Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MENYUSUN TEKS AKADEMIK LAPORAN PENELITIAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Nita Nurhayati, M.Hum.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Al Mirsyam (223402137)
Sinta Marta Agustin (223402138)
Neng Jamilah Tusadiah (223402139)
Ai Nur Ropiah (223402140)
Prasasti Septi Rasari (223402141)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Adapun judul makalah
ini tentang “ Menyusun Teks Akademik Laporan Penelitian”.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Nita Nurhayati, M.Hum.


sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tasikmalaya, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3
A. MENGENAL LAPORAN PENELITIAN ...........................................................3
B. PEMAJANAN LAPORAN PENELITIAN ..........................................................6
C. MENGORAK SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN ...............................8
D. MENGORAK BAHASA LAPORAN PENELITIAN ........................................ 27
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 28
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 28
B. Saran .................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis merupakan suatu aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Melalui tulisan, seseorang dapat menyampaikan suatu
informasi atau laporan baik ide berupa fakta maupun opini yang berupa pernyataan
yang dituangkan dalam sebuah kertas dan menjadi sebuah tulisan laporan yang
dibuat tentunya sudah di teliti atau dieksperimen langsung ke lapangan.

Pada hakekatnya orang meneliti untuk mencari kebenaran, usaha untuk


mencari kebenaran itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagaimana
dikatakan Paizaluddin Baihaqi di anatara cara untuk mencapai penelitian itu adalah
sebagai berikut: pertama, dengan memahami, pengalaman, yaitu pengetahuan yang
tercipta dari hasil interaksi dengan realitas lingkungan meliputi melalui keterangan
panca indra. Kedua, penalaran, yang dimaksud adalah penalaran induktif dan
deduktif. Ketiga, penelitian, sebagai usaha untuk mencapai sebuah kebenaran
dengan cara sistematis, empirik, dan kritis terhadap realitas yang ada (Paizaluddin
Baihaqy, hal. 1-2).

Hasil penelitian yang dilakukan di tulis dalam bentuk laporan hasil


penelitian yang sudah diujikan. Sistematika penulisan laporan penelitian secara
umum sama, namun sebagian lembaga instansi membuat ketentuan tersendiri hal
ini dilakukan untuk menyeragamkan hasil laporan penelitian oleh si peneliti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu laporan penelitian


2. Bagaimana pemajanan dalam laporan penelitian
3. Bagaimana sistematika penulisan dalam laporan penelitian

1
4. Bagaimana Bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui laporan penelitian
2. Untuk mengetahui pemajanan laporan penelitian
3. Untuk mengetahui sistematika penulisan dalam laporan penelitian
4. Untuk mengetahui Bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENGENAL LAPORAN PENELITIAN


Laporan penelitian merupakan karya tulis ilmiah resmi yang membahas
permasalahan dalam bidang tertentu, yang digunakan sebagai syarat penyelesaian
studi akhir jenjang pendidikan tinggi tertentu. Laporan penelitian jaga dapat
diartikan sebagai karya ilmiah yang memaparkan permasalahan yang cukup penting
sebagai hasil penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa,
berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tinggi untuk menjadi satu syarat
kelulusannya.

Penelitian dapat dikatakan sebagai proses yang dilakukan untuk


memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan
data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan.
Penelitian merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan, mengumpulkan dan
mengolah data untuk menjawab pertanyaan, dan akhirnya menjawab pertanyaan
tersebut.

Sejalan dengan definisi sederhana di atas, Creswell dalam (Abidin et al.,


2022) mengatakan bahwa "Research is a process of steps used to collect and
analyze information to increased our understanding of topic or issue." Lebih lanjut
ia mengatakan bahwa "Research is a process in which you engage in a small set of
logical steps (1) pose a question, (2) collect data to answer the question, and (3)
present an answer to the question." Penelitian adalah tahapan proses yang
dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk meningkatkan
pemahaman kita atas topik atau isu tertentu. Penelitian hanya seperangkat tahapan
logis yang sederhana mulai dari mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, dan
menjawab pertanyaan.

Booth, Colomb, dan Williams (2008: 10) dalam (Abidin et al., 2022)
mengemukakan "In the broadest terms, we do research whenever we gather

3
information to answer a question that solves a problem." Lebih lanjut, Fraenkel,
Wallen, dan Hyun juga menyatakan hal yang sederhana tentang penelitian bahwa
"The term research can mean any sort of careful, systematic, patient study, and
investigation in some field of knowledge.” Berdasarkan beberapa pendapat tersebut,
penelitian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menjawab
pertanyaan guna memecahkan sebuah masalah. Namun demikian, perlu kita ingat
bahwa dalam praktiknya kita harus senantiasa melakukan kegiatan penelitian
tersebut secara hati-hati, sistematis, dan sabar agar kita dapat memahami bidang
pengetahuan yang kita teliti.

Dalam melaksanakan penelitian, seorang peneliti harus berhati-hati, cermat,


dan analitis. Inilah kiranya yang mendorong Howard dan Sharp (Lowe, 2007:4)
dalam (Abidin et al., 2022) yang mendefinisikan penelitian sebagai "Seeking
through methodical processes to add to one's own body of knowledge and,
hopefully, to that of others, by the discovery of non trivial facts and insights." Hal
ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Schreiber dan Asner-Self bahwa
"Research is a systematic process of active inquiry and discovery through
collecting, analyzing, and inferring from data so that we can understand a given
phenomenon in which we are interested!"

Menilik beberapa pendapat di atos, penelitian merupakan sebuah prosedur


yang sistematis yang dilakukan untuk memecahkan masalah, mempeluas
pengetahuan, dan mengembangkan bidang keilmuan yang kita tekuni. Ini berarti
bahwa penelitian bukan sekadar pengalaman karena penelitian dilakukan secara
sistematis dan terkontrol, bukan sekadar mengumpulkan data karena data tersebut
harus dianalisis secara cermat. Tentu saja, penelitian juga bukan hanya kegiatan
untuk memindahkan informasi karena informasi tersebut haruslah dapat dijadikan
dasar untuk mengambil sebuah keputusan.

Berdasarkan pengertian di atas, laporan penelitian haruslah disusun atas


dasar penelitian mahasiswa sebagai pembuktian tertentu kepada institusinya
tentang mutu berpikir ilmiah mahasiswa, kemampuan menciptakan suatu prinsip
baru berdasarkan teori-teori yang tersedia, kecakapannya mencerna dan

4
menyatupadukan segenap ilmu yang telah dipelajarinya selama studi, terutama
untuk memecahkan suatu masalah secara ilmiah. Dengan kata lain, laporan
penelitian merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk memberikan sumbangan
yang nyata pada kemajuan bidang ilmu yang ditekuninya. Oleh sebab itu, laporan
penelitian merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian
yang berhubungan dengan bidang keahliannya.

Laporan penelitian memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terarah pada eksplorasi permasalahan atau pemecahan masalah pada bidang


keilmuan tertentu.
2. Ditulis atas dasar hasil pengamatan atau observasi lapangan dan/atau
penelaahan pustaka yang relevan.
3. Mendemonstrasikan kemampuan ilmiah penulisnya.

Penulisan sebuah laporan penelitian mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Sebagai kegiatan pendidikan, laporan penelitian dimaksudkan agar


mahasiswa yang akan mengakhiri pendidikannya mampu menghubung-
hubungkan dan menyatupadukan segenap pengetahuan ilmiah yang
dipelajarinya selama di perguruan tinggi.
2. Sebagai kegiatan penelitian, laporan penelitian ditujukan untuk memberikan
kesempatan kepada mahasiswa menerapkan prosedur penelitian dan
mempraktikannya dalam pengembangan ilmu.
3. Sebagai kegiatan pemikiran, laporan penelitian mempunyai arti sebagai
sarana bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan berpikir ilmiahnya
sebagai seorang ilmuwan, daya kreatifnya sebagai bukti potensi
kecendekiaannya, dan tingkat kecerdasannya sebagai calon sarjana yang
selayaknya diluluskan.
4. Sebagai kegiatan penulisan, laporan penelitian menyajikan bukti terakhir
dari mahasiswa mengenai pengungkapan serangkaian ide yang bernilai
dalam suatu karya tulis ilmiah yang tersusun secara sistematis, logis, dan
terpadu maupun dalam bahasa tulis yang jelas, ringkas, tepat, dan benar.

5
Berdasarkan uraian di atas, laporan penelitian harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1. Bentuk, artinya laporan penelitian yang disusun harus mampu menunjukkan


pemenuhan atas bentuk karangan ilmiah yang berlaku di suatu perguruan
tinggi.
2. Susunan, artinya laporan penelitian harus memiliki susunan yang teratur
mencakup segenap unsur yang diperlukan dan menyisihkan hal-hal yang
tidak relevan.
3. Bahasa, artinya laporan penelitian harus disusun dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
4. Metodologi keilmuan, artinga laporan penelitian harus mampu
menunjukkan segi-segi penerapan metodologi keilmuan.
5. Pembuktian, artinya laporan penelitian harus mampu menunjukkan sebagai
sebuah hasil yang sistematis, logis, dan ilmiah yang seluruhinga didasarkan
atas fakta-fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

B. PEMAJANAN LAPORAN PENELITIAN


Secara umum struktur teks laporan penelitian diuraikan sebagai berikut (Ahyar,
2016):

Bagian Pembuka, terdiri atas;

1. Lembar Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Abstrak
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran

Bagian Isi, terdiri atas;

BAB I PENDAHULUAN

6
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Landasan Teoretis
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Anggapan Dasar/Kerangka Berpikir
D. Hipotesis

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
2. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
B. Saran

Bagian Penutup, terdiri atas;

1. Daftar Pustaka
2. Lampiran-Lampiran

7
C. MENGORAK SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
1. Judul dan Pernyataan Maksud Penelitian
Judul laporan penelitian dirumuskan dalam satu kalimat yang
ringkas dan komunikatif. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel.
Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional, kausal,
ataupun determinatif. Judul juga harus mencerminkan dan konsisten dengan
ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode
penelitian. Walaupun judul sudah harus dibuat sejak proposal penelitian,
tetapi pada akhirnya judul dapat saja berubah sesuai pertimbangan tertentu
Secara format, halaman judul pada dasarnya memuat beberapa komponen,
yaitu:
a. Judul laporan.
b. Pernyataan penulisan sebagai bagian dari persyaratan untuk tugas
mata kuliah.
c. Logo universitas yang resmi.
d. Nama lengkap penulis beserta Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
e. Identitas prodi/jurusan, fakultas, universitas, beserta
tahun penulisan.
Terkait komponen judul, berikut ini disampaikan setidaknya dua
catatan penting yang disimpulkan mengenai perumusan judul pada tulisan
ilmiah berbasis penelitian, seperti skripsi, tesis, dan disertasi.
 Pertama, judul yang baik adalah judul yang dirumuskan secara
menarik dan informatif, mencerminkan secara akurat isi tulisan,
dikemas secara singkat dan jelas, serta memenuhi kaidah
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terkait jumlah kata, judul
sebaiknya dirumuskan tidak lebih dari 14 kata.
 Kedua, konstruksi judul disusun sesuai dengan sifat dan isi dari
skripsi, tesis, atau disertasi yang dibuat. Pada dasarnya penulis dapat
memilih apakah judulnya akan dikemas dalam bentuk frasa nomina,

8
kalimat lengkap, kalimat tanya, atau konstruksi judul utama dan
subjudul. Namun demikian penulisan judul pada kajian lintas bidang
ilmu masih secara dominan menggunakan frasa nomina.
Penggunaan tiga konstruksi judul lainnya dapat juga digunakan
selama dikemas dan dirumuskan dengan redaksi yang baik dan
benar.
2. Lembar Pengesahan
Bagian ini memuat identitas penelitian, peneliti, biaya yang
digunakan, dan waktu pelaksanaan penelitian. Hal terpenting dalam bagian
ini adalah legalitas penelitian yang ditandai dengan adanya tanda tangan dan
nama jelas peneliti, serta nama dan tanda tangan pihak yang bersangkutan
dengan penelitian. Dalam sebuah skripsi atau tugas akhir, biasanya bagian
ini minimal berisi tanda tangan pembimbing dan ketua program studi.
3. Abstrak
Abstrak menjadi bagian yang penting untuk dilihat di awal
pembacaan karena di sinilah informasi penting terkait tulisan yang dibuat
dapat ditemukan. Penulisan abstrak sesungguhnya dilakukan setelah seluruh
tahapan penelitian diselesaikan. Oleh sebab itu, abstrak kemudian menjadi
ringkasan dari keseluruhan isi penelitian yang isinya merupakan uraian
singkat dan lengkap, yang dimulai dengan judul, permasalahan, pendekatan
terhadap masalah, landasan teoretis yang digunakan, hasil temuan, dan
rekomendasi.
Abstrak ini cukup satu halaman. Secara singkat, abstrak bisa pula
hanya terdiri atas tujuan penelitian, prosedur penelitian, dan hasil penelitian,
Komponen abstrak kedua ini lebih banyak digunakan di berbagai lembaga
pendidikan tinggi karena keringkasan dan kekomprehensifan isinya
dipandang lebih tepat dibanding jenis abstrak yang pertama. Abstrak
biasanya dibuat dalam dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris, serta ditik 1 spasi dan dilengkapi dengan kata kunci penelitian.
Jumlah kata kunci biasanya maksimal lima kata kunci. Kata kunci dapat
berupa variabel yang diteliti.

9
4. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi uraian yang mengantarkan para pembaca
laporan penelitian pada permasalahan yang diteliti. Di dalam kata pengantar
dapat pula diungkapkan ucapan terima kasih dan apresiasi penulis kepada
pihak-pihak yang telah berjasa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahnya.
5. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara lebih rinci dari
laporan penelitian. Daftar isi berfungsi untuk mempermudah pembaca
mencari judul atau subjudul yang ingin dibacanya. Oleh sebab itu, judul atau
subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus langsung ditunjukkan nomor
halamannya.
6. Daftar Tabel
Pada dasarnya, fungsi daftar tabel ini sama dengan daftar isi, yakni
penyajian tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan
tabel terakhir yang ada di dalam laporan penelitian. Setiap nomor urut tabel
pada daftar tabel diberi nomor halaman yang menunjukkan pada halaman
mana tabel itu terletak.
Contoh:
Tabel 1.5 yang berarti tabel pada Bab I nomor 5.
7. Daftar Gambar
Daftar gambar berfungsi untuk menyajikan gambar secara
berurutan. Setiap judul gambar disertai dengan nomor urut halaman tempat
gambar itu terletak.
Contoh:
Gambar 2.3 yang berarti gambar pada Bab II nomor 3.
8. Daftar Lampiran
Daftar lampiran mempunyai fungsi yang sama dengan daftar-daftar
yang lain, yakni menyajikan lampiran secara berurutan. Dalam daftar
lampiran disajikan nomor urut lampiran, nama lampiran, dan nomor
halaman tempat lampiran tersebut terletak dalam laporan penelitian yang
bersangkutan.

10
Contoh:
Lampiran 1 yang berarti lampiran nomor 1 dan muncul paling awal dalam
skripsi, tesis, atau disertasi.
9. Bab 1: Pendahuluan
Bab I tentang Pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan
penelitian. Pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.
Uraian dari berbagai subbab tersebut pada dasarnya sama dengan konsep
subbab yang sama pada proposal penelitian, sebagaimana dikemukakan
Tim PPKI UPI (2019) yaitu sebagai berikut:
a. Latar belakang penelitian. Bagian ini memaparkan konteks
penelitian yang dilakukan. Penulis harus dapat memberikan latar
belakang mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam
penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan
kondisi. Pada bagian ini, penulis harus mampu memosisikan topik
yang akan diteliti dalam konteks penelitian yang lebih luas dan
mampu menyatakan adanya kekosongan (gap) yang perlu diisi
dengan melakukan pendalaman terhadap topik yang akan diteliti.
Pada bagian ini, sebaiknya ditampilkan juga secara ringkas hasil
penelusuran literatur terkait teori dan temuan dari peneliti
sebelumnya mengenai topik yang akan diteliti lebih lanjut.
b. Rumusan masalah penelitian. Bagian ini memuat identifikasi
spesifik mengenai permasalahan yang akan diteliti. Perumusan
permasalahan penelitian lazimnya ditulis dalam bentuk pertanyaan
penelitian. Jumlah pertanyaan penelitian yang dibuat disesuaikan
dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan, tetapi
tetap mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi
pertanyaannya. Dalam pertanyaan penelitian yang dibuat, umumnya
penulis mengidentifikasi topik atau variabel-variabel yang menjadi
fokus penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif, pertanyaan penelitian biasanya mengindikasikan pola

11
yang akan dicari, yakni apakah sebatas untuk mengetahui
bagaimana variabel tersebar dalam sebuah populasi, mencari
hubungan antara variabel satu dengan yang lain, atau untuk
mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara satu variabel
dengan variabel yang lain.
c. Tujuan penelitian. Tujuan penelitian sesungguhnya akan tercermin
dari perumusan permasalahan yang disampaikan sebelumnya.
Namun demikian, penulis diharapkan dapat mengidentifikasi
dengan jelas tujuan umum dan khusus dari penelitian yang
dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas cakupan yang akan
diteliti. Tidak jarang, tujuan inti penelitian justru terletak tidak pada
pertanyaan penelitian pertama, tetapi pada pertanyaan penelitian
terakhir, misalnya. Hal ini dimungkinkan karena pertanyaan-
pertanyaan awal tersebut merupakan langkah-langkah awal yang
mengarahkan penelitian pada pencapaian tujuan sesungguhnya.
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,
penulis dapat pula menyampaikan hipotesis penelitiannya karena
pada dasarnya hipotesis penelitian adalah apa yang ingin diuji oleh
peneliti. Dalam kata lain, tujuan penelitian memang diarahkan untuk
menguji hipotesis tertentu. Secara posisi penulisannya, hipotesis
penelitian dalam artian penyampaian posisi peneliti dapat ditulis
pada bagian ini atau dibuat dalam subbagian yang berbeda setelah
bagian ini.
d. Manfaat/signifikansi penelitian. Bagian ini memberikan
gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang dapat diberikan
oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/signifikansi penelitian
ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek antara lain:
 Manfaat signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang
belum atau kurang diteliti dalam kajian pustaka yang
merupakan kontribusi penelitian).

12
 Manfaat/signifikansi dari segi kebijakan (membahas
perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji
dan memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya
masalah yang dikaji muncul dan berapa kritisnya masalah
atau dampak yang ditimbulkannya).
 Manfaat/signifikansi dari segi praktik (memberikan
gambaran bahwa hasil penelitian dapat memberikan
alternatif sudut pandang atau solusi dalam memecahkan
masalah spesifik tertentu).
 Manfaat/signifikansi dari segi isu serta aksi sosial
(penelitian mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk
memberikan pencerahan pengalaman hidup dengan
memberikan gambaran dan mendukung adanya aksi).
10. Bab II: Landasan Teoretis
Landasan teoretis berisi tentang hasil telaahan terhadap teori dan
hasil penelitian terdahulu yang terkait. Telaahan ini bisa dalam arti
membandingkan, mengontraskan, meletakkan tempat kedudukan masing-
masing dalam masalah yang sedang diteliti, dan pada akhirnya menyatakan
posisi/pendirian peneliti disertai dengan alasan-alasannya. Dengan
demikian menjadi sangat jelas mengapa peneliti hanya menggunakan teori-
teori dan hasil-hasil penelitian tertentu. Telaah ini diperlukan karena tidak
ada penelitian empiris tanpa didahului telaah kepustakaan. Hal ihwal teknik
menyusun landasan teoretis pada dasarnya sama dengan teknik menyusun
landasan teoretis/tinjauan pustaka pada proposal penelitian.
Pada prinsipnya, kajian pustaka/landasan teoretis ini berisikan
beberapa hal, yaitu:
a. Konsep, teori, dalil, hukum, model, dan rumus utama, serta
turunannya dalam bidang yang dikaji
b. Penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti,
termasuk prosedur, subjek, dan temuannya.
c. Posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

13
Pada bagian ini, peneliti membandingkan mengontraskan, dan
memosisikan kedudukan tiap-tiap penelitian yang dikaji melalui pengaitan
dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneli
menjelaskan posisi/pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis.
Bagian ini dimaksudkan untuk menampilkan "mengapa dan bagaimana”
teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti
dalam penelitiannya, misalnya dalam merumuskan asumsi-asumsi
penelitiannya.
Ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu digarisbawahi terkait
bagaimana teori dikaji pada skripsi, tesis, dan disertasi. Paltridge dan
Starfield (Tim PPKI UPI, 2019) mengemukakan beberapa ciri yang
membedakan tingkat dan sifat kajian pustaka untuk penulisan
skripsi/laporan penelitian sederhana, tesis, dan disertasi yang disampaikan
sebagai berikut:
a. Pemaparan kajian pustaka dalam skripsi/laporan penelitian
sederhana lebih bersifat deskriptif, berfokus pada topik, dan lebih
mengedepankan sumber rujukan yang terkini.
b. Pemaparan kajian pustaka dalam tesis lebih bersifat analitis dan
sumatif, mencakup isu-isu metodologis, teknik penelitian, dan juga
topik-topik yang berkaitan.
c. Pemaparan kajian pustaka dalam disertasi lebih mengedepankan
sintesis teori secara analitis, yang mencakup semua teori yang
dikenal mengenai topik tertentu, termasuk teori-teori yang dikaji
dalam bahasa yang berbeda. Dalam disertasi harus dilakukan upaya
pengaitan/ penghubungan konsep baik di dalam maupun lintas teori.
Evaluasi kritis juga perlu dilakukan terhadap kajian-kajian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dalam hal ini, kedalaman dan
keluasan pembahasan tradisi filosofis dan keterkaitan dengan topik
yang diangkat dalam penelitian perlu dilakukan.

14
Hal lain yang berkenaan pula dengan penulisan kajian pustaka
khususnya untuk tesis dan disertasi adalah penulis hendaknya
memperhatikan persyaratan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Bryant
(Tim PPKI UPI, 2019) di bawah ini, yaitu:
a. Penulis sudah mengetahui teori yang berasal dari pemikiran yang
mutakhir dan teori yang mewakili aliran utama berkaitan dengan
topik yang ditelitinya.
b. Penulis sudah mampu mengkaji penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan bidang yang ditelitinya secara bertanggung jawab.
c. Penulis sudah mengetahui rujukan atau penelitian yang dikutip
secara berulang oleh para ahli atau akademisi lain yang berkaitan
dengan bidang yang ditelitinya.
d. Penulis sudah mengenal nama-nama ahli yang mengemukakan teori
yang berkaitan dengan topik penelitian yang dikajinya.

Pada Bab 2 juga dicantumkan hasil penelitian yang relevan,


Penelitian yang relevan berfungsi sebagai alat ukur keilmiahan laporan
penelitian yang dibuat, sekaligus menjadi alat ukur yang membedakan
antara penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian-penelitian terdahulu.
Dengan demikian, pencantuman penelitian yang relevan bukan untuk
menyamakan penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian yang telah
ada, melainkan berfungsi sebagai arah perbaikan, penyempurnaan, atau
tindak lanjut atas penelitian-penelitian yang ada sebelumnya. Penelitian
yang sangat mirip dan membahas permasalahan yang sama tanpa modifikasi
jelas merupakan penelitian yang jelek karena tidak mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan.
Subbab lain yang ada pada Bab 2 adalah kerangka berpikir atau
dapat pula berupa anggapan dasar. Kerangka berpikir merupakan uraian
yang logis dan sistematis yang menghubungkaitkan antara masalah yang
dihadapi dengan teori-teori yang digunakan sehingga tergambar kelogisan
penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir merupakan alat ukur

15
utama bagi penentuan relevansi masalah, teori, dan prosedur penelitian yang
digunakan. Penulis laporan penelitian juga dapat saja mencantumkan
anggapan dasar bukan kerangka berpikir. Anggapan dasar merupakan
pernyataan konseptual yang sudah terbukti kebenarannya. Anggapan dasar
berfungsi sebagai landasan ilmiah bagi pelaksanaan penelitian yang
dilaksanakan. Sejalan dengan uraian tersebut, kerangka berpikir ataupun
anggapan dasar merupakan subbab yang sangat penting dan harus ada dalam
sebuah laporan penelitian.
Selain mencantumkan kerangka berpikir atau anggapan dasar,
penulis juga harus mencantumkan hipotesis penelitian yang dilaksanakan.
Hipotesis adalah pernyataan konseptual atas gambaran hasil penelitian yang
akan dilakukan, yang kebenarannya masih harus dibuktikan melalui
penelitian. Hipotesis biasanya dicantumkan khususnya dalam penelitian
yang bersifat kuantitatif. Penelitian yang bersifat kualitatif, biasanya tidak
mencantumkan hipotesis, Sebagai gantinya, penulis biasanya
mencantumkan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan
pertanyaan yang dinyatakan peneliti sebagai fokus penelitian yang akan
dilakukan. Pertanyaan penelitian bukanlah instrumen penelitian, melainkan
pertanyaan-pertanyaan fokus utama penelitian yang akan dilaksanakan.
11. Bab III: Prosedur Penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian
yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti
merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang
diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang
dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan (Fisipol
Universitas Gadjah Mada, 2010) mengemukakan metode penelitian
merupakan bagian tempat penulis mengemukakan proses melakukan
penelitian sebagai dasar terciptanya tulisan. Selayaknya metode penelitian
berisi tentang hal- hal berikut ini:
a. Pemaparan atas perbedaan terhadap metode yang dipergunakan
seperti strategi penelitian, variable penelitian jika penelitian

16
kuantitatif, data dan yang lainnya terhadap penelitian yang
dilakukan terdahulu. Aspek kebaruan dalam sebuah penelitian tidak
hanya terbatas pada isu atau subtansi, namun bisa juga pada objek
penelitian, lokasi, data, dan metodenya.
b. Menunjukkan pendekatan metode penelitian (kuantitatif atau
kualitatif) yang digunakan dan alasan yang mendasari pemilihan
metode ini sehingga pemilihan metode penelitian bukan tanpa dasar
atau sekadar sebagai suatu kebiasaan. Metode penelitian yang
digunakan harus selaras dengan tujuan penelitian dan objek atau data
penelitian yang dilakukan. Tingkatan yang lebih tinggi lagi adalah
sampai pembandingan kelebihan dan kekurangan atas metode
tersebut.
c. Menunjukkan strategi dan tahapan-tahapan yang digunakan dalam
menjalankan proses penelitian. Tahapan-tahapannya Terdiri dari,
misalnya, pengumpulan data (observasi, data sekunder, dan
wawancara). Berkenaan dengan hal ini, yang ditampilkan bukan
hanya definisi atau pengertian atas tahapan itu, namun juga hal yang
dilakukan dengannya. Penulisan aktivitas wawancara, sebagai
contoh, perlu memaparkan bentuk wawancara, siapa yang
diwawancara, dan global pertanyaannya.
d. Apabila menggunakan data sekunder, penulis perlu memaparkan
karakteristik data tersebut, misal sumber dan tanggal aksesnya.
e. Khusus untuk penelitian kuantitatif biasanya disertai dengan
penjelasan atas variabel yang digunakan, model jika
menggunakannya, dan penjelasan mengenai alat analisisnya.
(Fisipol Universitas Gadjah Mada, 2010)
Berikut disampaikan kecenderungan alur pemaparan metode
penelitian untuk laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi yang
menggunakan pendekatan kuantitatif (terutama untuk survei dan
eksperimen) yang diadaptasi dari Creswell (2012).

17
a. Desain penelitian. Pada bagian ini penulis/peneliti menyampaikan
secara eksplisit apakah penelitian yang dilakukan masuk pada
kategori survei (deskriptif dan korelasional) atau kategori
eksperimental. Lebih lanjut, pada bagian ini disebutkan dan
dijelaskan secara lebih detil jenis desain spesifik yang digunakan
(misal untuk metode eksperimental: true experimental atau quasi
experimental).
b. Partisipan. Peneliti pada bagian ini menjelaskan partisipan yang
terlibat dalam penelitian. Jumlah partisipan yang terlibat,
karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pertimbangan
pemilihannya disampaikan untuk memberikan gambaran jelas
kepada para pembaca.
c. Populasi dan sampel. Pemilihan atau penentuan partisipan pada
dasarnya dilalui dengan cara penentuan sampel dari populasi. Dalam
hal ini, peneliti harus memberikan paparan jelas tentang bagaimana
sampel ditentukan. Karena tidak semua penelitian melibatkan
manusia, untuk bidang ilmu tertentu, teknik sampling juga dapat
dilakukan untuk hewan, benda mati, atau zat tertentu.
d. Instrumen penelitian. Pada bagian ini disampaikan secara rinci
mengenal instrumen/alat pengumpul data yang dipergunakan dalam
penelitian. Instrumen penelitian ini dapat berupa angket, catatan
observasi, atau soal test. Penjelasan secara rinci terkait jenis
instrumen, sumber instrumen (apakah membuat sendiri atau
menggunakan yang telah ada), pengecekan validitas dan
realibilitasnya, serta teknis penggunaannya disampaikan pada
bagian ini.
e. Prosedur penelitian. Bagian ini memaparkan secara kronologis
langkah-langkah penelitian yang dilakukan terutama bagaimana
desain penelitian dioperasionalkan secara nyata. Terutama untuk
jenis penelitian eksperimental, skema atau alur penelitian yang dapat
disertai notasi dan unsur-unsurnya disampaikan secara rinci.

18
Identifikasi jenis variabel beserta perumusan hipotesis penelitian
secara statistik (dengan notasi) dituliskan secara eksplisit sehingga
menguatkan kembali pemahaman pembaca mengenai arah tujuan
penelitian.
f. Analisis data. Pada bagian ini secara khusus disampaikan jenis
analisis statistik beserta jenis software khusus yang digunakan
(misal: SPSS). Statistik deskriptif dan inferensial yang mungkin
dibahas dan dihasilkan nantinya disampaikan beserta Langkah-
langkah pemaknaan hasil temuannya.
Sementara itu, untuk penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif, kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk skripsi,
tesis, dan disertasi, sebagaimana diadaptasi dari Creswell (2012) dalam
(Tim PPKI UPI, 2019) relatif lebih cair dan sederhana, dengan berisikan
unsur-unsur di bawah ini:
a. Desain penelitian. Bagian ini menjelaskan jenis desain penelitian
yang digunakan dengan menyebutkan, bila memungkinkan, label
khusus yang masuk kategori desain penelitian kualitatif, misalnya
etnografi, atau studi kasus.
b. Partisipan dan tempat penelitian. Bagian ini terutama
dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan subjek manusia
sebagai sumber pengumpulan datanya. Pertimbangan pemilihan
partisipan dan tempat penelitian yang terlibat perlu dipaparkan
secara jelas.
c. Pengumpulan data. Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis
data yang diperlukan, instrumen apa yang digunakan, dan tahapan-
tahapan teknis pengumpulan datanya. Sangat dimungkinkan bahwa
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu
instrumen dalam rangka triangulasi, untuk meningkatkan kualitas
dan reliabilitas data.
d. Analisis data. Pada bagian ini penulis diharapkan dapat
menjelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh

19
setelah data berhasil dikumpulkan. Apabila ada kerangka analisis
khusus berdasarkan landasan teori tertentu, penulis harus mampu
menjelaskan bagaimana kerangka tersebut diterapkan dalam
menganalisis data yang diperoleh agar dapat menghasilkan temuan
untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Secara
umum, dalam alur analisis data kualitatif, peneliti berbicara banyak
mengenai langkah-langkah identifikasi, kategorisasi, kodifikasi,
reduksi, pemetaan pola, dan sistesis dari hasil pelaksanaan rangkaian
tahapan tersebut.
e. Isu etik. Bagian ini pada dasarnya bersifat opsional. Terutama bagi
penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitiannya,
pertimbangan potensi dampak negatif secara fisik dan psikologis
perlu mendapat perhatian khusus. Penulis harus mampu
menjelaskan dengan baik bahwa penelitian yang dilakukan tidak
menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun nonfisik,
serta menjelaskan prosedur penanganan isu tersebut.
12. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasannya
Bab ini berisi sorotan objektif peneliti terhadap hasil penelitiannya.
Tolak ukurannya dapat dikembalikan pada persiapan, asumsi, hipotesis,
metode penelitian, tolok ukur penafsiran data, dan komponen-komponen
lain yang terlibat di dalam penelitian yang bersangkutan. Dalam
pembahasan ini diperlukan sikap ilmiah dalam penelitian, yakni sikap
bersedia dan terbuka untuk dikritik, sikap bersedia dan terbuka
mengemukakan sebab-sebab keanehan hasil penelitian jika hal itu memang
terjadi. Bab ini menyampaikan dua hal utama yaitu:
1. Temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data
dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan
rumusan permasalahan penelitian.
2. Pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya (Tim PPKI UPI,
2019)

20
Dalam pemaparan temuan penelitian beserta pembahasannya,
Sternberg (1988: 54) dalam (Tim PPKI UPI, 2019) menyatakan ada dua
pola umum yang dapat diikuti yaitu pola nontematik dan tematik. Cara
nontematik adalah cara pemaparan temuan dan pembahasan yang
dipisahkan, sementara cara tematik adalah cara pemaparan temuan dan
pembahasan yang digabungkan. Dalam hal ini, Sternberg lebih
menyarankan pola yang tematik, yakni setiap temuan kemudian dibahas
secara langsung sebelum maju ke temuan berikutnya. Dengan adanya dua
pola yang berterima tersebut, apa pun pola yang dijadikan rujukan, pastikan
bahwa dalam memaparkan setiap temuan dan pembahasannya,
penulis/peneliti mengingat betul rumusan permasalahan yang telah diajukan
di awal penelitian. Hal ini untuk memastikan bahwa temuan dan
pembahasan yang disampaikan betul-betul menjawab pertanyaan penelitian
yang diajukan.

Cara Nontematik Cara Tematik


Temuan Temuan A Temuan A
Temuan B Pembahasan
Temuan C Temuan B
Pembahasan Pembahasan A Pembahasan
Pembahasan B Temuan C
Pembahasan C Pembahasan
(diadaptasi dari Sternberg (1988) dalam (Tim PPKI UPI, 2019))

Penyajian data dalam pemaparan temuan dan pembahasan, terutama


untuk penelitian kuantitatif, menurut American Psychological Association
(2010), pada dasarnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. eksplorasi, yaitu penyajian data memang ditujukan untuk
memahami apa yang ada di dalam data tersebut,

21
b. komunikasi, yaitu data tersebut telah dimaknai dan akan
disampaikan kepada para pembaca,
c. kalkulasi, yaitu data tersebut dapat dipergunakan untuk
memperkirakan beberapa nilai statistik untuk pemaknaan lebih
lanjut,
d. penyimpanan, yaitu data tersebut digunakan untuk keperluan
pembahasan dan analisis lanjutan,
e. dekorasi, yaitu pengertian bahwa penyajian data memang ditujukan
untuk menarik perhatian pembaca dan membuatnya menarik secara
visual.
Pemaparan temuan penelitian kuantitatif seperti yang dijelaskan
oleh American Psychological Association (2010) biasanya didahului oleh
penyampaian hasil pengolahan data berbentuk tabel atau grafik, yang di
dalamnya berisikan angka statistik baik yang bersifat deskriptif maupun
inferensial mengenai variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian yang
dilakukan. Hal yang perlu diingat di sini adalah prinsip-prinsip penting
terkait bagaimana data disajikan agar memudahkan pembaca memahami
hasil penelitian yang telah dilakukan(Tim PPKI UPI, 2019)
Setelah peneliti menyajikan temuan dalam bentuk yang sesuai
dengan tujuan yang jelas, baik itu grafik, tabel, maupun bagan. Hal
selanjutnya apa yang perlu dilakukan adalah menyertai tampilan tersebut
dengan ringkasan penjelasan sehingga temuan tersebut menjadi lebih
bermakna. Penjelasan yang dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi data,
tidak mengurangi dan tidak melebih-lebihkan. Apa yang disampaikan dapat
berupa pembacaan terhadap bentuk dan pola visual yang muncul, atau nilai
statistik tertentu sesuai dengan pola distribusi yang dapat dilihat. Dalam
tahapan ini, peneliti harus mampu menunjukkan pola apa yang menarik,
pola apa yang muncul di luar dugaan, dan juga pola apa yang mungkin
dianggap aneh atau rancu.
Di bagian pembahasan, (Tim PPKI UPI, 2019) menjelaskan bahwa
hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

22
a. melihat kembali pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian
yang telah dirumuskan,
b. melakukan pengaitan hasil temuan dengan kajian pustaka relevan
yang telah ditulis sebelumnya,
c. melakukan evaluasi terhadap potensi kelemahan penelitian (misal:
bias, ancaman lain terhadap validitas internal, dan keterbatasan lain
dimiliki yang oleh penelitian).
Peneliti pada umumnya menyatakan apakah akan menolak atau
menerima hipotesis yang telah disampaikan untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Kemudian, beranjak membahas kesamaan atau perbedaan
temuan penelitian dengan hasil temuan penelitian lain sebelumnya. Hal
tersebut dilakukan agar peneliti dapat memberikan konfirmasi dan
klarifikasi terhadap hasil temuannya. Segala bentuk keterbatasan penelitian
perlu disampaikan sebagai bentuk evaluasi keseluruhan. Beberapa contoh
redaksi inti pembahasan temuan penelitian kuantitatif dalam menjawab
pertanyaan penelitian dapat dilihat di bawah ini:
1. Terdapat hubungan negatif yang kuat antara waktu menonton TV
dengan IP yang diperoleh oleh mahasiswa, r (35) =- ,87. p < ,05.
(untuk menyatakan korelasi)
2. Ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan
metode penilaian group project-based assessment (x = 87,5) dengan
kelas yang menggunakan individual report assessment (x = 60,3),
t(42) = 34,7, p< ,05. (untuk menyatakan hasil eksperimen)
Sementara itu, dalam pemaparan temuan dan pembahasan pada
penelitian kualitatif, peneliti menyampaikan hasil analisis data dan
mengevaluasi apakah temuan utama yang dihasilkan dari analisis data
tersebut menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan Burton (2002)
dalam (Tim PPKI UPI, 2019). Bagian temuan dan pembahasan sebaiknya
dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan penelitian, dengan
mengatakan kembali tujuan penelitian.

23
Penelitian kualitatif biasanya lebih menggunakan metode deskriptif
untuk menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa
dianalisis secara statistik. Dalam memahami data kualitatif, seperti
dikatakan oleh Lincoln dan Guba (dikutip oleh (Tim PPKI UPI, 2019)),
peneliti harus melakukan analisis induktif, dan dalam analisis ini ada dua
kegiatan yang dilakukan. Pertama adalah pengelompokan (unitizing), yaitu
kegiatan memberikan kode yang mengidentifikasi unit informasi yang
terpisah dari teks. Kedua adalah kategorisasi (categorizing), yaitu
menyusun dan mengorganisasikan data berdasarkan persamaan makna.
Proses ini memerlukan revisi, modifikasi, dan perubahan yang berlangsung
terus menerus sampai unit baru dapat ditempatkan dalam kategori yang
tepat dan pemasukan unit tambahan menjadi suatu kategori dan tidak
memberi informasi baru.
Penulis, seperti disarankan oleh Crasswell (2005) dalam (Tim PPKI
UPI, 2019) perlu bertanya tentang beberapa hal yang disampaikan di bawah
ini, yaitu:
1. Apa yang dianggap paling penting tentang temuan penelitian secara
umum dan mengapa?
2. Temuan mana yang tampaknya lebih penting dan kurang penting
dan mengapa?
3. Apakah ada temuan yang harus saya perhatikan secara khusus dan
mengapa?
4. Apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak biasa dalam temuan
penelitian yang perlu disebutkan dan mengapa?
5. Apakah metodologi yang dipakai atau faktor lain telah memengaruhi
interpretasi saya tentang temuan penelitian dan apakah ini
merupakan sesuatu yang perlu dibahas? Misalnya, bias yang bisa
muncul dalam desain penelitian (lihat saran Crasswell, 2005).
Perlu diperhatikan bahwa dalam memaparkan temuan, penulis
hendaknya memaparkannya secara proporsional, dan membahasnya secara
analitis. Dengan memerhatikan kelima pertanyaan di atas, penulis skripsi,

24
tesis dan disertasi dapat menghindari pemaparan temuan penelitian yang
terlalu banyak. Dalam membahas data, baik data kuantitatif maupun
kualitatif, ada beberapa tahap yang harus dilakukan:
1. menjelaskan bagaimana data bisa menjawab pertanyaan penelitian;
2. membuat pernyataan simpulan;
3. membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya
dengan teori dan implikasi hasil penelitian (kalau memungkinkan).
Dalam hal pengorganisasiannya, struktur organisasi atau elemen
yang biasanya ada dalam pembahasan data dapat berupa:
a. latar belakang penelitian (informasi mengenai latar belakang
penelitian);
b. pernyataan hasil penelitian (statement of results);
c. hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan (unexpected outcomes);
d. referensi terhadap penelitian sebelumnya;
e. penjelasan mengenai hasil penelitian yang tidak diharapkan, yaitu
penjelasan yang dibuat untuk mengemukakan alasan atas
munculnya hasil, atau data yang tidak diduga atau tidak diharapkan
(kalau memang ini benar), atau data yang berbeda dengan temuan
penelitian sebelumnya;
f. pemberian contoh, yaitu contoh untuk mendukung penjelasan yang
diberikan;
g. deduksi atau pernyataan, yaitu membuat pernyataan yang lebih
umum yang muncul dari hasil penelitian, misalnya menarik
simpulan dan mengatakan hipotesis;
h. dukungan dari penelitian sebelumnya, yaitu mengutip penelitian
sebelumnya untuk mendukung pernyataan yang dibuat;
i. rekomendasi, yaitu membuat rekomendasi untuk penelitian
yang akan detang;
j. pembenaran penelitian yang akan datang, yaitu memberikan
argumentasi dan mengapa penelitian yang akan datang
direkomendasikan.

25
13. Bab V: Simpulan, Implikasi, dan Saran
Dalam bab ini disajikan pemaknaan penelitian secara terpadu semua
hasil penelitian yang telah diperoleh. Karena sudah terjadi proses
pemaknaan, isi simpulan akan berbeda dengan rangkuman. Implikasi dan
saran yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, dan
kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
14. Daftar Pustaka
Daftar pustaka ini memuat semua sumber tertulis (buku, artikel
jurnal, dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet) atau tercetak
(Compact Disk, video, film, atau kaset) yang pernah dikutip dan digunakan
dalam penulisan karya ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang
tercantum dalam uraian harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber-
sumber yang tidak pernah dipergunakan dalam penulisan tulisan ilmiah
tersebut atau tidak dikutip, tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka,
walaupun pernah dibaca oleh peneliti. Tentang hal ini sudah dibahas dalam
bab sebelumnya.
15. Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.
Setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya.
Selain diberi nomor urut, lampiran juga diberi judul lampiran. Nomor urut
lampiran akan memudahkan pembaca untuk mengaitkannya dengan bab
terkait. Apabila nomor urut lampiran tersebut terdiri atas dua angka Hindu-
Arab dengan diselingi satu tanda penghubung, dengan angka depan
menyatakan nomor urut bab yang bersangkutan dan angka belakang
menyatakan nomor urut lampiran. Misalnya, Lampiran 1-2 artinya
Lampiran 2 dari Bab I.
16. Riwayat Hidup

26
Riwayat hidup dibuat secara padat dan hanya menyampaikan hal-
hal yang relevan dengan kegiatan ilmiah tidak semua informasi tentang
yang bersangkutan. Cakupannya antara lain nama lengkap, tempat dan
tanggal lahir. riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan jabatan (bila telah
bekerja), prestasi prestasi yang pernah dicapai, serta karya ilmiah/publikasi
yang telah dihasilkan. Riwayat hidup dapat dibuat dengan gaya butir per
butir dan dapat pula dibuat dengan gaya esai padat.

D. MENGORAK BAHASA LAPORAN PENELITIAN


Laporan penelitian sebagai tulisan akademik harus ditulis mengunakan
bahasa akademik. Secara umum, Arifin (2002) dan Sugihastuti (2000) menjelaskan
beberapa ciri bahasa teks akademik sebagai berikut:

1. Bahasa yang taat asas, baik dalam hal teknik penulisan (ejaan), kata dan
pilihan kata, susunan kalimat, paragraf, serta unsur makna yang terkandung
dalam bahasa tersebut.
2. Titik pandang kebahasaan harus tat asas, baik dalam ragam dan modus
maupun mengenai kata diri dan kata ganti diri.
3. Istilah yang digunakan dalam karya tulis ilmiah haruslah istilah-istilah
keilmuan sehingga berbeda dengan istilah sastra dan istilah umum lainnya.
4. Karya tulis ilmiah sebaiknya menghindari bahasa yang telah sang, kolot,
dan basi.
5. Karya tulis ilmiah harus menghindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan
haru.
6. Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan
pikiran daripada perasaan.
7. Pemakaian kata kiasan dalam karya tulis ilmiah sebaiknya dibatasi.
8. Kalimat dan alinea dalam karya tulis ilmiah sebaiknya sedang.

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan secara tertulis atau
lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan kesimpulan hasil atau temuan
penelitian. Dalam pemajanan laporan penelitian terdapat struktur teks laporan
penelitian yang berisi (bagian pembuka, bagian isi, bagian penutup), ide pokok
setiap paragraf, jenis teks, dan ciri-ciri linguistik. Pembutan laporan penelitian tidak
hanya berguna bagi penulis, namun banyak subjek yang terbantu dengan adanya
laporan penelitian. Dengan demikian penulisan laporan penelitian harus dilakukan
sebaik-baiknya dan disusun secara sistematis dengan memperhatikan persyaratan
penulisan laporan penelitian dan bahasa yang digunakan agar memudahkan
pembaca dalam memahami penelitian kita.

B. Saran
Sebaiknya dalam penelitian terlebih dahulu mempersiapkan rencana,
bahan, metode, dan keterjangkauan populasi dan sampel. Selesaikan penyusunan
laporan sesuai dengan kerangka yang sudah ditetapkan, karena kerangka itu
sebagai pola pokok yang sangat menentukan akhir dari laporan penelitian yang
ditulis

28
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., Misbah, B. F. J. M., Putra, A. W., & Ertinawati, Y. (2022). Kemahiran
Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. PT Bumi Aksara.

Ahyar, J. (2016). Cermat Bahasa Indonesia dan Penulisan Ilmiah untuk Perguruan
Tinggi (M. Ikhsan, Ed.; 2nd ed.). Sefa Bumi Persada.

Fisipol Universitas Gadjah Mada. (2010). Panduan Penulisan Akademik


(Sugihastuti, Ed.). Universitas Gadjah Mada.

Tim PPKI UPI. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan
Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia.

29

Anda mungkin juga menyukai