Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMPONEN DAN SISTEMATIKA PROPOSAL PTK

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

Kelompok 11

Muhammad Faridillah Syah NIM. 1911306032

Siti Azizah Rahma NIM. 1911306080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS (UINSI)


SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya sehingga kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
juga kita curahkan shalawat serta salam kepada baginda Nabi Muhammad saw yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Terima kasih kami ucapkan kepada bapak . yang senatiasa membimbing kami
dalam menyusun makalah yang berjudul “Teknik Pengujian Validitas Soal dan Butir
Soal”.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah yang kami buat. Untuk itu kami menghanturkan permohonan maaf apabila
terdapat kesalahan dalam makalah ini. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau
hal lainnya yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran sebagai sarana perbaikan makalah yang lebih baik. Besar harapan kami di
kemudian hari bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Samarinda, 18 April 2022

Tim Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Definisi Teknik Pengujian Validitas dan Butir Soal..........................................................................2
B. Macam-macam Validitas................................................................................................................4
C. Validitas Perangkat Soal.................................................................................................................6
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas.................................................................................8
E. Kriteria Butir Soal yang Baik...........................................................................................................9
F. Contoh Validitas Soal....................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus
dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan penelitian tindakan kelas PTK. Proposal
penelitian tindakan kelas PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu
menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal penelitian
tindakan kelas PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman
yang mudah diikuti. Proposal penelitian tindakan kelas PTK adalah gambaran terperinci
tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam
pelaksanaan tugas (pembelajaran).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proposal PTK?
2. Kenapa harus membuat proposal ?
3. Apa saja komponen proposal PTK ?
4. Bagaimanakah sistematika proposal PTK ?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan proposal PTK
2. Agar dapat mengetahui kenapa harus membuat proposal
3. Agar dapat mengetahui apa saja komponen proposal PTK
4. Agar dapat mengetahi bagaimana sistematika proposal PTK

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Proposal Penelitian


Para pembaca mungkin pernah meneliti dan sudah akrab benar dengan
istilah proposal penelitian.  Secara umum, proposal Penelitian Tindakan Kelas
tidak berbeda dengan proposal penelitian lain hanya mungkin karakteristiknya yang
berbeda. Oleh karena itu tidak sulit menyusunnya.
Istilah proposal benyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.  Peminta sumbangan
yang  keliling kampung setiap hari pun membawa proposal.  Panitia Agustusan setiap
bulan Agustus keliling kampung  membawa proposal dukungan pelaksanaan acara
perayaan 17-an. Jadi apa itu proposal?. Kata proposal berasal dari bahasa Inggris “to
propose” yang berarti mengusulkan. Kata Proposal merupakan kata benda dari kata
kerja tersebut yang berarti usulan. Jadi Proposal Penelitian Tindakan Kelas artinya
usulan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas.1
Proposal penelitian adalah jenis proposal yang digunakan pada bidang karya
ilmiah akademik yang biasanya dibuat oleh mahasiswa. Bentuknya berupa dokumen
tentang rencana seorang peneliti dalam penelitiannya. Proposal menjadi bukti
keseriusan dalam merencanakan sebuah penelitian.

B. Komponen Proposal PTK


Secara umum, validitas tes dibagi menjadi dua yaitu validitas tes secara rasional
dan validitas tes secara empiris.
1. Validitas Tes Secara Rasional
Validitas rasional merupakan validitas yang diperoleg atas dasar hasil
pemikiran atau dapat dikatakan sebagai validitas yang diperoleh dengan berpikir
secara logis. Dengan demikian, suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah
memiliki validitas rational, apabila setelah dilakukan penganalisisan secara
rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang (secara rasonal) dengan tepat
telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

1
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan
       Pengawas. Cetakan pertama. Yogyakarta: Aditya Media.

2
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah suatu hasil belajar telah memiliki
validitas rasional ataukah belum, maka dapat dilakukan sebuah penelusuran dari
dua segi, yakni:
a. Validitas isi (Content Validity)
Suatu hasil belajar dapat dikatakan valid apabila materi tes tersebut benar-
benar merupakan bahan-bahan yang terbilang representative terhadap
bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Dalam praktiknya, validitas isi dari
suatu tes hasil belajar dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara
isi yang terkandung dalam tes hasil belajar, dengan tujuan intruksional
khusus yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran, apakah
hal-hal yang tercantum dalam tujuan instruksional khusus yang sudah
terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar tersebut ataukah belum. Jika
penganalisisan secara rasional itu menunjukkan hasil yang membenarkan
tentang telah tercerminnya tujuan instruksional khusus itu di dalam tes hasil
belajar, maka tes hasil belajar yang sedang di uji validitas isinya itu dapat
dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi.
b. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruksi (validitas susunan) diartikan sebagai sebuah kejituan
daripada suatu tes yang ditinjau dari susunan tes tersebut. Validitas
konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan penganalisisannya
dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir yang
terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-aspek berpikir
yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional khusus. Jika
secara logis hasil penganalisisan itu menunjukkan bahwa aspek-aspek
berfikir yang diungkap melalui butir-butir soal tes hasil belajar itu sudah
dengan secara tepat mencerminkan aspek-aspek berfikir yang oleh tujuan
instruksional khusus diperintahkan untuk diungkap maka tes hasil belajar
tersebut dapat dinyatakan Dasar Metodologi Penelitian Dr. Sandu Siyoto,
SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 73 sebagai tes hasil belajar yang valid
dari susunannya atau telah memiliki validitas konstruksi.
2. Validitas Tes Secara Empiris
Validitas empiris merupakan validitas yang bersumber pada pengamatan di
lapangan. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas empiris
apabila didasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan
3
di lapangan, terbukti bahwa hasil tes belajara itu dengan secara tepat telah dapat
mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur melalui tes hasil
belajar tersebut.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar telah memiliki validitas
empiris ataukah belum, maka dapat dilakukan penelusuran dari dua segia, yakni:
a. Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) daripada suatu alat pengukur
ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang
dicapainya kemudian. Suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes
yang telah memiliki validitas ramalan atau belum dapat ditempuh dengan
cara mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji validitas
ramalannya dengan kriterium yang ada. Jika di antara kedua variabel
tersebut terdapat korelasi positif yang signifikan maka tes hasil belajar yang
sedang diuji validitas ramalannya itu dapat dinyatakan sebagai tes hasil
belajar yang telah memiliki daya ramal yang tepat.
b. Validitas Bandingan
Validitas bandingan artinya kejituan daripada suatu tes dilihat dari
kolerasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil.
Perbedaan antara validitas ramalan dengan validitas bandingan ialah dilihat
dari segi waktunya. Validitas ramalan melihat hubungannya dengan masa
yang akan datang, sedangkan validitas bandingan melihat hubungannya
dengan masa sekarang. Dalam rangka menguji validitas bandingan, data
yang mencerminkan pengalaman yang diperoleh pada masa lalu itu, kita
bandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh sekarang ini. Jika hasil tes
yang ada sekarang ini mempunyai hubungan searah dengan hasil tes
berdasarkan pengalaman yang lalu, maka tes yang memilki karakteristik
seperti itu dapat dikatakan telah memilki bandingan.

C. Validitas Perangkat Soal


Validitas perangkat soal terbagi menjadi dua macam, yakni validitas empiris
butir soal objektif dan validitas empiris butir soal uraian.
1. Validitas empiris butir soal objektif
Dinamakan validitas empiris butir soal objektif sebab digunakan dalam butir
soal dan soal (perangkat soal). Perangkat soal terdiri atas sejumlah butir soal,
4
validitas perangkat soal ditentukan oleh validitas butir-butir soalnya. Perangkat
soal bersifat valid (sahih) bila butir-butir soalnya valid.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ada dua macam validitas yaitu validitas
teoritis (isi dan perilaku) dan validitas empiris. Validitas empiris butir soal
dihitung dengan cara statistik korelasi. Validitas butir soal objektif dihitung
dengan rumus korelasi point biserial, validitas butir soal uraian dihitung dengan
rumus korelasi product moment. Angka korelasi yang diperoleh dengan cara
demikian disebut koefisien validitas atau angka validitas butir soal.
Untuk butir soal objektif validitas butir soal dihitung dengan rumus korelasi
point biserial antar masing-masing skor butir soal (Xp) dengan skor total (Xt).
Dipakai rumus point biserial karena data yang dikorelasikan adalah data nominal
dengan data interval. Data nominal berasal dari skor butir soal, yaitu 1 untuk
jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

2. Validitas empiris butir soal uraian


Validitas butir soal uraian dihitung dengan rumus product moment, antara
skor butir soal (Xp) dengan skor total (Xt). Dipakai product momen karena data
yang dikorelasikan adalah data interval dengan data interval.
a. Rumus product moment dengan simpangan
∑ xy
rxy = ( 2)( 2)
√∑ ∑
X Y

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
∑xy = jumlah perkalian x dan y
X2 = kuadrat dari x
Y2 = kuadrat dari y
b. Rumus product momen angka kasar
rxy = N ∑ XY −¿¿ ¿
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
∑X = jumlah skor butir
∑Y = jumlah skor total
N = jumlah sampel

5
Koofisien korelasi umumnya dibagi dalam lima bagian seperti tampak pada
tabel berikut :
Angka Korelasi Makna
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah

Uji Validitas Item atau butir dapat juga dilakukan dengan menggunakan
software SPSS. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product
Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel
yang dimaksud. Dalam hal ini masing-masing item yang ada di dalam variabel X
dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini
lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-
masing variabel ≥ 0,25. Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat
mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh
skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran
seseorang jika bukan malah mengacaukan. Cara melakukan Uji Validitas dengan
SPSS:
1. Buat skor total masing-masing variable.
2. Klik Analyze > Correlate > Bivariate
3. Masukkan seluruh item variable x ke Variables
4. Masukkan total skor variable x ke Variables
5. Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag
6. Klik OK
7. Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25.
Lakukan hal serupa untuk Variabel Y.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas


Berubahnya tes evaluasi menjadi tidak valid dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga menurut
sumbernya, diantaranya adalah faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor
yang berasal dari siswa yang bersangkutan,
6
1. Faktor yang berasal dari dalam tes
a. Ketidakjelasan arahan yang disusun dengan makna yang dapat mengurangi
validitas tes
b. Menggunakan kata-kata yang tidak terlalu sulit dalam struktur instrument
evaluasi
c. Ketidaktepatan tingkat kesulitan item tes dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa
d. Ketidaktepatan pengalokasian waktu
e. Jumlah item yang ditampilkan terlalu sedikit sehingga tidak mewakili
sampel
f. Jawaban dari masing-masing item evaluasi dapat diprediksi oleh siswa
2. Faktor external tes
Faktor external tes dapat berasak dari administrasi dan skor tes
a. Kurangnya waktu pengerjaan yang dapat menimbulkan situasi tetgesa-gesa
saat siswa memberikan jawaban
b. Terdapat kecurangan dalam tes yang mengakibatkan tidak dapat dibedakannya
antara siswa yang benar-benar belajar dengan siswa yang melakukan
kecurangan tersebut
c. Ketidaksesuaian pemberian petunjuk dari pengawas
d. Tidak konsisten dalam teknin pemberian skor
e. Siswa yang tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku
f. Terdapat joki (orang lain bukan siswa) yang termasuk dalam menjawab item
tes yang diberikan
3. Faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid,
karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi item-item pada tes
evaluasi.2

E. Kriteria Butir Soal yang Baik


Untuk dapat menyusun sebuah butir soal yang baik maka dibutuhkan sebuah
tenaga yang kompleks, sebab pekerjaan ini tak hanya membutuhkan pengetahuan
mengenai pengembangan alat ukur kognitif melainkan juga rasa seni serta kreatifitas
yang tinggi. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Osterlind mengemukakan tujuh

2
Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik, “Dasar Metodologi Penelitian”, h. 76.
7
kriteria yang lebih umum yang jika diikuti akan memastikan butir-butir soal yang
ditulis akan memenuhi kriteria butir soal yang berkualitas baik.3
1. Terdapat derajat kesesuaian yang tinggi antara butir soal tertentu dengan tujuan
umum dari tes yang hendak diukur oleh butir soal tersebut.
2. Diperlukan sebuah definisi yang jelas bagi atribut psikologis yang akan diukur
3. Kontribusi setiap butir soal terhadap kesesatan pengukuran (measurement error)
skor tes hendaklah ditekan seminimal mungkin
4. Kesesuaian antara format tes dengan tujuan tes dimana tujuan yang sederhana
secara umum menghendaki format tes yang sederhana pula dibandingkan
dengan tujuan yang lebih kompleks
5. Harus memenuhi asumsi-asumsi teknis
6. Penulisan butir soal harus mengikuti standar penulisan yang baik yang
mencakup tata bahasa, ejaan, tanda baca dan aturan kebahasaan lainnya
7. Penulisan butir soal harus memenuhi ketentuan hukum dan etika.4

F. Contoh Validitas Soal


1. Validitas empiris butir soal objektif
Validitas soal tengah semester genap bahasa Indonesia kelas VIII A SMP, dengan
jumlah siswa sebanyak 32 siswa.

3
Osterlind, Steven J., Constructing Test, hal. 41 -43 Osterlind, Steven J., Constructing Test Items:
Multiple-Choice, Constructed Response, Performance and Other Formats, (2nd Ed.)
4
Asyraf Muzaffar, “VALIDITAS TES DAN KUALITAS BUTIR SOAL”, h. 140
8
Keterangan : V = valid, TV = tidak valid

Berdasarkan perhitungan validitas pada signifikansi 5% sejumlah 32 siswa dengan


tabel korelasi sebesar 0,296, validitas butir soal pilihan ganda hasil UTS genap mata

9
pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 2 Banyudono tahun pelajaran
2013/2014 menunjukkan sejumlah 19 butir soal valid dan 16 butir soal tidak
valid.Berdasarkan perhitungan korelasi pearson - product moment, adapun keputusan
validitas butir soal uraian sebagai berikut

2. Validitas empiris butir soal uraian

Keterangan : V = valid, TV = tidak valid

Berdasarkan perhitungan validitas pada signifikansi 5% sejumlah 32 siswa dengan tabel


korelasi sebesar 0,296, validitas butir soal uraian hasil UTS genap mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 2 Banyudono tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan
sejumlah 2 butir soal valid dan 3 butir soal tidak valid.5

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Devinisi uji Validitas merupakan sebuah sifat terpenting yang melekat pada sebuah
tes, sebab dari seluruh proses pengukuran atribut psikologis, puncaknya berada pada
5
Suwandi, Sarwiji. 2009. Modul Penilaian Kelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
10
masalah validitas tersebut. Devinisi Butir soal dan tes meurpakan ukuran yang digunakan
untuk mengukur construct.
Validitas tes dibagi menjadi dua yaitu validitas tes secara rasional & validitas tes
secara empiris.
Validitas perangkat soal terbagi menjadi dua macam, yakni validitas empiris butir
soal objektif & validitas empiris butir soal uraian.
Secara garis besar, Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas diBedakan menjadi
tiga menurut sumbernya, diantaranya adalah faktor internal dari tes, faktor eksternal tes,
dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
Osterlind mengemukakan tujuh kriteria yang lebih umum yang jika diikuti akan
memastikan butir-butir soal yang ditulis akan memenuhi kriteria butir soal yang
berkualitas baik, antara lain :
- Terdapat derajat kesesuaian yang tinggi
- Diperlukan sebuah definisi yang jelas bagi atribut psikologis yang akan diukur
- Kontribusi setiap butir soal terhadap kesesatan pengukura
- Kesesuaian antara format tes dengan tujuan tes
- Harus memenuhi asumsi-asumsi teknis
- Penulisan butir soal harus mengikuti standar penulisan yang baik dan sesuai
- Penulisan butir soal harus memenuhi ketentuan hukum dan etika.

B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Muzaffar, Asyraf. “VALIDITAS TES DAN KUALITAS BUTIR SOAL”, dalam artikel UB
Press, 2021.

Sugiyono. Metodologi penelitian. Bandung: Alfabetacv, 2017.

Rahmatina. “UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS” dalam Tesis, Universitas Indonesia,


2013.

Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015.

Dwipayani, Anak Agung Sri. “ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR


SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA
KELAS X.D SMA N 1 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI”, dalam Jurnal
Metodologi Penelitian, 2017.

Osterlind, Steven J., Constructing Test, hal. 41 -43 Osterlind, Steven J., Constructing Test
Items: Multiple-Choice, Constructed Response, Performance and Other Formats, (2nd
Ed.), Boston: Kluwer Academic Publishers, 1998.

Suwandi, Sarwiji. 2009. Modul PenilaianKelas dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.


Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai