METODOLOGI PENELITIAN
(PROSES PENELITIAN LANGKAH 6)
OLEH :
IRMAN BADU
G2E1 16 034
PROGRAM PASCASARJANA
ILMU EKONOMI / AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kemurahan-Nya kami dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam tulisan ini kami membahas tentang Proses Penelitian
Langkah 6: Unsur-unsur Desain Penelitian.
Sebelum seorang peneliti memulai kegiatan, biasanya terlebih dahulu
membuat suatu rancangan. Rancangan tersebut dinamakan desain penelitian.
Sebagian orang menyebutnya dengan proposal penelitian. Kedua istilah tersebut
memang mirip tapi tidak persis sama, perbedaannya adalah, desain
penelitian merupakan rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar
kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Sedangkan proposal penelitian lebih
ditekankan jika seorang peneliti mengajukan maksud yang berorientasi pada
penawaran keuntungan.
Desain penelitian merupakan susunan logis yang menghubungkan data
empiris dengan pertanyaan awal penelitian dan konklusi-konklusinya. Dalam bahasa
sehari-hari, desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk berangkat dari sini
ke sana, dimana disini biasa diartikan sebagai rangkaian pertanyaan awal yang
harus dijawab, dan disana merupakan serangkaian konklusi (jawaban) atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut
Dalam proses pendalaman materi ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu proses pembuatan tulisan ini. Saya menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun
kesempurnaan tulisan kami.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi para
pembaca.
Kendari, Oktober 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan observasi sehingga tidak ada rumusan yang ada di luar lingkup
masalah yang diteliti.
Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun
serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang
peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang
bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan menganalisis dalam bentuk karya
tulis berupa makalah yang berjudul Proses Penelitian Langkah 6: Unsur-unsur
Desain Penelitian.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah desain penelitian itu.
2. Untuk mengetahui bagaimana studi kasus dalam penelitian.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis investigasi dalam proses penelitian.
4. Untuk mengetahui bagaimana tingkat intervensi penelitian terhadap studi.
5. Untuk mengetahui bagaimana situasi dalam studi penelitian.
6. Untuk mengetahui unit analisis apa yang diperlukan oleh peneliti.
7. Untuk mengetahui apa perbedaan horizon waktu studi vs longitudinal.
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat sebagai pembelajaran awal dan menjadi acuan dalam
melakukan proses penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua
pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Sugiyono (2010) proses penelitian menjadi desain penelitian
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi
untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan sutu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian telah
dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi
masalah dan rumusan masalah.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),
maka peneliti dapat membaca referensi teoretis yang relevan dengan masalah
dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teortis mempunyai tujuan
untuk menyusun kerangka teoretis yang menjadi dasar untuk menjawab
masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan
menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
5. Metode penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian
yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan
pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang
lain.
4
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Setelah data
terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengena solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
5
Indriantoro (1999:87) mengungkapkan studi eksploratif pada dasarnya untuk
memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti, karena belum
banyak literatur hasil penelitian yang membahas masalah tersebut atau
masalah yang sejenis. Peneliti melalui studi ekploratif dapat mengembangkan
konsep yang jelas dan mendefinisikan variabel-variabel penelitian yang
penting. Data yang dikumpulkan dalam studi eksploratif dapat menggunakan
berbagai teknik, antara lain observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil
analisis data yang dikumpulkan dalam studi ini, peneliti dapat
mengembangkan teori atau hipotesis yang perlu diuji melalui penelitian-
penelitian berikutnya.
6
2.2.2 Studi Deskriptif
Indriantoro (1999:88) menyatakan studi deskriptif merupakan penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek
berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Studi ini
membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide
masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-
masalah bisnis. Meskipun pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk
memecahkan masalah-masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis
yang datanya dapat berupa kualitatif dan kuantitatif.
Menurut pendapat Sekaran (2016:158), Studi Deskriptif dilakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristif variable
yang diteliti dalam suatu situasi. Adapun tujuan dari Studi deskriptif adalah
memberikan sebuah riwayat kepada peneliti atau untuk menggambarkan
aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif
seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya. Studi deskriptif yang
menampilkan data dalam bentuk yang bermakna. dengan demikian membantu
untuk:
a. Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi tertentu
b. Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek dalam situasi
tertentu
c. Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian lebih lanjut
d. Membuat keputusan tertentu yang sederhana
7
Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis umumnya merupakan
penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar
variabel. Tipe hubungan antara dua variabel atau lebih dapat berupa
hubungan korelasional, komparatif (perbandingan), dan hubungan sebab-
akibat. Pengujian hipotesis merupakan tujuan studi (termasuk studi
eksploratif dan studi deskriptif) yang mempunyai pengaruh terhadap elemen
desain penelitian yang lain, terutama dalam pemelihan metode pengujian
data.
Menurut Sekaran (2016: 163) Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan
mendalam terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi
lain. Studi kasus bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan solusi
pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa
lalu.
2.2.5 Tinjauan Tujuan Studi
Tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada
dasarnya berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situasional untuk
memperoleh pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti.
Demikian pula, studi awal pada skala kecil, dengan mewawancarai orang-
orang atau mendapatkan informasi dari jumlah kejadian yang terbatas adalah
tidak umum dalam penelitian eksploratif.
Studi deskriptif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak
dalam sebuah situasi diketahui eksis dan seseorang ingin mampu
menjelaskannya secara lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai
8
faktor terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik
mengenai hubungan yang eksis antar variabel. Hal tersebut juga dapat
menentukan hubungan sebab-akibat, pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan data kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif
dan kadang-kadang digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan
manajerial.
2.3.1 Kausal
Penelitian kausalitas selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel
atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Dengan kata lain, study kausalitas mempertanyakan masalah
sebab-akibat. Dalam analisis kausaliitas, dibedakan menjadi:
a. Kausalitas satu arah
X=>Y, artinya X menyebabkan Y
Y=>X, artinya Y menyebabkan X
b. Kausalitas dua arah: Y X , artinya ada hubungan simultan antara Y dan X
karena Y menyebabkan X, dan X menyebabkan Y.
9
juga meliputi perbandingan antar grup. Perbedaan utama antara keduanya
bahwa dalam penelitian experimental, pernyataansebab dikendalikan, sedang
dalam penelitian kausal komparatif tidak. Dalam penelitian experimental,
aktivitas atau karakteristik yang dipercaya menyebabkan perubahan disebut
sebagai variabel bebas, sedangkan perubahan atau akibat yang diperhitungkan
terjadi atau tidak terjadi disebut sebagai variabel terikat, artinya terikat kepada
variabel bebas. Jadi, penelitian ini merupakan study yang menyelidiki
hubungan sebab-akibat, menyelidiki akibat yang ditimbulkan oleh variabel
bebas kepada variabel terikat.
Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan setidaknya satu variabel
bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada satu atau lebih variabel
terikat.Esensi dari eksperimen adalah pengendalian.
Dalam penelitian kausal-komparatif, variabel bebas merupakan hal yang sudah
terjadi dan tidak dikendalikan.Variabel bebas yang secara alami tidak dapat
dikendalikan misalnya jenis kelamin (pria atau wanita).Variabel bebas yang
secara alami tidak dapat dikendalikan misalnya cacat fisik, dan variabel yang
tidak perlu dikendalikan walaupun mungkin bisa, misalnya metode
pelatihan.Adanya hubungan sebab-akibat yang jelas dari hasil penelitian kausal
komparatif tidak terdapat pengendalian terhadap variabel bebas, hasil dari
penelitian ini pada umumnya bersifat tentarif.Namun demikian, sisi positif dari
penelitian ini adalah biaya penelitian yang relative murah dan waktu yang lebih
pendek apabila dibandingkan dengan penelitian eksperimental.
2.3.2 Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan menyelidik sejauh mana variasi pada satu
variabel yang berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,
berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian ini sangat cocok bila variabel-
variabel yang terlihat sangat kompleks dan tidak dapat diteliti lewat metode
eksperimentasi atau yang variasinya tidak dapat dikendalikan. Dengan
penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling
hubungan di antara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan serentak dalam
kondisi yang realistic.
10
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian korelasi tidak
menjelaskan sebab-akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidakadanya
hubungan antara variabel yang diteliti. Ada beberapa alternative teknik yaitu:
korelasi bivariate, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi kanolikal,
dan analisis frekuensi multiarah (multiway frequency analysis). Teknik yang
dipilih tergantung dari jumlah variabel yang diamati, macam data yang
digunakan kontiou atau diskrit dan apakah variabel independen dapat
dikonseptualkan sebagai kovariat (bila dampak beberapa variabel independen
diukur setelah dampak variabel independen lain dihilangkan).
Jadi inti dari analisis korelasi adalah mengukur kekuatan hubungan
antarvariabel, tanpa menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat.Korelasi
bivariant merupakan jenis korelasi yang paling popular. Kolerasi bivariant
menjelaskan hubungan linear antara 2 variabel, x dan y.
11
Menurut Sekarna (2016:167) ada beberapa macam intervensi peneliti
dalam memanipulasi studi penelitian sebagai berikut:
a. Intervensi Minimal: terjadi jika peneliti hanya menyebarkan kuesioner tanpa
mengintervensi aktivitas normal terhadap kasus yang diteliti.
b. Intervensi Sedang: Peneliti tidak lagi berurusan dengan temuan korelasi
namun ingin menentukan secara kukuh hubungan kausal. Atau memanipulasi
peristiwa normal dengan secara sengaja mengubah tingkat dukugan.
c. Intervensi Berlebih: Setelah melakukan eksperimen terdahulu seorang
peneliti merasa bahwa hasilnya mungkin tidak valid karena adanya faktor
eksternal lain dan memastikan bahwa faktor asing tersebut mungkin
mempengaruhi hubungan sebab-akibat. Dalam intervensi berlebih tidak
hanya dukungan manipulasi tapi situasi dimana eksperimen diadakan adalah
artifisial karena peneliti menarik subjek keluar dari lingkungan normalnya
dan menempatkannya dalam keadaan yang benar-benar berbeda.
12
Jadi kesimpulannya, penelitian organisasi dapat dilakukan dalam
lingkungan yang alami, dimana pekerjaan berproses secara normal (yaitu dalam
situsi tidak diatur) atau dalam keadaan artificial dan diatur. Studi korelasi selalu
dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan kebanyakan studi kausal yang
ketat dilaksanakan dalam situasi lab yang diatur.
13
katakanlah enam atau lebih kelompok, dan kemudian menganalisis data yang
dikumpulkan dari pengujian terhadap pola dalam tiap kelompok. Jika kita ingin
mempelajari perbedaan budaya antarbangsa, kita harus mengumpulkan data dari
berbagai negara dan mempelajari pola budaya yang berlaku dalam setiap negara.
Tidak ada cara yang mudah untuk menentukan berapa lama sebuah penelitian
dilakukan. Lamanya sebuah penelitian keberadaan sumber data, interest, dan
tujuan penelitian. Selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan
bagaimana peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau tiap
minggu.(Sugiyono, 2014:26)
2.7.1 Studi Cross-Sectional
Sekaran (2016:177) menjelaskan bahwa sebuah studi dapat di lakukan dengan
data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian,
mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan pennelitiaan.
Studi semacam itu di sebut studi one-shot atau cross-sectional.
Nurdini (2006) mengatakan bahwa penelitian cross sectional ini, peneliti
hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Penelitian
yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross-
sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain
pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan
hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik
waktu tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan
untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi
yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis
yang mempengaruhinya.
Jadi kesimpulannya desain penelitan ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah
sampel dari populasi dalam suatu waktu. Setelah itu, memeriksa status
paparan dan status penyakit pada titik waktu yang sama dari masing-masing
individu dalam sampel tersebut. Artinya, niat subyek penelitian hanya di
14
observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variabel subyek pada saat pemeriksaan.
Contoh : sebuah perusahaan obat yang ingin melakukan penelitian untuk pil
(penurunan) obsesitas baru mengadakan survei di antara orang-orang yang
mengalami kegemukan untuk melihat berapa banyak dari mereka yang
tertarik mencoba pil baru tersebut. Tujuan studi dalam satu contoh adalah
untuk mengumpulkan data yang berkaitan dalam rangka menemukan jawaban
atas pertanyaan penelitian.
2.7.2 Studi Longitudinal
15
BAB III
KESIMPULAN
Desain penelitian seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai
dengan tujuan yang telah di tetapkan. Tingakat keketatan ilmiah dalam sebuah studi
penelitian bergantung pada bagaimana ketelitian peneliti dalam memilih alternatif
desain yang tepat. Semakin ketat dan canggih desain penelitian, semakin besar
waktu, biaya, dan sumber daya lain yang akan dihabiskan untuknya. Mengenai isu
desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi
peneliti, keadaan studi,unit analisis, dan horizon waktu.
Peneliti menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi
berdasarkan definisi masalah, tujuan penlitian, tingkat keketatan yang diinginkan,dan
pertimbangan biaya. Kadang-kadang, karna waktu dan biaya, seorang peneliti
mungkin terbatas untuk menyelesaikan kurang dari desain penelitian ideal.
Misalnya, peneliti mungkin terpakasa melakukan studi cross-sectional dan bukan
longitudinal, melakukan studi lapangan ali-ali desain eksperimen, memilih ukuran
sampel yang lebih kecil dan bukan lebih besar, dan seterusnya, sehingga menetapkan
suboptimasi dari keputusan desain penelitian dan menentukan tingkat keketatan
ilmiah yang lebih rendah karna keterbatasan sumber daya. Pertukaran (trade-off)
antara keketatan dan sumber daya ini akan menjadi keputusan sadar dan disengaja
oleh peneliti berdasarkan cakupan dan alasan studi, dan akan disebutkan secara
spesifik dalam semua proposal penelitian tertulis.
Kompromi tersebut juga menyebabkan mengapa studi manajemen tidak
sepenuhnya ilmiah. Desain penelitian yang tepat mungkin menuntut biaya yang lebih
tinggi adalah perlu jika hasil studi sangat penting untuk membut keputusan penting
yang mempengaruhi kelangsungan organisasi dan / atau keberadaan sebagain
anggota sistem. Baik sekali untuk memikirkan persoalan keputusan desain penelitian,
bahkan saat kerangka teoritis disusun. Peniliti harus paham mengenai setiap aspek
yang dibahas sebelum memulai mengumpulkan data.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2016. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat
17