Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Konstruksi Instrument Penilaian Pembelajaran Bentuk Tes


Objektif dan Essai

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi


Pembelajaran PAI

Dosen: Dr. Abd. Aziz Hasibuan, M.Pd

Oleh :

Pupu Marpuah (050120.00044)

Mawaddah Warohmah (050120.00023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL-AMIN
BANTEN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kami haturkan kepada Allah, tuhan


semesta alam yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
serta taufiknya sehingga kami dalam keadaan sehat walafiat.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW.
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas suksesnya
penyusunan makalah ini. Makalah disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI yang berjudul
“Konstruksi Instrument Penilaian Pembelajaran Bentuk Tes
Objektif dan Essai” karena itu kami ucapkan terima kasih pada
semua pihak yang terkait, terutama dosen pembimbing, orang tua
kami dan sahabat yang telah berpartisipasi demi terselenggaranya
makalah ini sehingga penyusunan makalah ini berjalan dengan
lancar selesai tepat waktu.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, baik dalam segi tulisan maupun kata-
kata, oleh karena itu kami mohon saran dan kritiknya demi
kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan terutama ilmu
kami.

Tangerang, Juli 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................3
A. Pengertian Konstruksi Instrument Evaluasi atau Penilaian
Pembelajaran..............................................................................3
B. Konstruksi Instrument Penilaian Pembelajaran...................6
BAB III PENUTUP.....................................................................24
A. Kesimpulan........................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era sekarang ini, pendidikan merupakan kebutuhan
manusia yang harus dipenuhi. Dengan pendidikan manusia
berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya dan
mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik. Hal
ini sesuai tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan
pada Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan
nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang serta bertanggung
jawab.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya siswa, pengelola sekolah, lingkungan, kualitas
pengajaran, kurikulum dan sebagainya. Usaha peningkatan
pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas
pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Sistem
penilaian/evaluasi yang baik akan mendorong guru untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi

1
siswa untuk belajar yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru
diharapkan tidak hanya dapat memberikan pelajaran di kelas
tetapi juga mampu mengevaluasi pembelajaran dengan baik.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran
perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada
penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian terhadap input,
output, dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Untuk itu,
dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konstruksi
instrument evaluasi/penilaian pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
rumusan masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa itu konstruksi instrument evaluasi atau penilaian
pembelajaran ?
2. Bagaimana konstruksi instrument evaluasi atau penilaian
pembelajaran ?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian konstruksi instrument evaluasi atau
penilaian pembelajaran.
2. Menjelaskan bagaimana konstruksi instrument evaluasi
atau penilaian pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konstruksi Instrument Evaluasi atau Penilaian


Pembelajaran
Konstruksi menurut KBBI ialah :
1. Susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan,
rumah dan sebagainya). Contoh: rumah itu kokoh karena
konstruksinya beton bertulang
2. Susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok
kata. Contoh: makna suatu kata ditentukan oleh konstruksi
dalam kalimat atau kelompok kata-kata konstruksi dalam
kenyataannya adalah konsep yang cukup sulit untuk
dipahami dan disepakati kata konstruksi mempunyai
beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara
tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa
definisi konstruksi berdasarkan konteksnya perlu dibedakan
atas dasar: proses, bangunan, kegiatan, bahasa dan
perencanaan.
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun
sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur
atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada
beberapa area.
Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek
keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.

3
Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun
secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain:
Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi
Kapal, dan lain lain.
Secara umum yang dimaksud dengan instrument
adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau
pengumpulan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang
penelitian instrument diartikan sebagai alat untuk
mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian
untuk kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang
pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi
belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan
atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil
belajar, keberhasilan proses belajar-mengajar dan keberhasilan
pencapaian suatu program tertentu (Djaali & Pudji Mulyono,
2007).
Instrument penilaian hasil belajar yang digunakan
pendidik memenuhi persyaratan :
a. substansi, merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b. konstruksi, memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrument yang digunakan; dan
c. bahasa, menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta
didik.

4
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru secara sistematis, terarah dan terencana dalam upaya
mengetahui sampai sejauh mana terjadi perubahan perilaku
pada diri siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
sehingga guru dapa tmenentukan tindakan yang tepat.
Bloom, cs (1971:8) mendefinisikan bahwa evaluasi
atau penilaian pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan
fakta atau bukti-bukti secara sistematis untuk menetapkan
apakah telah terjadi perubahan pada diri siswa, dan sampai
sejauh mana perubahan yang terjadi. Melalui kegiatan evaluasi
ini guru akan mengetahui apakah proses pembelajaran yang
telah dilakukannya dapat memberikan perubahan kompetensi
siswa. Sedangkan menurut Stufflebeam (1971) kegiatan
evaluasi merupakan proses yang menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternatif keputusan. (Evaluation is the process of
delineating, obtaining, and providing useful information for
judging decision alternatives.)
Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi untuk
mengetahui gambaran kondisi siswa dalam proses
pembelajaran serta memberikan umpan balik bagi guru
berdasarkan hasil kegiatan evaluasi ini. Dengan adanya
evaluasi akan diketahui kelemahan dan kelebihan proses
pembelajaran yang telah dilakukan.

5
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
konstruksi instrument evaluasi atau penilaian pembelajaran
merupakan studi cara penyusunan alat ukur psikologis (tes)
secara ilmiah (sistematis, obyektif, dan standard) guna untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran
yang telah dilakukan. 1

B. Konstruksi Instrument Penilaian Pembelajaran


1. Merumuskan Tujuan Evaluasi
Inilah beberapa tujuan evaluasi yang akan
menguatkan maksud dari dibutuhkannya evaluasi di dalam
organisasi, perusahaan, pendidikan, maupun diri sendiri,
diantaranya :
a. Untuk mengetahui keberhasilan siswa
b. Untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran
c. Untuk memperbaiki cara pembelajaran
d. Untuk mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi
peserta didik
e. Untuk menempatkan peserta didik pada situasi
pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimilikinya.2
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk
perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai
1
Sudijono, Anas, 2009, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada)
2
https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/adara/article/download/427/352

6
yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Perumusan tujuan merupakan aspek penting di
dalam kegiatan pembelajaran karena tujuan itu akan
memberikan arah dan  pemilihan strategi pembelajaran.
Tujuan yang membingungkan sudah pasti akan
mengarahkan pada kegiatan yang cenderung banyak yang
menghabiskan biaya, waktu dan tenaga. Tujuan
pembelajaran yang baik akan mengandung empat unsur
pokok yaitu : (1) menyatakan orang (siswa) yang akan
melakukan sesuatu kegiatan, (2) menggambarkan sesuatu
yang dilakukan atau dihasilkan oleh siswa, (3) menyatakan
kondisi dimana perilaku itu terjadi, (4) menyatakan standar
yang menetapkan perolehan tujuan.
1) Siswa (Audiences)
Tujuan pembelajaran khusus disamping menunjukkan
jenis kegiatan yang harus dilakukan juga hasil yang
harus dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses
pembelajaran.
2) Perilaku (behavior)
Komponen perilaku siswa menggambarkan apa yang
akan terjadi, atau unjuk kerja yang akan menjadi
penanda bahwa belajar telah terjadi.
3) Kondisi (condition)

7
Komponen kondisi pada tujuan adalah bersifat tetap,
yakni konteks dimana perilaku siswa aka ditampilkan.
Kondisi itu biasanya menspesifikan materi
pembelajaran, sumber daya yang diperlukan atau
keterbatasan yang dihadapi.
4) Kriteria (criterion)/degree
Komponen criteria pada tujuan merupakan bagian yang
menyatakan tentang seberapa baik perilaku siswa akan
ditampilkan. Kriteria ini dapat diungkapkan seperti
presentase jawaban yang benar, waktu penyelesaian dan
sejenisnya.
Komponen-komponen tersebut lebih mudah diingat
dengan bantuan mnemonik ABCD.
A = Audience yaitu siswa yang akan belajar.
B = Behavior yaitu perilaku spesifik yang akan
dimunculkan oleh siswa setelah selesai proses
belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini terdiri
atas dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek.
C = Condition yaitu keadaan atau dalam keadaan
bagaimana siswa diharapkan mendemonstrasikan
perilaku yang dikehendaki saat ia dites.
D = Degree yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai perilaku tersebut. Tingkat keberhasilan
ditunjukkan dengan batas maksimal dari penampilan
suatu perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah

8
batas itu berarti siswa belum mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.3
3. Merumuskan Bahan yang akan di evaluasi
a. Kurikulum.
Isi bahan pengajaran yang disajikan di kelas senantiasa
mengikuti kurikulum yang berlaku. Pemahaman dan
pendalaman akan kurikulum merupakan langkah
pertama untuk menyusun dan mengembangkan suatu
perangkat tes yang baik. Dengan pemahaman dan
pendalaman akan kurikulum tersebut, maka indikator
kemampuan atau keterampilan yang dituntut untuk
dikuasai siswa akan dapat dirumuskan dengan baik dan
akan dapat dituangkan pula dalam bentuk kisi-kisi. Tes
prestasi belajar adalah mengenai sejauh mana siswa
menyerap atau menguasai isi pelajaran, karena itu materi
tes harus didasarkan pada kurikulum sebagai patokan
dalam kegiatan pembelajaran.
Contoh bentuk analisis kurikulum :
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/semester : VI/2

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Makalah%20Perumusan
3

%20Tujuan%20Pembelajaran%20MSTT%202010.pdf

9
Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Jenis
dan Indikator Pembelajaran Pembelajaran Bahan
Ajar
3.2 Memahami Qs. Al-Fiil Membaca Qs. Buku
makna Qs. Al-Fiil Al-Fiil dan Qs. Paket dan
dan Al-Falaq
Al-Falaq LKS
dengan baik dan
benar

b. Buku
Analisis buku pelajaran disebut juga timbangan buku,
yang berarti bahwa penyusunan soal dapat juga
menggunakan buku sumber (literatures), disamping
buku paket yang sudah ada, selama buku-buku tersebut
sesuai dengan kurikulum yang sedang berlangsung dan
buku-buku tersebut memang digunakan bersama oleh
pendidik dan anak didik secara keseluruhannya.
c. Hasil Pembelajaran (resume/kesepakatan)
Hasil pembelajaran adalah kompetensi atau kemampuan
tertentu yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan
kognitif, afektif, maupun psikomotor (Wulandari, 2021).

10
4. Membuat Tabel
No Materi Soal Bentuk Nomor
Soal soal
1. Perkembangbiakan Disajikan 4 gambar PG 1
Tumbuhan tumbuh-tumbuhan, peserta
didik dapat menentukan
dua tumbuhan yang
berkembang biak dengan
cara yang sama.
2. Ekosistem Disajikan gambar jaring- Essai 4
jaring makanan pada
ekosistem tertentu, peserta
didik dapat menentukan
komponen ekosistem yang
memiliki peran tertentu dan
menjelaskan akibat yang
akan terjadi bila salah satu
komponen mengalami
kepunahan.

5. Membuat Kisi-Kisi Soal


a. Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi atau
indikator dari materi yang diujikan sehingga disebut
juga test blueprint atau table of specifitation. Format
kisi-kisi berupa tabel yang memuat perincian materi,

11
tingkah laku serta imbangan proporsi yang dikehendaki
dalam penilaian. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah
untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang
setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk
dalam menulis
b. Fungsi Kisi-kisi
Adapun fungsi dari kisi-kisi soal adalah sebagai
berikut:
1. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang
hendak disusun. Pedoman penulisan soal
merupakan aspek tepenting ketika guru hendak
memberikan soal kepada siswa, pedoman
tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam
penulisan soal sehingga akan memudahkan
dalam pembuatan soal. Penulis soal akan
menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes.
2. Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran
yang disampaikan, guru dalam mengevalusi
peserta didik akan memberikan soal tes evaluasi
yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evalusi terhadap pem-belajaran
tertenu. Dalam pembuatan soal yang
menggunakan kisi-kisi penulis akan

12
menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes
3. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan
soal-soal sesuai dengan tujuan tes. Tes
merupakan bahan evaluasi guru terhadap
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran
yang disampaikan. Guru dalam mengevaluasi
peserta didik akan memberikan soal tes evaluasi
yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evaluasi terhadap pembelajaran
tertentu.
4. Penulis yang berbeda akan menghasilakan
perangkat soal yang relative sama, dari tingkat
kedalamannya segi cakupan materi yang
ditanyakan (Rukajat, 2018).
c. Syarat Kisi-Kisi yang Baik
Syarat kisi-kisi yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang
telah diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas
dan mudah dipahami
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat
menjadi soal
d. Komponen Kisi-Kisi

13
Komponen kisi-kisi yang diperlukan dalam sebuah
kisi-kisi sangat ditentukan oleh tujuan tes yang hendak
disusun. Komponen-komponen tersebut dapat
dihimpun menjadi dua kelompok yaitu kelompok
identitas dan kelompok matriks. Kelompok identitas
dicantumkan dalam kolom- kolom yang sesuai.
Komponen-komponen yang biasa digunakan dalam
penyusunan kisi-kisi soal adalah sebagai berikut: jenis
sekolah/jenjang sekolah. program/jurusan, bidang
studi/mata pelajaran, tahun ajaran, kurikulum yang
diacu, alokasi waktu, jumlah soal, bentuk soal,
penyusun, kompetensi dasar, materi, indikator soal,
nomor urut soal (Kunandar, 2013). Penyusunan soal tes
harus memenuhi kisi-kisi tertentu sesuai dengan
komponen yang standar untuk mencapai soal yang
reliabil dan valid.
e. Penyusunan Kisi-Kisi
Penyusunan Kisi-Kisi Penyusunan kisi-kisi tertulis
Syarat tes tertulis yang bermutu adalah bahwa soal
harus valid dan reliabil. Artinya bahwa setiap alat ukur
hanya mengukur satu dimensi atau aspek saja. Reliabil
berarti bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan
hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan konsisten.
Untuk dapat menghasilkan soal yang valid dan reliabil,
penyusun soal atau guru harus merumuskan kisi-kisi

14
dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal
yang baik seperti kaidah penulisan soal bentuk pilihan
ganda/objektif, dan uraian (Kunandar, 2013). Dengan
kata lain, penulis menyatakan bahwa penyusunan kisi-
kis tes harus memenuhi kriteria tertentu sehingga soal
yang disusun dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dipercaya karena mengukur sesuatu yang hendak
diukur.
Penyusunan kisi-kisi tes harus disesuaikam dengan
tujuannya. Setiap tujuan mempunyai penekanan yang
tidak sama. Adapun untuk tujuannya yaitu sebagai
berikut:
1. Tes Perestasi Belajar (TBM) meliputi ulangan
harian, semester. kenaikan kelas, kelulusan.
Tujuan utama tes pretasi belajar adalah
untuk mengetahui pemahaman materi yang
dikuasai peserta didik. Oleh karena itu, tingkat
kesukaran butir soal yang dirancang dalam kisi-
kisi harus proporsional dengan tingkatang yang
berbeda-beda. Misalnya dapat disusun 10%
mudah, 80% sedang dan 10% sukar.
Penentuan tingkat kesukaran butir soal
dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis
(kuantitatif) butir yang bersangkutan. Dalam
butir soal objektif khususnya pilihan ganda,

15
tingkat kesukaran butir ditentukan dengan
banyaknya jumlah pilihan.
2. Seleksi
Tujuan utama seleksi adalah memberikan
peluang kepada calon peserta didik agar
memperoleh tempat belajar atau sekolah yang
sesuai dengan potensi dan kemampuannya.
Oleh karena itu prinsip seleksi adalah adil,
objektif, efesien, ekonomis dan prediktif
(Safari, 2019).
f. Format penyusunan kisi kisi
Berikut ini merupakan contoh format kisi-kisi
mata pelajaran PAI kelas VI SD dengan
menggunakan kurikulum 2013. Adapun contoh
format penyusunan kisi-kisi adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran : PAI
Bentuk Soal/Tes : PG
Kelas/Semester : VI/2
Jumlah Soal : 1
Alokasi Waktu : 90 Menit

16
No Kompetensi Kompetensi Materi Indikator Level Bentuk No.
Inti Dasar Kognitif Soal Soal
1 3.1 Memahami 3.2 Memahami Qs. Al-Fiil Disajikan Pengetahua PG 1
pengetahuan makna Qs. Al- terjemah n dan
faktual dengan Fiil dan Al- ayat dari Qs. Pemahaman
cara mengamati, Falaq dengan Al-Fiil. (C1, C2)
mendengar, baik dan benar Peserta
melihat, didik dapat
membaca dan menentukan
menanya ayat yang
berdasarkan rasa sesuai
ingin tahu
tentang dirinya,
makhluk ciptaan
tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda
yang
dijumpainya.

Isi pada kolom kompetensi inti, kompetensi dasar dan materi


harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam
silabus/kurikulum. Adapun untuk aspek kognitif yang diuji
mengacu pada taksonomi bloom yaitu C1 (pengetahuan /
knowledge), C2 (pemahaman / comprehension), C3 (aplikasi /
application), C 4 (analisis /analysis), C5 (sintesis / synthesis),
dan C6 (evaluasi/ evaluation).

17
6. Menyusun Butir Soal
Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan
bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal, maka harus
dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:
1) Menentukan tujuan tes 
2) Menentukan kompetensi yang akan diujikan
3) Menentukan materi yang diujikan
4) Menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan
kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes
tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik)
5) Menyusun kisi-kisinya
6) Menulis butir soal
7) Memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif
8) Merakit soal menjadi perangkat tes
9) Menyusun pedoman penskoran
10) Uji coba butir soal
11) Analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik
hasil uji coba
12) Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008).
a. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis
Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan
ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus
berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun

18
dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal
bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis,
sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan
diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat
diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis
dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang
lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis
dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan
ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan
kelemahan satu sama lain.
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya
adalah dapat mengukur kemampuan/perilaku secara
objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya
adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan
gagasan dan menyatakan jawabannya menurut kata-kata
atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan
ganda di antaranya adalah sulit menyusun pengecohnya,
sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah sulit
menyusun pedoman penskorannya. Adapun contoh
format penulisan butir soal pilihan ganda adalah sebagai
berikut :

19
Kartu soal bentuk pilihan ganda
Satuan Pendidikan : SD Kurikulum : 2013
Mata Pelajaran : PAI Nama Penyusun :
Kelas/Semester : VI/2 Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kompetensi Dasar : Nomor soal Kunci Jawaban Level Kognitif
3.2 Memahami makna 1 C C1. C2
Qs. Al-Fiil dan Al-Falaq
dengan baik dan benar
Materi : Deskripsi Soal :
QS. Al-Fiil Perhatikan terjemah ayat berikut !
Indikator Soal : “Dan dia mengirimkan kepada mereka burung yang
Disajikan terjemah ayat dari berbondong-bondong”.
Qs. Al-Fiil. Peserta didik Ayat yang sesuai dengan terjemah tersebut adalah :
dapat menentukan ayat
a. ‫ْل‬
ِ ‫ال ِفي‬ ِ ‫اَلَ ْم ت ََر َك ْيفَ فَ َع َل َربُّكَ ِباَصْ َح‬
‫ب‬
yang sesuai
b. ‫اَلَ ْم يَجْ َعل َك ْي َدهُ ْم ِف ْي تَضْ ِلي ِْل‬
َ ‫َو ْا َس َل َعلَ ْي ِه ْم‬
َ ‫طيْرًا اَبَا ِبي‬
c. ‫ْل‬

d. ‫ْل‬
ِ ‫ِسجِّ ي‬ ‫ار ِة ِّم ْن‬
َ ‫تَرْ ِم ْي ِه ْم ِب ِح َج‬

b. Penulisan Soal Bentuk Uraian


Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan
kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang
dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat
diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta
didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara

20
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah
kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan
untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman
penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan
soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman
penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan
setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena
kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat
subyektivitas penskorannya. Adapun contoh format
penulisan butir soal essai/uraian adalah sebagai berikut :

21
Kartu soal bentuk uraian/essai
Satuan Pendidikan : SD Kurikulum : 2013
Mata Pelajaran : PAI Nama Penyusun :
Kelas/Semester : VI/2 Tahun Pelajaran : 2021/2022
Kompetensi Inti : Nomor soal Level Kognitif Sumber
1 Aplikasi C3 Buku

Kompetensi Dasar : Deskripsi Soal :


3.2 Memahami makna Tuliskan 2 contoh sifat terpuji dalam kehidupan
Qs. Al-Fiil dan Al-Falaq sehari-hari yang sesuai dengan isi kandungan surat
dengan baik dan benar Al-Fiil !
Materi :
QS. Al-Fiil

Indikator Soal :
Disajikan terjemah ayat dari
Qs. Al-Fiil. Peserta didik
dapat menentukan ayat
yang sesuai

7. Uji coba soal


Uji coba soal pada dasarnya adalah upaya untuk
mengetahui kualitas soal tes berdasarkan pada
empirik atau respon dari peserta tes. Hal ini dapat
terwujud mana kala dilakukan analisis empirik atau

22
analisis kuantitatif, baik menggunakan teori klasik
maupun teori modern.
8. Merevisi dam membuat soal yang baru
Setelah soal diuji coba dan dianalisis, kemudian
direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal
dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang
masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal
yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok
soal (stem) maupun alternatif jawaban (option),
bahkan ada soal yang harus dibuang atau disisihkan.
Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan
perkaitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu.
Untuk itu, semua hal yang dapat mempengaruhi
validitas skor tes, seperti nomor urut soal,
pengelompokan bentuk soal, penataan soal, dan
sebagainya haruslah diperhatikan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Konstruksi instrument evaluasi pendidikan merupakan
studi cara penyusunan alat ukur psikologis (tes) secara
ilmiah (sistematis, obyektif, dan standard) guna untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Tujuan Konstruksi Instumen Evaluasi :
a) Menilai efektivitas guru dalam mengajar, sesuai isi
kurikulum dengan menggunakan metode mengajar
tertentu.
b) Memberikan pengalaman pendidikan bagi guru dan
siswa melalui pengambilan dan penyusunan instrument
tes.
c) Mengumpulkan data yang dibutuhkan sebagai pelaksana
penilaian di sekolah seperti pengembangan norma-
norma.
d) Membandingkan program lokal dengan standar tertentu
yang telah diterima dalam skala luas.
3. Kisi-kisi mempunyai peran yang penting dalam pedoman
pembuatan soal. Agar dapat membuat kisi-kisi yang baik
maka harus memperhatikan syarat kisi-kisi, komponen

24
yang terdapat dalam kisi-kisi serta tujuan pembuatan kisi-
kisi. 
4. Dalam penulisan butir soal harus memperhatikan kaidah-
kaidah penulisan seperti materi, kontruksi dan bahasa
yang digunakan dalam soal.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, 2009, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik,


Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,),
cet V
Sudijono, Anas, 2009, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada)
Widoyoko, S. Eko Putra, 2009, Evaluasi Program Pembelajaran:
Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar)
Winarno, M. E. 2014. Evaluasi Hasil Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan. Universitas Negeri Malang

26

Anda mungkin juga menyukai