cukup besar
kontribusinya, tidak hanya sekedar penambahan ilmu pengetahuan tapi juga
perbaikan, terutama dalam hal pembuatan RPP pada Kurikulum 2013. Hasil
wawancara kepada kepala madrasah dan teman sejawat terhadap alumni, terlihat
jelas dampak diklat tersebut terhadap dampak kinerja dan keterampilan peserta di
unit kerjanya masing-masing. Secara garis besar seluruh peserta alumni diklat
sudah menyelesaikan tugas-tugas aktualisasi dan mengimplementasikan ilmu yang

11
telah diterima pada saat diklat walaupun waktu pelaksanaan aktualisasi berbeda-
beda.

2. Implementasi Model Evaluasi Kirkpatricks pada Proses Pembelajaran Mata Kuliah


Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas (Universitas Negeri Gorontalo).
Dikutip dari Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan “Implementasi Evaluasi Model
Kirkpatrick pada Perkuliahan Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas” (Syamsul
Qomar), diperoleh hasil analisis data pada proses pembelajaran menggunakan evaluasi
model Kirkpatrick dalam proses pembelajaran matakuliah MNA dan Syarat Batas
diuraikan dalam empat aspek evaluasi yaitu sebagai berikut :
a) Evaluasi Reaksi
Keberhasilan proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari minat, perhatian, dan
motivasi mahasiswa dalam mengikuti jalannya perkuliahan. Mahasiswa belajar
lebih baik apabila mereka memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar.
Kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dikaji dari
beberapa aspek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi
penyampaian materi oleh dosen, dan media pembelajaran yang tersedia.
b) Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar pada model Evaluasi Model Kirkpatrick dilakukan dengan
asesmen kinerja melalui rubrik penilaian yang telah ditetapkan. Proses
pembelajaran Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas dilakukan dengan harapan
untuk mengembangkan dan mengungkap seluruh potensi yang dimilki mahasiswa.
Hal ini dilakukan mengingat kompetensi dari matakuliah ini sangat bermanfaat bagi
mahasiswa untuk melakukan simulasi atau pemodelan yang berkaitan dengan
fenomena-fenomena alam atau fenomena kehidupan sehari-hari.
c) Evaluasi Tingkah Laku
Evaluasi tingkah laku yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada matakuliah
Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas lebih ditekankan pada perubahan perilaku
mahasiswa terhadap manfaat mata kuliah yang diberikan. Evaluasi ini dikatakan
berhasil apabila mahasiswa mampu mengimplementasikan materi MNA dan Syarat
Batas dalam bentuk pemodelan matematika berdasarkan fenomena alam atau
fenomena kehidupan sehari-hari.

12
d) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil (Evaluating Result) berkaitan dengan hasil akhir mahasiswa.
Evaluasi ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa mampu mencapai nilai akademik
yang baik. Rata-rata nilai akademik mahasiswa pada matakuliah Masalah Nilai
Awal dan Syarat Batas adalah sangat memuaskan, atau dengan kata lain mahasiswa
secara keseluruhan telah memiliki pemahaman yang baik pada matakuliah ini.
Berdasarkan hasil analisis data menggambarkan implementasi evaluasi Model
Kirkpatrick pada program pembelajaran matakuliah Masalah Nilai Awal dan Syarat
Batas berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memberikan gambaran tentang
kemampuan mahasiswa secara keseluruhan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada BAB II, maka dapat disimpulkan mengenai “Model
Evaluasi Program Pelatihan (Kirkpatricks)” adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi pelatihan diharapkan mampu menjadi suatu tolak ukur untuk mengetahui
keberhasilan suatu pelatihan serta mengetahui berbagai kendala/kekurangan dalam
perencanaan suatu pelatihan dengan harapan dapat diperoleh suatu perbaikan untuk
menunjang keberhasilan terlaksananya suatu pelatihan.
2. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut Kickpatrick (1998)
mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 (reaction) yang mengevaluasi terhadap
reaksi peserta pembelajaran berarti mengukur kepuasan siswa, level 2 (learning)
penilaian hasil (output) belajar, level 3 (behavior) penilaian tingkah laku difokuskan
pada perubahan tingkah laku siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran, dan level
4 (result) yaitu evaluasi hasil akhir.
3. Model Evaluasi Kirkpatricks diimplementasikan dalam berbagai kegiatan pelatihan
karena memiliki beberapa kelebihan yaitu model evaluasi program pelatihan ini
bersifat menyeluruh, sederhana, dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan.

B. Saran
Sebagai seorang teknolog pendidikan terutama yang mengambil konsentrasi di Teknologi
Kinerja, maka kita perlu memahami bagaiamana caranya untuk mengevaluasi suatu
program pelatihan. Terdapat berberapa model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
suatu program pelatihan salah satunya adalah model evaluasi program pelatihan oleh
Kirkpatricks. Semakin banyak yang kita ketahui mengenai cara untuk mengevaluasi suatu
program pelatihan, harapannya kita dapat melaksanakan evaluasi program pelatihan
dengan prosedur yang tepat serta sistematis sehingga dapat tercipta suatu perbaikan dan
pengembangan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ritonga, R., Saepudin, A., & Wahyudin, U. (2019). Penerapan Model Evaluasi Kirkpatrick
Empat Level Dalam Mengevaluasi Program Diklat Di Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Lembang (Jurnal Pendidikan Nonformal, 14(1), 12-21). Lembang.

Setyo Rukmi, Hendang dkk. Evaluasi Training Dengan Menggunakan Model Kirkpatrick
(Studi Kasus Training Foreman Development Program Di PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon). Bandung: Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional.

Nurhayati Yetti. 2018. Penerapan Model Kirkpatrick Untuk Evaluasi Program Diklat Teknis
Subtantif Materi Perencanaan Pembelajaran Di Wilayah Kerja Provinsi Kepulauan
Riau(Volume Vi, No. 2). Riau: Andragogi Jurnal Diklat Teknis.

Didik dan Evie. 2007. Evaluasi 4 Tahap dari Kirkpatricks sebagai Alat dalam Evaluasi Pasca
Pelatihan (Vol. 10, No. 4). Surabaya: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan
Kebijakan Kesehatan.

Syamsu Qamar. Implementasi Evaluasi Model Kirkpatrick pada Perkuliahan Masalah Nilai
Awal dan Syarat Batas (Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan). Gorontalo: FMIPA
Universitas Negeri Gorontalo.

15

Anda mungkin juga menyukai