Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIK PENGEMBANGAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Makalah ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Evaluasi Pendidikan Sejarah

Dosen Pengampu :
Irfan Ahmad Fauzi S.Pd., M.Hum.

Disusun oleh :

Siti Nabila Agustin S (202115500128)

Nazwa Shafira (202115500141)

KELAS R5D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA (PGRI) JAKARTA
2023

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat, karunia,
anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima. Serta petunjuk-Nya sehingga memberikan
kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam membuat makalah ini. Tujuan makalah ini adalah
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dari masing-masing kelompok dari berbagai hal,
terutama dalam mata kuliah Evaluasi Pendidikan Sejarah. Selain itu makalah ini dibuat untuk
memudahkan kita mempelajarinya.
Kami menyadari bahwa mata kuliah Evaluasi Pendidikan Sejarah ini mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan sehari-hari, oleh karena itu kritik saran yang bersifat membangun selalu
kamu harapkan demi terwujudnya makalah ini dengan baik. Demikian kata pengantar yang bisa
kami sampaikan, semoga dengan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

Penyusun

Depok, 8 November 2023

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Menyusun Kisi-kisi.............................................................................................................................5
2.2 Teknik Penyusunan dan Pengembangan Soal Bentuk Uraian............................................................6
1. Uraian Bebas................................................................................................................................7
2. Uraian Terbatas...........................................................................................................................7
BAB III........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan berupaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik
seoptimal mungkin, baik yang menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan akhlak.
Dengan optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan berupaya untuk mengantarkan
peserta didik ke arah kedewasaan pribadi secara paripurna, yaitu yang beriman dan berilmu
pengetahuan. Dalam hal ini pendidik memiliki andil yang sangat besar, oleh sebab itu dia harus
memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memotivasi peserta didik dalam belajar. Seorang
guru dapat dikatakan telah memberikan pembelajaran jika terjadi perubahan tingkah laku yang
positif pada siswanya. Pada dasarnya hasil belajar terjadi karena adanya proses perubahan
tingkah laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari sikap yang kurang baik menjadi
lebih baik, dari terampil menjadi terampil. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung
jawab guru dalam pembelajaran, yaitu melakukan evaluasi pembelajaran yang didalamnya
terdapat penilaian proses dan hasil belajar.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu
objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur
untuk memperoleh suatu kesimpulan yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam mengambil
keputusan. Untuk memperoleh informasi yang tepat maka dilakukan kegiatan pengukuran.
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan bersifat kuantitatif. Dalam
kegiatan pengukuran diperlukan instrument-instrumen berupa tes.
Tes merupakan salah satu alat pengukuran yaitu mengumpulkan informasi karakteristik
suatu objek. Lebih spesifik lagi dalam pendidikan dikenal dengan tes hasil belajar (achievement
test), merupakan tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan
oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu. Bentuk tes yang digunakan
dibagi menjadi dua macam, yaitu tes non-objektif dan objektif. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang tes objektif dan non-objektif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu soal uraian?
2. Apa perbedaan dari uraian bebas dan uraian terbatas?
3. Apa saja bagian dari tes objektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan dari soal maupun tes uraian.
4
2. Memahami bagian-bagian dari tes objektif beserta contoh soalnya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menyusun Kisi-kisi


Sesuai dengan tujuan penulisan kisi-kisi yaitu untuk menentukan ruang lingkup dan
tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Hal
tersebut berkenaan dengan kemampuan siswa tentang penguasaan materi yang telah diajarkan
oleh guru agar proses penyusunan dan pembuatan soal tidak melenceneng jauh dari materi yang
telah diajarkan. Kisi kisi (test blue print atau table of specification): deskripsi mengenai ruang
lingkup dan isi materi yang diujikan. Tujuan penulisannya ialah untuk menentukan ruang
lingkup dan tes yang setepat tepatnya, sehingga menjadi petunjuk dalam menulis soal. Fungsinya
sebagai pedoman penulisan soal dan perakitan tes.
Sebelum menyusun soal guru harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
 Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan
secara tepat dan propersional.
 Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
 Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendak nya memperhatikan empat aspek
sebagai berikut:
 Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa
 Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untukmempelajari atau memahami
bidang lain
 Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari
yang sebelumnya pernah diberikan.
 Keterpakaian kompetensi dasar dan indikator harus merupakan kompentasi dasar dan
indikator yang memiliki nilai terapan tinggidalam kehidupan sehari-hari.

FORMAT KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL

5
2.2 Teknik Penyusunan dan Pengembangan Soal Bentuk Uraian
Banyak alat atau instrument yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi, salah satunya
adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah
bahkan masyarakat umum. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes
ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif
seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
Dari berbagai jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai tes
bentuk uraian (Essay), dalam tes bentuk uraian (Essay) peserta didik dituntut untuk menguraikan,
mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik
dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan,
tes bentuk uraian dibagi menjadi dua yaitu uraian terbatas dan uraian bebas. Sedangkan, dilihat
dari pendekatan atau cara pemberian skor. Bentuk uraian dibagi menjadi bentuk uraian objektif
dan bentuk uraian non objektif
Dalam menyusun soal bentuk uraian (Essay) sesuai dengan kaidah- kaidah penulisan
bentuk soal uraian (Essay), selain itu diperlukan adanya teknik-teknik dalam menjawab soal
uraian (Essay) agar menjadi lebih mudah dan dalam pengoreksian bentuk soal uraian terdapat
beberapa metode pengoreksian soal, diantaranya metode per nomor, metode per lembar. Metode
bersilang, analytical method, sorting method, point method dan rating method, dalam tes bentuk
uraian juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya.
Istilah tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu “ testum “, berarti piring yang digunakan
untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes
merupakan suatu cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran.
Pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting.
Pertama, tes digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat
berbagai pertanyaan uraian atau pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab dan
dikerjakan oleh peserta didik. Ketiga, tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku
peserta didik. Keempat, hasil tes peserta didik perlu diberi skor dan nilai.
Bentuk uraian (Essay) dapat digunakan untuk mengukur kegiatan- kegiatan belajar yang
sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi, bentuk uraian (Essay)
adalah segala bentuk ujian dimana kita harus menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa
kita sendiri.
Bentuk uraian disebut juga bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas sempitnya materi yang ditanyakan,
maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian
bebas.

6
Selain bentuk soal uraian dalam makalah ini juga membahas mengenai soal jawaban
singkat, Soal jawaban singkat merupakan soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan
jawaban singkat berupa kata, frase. Nama, tempat, nama tokoh, lambang, atau kalimat yang
sudah pasti.
1. Uraian Bebas
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan
sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan
kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan
sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau
patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.

2. Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan
hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu
beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
Berdasarkan pada pendekatan atau cara pemberian skor bentuk uraian terbatas dibagi
menjadi dua, yaitu bentuk uraian objektif dan bentuk uraian non objektif.
1. Bentuk Uraian Non-objektif
Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan
jawaban bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan
(menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut
dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan
adanya unsur subjektivitas. Bentuk uraian bebas dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar yang bersifat kompleks. Seperti kemampuan menghasilkan, menyusun dan
menyatakan ide-ide. Memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi,
merekayasa bentuk-bentuk orisinal (seperti mendesain sebuah eksperimen), dan
menilai arti atau makna suatu ide. Dalam penskoran soal bentuk uraian non objektif.
Skor dijabarkan dalam rentang. Besamya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas
jawaban, seperti 0-2.0-4,0-6,0-8,0-10 dan lain-lain. Skor minimal harus 0, karena
peserta didik yang tidak menjawab pun akan memperoleh skor maksimum ditentukan
oleh penyusun soal dan keadaan jawaban yang dituntut dalam soal tersebut.

Pedoman Penskoran Bentuk Uraian Non-Objektif


Contoh
Indikator: Siswa dapat mendeskripsikan alasan warga negara Indonesia bangga
menjadi bangsa Indonesia!

7
Butir soal: Tuliskan alasan-alasan yang membuat anda bangga sebagai bangsa
Indonesia (3 saja)!

2. Bentuk Uraian Objektif


Bentuk uraian seperti ini memiliki schimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif
lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif. Anthony J. Nitko
(1996) menjelaskan bentuk uraian terbatas dapat digunakan untuk menilai hasil
belajar yang kompleks, yaitu berupa kemampuan-kemampuan, menjelaskan
hubungan sebab-akibat, melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan
argumentasi- argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat,
merumuskan asumsi yang tepat. Melukiskan keterbatasan data. Merumuskan
kesimpulan secara tepat. Menjelaskan metode dan prosedur. Dan hal-hal sejenis yang
menuntut kemampuan peserta didik untuk melengkapi jawabannya.

Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan


menggunakan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang
benar diberi skor I (satu) dan untuk kata kunci yang dijawab salah atau tidak di jawab
diberi skor 0 (nol). Dalam satu rumusan jawaban dapat mengandung lebih dari satu
kata kunci sehingga skor maksimum jawaban dapat lebih dari satu. Kata kunci
tersebut dapat berupa kalimat, kata, bilangan, symbol, gambar, grafik, ide, gagasan
atau pernyataan. Diharapkan dengan pembagian yang tegas seperti ini, unsure
subjektivitas dapat dihindari atau dikurangi.

Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif adalah:


a) Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban secara jelas untuk
setiap soal.
b) Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah
untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor I adalah
jawaban sempurna, jawaban lainnya adalah 0.
c) Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub-pertanyaan, perineilah kata kunci
dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban dan
buatkan skornya.

8
d) Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soul tersebut.
Jumlah skor ini disebut skor maksimum.

Pedoman Penskoran Bentuk Uraian Objektif


Contoh
Indikator: Siswa dapat menghitung isi bangunan ruang (balok) dan mengubah
satuan ukurannya.

Butir soal: Sebuah hak mandi berbentuk balok berukuran panjang 100 cm, lebar
70 cm, dan tinggi 60 cm. Berapa literkahisi bak mandi tersebut?

Macam-macam Tes Objektif


Soal-soal objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar, hal ini disebabkan
karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai
jawaban yang diberikan. Secara umum tes ini dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu : (1) Free response item, terdiri dari : a. Short answer dan b. Completion test, (2)
Fixed-Response items, terdiri dari : a. True-False, Multiple Choice, c. Matching, dan
d. Rearrangement exercise.

1) Free Response Items


Free response items ialah bentuk tes objektif berupa jawaban bebas yang dibedakan
menjadi jawab singkat (short answer) dan melengkapi (completion test).

 Bentuk soal jawaban singkat (Short Answer)


Tes jawab pendek disebut dengan soal jawab singkat adalah butir soal berbentuk
pernyataan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka, atau satu
formula.
Beberapa petunjuk khusus menyusun tes jawaban sebagai berikut :
a. Menggunakan bentuk kalimat tanya.
b. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang muncul dapat
sesingkat mungkin berupa satu kata atau lebih.
c. Apabila lembar jawaban dan lembar soal disatukan, sebaiknya antara kolom
soal dan kolom jawaban terpisah

9
d. Hindari penggunaan susunan kalimat yang sama persis dalam buku teks.
e. Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga hanya ada satu kemungkinan
yang benar.

Butir soal tipe ini termasuk salah satu tipe yang paling mudah dikonstruksi,
disebabkan oleh butir soal ini hanya mengukur hasil belajar yang sederhana yang
bersifat ingatan.
Contoh:
1. Siapakah tokoh utama dalam Revolusi Prancis?
2. Apa peran Marco Polo dalam sejarah perdagangan dunia?
3. Sebutkan dua dampak positif dari Perang Dunia II.

 Completion test
Completion test atau disebut istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes
melengkapi. Tes ini terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian kalimat yang
dihilangkan. Dan bagian yang hilang itu harus di isi oleh murid.
Contoh:
1. Pada abad ke-15, ____ melakukan perjalanan keliling dunia dan membuka
jalur perdagangan baru.
2. Nama tokoh yang memimpin revolusi Prancis adalah ____.

Atau ada bentuk lain, yang berupa kalimat-kalimat berangkai dan memuat banyak
isian.
Contoh:
Reformasi ________________ (1) di ____ (2) pada ________ (3) membawa
perubahan sosial dan politik besar.

Atau contoh lain:


Proklamasi Kemerdekaan di ________________ pada tahun ____ menjadi tonggak
sejarah penting.

Perlu diperhatikan bahwa dalam menyusun soal-soal melengkapi, jangan lupa


memberikan “kunci pembuka” untuk dapatnya soal-soal itu dikerjakan.

2) Fixed-Response Items
Fix response items merupakan bentuk tes objektif dimana butir-butir soal yang
diberikan kepada peserta didik disertai dengan alternatif jawaban, sehingga peserta
didik tinggal memilih salah satu diantara alternatif yang disediakan.

 Tes Benar Salah (True – False Test)


Soal-soalnya berupa pernyataan (statement), ada yang benar dan ada yang salah.
Apabila jawaban itu benar, lingkari huruf B (Benar). Akan tetapi apabila jawaban itu
salah, maka lingkari huruf S (Salah).

10
Contoh:
Petunjuk
Bacalah setiap pernyataan berikut, jika pernyataan itu benar lingkarilah huruf B.
Jika pertanyaan itu salah lingkarilah huruf S.

(B) – (S) … Kerajaan Romawi pernah menjadi kerajaan terbesar di dunia pada abad
ke-2 SM.
(B) – (S) … Perjanjian Versailles merupakan perjanjian penutup Perang Dunia II.
(B) – (S) … Sumpah Pemuda dinyatakan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Bentuk benar-salah dilihat dari segi menjawab soal, dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
a) Dengan pembetulan (with correction) yaitu siswa diminta membetulkan bila
ia memilih jawaban yang salah
b) Tanpa pembetulan (without correction) yaitu siswa hanya diminta melingkari
huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.

Beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam menulis soal benar-salah,


yaitu:
a. Hindari pernyataan yang mengandung kata, kadang-kadang, selalu, umumnya,
tidak ada, tidak pernah, dan sejenisnya.
b. Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku pelajaran.
c. Hindari pernyataan yang merupakan suatu pendapat yang masih
diperdebatkan
d. Hindari penggunaan pernyataan negative ganda

 Menjodohkan (Matching)
Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas siswa
adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai dengan
pertanyaannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun jenis tes ini adalah :
a. Seri pertanyaan-pertanyaan hendaknya tidak lebih dari 10 soal item, sebab
pertanyaan-pertanyaan yang banyak akan membingungkan siswa.
b. Hendaknya materi yang diajukan berasal dari hal yang sama sehingga
persoalan yang ditanyakan bersifat homogeny
c. Jumlah jawaban harus lebih banyak dari pada jumlah soal (kurang lebih 1 ½
kali)
d. Gunakan symbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban

Contoh:

11
 Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal bentuk pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling tepat. Multiple choice terdiri atas bagian keterangan (stem)
dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (options). Kemungkinan jawaban
options terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh (distractor).
Tes bentuk PG ini merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan,
karena banyak sekali materi yang dapat dicakup. Pada dasarnya soal bentuk PG ini
adalah soal bentuk Benar – Salah juga, tetapi dalam bentuk jamak (pilihan jawaban).
Kemungkinan jawaban biasanya sebanyak tiga atau empat buah, tetapi ada juga yang
lebih dari 4.
Dalam perkembangannya, tes objektif bentuk multiple choice item dapat dibedakan
menjadi:
a) Jenis jawaban benar
b) Jenis jawaban paling tepat
Pemilihan beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya betul, tetapi ada
satu jawaban yang paling betul. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban
paling betul.
Contoh:
Para siswa hendaknya menghormati…..
a. Gurunya
b. Teman-temannya
c. Orang tuanya
d. Guru, teman, dan orang tuanya.
c) Jenis pernyataan tak selesai/tak lengkap

12
Pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban
yang belum lengkap. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban dan
melengkapinya.
Contoh:
Kapan Indonesia resmi menyatakan kemerdekaannya?
a. … Agustus 1945
b. 1 …. 1947
c. 27 Desember 19…
d. 5 Oktober 194..

d) Jenis jawaban negative


Pernyataan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban dan
menyediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas peserta tes adalah
untuk memilih jawaban yang salah.
Contoh:
Berikut ini adalah para presiden RI, kecuali…..
a. Soekarno
b. Soetomo
c. Megawati soekarno putri
d. Abdurrahman wahid.

e) Jenis kombinasi
Seperti tiap alternatif jawaban terdiri atas beberapa alternatif yang membentuk
satu pengertian atau jawaban. Bila kombinasinya diubah, hal itu akan
mengubah pengertian sehingga menyebabkan jawaban menjadi salah.
Contoh:
Petunjuk
Berilah tanda (X) silang pada huruf
a. Jika yang benar jawaban nomor (1), (2), dan (3)
b. Jika yang benar jawaban nomor (1) dan (3)
c. Jika yang benar jawaban nomor (2) dan (4)
d. Jika yang benar nomor (4) saja.
e. Jika yang benar jawaban nomor (1), (2), (3), (4), dan (5) atau semuanya
benar

Contoh:
Pada tahun 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno dan
Mohammad Hatta di Jakarta. Kejadian ini merupakan tonggak penting dalam sejarah
Indonesia. (STIMULUS)

Siapakah yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945?


(STEM)

13
A. Soekarno dan Mohammad Hatta
B. Bung Karno dan Bung Hatta
C. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
D. Mohammad Hatta dan Ir. Soekarno (OPTION)

n
 Rearrangement Exercise
Tes ini berupa rangkaian kalimat utuh dan benar, kemudian diceraikan secara tidak
beraturan sehingga bentuk aslinya sulit dikenali. Siswa diminta menyusun kembali
sesuai dengan urutan yang benar. Tes ini dapat mengukur kemampuan berfikir logis
siswa, hanya saja kesulitannya adalah menentukan topic bahasan yang yang memiliki
homogenitas yang baik.

Contoh:
 Sehari – menggosok – kali – tiga – selalu – gigi – dalam – Caca
 Akan – ke – pagi – Lula – besok – nenek – rumah

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Soal uraian adalah butir soal dengan pertanyaan dan jawabannya menuntut peserta didik
untuk belajar beragumentasi dengan bahasanya sendiri. Soal uraian digunakan untuk mengukur
kemampuan yang lebih tinggi dalam aspek kognitif. Ciri utama tes uraian yaitu jawabnnya sesuai
dengan pemikiran peserta didik sendiri, menggunakan bahasanya sendiri, pertanyaan yang
diajukan bersifat umum, dan jawabannya bermacam-macam. Soal uraian ada dua macam yaitu
tes uraian bebas dan tes uraian terbatas. Dalam membuat Soal uraian juga harus memperhatikan
beberapa hal. Soal uraian juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu dalam membuat tes
uraian harus memperhatikan petunjuk penyusunannya. Tidak hanya itu, dalam mengoreksi soal
tes uraian dapa menggunakan beberapa metode yaitu metode penomor, metode perlembar,
metode bersilang. Metode pengoreksian dapat dilakukan dengan menggunakan salah dsatu dari
metode tersebut atau bisa secara bervariasi. Dalam pemberian skor juga harus memperhatikan
langkah-langkah dalam pemberian skor. Soal uraian dan tes objektif memiliki beberapa
perbedaan dilihat dari tujuan yang diukur, materi yang disajikan, penyusunan tes, waktu, insentif
bagi peserta didik, arah jawaban, penskoran dan faktor-faktor yang menggaggu.

14
DAFTAR PUSTAKA

i. Arikunto Suharsimi. Dr. Prof., 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Penerbit
PT Bumi Aksara : Jakarta
ii. Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip , teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakrya.

15

Anda mungkin juga menyukai